LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Nomor
: xxx / PRT/M/20xx
Tanggal : xxx September 20xx TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN JARINGAN AIR BAKU
PENYELENGGARAAN OPERASI JARINGAN AIR BAKU
BAB I. KEGIATAN OPERASI JARINGAN AIR BAKU
Kegiatan operasi Jaringan Air Baku secara rinci meliputi : (1) Pekerjaan
pengumpulan
data
(data
kualitas air, data cakupan layanan, dll);
debit,
data
curah
hujan,
data
d) Peyusunan laporan rencana Pengoperasian e) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Pemberian Air Tahunan f) Perencanaan Pemberian Air Tahunan untuk tiap pemanfaat air baku. 1.1.2. Pelaksanaan a) Laporan kondisi debit air dan kondisi jaringan air baku (01-O). b) Penentuan rencana pengambilan air baku dari sumber air (02-O); c) Penetapan pemberian air baku ke saluran transmisi (03-O) d) Pencatatan debit saluran transmisi bulanan (04-O); e) Pencatatan debit sumber air dan debit pengambilan (05-O); f) Laporan pengambilan air baku tahunan (06-O); g) Laporan pengoperasian bangunan pengatur. 1.1.3. Monitoring dan Evaluasi a) Monitoring pelaksanaan operasi
Data klimatologi; dan
Data lainnya.
1.3. Peran Serta Perkumpulan Pemanfaat Air Baku (PPAB) dalam Operasi Jaringan Air Baku Instansi dan/atau organisasi pengelola Jaringan air baku menyusun rencana operasi Jaringan air baku. Dalam kegiatan operasi Jaringan Air Baku dilakukan dengan melibatkan peran serta Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB) diwujudkan pemikiran awal,
mulai dari
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan dalam
operasi jaringan. Dalam rangka mengikut-sertakan masyarakat PPA, kegiatan
perencanaan
dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari PPA, dengan proses sebagai berikut.
2.1.2. Perencanaan Pemberian Air Tahunan Penyusunan Rencana Pemberian Air Tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif
dengan
sesuai dengan sub-bab
melibatkan
peran
aktif
masyarakat/PPA
1.3. Rencana Pemberian Air Tahunan ini
merupakan rencana alokasi air pada masing masing pemakai air untuk dijadikan acuan/pedoman dalam mengalokasikan pemberian air pada tiap tiap pemakai air di daerah layanan. Mengingat
ketersediaan
tetap/konstan sepanjang
air
pada
sumber-sumber
air
tidak
tahun, jika terjadi kondisi hidro-klimatologi
yang tidak memungkinkan untuk memberi air sesuai rencana pemberian air tahunan, maka pengelola akan memberikan air sebagai berikut : 1. Untuk pemanfaatan Jaringan air baku yang hanya untuk air bersih maka pemberian air tereduksi ini dilakukan secara proporsional. Misal jika ketersediaan air turun sebesar 15% dari estimasi, maka
mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-usulan dari Perkumpulan Pemakai Air Baku (PPAB) guna menentukan Rencana Pemberian Air Tahunan (RPAT). Rencana Pemberian Air Tahunan ini disepakati oleh Pengelola Jaringan air Baku, PPAB, dan Komisi Irigasi/TKPSDA untuk dijadikan pedoman bersama. Rencana Pemberian Air Tahunan untuk air baku (bersamaan dengan rencana penyediaan air irigasi) ini disyahkan oleh instansi sesuai dengan kewenanganya sebagai berikut: 1. Bupati/Walikota untuk Jaringannya yang terletak di satu wilayah Kabupaten/Kota 2. Gubernur
untuk
jaringannya
yang
terletak
di
lintas
wilayah
Kabupaten/Kota 3. Menteri untuk prasarannya yang terletak di lintas Provinsi. 2.1.4. SK Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri Tentang Rencana
a) kondisi
debit
ketersediaan air lebih
besar
dari
90%
debit
rencana maka pemberian air dilakukan sesuai dengan rencana. b) kondisi debit ketersediaan antara kurang dari 90% dari debit rencana, maka pemberian air baku diprioritaskan dipenuhi terlebih dahulu. Setelah itu baru dimanfaatkan untuk pengguna lain (irigasi, dll)
2.2. Pelaksanaan Operasi Jaringan Air Baku Berdasarkan
SK
Bupati/Walikota atau Gubernur
atau Menteri tentang
Rencana Pemberian Air Tahunan, maka pelaksanaan kegiatan operasi dapat dilakukan sebagai berikut : 2.2.1. Laporan keadaan air dan pemberian air Berdasarkan
isian
blangko
01-O dan 03-O yang
dilaksanakan
oleh
bangunan pengambilan yang dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan guna mengetahui realisasi detil air yang diambil. 2.2.4. Pencatatan Debit Sumber Air pada Bangunan Pengambilan Pelaksanaan pencatatan debit sumber air dan debit pengambilan pada bangunan pengambilan masing masing dilakukan sebagai berikut : 1. untuk Jaringan air baku yang hanya untuk single user air baku air bersih, maka pencatatan debit dilakukan 1 kali setiap minggu. 2. Untuk Jaringan air baku yang gabung dengan penggunaan untuk irigasi, maka pencatatan debit dilakukan sehari dua kali pagi dan sore sebagaimana dilakukan untuk irigasi 3. Untuk Jaringan air baku yang dari pengambilan air tanah, maka pencatatan debit dilakukan minimal sekali sehari. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
e. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim banjir. f. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan. g. Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :
untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran intake,
untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran intake,
untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran intake.
h. Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali pada kondisi dimana salah satu pintu yang sedang diperbaiki. i. Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong
pembilas
dan
dapat
menyebabkan penghentian
pengaliran ke saluran selama pembilasan. b. Operasi Kolam Semi Tenang.
Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dari debit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan
ke
hilir
melalui pintu
pembilas
yang
dibuka
sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan, sedangkan lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-
yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 -1,0 debit rencana
ruangan),
kemudian
pintu
penguras
diangkat
sepenuhnya. Dengan urutan seperti itu permukaan air di kantong lumpur turun dan air mulai masuk ke kantong lumpur sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan.
Akibat
kecepatan
air
endapan
di
dasar
selesai,
pintu
kantong
lumpur
mulai terkuras.
Setelah
pengurasan
permukaan air
di kantong
penguras
lumpur kemudian
ditutup,
akan
sama
dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan
dibuka
penuh
dan
setelah
itu pintu saluran
dibuka. b. Pengurasan terus menerus. Dari
namanya
jenis
kantong
lumpur
ini
endapan
tidak
dibiarkan mengendap, melainkan dikuras terus menerus melalui
a. Bendung Tetap 1) Operasi dalam keadaan muka air normal.
Pengoperasian
selama musim
kemarau
pada
saat
debit
sungai yang disadap sama dengan debit rencana saluran, disarankan pintu pembilas ditutup penuh.
Dalarn kolam
keadaan
dianjurkan
tenang, karena
Kelebihan melalui
ini
air
setelah
pembilas
air
menggunakan
sungai
debit saluran
sungai
relatif
lebih
terpenuhi,
apabila bangunan
operasi bersih. dialirkan utama
dilengkapi dengan pembilas sungai atau apabila tidak ada dibiarkan melimpas melalui mercu bendung.
Apabila alur sungai pindah dan kantung pembilas, operasi kolam semi tenang dilaksanakan agar arus kembali menuju kantong pembilas.
pintu
harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah
endapan masuk kedalam saluran terjadi
pengendapan
di
dan
terlampau
banyak
kantong pembilas. Apabila dalam
pengamatan kegiatan operasi kolam tenang dapat
berfungsi
dengan baik, maka kegiatan ini dapat diteruskan bersamaan dengan pembilas endapan pada kantong pembilas.
Apabila ada bangunan pembersih lumpur, pintu pembilas dapat dioperasikan sebagaimana pada pengoperasian debit normal.
Bila memungkinkan debit sungai melalui pembilas sungai, dengan debit pembilas sungai dibuat lebih besar dan pada debit saluran ditambah debit pembilas atau vs/vp >1.
Debit yang masih tersisa dibiarkan melimpas di atas mercu bendung. Apabila tidak ada pembilas sungai, debit sisa dan debit
diambil contoh air dan sungai dan saluran untuk dianalisa kandungan endapannya. b. Bendung Gerak Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi oleh pilarpilar dan tembok tepi satu ke tepi lainnya. Tiap pintu dapat dibuka untuk membilas endapan
yang
berada di
hulu
masing-masing
pintu (tidak serupa dengan bendung tetap yang rnenyebabkan endapan bertambah terus sampai mencapai ketinggian mendekati mercu bendung). Pada bendung gerak yang agak kecil (lebar < 200 m), hanya dibuat pintu pelimpah/pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada sungai
konstruksi yang lebih panjang dapat dibangun pembilas dan
diletakkan
pelimpah/pintu gerak lumpur
boleh
dibuat
antara
( spillway atau
pun
pintu gate ). tidak.
bilas
dan
pintu
Bangunan pembersih Umumnya
bila
tak
melalui
dua
atau tiga pintu
pelimpah
yang
dekat
dengan
pembilas. Pintu pembilas tidak dibuka lebih tinggi dan atap (lantai
atas)
kenyataan
bangunan
alur
sungai
pembersih lumpur. menjauhi
Apabila
dalam
kantong pembilas, operasi
kolam semi tenang dapat dicoba. 2) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan periode 20 tahun. Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersih lumpur diatur sebagai berikut :
Bendung gerak dengan pembilas sungai. Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan antara debit pembilas dan debit sungai atau (vs/vp) >1 dan debit sisa dan
pembilasan
bendung
gerak
dan
pembilas
(spillway
bay),
sungai dengan
dialirkan
melalui
membuka
sernua
Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi (katakanlah sisi kanan)
Anggap
lebar
kantong
pembilas "W",
yaitu
lebar
dan
tembok tepi ke dinding pembatas (pilar) pertama.
Bagilah (daun) pintu gerak dalam grup-grup, misalnya W 1, W2, W3 dan W4 flap grup sama dengan "W" Bila debit pada kantong pembilas Qi, atur bukaan pintu melalui grup. W i yang debitnya = 1,25 x Qi
Catatan:
Qi adalah
debit
pengambilan
ditambah
debit
excluder jika ada.
Sekarang, diharapkan vs/vp > 1
Buka
pintu
grup
W4 yang
terletak
paling
jauh
dari
kantong pembilas sedemikian agar bagian atas pintu 15 cm di atas muka banjir rencana (muka air di hulu bendung).
Dengan cara sama, atur bukaan W5 = ( W4 + W2)/2
Catatan : Pelaksanaan operasi di lapangan mungkin perlu sedikit berbeda tergantung
pada
pengangkatan
kandungan
sedimen
yang
masuk ke dalam saluran. 3) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun. Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas dan pintu bilas
sungai)
dibuka
penuh
sedangkan
pintu
pengambilan
ditutup. Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air
sesuai
toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi dan
pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti diterangkan terdahulu.
2.3. Pemanfaatan Sumber Lain
2.4. Monitoring dan Evaluasi 2.4.1. Monitoring Pelaksanaan Operasi Monitoring
pelaksanaan
operasi
dilakukan
dengan
menggunakan
daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi. Blangko tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan prasrana air baku yang bersangkutan yaitu yang kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. 2.4.2. Kalibrasi Alat Ukur Jenis alat ukur yang dipakai pada pengambilan dan pada pemberian air harus dilengkapi dengan bangunan pengatur dan pengukur debit pemberian air atau meter air. Jenis diantaranya adalah : 1) Tipe Romijn 2) Tipe Cipoletti
alat
ukur
yang
dipakai
Apabila
terjadi
perbaikan,
kerusakan
pengukuran
debit
alat pada
ukur, maka alat
ukur
sambil menunggu yang
rusak
dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut :
Pengukuran debit dengan metode pelampung
Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang masih berfungsi
2.4.3. Evaluasi Kinerja/Kondisi Jaringan Air Baku Evaluasi mengetahui
kinerja/kondisi Jaringan air baku dimaksudkan kondisi
untuk
kinerja dan kondisi Jaringan air baku dengan
memperhatikan komponen yang meliputi : 1) Jaringanfisik (bangunan utama, pintu air, pompa, saluran, tanggul, dll) 2) Kemamputan pengaliran 3) Sarana penunjang (alat ukur debit, bangunan perlindungan, system
BAB III. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
3.1. Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Yang Berada Di Lapangan 3.1.1. Pengelola Jaringan air Baku 1) Mempersiapkan
penyusunan
rencana pengambilan dan rencana
pemberia air tahunan. 2) Melakukan koordinasi penetapan besarnya reduksi proporsional untuk pemberian air jika debit sumber air menurun. 3) Rapat di kantor pengelola/Dinas setiap bulan untuk mengetahui permasalahan
operasi,
hadir
para
mantra/juru, petugas operasi
bangunan utama serta Perkumpulan Pemakai Air (PPA). 4) Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupaten. 5) Membina PPA untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi
3) Mencatat besarnya debit yang mengalir / atau masuk ke saluran induk pada blangko operasi. 4) Mencatat elevasi muka air banjir.
3.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan 1. Pengelola: 1 orang + 5 staff per jaringan Jaringan air baku 2. Mantri / Juru: 1 orang per panjang saluran transmisi 5 km atau 10 km 3. Petugas Operasi Bangunan Utama (POB) : 1 orang per banguna utama (missal :bendung),
dapat
ditambah beberapa pekerja untuk bendung
besar.
3.3. Persyaratan Petugas Operasi dan Pemeliharaan Persyaratan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan air baku dapat dilihat pada Tabel 2.
3.4. Tugas Pokok dan Fungsi PPAB Dalam Operasi Jaringan air Baku Perkumpulan operasi
pemakai
air
Baku (PPAB) dapat
berperan
serta
dalam
Jaringan air Baku sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya
antara lain : 1. Kegiatan Pengumpulan Data :
mencatat data kondisi Jaringan air baku,
mencatat data debit pengambilan dan debit pemberian air. 2. Perencanaan Operasi : menyampaikan
usulan
menyampaikan usulan rencana kebutuhan air, dalam
rapat
koordinasi
penentuan
rencana
pemberian air, menyepakati secara tertulis rencana tahunan operasi, menyepakati rencana pemberian air. 3. Pelaksanaan Operasi : menerima alokasi
pemberian air, mengusulkan
peninjauan kembali apabila ada pemberian air yang tidak sesuai dengan rencana pemberian air,
melaporkan kondisi kekurangan/kelebihan air
setiap periode operasi, membantu
melaksanakan
pekerjaan
operasi
LAPORAN KONDISI DEBIT PEN GAMBILAN DAN K ONDISI JARINGAN AIR BAKU Nama Jaringan Air Baku Cakupan Layanan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelo la jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BWS/BBWS Tipe Bangunan Pengambil an Jenis Sumber Air Nomenkla tur Bangunan Pengambil an Tahun
: ......... : ......... KK : : : : : : : :
Blangko 01 - O
......... ......... ......... ......... Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering ......... ......... ......... KONDISI JARINGAN AIR BAKU
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Uraian 2 Januar i F eb rua ri Maret April Mei Juni Juli Agus tus S ept em be r Oktober November Desember Jumlah Total Rata-rata
Debit (liter/detik) 3
Bocoran (M/BH)
Rusak/ Putus (M)
4
5
Longsoran Tersumbat (M) (M/BH) 6
7
Retak (M) 8
Pintu Rusak (BH) 9
Penjelasan 1 Diserahkan setiap akhir bulan Desember pada tahun yang bersangkutan 2 Kolom 3 diisi berdasarkan rekap data debit pada blanko 06-O pada tahun yang bersangkutan 3 Kolom 4 s/d 11 diisi salah satu t ingkat kerusakan dan volumenya yang paling tepat R = Kerusakan ringan (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang dapat diatasi sendiri oleh pengelola jaringan air baku) S = Kerusakan sedang (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan) B = Kerusakan berat (M, BH, M3 ...) (Kerusakan yang tidak dapat diatasi sendiri, perlu bantuan bahan dan tenaga) Baik R, S maupun B harus dilaporkan apabila ada kerusakan baru atau kerusakan lama (yang pernah dilaporkan) berubah lagi 4 Kolom 12 dan 13 keterangan diisi jenis kerusakan yang sudah dikerjakan dan diusulkan Laporan Tahunan : Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS
22
Sedimen/ Waled (H)
Lain-lain
10
11
TINDAKAN Usulan Dikerjakan Tindak Lanjut 12 13
............, .... Desember 20... Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
..................................... NIP :
RENCANA PEN GAMBILAN AIR DARI SUMBER AIR Nama Jaringan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelola jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BW S/BBW S Tipe Bangunan Pengambilan Jenis Sumber Air Nomenklatur Bangunan Pengambilan Periode Pemberian
No
1
:
.........
: : : : : : : :
......... ......... ......... ......... Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering ......... ......... 01 Januari - 31 Desember tahun ybs.
Nama Wilayah Kerja Unit Pengelola Jaringan Air Baku
Cakupan Layanan Air Baku (KK)
2
3
Blangko 02 - O
Realisasi debit pada periode sebelumnya (lt/dt) Debit rata-rata 4
Rencana kebutuhan air baku (lt/dt)
Kebutuhan Debit pada Kebutuhan air Q hilang di air di bang. akhir periode baku (Ql) saluran (Qh) Bagi (Qb) 5 6 7 8=(6+7)
Penjelasan : 1. Kolom 7 adalah kehilangan air di saluran transmisi dari Blangko 04-O pada tahun sebelumnya 2. Kolom 8 = (6) + (7) 3. K olom 9 = 8
Laporan Tahunan Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS
Debit yang digunakan (lt/dt)
…………………., …………20…
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
..................................... NIP : 23
9=8
PENETAPAN PEMBERIAN AIR BAKU KE SALURAN TRANSMISI Nama Jaringan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelola jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BWS/BBWS Tipe Bangunan Pengambilan Jenis Sumber Air Nomenklatur Bangunan Pengambilan Periode Pemberian
: : : : : : : : :
No
Nama Wilayah Kerja Unit Pengelola Jaringan Air Baku
Cakupan Layanan Air Baku (KK)
1
2
3
.........
Blangko 03 - O
......... ......... ......... ......... Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering ......... ......... 01 Januari - 31 Desember tahun ybs. Realisasi debit pada periode Debit rata-rata
Debit pada akhir periode
4
5
Keterangan : Ditandatangan kepala dinas setelah blangko 02-O dibahas dalam rapat K omisi Irigasi
Rencana kebutuhan air baku (lt/dt)
Debit yang Kebutuhan air Q hilang di Kebutuhan air di digunakan (lt/dt) baku (Ql) saluran (Qh) bang. Bagi (Qb) 6
7
8=(6+7)
9=8
…………………., …………20…
Kepala Dinas
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
..................................... NIP :
..................................... NIP :
Laporan Tahunan : Unit Pengelola Jaringan Air Baku ---- > Kepala Dinas/BWS/ BBWS
24
PENCATATAN DEBIT SALURAN TRANSMISI BULANAN Nama Jaringan Air Baku Cakupan Layanan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelola jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BWS/BBWS Tipe Bangunan Pengambilan Jenis Sumber Air Nomenklatur Bangunan Pengambilan Bulan/Tahun
No
Bangunan Pengatur
1 17
: ......... : ......... KK
Blangko 04 - O
: ......... : ......... : ......... : ......... : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering : ......... : ......... : .........
2 18
3 19
4 20
5 21
6 22
Debit (lt/dt) pada tanggal 7 8 9 10 11 23 24 25 26 27
Laporan Bulanan : Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS
12 28
13 29
14 30
15 31
16
Jumlah Debit RataDebit rata (lt/dt) (lt/dt)
…………………., …………20…
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
..................................... NIP : 25
PENCATATAN DEBIT SUMBER AIR DAN DEBIT PENGAMBILAN Nama Jaringan Air Baku Cakupan Layanan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelola jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BWS/BBWS Tipe Bangunan Pengambilan Jenis Sumber Air Nomenklatur Bangunan Pengambilan Bulan/Tahun
Tanggal
1 1 2 3 4 5
Debit sumber air pada pembacaan alat ukur H (cm)
Q (lt/dt)
2
3
: ......... : ......... KK
Blangko 05 - O
: ......... : ......... : ......... : ......... : Bendung / Pompa / Free Intake / Broncaptering : ......... : ......... : ......... Debit Pengambilan Kanan H (cm) Q (lt/dt) 4 5
Kiri H (cm) 6
Q (lt/dt) 7
LAPORAN PENGAMBILAN AIR BAKU TAHUNAN Nama Jaringan Air Baku Cakupan Layanan Air Baku Lokasi Jaringan Air Baku - Unit Pengelola jaringan Air Baku - Kabupaten - Provinsi - BWS/BBWS Tipe B angunan Pengam bilan Jenis Sumber Air Nom enklatur Bangunan Pengam bilan Tahun
No
: ......... : ......... KK
Blangko 06 - O
: ......... : ......... : ......... : ......... : B endung / P om pa / Free Int ake / B ronc apt ering : ......... : .. .. .. .. . : .........
Debit (lt/dt) pada bulan
Bangunan Pengatur Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Laporan Tahunan : Unit Pengelola Jaringan Air Baku ----> Kepala Dinas/BWS/BBWS
Agustus September Oktober November Desember
Jumlah Debit (lt/dt)
Debit Rata-rata (lt/dt)
…………………., …………20…
Kepala Unit Pengelola Jaringan Air Baku
..................................... NIP :
27