Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
PENYETELAN OVER CURRENT RELAY DAN GROUND FAULT RELAY DI SISTEM DISTRIBUSI DISTRIBUSI 20 kV MEMPERGUNAKAN PROGRAM SEDERHANA EXCEL *) Oleh Ir.Wahyudi Sarimun.N.MT **) dan Ir. Pribadi kadarisman ***) A b s t r a k
Keandalan sistem tenaga listrik dari pembangkitan sampai sampai dengan distribusi sangat diperlukan baik oleh oleh pelanggan maupun pemasok tenaga listrik dalam hal ini PLN. Gangguan-gangguan yang terjadi sering dialami oleh jaringan yang terpasang dialam terbuka seperti Transmisi atau saluran udara tegangan menengah 20 kV gangguan-gangguan ini diakibatkan oleh petir, binatang dan pohon yang terkena pada jaringan tenaga listrik. listrik. Yang dapat menimbulkan menimbulkan gangguan 1 fasa –tanah –tanah dua dua fasa atau 3 fasa, akibatnya akibatnya penyaluran penyaluran tenaga listrik terganggu terganggu atau mengalami mengalami pemadaman.. Sebagai pengamanan dari gangguan tersebut dipasang sistem proteksi mulai dari Sistem Distribusi baik sekunder dan primer maupun sistem Transmisi dan pembangkitan, seperti rele arus lebih untuk mengamankan gangguan fasa-fasa atau 3 fasa dan rele gangguan tanah untuk mengamankan gangguan fasa-tanah. Banyak cara untuk penyetelan rele-rele tersebut diatas jika sistemnya kecil dapat mempergunakan calculator biasa, tetapi jika sistemnya besar mempergunakan program Qbasic, Pascal, cobol dls. Program-program ini dibuat oleh vendor atau pembuat program, jika pemesan ingin mengoperasikannya hanya perlu pengetahuan cara mengisi data-data selanjutnya di Run keluar hasil yang dikehendaki. Hal ini sangat merugikan bagi si pemakai program, karena tidak mengetahui proses perhitungan dari penyetelan rele tersebut (black board) disamping biayanya mahal. Program Excel adalah salah satu jawaban untuk mengatasi perhitungan penyetelan rele OCR dan GFR yang terpasang pada jaringan distribusi distribusi primer. Pada program excel si pemakai dapat memasukan data –data dan mengetahui bagaimana bagaimana proses iterasi dari excel dengan meneliti formula-formula formula-formula yang dipergunakan.
Kata kunci :
Arus gangguan Hubung singkat, Program excel
* ) = Disampaikan pada Lokakarya forum Distribusi **) = Pegawai pada PT PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan keterampilan ***) = Pegawai pada PT PLN (Persero) Kantor Pusat
I.
Pendahuluan
PLN sebagai pemasok utama energi listrik di Indonesia, pasti akan menghadapi tuntutan peningkatan keandalan yang terus menerus disamping juga peningkatan efisiensi. Indikator keandalan terpenting penyediaan tenaga listrik adalah lama padam/konsumen/ tahun dan kali padam/konsumen/tahun. Kedua angka itu harus ditekan terus menerus. Pada konsumen PLN angka lama padam itu masih sangat tinggi yaitu sebesar 20 jam/konsumen/tahun. Sedangkan di negara maju sekitar 15 menit/konsumen/tahun. Karena sebagian besar jaringan distribusi 20 kV di Indonesia mempergunakan saluran udara Tegangan Menengah Menengah (SUTM) yang melintasi udara terbuka banyak gangguan-gangguan yang tak dapat dihindari seperti gangguan karena petir atau gangguan yang diakibatkan pepohonan dan dan binatang. Hal ini dapat dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau permanent (persistant). Wahyudi SN & Pribadi.K
1
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
Gangguan yang permanen misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau belitan generator karena tembusnya (break downnya) isolasi padat. Di sini pada titik gangguan memang terjadi kerusakan yang permanen. Peralatan yang terganggu tersebut baru bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau diganti. Pada gangguan yang temporer, tidak ada kerusakan yang permanen di titik gangguan. Gangguan ini misalnya berupa flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang, travers atau kawat tanah pada SUTT atau SUTM) karena sambaran petir, atau flashover dengan pohon-pohon yang tertiup angin dan sebagainya. Pada gangguan ini yang tembus (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan kembali. Arus hubung singkat 2 fasa biasanya lebih kecil daripada arus hubung singkat 3 fasa. Jika tahanan gangguan diabaikan arus hubung singkat 2 fasa kira-kira : ½ √3 (=0,866) kali arus hubung singkat 3 fasa. Arus gangguan 1 fasa ke tanah hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat 3 fasa, karena di samping impedansi urutan nolnya pada umumnya lebih besar daripada impedansi urutan positifnya, gangguan tanah hampir selalu melalui tahanan gangguan, misalnya beberapa ohm yaitu tahanan pentanahan kaki tiang dalam hal flashover dengan tiang atau kawat tanah, atau beberapa puluh atau ratusan ohm dalam hal flashover dengan pohon. Di samping itu untuk sistem dengan pentanahan melalui tahanan, tahanan pentanahan netral itu juga akan membatasi arus gangguan 1 fasa ke tanah. II.
PERSYARATAN TERPENTING DALAM PENGAMANAN a. Kepekaan (Sensitivity) Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendeteksi gangguan di kawasan pengamanannya meskipun dalam kondisi yang memberikan rangsangan yang minimum. b. Keandalan (Reliability) Ada 3 aspek : 1. Dependability yaitu tingkat kepastian bekerjanya. Pada prinsipnya pengaman harus dapat diandalkan bekerjanya (dapat mendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja. Dengan lain perkataan dependability-nya harus tinggi. 2. Security Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja. Salah kerja adalah kerja yang semestinya tidak harus kerja, misalnya karena lokasi gangguan di luar kawasan pengamanannya atau sama sekali tidak ada gangguan. Salah kerja mengakibatkan pemadaman yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Jadi pada prinsipnya pengaman tidak boleh salah kerja, dengan kata lain perkataan security-nya harus tinggi. 3. Availability Yaitu perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan siap kerja (actually in service) dan waktu total operasinya. c.
Selektifitas (Selectivity) Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan pengamanan utamanya. Pengamanan sedemikian disebut pengamanan yang selektif. Jadi rele harus dapat membedakan apakah gangguan terletak di kawasan pengamanan utamanya di mana ia harus bekerja cepat atau terletak di seksi berikutnya di mana ia harus bekerja dengan waktu tunda atau harus tidak bekerja sama sekali.
Wahyudi SN & Pribadi.K
2
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
d. Kecepatan Untuk memperkecil kerugian/kerusakan akibat gangguan , maka bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem lainnya. Untuk menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja suatu pengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay) namun waktu tunda itu harus secepat mungkin (seperlunya saja).
Ada kemungkinan arus gangguan 1 fasa ke tanah lebih besar daripada arus hubung singkat 3 fasa, yaitu jika lokasinya di pusat pembangkit atau dekat dengan pusat pembangit pada sistem dengan pentanahan langsung. Peralatan yang terganggu dan peralatan yang dilalui arus hubung singkat dapat menjadi rusak dengan 2 cara : - secara thermis - secara mekanis Penyetelan rele Ocer current relay dan ground fault relay sangat penting didalam keandalan sistem tenaga listrik, jika terjadi gangguan di salah satu feeder outgoing 20 kV tidak menyebabkan bekerjanya pengaman pada Incoming feeder 20 kV. Ketelitian penyetelan rele OCR dan GFR sangat diperlukan, jika penyetelan rele kurang baik juga dapat menyebabkan pemadaman atau bekerjanya rele di incoming atau kadang-kadang menyebabkan bekerjanya pengaman trafo. Penyebab ketidakwajaran tersebut adalah karena adanya kesalahan, kelemahan atau penyimpangan lainnya, disingkat penyimpangan. Adapun bentuk penyimpangan dan penyebabnya dapat Salah Kerja sebabnya bermacam-macam, dapat berupa : - salah setting (terlalu sensitif atau terlalu cepat) - salah wiring - kerusakan Rele/ Rele bantu - koordinasi yang kurang tepat. - Karakteristik Rele yang tidak cocok satu sama lain (misalnya antara definite time dan inverse time relay) - Trafo Arus yang terlalu jenuh. dsb Banyak cara untuk penyetelan rele Over current relay dan ground fault relay supaya diperoleh ketelitian penyetelan yang baik seperti mempergunakan program Qbasic, Cobol, Pascal dls, tetapi proses perhitungan didalam program ini tidak diketahui oleh si pemakai program misal petugas setting relay (karyawan PLN), hanya dapat mengoperasikan saja, jika ada perubahan jaringan maka si pemakai program tidak dapat merubahnya (harus memanggil vendor), hal ini sangat merugikan si pemakai program disamping pembelian dari program setting rele mahal harganya. Jadi untuk penyetelan rele OCR dan GFR supaya penyetel rele (Bagian operasi) dapat mengetahui proses iterasi dapat mempergunakan program excel. Program excel adalah suatu program yang mudah diajarkan kepada para siswa yang mengikuti kursus/pelatihan proteksi, karena program ini telah banyak beredar di kalangan kantor dan sebagian besar telah diketahui oleh masyarakat. Dengan memakai program excel kita dapat memperkirakan arus gangguan yang terjadi pada titik-titik gangguan yang kita pilih, misalnya sejarak 100 %, 75%, 50 % atau 25% dari panjang saluran distribusi, kalau ingin lebih teliti kita dapat pilih titik gangguan 10 persenan dari panjang saluran. Serta dengan program excel kita juga dapat membuat grafik, dimana grafik ini digunakan untuk mengetahui apakah penyetelan yang dibuat bersinggungan antara incoming dan out going feeder, ji ka bersinggungan maka penyetelan rele tidak benar, jadi dalam hal ini di pemakai dapat mengetahui dimana letak kesalahan penyetelannya dan dapat memperbaikinya sendiri.
Wahyudi SN & Pribadi.K
3
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
III. PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
Cara menghitung arus gangguan hubung singkat dibawah ini mempergunakan program excel, karena paket ini banyak dikenal oleh staf PLN, bisa dipergunakan untuk menghitung koordinasi, bisa dilacak rumus yang dipergunakan. Arus yang akan dihitung sebagai berikut: - Gangguan Hubung singkat 3 fasa - Gangguan Hubung singkat 2 fasa - Gangguan Hubung singkat 1 fasa-tanah Rumus dasar yang dipergunakan: Rumus dasar Hukum Ohm
I =
V Amp R
Dimana : I = Arus Gangguan Hubung singkat dalam Amp Z = Impedansi Sumber ke titik gangguan dalam Ohm V = Tegangan (Volt) Dari ketiga jenis gangguan perbedaannya ada pada: Untuk gangguan 3 fasa : Impedansi yang digunakan adalah impedansi urutan positif, nilai ekivalennya Z1 tegangannya adalah E fasa Untuk gangguan 2 fasa : Impedansi yang digunakan adalah jumlah impedansi urutan pos + urutan neg nilai ekivalen Z 1 + Z2 Tegangannya adalah EFasa-Fasa. Urutan gangguan 1 fasa ketanah : Impedansi yang digunakan adalah jumlah impedansi urutan pos + urutan neg + urutan Nol Nilai ekivalen Z 1 + Z2 + Z2 tegangannya adalah E fasa Impedansi-impedansi dan tegangannya adalah data-data yang diperoleh dari sumber (pembangkitan), Gardu induk dan jaringan distribusi, setelah itu disusun dalam program excel, dalam hal ini perhatikan cell yang dipergunakan, karena cell ini akan dipergunakan pada saat kita mempergunakan formula-formula dengan mempergunakan data-data tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bentuk jaringan dibawah ini Bentuk jaringan perlu diketahui untuk menghitung arus gangguan hubung singkat, untuk distribusi yang dipasok dari gardu induk
Bus 150 kV
Trafo daya
Bus 20 kV
Hitung 25% Z Hitung 50% Z
Sumber Kit Di Gardu Induk Dari sistem 150 KV P3B Ambil data SC level
Ambil data Impedansi MVA, kV
Hitung 75% Z Untuk simulasi lokasi gangguan
Hitung 100 % Z
Hitung Z Sumber
Wahyudi SN & Pribadi.K
4
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
III.1. Bagaimana cara menghitung koordinasi rele arus lebih dan ground (tanpa Program excel)
1. Menghitung impedansi sumber. Dimisalkan MVASC bus 150 kV = 500 MVA Untuk menghitung impedansi sumber dapat mempergunakan formula sbb:
(kV )
150 2
2
MVA
=
500
= 45Ohm
Dasar perhitungan impedansi short circuit mempergunakan basis te gangan 20 kV adalah MVA sisi 150 kV = MVA sisi 20 kV 2
kV 1
2
=
Z 1 Z 2 =
kV 2
kalau kV1 = 150 kV, Z 1 = 45 Ohm dan kV 2 = 20 kV maka
Z 2
20 2 150 2
x 45 Ohm = 0,8 Ohm
2. Menghitung reaktansi trafo tenaga di GI Kapasitas trafo 20 MVA tegangan sekunder 20 kV, Reaktansi trafo 10% (X T1), jika diperhitungkan dalam Ohm sebagai berikut: XT =
20 2 20
x 0,10 ohm = 4 Ohm
Untuk reaktansi urutan Nol Trafo, perlu dilihat apakah pada gulungan trafo ada belitan delta atau tidak, pada contoh ini tidak terdapat belitan delta , maka reaktansi urutan Nol = berkisar antara 9 s/d 14 kali XT1 pada contoh hitungan diambil nilai X T0 = 10 x XT1 = 10 x 4 Ohm = 40 Ohm. 3. Impedansi penyulang Diperoleh dari data jaringan yang dipergunakan dilapangan (ohm/km) kalau diketahui panjang jaringan maka impedansi ini dikalikan dengan panjang jaringannya akan diperoleh Ohm, Karena pada pemilihan titik gangguan sebesar 25 persen dari panjang jaringan (lihat bagan satu garis diatas), maka untuk memperoleh impedansi urutan positif, urutan negatif dan urutan Nol sebagai berikut: a.
Impedansi urutan positif dan urutan negatif, dihitung:
Untuk % Panjang 25 % 50 % 75 % 100 %
Impedansi Z1 , Z2 0,25 x 10 km x (0,12 + j 0,23) Ohm/km = (0,3 + j 0,575) Ohm 0,50 x 10 km x (0,12 + j 0,23) Ohm/km = (0,6 + j 1,150) Ohm 0,75 x 10 km x (0,12 + j 0,23) Ohm/km = (0,9 + j 1,725) Ohm 1,00 x 10 km x (0,12 + j 0,23) Ohm/km = (1,2 + j 2,3) Ohm
b. Impedansi urutan Nol dihitung Untuk % Panjang 25 % 50 % 75 % 100 %
Wahyudi SN & Pribadi.K
Impedansi Z1 , Z2 0,25 x 10 km x (0,18 + j 0,53) Ohm/km = (0,45 + j 1,325) Ohm 0,50 x 10 km x (0,18 + j 0,53) Ohm/km = (0,90 + j 2,650) Ohm 0,75 x 10 km x (0,18 + j 0,53) Ohm/km = (1,35 + j 3,975) Ohm 1,00 x 10 km x (0,18 + j 0,53) Ohm/km = (1,80 + j 5,300) Ohm
5
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
4. Impedansi Ekivalen a. Z1 ekivalen dan Z2 ekivalen Z1 eki = Z2 eki = Z1 S + Z1 T + Z1 penyulang = j 0,8 + j 4,0 + Z 1 penyulang = j 4,8 + Z 1 penyulang Untuk % Panjang 25 % 50 % 75 % 100 %
Impedansi Z1 , Z2 j 4,8 + j 4,8 + j 4,8 + j 4,8 +
(0,30 + j 0,575) Ohm = (0,3 (0,60 + j 1,150) Ohm = (0,6 (0,90 + j 1,725) Ohm = (0,3 (1,20 + j 2,30) Ohm = (0,3
+ j 5,375) Ohm + j 5,950) Ohm + j 6,525) Ohm + j 7,100) Ohm
b. Z0 ekivalen Hitungan didasarkan pada sistem pentanahan netral sistem pasokan dari GI pentanahan 40 Ohm Z0 eki dihitung = -
mulai dari trafo yang ditanahkan Tahanan netral nilai 3 Rn Impedansi penyulang
= Z0T + 3Rn + Z0 penyulang = j 40 + 120 + Z0 penyulang Untuk % Panjang 25 % 50 % 75 % 100 %
Impedansi Z0 j 40 + 120 + (0,45 + j 1,325) Ohm = ( 120,45 + j 41,325) Ohm j 40 + 120 + (0,90 + j 2,650) Ohm = (120,90 + j 42,050) Ohm j 40 + 120 + (1,35 + j 3,975) Ohm = (121,35 + j 43,975) Ohm j 40 + 120 + (1,80 + j 5,300) Ohm = (121,80 + j 45,300) Ohm
5. Perhitungan arus Hubung singkat: Karena pemilihan dari titik gangguan seperti terlihat pada bagan satu garis diatas 25 %, maka panjang jaringan diambil setiap 25 % nya, selanjutnya arus gangguan dapat diperoleh dengan mempergunakan formula hukum ohm persamaan sub bab 3 diatas) Misal : Gangguan 3 fasa pada lokasi 25% dari panjang jaringan diperoleh:
I =
20.000 / 3 (0,3 + 5,375 ) 2
2
= 2144,9 Amp
Gangguan 2 fasa pada lokasi 25% dari panjang jaringan diperoleh:
I =
20.000 2 * (0,3 + j 5,375)
=
20.000 0,6 + 10,75 2
2
= 1857 ,6 Amp
Gangguan 1 fasa ketanah pada lokasi 25% dari panjang jaringan diperoleh:
Wahyudi SN & Pribadi.K
6
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
I =
3 x 20.000 / 3 2 * (0,3 + j 5,375) + (120,45 + j 41,325)
=
34641,016 121,05 + 52,075 2
2
= 262,88 Amp
Untuk menghitung arus gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa dan 1 fasa ketanah pada lokasi 50 %, 75 % dan 100%. Hanya impedansi penyulang yang kita ubah, selanjutnya dihitung dengan formula seperti diatas 6.
Koordinasi rele OCR dan GFR Nilai setelan waktu rele arus lebih berdasarkan arus gangguan yang mengalir, dibuat: Rele paling hilir bekerja dalam waktu 0,3 detik untuk gangguan yang terjadi didepannya. Dalam hal ini rele di penyulang 20 kV untuk gangguan hubung singkat di depan penyulang tersebut a. Setelan Rele di outgoing feeder 20 kV. Misalkan: gangguan 3 fasa terjadi di 25% panjang penyulang: Arus gangguan 2144,9 Ampere primer Setting relay = 105 Ampere Waktu kerja = 0,3 detik Rumus setelan waktu relay inverse: t =
tms dapat dihitung sebagai berikut:
0,14 xtms
⎡⎛ I ⎞ 0,02 ⎤ ⎢⎜⎜ F ⎟⎟ − 1⎥ ⎢⎣⎝ I set ⎠ ⎥⎦ ⎡⎛ 2144,9 ⎞ 0,02 ⎤ 0,3 x ⎢⎜ ⎟ − 1⎥ 105 ⎝ ⎠ ⎣⎢ ⎦⎥ 0,14
= 0,13
b. Setelan Rele di incoming feeder 20 kV Trafo tenaga kapasitas 10 MVA Tegangan 150/20 kV Impedansi = 10 % CT ratio = 300 : 5 Inominal trafo =
kVA kVx 3
=
10.000 20 x 3
= 288,7 Amp
Nilai setelan rele arus lebih sisi incoming 20 kV Isec primer = 1,05 x I nominal = 1,05 x 288,7 Amp = 303,1 Amp Arus gangguan = 2144,9 Amp Waktu kerja = (0,3 + 0,4) = 0,7 detik
⎡⎛ 2144,9 ⎞ 0,02 ⎤ 0,7 x ⎢⎜ ⎟ − 1⎥ 303 , 1 ⎠ ⎢⎣⎝ ⎥⎦ Tms dapat dihitung = = 0,18 0,14
III.2. Menghitung arus gangguan hubung singkat dan penyetelan rele (dengan program excel)
Dalam perhitungan arus hubung singkat dengan mempergunakan program excel, kita perlu mengetahui tentang formula-formula yang berada pada program excel. Misal: perkalian mempergunakan * = 10 * 10 = 100 pada program excel nilai 10 berada pada kolom berapa dan baris berapa , selanjutnya tulis pada cell lain untuk perkaliannya ,= cell A9 * cell A10 Wahyudi SN & Pribadi.K
7
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
Jadi untuk menghitung arus hubung singkat maupun penyetelan rele kita perlu memasukan data-data yang diperlukan. Bagi pemula dibutuhkan bimbingan dari pengajar yang mengetahui program excel dan cara-cara penyetelan rele. Jadi dalam program perlu dicoba langsung dengan mempergunakan komputer yang mempunyai fasilitas excel. hasil program excel dapat dilihat dibawah ini: MVA Short Circuit 500 MVA
di Bus 150 kV TRAFO TENAGA
Kapasitas
10 MVA
Impedansi Trafo
10 %
Tegangan Primer
150 kV
=
20 kV
Tegangan Sekunder Belitan Delta
0
Kapasitas Delta
7 MVA
Arus Nominal 20 kV
Xo
=
40 Ohm
288,675Amper 300
Ratio C.T ( 20 kV )
5
40 Ohm
Pentanahan 20 kV
Reaktan Sumber =
4Ohm
(0+j
0,8) Ohm
PENYULANG 20 kV R
jX
Z1 / km
0,12
0,23
Z0 / km
0,180
0,530
Panjang Saluran
10 km
Z1 Saluran
1,2
2,3
Z0 Saluran
1,800
5,300
PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT Lokasi Gangguan
3 Fasa
2 fasa
1 fasa
25 % Panjang Saluran
2144,94
1857,6
262,878
50 % Panjang Saluran
1930,88
1672,2
259,034
75 % Panjang Saluran
1753,06
1518,2
255,254
100 % Panjang Saluran
1603,6
1388,8
251,538
PERHITUNGAN SETELAN RELAY O.C / G.F
Wahyudi SN & Pribadi.K
8
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
Relay O.C/ G.F di Incoming Karakteristik Relay Pengaman
In Trafo
C.T
Definite
Ratio O.C
288,68
Inverse
I set
60
t set
I set
tms
5,77
0,7
5,05
0,18
0,5
0,7
0,5
0,22
G.F
Relay O.C/ G.F di Penyulang Karakteristik Relay I Beban
C.T
Definite
(A)
Ratio
I set
100
300 5
Inverse t set
I set
tms
2,00
0,3
1,75
0,13
0,5
0,3
0,5
0,10
PEMERIKSAAN WAKTU KERJA RELAY INVERSE Relay di Incoming
Lokasi Gangguan
Relay di Outgoing
tms O.C=
0,18
tms O.C=
0,12
tms G.F=
0,22
tms G.F=
0,10
3 fasa
2 fasa
1 fasa
3 fasa
2 fasa
1 fasa
25 % Panjang Sal.
0,63
0,68
0,70
0,28
0,29
0,30
50 % Panjang Sal.
0,66
0,72
0,70
0,29
0,31
0,30
75 % Panjang Sal.
0,70
0,76
0,71
0,30
0,32
0,30
100 % Panjang Sal.
0,74
0,81
0,71
0,31
0,33
0,31
Dengan program excel kita dapat menggambar grafik dari setting rele antara incoming dan outgoing dengan data seperti tersebut diatas, sebagai berikut:
Wahyudi SN & Pribadi.K
9
Penyetelan OCR dan GFR mempergunakan program sederhana Excel
setting OCR & GFR untuk gangguan i fasa -tanah 0,80 0,70 ) 0,60 k i t e 0,50 d ( 0,40 u t k 0,30 a W0,20 0,10 0,00
Incoming Outgoing
25%
50%
75%
100%
Lokasi gangguan
IV. Kesimpulan:
1. Penyetelan pengaman Jaringan distribusi seperti OCR dan GFR perlu ketelitian, jika terjadi gangguan 3 fasa, 2 fasa atau 1 fasa ketanah tidak mengakibatkan salah kerja antar rele yang terpasang di incoming feeder dan out going feeder 2. Dengan mempergunakan program excel dapat mempermudah perhitungan arus gangguan hubung singkat dan koordinasi rele nya, serta si penyetel rele (bagian operasi) dengan mudah dapat menghitung sendiri koordinasi rele tersebut 3. Membeli program penyetelan rele dari vendor mahal biayanya tetapi si penyetel rele tidak dapat mengetahui proses didalam program tersebut (black board), Program excel adalah jawaban dari kemahalan tersebut. Buku Pustaka:
1. Alstom; Protective Relays Application Guide 1995 2. John j. Grainger, Wiiliam D. Stevenson JR; Power system Analysis 1994
Wahyudi SN & Pribadi.K
10