Disusun Oleh : Augrahyanti (K11113324) Mardayani Donnallo (K11113325) Fatahu Hamnur Pasha (K11113326) Febryanti Ramadhani ( K11113355 )
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun Ajaran 20013/20014
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah kami dapat terselesaikan dengan baik. Dan tak lupa pula kami kirimkan salam dan shalawat atas junjungan nabi besar Muhammad saw,nabi yang telah mengantarkan kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh kemajuan dan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Makalah ini dibuat berdasarkan tuntutan proses pembelajaran mata kuliah Biologi Dasar. Dalam makalah ini, dibahas mengenai reproduksi tumbuhan.Pembahasan mengenai materi tersebut kami sadar dari beberapa reverensi baik dari buku maupun dari internet. Dalam pembutan makalah ini, kami melakukan jejaring yang kuat antar anggota kelompok. Sehingga kerja sama dalam penyelesaian makalah ini senantiasa terjalin, dan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Namun semua itu bukanlah jaminan bahwa makalah ini sudah berada pada tingkat kesempurnaan. Kami sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang masih memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan.Karena ada pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan makalah kami ini mungkin masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami minta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami masih terdapat banyak kekurangan.
Makassar, 26 September 2013 Penyusun
Kelompok IV
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya. Kemampuan membiakan jenisnya merupakan salah satu segi yang terpenting pada mahluk hidup. Bagi setiap organisme, ada saatnya manakala kekuatan untuk metabolisme,pertumbuhan,dan daya tanggapnya tidak memadai untuk mempertahankan organisasinya yang rumit terhadap kekuatan-kekuatan yang lain. Seranga oleh pemangsa,parasit,kelaparan,perubahan-perubahan merugikan dalam lingkungan,atau semamata proses-proses yang kurang tepat penamaannya yaitu menua akhirnya berakibat matinya organisme tersebut. Akan tetapi, spesies itu bertahan hidup untuk jangka waktu yang jauh lebih besar dari pada umur hidup individu apapun di dalamnya. Hal ini di capai dengan membentuk individu baru oleh yang tua sebelum dia mati. Banyak di antara masalah utama dalam Biologi mencakup kemampuan ini oleh mahluk hidup untuk memproduksi tiruan dirinya. Adapun kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik dengan benang sari. Reproduksi secara kawin (GENERATIF) ialah Individu baru yang terbentuk karena tergabungnya informasi turun –temurun yang disumbangkan oleh dua sel berlainan, biasanya memiliki dua induk yang berbeda. Pada kebanyakan organisme, sel-sel ini ialah gamet-gamet. Sedangkan reproduksi secara tidak kawin (VEGETATIF) reproduksinya hanya melibatkan satu induk saja. Keturunannya terbentuk tanpa peleburan dua gamet. Banyak tumbuhan melakukan kedua cara reproduksi tersebut. Namun, setiap cara masing-masing memiliki keuntungan maupun kerugian.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Apakah pengertian dari reproduksi tumbuhan? 2. Apa saja jenis-jenis reproduksi tumbuhan? 3. Bagaimanakah reproduksi secara vegetative? 4. Bagaimanakah reproduksi tumbuhan secara generative?
C. TUJUAN Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu: Untuk mengetahui pengertian dari reproduksi tumbuhan. Untuk mengetahui mengenai jenis – jenis reproduksi pada tumbuhan.
Untuk mengetahui reproduksi secara vegetative. Untuk mengetahi reproduksi secara generative.
BAB II PEMBAHASAN Pengertian Reproduksi Tumbuhan Reproduksi meliputi proses menghasilkan organisme baru dari organisme sebelumnya. Reproduksi bertujuan untuk melestarikan jenis makhluk hidup agar tidak terjadi kepunahan. Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetative adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bias terjadi secara
alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amoeba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.
Reproduksi Vegetatif Alami Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
a. Akar Tinggal Akar tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada bungga tasbih, lengkuas, dan jahe.
b. Umbi Batang Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang dan singkong.
c. Reproduksi dengan Daun Tepi-tepi daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek. Bersifat meristematis. Akibatnya, dari tepitepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari induyknya untuk membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga reproduksi melalui tunas advintif.
2.Reproduksi Vegetatif Buatan Reproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang bersifatnya sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang telah tumbuh besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang
sama dengan induknya. Berikut ini akan dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative buatan
a. Mencangkok Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara membuang sebagian kulit dan kabium secara melingkar pada cabang. Kemudian daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media lain dan diikat serta dibiarkan sampai tumbuh akar .
b. Merunduk Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah sehingga menyentuh permukaan tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah terutama pada bagian yang memiliki ruas. Pada ruas tersebut akan tumbuh akara dan tunas.
c. Menempel dan menyambung Menempel (Okulasi) dan menyambung bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis atau semarga. Prinsip opulasi adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain. Biasanya, bagian yang ditemnpelkan adalah mata tunas. Prinsip dalam menyambung adalah memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu tanaman pada bagian ujung ranting tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diikat.
d. Menyetek Merupakan cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong cabang sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata tunas sebaiknya menghadap ke atas.
e. Kultur jaringan Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan pola produksi vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang , akar, ataupun bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang sangat banyak dalam waktu singkat.
Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Tingkat Rendah a. Membelah diri dan fragmentasi Contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).
b. Spora Perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif: 1. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya 2. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)
Kerugian memperbanyak secara vegetatif: 1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji. 2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.
B. Reproduksi Generatif Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan. 1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) Adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal. Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina. Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain : Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas. 2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga. a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga. b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan) Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.
PENYERBUKAN Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji. 1. Macam-macam penyerbukan Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan. a. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
1) Otogami Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan.
Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik
2) Kleistogami Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar. 3) Geistonogami Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga. 4) Alogami Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.
5) Penyerbukan bastar (hibridogami) Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda. Macam bastar :
Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.
Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.
b. Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Anemogami Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan, padi, dan jagung. 2) Hidrogami Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan terendam dalam air. 3) Zoidiogami Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan.
Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah)
Malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan kelelawar).
Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.
2. Proses penyerbukan dan pembuahan Butir serbuk/serbuk sari → menempel pada kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) → inti generatif membelah → 2 inti sperma → sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti sperma membuahi sel telur → embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga → endosperma(makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab yaitu : a. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis) b. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas: 1) Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda. 2) Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. 3) Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga. Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga. 3. Penyebab kegagalan dalam penyerbukan Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut: a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:
Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri). Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (protogini).
b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah. Contohnya salak dan melinjo(Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama danberbeda jauh. Contoh : kopi, kina dan kaca piring. d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik. Contoh : vanili
BAB 3 PENUTUP KESIMPULAN Reproduksi tumbuhan ada 2 yaitu reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif. Reproduksi vegetatif ada 2 macam yaitu reproduksi vegetativ alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi Vegetatif Alami adalah Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, batang tebu, batang singkong , daun cocor bebek, laos. Reproduksi Vegetatif Buatan adalah Reproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang bersifatnya sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang telah tumbuh besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang sama dengan induknya. Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................. DAFTAR ISI..................................................................................
i ii
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG..................................................................... B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. C. TUJUAN ..........................................................................................
1 2 2
BAB 2 PEMBAHASAN A. REPRODUKSI VEGETATIF........................................................ B. REPRODUKSI GENERATIR ...................................................... C. PENYERBUKAN............................................................................
3 9 10
BAB 3 PENUTUPAN KESIMPULAN ...............................................................................
14