MAKALAH
ANATOMI SISTEM RANGKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan I
yang Dibimbing oleh Ibu Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si
Disusun Oleh :
Offering G
Kelompok 1
Khilyatun Nafis (130342603476)
Mirza Yanuar Riski (130342615308)
Rieza Novrianggita (130342603492)
Siti Fatkatin (130342603486)
Suhartini (130342603499)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI
MARET 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang mahkluk hidup khususnya
terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia.
Sehinga kita perlu mempelajarinya lebih baik agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kita. Dalam tubuh manusia terdapat bahagian bahagian tubuh
yang mempunyai fungsi berbeda dan merupakan satau kesatuan yang saling
berhubungan antara satu dengan lainnya.
Jika bagian yang satu tidak berfungsi maka bagian yang lainnya akan
terganggu sehingga manusia mengelami gangguan kesehatan. Di sinilah
perlunya kita memahami fungsi dan cara kerja setiap bagian dari tubuh
manusia agar kita dapat memahami dan mengatahui cara menangani berbagai
permasalahan yang terjadi dalam tubuh manusia.
Jika seluruh bagian dalam tubuh manusia bekerja dengan baik maka
kondisi kesehatan manusia tetap stabil. Berfungsinya satu bagian dari
tubuh manusia sangat tergantung dengan berfungsinya bagian tubuh yang
lain. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antar bagian dari tubuh manusia
akan berjalan baik jika setiap bagian pada tubuh manusia berfungsi dengan
baik.
Untuk itu kita perlu mempelajari dan memahami secara sistematik
fungsi dan cara kerja setiap bagian tubuh manusia, di samping itu kita
perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk melindungi setiap tubuh
manusia agar dapat berfungsi dengan baik.
Sistem Muskuloskeletal adalah sebuah sistem organ pada manusia yang
memberikan kemampuan untuk bergerak dengan menggunakan sistem otot dan
rangka. Sistem Muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas,
dan gerakan untuk tubuh. Sistem muskuloskeletal mengacu pada sistem yang
memiliki otot yang melekat pada sebuah sistem kerangka internal dan
diperlukan bagi manusia untuk mengatur ke posisi yang lebih
menguntungkan.
Sel – sel otot seperti neuron dapat dirangsang secara kimiawi,
listrik dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel. Protein kontraktil aktin dan miosin yang
menghasilkan kontraksi pada otot terdapat dalam jumlah yang sangat besar.
Depolarisasi hasil motor neuron di neurotransmiter dibebaskan dari
terminal saraf. Neurotransmiter berdifusi melintasi sinaps dan mengikat
ke situs reseptor pada membran sel dari serat otot, ketika reseptor cukup
banyak dirangsang suatu potensial aksi dihasilkan.
Otot secara umum dibagi atas tiga jenis yaitu, otot jantung, otot
rangka, dan otot polos. Pada otot rangka gambaran garis lintangnya sangat
jelas, berkontraksi dengan adanya rangsang dari saraf, secara umum
dikendalikan oleh kehendak (volunter). Pada otot jantung juga terdapat
pola garis lintang tetapi membentuk sinsitium fungsional, berkontraksi
secara ritmis karena adanya sel–sel di miokardium yang menimbulkan impuls
spontan. Sedangkan pada otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis
lintang, otot polos dapat di temukan hampir di semua alat visera yang
berongga.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari rangka?
2. Bagaimanakah pengelompokan rangka pada manusia berdasarkan letak,
bentuk dan komponen penyusunnya?
3. Bagaimanakah hubungan antar tulang (persendian) pada manusia?
4. Bagaimanakah gangguan kelainan pada tulang manusia?
5. Apakah pengertian dari otot?
6. Bagaimanakah pengelompokan otot berdasarkan bentuk selnya?
7. Bagaimanakah gangguan apada sistem otot?
8. Bagaimanakan anatomi sistem rangka pada vertebrata yang lain seperti
pisces, aves, amphibi dan reptil?
3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari rangka.
2. Mengetahui pengelompokan rangka pada manusia berdasarkan letak, bentuk
dan komponen penyusunnya.
3. Mengetahui hubungan antar tulang (persendian) pada manusia.
4. Mengetahui gangguan kelainan pada tulang manusia.
5. Mengetahui pengertian dari otot.
6. Mengetahui pengelompokan otot berdasarkan bentuk selnya.
7. Mengetahui gangguan pada sistem otot.
8. Mengetahui anatomi sistem rangka pada vertebrata yang lain seperti
pisces, aves, amphibi dan reptil.
BAB II
ISI
1. Pengertian Rangka
Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai
alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat mengerakkan
tulang karena dapat berkontraksi. Pada sistem rangka yang terletak di
dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut endoskeleton.
Rangka pada manusia memiliki fungsi sebagai berikut:
Memberikan bentuk pada tubuh dan menegakkan berdirinya tubuh
Melindungi organ yang rusak (melindungi alat-alat tubuh pada saat
badan kita lemah)
Sebagai alat gerak pasif
Sebagai tempat melekatnya otot-otot rangka
Menunjang tegaknya tubuh
Tempat pembentukan sel-sel darah
Sebagai tempat penimbunan atau penyimpanan mineral
Tempat pembentukan sumsum
2. Pengelompokan Rangka pada Manusia
a. Berdasarkan Letaknya
Secara garis besar rangka tubuh manusia terdiri atas tiga kelompok,
yaitu: tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Rangka aksial
merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang,
tulang dada dan tulang rusuk (iga). Sedangkan, rangka apendikuler
merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota gerak
atas dan tulang –tulang anggota gerak bawah.
1. Tengkorak
Tulang tengkorak adalah tulang batok kepala. Tulang tengkorak berguna
untuk melindungi otak dan bola mata yang merupakan organ lemah. Terdapat 22
tulang pada tengkorak manusia, 21 diantaranya melekat kuat sehingga tidak
terjadi gerakan diantara tulang tersebut. Tulang-tulang tengkorak berbentuk
pipih dan saling bersambungan satu dengan yang lain.
Gambar 2.1. Tengkorak Pada Manusia
2. Tulang Badan
Tulang-tulang pembentuk badan terdiri atas lima macam tulang,
yaitu tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, dan
tulang panggul.
a. Tulang belakang
Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi
untuk menompang seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta
merupakan tempat pelekatan tulang rusuk. Tulang belakang terdiri
atas 33 ruas yaitu:
7 ruas tulang leher
12 ruas tulang punggung
5 ruas tulang pinggang
5 ruas tulang kelangkang
4 ruas tulang ekor
Gambar 2.2. Tulang Belakang pada Manusia
b. Tulang Dada
Tulang dada terdiri atas 3 bagian yaitu: bagian hulu, badan dan
taju pedang. Tulang dada berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang
rusuk bagian depan.
c. Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang yaitu: 7 pasang rusuk
sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk melayang. Tulang
rusuk sejati melekat pada tulang punggung dan dada. Tulang rusuk
palsu berhubung dengan tulang belakang. Antara tulang dada, tulang
punggung dan tulang rusuk terdapat pada rongga. Rongga ini sebagai
tempat jantung dan paru-paru.
Gambar 2.3. Tulang Rusuk dan Tulang Dada pada Manusia
d. Tulang Bahu
Tulang gelang bahu terdiri atas tulang belikat yang berbentuk
segitiga pipih dan sepasang tulang serangka berbentuk seperti huruf
S. Tulang belikat mempunyai tonjolan yang disebut taju paruh bebek.
Tonjolan ini terletak dibagian belakang dan berhubungan dengan
tulang rusuk.
Gambar 2.4. Tulang Bahu pada Manusia
e. Tulang panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas sepasang tulang usus yang
berguna untuk menopang usus, sepasang tulang duduk yang berguna
untuk menopang saat duduk, dan sepasang tulang kemaluan yang
mengguna untuk tempat menempelnya alat kemaluan.
Gambar 2.5. Tulang Panggul pada Manusia
3. Tulang Anggota Gerak
a. Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang anggota gerak atas terdiri dari tulang bahu, tulang
lengan atas, dan tulang lengan bawah. Tulang bahu terdiri dari
tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula). Tulang
selangka bagian depan melekat pada bagian hulu tulang dada.
Sedangkan, tulang belikat menjadi tempat pelekatan tulang lengan
atas. Tulang lengan atas (humerus) berhubungan dengan tulang lengan
bawah (radius-ulna), yaitu pada tulang hasta (ulna) dan tulang
pengumpil (radius). Tulang hasta dan tulang pengumpil berhubungan
dengan tulang pergelangan tangan (karpus), kemudian dengan tulang
telapak tangan (metakarpus), dan tulang jari tangan (falanges).
Tulang anggota gerak atas terdiri dari:
Tulang pengumpil
Tulang lengan atas
2 tulang hasta
16 tulang pergelangan tangan
10 tulang telapak tangan
28 ruas tulang jari tangan
Gambar 2.6. Tulang Anggota Gerak Atas pada Manusia
b. Tulang Anggota Gerak Bawah
Tulang gerak bawah terdiri dari tulang pinggul yang tersusun
dari tulang duduk (iscium), ttulang usus (ilium), serta tulang
kemaluan (pubis) yang terletak dikanan dan di kiri. Pada tulang
pinggul terdapat lengkukan yang disebut asetabulum. Asetabulum
merupakan tempat melekatnya tulang paha (femur). Tulang paha
berhubungan dengan tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
Pada pensendian antara tulang paha, dan tulang betis, tulang kering
terdapat tulang tempurung lutut (patela). Tulang kering dan tulang
betis berhubungan dengan tulang pergelangan kaki (tarsus), kemudian
tulang telapak kaki (metatarsus), dan tulang jari kaki (falanges).
Tulang anggota gerak atas terdiri dari:
2 tulang paha
2 tulang tempurung lutut
2 tulang kering
2 tulang betis
14 tulang pergelangan kaki
10 tulang telapak kaki
28 ruas tulang jari kaki
Gambar 2.7. Tulang Anggota Gerak Bawah
b. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh
manusia dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu, tulang pipa, tulang
pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.
Gambar 2.8. Bentuk Tulang pada Manusia
1. Tulang Pipa
Tulang ini memiliki bentuk sesuai namanya, berbentuk pipa.Tulang
ini memiliki bentuk memanjang dan tengahnya berlubang. Contohnya
adalah tulang paha, tulang betis, dan tulang lengan,tungkai, dan ruas-
ruas tulang jari. Di bagian ujung dalam tulang pipa berisi sumsum
merah yang berperan sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Tulang
pipa dibagi menjadi tiga bagian yaitu kedua ujung yang bresendian
dengan tulang lain (epifisis), bagian tengah( diafisis), dan antara
epifisis dan diafisis terdapat cakra epifisis.
Gambar 2.9. Tulang Pipa Pada Manusia
2. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk sesuai dengan namanya berbentuk
pendek dan bulat sehingga sering disebut sebagai ruas tulang. Tulang
ini bersifat ringan dan kuat. Meskipun tulang ini pendek, tulang ini
mampu menahan beban yang cukup berat. Contohnya adalah tulang
pergelangan tangan, telapak tangan, telapak kaki, pergelangan kaki,
serta ruas-ruas tulang belakang.
Gambar 2.10. Tulang Pendek pada Manusia
3. Tulang Pipih
Tulang ini memiliki bentuk pipih seperti pelat, terdiri atas
lempengan tulang kompak dan tulang spons. Di dalamnya berisi sumsum
merah yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah merah dan
sel darah putih. Contoh dari tulang pipih adalah tulang penyusun
tengkorak, tulang belikat, tulang panggul, tulang dahi, tulang rusuk,
dan tulang dada.
Gambar 2.11. Tulang Pipih Pada Manusia
4. Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan merupakan tulang dari bentuk kompleks yang
berhubungan dengan fungsi khusus. Tulang tidak beraturan ditemukan
pada tulang rahang, tulang-tulang kepala, dan ruas-ruas tulang
belakang.
Gambar 2.12. Tulang Tidak Beraturan Pada Manusia
c. Berdasarkan Komponen Penyusunnya
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan bersifat lentur (elastis). Pada orang dewasa
tulang rawan terdapat pada telinga, ujung hidung, ruas antartulang
belakang. Tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan yang disebut
kondrosit. Kondrosit matang dibentuk oleh dari sel-sel tulang rawan
muda yang disebut kodroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput
yang disebut perikondrium.
Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar dengan sebuah
nukleus bening dan dua buah atau lebih nukleolus (anak inti sel).
Gambar 2.13. Tulang Rawan Pada Manusia
2. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang
antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat,
bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3)
dan kalsium fosfat (Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat
pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Contoh tulang keras:
Tulang paha
Tulang lengan
Tulang betis
Tulang selangkang
3. Hubungan Antar Tulang (Persendian Artikulasi)
Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang
saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi.
Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam
proses terjadinya gerak. Menurut sifat gerakannya persendian (sendi)
dapat dibedakan menjadi tiga 3 macam yaitu :
1. Sendi Mati (Sinartrosis)
Sinartrosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya
pergerakan. Sinartrosis ini digolongkan menjadi dua, yaitu sinartrosis
sinkondrosis dan sinartrosis sinfibrosis. sinartrosis sinkondrosis
merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan
(kartilago).contohnya hubungan antar ruas tulang belakang dengan
hubungan antar tulang rusuk dengan tulang dada. Sedangkan, sinartrosis
sinfibrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan oleh
jaringan ikat serabut (fibrosa). Contohnya hubungan antar sendi tulang
tengkorak.
Gambar 2.14. Sendi Mati
2. Sendi Kaku (Amphiartrosis)
Sendi kaku merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan (gerakan terbatas). Contohnya persendian pada tulang
pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, antara tulang rusuk dan
tulang dada, antara ruas-ruas tulang belakang, serta antara tulang
belakang dan tulang rusuk.
3. Sendi Gerak (Diartrosis)
Sendi gerak merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan yang lebih bebas (satu arah, dua arah, dan segala arah). Pada
kedua ujung tulang yang saling berhubungan terbentuk rongga sendi yang
berisi minyak sendi (cairan sinovial), cairan ini dihasilkan oleh
membran sinovial yang melapisi persendian. Menurut arah gerakannya,
sendi gerak dibedakan menjadi lima macam yaitu sendi peluru, sendi
engsel, sendi putar, sendi geser, dan sendi pelana.
a. Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerak kesegala arah. Contohnya persendian antara tulang paha dengan
tulang gelang panggul dan persendian antara tulang lengan atas
dengan tulang gelang bahu.
Gambar 2.15. Sendi Peluru
b. Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan satu arah. Contohnya persendian antara tulang paha dengan
tulang betis, dan persendian antara tulang lengan dengan tulang
hasta.
Gambar 2.16. Sendi Engsel
c. Sendi Putar
Sendi putar merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan secara berputar atau rotasi. Contohnya persendian antara
tulang hasta dan pengumpil, serta antara tulang pemutar dan tulang
atlas yang menyebabkan kepala kita dapat berputar.
Gambar 2.17 Sendi putar
d. Sendi Geser
Sendi geser merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan bergeser, kedua ujung tulang permukaannya datar atau rata.
Contohnya persendian yang terdapat pada tulang-tulang pergelangan
tangan dan ruas-ruas tulang belakang.
Gambar 2.18 sendi geser
e. Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya
gerak dua arah atau gerakan seperti orang naik kuda. Contohnya
persendian antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan serta
antara tulang telapak tangan dan pergelangan tangan.
Gambar 2.18 sendi pelana
4. Gangguan dan Kelainan Pada Tulang
Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia dapat mengalami gangguan
dan kelainan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya. Gangguan
atau kelainan tulang dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan,
pengaruh zat makanan, sikap duduk yang salah atau oleh adanya faktor-
faktor keturunan.
Sikat berdiri, tidur, dan duduk juga dapat mempengaruhi bentuk
tulang belakang. Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah
mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan tulang belakang (tulang
punggung). Kelainan ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai
berikut:
Lordosis, terjadi jika tulang belakang bagian leher dan panggul
selalu membengkok kedepan sehingga kalau dilihat dari samping tulang
belakang tampak tidak lurus.
Gambar 2.19. Kelainan Tulang Punggung (Lordosis)
Kifosis, terjadi jika tulang belakang bagian punggung dan tungging
terlalu membengkok ke belakang.
Gambar 2.20. Kelainan Tulang Punggung (Kifosis)
Skoliosis, terjadi jika tulang belakang terlalu membengkok kesamping
kanan atau kiri.
Gambar 2.21. Kelainan Tulang Belakang (Skoliosis)
5. Pengertian Otot
Otot adalah kumpulan sel otot yang membentuk jaringan yang berfungsi
menyelenggarakan gerakan organ tubuh. Otot merupakan alat gerak aktif,
sedangkan rangka tubuh merupakan alat gerak pasif. Otot tidak hanya
menggerakan rangka tubuh. Misalnya, otot polos penyusun usus menggerakan
makanan, dan otot jantung memompa darah. Otot penggerak rangka tubuh
dikenal sehari-hari sebagai daging.
Sel-sel otot mempunyai kemampuan berkontraksi. Kontraksi adalah
melakukan pengerutan sehingga membentuk sel otot memendek. Setelah
berkontraksi, otot melakukan relaksasi. Relaksasi adalah melakukan
pengenduran sehingga bentuk sel otot memanjang. Dengan berkontraksi,
otot memiliki tenaga mekanik untuk pergerakan. Tenaga itu dihasilkan
melalui proses pernapasan sel.
Pergerakkan tubuh ditentukan oleh sistem rangka dan otot. Otot
terdiri dari sel-sel yang terspesialisaasi untuk kontraksi, yaitu
mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang
dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Sel-sel tersebut sering disebut
serabut-serabut otot. Serabut-serabut otot disatukan oleh jaringan-
jaringan ikat.
Fungsi Sistem Otot Rangka;
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi panas
a. Struktur Otot Pada Manusia
Gambar 2.22. Struktur Otot Manusia
Daging sebenarnya adalah kumpulan dari otot-otot. Otot merupakan
jaringan terbanyak yang menyusun tubuh manusia, pada awal kelahiran
mencapai 25% dari massa tubuh, lebih dari 40% ketika remaja, dan 30%
ketika dewasa/tua. Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut
epimisium. Otot rangka disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot
yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan
konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh
endomisium. Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bangunan khusus yang
dikaitkan dengan aktivitas kontraksi.
Berdasarkan bentuk serta bangunannya, sel sel otot disebut serabut
otot (myofiber).Tetapi serabut otot berbeda dengan denga serabut
jaringan ikat, karena serabut jaringan ikat bersifat ekstra seluler,
berbeda dengan sel. Jaringan otot secara langsung mampu menghasilkan
gerakan. Sel-sel jaringan lain dapat pula bergerak, tetapi gerakannya
kurang terintegrasi. Hanya kumpulan sel-sel yang mampu menciptakan
gerakan kuat melalui progres kontraksi dengan gerakan searah dilaksanakn
oleh otot.
Otot merupakan jaringan yang terdiri atas kumpulan sel-sel serabut
otot.Selama perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui
peleburan ekor dengan ekor dari banyak sel menjadi struktur yang seperti
pipa. Hal ini yang menyebabkan mengapa serabut otot memiliki struktur
yang panjang dan memiliki banyak inti.
Pada sel otot ini terdiri atas membran sel yang disebut dengan
sarkolemna, sitoplasma sel yang disebut dengan sarkoplasma, serta banyak
organel sel seperti mitokondria dan nucleus. Sarkolemna dicirikan dengan
banyaknya invaginasi seperti lubang yang meluas ke dalam sarkoplasma
pada sudut kanan sepanjang aksis sel. Di dalam sarkoplasma terdapat
glikogen, ATP, phosphocreatine, dan enzim-enzim glikolisis.
Dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontraksil yanng disebut
dengan miofibril.Perluasan sarkoplasma mengadakan hubungan dengan
miofibril ini.Ketika myofibril diamati dengan mikroskop elektron,
ditemukan adanya pita terang dan pita gelap. Pita-pita ini kemudian
disebut pita A (anisotrop atau gelap) dan pita I (isotrop atau terang).
Pada pita A terdapat daerah yang tanpa filamen aktin, sehingga terlihat
kurang padat daripada bagian pita A yang lain, daerah ini disebut dengan
zone H. Pita I terbagi menjadi dua bagian oleh garis Z yang tebal dan
gelap. Sarkomer merupakan daerah antara dua garis Z dan berulang
sepanjang serabut otot pada jarak 1500 – 2300 nm tergantung bagian yang
berkontraksi.Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan
tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi / memendek.
Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan
dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula
setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksas.
Menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-
otot anggota gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri
dari otot-otot perut, otot-otot punggung, otot-otot dada dan otot-otot
leher.Otot punggung tidak terlihat dari permukaan tubuh.Otot punggung
berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang.Otot perut terentang antara
gelang panggul dan rangka dada.Otot-otot tersebut dapat memendek secara
aktif.
Sedangkan Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
1. Bagian-bagian otot:
Sarkolema : merupakan membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot
Sarkoplasma : merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana miofibril dan miofilamen berada
Miofibril : merupakan serat-serat pada otot. Miofibril terbagi atas
2 macam, yakni :
Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak
dan pada otot rangka/otot lurik).
Miofilamen : merupakan benang-benang/filamen halus yang berasal
dari miofibril. Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil
yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan
tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein
aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi
(memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
Cara Kerja Otot
Otot bekerja dengan cara berkontraksi. Pada saat berklontraksi, otot
menegang dan memendek atau mengerut serta bagian tengahnya mengembung
sehingga otottampak besar, pendek dan keras.
Ketika otot tidak berkontraksi atau otot berelaksasi, otot tersebut
mempunyai kekenyalan tertentu yang dinamakan tonus. Apabila otot
berkontraksi, tonus semakin besar hingga mencapai maksimum. Tonus yang
selalau mencapai maksimum terus menerus dinamakan tetanus(kejang).
Apabila otot sadar berkontaraksi terus menerus, otot tersebut akan
mengalami kelelehan yang ditandai dengan adanya rasa gemetar. Agar otot
kembali segar, diperlukan isturahat yang cukup. Otot dapat mengalami
kram atau kejang jika kadar garam natrium darah menurun. Hal ini dapat
terjadi jika otot mengalami kelelahan karena kontraksi yang terus
menerus. Selain itu, kejang dapat disebabkan oleh inrfeksi bakteri
Clostridium tetani.
6. Macam-macam Otot
Berdasarkan sel-sel penyusunnya, otot dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot Lurik atau Otot Rangka
Gambar 2.23. Otot Lurik Pada Manusia
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya
berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau
serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang.Setiap sel
mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot
lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot
volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf
pusat.Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah.
Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada
rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat
di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi
sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan
kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
2. Otot Polos
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya
berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau
serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap
sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma.
Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut
otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf
pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah
lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat
pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga
terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik
berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara
cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
Gambar 2.24. Otot Lurik Pada Manusia
3. Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini
tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan
satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua
inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar
kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya
dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi
lambat.
Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi
dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang
untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah
mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap
jika dilihat dengan mikroskop.
Gambar 2.25. Otot Jantung Pada Manusia
Tabel Perbedaan Otot Polos, Otot Lurik dan Otot Jantung
7. Gangguan pada Sistem Otot
Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan
pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat
terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut ini:
Atrofi
Atrofil merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh penyakit poliomielitis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh
virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot
ke anggota gerak bawah.
Hipertrofi
Hipertrofil merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan
kuat. Hipertrofil disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga
diameter serabut-serabut otot membesar.
Hernia abdominalis
Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominalis
sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
Tetanus
Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-
menerus berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus
disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri clostridium tetani.
Distrofi otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan
gerak. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat
genetik.
Miastenia gravis
Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah
dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid
dan sistem imunitas yang tidak berfungsi dengan normal
8. Anatomi Sistem Rangka pada Pisces, Aves, Amphibi dan Reptil
1. Pisces
2. Aves
3. Amphibi
4. Reptil
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Struktutr otot terdiri atas berkas-berkas serabut otot, berkas
serabut otot ini terdiri atas sel-sel otot. Di dalam setiap sel otot
terdiri atas sarkolemna, sarkoplasma, dan miofibril.Miofibril memliliki
struktur gelap (anisotrop/A) dan strukur terang (isotrop/I). Dalam pola
gelap dan terang tersebut terdapat miofilamen yang terdiri atas filamen
tipis dan filamen tebal.Filamen tipis merupakan aktin sedangkan filamen
tebal merupakan mioisin.Aktin dan miosin merupakan protein sel otot yang
bertanggung jawab atas kontraksi otot, selain aktin dan miosin, terdapat
pula beberapa protein otot yang mempunyai peran penting dalam kontraksi
otot, yaitu titin, tropomiosin, dan troponin.
2. Saran
Dengan mempelajari makalah ini kiranya para pembaca dapat
mengerti tentang sistem gerak pada manusia, struktur dan fungsi bagian
rangka dan otot, serta dapat mengetahui perbedaan antara otot dan gerak.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap akan adanya kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca, agar dalam dalam penulisan makalah
selanjutnya penulis dapatmelakukannya dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Geofrey and Robert E. Hausman. 2004. The Cell A Molecular Approach,
3th edition.
Dellmann, H. Dieter. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: UI
Press.
Karp, Gerald. 1984. Cell Biology, 2nded, McGraw-Hill Book Co., New York
Lodish et al. 1998.Molecular Cell Biology, 3rded, Scientific American
Books, W. H. Freeman and Co., New York
Murray, Robert K. 1999. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Penerbit JICA
USA : Sinauer Associates, Inc.
Wolfe, S.L. 1993. Molecular And Cellular Biology. Wadswordh Publising
Company Melmont, California.