Tindakan keperawatan yang dilakukan : Injeksi obat IV
Nama klien Diagnosa Medis Tanggal dilakukan
: An. Tn. R :: 14 Maret 2018
Diagnosa keperawatan keperawatan
: Resiko infeksi
Tujuan Tindakan infeksi
: Memberikan bolus obat untuk terapi agar mencegah terjadinya
Prinsip dan rasional tindakan:
No. 1
Tindakan Keperawatan
Rasional tindakan
Periksa intruksi dokter dan askep
Memastika prosedur yang benar dilakukan pada pasien yang tepat
2
Pemakaian APD
Pemakaian APD mencegah infeksi nosokomial
3
Menggunakan prinsip streril, tidak Menjaga kestrerilan dapat mencegah infeksi menggunakan barang bekas pakai, bakteri dan cuci tangan
4
dan
virus
silang
Segera buang alat dissposible sesaat Mencegah tertusuk jarum setelah digunakan
5
Memperhatikan pemberian
obat
prinsip dan
7
benar Mencegah
melakukan terjadinya
double check sejak saat menyiapkan
kesalahan
obat
atau tertukar
6
Komunikasi
terapeutik,
memberi Memberikan hak pasien untuk mengetahui obat
tahu kepada pasien dan keluarga
apa yang akan diberikan dan menolak atau
pasien tentang obat apa yang akan
menyetujui pemberian obat
diberikan 7
Mengatur posisi pasien
Memberikan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan tidak menyulitkan pemberian injeksi melalui IV
8
Melakukan
desinfeksi
bolus tempat injeksi
9
10
pada area mencegah atau pada perpidahan
konektor dengan kapas alcohol atau
mikro-
alcohol swab
organisme
Lakukan penyuntikan intravena pada
Untuk
area infus dengan pelan
diinjeksikan dengan cepat
Keluarkan jarum dengan sudut yang
Untuk mencegah cedera pada pasien maupun
sama seperti saat dimasukkan
pada perawat
menghindari
nyeri
apabila
obat
dengan perlahan dan hati-hati 11
Menutup
kembali
konektor
dan
Kebutuhan cairan klien tetap terjaga
saat
Menghindari tertusuk jarum
alirkan kembali cairan infus 12
Gunakan
teknik
one
hand
menutup jarum 13
Kembalikan posisi pasien
Memberikan kenyamanan pada pasien
Analisa tindakan yang dilakukan :
Pemberian obat melalui intravena adalah suatu cara memasukkan obat ke dalam intravena melalui selang infus. Jalur vena khususnya dipakai untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi gawat darurat, obat dimasukkan ke dalam vena seingga obat langsung masuk sistem sirkulasi yang menyebabkan obat dapat bereaksi lebih cepat disbanding dengan cara enteral atau parenteral yang lain yang memerlukan waktu absrobsi. Pemberian obat di ruangan kelas 2 dan 3 RS Unhas sebagian besar dilakukan melalui IV bolus atau konekta. Adapun obat yang sering diinjeksikan diantaranya yaitu ceftriaxone, ranitidine, ketorolac, asam traneksamat, dexamethasone, dll. Resiko medikasi eror beresiko tinggi untuk terjadi dikarenakan jumlah pasien yang sangat banyak sehingga pada saat injeksi obat tersebut sebagian besar prinsip pemberian obat telah dilakukan seperti melakukan prinsip 7 benar dan menjaga komunikasi terapeutik pada pasien untuk mengurangi kecemasan pada pasien terutama tentang obat apa yang akan diinjeksikan dan fungsi obat tersebut. Selain itu, menyuntikan obat secara pelan-pelan sangat penting dilakukan untuk mengurangi nyeri pada lokasi penusukan infus saat obat diinjeksikan terutama obat anti nyeri seperti ketorolac. Namun, dalam melakukan injeksi obat via IV bolus tersebut hal yang sangat jarang dilakukan di ruangan adalah memakai handskun saat mempersiapkan obat dan melakukan desinfeksi pada area injeksi bolus tersebut namun.
Sumber: Doyle, G. R., & McCutcheon, J. A. (2017). Clinical Procedures for Safer Patient Care. Burnaby: British Columbia Institute of Technology. Jacob, Rekha, & Tarachnand. (2014). Buku ajar clinical nursing procedures. Binarupa Aksara Publisher:Tangerang Selatan