1/1/2017
MODUL ETIKA PROFESI AKUNTAN
Modul 1 Practical Ethical Decision Making Memot Memot ivasi Perkembangan Perkembangan
Skandal
Enron,
Arthur
Andersen,
dan
WorldCom
menimbulkan
kemarahan publik, runtuhnya pasar pasar modal, dan akhirnya akhirnya Sarbanes-Oxley Act 2002, yang membawa reformasi tata kelola tersebar luas. Skandal perusahaan berikutnya yang melibatkan Adelphia, Tyco, Health-South, dan lainnya mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik, dan harus melakukannya melakukannya untuk mempertahankan mempertahankan profitabilitas dan kelan kelangsungan gsungan hidup perusahaan mereka. Kasus pengadilan pengadilan berikutnya serta denda denda terkait, hukuman penjara, dan penyelesaiannya penyelesaiannya menekankan pada keputusan keputusan untuk mengurangi kekebalan terhadap tindakan hukum Kerangka Kerja Pengambilan Pengambilan Keput usan Etis
Sebagai respon terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, makalah ini menyajikan kerangka kerja yang praktis, komprehensif, dan beraneka ragam untuk pengambilan keputusan etis. Kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas, serta persyaratan yang akan ditampilkan filosofis secara penting dan yang baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan: •
Pengetahuan dalam mengidentifikasi mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap.
•
Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan menerapkan faktor keputusan keputusan yang relevan ke dalam tindakan praktis.
Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (ethical decission making-EDM) menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat terkena dampak:
•
Konsekuensi atau kekayaan kekayaan yang yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya
•
Hak dan kewajiban terkena dampak
•
Kesetaraan yang dilibatkan
•
Motivasi atau kebijakan yang diharapkan Pendekatan
Filosofis
---
Sebuah
Ikhtisar:
Konsekuensialisme
(Util (Util itari anisme), Deonto Deonto logi , dan Etik Etik a Kebajikan Kebajikan
Dorongan untuk meningktkan pendidikan etika dan EDM karena skandal Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, serta reformasi tata kelola, AACSB Ethics Education Task Force (2004) menghimbau para mahasiswa bisnis untuk mengenali tiga pendekatan filosofis untuk pengambilan
keputusan
etis:
konsekuensialisme
(utilitarianisme),
deontologi, dan etika etika kebajikan. Masing-masing Masing-masing dari tiga pendekatan memberikan
kontribusi
yang
berbeda-beda
dalam
menghasilkan pendekatan yang yang berguna dan dan dapat dipertahankan dipertahankan untuk pengambilan keputusan etis dalam bisnis atau kehidupan pribadi. Namun, karena beberapa prinsip dan teori filosofis bertentangan dengan aspek lain dan tampak berntentangan berntentangan dengan praktik bisnis yang dapat diterima, khususnya dalam beberapa budaya sudut pandang (pertimbangan) yang ditunjukkan oleh ketiga pendekatan filsafat untuk menentukan etikalitas suatu tindakan, dan panduan pilihan yang harus dibuat Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
Konsekuensialisme bertujuan untuk memaksimalkan hasil akhir dari sebuah keputusan. Bagi mereka, kebenaran dari suatu perbuatan bergantung pada konsekuensinya. Pendekatan ini sangat penting bagi keputusan etis yang baik dan pemahaman itu akan menjadi bagian dari pendidikan sekolah bisnis terakreditasi AACSB di masa depan. Menurut AACSB, pendekatan konsekuensialis mengharuskan pelajar untuk menganalisis keputusan dalam hal kerugian dan manfaatnya bagi pemangku kepentingan dan untuk mencapai sebuah keputusan yang menghasilkan kebaikan dalam jumlah besar.
Konsekuensialisme berpendapat bahwa sebuah perbuatan benar secara moral jika dan hanya hanya jika tindakan tindakan tersebut mampu memaksimalkan kebaikan bersih. Dengan kata lain, tindakan dan sebuah keputusan akan menjadi etis jika konsekuensi konsekuensi positif lebih besar dari konsekuensi konsekuensi negatifnya.
Utilitarianisme klasik yang terkait dengan utilitas secara keseluruhan mencakup keseluruhan varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial dalam
pengambilan keputusan keputusan etis dalam dalam konteks sebuah sebuah bisnis,
professional, atau organisasi. Konsekuensialisme mengacu pada subbagian dari varian yang didefinisikan untuk menghindari pengukuran yang salah atau permasalahan lain, atau dalam rangka membuat proses menjadi lebih relevan dengan tindakan, keputusan, atau konteks yang terlibat. Oleh karena konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada pada hasil atau akhir dari suatu tindakan, teori-teori tersebut sering dianggap sebagai teleologis Deontologi
Deontologi berbeda dari konsekuensialisme, dalam artian bahwa deontologis berfokus pada kewajiban kewajiban atau tugas tugas memotivasi keputusan keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari tindakan. Etika deontologi mengambil posisi bahwa bahwa kebenaran bergantung pada rasa rasa hormat yang ditunjukkan dalam tugas, serta hak dan keadilan yang dicerminkan dari tugas-tugas
tersebut.
mengangkat
isu-isu
Akibatnya, yang
suatu
berkaitan
pendekatan
dengan
tugas,
deontologis hak,
serta
pertimbangan keadilan dan mengajarkan para mahasiswa untuk menggunakan standar moral, prinsip, dan aturan-aturan sebagai panduan untuk membuat keputusan etis yang terbaik. Penggunaan pendekatan yang sama juga dapat menghasilkan rasa hormat terhadap hak asasi manusia dan perlakuannya yang adil bagi semua. Hal ini dapat dicapai dengan mengadopsi posisi bahwa seseorang harus memenuhi kewajiban atau tugas yang menghormati moral atau hak
asasi manusia dan hukum atau kontrak. Lebih jauh lagi, hal tersebut juga dapat dicapai jika para individu bertindak dengan kepentingan pribadi yang terkendali daripada kepentingan pribadi semata. Di bawah kepentingan pribadi yang terkendali, kepentingan individu juga diperhitungkan dalam keputusan dimana kepentingan tersebut tidak dapat diabaikan atau dikesampingkan. Individu dianggap sebagai akhir daripada sebagai sarana untuk mencapai akhir atau tujuan.
Etika Kebajikan
Konsekuensialisme menekankan konsekuensi dari sebuah tindakan, dan deontologi menggunakan tugas, hak, dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk memperbaiki prilaku moral sedangkan etika kebajikan berkaitan dengan aspek yang memotivasi karakter moral yang ditunjukkan oleh para pengambil keputusan. Tanggung jawab khususnya kesalahan atau layak dianggap salah baik moralitas dan hukum, memiliki dua dimensi: actus reus (tindakan yang salah) dan mens rea (pikiran yang salah) Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral. Kebijaksanaan adalah kunci kebajikan dalam menentukan pilihan yang tepat diantara pilihan-pilihan yang ekstrem. Tiga kebajikan penting atau kebajikan cardinal lainnya adalah keberanian, kesederhanaan, dan keadilan. W atak lain yang sering disebut sebagai kebajikan meliputi: kejujuran, integritas, kepentingan,
pribadi
yang
terkendai,
belas
kasih,
kesetaraan,
ketidakberpihakan, kemurahan hati, kerendahan hati, dan kesedrhanaan. Kebajikan
harus
selalu
ditanamkan
sepanjang
waktu,
sehingga
merekamenjadi tertanam/melekat dan bisa menjadi referensi yang konsisten. ―jika anda memiliki kebajikan, itu adalah bagian dari karakter
anda, suatu sifat atau watak yang biasa anda tunjukka dalam. Hal ini bukan hanya sesuatu yang dapat anda tnjukkan,tetapi sesuatu yang biasanya atau selalu anda tunjukka n‖. Untuk ahli etika kebajikan memiliki kebajikan adalah persoalan derajat.
Ada beberapa keraguan tentang kekuatan etika kebajikan sebagai pendekatan untuk EDM.sebagai contoh, etika kebajikan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang menggaubungkan kepekaan moral, persepsi, imajinasi, penilaian, dan beberapa mengklaim bahwa hal ini tidak mengarah pada prinsip-prinsip EDM yang mudah digunakan. Kritik lainnya yang relevan, termasuk bahwa:
•
Interprestasi kebajikan adalah hal yang sensitive terhadap budaya
•
seperti juga penafsiran dari apa yang dibenarkan atau yang benar.
•
Persepsi seseorang tentang apa yang benar pada tingkat tertentu dipengaruhi oleh ego atau kepentingan pribadi
Sniff Tests dan Aturan Praktis Umum –
Tes Awal Etikalit as Sebuah
Keputusan
Pendekatan filosofi memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan professional tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian. •
Sniff Test Untuk Pengambilan Keputusan Etis Akankah sya merasa nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul dihalaman depan surat kabar nasional besok pagi? Akankah saya bangga dengan keputusan ini? Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini? Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dank ode etik perusahaan? Apakah hal ini terasa benar bagi saya?
•
Aturan Praktis Untuk Pengambilan Keputusan Etis Golden Rule: Perlakuan orang lain seperti anda ingin diperlakukan Peraturan pengungkapan: jika anda merasa nyaman dengan tindakan atau keputusan setelah bertanya pada diri sendiri apakah anda akan keberatan jika semua rekan, teman, dan keluarga anda meyadari hal itu, maka anda harus bertindak atau memutuskan. Etika intuisi: lakukan apa yang ―firasat anda‖ katakana untuk anda
lakukan.
Imperatif Kategoris: jangan mengadopsi prinsip-prinsip tindakan, kecuali prinsip-prinsip tersebut dapat, tanpa adanya inkonsistensi, diadopsi oleh orang lain. Etika profesi: lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan didepan komite dari rekan-rekan professional anda. Prinsip Utilitarian: lakukan ―yang terbaik untuk jumlah terbesar
Prinsip kebajikan: lakukan apa yang menujukkan kebajikan yang diharapkan. An ali si s Damp ak Pemangku Kep ent in gan – Perangkat Komprehensif untuk Menilai Keputusan dan Tindakan
Gambaran Umum
Sejak john stuart mill mengembangkan konsep utilitarianisme pada tahun 1861, suatu pendekatan yang diterima untuk penilaian keputusan dan tindakan yang dihasilkan telah dipakai untuk mengevaluasi atau konsekuensi dari tindakan. Bagi kebanyakan pengusaha, evaluasi ini sebelumnya
didasarkan
pada
dampak
keputusan
itu
terhadap
kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya dampak tersebut telah diukur dalam bentuk keuntungan atau kerugian yang timbul, karena laba telah menjadi ukuran tingkat kebaikan yang ingin di maksimalkan oleh para pemegang saham. Pandangan tradisional mengenai akuntabilitas perusahaan baru-baru ini telah dimodifikasi menjadi dua cara. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham hanya ingin dimaksimalkan keuntungan jangka pendek tampaknya merupakan fokus yang terlalu sempit. Kedua, hak-hak dan klaim dari mayoritas kelompok bukan pemegang saham, seperti karyawan, konsumen, pemasok, kreditor, pemerhati lingkungan, masyarakat lokal, dan pemerintah yang memiliki kepentingan atau interes dalam hasil
keputusan atau pada perusahaan itu sendiri, telah diselaraskan dengan status dalam pengambilan keputusan perusahaan. Asumsi dari kelompok pemegang saham monolitis yang hanya tertarik pada keuntungan jangka pendek sedang mengalami perubahan karena perusahaan modern menyatakan pemegang saham mereka juga terdiri atas orang-orang dan investor institusi awal yang tertarik pada horizon waktu jangka panjang dan bagaimana bisnis dilakukan secara etis. Investor etis dan investor lainnya, serta kelompok pemangku kepentingan, cenderung tidak mau memaksa mengeluarkan laba tahun berjalan jik itu berarti merugikan lingkungan atau hak-hak pemangkun kepentingan lainnya. Mereka percaya pada pengelolaan perusahaan secara lebih luas dari pada keuntungan jangka
pendek. Biasanya, memaksimalkan
keuntungan dalam jangka wakyu lebih dari satu tahun membutuhkan hubungan yang harmonis dengan sebagian besar kelompok pemangku kepentingan dan kepentingan mereka. Eksekutif dan direktur yang melihat jauh kedepan menginginkan kekhawatiran ini diperhitungkan sebelum pemangku kepentingan yang tersinggung harus mengingatkan mereka. Perusahaan menemukan bahwa di masa lalu mereka telah secara sah dan pragmatis bertanggung jawab kepada pemegang saham, tetapi mereka juga makin bertanggung jawab kepada para
pemangku
kepentingan. Kepenting an Dasar Para Pemangku Kepentin gan
Untuk mempermudah proses, maka sangat baik untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan serangkaian kepentingan para pemangku kepentingan pada umumnya atau kepentingan dasar agar digunakan untuk memfokuskan analisis dan pengambilan keputusan pada dimensi etika, seperti berikut: 1.Kepentingan mereka harus menjadi lebih baik sebagai akibat dari keputusan tersebut. 2.Keputusan akan menghasilkan distribusi yang adil antara manfaat dan beban
3.Keputusan seharusnya tidak menyinggung salah satu hak setiap pemangku kepentingan, termasuk hak pengambilan keputusan. 4.Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaikbaiknya. Nilai pertama berasal dari konsekuensialisme, nilai kedua, ketiga, dan keempat dari deontologi dan etika kebajikan. Untuk tingkat tertentu, kepentingan dasar ini harus didukung dengan kenyataan yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Dalam syarat pemangku untuk perdagangan dan untuk memahami bahwa keputusan bisa meningkatkan kekayaan semua pemangku kepentingan sebagai kelompok, bahkan jika beberapa individu secara pribadi menerima efek yang buruk, kepentingan dasar ini harus dimidifikasi untuk berfokus pada kekayaan pemangku kepentingan dari pada hanya perbaikan mereka. Modifikasi ini menunjukkan pergeseran dari utilitarianisme menjadi konsekuensilianisme. Setelah fokus pada perbaikan telah beralih menjadi kekayaan, kebuthna untuk menganalisis dampak keputusan dalam kaitannya dengan empat kepentingandasar menjadi jelas. Keputusan yang tidak menunjukkan karakter,
integritas,
atau
keberanian
yang
diharapkan
akan
dicurigai(secara etis) oleh para pemangku kepentingan. Akibatnya, keputusan yang diusulkan dapat dinyatakan tidak etis jika tidak memberikan manfaat bersih, tidak adil, atau meninggung hak pemangku kepentingan termasuk ekspetasi yang wajar untuk perilaku bajik. Pengujian terhadap keputusan yang diusulkan dengan satu prinsip saja jelas picik, dan biasanya menghasilkan diagnosis yang salah. Penguk uran Dampak yang Dapat Diukur
1. Laba Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan kita. Di masa inflasi, laba merupakan hal yang penting untuk menggantikan inventori pada harga tinggi yang diperlukan. Untungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusanetis. Memang
benar, bagaimanapun, bahwa keuntungan merupakan ukuran jangka pendek, dan beberapa dampak penting tidak terungkap dalam penentuan laba. Kedua kondisi ini dapat diperbaiki dalam bagian berikut. 2. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung Diukur Ada dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak dimasukkan dalam penentuan laba perusahaan yang menyebabkan dampak. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan melakukan pencemaran, biaya pembersihan biasanya dikeluarkan oleh individu, perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah angin. Biaya tersebut disebut sebagai eksternalitas, dan dampaknya dapat diukur langsung oleh
biaya
pembersihan yang dilakukan oleh orang lain. Untuk melihat gambaran lengkap tentang dampak dari sebuah keputusan, laba atau rugi yang muncul dari transaksi harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang ditimbulkannya. Sering kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas menyadari
bahwa mereka telah meremehkan biaya sebenarnya dari
keputusan saat muncul denda dan biaya pembersihan, atau muncul pemberitaan yang kurang baik. 3. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Tidak Dapat Langsung Diukur Eksternalitas lain muncul ketika biaya tersebut dimasukkan dalam penentuan laba perusahaan, tetapi ketika manfaatnya dinikmati oleh orang-orang diluar
perusahaan. Sumbangan atau beasiswa adalah
contoh eksternalitas, dan tentunya akan menarik untuk memasukkan perkiraan manfaat yang terlibat dalam keseluruhan evaluasi keputusan yang diusulkan. Masalahnya adalah bahwa baik keuntungan maupun biaya beberapa dampak negatif, seperti berkurangnya kesehatan yang diderita orang karena menyerap polusi, dapat diukur secara langsung, tetapi mereka harus dimasukkan dalam penilaian secara keseluruhan. Meskipun tidak mugkin untuk mengukur eksternalitas tersebut secara
langsung, ada kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsung dengan menggunakan alternatif pengganti atau bayangan cermin. Pada kasus beasiswa, pengganti keuntungan dapat berupa peningkatan laba yang diperoleh oleh penerima. Nilai kerugian dari berkurangnya kesehatan dapat diperkirakan sebagai pendapatan yang hilang ditambah biaya perlakuan medis ditambah dengan produktivitas yang hilang di tempat kerja
sebagaimana
diukur
dengan
biaya
penambahan
pekerja.
Keakuratan estimasi bergantung pada kemiripan ukuran dengan bayangan cermin. Ada kemungkinan, bagaimanapun, bahwa perkiraan yang ada akan mengecilkan dampak yang terlibat; dalam contoh sebelumnya, tidak ada perkiraan yang dibuat untuk keuntungan inte lektual dari pendidikan yang dibiayai oleh
beasiswa atau rasa sakit dan
penderitaan yang dihadapi sebagai akibat dari hilangnya kesehatan. Meskipun demikian, jauh lebih baik jika membuat estimasi yang akurat secara umum, daripada membuat keputusan atas dasar tindakan langsung yang diukur dengan tepat hanya sebagian kecil dari dampak keputusan yang diusulkan.
4. Membawa Masa Depan ke Masa Kini Teknik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam analisis tidak sulit. Hal ini ditangani secara paralel dengan analisis penganggaran modal, di mana nilai-nilai masa depan didiskontokan pada tingkat bunga yang mencerminkan tingkat suku bunga yang diharapkan di masa mendatang. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bagian dari analisis biayamanfaat (ABM) dalam Brooks (1979). Pendekatan nilai bersih masa kini: Nilai Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini – Nilai Biaya Masa Kini Usulan Tindakan Sering kali, eksekutif yang telah belajar keras untuk tetap berfokus pada keuntungan jangka pendek akan menolak gagasan untuk memasukkan eksternalitas dalam analisis mereka. Bagaimanapun,
apa yang dianjurkan di sini bukan berarti mereka meninggalkan keuntungan jangka pendek sebagai sebuah ukuran, tetapi mereka juga mempertimbangkan dampak bahwa eksternalitas saat ini memiliki kesempatan besar dalam memengaruhi perusahaan baru di masa depan. Apa yang diperkenankan pada analisis biaya-manfaat bagi pembuat keputusan adalah untuk membawa manfaat dan biaya masa depan ke masa kini agar dapat dianalisis secara lebih lengkap dari sebuah keputusan. 5. Menangani Ketidakpastian Hasil Sama seperti dalam analisis penganggaran modal, ada perkiraan yang tidak
pasti. Namun, berbagai teknik telah dikembangkan untuk
memasukkan ketidakpastian ini ke dalam analisis keputusan yang diusulkan. Sebagai contoh, analisis dapat didasarkan pada perkiraan terbaik, dalam tiga kemungkinan (paling optimis, pesimis, dan perkiraan terbaik), atau nilai-nilai yang diharapkan, di mana dikembangkan dari sebuah simulasi komputer. Semua ini merupakan nilai-nilai yang diharapkan, yang merupakan kombinasi dari nilai dan kemungkinan terjadinya. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai berikut: Nilai Hasil yang Diharapkan = Nilai Hasil x Kemungkinan Terjadinya Hasil Keuntungan dari rumusan nilai yang diharapkan ini adalah kerangka kerja analisis biaya-manfaat dapat dimodivikasi untuk menyertakan risiko yang terkait dengan hasil. Pendekatan baru ini disebut sebagai analisis risikomanfaat (RBA), dan dapat diterapkan di mana hasil berisiko ditemukan dalam kerangka berikut: Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau yang = Nilai Masa Kini yang Diharpkan - Nilai Masa Kini dari Biaya Masa Datang Disesuaikan dengan Risiko 6. Identifikasi dan Peringkat Pemangku Kepentingan Pengukuran
laba,
yang
ditambahkan
oleh
eksternalitas
yang
didiskontokan ke masa sekarang dan difaktorkan oleh resiko hasil, lebih berguna dalam menilai keputusan yang diusulkan jika dibandingkan
dengan hanya darikeuntungan saja.
Namun demikian, manfaat dari
analalisis dampak pemangku kepentingan bergantung pada identifikasi penuh semua pemangku kepentingan dan kepentingan mereka, serta apresiasiyang penuh terhadap signifikansi dampaknya pada posisi masing – masing. Ketika penambahan manfaat sederhana dan biaya tidak
sepenuhnya mencerminkan
pentingnya pemangku kepentingan atau
dampak yang terlibat. Dalam situasi ini, nilai – nilai yang termasuk dalam ABM atau RBA dapat ditimbang, atau nilai bersih sekarang dapat dibuat peringkat sesuai dengan dampak yang dibuat pada
pemangku
kepentingan yang terlibat. Peringkat pemangku kepentingan dan dampak yang terjadi atas mereka bergantung pada ketahanan situasional mereka dalam menahan dampak juga digunakan ketika dampak yang tidak bisa diukur sedang dipertimbangkan. Kekuatan keuangan yang relatif tidak hanya memberikan alasan untuk membuat peringkat kepentingan para pemangku kepentingan. Bahkan, ada beberapa alasan, termasuk dampak dari tindakan yang diusulkan pada kehidupan atau kesehatan pemangku kepentingan, atau pada beberapa aspek flora, fauna, atau lingkungan kita yang lebih berada pada ambang bahaya atau kepunahan. Biasanya, masyarakat
mempunyai
prasangka
buruk
pada
perusahaanyang
mengambil keuntungan atas kehidupan, kesehatan, atau habitat kita. Di samping itu, membuat isu – isu ini sebagai prioritas utama sering kali justru akanmemicu
adanya
pemikiran
ulang
terhadap
tindakan
yang
menyinggung agar diperbaii dengan menghilangkannya. Mitchell, Agle, dan Wood (1997) menyatakan bahwa pemangku kepentingan dan kepentingan mereka dinilai dalam tiga dimensi : Legitimasi atau hak hukum dan/atau moral untuk mempengaruhi organisasi; kekuatanuntuk memengaruhi organisasi melalui media, pemerintah atau cara yang lain; serta urgensi (urgensitas) yang dirasakan nyata dari persoalan yang muncul. Analisis semacam ini memaksa pertimbangan terhadap dampak yang dianggap sangat merusak (khususnya untuk
pemangku kepentingan
eksternal) terdahulu, sehingga jika seorang eksekutif memutuskan untuk terus maju dengan rencana suboptimal, setidaknya kerugian potensial akan dikenali. Logika menunjukkan bahwa klaim dari tiga lingkaran yang saling tumpang tindih (yaitu sah dan/atau dianggap sah, darurat, dan dipegang oleh penguasa) akan selalu menjadi yang paling penting. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Klaim yang mendesak dari pemangku kepentingan lain dapat menjadi yang paling penting jika mereka mengumpulkan lebih banyak dukungan dari penguasa dan mereka yang mempunyai klaim yang sah, dan akhirnya dianggap mempunyai legitimasi. Pendekatan untuk Mengukur Dampak yang Dapat Dihitung dari Keputusan yang Diajukan A.Hanya laba atau rugi B.A.
ditambah
eksternalitas
(dengan
kata
lain,
Analisis
Biaya-
Manfaat/ABM) C.B. ditambah probabilitas hasil (dengan kata lain, Analisis RisikoManfaat/RBA)
D.ABM
atau
RBA
ditambah
peringkat
pemangku
kepentingan Penil aian Dampak yang Tidak Dapat Dikuantifi kasi
1. Keadilan di Antara Para Pemangku Kepentingan Kepedulian atas perlakuan yang telah adil telah menjadi perhatian masyarakat baru – baru ini mengenai isu – isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi, dan pembayaran. Akibatnya, keputusan akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemangku kepentingan 2. Hak Pemangku Kepentingan Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak menggagu hak para pemangku kepentingan, dan hak si pembuat keputusan. Pemangku kepentingan individu maupun kelompok umumnya berharap dapat menikmati hak – hak sebagai berikut : a. Kehidupan b. Kesehatan dan Keselamatan
c. Perlakuan adil d. Penggunaan hati nurani e. Harga diri dan privasi f. Kebebasan berbicara Beberapa hak ini telah dilindungi undang – undang dan peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang melanggar. Sebagai contoh, karyawan dan
konsumen
dilindungi
undang –undang
kesehatan
dan
keselamatan, sedangkan martabat dan privasi dilindungi hukum umum, dan efek jera menjadi subjek dari sanksi publik
An ali si s Dampak Pemangk u Kepent in gan: Pend ekat an Trad is ion al Pengambilan Keputusan
Beberapa (pendapat) telah dikembangkan yang memanfaatkan analisis dampak pemangku kepentingan untuk menyediakan panduan tentang etikalitas tindakan yang diajukan pada pengambil keputusan. Diskusi dari tiga pendekatan tradisional akan dibahas kemudian. Memilih pendekatan yang paling berguna bergantung pada apakah dampak keputusan bersifat jangka pendek jika dibandingkan dengan jangka panjang, melibatkan eksternalitas dan probabilitas, atau terjadi dalam situasi perusahaan. pendekatan mungkin digabungkan kedalam
penyesuaian pendekatan
gabungan yang dirancang khusus untuk dapat mengatasi situasi tertentu dengan baik. Penting untuk diakui, bahwa ketika masing-masing pendekatan berhubungan dengan perkembangan deontologist terhadap dampak pada hak-hak, keadilan, dan tugas-tugas yang diharapkan, tidak ada yang secara khusus memasukkan kajian mendalam tentang motivasi bagi keputusan-keputusan yang terlibat, sifat kebajikan atau karakter yang diharapkan di era akuntabilitas pengku kepentingan modern. Suatu analisis etika yang konprehensif harus keluar dari model tradisional Tucker, velasquez, dan Pastin untuk memasukkan penilaikan tentang
motivasi, kebijakan,dan karakter yang ditampikan dibandingkan dengan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisi onal
Keputusan yang diusulkan ditantang dengan mengajukan semua pertanyaan. Jika respons negatif timbul (atau lebih dari satu) ketika semua lima pertanyaan diajukan/dipertanyakan, maka pengambil/pembuat keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus dan/atau mengimbangi jawaban negatif itu. Apabila proses revisi
berhasil,
maka
usulan
menjadi
etis.
Jika
tidak, proposal harus ditinggalkan karena tidak etis. Bahkan, jika tidak ad a tanggapan negatif ketika pertanyaan ditanyakan diawal, sebuah upaya harus
dilakukan
untuk
memperbaiki
tindakan
yang
diusulkan
menggunakan lima pertanyaan sebagai panduan. Pendekatan Standar Moral Tradisio nal
Pendekatan standar moral untuk analisis dampak pemangku kepentingan membangun secara langsung atas tiga kepetingan mendasar dari para pemangku kepentingan yang diidentifikasi. Tiga kepentingan tersebut antara lain utilitarian, hak-hak individu, dan keadilan Pendekatan Pasti n Tradisi onal
Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar untuk nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan kan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi tempat dia bekerja. Untuk memahami aturan dasar yang berlaku, mengatur komitmen organisasi secara benar atas proposal, dan melindungi para pembuat keputusan, Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan dimasa lalu. Ia menyebut
pendekatan ini sebagai rekayasa balik sebuah keputusan , karena dilakukan usaha untuk membongkar pengambilan keputusan masa lalu selain untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat. Pastin menunjukan bahwa individu sering dibatasi (secara sukarela maupun tidak) dalam mengungkapkan nilai-nilai mereka, dan rekayasa balik menawarkan cara untuk melihat, melalui tindakan-tindakan mereka dimasa lalu, dan apa nilai-nilai mereka sebenarnya.
Memperlu as dan Memadukan Pendekatan Tradisi onal
Dari waktu ke waktu, masalah etika akan muncul yang mungkin tidak sesuai dengan salah satu pendekatan yang telah diuraikan. Sebagai contoh, isu yang diangkat oleh permasalahan etika dapat diperiksa dengan pendekatan 5 pertanyaan, kecuali jika ada dampak jangka panjang yang signifikan atau hal lain yang lebih membutuhkan analisis biaya-manfaat dari pada keuntungan sebagai pertanyaan tingkat pertama. Untungnya, anaisis biaya-manfaat dapat diganti atau ditambahkan untuk memperkaya pendekatan tersebut. Mungkin pula, konsep etika aturan dasar dapat dipindahkan kependekatan non-Pastin, jika diperlukan dalam keputusan yang berhubungan dengan keadaan perusahaan. Harus hati-hati ketika memperluas dan menggabungkan pendekatan yang ada. Namun, untuk memastikan bahwa masing-masing bidang kebaikan, keadilan, dan dampaknya terhadap hak-hak individu telah diperiksa dalam analisis yang komprehensif-jika tidak, keputusan akhir kemungkinan salah. Pendekatan Filo sof is dan Analisi s Dampak Pemangku Kepentin gan
Pendekatan filosofis konsekuensialisme, deotologi, dan ektika kebajikan merupakan landasan, dan harus selalu diingat untuk menginformasikan dan memperkaya, analisis ketika mengguanakan tiga pendektatan dampak pemangku kepentingan. Pendekatan analisis dampak pemangku kepentingan yang digunakan harus memberikan pemahaman tentang
fakta-fakta, hak, kewajiban, dan keadilan yang terlibat dalam keputusan atau tindakan yang penting untuk analisis etika yang tepat dari motivasi, kebajikan, dan karakter yang diharapkan. Pada analisis yang efektif dan koperhensif terhadap etikalitas suatu keputusan atau tindakan yang diusulkan,
pendekatan-pendekatan
filosofis
tradisonal
harus
meningkatkan model pemangku kepentingan, dan sebaliknya. Memodifikasi Pendekatan Tradisional Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Menilai Motivasi, Kebijakan yang diharapkan, dan Sifat Karakter Suatu analisis etika yang komperhensif harus melebihi pendekatan tradisional Tucker, Velasquez, dan pastin untuk menggabungkan penilaian tentangmotivasi,
kebajikan,
dan
karakter
yang
terllibat
dalam
perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Namun, seperti yang terlihat dalam skandal yang baru-baru ini terjadi, para pengambil keputusan di masa lalu tidak mengenali pentingnya harapan pemangku kepentingan akan kebajikan. Jika mereka mengenalinya, keputusan yang dibuat oleh eksekutif perusahaan, akuntan dan pengacara yang terlibat dalam Enron, arthurandersen, WorldCom, Tyco, Adephia, dan lain-lain mungkin telah menghindari tragedi pribadi dan organisasi yang terjadi. Beberapa eksekutif dimotivasi oleh keserakahan, bukan oleh kepentingan pribadi yang berfokus pada kebaikan semua orang. Intinya adalah mereka lupa mempertimbangkan kebajikan dan tugas secara tepat yang seharusnya mereka tunjukkan. Apabila suatu tugas fidusia merupakan utang kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dimasa depan. Sifat karakter, seperti integritas, profesionalisme, keberanian, dan seterusnya tidak diperhitungkan dengan pantas. Dalam peninjauan kembali (retrospect), akan sangat bijaksana jika menyertakan penilaian etika kebajikan yang diharapkan sebagai langkah terpisah dalam setiap proses EDM untuk memperkuat tata kelola dan sistem manajemen risiko serta menjaga dari keputusan tidak etis dan berorientasi jangka pendek. Dilihat pada karyawan yang terus-menerus membuat keputusan
untuk alasan yang salah, bahkan jika konsekuensi hasil adalah benar dapat menimbulkan risiko tata kelola yang tinggi. Terdapat banyak contoh dimana eksekutif yang hanya termotifasi oleh keserakahan tergelincir ke dalam praktik tidak etis, dan yang lainnya tersesat oleh sistem insetif yang salah.Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi yang terlalu sempit dapat menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri dan pengawasan eksternal yang pantas tidak mencukupi. Pemantauan ekternal
tidak
mungkin
menangkap
semua
keputusan
sebelum
pelaksanaan, maka penting bagi semua karyawan untuk memahami motivasi yang luas akan membela kepentingan diri dan organisasi mereka dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya para pembuat keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan dalam pendekatan EDM komperhensif, dan organisasi harus meminta akuntabilitas dari karyawan atas harapan itu melalui mekanisme tata kelola. Penil aian Etis Moti vasi dan Peril aku
Proses
penilaian
dampak
pemangku
kepentingan
menawarkan
kesempatan untuk menilai motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil keputusan cenderung etis atau tidak. Pertimbangan
Uraian
Konsekuensialisme
Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan keuntungan lebih besar dari biaya
Hak-hak, tugas atau deontologi
Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan, termasuk pengambil keputusan
Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adil Harapan kebajikan atau Etika kebijakan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan Harapan
kebajikan
atau
kebijakan
Etika Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan ekspektasi kebajikan
Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis. Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif, penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang dimodifikasi.
Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keput usan Etis
1. Masalah Bersama Kesengajaan atau mengetahui penggunaan asset atu sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan. Konsep ini muncul ketika penduduk desa di Inggris mengembala ternak secara berlebihan di atas tanah yang dimiliki bersama, atau bersama-sama dengan orang lain di desa, dan istilah bersama ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis padang rumput. Sering kali pengambil keputusan yang tidak peka terhadap masalah bersama, tidak akan memberikan atribut nilai yang cukup tinggi untuk penggunaan asset atau sumber daya, dan karena itu mereka membuat keputusan
yang
salah.
Kesadaran
akan
masalah
ini
dapat
memperbaiki hal tersebut dan memperbaiki pengambilan keputusan. 2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya. 3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis •
Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis Banyak budaya perusahaan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai etika telah memengaruhi atau memotivasi eksekutif dan karyawan untuk membuat atau mengambil keputusan yang tidak etis.
•
Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena: - “Ini dunia dimana anjing makan anjing ” - “Semua orang melakukannya” - “Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya ” - “Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah
atasan” •
Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham
•
Berfokus hanya pada legalitas Banyak manager hanya peduli dengan suatu tindakan yang sah secara hukum.
•
Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan untuk semua pemangku kepentingan)
•
Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua kelompok pemangku kepentingan)
•
Konflik kepentingan Bisa yang didasarkan atas prasangka bukan satu-satunya alasan penilaian keliru dari tindakan yan diusulkan. Penilaian dapat menutupi
kepentingan
pribadi
yang
saling
bertentangan,
kepentingan pengambil keputusan versus kepentingan terbaik perusahaan, atau kepentingan kelompok di mana pembuat keputusan bersikap parsial versus kepentingan terbaik perusahaan,
keduanya dapat menyebabkan penilaian dan keputusan yang keliru. •
Keterkaitan di antara pemangku kepentingan Sering kali, para pengambil keputusan gagal mengantisipasi apa yang mereka lakukan untuk satu kelompok akan berkontribusi memicu tindakan orang lain. Sebagai contoh, pencemaran lingkungan
di
negara
yang
jauh
dari
perusahaan
dapat
menyebabkan reaksi negatif dari pelanggan dalam negeri dan pasar modal. •
Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan Kebutuhan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan dan kepentingan mereka sebelum menilai dampaknya pada masing-masing kelompok merupakan bukti pribadi. Namun, hal ini merupakan langkah yang sering diambil tanpa pemahaman, dengan hasil bahwa isu-isu penting menjadi tidak diketahui. Pendekatan yang berguna untuk membantu masalah ini adalah untuk berspekulasi pada kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dari tindakan yang diusulkan, dan mencoba untuk menilai bagaimana media akan bereaksi.
•
Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku kepentingan Kecenderungan yang umum adalah untuk memperlakukan kepentingan seluruh pemangku kepentingan menjadi sama pentingnya. Namun, mereka yang mendesak biasanya menjadi yang terpenting.
•
Mengacuhkan kekayaan, keadilan, atau hak Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, keputusan etis yang komprehensif tidak bisa dilakukan jika salah satu dari ketiga aspek ini ada yang terlupakan. Namun, berulang kali para pembuat keputusan mengambil jalan pendek dan menderita akibatnya.
•
Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan
Banyak pengambil keputusan yang mementingkan keuntungan dirinya yang bermanfaat dalam jangka pendek dan meruikan orang lain pada jangka panjang. •
Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk ditunjukkan Akuntan profesional yang mengabaikan kebajikan yang diharapkan dari mereka cenderung melupakan bahwa mereka diharapkan untuk melindungi kepentingan umum.
Sebuah Kerangka Kerja Kom prehensif Pengambilan Keput usan Etis
Pendekatan terbaik EDM akan bergantung pada sifat dari tindakan yang diusulkan atau dilema etikan dan pemangku kepentingan yang terlibat. Sebagai contoh, sebuah masalah yang melibatkan dampak jangka pendek dan tidak ada eksternalitas mungkin cocok untuk analisis 5 pertanyaan yang dimodifikasi, Masalah dengan dampak jangka panjang dan ekternalitas ini mungkin lebih cocok dengan pendekatan standar moral yang dimodifikasi, atau pendekatan pastin yang dimodifikasi. Masalah signifikansi bagi masyarakat dari pada bagi perusahaan kemungkinan akan baik jika dianalisis menggunakan pendekatan filosofis, atau pendekatan standar moral yang dimodifikasi. Pendekatan EDM apaun yang digunakan , pembuat keptusan harus mepertimbangkan semua isu yang diangkat. Langkah-langkah untuk Sebuah Keputusan Etis
1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yang mungkin akan terpengaruh. 2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka, identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan mereka dalam analisis. 3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan kelompok pemangku kepentingan berkenaan dengan kekayaan mereka,
keadilan perlakuan, dan hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan, menggunakan pertanyaan kerangka kerja yang komprehensif, dan memastikan bahwa perangkap umum yang dibahas nanti tidak masuk ke dalam analisis. Kasus: Perokok Baik bagi Ekonomi
1. Apakah yang dapat ditambahkan oleh analisis etika kepada analisis akturial Viscusi? Merokok bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam dunia medis, banyak perokok yang meninggal dalam usia dini, atau bisa dibilang umur mereka lebih pendek dibandingkan bukan perokok, mereka menderita banyak penyakit yang membunuh mereka lebih cepat dari angka harapan hidup. Tetapi disisi lain para perokok secara tidak langsung membantu perekonomian negara. Pajak dan cukai yang dikenakan atas rokok mampu menambahkan penerimaan negara. Mereka juga lebih hemat menerima berbagai fasilitas dari pemerintah karena umur mereka yang tidak panjang. Hal ini tentu saja baik secara ekonomi, tetapi merokok sudah jelas melanggar etika dalam bermasyarakat. Tentu saja kita ketahui banyak perokok yang merokok di tempat umum, dan menggangu kenyamanan dan kesehatan orang lain. Tidak ada masyarakat yang nyaman dengan kebiasaan merokok, karena tentunya sangat mengganggu dan merusak kesehatan. Tentu saja mendukung aktivitas merokok sudah melanggar etika dalam masyarakat, walaupun mampu meningkatkan perekonomian. Etika dalam bermasyarakat lebih penting dari sekedar meningkatkan perekonomian. 2. Apakah analisis etika mengubah kesimpulan yang dicapai? Mengapa? Ya, jelas mengubah kesimpulan. Meningkatkan perekonomian dengan rokok bukanlah hal yang beretika untuk dilakukan. Karena sudah jelas aktivitas
merokok
bermasyarakat.
melanggar
etika
dan
kenyamanan
dalam
Modul 2 Akuntan Profesional kepentingan Publik.
untuk
Ak untabilitas Eksp ektasi Pemangku Kepent ingan dan Kerang ka Tata Kelo la Dampak hancurnya Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom telah memunculkan krisis kredibilitas dalam komunitas bisnis, terkait dengan laporan-laporan dan pasar modal, serta akuntan profesional yang dianggap sebagai bagian dari permasalahan yang ada. Publik sedang mencari kembali kredibilitas yang didasarkan atas nilai-nilai seperti kepercayaan, integritas, transparansi laporan, dan sebagainya, serta kembali pada peruntukkan utama pelayanan untuk kepentingan umum. SOX yang mengharuskan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) untuk membuat peraturan yang memungkinkan adanya reformasi tata kelola, baik untuk perusahaan maupun profesi akuntansi di seluruh dunia. Internal Federation of Accountant (IFAC) menyusun kode etik IFAC dan merilis versi awalnya pada tahun 2001, sedangkan versi revisi pada tahun 2005. Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC 2005 – Section 100.4 Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut : a) Integritas – seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis b) Objektivitas – seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari
orang lain untuk mengesampingkan penilaian
professional
atau bisnis c) Kompetensi professional dan Kesungguhan – seorang akuntan professional mempunyai tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan dan skil professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau atasan menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professional d) Kerahasiaan – seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga. e) Perilaku Profesional – seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi. Organisasi-organisasi anggota IFAC yang merupakan lembaga akuntansi profesional di seluruh dunia
seperti American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA), Institute of Chartered Accountants telah setuju untuk menyesuaikan kode etik mereka ke dalam kesepakatan substansial dengan peraturan IFAC, yang menyatakan bahwa: “Hal yang membedakan profesi
akuntansi adalah penerimaannya akan tanggung jawab untuk bertindak atas kepentingan publik”.
Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan dunia bisnis untuk lebih bertanggung jawab secara terbuka kepada masyarakat dan investor, dan bagi akuntan profesional, agar diingat bahwa mereka adalah kaum profesional yang
diharapkan untuk melindungi kepentingan investor dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntan profesional tidak diharapkan terlibat dalam kesalahan atau kekeliruan apa pun dalam rangka membantu manajemen, atau untuk menghindari risiko kehilangan pendapatan dari kegiatan audit, atau kehilangan pekerjaan jika mereka adalah karyawan. Kerusakan reputasi yang deisebabkan oleh masalah etis diakui begitu signifikan bahkan bisa berakibat fatal bagi perusahaan, seperti dalam kasus Arthur Andersen. Oleh karena itu, baik kalangan pebisnis maupun para akuntan profesional menyadari bahwa keberhasilan mereka di masa depan bergantung pada kesesuaian dengan regulasi baru dan ekspektasi pemangku kepentingan terkait dengan hal-hal etis dan moral.
Mendedikasik an Kembali Peran Akun tan Profesional unt uk Kepentingan Umum Mendedikasikan kembali peran akuntan pada kepentingan umum sangatlah penting, kecuali akuntan profesional dapat secara jelas dan benar mengerti peran mereka. Contoh pemahaman yang baik dan jelas tentang peran sangat penting untuk dapat menanggapi secara tepat pertanyaan-pertanyaan tentang dilema et ik yang dihadapi serta layanan yang sesuai untuk ditawarkan dan sejauh mana layanan itu diberikan, seperti: •
Siapakah sebenarnya klien kami? Apakah perusahaan, manajemen, pemegang saham saat ini, pemegang saham di masa depan, publik?
•
Ketika saya harus membuat keputusan yang mengandung percabangan etika di dalamnya, apakah saya harus mengutamakan loyalitas pada atasan, klien, bos, profesi, masyarakat, ataukah diri saya sendiri?
•
Apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standarstandar profesi ataukah saya hanya seorang karyawan?
•
Apakah akuntansi profesional itu sebuah profesi atau bisnis? Mungkinkah menjadi keduanya?
•
Kapan saya sebaiknya tidak menawarkan jasa?
•
Apakah saya dapat melayani dua klien dengan kepentingan yang saling bersaing pada waktu yang sama?
•
Apakah ada kondisi dimana pelanggaran pedoman profesi terhadap pengungkapan keyakinan dapat dibenarkan?
Harapan Publik t erhadap Kalangan Profesion al
Masyarakat mempunyai ekspektasi yang berbeda antara perilaku kalangan profesional dengan kalangan non profesional. Hal ini terkait dengan fakta bahwa tenaga profesional sering kali bekerja dengan sesuatu yang nyata nilainya dimana keyakinan bahwa mereka kompeten di bidangnya atau sejauh mana tanggung jawab mereka atas pekerjaan mereka menjadi sangat penting. Pada akhirnya, anggapan masyarakat atas suatu profesi tertentu akan memengaruhi perolehan hak-hak dalam profesi terkait: hak praktik, hak monopoli pada bidang profesi yang ditawarkan, untuk mengendalikan pemain baru dalam bidang profesi terkait, untuk memperoleh pendapatan yang relatif tinggi, menentukan peraturan bagi diri sendiri atau untuk dinilai oleh rekan-rekan satu profesi. Jika suatu profesi kehilangan kredibilitas di mata publik, akibatnya bisa sangat buruk bagi seorang profesional. Hal atau aspek yang menjadikan suatu profesi adalah kombinasi dari fitur, tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam satu rangkaian nilai-nilai umum profesionalitas, dimana nilai yang menentukan bagaimana keputusan akan dibuat dan tindakan yang akan diambil. Hal atau aspek tersebut antara lain: 1. Fitur-fitur Penting (Bayles): - Pelatihan ekstensif - Penyediaan layanan penting bagi masyarakat - Pelatihan dan skil sebagian besar tentang intelektual dalam karakter 2. Fitur-fitur Khas: - Secara umum berlisensi atau bersertifikat - Diwakili oleh organisasi, asosiasi, atau institusi - Otonomi 3. Dasar-dasar Nilai Etis (Behrman) - Secara signifikan difigurkan oleh dan didasarkan pada pertimbangan etis daripada teknik atau alat.
Otonomi sangat penting bagi suatu profesi dimana merupakan kebebasan dari peraturan pemerintah dan pembuat peraturan lainnya, memungkinkan anggota profesi untuk dinilai oleh rekan seprofesi yang objektif dan memiliki informasi yang tepat, bukan oleh pembuat peraturan yang ditunjuk secara politis. Selain itu, otonomi juga memungkinkan pemberian sanksi tanpa menarik perhatian publik secara berlebihan. Hal ini memungkinkan suatu profesi untuk mengelola urusannya secara efisien tersendiri, sehingga publik memiliki kesan bahwa profesi ini bertanggungjawab dan mampu melaksanakan tugasnya kepada anggota masyarakat dengan benar. Namun jika masyarakat merasa bahwa proses ini tidak adil atau objektif atau kepentingan umum tidak dilindungi, maka pemerintah akan turun tangan untuk memeastikan adanya perlindungan kepentingan tersebut. Pada tahun 2002, dibentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) oleh SEC di Amerika Serikat, dan Canadian Public Accountability Board (CPAB) oleh Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA), yang disebabkan kurangnya kredibilitas akibat skandal keuangan yang terjadi. PCAOB akan mengawasi akuntan profesional yang memiliki kemampuan untuk praktik di luar SEC pada perusahaan besar yang sahamnya diperdagangkan di busa saham AS. Hal ini berarti pengawasan ini akan mempengaruhi praktik kantor akuntan publik (KAP) profesional berskala besar di seluruh dunia dan kebijakan akuntansi yang diterima umum yang diterapkan di seluruh perusahaan tersebut akan berpengaruh. CPAB akan memberikan audit berkualitas tinggi, memerik sa, memberikan laporan dan sanksi bagi KAP yang melakukan audit terhadap perusahaan penerbit surat berharga di Kanada. Secara umum, tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka mempertahankan: ✓
Kompetensi di bidang keahlian.
✓
Objektivitas dalam penawaran pelayanan.
✓
Integritas dalam urusan dengan klien.
✓
Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien.
✓
Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diharapkan.
Dalam rangka mendukung aspek dari profesi yang terdiri atas kombinasi fitur, tugas, dan hak, maka penting bagi suatu profesi bersangkutan untuk menyusun seperangkat nilai atau prinsip-prinsip dasar yang dapat membimbing anggota mereka, dan agar setiap profesional memiliki nilai-nilai probadi yang cocok atau berkaitan dengan prinsip dasar tersebut.. Biasanya nilai-nilai pribadi yang dikehendaki adalah kejujuran, integritas, objektivitas, kebijaksanaan, keberanian untuk mempertahankan pendiriannya, dan karakter yang kuat agar dapat menolak
peluang-peluang
menggiurkan
yang
sifatnya
melayani
atau
mengutamakan kepentingan diri sendiri atau orang lain daripada klien.
Harapan Masyarakat dari Seorang Akun tan Profesi onal
Seorang akuntan profesional, terlepas apakah dia terlibat dalam kegiatan auditing atau menejemen, karyawan atau konsultan, diharapkan untuk menjadi seorang akuntan sekaligus profesional. Itu berarti, seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian teknis khusus terkait dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya dari[ada orang awam di bidang terkait, seperti kontrol menejemen, perpajakan, atau sistem informasi. Selain itu, ia juga diharapkan untuk menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan profesional terkait tempatnya bekerja. Fitur-fitur, Tugas-Tugas, dan Nilai-nilai dari Profesi Akuntansi: ➢ Fitur-fitur ▪
Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat
▪
Diperlukan pengetahuan dan skil yang luas
▪
Karakter pelatihan dan skil yang diperlukan sebagian besar dalam hal intelektual
▪
Diawasi oleh organisasi yang keanggotaannya secara otomatis mengatur diri sendiri
▪ ➢
Akuntabel pada otoritas pemerintah
Tugas-tugas yang sengat penting untuk suatu hubungan fidusia
▪
Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku kepentingan lainnya
▪
Pengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skil yang diperlukan, termasuk skeptisisme/keilmiahan (pembawaan diri yang mengarah pada keraguan terhadap fakta-fakta, orang atau institusi) profesional
▪
Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia oleh perilaku yang menunjukkan nilai-nilai yang bertanggung jawab
➢
▪
Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
▪
Pemeliharaan reputasi sebagai profesi yang kredibel
Hak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi ▪
Kemampuan untuk tampil/menawarkan diri sebagai seorang profesional yang ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia penting
➢
▪
Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calon
▪
Mengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etik
▪
Partisipasi dalam pegembangan praktik akuntansi dan audit
▪
Akses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan audit
Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-hak ▪
Kejujuran
▪
Integritas
▪
Objektivitas, berdasarkan pada penelitian independen
▪
Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisisme profesional
▪
Kompetensi
▪
Kerahasiaan
▪
Komitmen untuk menempatkan kepentingan publik, klien, profesi, dan atasan atau perusahaan sebelum kepentingan profesional sendiri
Dominasi Nilai Etis di atas Teknik-Teknik Akuntansi atau Audit
Kebanyakan akuntan menganggap bahwa penguasaan akuntansi atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non (merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntan. Akan tetapi, hanya sedikit skandal keuangan yang disebabkan oleh kesalahan penilaian tentang penerapan teknik yang tepat atau pengungkapan terkait. Beberapa kesalahan dalam penilaian
berasal dari kesalahan penafsiran masalah akibat kompleksnya permasalahan tersebut, selebihnya merupakan akibat dari kurangnya perhatian pada hal-hal yang sifatnya etis, seperti kejujuran, integritas, objektivitas, kepedulian, kerahasiaan, dan komitmen untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Meskipun kelayakan teknis dapat mempengaruhi keputusan jangka pendek bagi beberapa akuntan, namun dalam jangka panjang pertimbangan etika lebih dominan. Apakah kepentingan profesi terpenuhi dengan baik setelah mengadopsi metode-metode teknis tanpa memeriksa potensi konsekuensi keseluruhan adalah suatu hal yang patut dipertanyakan. Prior itas Tugas, Loyalit as dan Kepercayaan Dalam tu gas Fidusia
Pasal 1 Undang-Undang Fidusia memberikan pengertian fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk menyediakan jasa fidusia yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung jawab untuk mempertahankan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia. Seorang akuntan profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian, namun ia juga diharapkan
untuk
mempraktikkan
keahliannya
tersebut
dengan
penuh
keberanian, kejujuran, integritas, objektivitas, kesungguhan dan keilmiahan, kompetensi, kerahasiaan profesional, serta menghindari kekeliruan untuk memastikan bahwa mereka yang mengandalkan keahlian tersebut dapat memercayai bahwa kepentingan mereka telah mendapat perlakuan yang selayaknya. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mempersempit rentang pilihan untuk diterimanya suatu perlakuan akuntansi atau praktik audit, akuntan profesional diharapkan untuk mematuhi Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum (Generally Accepted Accounting Principles -GAAP) dan Standar Auditing yang Diterima Umum (Generally Accepted Auditingt Standards-GAAS). Keharusan untuk mematuhi nilai-nilai etika yang telah dibuat sebelumnya dan juga GAAP sama pentingnya bagi akuntan profesional yang bekerja dalam
suatu manajemen, sebagai karyawan, atau sebagai konsultan sebagaimana bagi mereka yang melakukan audit laporan keuangan. Jika seseorang ingin menjadi seorang akuntan profesional, ia harus selalu siap untuk bertindak dengan integritas setiap saat. Dia seharusnya tidak boleh terlibat dalam hal-hal yang keliry atau yang sifatnya ilegal akibat dari sikap loyal yang salah arah terhadap klien langsung atau atasan. Para auditor secara khusus ditunjuk oleh pemegang saham atau pemilik sebagai agen mereka untuk memeriksa aktivitas organisasi dan untuk memberikan laporan mengenai kesehatan sistem keuangan dan kewajaran dari laporan tahunan. Hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan pemegang saham/pemilik dari sejumlah masalah, termasuk perlakuan amoral manajemen. Laporan keuangan yang telah diaudit digunakan dan dijadikan pegangan baik oleh pemegang saham saat ini dan pemegang saham prospektif, kreditor, serta oleh pemerintah. Oleh karena itu, loyalitas auditor terhadap publik tidak boleh lebih rendah dari loyalitas kepada pemegang saham saat ini, terutama pada pihak manajemen organisasi. Seorang akuntan profesional yang menghadapi pilihan yang sulit harus menentukan pilihan itu, sehingga kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia dapat dipertahankan, pertama dengan masyarakat, dengan profesi bersangkutan, dengan klien atau atasan, dan akhirnya dengan individu profesional itu sendiri. Kerahasiaan
Menjadi seorang akuntan profesional tidaklah mudah karena harus menjaga kerahasiaan aspek-aspek klien atau atasannya meskipun ia tidak setuju dengan itu. Misalnya, seorang profesional diberhentikan karena menolak untuk memfigurkan piutang sebagai piutang lancar sehingga ia harus mencari pekerjaan lain, tetapi tidak bisa menceritakan alasannya meninggalkan atasannya terdahulu. Profesional tidak bisa mendiskusikan masalah-masalah klien atau atasan dengan siapa pun yang terikat kode kerahasiaan. Pada revisi Kode Etik tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan akan akuntan profesional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik
diantara prinsip-prisip mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan dan kepentingan publik.Kode etik diantaranya menyarankan bahwa akuntan profesional mempertimbangkan untuk mendapatkan “nasihat profesional
dari badan profesional yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian mendapat bimbingan tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan”. Implikasi-implikasi Layanan yang Ditawarkan
Penjaminan dan Jasa-Jasa Lain Akuntan profesional telah mengembangkan jasa-jasa fidusia yang umum di bidang akuntansi berikut ini: o
Akuntansi dan prinsip-prinsip, praktik, dan sistem pelaporan.
o
Audit catatan akuntansi, istem, dan laporan keuangan.
o
Proyeksi keuangan: Persiapan, analisis, dan audit.
o
Perpajakan: Persiapan dokumen informasi wajib pajak dan saran.
o
Kepailitan: Tugastugas wali dan saran.
o
Perencanaan keuangan: Saran.
o
Pengambilan keputusan: Fasilitasi melalui analisa dan pendekatan.
o
Pengendalian Manajemen: Saran dan desain sistem.
o
Urusan-urusan korporasi dan komersial: Saran dan umum.
AICPA membuat daftar 200 jenis jasa penjamin yang mungkin, kemudian disaring hingga diproses jenis-jenis jasa penjaminan mengenai: ▪
Penilaian resiko
▪
Pengukuran kinerja bisnis
▪
Kendala sistem informasi
▪
Perniagaan elektronik
▪
Pengukuran kinerja perawatan kesehatan
▪
Perawatan khusus lansia, dsb.
Peraturan Independensi SEC dan IFAC Hal yang tidak diantisipasi oleh Komite Khusus AICPA untuk pelayanan verifikasi adalah ketidakmampuan anggotanya untuk mengelola konflik yang melekat pada situasi konflik kepentingan yang muncul pada saat proses audit dan
jasa lainnya ditawarkan kepada klien yang sama, seperti yang terjadi pada Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, Batasan-batasan yang diperkenalkan SOX dan diperintahkan oleh SEC melarang auditor dari salah satu perusahaan yang terdafatar di SEC, yaitu perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di bursa saham AS untuk melakukan audit atas pekerjaan dia sendiri atau melakukan pembelaan terhadap klien. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi-situasi dimana penilaian independen yang harus digunakan oleh auditor untuk dapat menilai dengan adil posisi yang diambil oleh klien audit menyimpang dari komitmen utamanya yaitu melindungi kepentingan publik. Untuk menghindari risiko konflik kepentingan dalam audit perusahaan besar, sehingga dapat melindungi kepentingan publik, SOX mewajibkan SEC untuk melarang penawaran layanan-layanan non-audit yang akan merusak independensi KAP kepada pendaftar SEC seperti: 1. Pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi atau laporan keuangan klien audit 2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan 3. Jasa penilaian, pendapat terkait dengan kelayakan, atau laporan mengenai kontribusi dengan nilai moneter, tetapi tidak untuk ditagihkan 4. Jasa aktuaria 5. Jasa alih daya (outsourcing) audit internal 6. Fungsi-fungsi manajemen atau sumber daya manusia 7. Pialang atau agen, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi 8. Layanan hukum dan layanan ahli yang tidak terkait dengan audit. SEC juga mengambil kebijakan lain di luar pembatasan penawaran jenis jasa tertentu, yang akan: - Mengharuskan beberapa mitra yang memiliki perjanjian dengan tim audit untuk digilir setelah tidak lebih dari lima atau tujuh tahun berturut-turut, tergantung pada keterlibatan mitra dalam audit, terkecuali pada beberapa kantor akuntan publik (KAP) kecil dapat dibebaskan dari ketentuan ini
- Menetapkan peraturan bahwa suatu KAP tidak akan independen jika anggotaanggota tertentu dalam manajemen emiten itu merupakan anggota tim audit KAP dalam periode satu tahun sebelum dimulainya prosedur audit - Menetapkan peraturan bahwa seorang akuntan tidak akan independen dari klien audit jika ada “mitra audit” menerima kompensasi berdasarkan
penugasan pengadaan mitra dengan klien untuk jasa lain selain audit, review, dan layanan atestasi - Mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada komite audit emiten, termasuk kebijakan akuntansi “kritis” yang digunakan oleh emiten
- Komite audit emiten diharuskan untuk menyetujui sebelumnya semua jasa audit dan non audit yang diberikan auditor pada emiten - Mengharuskan pengungkapan pada investor segala informasi terkait dengan jasa-jasa audit dan non-audit yang diberikan oleh auditor yang kemudian auditor tersebut memperoleh bayaran atas jasanya. Nilai Tambah Kitis oleh Seorang Akuntan Profesional Kredibilitas adalah nilai tambah kritis yang dihasilkan oleh akuntan profesional dalam pelayanan veriikasi terbaru dam juga yang standar. Secara khusus, nilai tambah kritis seorang akuntan profesional terletak pada harapan bahwa layanan apa pun yang ditawarkan akan didasarkan pada integritas dan objektivitas, dan nilai-nilai ini selain standar kompetensi minimum yang dipastikan ada, memberikan kredibilitas atau jaminan terhadap laporan atau kegiatan. Standar Perilaku yang Diekspektasikan Masyarakat mengharapkan bahwa akuntan profesional akan melakukan layanan fidusia dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas. Integritas sangat penting karena memastikan bahwa apa pun layanan yang diberkan akan dilakukan secara adil dan seksama. Objektivitas berarti kebebasan dari bias dalam pemilihan dasar pengukuran dan pengungkapan, agar tidak menyesatkan pengguna. Selain itu kejujuran dan kompetensi juga merupakan hal yang sangat penting untuk nilai tambah kritis dari keterlibatan profesi, sehingga harus dilindungi oleh profesi bersangkutan dalam rangka menjamin masa depan. Oleh
karena itu, organisasi akuntansi profesional berusaha untuk menyelidiki dan mendisiplinkan anggota yang tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai etis. Penil aian dan Nilai-nil ai
Pentingnya Pertambahan Nilai Sering kali yang terjadi adalah seorang profesional tidak cukup menyadari potensi akibat dari dilema etika atau nilai-nilai yang tepat dalam melaksanakan tugasnya secara benar. Selain itu, seorang profesional mungkin berbuat salah dalam penilaiannya tentang potensi akibat dilema etika atau tentang keseriusan akibat tersebut bagi mereka yang harus menanggung dampaknya. Oleh karena itu, kredibilitas profesi ada pada nilai-nilai yang didukungnya, nilai-nilai etika pribadi dan profesional dari masing-masing anggota, dan kualitas penilaian yang digunakan. Pembentukan Penilaian/Pertimbangan dan Nilai-nilai Kohlberg berpendapat bahwa individu-individu melalui enam tahapan progresif dalam pekembangan moral. Keenam tahap dan motivasi yang mengarah individu untuk mengambil keputusan di tiap tahap dapat membantu dalam merancang program pendidikan untuk mengekspos siswa pada enam tingkat tersebut.
Motif-motif yang mempengaruhi orang-orang pada enam tahap penalaran moral Kohlberg: Uraian Tahapan
Motif Melakukan Hal Yang Benar
a. Prakonvensional
Kepentingan diri sendiri
1. Kepatuhan
Ketakutan
akan
hukuman
dan
wewenang 2. Sifat angkuh-pegganti atau
Penghargaan pada diri sendiri,
hanya pertukaran instrumental dan sosial
terkait dengan diri seseorang
sendiri “Mari kita buat kesepakatan”.
b. Konvensi onal
3. Penyelarasan interpersonal
Kesesuaian
Ekspektasi peran dan persetujuan
dari pihak lain. 4. Hukum dan tugas (tatanan sosial) Kesesuaian dengan peraturan moral atau peraturan-peraturan hukum dan keterlibatan c. Post-konvensi onal, autonom ous,
Kepenting an orang lain
atau berpri nsip
5. Hak-hak umum individu dan standar-standar yang diterima
Kepedulian terhadap orang lain dan kesejahteraan sosial yang lebih luas
masyarakat 6. Prinsip-prinsip yang dipilih
Kepedulian terhadap prinsip moral
atau sendiri
etika
SUMBER PEDOMAN ETIKA
Ada beberapa sumber panduan penting yang tersedia untuk akuntan professional, antara lain kode etik dari badan professional akuntan, perusahaan atau atasan akuntan. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika memang sesuai, karena akuntan professional harus merespon badan atau lembaga ekspektasi dan standar yang dibuat oleh berbagai organisasiakuntansi professional di negara mereka sendiri dan di luar negeri bersama-sama dengan penentu standar, regulator, pengadilan, politisi, pasar uang dan masyarakat umum. Ekspektasi perilaku dari akuntan professional telah dan akan diwujudkan dalam: 1. Penentu standar (IFAC, PCACB, FASB, IASB, CICA, ICAEW, dan sebagainya ; sedangkan di Indonesia ada GAAP dan GAAS) 2. Praktik-praktik standar yang dipahami secara umum
3. Studi penelitian dan artikel 4. Pedoman-pedoman regulator (SEC, OSC, NYSE, TSX, dan sebagainya) 5. Keputusan pengadilan 6. Kode etik dari: a. Perusahaan atau KAP b. Badan Akuntansi Profesional Lokal c. Internal Federation of Accountants (IFAC) Tidak ada satu pun organisasi yang memiliki monopoli pada penciptaan ekspektasi atau standar yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan professional baik di Indonesia, AS, Kanada atau dimana pun. Ekspektasi standar etika bagaimanapun bervariasi dari pengadilan ke pengadilan dan dari organisasi ke organisasi. Untungnya, prinsip-prinsip dasar kode etik berlaku pada semua organisasi, dan konvergensi pada prinsip-prinsip etika global, akuntansi, dan standar audit memang menjanjikan untuk tercapainya satu standar umum kinerja.
KODE ETIK PROFESIONAL Tujuan dan Kerangka
Kode etik professional dirancang untuk memberikan panduan tentang perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima secara berkualitas dan reputasi profesi tidak akan dinodai. Jika reputasi ternoda, beberapa aspek hubungan fidusia telah dilanggar, dan pelayanan belum dapat diberikan secara professional, atau mungkin juga berarti bahwa entah bagaimana seorang anggota profesi telah menyinggung aturan masyarakat, sehingga membawa nama profesi ke dalam keburukan dan dengan demikian merusak kepercayaan public yang diperlukan agar para anggotanya dapat melayani klien lain secara efektif. Agar efektif, kode etik perlu memadukan prinsip – prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus.
Kerangka kerja khas kode etik untuk akuntan professional: 1. Pendahuluan dan tujuan
2. Prinsip dan standar fundamental 3. Peraturan umum 4. Pertauran khusus 5. Disiplin 6. Interpretasi peraturan Prins ip dan Standar Fundamental
Seorang akuntan professional diharuskan: a) Bertindak untuk kepentingan umum b) Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk melayani kepentingan umum c) Bekerja dengan integritas yang tinggi, objektif dan indpenden, kompetensi professional, due care, skeptisisme professional serta rahasia d) Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan atau keliru Dan juga seorang akuntan professional harus mematuhi prinsip – prinsip dasar berikut : a. Integritas, seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan professional dan bisnis b. Objektivitas, seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnis c. Kompetensi Profesional dan Kesungguhan, seorang akuntan professional memiliki tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga pengetahuan dan skill professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau atasan menerima
jasa
professional
yang
kompeten
berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik dan teknis. Seoang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar
teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professional d. Kerahasiaan, seorang akuntan professional harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan professional dan bisnis dan tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak serta kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk keuntungan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga e. Perilaku Profesional, seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan terkait serta menghindar dari tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi Peraturan Umum dan Khusus
Akuntan professional diharapkan untuk menerapkan prinsip-prinsip fundamental dalam rangka melindungi kepentingan publik maupun kepentingan profesi serta anggotanya sendiri. Ada hal-hal yang mendorong mereka pada cakupan peraturan-peraturan umum dan khusus, seperti hubungan yang benar antara para anggota atau organisasi dan pelaksanaan praktik professional. Disiplin
Biasanya proses disiplin dimulai dengan keluhan yang diajukan pada badan professional tentang perilaku etis dari anggota atau perusahaan. Secara berurutan, keyakinan atas konsekuensi tuduhan hukum (penipuan,dan lain-lain) juga dapat memicu proses disiplin. Pengaduan atau tuduhan hukum diselidiki oleh staf, dan keputusan dibuat untuk mengajukan tuduhan atau tidak. Pengajuan suatu tuduhan membutuhkan pemeriksaan untuk menentukan bersalah atau tidak, dan proses pemeriksaan bisa sangat rumit. Hal ini dapat diselenggarakan didepan kamera atau direkam atau didepan publik langsung. Hal ini dapat melibatkan para pengacara bagi penggugat dan tergugat, dan pengadilan atau panel untuk mendengarkan kasus, serta orang awam dari pihak luar untuk
memastikan bahwa prosedur dilakukan dengan benar dan kepentingan umum terpenuhi. Bila dinyatakan bersalah, maka reputasi seorang akuntan akan hilang. Dalam dunia audit, kredibilitas adalah suatu hal yang paling dijaga oleh akuntan professional karena hal itu merupakan bukti nilai opini audit mereka. Jika tanpa kredibilitas, maka jasa audit akan sepi dari permintaan. Interpretasi A turan
Ketika akuntan profesional menemukan bahwa kekhawatiran muncul dalam profesi akibat dari perdebatan tentang penerapan yang tepat dari sebuah aturan, klarifikasi akan dikeluarkan dalam bentuk interpretasi. Interpretasi merupakan addendum atau apendiks terhadap kode, yang dapat ditambahkan ketika dibutuhkan dalam suatu kondisi.
MOTIVASI UNTUK PERUBAHAN PA DA KODE-KODE PROFESIONAL
Tekanan yang telah datang pada profesi akuntansi adalah karena skandal keuangan atau akuntansi yang telah mengikis keridnilitas profesi. Ada dua faktor yang berbeda dengan motivasi di awal millennium baru, yaitu: 1. Peristiwa hancurnya Enron, Arthur Andersen dan Worldcom terjadi pada saat kondisi ekonomi bagus, meskipun mereka menimbulkan suatu erosi kredibilitas yang menurunkan kepercayaan dan kinerja perekonomian. Pada perubahan ini menunjukan bahwa masalah etika dapat dan akan memainkan peran yang lebih serius dan signifikan 2. Keinginan untuk konvergensi global atau harmonisasi standar untuk memfasilitasi bisnis global dan arus modal merupakan pendorong perubahan yang jauh lebih normal dari sebelumnya. Konvergensi dapat menghasilkan standar yang lebih kuat dan berkesinambungan, perubahan yang mungkin lebih cepat dari sekarang.
KODE ETIK PROFESIONAL YANG BERLAKU SAAT INI
Hukum yang berlaku di negara-negara industri utama dunia yang telah dihasilkan dari keprihatinan, investigasi, komisi dan komite diakhir tahun 1980-an telah berkumpul dalam prinsip-prinsip yang tertanam dalam Kode Etik IFAC. Namun, proses perubahan baru-baru ini telah dimulai dan tidak ada kewajiban untuk meniru secara persis Kode IFAC terutama jika ada perbedaan budaya atau peraturan, maka layak untuk mempelajari perwakilan hukum dari AICPA dan ICAO.
KEKURANGAN PADA KODE ATAU PERATURAN PROFESIONAL
Kekurangan yang dimiliki oleh kode etik professional antara lain: a. Konsultasi tentang masalah etika mungkin memerlukan perekrutan para penasihat hukum dari luar daripada konseling melalui asosiasi professional. Ini menyebabkan baik professional dan profesi terlibat dalam suatu resiko bahwa konseling yang kompeten akan berlangsung dan tindakan yang sesuai akan diambil b. Sebuah pelaporan yang adil, investigasi, dan proses pemeriksaan tidak selalu ditunjukkan, jadi anggota tidak yakin untuk mengambil langkah c. Perlindungan
tidak
ditawarkan
kepada
seseorang
yang
membongkar kejahatan dalam suatu organisasi d. Sanksi sering tidak jelas dan penerapannya tidak didefinisikan
MASALAH BIASANYA TIDAK TERSELESAIKAN DALAM KODE ETIK PERUSAHAAN
Beberapa masalah dalam kode etik perusahaan yang dihadapi oleh karyawan maupun akuntan professional biasanya sering tidak terselesaikan. Oleh karena itu, ketika suatu kode etik perusahaan sedang disusun ada beberapa hal yang harus dihindari:
1. Konflik diantara kode – kode Terkadang, seorang professional atau karyawan lainnya akan tunduk pada kode perusahaan dan juga kode-kode lain. Untuk menghindari menempatkan orang dalam suatu perdebatan tentang dilemma etika tentang kode mana yang harus diikuti, maka perlu anjuran untuk berkonsultasi dengan petugas etika (ombudsman). 2. Konflik diantara kepentingan yang bersaing/pemangku kepentingan perusahaan Dalam sesi pelatihan jalur – jalur konsultasi yang aman harus tersedia agar tidak terjadi konflik antara kepentingan yang bersaing dengan pemangku kepentingan perusahaan. 3. Kapan dan kepada siapa akuntan professional harus membeberkan kejahatan organisasi Sebuah jalur internal yang dilindungi untuk diskusi dan pelaporan harus tersedia untuk akuntan professional. Seorang atasan harus menyadari bahwa setiap akuntan professional memiliki tugas professional untuk ditegakkan, yang dapat menggantikan kesetiaan kepada atasan. Sebuah konsultasi sangat dibutuhkan bagi para akuntan professional untuk membuat keputusan. 4. Perlindungan yang memadai bagi seseorang yang mengungkapkan kejahatan organisasi (whistle blower) Pengaturan yang paling berhasil untuk membeberkan kejahatan perusahaan yaitu pelaporan dengan penuh keyakinan kepada individu otonom berpangkat tinggi atau kepada seseorang yang melapor kepada orang berpangkat sangat tinggi dalam organisasi. 5. Keputusan pelayanan yang melibatkan penilaian Kode etik harus dibentuk agar tidak mengesampingkan pelaksanaan nilai – nilai seorang professional saat diperlukan untuk
penilaian yang harus dibuat. Dalam analisis akhir, pelaksanaan nilai – nilai sangat penting agar terselamatkan dari masalah etika.
Tantangannya adalah untuk mengembangkan kode dan budaya yang tidak memaksa untuk meninggalkan nilai – nilai pribadi melainkan mendorong pengembangan dan pelaksanaan nilai-nilai serta proses penilaian yang akan membantu pemegang saham ketika benar-benar membutuhkan.
Konf lik K epentin gan dan Standar Independensi Global Salah satu aspek yang paling menyiksa dalam kehidupan seorang akuntan profesional adalah pengakuan, penghindaran, dan/atau situasi pengelolaan konflik kepentingan. Hal ini karena dalam situasi konflik kepentingan mengandung ancaman untuk meruntuhkan alasan perlunya memiliki profesi akuntansi untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan seorang akuntan profesional akan diatur oleh penilaian independen yang difokuskan untuk melindungi kepentingan umum. Seorang akuntan profesional diharuskan oleh kode profesionalnya untuk "menjaga dirinya dari pengaruh apa pun, kepentingan atau hubungan terkait dengan urusan klien, yang mengganggu penilaian profesionalnya atau objektivitasya, atau dalam pandangan pengamat yang logis akan merusak penilaian profesional anggota atau objektivitas. Akibatnya, ada dua aspek berbeda yang harus diingat realitas bahwa ada benturan kepentingan, dan tampaknya salah satu akan menang. Oleh karena itu, definisi biasa/standarkonflik kepentingan adalah setiap pengaruh, kepentingan, atau hubungan yang dapat menyebabkan penilaian seorang akuntan profesional menyimpang dari penerapan standar profesi untuk permasalahan klien-hanya mencakup hal-hal terkait dengan konflik kepentingan yang dihadapi oleh akuntan profesional. Seorang akuntan profesional harus melindungi klien atau atasan tetapi tidak boleh ada pengorbanan apa pun, dan tidak jika kepentingan umum akan dikesampingkan. Seorang akuntan profesional harus mematuhi seperangkat aturan yang bertujuan untuk netralitas dan melindungi kepentingan umum-ia
seharusnya tidak boleh melayani kepentingan klien tertentu, kecuali kepentingan publik juga dilayani. Jasa yang diserahkan oleh pemegang usia harus dapat dipercaya, dan independen penilaian akuntan profesional sangat penting untuk kepercayaan itu.
Persp ektif Global menur ut Kod e IFAC
Tugas pada masyarakat, melayani kepentingan publik Kesesuaian dengan prinsip fundamental, integritas, objektivitas, kompetensi profesional dan kesungguhan, kerahasiaan, perilaku profesional Ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip fundamental, identifikasi, evaluasi, menghilangkan atau mengurangi ancaman hingga tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan sistem pengamanan dan menyelesaikan segala konflik dalam penerapannya Ancaman (kepentingan diri sendiri, peninjauan diri sendiri, advokasi, keumuman, intimidasi) Pengamanan (kode profesional, pelathian, standar legislasi, regulasi.
Kode IFAC menunjukkan bahwa akuntan profesional harus didedikasikan untuk melayani kepentingan publik, dan hal ini dapat dicapai dengan memenuhi prinsip-prinsip mendasar: Integritas, objektifitas kompetensi profesional dan kesungguhan, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Hal ini tidak hanya memerlukan pemahaman terhadap prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga bagaimana untuk mengidentifikasi ancaman terhadap tindakan kepatuhan dan menerapkan sistem pengamanan yang dapat menghilangkan, menghindari atau mengurangi ancaman tersebut. Pada dasarnya pembahasan Kode IFAC tentang ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip dasar tidak hanya terkait dengan kinerja, tetapi juga pada keseluruhan penampilan kinerja, yang dapat
mengurangi transmisi informasi yang efektif dan menurunkan reputasi profesi. Hal ini memerlukan kewaspadaan profesi. terus menerus tentang keadaan yang sebenarnya dari akuntan profesional, serta tentang independensi, Sebagaimana dinyatakan dalam bagian 290.8 dari kode IFAC tahun 2005:
Independensi membutuhkan: Independensi Pikiran
Keadaan pikiran yang memungkinkan ekspresi dari sebuah kesimpulan tanpa dipengaruhi oleh pengaruh yang mengkompromikan penilaian profesional, memungkinkan seorang untuk bertindak integritas dan menerapkan objektifitas dan skeptisisme profesional. Independensi dalam penampi lan
Menghindari fakta-fakta dan keadaan yang sangat signifikan, sehingga pihak ketiga yang masuk akal dan memiliki informasi, yang memiliki pengetahuan mengenai semua info yang relevan, termasuk perlindungan yang diterapkan secara logis akan menyimpulkan integritas, pbjektifitas atau skeptisisme profesional atau tim penjaminan telah disetujui.
Kode IFAC menyebutkan lima kategori dasar ancaman atau konflik yang dapat ruhi akuntan profesional dari bertindak untuk kepentingan kepentingan eninjauan kembali karya/pekerjaan sendiri, membela posisi klien, diri sendiri, keakraban dengan manajemen, direksi, atau pemilik perusahaan klien dan intimidasi oleh manajemen, direksi, atau pemilik. Keakraban dengan klien mungkin menciptakan ikatan antar pribadi yang membuat seorang akuntan profesional tidak ingin mengecewakan atau menyinggung teman dekat yang di antara mereka sudah terjalin hubungan akrab. Akhirnya
banyak kasus
dimana manajemen
senior
perusahaan telah
mengintimidasi akuntan yang bekerja untuk perusahaan sehingga memaksa
untuk melakukan an kesalahan pengfiguran, hal ilegal, atau minimnya pilihan akuntansi.
Ancam an t erh adap Ket id akp atu han Peni lai an In dep enden
Kepatuhan terhdap prinsip-prinsip dasar mungkin terancam oleh beragam situasi. Beberapa bentuk ancaman dapat dikategorikan sebagai berikut: a) Ancaman kepentingan pribadi yang mungkin terjadi akibat akuntan profesional atau kers. dekatnya sedang ada kebutuhan finansial atau kebutuhan lainnya; b) Ancaman peninjauan kembali yang mungkin terjadi saat penilaian sebelumnya perlu diulang oleh akuntan profesional yang bertanggung jawab atas penilaian tersebut, c) Ancaman advokasi yang mungkin terjadi ketika seorang akuntan profesional mengajak suatu posisi atau pendapat ke titik yang objektivitas selanjutnya dapat disetujui, d) Ancaman keakraban yang mungkin terjadi ketika suatu hubungan yang dekat dapat membrd seorang akuntan profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain e) Ancaman intimidasi yang mungkin terjadi saat akuntan profesional mungkin terhalang untuk bertindak secara objektif karena ancaman, tindakan aktual atau yang dirasakan.
Perlind ungan dalam Mengurangi Risiko Konflik Kepentingan
Perlindungan yang dibuat oleh Profesi Perundangan, atau Peraturan. (kode IFAC, section 100.12) Pendidikan, Pelatihan, Persyaratan pengalaman bagi pemula Melanjutkan
o
pendidikan o
Standar profesional, monitoring, dan proses disiplin Peninjauan ulang laporan oleh pihak ketiga yang ditunjuk hukum terhadap dokumen yang
dikembalikan, serta komunikasi atau informasi yang dihasilkan oleh akuntan profesional o
Peninjauan ulang oleh pihak ketiga terhadap sistem pengendalian mutu perusahaan
Undang-undang yang mengatur persyaratan independensi dari perusahaan
o
Perlindungan terhadap seorang Klien (kode IFAC, section 200.15) o
Penunjukkan auditor disetujui pula oleh selain manajemen
o
Klien memiliki staf staf yang yang kompeten kompeten untuk membuat keputusan keputusan manajerial manajerial
o
Prosedur internal untuk memastikan memastikan pilihan objektif dalam menjalankan tugas-tugas tanpa jaminan
Suatu struktur tata kelola perusahaan, seperti komite audit, yang
o
memberikan pengawasan pengawasan dan komunikasi yang sesuai sesuai mengenai layanan layanan suatu perusahaan (kode IFAC ,section 200.12) o
Perlindungan dalam Sistem dan Prosedur Prosedur KAP Profesional Profesional itu Sendiri Sendiri Kepemimpinan
yang
menekankan
pentingnya
independensi,
dan
ekspektasi untuk pelayanan tindakan yang mengutamakan kepentingan umum o
Kebijakan dan prosedur prosedur untuk melaksanakan melaksanakan dan memantau kontrol penugasan layanan verifikd
o
kebijakan independensi independensi yang terdokumentasi terdokumentasi mengenai mengenai identifikasi dan evaluasi ancaman terhadap independensi, aplikasi/penerapan usaha perlindungan/pengumanan
untuk
menghilangkan
atau
mengurangi
ancaman tersebut hingga tingkat yang dapat diterima o
Kebijakan dan prosedur prosedur untuk memonitor dan dan mengelola mengelola ketergantungan ketergantungan pada pendapatan dari klien verifikasi/ penjaminan tunggal
Menggunakan mitra dengan jalur pelaporan yang terpisah untuk
o
penyediaan
layanan
non
verifikasi/penjaminan
untuk
klien
penjaminan/verifikasi o
Enam lainnya yang yang sifatnya umum umum bagi perusahaan perusahaan dan sembilan hal khusus lainnya
Kerangka kode IFAC untu k penil aian Independen Independen
Harus dilambil langkah yang sungguh-sungguh untuk menghindari munculnya konflik, baik yang tampaknya berupa konflik maupun yang sudah jelas merupakan konflik. Reputasi terlalu sulit dan mahal dipulihkan. Akibatnya, sebagian besar perusahaan menggunakan beberapa teknik dalam manajemen konflik kepentingan untuk meminimalkan potensi bahaya yang dapat muncul, termasuk hal-hal berikut. o
kode perusahaan, sebagai tambahan terhadap kode badan-badan profesional;
o
sesi
sesi
pelatihan
dan
memo
tentang
penegakan manajemen
konflik/memo yang membangun; o
daftar klien dari semua lokasi untuk prosedur referensi dan pengunduran
diri yang menandakan non-investasi pengawasan perdagangan surat-surat berharga, khususnya yang
o
berkaitan dengan penerbitan surat berharga baru; o
firewall atau dinding tebal dan kuat kuat untuk mencegah arus informasi di dalam perusahaan;
o
pelaporan dan konsultasi dengan pejabat senior;
penghindaran;
o
aturan untuk melayani klien dengan potensi kepentingan yang
o
bertentangan o
aturan untuk mengambil klien klien baru atau memberikan memberikan layanan baru dan untuk pemutusan hubungan dengan klien
Jenis-jenis Konflik Kepentingan Berdasarkan Dampak pada Pemangku kepentingan
Empat kategori terkait dengan dampaknya pada pemangku kepentingan: o
konflik kepentingan kepentingan diri profesional profesional sendiri sendiri dengan dengan kepentingan kepentingan pemangku kepentingan lainnya
o
konflik kepentingan kepentingan diri professional professional dan beberapa pemangku kepentingan lain dengan beberapa pemangku kepentingan lainnya
o
kepentingan satu klien lebih diutamakan diutamakan dibanding kepentingan klien lainnya
o
kepentingan satu satu atau lebih lebih pemangku kepentingan lebih diutamakan daripada kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lainnya
Ruang Ruang Li ngkup Aktivitas yang yang Terpengaruh Terpengaruh
Konflik Kepentingan Memengaruhi Layanan yang Ditawarkan
Kepentingan pribadi merupakan motivator yang sangat kuat dapat merugikan klien, publik, dan pemangku kepentingan lainnya melalui penurunan mutu layanan yang ditawarkan oleh akuntan profesional, apakah profesional berperan sebagai auditor atau akuntan manajemen. Misalnya, keinginan untuk memperoleh keuntungan dapat mengakibatkan layanan dilakukan di bawah standar kualitas. Hal ini dapat terjadi dengan cara mempekerjakan staf junior atau tidak terampil, atau jika staf tidak mendapat pengawasan yang memadai dari senior, atau yang lebih mahal lagi oleh personel. Hal itu dapat menyebabkan tekanan pada staf untuk meningkatkan m eningkatkan jam kerja mereka meampaui tingkat yang wajar, atau untuk mendorong staf untuk bekerja berjam-jam tetapi tidak membuat taguhan pada klien atas total waktu yang dihabiskan. Meskipun penurunan kualitas layanan jelas memengaruhi klien dan publik, kondisi kerja seperti ini juga menyebabkan staf terlibat dengan masalah etika yang sangat nyata tentang bagaimana bereaksi. Seorang profesional mungkin tergoda untuk lowball fee quotations kepada klien dalam upaya untuk memperoleh klien baru atau mempertahankan klien lama. Perwujudan dari tarif rendah tersebut dapat menimbulkan dilema karena
harus memenuhi anggaran audit yang terlalu ketat, sehingga sekali lagi dapat menyebabkan kualitas pelayanan di bawah standar atau tekanan. Persahabatan, kemitraan, dan keinginan untuk melindungi pendapatan yang ada atau mengumpulkan lebih banyak lagi dan prospek interaksi sosial dalam bentuk pengaguman mungkin semua berdampak pada independensi. Harus dipastikan bahwa akuntan profesional tidak menjadi terlalu bergantung pada pendapatan dari satu klien, sehingga keputusan yang bertentangan dengan kepentingan publik menjadi sulit dibuat. Akuntan profesional harus terus menahan godaan untuk terfokus pada pengembangan layanan dengan keuntungan yang besar dengan mengorbankan layanan audit dengan margin rendah.
Konf lik K epentingan yang Melib atkan Penyalahgun aan Pengaruh
Keinginan yang besar dari seorang profesional untuk memperbaiki nasibnya sendiri bisa mengarah pada penyalahgunaan pengaruh, sehingga menyebabkan rusaknya independensi penilaian profesional tersebut.
Konflik Kepentingan yang Melibatkan Penggunaan atau Penyalahgunaan Infor masi (Kerahasiaan)
Penyalahgunaan informasi oleh akuntan profesional dapat merugikan pemangku kepentingan yang lain dari sisi klien atau perusahaan yang terlibat. Pembeberan informasi tersebut kepada publik atau pesaing akan berdampak merugikan kepentingan klien, dan akan bertentangan dengan kepercayaan yang diharapkan ada dalam hubungan fidusia. Dalam kasus auditor, ekspektasi untuk adanya kepercayaan dan privasi sangat terkait penting dengan kesediaan klien untuk mendiskusikan masalah sulitnya, yang berhubungan erat dengan audit, untuk memperoleh pendapat auditor tentang bagaimana mereka akan dibahas dalam laporan keuangan dan catatan.
Satu isu yang tidak dapat dipahami dengan baik adalah konsekuensi dari seorang
akuntan
profesional
yang
mengamati
kerahasiaan
tentang
penyimpangan yang dilakukan atasannya, dan diarahkan oleh kode profesional untuk mengundurkan diri jika atasan tidak dapat diyakinkan untuk mengubah perilaku mereka.
Conto h K asus Etika: DILEMA SEORANG AKUNTAN Daniel Potter bekerja sebagai staf akuntansi di Baker Greenlaf, satu dari 8 besar KAP. Dalam mempersiapkan ujian CPA-nya, Dan belajar dengan teliti tentang kode etik American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan telah secara menyeluruh mengakrabkan dirinya dengan pedoman profesi untuk hal -hal moral. Dan telah mengganggap serius pedoman-pedoman itu, semua itu bukan hanya merupakan bagian integral dari ujian audit, namun juga nampak baginya sebagai martabat/kewibawaan mendasar yang mana setiap auditor independen diwajibkan untuk mempertahankannya. Karier pribadi Dan pun positif. Setelah lulus menjadi sarjana ekonomi dari salah satu sekolah dalam asosiasi delapan universitas di Tenggara AS (Ivy League), dia diterima di program pelatihan akuntan Sekolah Bisnis Acron, dan disponsori oleh Baker Greenleaf. Antusiasme dan kemampuannya nampak jelas sejak awal, dan dia cepat mendapat promosi melalui peringkat-peringkat dan terdaftar untuk membantu merekrut para sarjana untuk bekerja di perusahaan. Tugas baru Dan pun dimulai. Baker memerlukan audit khusus dan Baker menempatkan orang-orang terbaiknya dalam pekerjaan itu, dan Dan sangat bangga bisa diikutkan dalam tim untuk penugasan khusus itu. Oliver Freeman, senior dalam proyek itu menugasi Dan untuk mengaudit anak perusahaan real estate yang dimiliki secara penuh, yang telah membuat pusing Baker di masa lalu. “Saya ingin Anda menyelesaikan masalah yang kami miliki dengan anak
perusahaan itu, dan datang dengan opini yang bersih (yaitu konfirmasi bahwa pernyataan klien disajikan secara adil) dalam satu bulan. Saya biarkan kamu berpikir apa yang dirasa perlu dalam masalah ini”.
Beberapa kali dalam bulan-bulan ke depan antara Dan dan oliver terdapat ketidaksepakatan mengenai isu-isu interpretif, namun ketika Dan mulai menyadari betapa keras kepalanya Oliver, dia selalu tunduk pada opini atasannya. Tiga hari sebelum masa audit berakhir, Dan menyelesaikan dokumennya dan menyerahkan pada Oliver untuk ditinjau ulang. Dia menemukan cukup banyak masalah, tetapi berhasil menyelesaikan kecuali satu: satu dari properti real estate terbesar anak perusahaan dinilai dalam neraca sebesar $2 juta, dan perkiraan Dan sendiri tentang nilai tersebut adalah tidak lebih dari $100.000. Properti itu merupakan struktur yang telah rusak di lingkungannya yang tidak ditempati selama beberapa tahun. Dan mendiskusikan proposalnya untuk mengurangi nilainya hingga $1.900.000 dengan para manajer anak perusahaan, tetapi karena mereka merasa ada prospek yang bagus untuk menyewakan properti tersebut dalam waktu dekat, mereka menolak untuk menurunkan nilainya. Diskusi dengan klien telah berakhir pada titik ini, dan Dan harus menyelesaikan ketidaksepakatan itu sendiri. Usaha dia menjadi ambigu, dan tergantung pada bagaimana ia mendefinisikan laporan laba rugi menurut peraturan AICPA dalam hal material, tiap perbedaan opini antara klien dan akuntan publik yang memengaruhi laporan laba rugi hingga 3 % dianggap material dan harus diperlihatkan dalam opini CPA. Laporan yang ia serahkan pada Oliver Freeman berisi rekomendasi bahwa itu sebaiknya didokumentasikan dengan syarat terkait dengan opini, yang mengindikasikan bahwa semua laporan keuangan itu secara nalar mengacu pada $1.9 juta nilai penurunan yang diperlihatkan dalam opini yang menyertainya. Setelah Freeman meninjau dokumen Dan, dia memberikan tanggapan kembali dalam bentuk daftar “hal -hal yang harus dilakukan”, yang merupakan pro sedur normal di Baker Greenleaf.
Beberapa hal dalam daftar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keluarkan halaman dalam dokumen dimana anda memperkirakan nilai properti tanah dan bangunan sebesar $100.000. 2. Perlihatkan opini bahwa propert tanah dan bangunan tersebut telah dievaluasi secara benar oleh anak perusahaan. 3. Hilangkan sebutan yang ”mengacu pada opini” dan diganti dengan “opini yang bersih”.
Dan langsung menanggapi daftar itu bahwa ia tidak akan mengubah penilaiannya karena hal itu jelas-jelas melanggar apa yang dia ketahui dari membaca peraturan-peraturan akuntansi. Sore itu, Oliver dan Dan bertemu dalam ruangan tertutup dan Oliver menyatakan bahwa Ia(Oliver) tidak ingin ada masalah dalam audit ini dan Dan bertanggung jawab untuk adanya “opini bersih”. M asalahnya
tidak material bagi klien (konsolidasi) dan opini anak perusahaan hanya akan digunakan secara internal. Lagipula tidak ada yang membaca ataupun peduli pada laporan keuangan ini. Dan menekankan kembali bahwa hal ini merupakan masalah kepentingan dari
sisi
integritas
profesional
dan
legalitas/keabsahan.
Dan
terus
mempertanyakan keetisan dari menerbitkan opini bersih. Dia memahami sepenuhnya akan pentingnya audit ini dan menunjukkan kesetiaannya pada Baker Greenleaf dan Oliver, tetapi meski demikian ia percaya bahwa itu berarti memintanya untuk menerbitkan evaluasi palsu. Beberapa hari kemudian, Dan mengetahui bahwa Freeman telah menarik analisa dari dokumen dan menggantinya dengan opini bersih. Dia juga menerbitkan evaluasi yang negatif tentang kinerja Daniel Potter dalam audit. Dan tahu ia memiliki hak untuk melaporkan insiden ini pada konselor partner atau ke departemen SDM, namun Dan lebih menginginkan untuk membawa isu ini pada dewan peninjau independen dalam perusahaan, tetapi Baker Greenleaf tidak punya dewan seperti yang dimksud. Bagaimanapun, evaluasi negatif tidak akan bertahan, arogansi Oliver atas staf juniornya akan tetap berlangsung dan pada dokumen-dokumen itu akan tetap ada nama Dan, kecuali dia memberitahukan insiden itu pada seseorang. Dia pun tidak sepenuhnya yakin tentang apa yang harus ia lakukan, namun visi Senator Metcalf tentang perlunya nasionalisasi terus menghantuinya. Analis a atas kas us in i: 1. Pihak-pihak yang terli bat: •
KAP, yaitu Baker Greenleaf.
•
Akuntan, yaitu Oliver Freeman.
Klien
•
2. Isu-isu pentin g: ➢
Konflik Kepentingan,
yaitu adanya
konflik kepentingan
antara
perusahaan (manajemen) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Baker Greenleaf, dimana manajemen mengharuskan akuntan (KAP) untuk memberikan laporan audit dengan “opini bersih”, padahal hal tersebut
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dimana sebenarnya auditor menemukan suatu temuan yang nilainya material dan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan perusahaan klien. Dalam hal ini manajemen memiliki kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri. ➢
Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah istilah umum untuk menjelaskan bagaimana sejumlah organisasi telah memperlihatkan bahwa mereka sudah memenuhi misi yang mereka emban. Seorang akuntan atau auditor harus dapat mempertanggungjawabkan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan sudah dibuat sesuai dengan PABU dalam rangka memberikan keyakinan atas asersi laporan keuangan entitas.
➢
Disclosure.
Disclosure
memiliki
arti
tidak
menutupi
atau
menyembunyikan dimana jika dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung
arti
bahwa
laporan
keuangan
harus
memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Dalam kasus ini, perusahaan klien me langgar peraturan PSAK no 1 (di Indonesia) mengenai Penyajian Laporan Keuangan dimana dalam PSAK 1 menyebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) secara lengkap. Perusahaan klien tidak melakukan pengungkapan yang sebenarnya atas nilai properti atas tanah dan bangunan pada anak perusahaan induk sehingga dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan. ➢
Independensi. Independensi dalam perencanaan audit berarti bebas dari pengar uh manajemen dalam menerapkan prosedur audit, menentukan sasar
an dan ruang lingkup audit. Dalam kasus ini, KAP termasuk salah satu akuntannya (Oliver) tidak bersikap independen dalam memberikan audit pada perusahaan klien sehingga mengeluarkan opini audit yang tidak seharusnya. Hal ini mungkin saja karena: 1. Terdapat hubungan istimewa antara KAP atau auditor dengan klien. 2. Terjadi pembatasan sifat dan ruang lingkup audit. 3. Konflik kepentingan antara auditor dengan klien. ➢
Etika. Pada umumnya, beretika dalam tempat kerja memastikan diri bertindak sesuai dengan prinsip salah-benar
yang diterima umum
ditempat kerja. Etika adalah masalah yang berkaitan dengan prosedur pengambilan keputusan berdasarkan integritas yang mengarah pada keputusan dan pekerjaan seseorang dalam suatu perusahaan. Etika dalam tempat kerja biasanya meliputi kewajiban moral, kejujuran, tidak melakukan
kecurangan,
bekerja
dengan
baik,
dan
tidak
menyalahgunakan tanggung jawab. Pada kasus ini etika KAP menjadi pertanyaan karena KAP bersama dengan akuntan (Oliver) KAP Baker Greenleaf melanggar etika yang telah diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan seperti yang telah dikeluarkan oleh IAPI, SEC, AICPA, dsb terkait isu-isu mengenai etika seperti isu integritas, independensi, objektivitas,dsb sebagaimana yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan. 3. Kode Etik yang dil anggar:
Berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), ada beberapa kode etik yang dilanggar, diantaranya : 1. Seksi 110.1 tentang Prinsip Integritas , dimana Oliver selaku senior
auditor bertindak tidak jujur atas laporan audit yang terjadi kesalahan material tersebut dengan membuat opini audit yang tidak sesuai. 2. Seksi 120.1 tentang Prinsi p Objektivi tas, dimana KAP dan auditornya
terdapat
unsur-unsur
subjektivitas,
benturan
kepentingan
atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain yang mempengaruhi
pertimbangan profesional dalam memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan klien. 3. Seksi 150.1 tentang Perilaku Profesional , dimana KAP dan auditor
(Oliver) tidak mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta berbuat hal yang dapat mendiskreditkan profesinya sebagai akuntan publik. Hal ini dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional yang memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi. 4. Saran & Rekomendasi yang sebaikn ya dil akukan:
Hal yang harus dilakukan oleh Dan adalah tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan etika yang berlaku terhadap auditor dimana Dan tetap harus bersikap independen meskipun ada paksaan atau tekanan dari seniornya tersebut. Karena Independensi auditor harus terjaga dari awal hingga akhir proses audit apapun yang terjadi. Tetapi jika tekanan tersebut telah mengganggu Dan secara terus menerus dan membuatnya tidak nyaman atau bahkan seperti kasus tersebut seniornya tetap mengeluarkan opini audit yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka Dan dapat melaporkannya kepada Komite Audit terlebih dahulu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena keindependensian yang dimiliki komite audit sangatlah terpercaya dan terlindungi. Namun karena perusahaan klien tidak memiliki Komite Audit, maka hal ini perlu menjadi perhatian apakah perusahaan klien merupakan perusahaan yang go public atau tidak, karena perusahaan yang go public wajib memiliki Komite Audit dalam struktur organisasi perusahaannya sebagaimana diatu dalam UU No 40 Th 2007 pasal 121 ayat 1 Tentang Perseroan Terbatas. ▪
Jika perusahaan klien merupakan perusahaan go public dan tidak memiliki Komite Audit maka auditor (Dan) dapat melaporkan kepada BAPEPAM yang sekarang adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku badan yang mengeluarkan Surat Edaran Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) No: SE-03/PM/2000 yang berisi
himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap Emiten dan Surat Direksi BEJ (Bursa Efek Jakarta) No: Kep. 339/BEJ/07-2001. ▪
Jika perusahaan klien bukan merupakan perusahaan go public maka Dan selaku auditor yang tidak setuju dengan perilaku menyimpang KAP dan atasannya, maka dia bisa mengundurkan diri dari KAP dan tetap bisa mempertahankan integritas dan objektivitasnya.
Modul 3 Managing Ethics Risks and Opportunities Ethics Risk & Opportunit y Identific ation & Assessment Pengakuan terbaru dari kebutuhan untuk akuntabilitas perusahaan kepada stakeholder pemerintahan
telah
membawa
modern
perlu
pengakuan
konsekuensi
mencerminkan
bahwa
memuaskan
sistem
kepentingan
stakeholder. Kepuasan para pemangku kepentingan, pada gilirannya, didasarkan pada menanggapi pada kinerja perusahaan untuk kepentingan masing-masing kelompok pemangku kepentingan dari siapa perusahaan ingin dan butuh dukungan untuk mencapai tujuan strategis. Dalam konteks ini, perhatian pada resiko etika dan kesempatan yaitu karena risiko tidak memenuhi harapan pemangku kepentingan yaitu mengarahkan pada sebuah potensi kehilangan dukungan untuk memenuhi tujuan perusahaan, dan melebihi harapan mengarah pada kesempatan untuk menggalang dukungan. Ini membutuhkan banyak lebih
luas kerangka untuk penilaian risiko dari apa yang kebanyakan perusahaan telah terapkan. Agar adi l, tel ah ter jad i tum pa ng tin dih da la m pe nde ka tan pen ila iaa n risiko tradisional dengan pendekatan risiko etika/penilaian kepentingan pemangku kepentingan (ERSIA). Namun demikian, bahkan dalam kasus-kasus
tumpang tindih, fokus dari pendekatan non-ERSIA dan pola pikir para penyelidik belum seluas seperti yang sekarang muncul, karena fokus sudah berada pada apa yang penting dari perspektif pemegang saham, daripada perspektif pemangku kepentingan. Tanpa dukungan perspektif pemangku kepentingan, penyelidik mungkin tidak mengenali risiko yang dapat menyebabkan kerugian dukungan atau peluang bagi penciptaan dukungan yang didasarkan pada keunggulan
kompetitif
atau
perhatian
kepentingan
pemangku
kepentingan lainnya. Limitations
with
Traditional
Enterprise
Risk
Management
(ERM)
Appr oac hes
Manajemen risiko telah menjadi konsep yang umum digunakan sejak akhir 1990an, ketika bursa saham utama terdaftar sebagai salah satu hal yang direksi diperlukan untuk mengawasi. Namun, manajemen risiko, seperti yang biasanya dipraktekkan, jarang melibatkan pemeriksaan penuh risiko etika dan peluang. Ada fokus yang tumbuh pada hal-hal yang berhubungan dengan penipuan, tapi ini tidak terlalu jauh untuk mencegah hilangnya reputasi dan dukungan pemangku kepentingan. Selama tahun 1990-an, perusahaan terdepan mempekerjakan beberapa bentuk manajemen risiko, tetapi kebanyakan perusahaan lain tidak. Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX) menyatakan manajemen risiko secara efektif membuat bagian integral dari kepemimpinan yang baik ketika membawa reformasi pemerintahan untuk SEC perusahaan pendaftar diseluruh dunia dan melahirkan perkembangan serupa di banyak yurisdiksi lain. Pasal 404 dari SOX, misalnya, yang ditujukan untuk penilaian risiko dan pencegahan, mengharuskan perusahaan untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal mereka sehubungan dengan pelaporan keuangan, dan CEO, CFO dan auditor harus melaporkan dan menyatakan efektivitas itu. Review wajib pengendalian intern melibatkan perbandingan sistem korporasi dengan kerangka pengendalian internal diterima seperti yang dikembangkan untuk Enterprise Risk Management (ERM) oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO). Kerangka COSO ERM seperti yang tertera dibawah ini menilai bagaimana suatu entitas mencapai tujuannya pada empat dimensi.
Dalam setiap kategori tersebut, kerangka ERM melibatkan delapan komponen yang saling terkait mengenai cara manajemen menjalankan perusahaan dan bagaimana mereka terintegrasi dengan proses manajemen. Etika dan budaya perusahaan yang etis terlihat memainkan peran penting dalam pengendalian pengaturan lingkungan, dan dengan demikian menciptakan sistem pengendalian internal ERM berorientasi efektif dan mempengaruhi perilaku yang dihasilkan. Akibatnya, review COSO ERM berorientasi akan memeriksa pola di atas, kode etik, kesadaran karyawan, tekanan untuk memenuhi tujuan realistis atau tidak tepat, kesediaan manajemen untuk mengesampingkan pengendalian yang didirikan, kode kepatuhan dalam penilaian kinerja, pemantauan efektivitas sistem pengendalian intern , program whistle-blowing, dan tindakan perbaikan dalam menanggapi kode pelanggaran.
FOCUS: HOW DOES AN ENTERPRISE ACHIEVE ITS OBJECTIVES? DIMENSION STRATEGIC OPERATIONS REPORTING COMPLIANCE COMPONENT
Internal Environment Objective Setting Event Identification Risk Assessment Risk Response Control Activities Information & Communication Monitoring
Namun, beberapa perusahaan melakukan pendekatan manajemen risiko dalam kerangka manajemen risiko etika penuh digunakan untuk mendukung era baru
akuntabilitas pemangku kepentingan dan pemerintahan. Tergantung pada organisasi, manajemen risiko tradisional berfokus pada isu-isu dari perspektif dampak keuangan mereka pada pemegang saham, dan tidak memasukkan dampak nonfinansial pada pemangku kepentingan.
Misalnya, lembaga keuangan cenderung berfokus pada risiko keuangan, seperti kebangkrutan peminjam, atau risiko kerugian atas pinjaman dan investasi derivatif. Perusahaan lain telah berfokus pada risiko bisnis yang luas, seperti yang tercakup dalam studi terbaru oleh Institute of Internal Auditors (IIA) atau dalam studi bersama yang diterbitkan oleh AICPA dan CICA. Bahkan dalam pendekatan tradisional, dampak keuangan yang dif okuskan pada pendekatan ERM telah ada ketergantungan kesalahan pada auditor eksternal. Beberapa direksi dan eksekutif telah diduga bahwa auditor eksternal mereka yang meninjau untuk risiko, akan membawa risiko ditemukan ke perhatian manajemen dan / atau direksi. Kepercayaan ini, bagaimanapun adalah salah tempat. Meskipun, sebagai bagian dari audit, auditor eksternal meninjau pengendalian internal perusahaan dan kadang-kadang beberapa risiko bisnis, mandat audit eksternal yang normal yaitu memerlukan perhatian hanya jika risiko yang ditemukan akan mengakibatkan salah saji material dari hasil usaha atau posisi keuangan perusahaan. Selain itu, karena auditor eksternal hanya melakukan pengujian, mereka tidak diharapkan untuk menemukan setiap masalah. Selain itu, sampai periode fiskal yang dimulai pada atau setelah tanggal 15 Desember 2002, mereka tidak diharapkan untuk melihat serius untuk penipuan. Itu dicatat, bagaimanapun, bahwa tidak pernah ada persyaratan untuk auditor eksternal untuk mencari dan melaporkan setiap risiko etika atau peluang. Pernyataan baru Standar Auditing (SAS 99), yang dirilis oleh AICPA dalam menanggapi kasus Enron dan WorldCom, dan Sarbanes-Oxley Act 2002, menggambarkan bagaimana auditor eksternal telah diarahkan ke arah pengungkapan penipuan besar, pemeriksaan, dan pelaporan. Secara khusus, SAS 99 mengharuskan:
➢
Diskusi wajib dan tukar pendapat antara tim audit dari dan tentang potensi dan menyebabkan untuk salah saji material dalam laporan keuangan karena penipuan sebelum dan selama audit.
➢
Pedoman yang
harus diikuti
mengenai pengumpulan data
dan
pemeriksaan prosedur untuk mengidentifikasi risiko penipuan. ➢
Penilaian wajib dari risiko penipuan berdasarkan faktor risiko yang ditemukan, dan di bawah anggapan manajemen yang telah direvisi yang dianggap tidak salah, sebagai berikut: •
Menduga biasanya bahwa ada risiko manipulasi pendapatan karena penipuan dan melakukan investigasi.
•
Selalu mengidentifikasi dan menilai risiko bahwa manajemen bisa tidak memperdulikan pengendalian sebagai risiko penipuan.
➢
Peningkatan standar untuk pemeriksaan, dokumentasi, dan melaporkan langkah-langkah audit yang diambil untuk memastikan agar manipulasi tidak terjadi.
➢
Langkah-langkah lain, termasuk: •
Dukungan dari penelitian tentang penipuan
•
Pengembangan kriteria antipenipuan dan pengendaliannya.
➢
Alokasi 10 persen dari kredit CPE untuk penelitian penipuan.
➢
Pengembangan program pelatihan pencegahan penipuan untuk publik.
➢
Menggerakan pendidikan antifraud di universitas, menggunakan materi yang sesuai.
Bahkan setelah adopsi reformasi SOX, auditor eksternal akan mencari penipuan dan / atau kelemahan dalam pengendalian yang akan menimbulkan salah saji material dari laporan keuangan. Mereka biasanya tidak akan diharapkan untuk mengejar risiko non-keuangan yang tidak material atau lainnya atau peluang. Dengan kata lain, mereka biasanya tidak diharapkan untuk meningkatkan semua risiko etika atau peluang dengan manajemen atau Komite Audit, atau komite lain atau dewan. Akibatnya, direksi dan manajemen eksekutif, yang bertanggung jawab untuk memantau semua risiko etika, harus merancang proses pemeriksaan secara in-house atau review, atau secara khusus kontrak dengan pihak luar yang ditunjuk untuk melakukan ulasan mereka.
Ethics Risk & Opportunit y Identific ation & Assessment Risiko dan peluang identifikasi dan penilaian etika dapat dilakukan dalam beberapa cara, tetapi pendekatan tiga-fase yang disajikan dalam gambar di bawah menawarkan pendekatan yang komprehensif.
Tahap 1 dari proses identifikasi risiko dan penilaian etika, harus dimulai dengan
identifikasi pemangku kepentingan utama korporasi dan kepentingan mereka menggunakan urgensi, legitimasi, dan kerangka kekuasaan dan analisis pengaruh dinamis. Setelah selesai langkah ini, peneliti harus memiliki pemahaman proyeksi dimana masalah kepentingan pemangku kepentingan yang sensitif dan penting dan mengapa. Selanjutnya, penyidik harus mengkonfirmasi proyeksi ini dengan berinteraksi dengan perwakilan pemangku kepentingan dan dengan kelompok pemangku kepentingan yang penting. Ini akan menunjukkan kepedulian terhadap kepentingan mereka dan membuka dialog yang sebaiknya membangun kepercayaan yang dapat membantu jika ada masalah timbul kemudian. Pada akhir proses konsultasi dengan pemangku kepentingan yaitu konfirmasi harapan stakeholder yang penting untuk kinerja selanjutnya.
Pada tahap 2, yaitu harapan penting pemangku kepentingan, peneliti harus mempertimbangkan kegiatan korporasi mereka dan menilai risiko yang tidak sesuai atau peluang melebihi harapan. Ketika mempertimbangkan apakah harapan telah terpenuhi, perbandingan harus dilakukan dengan input yang relevan, output, kualitas, dan variabel kinerja lainnya. Selain itu, perbandingan seharusnya terbuat dari kegiatan perusahaan dan harapan pemangku kepentingan menggunakan six hypernorm value yang universal dihormati di kebanyakan budaya: kejujuran, keadilan, kasih sayang, integritas, dapat diprediksi, dan tanggung jawab. Jika kegiatan perusahaan
menghormati/menerapkan nilai-nilai ini, ada kesempatan baik bahwa kegiatan tersebut juga akan menghormati harapan stakeholder penting perusahaan, dalam dan luar negeri, sekarang dan di masa depan. Akhirnya, perbandingan kegiatan perusahaan dan harapan harus di nilai kembali dari perspektif dampak potensial pada reputasi korporasi. Menurut model Charles Fombrun di mana reputasi tergantung pada 4 faktor - kepercayaan, kredibilitas, keandalan, dan tanggung jawab - kerangka kerja yang bisa membantu untuk mengatur perbandingan diperlukan. Tahap 3 melibatkan penyusunan laporan yang dihasilkan dalam proses.
Kebutuhan perusahaan tertentu harus mendikte sifat dari laporan yang disajikan, tetapi harus dipertimbangkan resiko etika dan peluang untuk setidaknya laporan berikut oleh: ➢
Grup pemangku kepentingan
➢
Barang atau jasa
➢
Tujuan perusahaan
➢
Hypernorm value
➢
Pengendali reputasi
Kumpulan ini akan memberikan data yang akan memungkinkan direksi dan manajemen eksekutif untuk memantau risiko etika dan peluang, untuk merencanakan menghindari dan mengurangi risiko, dan secara strategis memanfaatkan peluang.
Seorang pejabat perusahaan yang signifikan, seperti petugas etika perusahaan atau petugas CSR, harus dibebankan dengan tanggung jawab yang sedang berlangsung untuk memantau asumsi dan masukan terhadap risiko etika dan identifikasi peluang dan model penilaian dan pelaporan kepada subkomite yang relevan dari dewan secara periodik. Membiarkan turun penjaga perusahaan pada pengawasan terus ini bisa memiliki konsekuensi yang sangat serius, seperti perusahaan General Motor, Ford, dan Chrysler telah menemukan hubungan terhadap Toyota di bidang produk ramah lingkungan, seperti hybrid gas / mobil listrik. Tanggu ng J awab Sosial Perusahaan dan Kewarganegaraan Korp orat
Korporasi telah dianggap secara hukum bertanggung jawab hanya untuk pemegang saham atau pemilik, tetapi dalam kenyataannya mereka juga secara strategis bertanggung jawab kepada berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas jika mereka ingin menggalang dukungan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan strategis. Sejauh ini, pergeseran paradigma sedang berlangsung, dari akuntanbilitas kepada pemegang saham menjadi pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. Akibatnya, organisasi semakin tertarik pada apa yang pemangku kepentingan harapkan dari mereka dan bagaimana mereka bekerja dan dianggap bekerja sesuai harapan untuk meningkatkan dukungan pemangku kepentingan. Ada juga investor, direksi, eksekutif dan karyawan yang dari perspektif altruistik, tertarik pada kinerja organisasi mereka mengenai hal-hal non-keuangan. Kedua kelompok orang dari perspektif instrumental dan orang-orang dari perspektifaltrustik tertarik dalam rencana dan kinerja tanggung jawab perusahaan (corporate social responsibility) dari suatu organisasi atau sebagaimana beberapa orang memilih untuk memfigurkannya dengan istilah warga koperasi. Tujuan Organisasi unt uk CSR
Untuk mengembangkan rencana atau kerangka kerja yang komprehensif untuk CSR suatu organisasi harus mempertimbangkan tujuan strategis baik sebagai sebuah operasi dan bagaimana ia ingin tampil sebagai warga korporasi, budaya
perusahaan yang akan dihadapi operasi perusahaan dan kepentingan pemangku kepentingan baik di lingkungan dalam negeri dan luar negeri. Membangun Kerangka Tanggu ng J awab Sosial Perusahaan
Inisiatif baru sedang dikembangkan untuk membantu dengan keterlibatan pemangku kepentingan dalam perencanaan perusahaan dan keputusan, mengatur kegiatan perusahaan dan membuat laporan tentang mereka dan melakukan audit atas apa yang dilakukan korporasi dan pelaporannya. Pedoman Pelaporan Keberlanjutan dikembangkan oleh Global Reporting Initiative(GRI)- sebuah usaha kerja sama dari berbagai pihak termasuk badan akuntansi profesional menawarkan kerangka laporan yang paling komprehensif dan instruktif bagi mereka yang sedang mempertimbangkan meningkatkan perencanaan, pengiriman dan pelaporan CSR atau Corporate Social Performance(CSP). Pedoman GRI sedang disempurnakan terus menerus. Kerangka CSR dapat dikembangkan dari ISO 26000 Guidance on Social Responsibility yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional dengan standart ISO 1 November 2010. Sedangkan pedoman GRI G3 berfokus pada model laporan, ISO 26000 berfokus pada sifat CSR dan bagaimana organisasi dapat menyiapkan untuk berkontribusi terhadap pengembangan yang cocok untuk menempatkan ISO sebagai tujuan keseluruhan dari CSR. Penguk uran K inerja CSR
Pengukuran CSR dapat mengambil banyak bentuk.Terdapat banyak organisasi yang tingkat CSR dari banyak perusahaan dan daftar kriteria mereka dapat digunakan sebagai arahan dalam membangun serangkaian langkah-langkah yang tepat. Pengukuran Anticipatory: •
Survey tingkah laku karyawan
•
Survey pelanggan atau pemegang saham
•
Evaluasi oleh pembeli atau meminta komentar pelanggan
•
Penilaian media komentar
Monitoring CSR
Setelah pengukuran CSR telah diidentifikasi, data dikumpulkan dan l aporan terbentuk langkah berikutnya adalah memantau bagaimana korporasi berbuat. Seperti skema pengukuran pada umumnya, perbandingan dapat membantu dengan: •
Tujuan Strategis faktor kunci keberhasilan
•
Organisasi serupa
•
Alternatif praktik terbaik untuk pembandingan
•
Standar terpublikasi seperti yang diuraikan sebelumnya
•
Statisktik dan rata-rata industri
•
Manajemen dengan target tujuan
•
Hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya
Pelaporan CSR
Korporasi yang berangkat dari sebuah program pengukuran CSR perlu mempertimbangkan bagaimana mereka akan melaporkan kinerja dan apakah laporan akan dibuat secara internal saja atau tersedia untuk umum. Laporan internal dapat mengambil beragam bentuk tetapi harus berfokus pada tujuan kinerja program. Baru-baru ini, beberapa organisasi telah membuat dan menerbitkan standar untuk laporan CSR. Mereka saat ini sedang menguji dan menyempurnkan ciptaan mereka dan akan memodifikasi mereka lebih lanjut. Oleh karena itu, akan menjadi bijaksana untuk mengikuti hal-hal sebagai berikut. •
GRI melibatkan kerangka pelaporan yang komprehensif (G3) yang meliputi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial yang sedang dikembangkan oleh sekelompok global termasuk pemangku kepentingan aktivis lingkungan, akuntan dan tokoh terkemuka lain.
•
AccountAbility, grup Inggris Raya sedang mengembangkan kerangka pelaporan berkelanjutan (AA1000) yang memberikan pedoman te ntang
bagaimana, “menetapkan proses akuntanbilitas sistematis dan bagimana
menjamin bahwa sistem, proses dan kompetensi yang mendasarinya bisa memenuhi Standar Assurance AA1000 tersebut. •
Akuntanbilitas Sosial (Social Accountability-SA) dan Audit (Social Accountanbility Audit-SAA) telah mengembangkan SA8000, sebuah sistem komprehensif dan fleksible untuk mengelola kondisi tempat kerja yang etis di seluruh rantai pasokan global dan SAI sebuah sistem audit kinerja SA8000
Laporan publik menjadi lebih umum. Pelaporan kinerja etika dapat: •
Meningkatkan kesadaran akan isu-isu etis dalam sebuah organisasi
•
Memberikan dorongan bagi karyawan untuk mematuhi tujuan etis
•
Menginformasikan pemangku kepentingan eksternal
•
Meningkatkan citra perusahaan
Perusahaan-perusahaan besar merilis laporan kinerja etika kepada masyarakat dengan frekuensi yang lebih besar secara terus menerus. Laporan tersebut dapat berupa beberapa paragraf dalam laporan tahunan dan mungkin saja atau mungkin tidak secara spesifik diidentifikasi sebagai laporan kinerja etis. Assur anc e Audi t Lapor an CSR
Penyebaran dari apa yang disebut audit laporan CSR telah dikembangkan, khususnya di Eropa. Inisiatif Eropa dalam perlindungan lingkungan dan melalui Internasional Standards Association (ISO) telah memiliki pengaruh perilaku mengarahkan di perusahaan dan telah mewajibkan pengungkapan publik atas kinerja lingkungan. Akibatnya banyak individu dan beberapa akuntan publik besar dan perusahaan lainnya telah terlibat dalam membuktikan laporan yang diterbitkan. Adalah memungkinkan bagi perusahaan untuk membuat laporan audit CSR oleh personel perusahaan sendiri. Staf audit internal dapat digunakan mungkin pula menggunakan manajer dari divisi lain dari perusahaan. Pikiran Penutup
Akuntanbilitas strategis perusahaan untuk pemangku kepentingan manajer dan akuntan profesional telah menjadi begitu jelas sehingga akan menjadi picik bagi suatu organisasi jika tidak mengembangkan konsep yang efektif tentang kewarganegaraan korporat dan program yang efektif dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Etika di Tempat Kerja
Harapan untuk perilaku etis di tempat kerja telah berubah pada beberapa dimensi. Contohnya tindakan yang diambil dapat tidak memuaskan minat pemilik perusahaan tindakan tidak harus mempertimbangkan minat karyawan. Mereka umumnya harus mengolongkan kepentingan karyawan setingkat atau lebih tinggi dari majikan. Keseimbangan pertimbangan pasti telah pindah dari suatu kepentingan majikan satunya model untuk model minat karyawan dan majikan. Majikan tidak bisa lagi melakukan apapun yang mereka inginkan dalam hal karyawan. Contoh sebagai berikut: •
Karyawan tidak dapat dipecat karena alasan emosional seperti iseng atau penyimpangan pribadi. Alasannya harus spesifik seperti yang berkaitan dengan ketidakmampuan karyawan dalam bekerja.
•
Karyawan tidak dapat dipekerjakan karena berdasarkan faktor kekeluargaan, agama, jenis kelamin dan beberapa faktor lainnya.
•
Diskriminasi gender biasanya kasus ini memutuskan berdasarkan apa orang menerima perhatian yang tidak diinginkan untuk percaya menjadi kasus bukan pada apa yang orang (sering manajer atau pemilik ) memberikan perhatian yang tidak diinginkan percaya harus masuk akal.
•
Karyawan diharapkan untuk mengamati status legal atau peraturan tentang jaminan keamanan untuk karyawan dari beberapa situasi yang sering dihadapi termasuk kurangnya privasi dan kesopanan.
Selama proses perubahan, beberapa kepentingan karyawan atau hak telah memperkuat relatif terhadap hak majikan:
•
Kemampuan untuk melaksanakan hati nurani seseorang seperti tidak mencemari, tidak mengambil resioko terhadap kesehatan atau keselamatan atau hal lainnya dan membicarakan kebenaran yang menyimpang.
•
Menghormati privasi dan martabat karyawan
•
Perlakuan jujur
•
Kesehatan dan keamanan di lingkungan kerja
•
Lingkungan kerja sipil
Hak Karyawan
Sejak awal 1970-an telah ada kesadaran yang meningkat atas hak-hak pekerja yang layak lebih dihormati relatif dibanding hak-hak dari majikan yang sebelumnya telah menjadi pemahaman. Sebagai contoh, hak-hak majikan telah berubah majikan tidak bisa lagi memerintahkan karyawan untuk mencemari, mengambil risiko atas kesehatan atau keselamatan mereka atau orang lain atau tidak mengatakan apa-apa ketika kebenaran itu terdistorsi. Beberapa hak yang berubah menjadi dilindungi oleh undang-undang baru, sementara yang lain telah dipengaruhi oleh kasus-kasus hukum umum, kontrak serikat buruh dan praktik perusahaan yang telah sensitif terhadap tekanan pemangku kepentingan. Privasi d an Martabat
Hak majikan untuk mencari seorang karyawan Amerika Utara untuk mengakses informasi pribadi yang diinginkan atau untuk mencari properti apapun telah menjadi dikurangi. Masyarakat Amerika Utara kini mendukung posisi dim ana hak pribadi lebih penting daripada atasan kecuali dapat ditunjukan bahwa dalam keadaan tertentu, kepentingan atasan adalah wajar, sah dan bisa diterima secara moral. Misalnya dalam daerah lokal kebanyakan tidak diterima untuk menempatkan kamera pengintai di kamar mandi kecuali jika ada ancaman terhadap kehidupan dan kesehatan seperti serangan kekerasan atau transaksi obat bius.
Perusahaan terdepan mulai mendokumentasikan kebutuhan untuk memperpanjang privasi dan martabat untuk penyediaan lingkungan kerja sipil. Perilaku sipil meliputi: •
Memperlakukan yang lain dengan martabat, kesopanan, rasa hormat dan bertanggungjawab
•
Berbicara dengan suara yang pass yang pantas sesuai lingkungannya
•
Menghormati orang lain dihadapannya meskipun kamu tidak setuju
•
Mengatur masalah orang lain dengan rasa hormat dari pada melalui jalur kompromi
Tingkah laku yang tidak beradap meliputi: Berteriak
•
•
Kasar, agresif, atau kekerasan pemakaian bahasa terhadap individu atau orang lain
•
Menggunakan benda untuk tindakan kekerasan
•
Membanting pintu
•
Melempar benda
•
Menghina, merendahkan, berkelahi atau mengintimidasi orang lain
•
Mengomentari sesorang secara verbal atau tertulis
•
Membicarakan lelucon yang tidak pantas
Perlakuan yang adil
Diskriminasi dianggap tidak etis dan dianggap ilegal jika ia melibatkan usia, ras, gender dan preferensi seksual. Selain itu, umumnya orang ber pendapat bahwa harus ada peluang yang sama untuk pekerjaan dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama khususnya bagi perempuan dan minoritas. Banyak perusahaan terkemuka kini yang berusaha untuk mempekerjakan representasi yang cukup sebagian dari tenaga kerja mereka yang mencerminkan populasi di mana mereka beroperasi. Karena itu ketika mempekerjakan karyawan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan kemampuan karyawan dalam pekerjaan harus dihindari seperti:
•
Status pernikahan
Kewarganegaraan
•
Umur
•
Agama
•
•
Kecacatan kecuali orang itu mengungkapkannya dan kemudian menjadi pantas untuk ditanyakan seperi bagaimana dia bertanggungjawab atas pekerjaannya.
•
Tahanan kecuali ada demonstrasi bisnis dimana karyawan harus terlibat
•
Kondisi keuangan kecuali masih ada kaitannya dengan pekerjaannya
•
Pertanyaan pribadi
Lin gkun gan Kerja Sehat dan Aman
Keseimbangan antara hak-hak pekerja dan pemilik telah bergeser ke titik yang dianggap etis bagi para pekerja untuk mengharapkan bahwa kesehatan dan keselamatan tidak akan masuk akal jika dikompromosikan. Mereka harus tahu apa risiko yang dihadapi dan banyak yuridiksi telah menciptakan hukum berhaktahu untuk memastikan bahwa organisasi membuat informasi tentang bahan, proses berbahaya dan perawatan tekait siap diakses. Kemampuan unt uk Menjalankan Suara Nurani s eseorang
Seperti dicatat di tempat lain, argumen bahwa pekerja hanya melakukan apa yang diperintahkan untuk melakukan tidak lagi menyediakan perlindungan bagi pekerja di banyak wilayah yuridiksi sehingga pekerja harus menjalankan suara nurani sendiri. Konsep loyalitas buta adalah sesuatu yang tidak banyak karyawan akan merasa nyaman dengannya dalam kasus apa pun. Mereka akan lebih memilih untuk mengutarakan masalah mereka dan berbicara menentang polusi atau kejahatan lainnya, tetapi mereka sering dicegah dari melakukannya dengan kehati-hatian mereka sendiri karena takut mengambil risiko menimbulkan kemarahan dari rekan kerja atau manajer. Kepercayaan dan Maknanya
Hanya baru-baru ini para peneliti mulai mendokumentasikan apa yang telah dilihat oleh pemilik dan manajer yang berpandangan jauh ke depan. Seperti
disebutkan sebelumnya, etika organisasi secara langsung berkaitan dengan bagaimana para pemimpin dirasakan, apakah ada kepercayaan yang cukup bagi karyawan untuk berbagi ide tanpa takut kehilangan pekerjaan atau rasa hormat dari rekan kerja dan manajer mereka dan apakah mereka percaya bahwa organisasi layak mendapatkan loyalitas dari kerja keras. Keseluruh an Manfaat
Banyak ahli dan praktisi yang sukses berpegang pada keyakinan bahwa melihat cara karyawan memandang perlakuan perusahaan terhadap mereka menentukan apa yang mereka pikirkan tentang program etika perusahaan. Akibatnya, jika suatu organisasi ingin karyawan untuk mengamati seperangkat nilai-nilai etika perusahaan, para pekerja harus yakin bahwa organisasi tersebut benar-benar melakukan apa yang dikatakannya dan harus ada tingkat kepercayaan yang memungkinkan kerpecayaan ini berkembang.
Fraud & White Collar Crime Salah satu tantangan yang dihadapi semua organisasi adalah kemungkinan karyawan melakukan tindakan yang tidak etis seperti penipuan dan kejahatan kerah putih. Eksekutif diharapkan untuk memastikan bahwa mereka mengambil langkah-langkah wajar untuk membimbing, mempengaruhi, dan mengendalikan karyawan yang mungkin memiliki kecenderungan untuk terlibat, dan auditor eksternal diharapkan waspada untuk masalah yang mungkin timbul. Pengalaman telah menyatakan bahwa pemahaman tentang keadaan yang menyebabkan dan memungkinkan penipuan dan kejahatan kerah putih, dan motivasi untuk itu, memberikan dasar yang berguna untuk tindakan pencegahan. Dalam rangka memberikan pemahaman mengenai penipuan dari motivasi penipu kerah putih, kasus Walt Pavlo, yang merupakan bintang di MCI menjadi contoh dalam kasus kejahatan dan yang merupakan kunci dari penipuan senilai $ 6.000.000 di MCI. Walt Pavlo’s Motivation & Rationale for Fraud as MCI’s Star (The Fraud Triangle and Fraud Diamon d – A Framework for Understanding Fraudsters)
Akuntan investigasi dan forensik menggunakan kerangka yang membantu untuk mengetahui penyebab kecurangan yaitu The Fraud Triangle dan ekstensinya yaitu The Fraud Diamond untuk mengidentifikasi penipuan dan situasi yang memiliki potensi untuk terjadinya penipuan. Potensi terjadinya penipuan digambarkan pada suatu fungsi yang terdiri dari tiga faktor berikut: need keuangan atau sebaliknya, opportunity - pengendalian yang buruk atau budaya yang teralalu agresif, dan kemauan dan kemampuan untuk merasionalisasi (rationalize) perbuatan curang. The Fraud Diamond menambahkan faktor keempat, yaitu kemampuan ( capability) atau pengetahuan ( knowledge). Analisis mengenai faktor-faktor tersebut dapat menggunakan kerangka tambahan yaitu Maslow’s Hierarchy of Needs dan Heath’s Seven Rationalizations of Unethical Behavior. Walt Pavlo Stor y – Bri ef Version
Walt Pavlo bergabung di MCI pada tahun 1992, dan dengan cepat menjadi pimpinan keuangan. Walt meninggalkan MCI pada tahun 1996, dan akhirnya mengundurkan diri pada awal 1997. Selama empat tahun setelah itu Ia terlibat dalam beberapa penipuan di MCI dan pada pelanggan yang berkaitan dengan MCI. Walt ditangkap pada Januari 2001, mengaku bersalah dengan kasus pencucian uang dan penipuan kabel. Dia dijatuhi hukuman 41 bulan penjara, dan diperintahkan untuk membayar lebih dari $ 5,7 juta dalam bentuk restitusi kepada MCI, AT & T, dan BTI. Selain itu, bank memenangkan penghakiman $ 5.500.000. Walt akhirnya masuk penjara selama 24 bulan, dan bebas pada tahun 2003. Understanding Fraudster Motivation – Maslow’s Hierarchy of Needs
Maslow menegaskan bahwa kebutuhan individu dapat dikategorikan, dan akan ditanggapi dalam urutan prioritas dari bawah piramida. Ada peneliti yang tidak setuju dengan urutan prioritas ini, dengan alasan banyak contoh di mana kebutuhan di puncak piramida dikarenakan pengaruh kuat dari orang-orang di bagian bawah. Meskipun demikian, kategorisasi Maslow secara luas dihormati dan berguna untuk memahami kebutuhan manusia, dan dapat diterapkan pada pemahaman motivasi penjahat kerah putih dan penipu. Keinginan Walt menunjukkan bahwa ia termotivasi oleh kebutuhan uang untuk mempertahankan keluarganya ( kebutuhan fisiologis), dan dengan keamanan kerja (kebutuhan keamanan). Selain itu ia ingin mendapatkan rasa hormat dari bosnya dan karyawan lainnya di MCI. Ketika tiba saatnya untuk membuat program anjak piutang, ia menandatangani jaminan pembiayaan untuk bank tanpa menanyakan saran terlebih dahulu pada atasannya karena dia ingin merasa seperti dia benar-benar berkontribusi - dia ingin merasakan nikmatnya pemenuhan atau aktualisasi diri.
Atasannya tentu dimainkan pada kebutuhan Walt untuk afinitas. Walt berada pada pengaruh kebutuhan di semua tingkatan. Hanya dia bisa mengatakan yang kategori, atau tingkat mana - ego, sosial, atau fisik kebutuhan memainkan peran dominan. Understanding
the
Rationalization
of
Fraud
–
Heath’s
Rationalizations Heath’s Seven Rationalizations of Unethical Actions •
Penyangkalan terhadap tanggung jawab
•
Penyangkalan terhadap kesalahan
•
Penyangkalan terhadap korban
Seven
•
Penghukuman
•
Menarik untuk loyalitas yang tinggi
•
Orang lain melakukannya
•
Hak
Perilaku Walt Pavlo ini sesuai dengan Heath’s Seven Rationalizations. Dia hanya
menerima pesanan atas ketidakjujuran akuntansi yang dipimpinnya, dan bahwa orang lain yang lebih tinggi jabatannya membayar bertanggung jawab untuk menentukan apakah tindakan yang terlibat etis atau tidak. Demikian pula, ketika mempertimbangkan uang ia mengalihkan, ia menyatakan bahwa "Anda tidak bisa mencuri, apa yang mereka tidak akan mendapatkan" menunjukkan bahwa ia tidak percaya bahwa ada cedera yang nyata yang disebabkan oleh tindakannya. Selain itu, Walt mengambil posisi bahwa dengan menyembunyikan keadaan sebenarnya dari kredit macet MCI, ia mendukung pembelian yang tertunda, sehingga membantu manajemen eksekutif dan pemegang saham saat ini untuk mendapatkan harga yang baik untuk saham mereka daripada membuat mereka korban kejahatannya. Dia juga memandang uang yang membantu meluncur dari pelanggan pokrol MCI (yang dia anggap tidak etis) adalah "keramaian tanpa korban" karena mencuri dari penjahat dan penipu. Walt mulai menyadari bahwa ia tidak diakui untuk pekerjaan yang baik dan bahwa ia telah mengambil keuntungan karena dia harus mempekerjakan staf yang melaporkan kepadanya untuk lebih dari dia dibayar. Dengan menuntut bahwa ia "membuat nomor nya" dalam hal menyembunyikan keadaan sebenarnya dari kredit macet, Walt percaya bahwa dia sedang diminta untuk melakukan hal yang mustahil. Akibatnya, ia menyalahkan manajemen eksekutif senior dan perusahaan pada umumnya. Dia merasa bahwa perusahaan yang berutang padanya, dan bahwa dia berhak untuk membantu dirinya dengan terlibat dalam penipuan. Dia mengambil pandangan bahwa banyak manajemen eksekutif senior yang tahu apa yang sedang terjadi dan menutup mata untuk bersembunyi dari ukuran masalah kredit macet. Ia percaya mereka tahu bahwa akuntansi dan pelaporan sistem yang berantakan - lubang hitam sesungguhnya - dan
mengambil keuntungan dari itu. Dia beralasan jika orang lain melakukannya, mengapa dia tidak? Walt membenarkan beberapa perilakunya dengan kesetiaannya kepada keluarganya. Dia mengatur rencana untuk membelikan ayahnya sebuah perusahaan, dan bagi keluarganya untuk memiliki gaya hidup yang lebih tinggi. kesetiaannya kepada keluarga lebih diutamakan daripada loyalitas kepada MCI. Opportunity & Capacity to Commit Fraud
Meskipun mungkin ada keinginan untuk melakukan kecurangan, dan tindakan yang dapat dirasionalisasi, tetapi juga harus ada peluang dan kapasitas atau pengetahuan untuk mengetahui kecurangan dengan tingkat risiko yang dapat diterima pada saat tertangkap dan dihukum berat. Dalam kasus Walt, ia memandang sistem akuntansi MCI sebagai lubang hitam sesungguhnya "mutlak berantakan". Laporan yang tidak akurat, dan tidak ada yang tampaknya keberatan. Tidak ada pengendalian yang jelas atas akurasi posting pada akun yang benar. Tidak ada satu pun, selain Walt, telah mengambil waktu untuk memahami sifat dasar dan substansi ekonomi Kemajuan Cepat dan skema lain yang sedang diberlakukan. Akhirnya nilai perekonomian palsu dibuat dalam laporan keuangan MCI dihapus dalam jumlah yang besar dengan melakukan write-off yang dikaitkan dengan masalah lain. Jelas, manajemen senior tidak melakukan peran pengawasan dengan baik, budaya organisasi tidak mendukung whistle-blower dan mereka tidak didorong untuk maju, dan fungsi audit internal tidak efektif. Kelemahan ini menjadi sebuah kesempatan bagi Walt yang sedang mencari dan berkeyakinan bahwa ia tidak akan tertangkap. Dia sangat rentan ketika salah satu bos nya atau salah satu dari rekan dalam penipuan mengatakan kepadanya "tidak perlu khawatir tentang hal itu sekarang." Mungkin itu juga menjadi keyakinannya bahwa ia bisa mengendalikan situasi, sehingga tidak akan tahu. Pada akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengendalikan rekannya yang serakah, dan dia kehilangan pandangan dari kenyataan bahwa ia telah merobek bank tidak hanya menipu. Kedua hal salah tafsir itu kembali menghantuinya.
Pada akhirnya, Walt tidak dapat mengendalikan jalan licin. Walt seharusnya lebih bijaksana mencurigakan di awal ketika ia mendengar: "Aku akan membuatnya bernilai saat itu milik Anda". Dia harus mendengarkan Ralph McCumber, bos pertamanya yang ia idolakan, yang memiliki kemampuan tajam "pendeteksi omong kosong" dan gemar mengatakan: "Jangan membuat janji Anda tidak bi sa tepati". Lessons Learned
Kerangka kerja ini juga harus dipertimbangkan ketika merencanakan untuk atau melembagakan insentif dan reward sistem baru karena mereka memberikan peluang untuk pengenalan tekanan disfungsional. Demikian pula, ketika menilai kinerja staf pengawas, itu akan berguna untuk mempertimbangkan menggunakan kerangka kerja untuk menilai apakah metode motivasi yang digunakan, sedangkan produktif dalam jangka pendek, yang berpotensi berbahaya dalam jangka panjang. Akhirnya, untuk menjamin kesadaran dan pengetahuan tentang kerangka kerja yang memadai, penggunaannya harus dibahas dalam sesi pelatihan pengawasan. Seorang supervisor peka, misalnya, harus dapat bendera merah dan memperbaiki rasionalisasi berpotensi berbahaya yang digunakan oleh karyawan. Analisis yang disajikan di sini menunjukkan betapa rapuhnya sistem akuntansi kepada karyawan yang berniat mengambil keuntungan. Hal ini juga jelas bahwa beberapa orang selain Walt menduga bahwa sesuatu yang tidak benar terjadi, tetapi mereka tidak mempertanyakan atau melaporkan kekhawatiran mereka. Ini karena budaya perusahaan MCI tidak mendorong pertanyaan tersebut atau whistle-blowing. Bahkan, ia menerima dan mendorong budaya manipulasi daripada perilaku etis. Ada keuntungan pasti menerapkan budaya perusahaan yang etis dengan mekanisme whistle-blowing, dan untuk menanamkan harapan kepatuhan dengan budaya perusahaan yang etis dari awal kerja serta memperkuat harapan tersebut secara berkala. Selain itu, ada mikro-budaya militer seperti, di mana karyawan diharapkan untuk mengikuti perintah daripada menggunakan hati nurani mereka sendiri. Meskipun ini terlihat menarik dalam jangka pendek, secara manfaat jangka panjang yaitu
mencegah dari munculnya kembali kecurangan dan menimbulkan risiko bagi perusahaan secara keseluruhan. Akhirnya,
analisis
kegiatan
Walt
menggarisbawahi
kebutuhan
untuk
menanamkan keprihatinan etika dalam aspek strategis dan operasional perusahaan, dan memiliki seorang pejabat senior perusahaan yang ditunjuk khusus untuk menangani etika dalam perusahaan maupun di masing-masing divisi yang signifikan dari perusahaan itu. Pemantauan kekhawatiran ini harus menjadi fungsi berkelanjutan penting dari sebuah komite dari dewan direksi. Hanya dengan mengintegrasikan keprihatinan etika ke dalam struktur tata kelola perusahaan dapat mengelola risiko etika dan peluang secara efektif. INTERNATIONAL OPERATIONS
Ketika setiap perusahaan beroperasi di luar pasar dalam negeri, bimbingan normal telah ditawarkan kepada karyawan harus mempertimbangkan hal-hal terkait : •
Bagaimana praktik operasi pasar yang biasa akan berdampak terhadap ekonomi dan budaya
•
Apakah praktik asing lokal yang berbeda-beda, seperti pemberian hadiah luas atau bahkan penyuapan, harus didukung atau dilarang
•
Reaksi terhadap perubahan-perubahan oleh para pemangku kepentingan dalam negeri dan terutama oleh para pemangku kepentingan utama, termasuk pelanggan besar dan pasar modal
Dampak terhadap Ekonomi L okal dan Budaya
Perusahaan multinasional mungkin memiliki dampak yang signifikan pada budaya lokal daripada tidak di dalam negeri. Mereka harus hati-hati untuk tidak memiliki dampak yang tidak menguntungkan di aspek lokal dari : 1. Pasar ketenagakerjaan : —
Tingkat Upah
—
Ketersediaan Pasokan
2. Bahan baku dan pasar input lainnya 3. Politik dan proses hukum 4. Adat dan Sosial Keagamaan
Konflik antara Budaya Domestik dan Budaya Asing
Mungkin masalah yang paling sulit muncul ketika nilai -nilai para pemangku kepentingan utama perusahaan berbeda dengan yang ada di daerah lokal negara asing. Perbedaan dicatat dalam media dalam beberapa tahun terakhir ini termasuk : • Persetujuan penyuapan (Asia Tenggara) • Penggunaan pekerja anak (Republik Dominica, Asia Tenggara) • Penggunaan tenaga kerja budak • Kondisi tenaga kerja yang tidak sehat • Perlakuan terhadap wanita • Dukungan dari rezim represif melalui lokasi operasi (apartheid, Cile, Sudan) • Kurangnya kebebasan berserikat • Menghormati lingkungan • Berurusan dengan anggota keluarga
Sering kali, perusahaan menematkan operasi di suatu negara hanya karena ingin mempunyai akses ke tenaga kerja murah, biaya perlindungan lingkungan lebih rendah, atau kurangnya birokrasi pemerintah, dan diundang untuk datang oleh politisi lokal yang melakukan kebisaannya dengan bujukan.
Penyuapan, Pembayaran Untuk Memfasil itasi
Sebuah pembayaran memfasilitasi biasanya nominal dan dibuat untuk mempercepat hasil yang akan juga terjadi dengan waktu yang cukup. Suap biasanya lebih besar dari nilai nominal, dan tanpa itu hasil yang diinginkan tidak akan terjadi. Kedua pembayaran dimaksudkan untuk memengaruhi hasil, tetapi beberapa pengamat percaya bahwa pembayaran memfasilitasi memiliki konsekuensi etis lebih rendah daripada suap. Kedua jenis pembayaran melanggar hukum, tergantung pada yuridiksi. Harus jelas bahwa uang pelicin atau suap merupakan sesuatu yang bermasalah untuk alasan lain selain melawan hukum : •
Menambah biaya operasi barang dan jasa
•
Meruntuhkan praktik pembelian berdasarkan prestasi di suatu negara/perusahaan
•
Mempertaruhkan kemungkinan konsekuensi negatif dari kelompok-kelompok pemangku kepentingan apabila mereka tahu
•
Ketidakmungkinan menegakkan kinerja (mendapatkan kontrak) setelah suap dibayar
•
Ketidakmungkinan menguji efektifitas tenaga penjualan
•
Menunjukkan kepada karyawan di perusahaan multinasional tempat lain, bahwa suap dapat diterima tidak peduli apapun yang termuat dalam kode etik
•
Menunjukkan kepada pencari uang suap tempat lain bahwa suap mungkin dilakukan jika mereka meminta
Akibatnya, beberapa perusahaan multinasional telah melarang pemberian suap atau pembayaran memfasilitasi. Semua perusahaan harus memiliki kebijakan membayar suap dan pembayaran memfasilitasi, daripada membiarkan karyawan mengambil keputusan sendiri tentang kapan pembayaran dapat dilakukan.
Konf lik Budaya yang Jelas dengan Melarang p emberian Hadiah, Suap, atau Pembayaran Memfasil itasi
Dalam beberapa budaya, khususnya di Asia Tenggara, Cina dan Jepang, ada tradisi panjang pemberian hadiah untuk menumbuhkan hubungan jangka panjang yang memfasilitasi transaksi bisnis. Selain itu, telah secara popular dipercaya bahwa perusahaan tidak dapat melakukan bisnis di beberapa Negara, kecuali mereka melakukan pembayaran untuk para pejabat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika perusahaan ingin melakukan bisnis di pasar tertentu, penyuapan atau pembayaran memfasilitasi menjadi diperlukan. Namun demikian, beberapa perusahaan mampu melakukan bisnis tanpa pembayaran tersebut, terutama karena produk atau jasa mere ka sangat baik. Contoh : Allis Chalmers dan Citibank
•
Imajinasi Moral
•
Pedoman Praktik Etika
•
Konsultasi Sebelum Tindakan
CRISIS MANAGEMENT
Krisis menyusupi di lingkungan bisnis saat ini. Menurut Lerbinger, krisis adalah “suatu peristiwa yang membawa, atau memiliki potensi untuk membawa
keburukan dan membahayakan profitabilitas masa depan, pertumbuhan dan mungkin keberlanjutan sebuah organisasi” . Manajemen yang efektif dari
peristiwa tersebut melibatkan meminimalkan semua dampak berbahaya. Pada kenyataannya, reaksi krisis jarang melakukan pendekatan pada tujuan ini kecuali perencanaan tingkat lanjut dilakukan dengan mendalam dan didasarkan atas pemahaman teknik manajemen krisis yang baik, termasuk betapa pentingnya menjaga reputasi berdasarkan perilaku etis. Jika perilaku eti ka dianggap sangat penting oleh perusahaan dalam kegiatan normal, pertimbangan etis harus bahkan lebih penting dalam situasi krisis karena keputusan resolusi krisis biasanya mendefinisikan reputasi masa depan perusahaan. Tidak hanya keputusan krisis di antara yang paling signif ikan yang dibuat dalam hal dampak potensial pada reputasi, peluang juga bisa hilang jika
perilaku etis bukan merupakan bagian tertentu dari proses manajemen krisis. Misalnya menghindari krisis mungkin lebih mudah jika karyawan yang etis peka terhadap kebutuhan pemangku kepentingan; fase krisis akan dipersingkat jika perilaku etika dapat diharapkan dari karyawan dan/atau rusaknya reputasi dapat diminimalisir jika masyarakat mengharapkan kinerja etis berdasarkan tindakan korporasi masa lalu. Selain itu, tingkat kepercayaan yang tertanam dalam kepedulian etis dalam budaya perusahaan akan memastikan bahwa tidak ada informasi atau opsi akan ditekan dan tidak diberikan kepada pengambil keputusan. Akhirnya, jika kekhawatiran terus-menerus untuk prinsip-prinsip etis harus memastikan bahwa isu-isu penting dapat diidentifikasi dan al ternatif terbaik diteliti untuk menghasilkan keputusan yang optimal bagi perusahaan. Sesuatu yang mendasar bagi pengelolaan yang baik dari krisis ada lah pemahaman dari empat fase krisis : pra-krisis, tidak terkontrol, terkontrol, dan pemulihan reputasi. Tujuan utama dari manajemen krisis haruslah untuk menghindari krisis. Jika hal ini tidak memungkinkan, maka dampak harus diminimalkan. Ini dapat dilakukan dengan mengantisipasi krisis atau m engenali tanda-tanda peringatan dini secepat mungkin, dan menanggapi untuk melunakkan atau meminimalkan dampak dan mempersingkat waktu dimana krisis tidak terkontrol. Tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui perencanaan terlebih dahulu yang tepat, dengan memantau terus, dan dengan cepat, membuat keputusan yang efektif selama krisis. 7 Tipe Krisis menurut Lerbinger : •
Bencana alam
•
Krisis teknologi
•
Perbedaan harapan antara individu, kelompok, dan perusahaan untuk konfrontasi
•
Tindakan jahat oleh teroris, ekstremis, pemerintah dan individu
•
Nilai-nilai manajemen yang tidak mengikuti persyaratan lingkungan dan sosial dan kewajiban
•
Penipuan manajemen
•
Kesalahan manajemen
Mengelola krisis secara efektif setelah krisis terjadi sangat penting untuk pencapaian tujuan manajemen krisis. Perhatian penuh terhadap krisis dan menghindari masalah-masalah lain yang dapat membingungkan para pengambil keputusan akan menghsilkan keputusan. Aspek yang paling penting selama penilaian krisis dan menghindari atau meminimalkan dampak adalah dampak langsung dan berkelanjutan reputasi organisasi. Etika dapat diintegrasilkan ke dalam proses pengambilan keputusan bagi manajemen krisis dengan berbagai cara.
Modul 4 Kode Etik Akuntan Publik Indnesia Kode Etik Kode Etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang menyatakan secara tegas apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi para profesional. Kode Etik menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan aturan perilaku dan etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Tiga bagian Kode Etik IAI ada 3, yaitu: 1. Prinsip Etika 2. Aturan Etika 3. Interpretasi Aturan Etika
Fungsi dari Etika adalah : •
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis saat berhadapan dengan berbagai moralitas yang membingungkan.
Etika
•
ingin
menampilkan
keterampilan
intelektual
(keterampilan
berargumentasi secara rasional dan kritis). •
Orientasi etis ini diperlukan untuk pengambilan sikap yang wajar dalam segala suasana/kejadian.
Sanksi dalam pelanggaran etika ada 2, yaitu : •
Sanksi Sosial, yaitu sanksi yang relatif kecil – dipahami sebagai kesalahan yang masih dapat dimaafkan.
•
Sanksi Hukum, yaitu sanksi yang relative besar – dianggap merugikan pihak lain.
Prinsip Etika Prinsip etika yang dimiliki oleh IAI memuat delapan prinsip yaitu : 1. Tanggung Jawab Profesi Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Karena, sebagai profesional anggota berperan penting dalam masyarakat sehingga mereka memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bekerja-sama dengan baik dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi dan memelihara kepercayaan masyarakat. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota wajib untuk bertindak dalam melayani kepada publik, menghormati
kepercayaan
public
dan
menunjukkan
komitmen
profesionalisme-nya. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana public dari profesi akuntan ini terdiri dari klien, kreditur, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis & keuangan, dan pihak-pihak lainnya yang begantung kepada objektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis agar tetap tertib. 3. Integritas Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan public dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Setiap anggota diharuskan untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4. Objektivitas Kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip ini mengharuskan anggota untuk bersikap adil, tidak memihak kepada
siapapun, jujur, intelektual dan tidak mem- bias serta bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh dari pihak lain. 5. Kompetensi Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional dengan hati-hati, berkompetensi, tekun serta memmiliki kewajiban untuk mempetahankan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pengetahuan yang memungkinkan anggota untuk memberikan jasanya dengan mudah dan cerdik. Setiap anggota betanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing-masing. 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati rahasia dan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh mengungkapkan informasi tanpa persetujuan dari pihak yang terkait. 7. Perilaku Profesional Kewajiban untuk menjauhi perilaku yang dapat mendiskredit profesi, dan harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawab kepada orang yang memakai (penerima) jasa, pihak ketiga, anggota lain, karyawan, pemberi kerja dan masyarakat umum. 8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional sesuai standar dan peraturan yang berlaku, sesuai dengan keahlian dan berhati-hati. Anggota memiliki kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari si penerima jasa selama tugas tersebut sesuai dengan prinsip integritas dan objektivitas.
Aturan dan Interpretasi Aturan Etika Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
•
•
Aturan Etika : o
Independensi, Integritas & Obyektifitas
o
Standar Umum & Prinsip Akuntansi
o
Tanggung Jawab kepada Klien
o
Tanggung Jawab kepada Rekan Se-profesi
o
Tanggung Jawab dan praktik lain
Interpretasi Etika Dalam prakteknya, tidak ada etika yang universal/mutlak. Standar etikapun berbeda-beda pada suatu komunitas sosial, tergantung dari budaya, norma dan nilai-nilai yang dianut masing-masing komunitas. o
Garis Besar Kode Etik & Perilaku Profesional : 1. Kontribusi untuk masyarakat & kesejahteraan umum 2. Bersikap jujur dan dapat dipercaya 3. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi 4. Menghormati privasi orang lain
PRINSIP PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
PENDAHULUAN – Seksi 100 Perbedaan profesi akuntan public dibandingkan profesi lainnya adalah tanggung jawabnya pada kepentingan public, jadi tidak hanya bertanggung jawab pada pemberi kerja/client. Oleh karena itu, praktisi harus mematuhi dan menjalankan prinsip dasar dan kode etik yang diatur sebagai berikut.
Kode etik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: -
Bagian A – menetapkan prinsip dasar dan memberikan kerangka konseptual dalam penerapannya. Kerangka konseptual adalah pedoman terhadap prinsip dasar etika profesi sehingga harus diterapkan untuk mengidentifikasikan ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar kode etik profesi dan mengevaluasi ancaman tersebut. Jika ancamannya tidak signifikan (tidak penting dan tidak memiliki dampak), tetap harus dipertimbangkan dan dijalankan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sehingga kepatuhannya tetap terjaga.
-
Bagian B – ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu, contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman dan mencegah ancaman pada kepatuhan pada prinsip etika profesi.
PRINSIP DASAR Setiap praktisi harus mematuhi prinsip dasar etika profesi: 1. Prinsip integritas Praktisi harus jujur dan tegas dalam menjalin hubungan professional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. 2. Prinsip objektivitas Tidak boleh membiarkan terjadinya subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak yang mempengaruhi pertimbangan profesional/ pertimbangan bisnis. 3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional Praktisi harus memiliki pengetahuan dan keahlian sehingga dalam prakteknya juga praktisi harus tahu setiap perkembangan yang ada. Kemudian praktisi juga
harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standard an kode etik yang ada. 4. Prinsip kerahasiaan Praktisi harus menjaga rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien, kecuali jika memang sudah kewajibannya untuk diungkapkan, juga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi. 5. Prinsip perilaku profesional Wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang merugikan profesi. Kerangka konseptual mewajibkan praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi dengan tujuan untuk melindungi kepentingan public, juga tidak hanya mematuhi peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif. Kode etik ini memberikan kerangka untuk membantu praktisi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman yang ada secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya ketingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan tetap terjaga.
Praktisi harus : -
mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi atau keadaan serta hubungan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap prinsip dasar etika profesi.
-
Memperhatikan factor kualitatif dan kuantitatif dalam melihat kesignifikanan suatu ancaman. Jika tidak bisa menerapkan pencegahan yang tepat, maka praktisi harus menolak untuk menerima perikatan tersebut atau menghentikan jasa profesional yang diberikannya atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan tersebut.
Praktisi mungkin : -
Melanggar suatu ketentuan dalam kode etik secara tidak sengaja. Pelanggaran tersebut kemudian dilihat dari signifikansinya.
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi, dimana ancaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut: -
Ancaman kepentingan pribadi – ancaman yang diakibatkan oleh kepentingan keuangan, anggota keluarga langsung, atau anggota keluarga dekat praktisi.
-
Ancaman telaah pribadi – ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang diberikan
sebelumnya
harus
dievaluasi
kembali
oleh praktisi
yang
bertanggung jawab atas pertimbangan tersebut. -
Ancaman advokasi – ancaman yang terjadi ketika praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari praktisi tersebut.
-
Ancaman kedekatan – ancaman yang terjadi ketika praktisi terlalu bersimpati terhadap kepentingan pihak lain
-
Ancaman intimidasi – ancaman ketika praktisi dihalangi untuk bersikap objektif.
Pencegahan yang dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima diklasifikasikan menjadi: -
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan, mencakup antara lain: o
Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi
o
Persyaratan
pengembangan
dan
pendidikan
profesional
berkelanjutan o
Peraturan tata kelola perusahaan
o
Standar profesi
o
Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator
o
Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan hukum atas laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh praktisi.
-
Pencegahan dalam lingkungan kerja o
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau pemberi kerja, mencakup antara lain:
▪
Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui secara umum sehingga dapat menjadi wadah pelaporan bagi praktisi yang tidak profesional atau tidak sesuai dengan etika profesi.
▪
Kewajiban yang dinyatakan secara tertulis dan eksplisit untuk melaporkan pelangaran etika profesi yang terjadi
Segala pencegahan diterapkan sesuai dengan situasinya. Dalam memberikan solusi pencegahan, praktisi harus mempertimbangkan hal yang menyebabkan tidak dapat diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan tentang semua informasi yang ada.
PENYELESAIAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI. Dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan etika profesi, setiap praktisi harus mempertimbangkan: •
•
•
Fakta yang relevan Masalah etika profesi yang terkait Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang
dihadapi •
Prosedur internal yang berlaku
•
Tindakan alternative
Setelah mempertimbangkan hal diatas, praktisi harus menentukan tindakan yang sesuai dengan prinsip yang telah diidentifikasi, juga harus memprtimbangkan akibat dari setiap tindakan yang diambil. Jika tidak dapat terselesaikan masalahnya, praktisi harus berkonsultasi ke KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja untuk membantu dalam penyelesaian masalah. Jika masalah yang ada melibatkan konflik dengan atau dalam organisasi klien atau pemberi kerja, praktisi harus mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan pihak bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, yaitu komite audit. Praktisi dianjurkan untuk mendokumentasikan substansi permaslaahn dan rincian perusahaan yang dilakukan atau keputusan yang diambil terkait permasalahn yang ada. Sedangkan jika masalah tidak dapat terselesaikan, praktisi dapat meminta nasihat dari organisasi profesi yang relevan atau penasihat hukum untuk mendapatkna pedoman dalam penyelesaian masalah. SEKSI 110-PRINSIP INTEGRITAS
Mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Seorang akuntan harus berprinsip integritas dimana ketika karakter sudah berdasarkan integritas, maka karakter tersebut selalu fokus untuk mendisiplinkan diri dalam nilai-nilai positif. Contohnya praktisi yang berintegritas adalah saat ada partner yang berbuat curang atau client yang meminta untuk memanipulasi data, kita sebagai praktisi harus tetap jujur dan tegas .
Setiap akuntan harus memiliki sikap untuk jujur, tegas dan adil dalam hubungan perkerjaan dengan kliennya. Jadi seorang akuntan harus memiliki integritas yang baik. Jangan hanya karena kliennya adalah perusahaan besar, seorang akuntan jadi tunduk dengan kemauan kliennya tersebut, tapi akuntan tetap harus berpegang pada kode etiknya dan menunjukan integritasnya.
SEKSI 120-PRINSIP OBJ EKTIVITAS
•
Mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas
•
Menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif
Seorang akuntan harus bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan pekerjaan, seorang praktisi harus bersikap objektif atau apa adanya, tidak menilai berdasarkan orang atau subjeknya sehingga data atau keputusan yang dihasilkan benar-benar apa adanya . Contoh : praktisi tersebut dipengaruhi oleh teman dekat untuk memanipulasi data, namun dia tetap bersikap apa adanya dan tidak mengikuti kata teman dekatnya sehingga dapat dikatakan telah profesional.
SEKSI 130-PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN KEHATIHATIAN PROFESIONAL
1.
Mewajibkan setiap Praktisi untuk: •
Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional
•
Menggunakan kemahiran profesionalnya sesuai dengan standar profesi dan
kode etik profesi
Seorang akuntan harus dapat cermat dan fokus dalam setiap pekerjaannya sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Seorang akuntan juga harus profesional dalam menjalankan pekerjaannya sehingga dapat menggunakan keahliannya secara maksimal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai
berikut: •
Pencapaian kompetensi profesional
•
Pemeliharaan kompetensi profesional
Agar bisa menghasilkan jasa profesional, bagi seorang praktisi diwajibkan untuk terlebih dahulu menempuh jenjang pendidikan yang telah ditetapkan. Setelah seorang praktisi dinyatakan telah melewati jenjang pendidikan yang ditetapkan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memelihara kompetensi profesional yang telah dimiliki untuk bisa diterapkan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan jasanya.
3. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional. Dunia luar yang terus bergerak secara dinamis mewajibkan seorang praktisi untuk mengikuti perkembangan bisnis yang relevan bagi profesinya. Hal tersebut sangat penting mengingat jasa profesional yang dihasilkannya tergantung dengan prinsip akuntansi yang bisa saja berubah sesuai dengan hasil keputusan dari ikatan profesi seorang praktisi. Di dalam mendapatkan informasi terbaru mengenai akuntansi, seorang praktisi diperbolehkan menggunakan
berbagai
teknologi
yang
sedang
berkembang
dengan
tetap
mempertahankan profesionalitasnya. 4. Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan. Hal itu sangat penting untuk jasa yang dihasilkan akan dipakai oleh klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya
5. Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional. Apabila dalam penugasannya seorang praktisi dibantu oleh asisten, maka harus dipastikan bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan khusus menyangkut pekerjaan yang akan dihadapi sehingga antara praktisi dan asisten tersebut dapat berjalan sinkron tanpa menimbulkan sebuah misunderstanding atau salah pemahaman.
6. Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan. Menyangkut keterbatasan yang dimiliki oleh seorang praktisi, maka ia harus mengungkapkannya kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya sehingga bisa dialihkan kepada praktisi yang lain. Hal ini penting karena sikap profesionalitas. Dan hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahtafsiran dari produk jasa yang dihasilkan oleh praktisi
SEKSI 140-PRINSIP KERAHASIA AN
- Praktisi tidak boleh melakukan tindakan mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia dan menggunakan informasi yang bersifat rahasia - Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan dimanapun ia berada - Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi dari calon klien -Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga di KAP atau jaringan KAP - Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu - Kerahasiaan harus dijaga terus menerus bahkan setelah berakhirnya hubungan praktisi dengan klien Seorang akuntan tidak boleh sembarangan memberikan informasi yang bersifat rahasia ke pihak manapun jika tidak mendapatkan ijin. Akan tetapi jika dibutuhkan oleh hukum dan peraturan lainnya, informasi tersebut dapat dibuka. Misalnya akuntan menemukan informasi yang menyimpang dari laporan kliennya, akuntan tidak boleh menyebarkan informasi tersebut kecuali jika pihak pengadilan memintanya.
Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia: (a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi kerja; (b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh: •
Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
•
Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum; dan
(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:
•
Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
•
Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
•
Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan; atau
•
Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: •
Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak
•
Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.
•
Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.
SEKSI 150-PERILAK U PROFESIONAL
Mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku Setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi, harus jujur dan tidak boleh melakukan tindakan; -
Membuat pernyataan berlebihan mengenai jasa yang diberikan, dll.
-
Membuat pernyataan merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
Setiap akuntan harus menjaga kehormatan profesinya, jadi seorang akuntan harus menjaga kelakuannya agar tidak mencemarkan nama baik profesinya. Hal ini sama seperti profesi lainnya yang mengharuskan anggotanya menjaga nama baik profesinya.
SEKSI 200 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
PENDAHULUAN 200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual yang tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi. Sehingga, Praktisi tidak hanya mematuhi contoh-contoh yang diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual tersebut dalam setiap situasi yang dihadapinya. 200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan,
atau aktivitas yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat mengakibatkan pertentangan dengan jasa operasional yang diberikannya.
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
200.3 Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh
berbagai situasi sebagai berikut: a) Ancaman kepentingan pribadi; b) Ancaman telaah pribadi; c) Ancaman advokasi; d) Ancaman kedekatan; dan e) Ancaman intimidasi. Sifat dan signifikasi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat dan jenis jasa professional yang diberikan kepada pihak-pihak di bawah ini: a) Klien audit laporan keuangan; b) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan; atau c) Klien selain klien assurance. 200.4 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan
pribadi bagi Praktisi mencakup: a) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas suatu kepentingan keuangan. b) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien. c) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien. d) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien. e) Peluang kerja yang potensial di klien. f)
Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan
perikatan assurance. g) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun direksi atau pejabatnya. 200.5 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi
mencakup: a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali hasil pekerjaan Praktisi. b) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi dalam perancangan atau pengimplementasiannya.
c) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok ( subject matter ) dari perikatan. d) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat, sebagai direksi atau pejabat klien. e) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan. f)
Pemberian
jasa
professional
kepada
klien
assurance yang
dapat
mempengaruhi hal pokok dari perikatan assurance. 200.6 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi
mencakup: a) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (“Emitem”) yang merupakan klien audit laporan keuangan.
b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau perselisihan dengan pihak ketiga. 200.7 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan
mencakup: a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari dir ektur atau pejabat klien . b) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari karyawan klien yang mewakili jabatan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan. c) Mantan rekan KAP atau jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan. d) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan. e) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan KAP dengan klien assurance. 200.8 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi
mencakup:
a) Ancaman atas pemutusann perikatan atau penggantian tim perikatan. b) Ancaman atas litigasi. c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah imbalan jasa professional. 200.9 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap situasi dan ancaman
khusus tersebut, baik dalam hubungan professional maupun hubungan bisnisnya. 200.10 Pencegahan
yang
dapat
menghilangkan
ancaman
atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan. b) Pencegahan dalam lingkungan kerja. Contoh pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan telah dijelaskan pada paragraph 100.12 dari Kode Etik ini. 200.11 Setiap Praktisi harus menggunakan pertimbangannya untuk
menentukan cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi serta apakah pertimbangan tersebut dapat diterima oleh pihak ketiga dengan rasional dan memiliki informasi yang relevan. Pertimbangan tersebut dapat dipengaruhi oleh signifikansi ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP. 200.12 Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja
mencakup: a) Menekankan pentingnya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. b) Memastikan terjaganya tindakan untuk melindungi kepentingan public oleh anggota tim assurance. c) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian mutu perbaikan. d) Kebijakan terdokumentasi mengenai pengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar etika profesi, pengevaluasian signifikasi ancaman, serta pengidentifikasian dan penerapan pencegahan untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima.
e) KAP yang melakukan perikatan assurance, kebijakan indepedensi yang terdokumentasi
mengenai
pengidentifikasian
ancaman
terhadap
indepedensi, serta pengevaluasian signifikasi ancaman dan penerapan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima. f)
Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
g) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pengidentifikasian kepentingan atau hubungan antara anggota tim perikatan dan KAP atau Jaringan KAP dengan klien. h) Kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola ketergantungan terhadap jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien. i)
Penggunaan rekan dan tim perikatan dengan lini pelaporan yang terpisah dalam pemberian jasa professional selain jasa assurance kepada klien assurance.
j)
Kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang bukan merupakan anggota tim perikatan untuk memengaruhi hasil pekerjaan perikatan.
k) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur kserta pelatihan dan pendidikan yang memadai atas kebijakan dan prosedur tersebut. l)
Penunjukan seorang manajemen senior untuk bertanggung jawab atas pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan KAP.
m) Mengenai klien-klien assurance dan entitas-entitas terkait dan mewajibkan untuk menjadi independensinya terhadap klien assurance dan entitas tersebut. n) Mekanisme pendisplinan untuk mendukung kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan. o) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai setiap isu yang terkait dengan kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
200.13 Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja
mencakup: a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. b) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen. c) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan. d) Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa professional yang dikenakan. e) Melibatkan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan atau mengerjakan kembali suatu bagian dari perikatan. f)
Merotasi personel senior tim assurance. 200.14 Praktisi dapat mengandalkan pencegahan yang diterapkan oleh
klien, tergantung dari sifat penugasannya. Namun, Praktisi tidak hanya mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima. 200.15 Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan oleh klien
mencakup: a) Pihak dalam organisasi klien selain manajemen menyetujui penunjukan KAP atau Jaringan KAP. b) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman yang memadai untuk mengambil keputusan manajemen. c) Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya proses pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatan assurance. Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terciptanya pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa professional yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP. SEKSI 210
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
PENERIMAAN KLIEN
210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut 210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. 210.4 Pencegahan yang tepat mencakup:
a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata kelola perusahaan atau pengendalian internalnya. 210.5 Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika
ancaman yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. 210.6 Keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah secara
berkala untuk perikatan yang berulang.
PENERIMAAN PERIKATAN
210.7 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya perikatan tersebut. 210.8 Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman yang
diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: a) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup pekerjaan yang akan dilakukan. b) Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari perikatan. c) Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang relevan. d) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang diperlukan. e) Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan. f)
Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan perikatan.
g) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memastikan diterimanya perikatan bila perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara kompeten. 210.9 Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau
pekerjaan tenaga ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam melaksanakan perikatannya. 210.10 Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan
melaksanakan perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsipakuntansi-yang-berlaku-umum, kecuali apabila perikatan tersebut harus dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku.
PERUBAHAN DALAM PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
210.11 Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain
atau sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan (“Praktisi Pengganti”) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan Praktisi lain (“Praktisi Pendahulu”) harus menentukan ada tidaknya alasan profesional atau
alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu hal-hal yang mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 210.12 Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi tergantung
dari sifat perikatannya, Praktisi Pengganti dapat berkomunikasi langsung dengan Praktisi Pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar belakang penggantian Praktisi tersebut, sehingga Praktisi
Pengganti dapat
memutuskan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut. 210.13 Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan.
Lingkup informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh Praktisi Pendahulu dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal berikut: a) Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau b) Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan komunikasi dan pengungkapan tersebut. 210.14 Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi Pendahulu
tidak boleh memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi Pengganti. 210.15 Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. 210.16 Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi Pengganti antara
lain: a) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan terbuka dengan Praktisi Pendahulu; b) Meminta Praktisi Pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan klien yang relevan bagi Praktisi Pengganti, sebelum Praktisi Pengganti memutuskan untuk menerima perikatan
tersebut. c)
Menanggapi
permintaan
untuk
tender,
Praktisi
Pengganti
harus
mencantumkan mengenai komunikasi dengan Praktisi Pendahulu sebelum menerima perikatan tersebut untuk menanyakan ada tidaknya alasan profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut. 210.17 Praktisi Pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien
sebelum komunikasi dengan Praktisi Pendahulu. Jika persetujuan telah diberikan, maka Praktisi Pendahulu harus mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan lain yang berlaku. Informasi yang diberikan oleh Praktisi Pendahulu kepada Praktisi Pengganti harus disampaikan dengan jujur dan jelas. 210.18 Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi Pengganti harus menolak perikatan yang ditawarkan, kecuali jika Praktisi Pengganti mempunyai keyakinan yang kuat
mengenai
dapat
diperolehnya
informasi
yang
diperlukan
untuk
mengevaluasi ancaman tersebut dengan cara lain. 210.19 Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang
bersifat sebagai pelengkap atau tambahan dari Praktisi Pendahulu. Kondisi ini mungkin
menimbulkan
potensi
ancaman.
Pencegahannya
mencakup
pemberitahuan kepada Praktisi Pendahulu mengenai pekerjaan yang akan dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Praktisi Pendahulu untuk menyediakan semua informasi yang relevan agar Praktisi Pengganti dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
SEKSI 220
BENTURAN KEPENTINGAN 220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman.
Pengevaluasian tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. 220.3 Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan
yang dilakukan sebagai berikut: a) Memberitahukan klien mengenai setiap kegiatan bisnis KAP atau Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi tersebut, atau b) Memberitahukan semua pihak yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi kepada klien yang kepentingannya saling berbenturan, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi tersebut, atau c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi secara tidak eksklusif untuk suatu klien dan memperoleh persetujuan dari klien untuk bertindak demikian. 220.4 Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan antara lain:
a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan; b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak; c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai
keamanan dan kerahasiaan data; d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP; dan e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan. 220.5 Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap
prinsip dasar etika profesi yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan atau mengundurkan diri dari perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut. 220.6 Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi
sehubungan
dengan
permohonan
Praktisi
untuk
memberikan
jasa
profesionalnya kepada pihak lain yang kepentingannya berbenturan dengan klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut.
SEKSI 230 PENDAPAT KEDUA
230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua ( second opinions) mengenai penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. 230.2 Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang memberikan pendapat pertama;
b) Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien; dan c) Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi Yang memberikan pendapat pertama. 230.3 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak
memberikan persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua untuk melakukan komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yang diminta untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh fakta dan kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.
SEKSI 240
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI LAINNYA 240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang
diberikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. 240.2 Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor, seperti
besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan. Sehubungan dengan potensi ancaman tersebut, pencegahan mencakup: a) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan, terutama dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan. b) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang kompeten dalam perikatan tersebut. 240.3 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen telah digunakan
secara luas untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor berikut: a) Sifat perikatan;
b) Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan; c) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional; d) Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang independen. Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen untuk jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien assurance diatur dalam Seksi 290 dari Kode Etik ini. 240.4 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman
tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: a) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar penentuan imbalan jasa profesional. b) Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai dasar penentuan imbalan jasa profesional. c) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. d) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan Praktisi. 240.5 Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan
jasa profesional rujukan atau komisi (referral fee) yang terkait dengan diterimanya suatu perikatan. Namun, penerimaan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. 240.6 Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa profesional
rujukan untuk mendapatkan klien atau perikatan. Pembayaran imbalan jasa profesional rujukan tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehatian-hatian profesional. 240.7 Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa
profesional rujukan atau komisi, kecuali jika Praktisi telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: a) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau penerimaan imbalan jasa profesional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu perikatan. b) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien. 240.8 Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP
atau Jaringan KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang sebelumnya memiliki KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan pembayaran kepada ahli waris atau walinya. Pembayaran tersebut bukan merupakan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi seperti yang diatur dalam paragraf 240.5 – 240.7 dari Kode Etik ini. SEKSI 250
PEMASARAN JASA PROFESIONAL 250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
dapat terjadi ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya. 250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam
memasarkan jasa profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki,
atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain. Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan organisasi profesi.
SEKSI 260
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA 260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitality) oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 260.2 Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai,
dan maksud di balik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan oleh pihak ketiga yang rasional sebagai pemberian yang tidak signifikan, maka Praktisi dapat menyimpulkan pemberian tersebut sebagai pemberian yang diberikan dalam kondisi bisnis normal. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat menyimpulkan tidak terjadinya ancaman yang signifikan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 260.3 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pemberian tersebut. SEKSI 270
PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN 270.1
Setiap
Praktisi
tidak
boleh
mengambil
tanggung
jawab
penyimpanan uang atau aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 270.2 Penyimpanan aset milik klien dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Praktisi yang dipercaya
untuk menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan pencegahan sebagai berikut: a) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan KAP, atau aset pribadinya; b) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan; c) Siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang berhak atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut; dan d) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut. 270.3 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan keterkaitan Praktisi dengan aset tersebut. Sebagai bagian dari prosedur penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara yang memadai mengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan kewajiban yang timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat mempertimbangkan untuk meminta nasihat hukum. SEKSI 280
OBJEKTIVITAS – SEMUA JASA PROFESIONAL 280.1 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. 280.2 Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap
independen terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran dan independensi dalam penampilan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan Praktisi untuk menyatakan pendapat secara tidak bias dan bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh pihak lain.
280.3 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan
jasa profesional akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan oleh Praktisi. 280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman
yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: a) Mengundurkan diri dari tim perikatan. b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai. c) Menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang menimbulkan ancaman. d) Mendiskusikan ancaman dengan manajemen senior KAP atau Jaringan KAP. e) Mendiskusikan ancaman dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan. SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE
PENDAHULUAN 290.1 Anggota timassurance bersikap independen terhadap klien assurance. 290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat
keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance. 290.3 Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan
tingkat keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yang dituju. 290.4 Istilah “informasi hal pokok” (subject matter information) digunakan
untuk menunjukkan hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok tersebut, contohnya: a. Laporan Keuangan
b. Asersi mengenai efektivitas pengendalian internal 290.5 Bentuk perikatan assurance dapat berupa perikatan assurance
berbasis asersi (assertion-based assurance engagement ) maupun perikatan assurance pelaporan langsung ( direct reporting assurance engagement). 290.6 Dalam perikatan assurance berbasis asersi, dilakukan oleh pihak
yang bertanggung jawab atas hal pokok. 290.7 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, Praktisi dapat
melakukan pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok secara langsung maupun dengan memperoleh representasi dari pihak yang bertanggung jawab. 290.8 Praktisi wajib untuk bersikap sebagai berikut:
a. Independensi dalam pemikiran b. Independensi dalam penampilan 290.9 Signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan keuangan,
maupun hubungan lainnya harus dievaluasi. 290.10 Anggota
timassurance, KAP, atau Jaringan KAP harus
menerapkan kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani ancaman terhadap independensi, serta tidak hanya mematuhi seperangkat peraturan yang ada.
PENDEKATAN KONSEPTUAL ATAS INDEPENDENSI 290.11 Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota tim assurance
dengan klien assurance, hubungan antara pihak-pihak di luar tim assurance dengan klien assurance harus dilakukan juga. 290.12 Contoh-contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk
memberikan ilustrasi penerapan kerangka kerja konseptual. 290.13 Sifat setiap ancaman terhadap independensi sangat beragam,
tergantung dari karakteristik perikatan assurance.
JARINGAN DAN JARINGAN KAP 290.14 Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan
dapat berupa KAP disebut Jaringan KAP. 290.15 Setiap Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap
klien audit laporan keuangan. 290.16 Dapat tidaknya struktur KAP menjadi lebih besar tergantung dari
fakta dan situasi tertentu, dan tidak tergantung dari terpisah tidaknya KAP atau entitas satu dengan lainnya secara hukum. 290.17 Pertimbangan mengenai terpenuhi tidaknya suatu struktur yang
lebih besar harus dilakukan dengan mempertimbangkan semua hal-hal yang relevan. 290.18 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan untuk melakukan kerja
sama dan berbagi pendapatan atau beban di antara entitas- entitas dalam struktur tersebut. 290.19 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama. 290.20 Suatu Jaringan dapat juga tercipta seluruh entitas dalam struktur
tersebut memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama yang dirancang, diterapkan, dan dipantau oleh mereka sendiri. 290.21 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas
dalam struktur tersebut memiliki strategi bisnis bersama. 290.22 Suatu Jaringan dapat tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut menggunakan nama merek bersama. 290.23 Suatu KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan kesan meskipun
bukan merupakan bagian dari Jaringan tersebut dan tidak menggunakan nama merek bersama, jika KAP tersebut melakukan promosi. 290.24 Perjanjian penjualan kadang-kadang memperbolehkan bagian
praktik yang dijual tersebut untuk tetap menggunakan nama KAP selama suatu
jangka waktu tertentu, meskipun bagian KAP yang dijual tersebut tidak lagi terkait dengan KAP. 290.25 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas
dalam struktur tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan. 290.26 Penentuan mengenai signifikan tidaknya sumber daya profesional
yang digunakan bersama harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang relevan.
PERIKATAN ASSURA NCE BERBASIS ASERSI
PERIKATAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.27 Dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota
timassurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan.
PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI SELAIN PERIKATAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.28 Anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga
independensinya terhadap klien tersebut (yaitu pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok). 290.29 Dalam beberapa perikatan, pihak yang bertanggung jawab belum
tentu bertanggung jawab atas hal pokok. 290.30 Ketika pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang
hanya bertanggung jawab atas informasi hal pokok, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok (klien assurance).
PERIKATAN ASSURA NCE PELAPORAN LANGSUNG
290.31 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap
klien assurance (pihak yang bertanggung bertanggung jawab atas atas hal pokok). pokok).
LAPORAN ASSURA LAPORAN ASSURA NCE YANG PENGGUNAANNYA TERBATAS 290.32 Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan assurance yang
penggunaannya terbatas yang ditujukan kepada klien selain klien audit laporan keuangan dapat diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai, keterlibatan mereka dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal pokok.
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB 290.33 Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan dalam menentukan pihak
yg bertanggung jawab adalah sebagai berikut: a. Materialitas dari informasi hal pokok (atau hal pokok) b. Luas kepentingan publik yang terkait dengan perikatan Jika KAP menentukan bahwa ancaman terhadap independensi secara jelas t idak signifikan, maka penerapan seluruh ketentuan dalam Seksi ini mungkin tidak perlu dilakukan.
PERTIMBANGAN LAINNYA 290.34 Dalam melaksanakan perikatan assurance untuk klien yang
merupakan Emiten, setiap KAP atau Jaringan Jaringan KAP harus mengidentifikasi sedini sedini mungkin dan mempertimbangkan kepentingan dan hubungan yang terjadi yang melibatkan entitas- entitas yang terkait dengan Emiten. 290.35 Pengevaluasian atas ancaman terhadap independensi dan
tindakan selanjutnya harus didukung oleh bukti yang diperoleh sebelum menerima perikatan dan selama perikatan berlangsung.
290.36 Ancaman mencakup ancaman yang signifikan dan ancaman yang
secara jelas tidak signifikan (tidak berdampak). Faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi signifikansi setiap hal yang terkait.
TUJUAN DAN STRUKTUR DARI SEKSI INI
Tujuannya membantu anggota tim assurance dalam:
290.37
a. Mengidentifikasi ancaman terhadap independensi b. Mengevaluasi ada tidaknya ancaman yang secara jelas tidak signifikan c.
Mengidentifikasi
dan
menerapkan
pencegahan
yang
tepat
untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman 290.38 Pada contoh-contoh tertentu, ancaman independensi yang
signifikan, ditindak dengan menghentikan kegiatan atau melepaskan kepentingan yang menimbulkan ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance. Contoh yang lain, ancaman dapat dihilangkan/dikurangi dengan menerapkan pencegahan yang tepat. 290.39 Penerapan dalam perikatan audit laporan keuangan bagi entitas
selain Emiten sangat dianjurkan. 290.40 Ketika ancaman signifikan terhadap independensi terindentifikasi
dan KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk tetap menerima atau melanjutkan
perikatan
assurance,
maka
keputusan
tersebut
harus
didokumentasikan. 290.41 Pengevaluasian atas signifikansi dari setiap ancaman terhadap
independensi dan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima harus mempertimbangkan kepentingan publik. 290.42 Komite audit dapat memiliki peranan penting dalam tata kelola
perusahaan bila mereka independen terhadap manajemen klien dan dapat membantu memberikan keyakinan kepada dewan komisaris mengenai independensi KAP atau Jaringan KAP dalam melaksanakan perikatan audit
290.43 Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai
komunikasi independensi dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan perusahaan
PERIODE PERIODE PERIKATA N 290.44 Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga
independensinya terhadap klien assurance selama periode perikatan assurance 290.45 Dalam perikatan audit laporan keuangan, periode perikatan
mencakup periode yang tercantum dalam laporan keuangan yang diaudit oleh KAP. KAP harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari: a. Hubungan keuangan keuangan atau hubungan hubungan bisnis dengan dengan klien audit laporan keuangan b. Jasa-jasa profesional profesional yang yang telah diberikan sebelumnya sebelumnya kepada kepada klien audit laporan keuangan. 290.46 Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang
secara
jelas
tidak
signifikan,
maka
pencegahan
yang
tepat
harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a. Mendiskusikan isu-isu independensi yang terkait dengan ketentuan mengenai pemberian jasa profesional dengan pihak klien audit laporan keuangan b. Memperoleh pernyataan dari dari klien audit laporan keuangan keuangan mengenai tanggung jawab klien atas hasil pekerjaan dari perikatan selain perikatan assurance
c.
Tidak mengikutsertakan personil personil yang melaksanakan melaksanakan perikatan selain perikatan assurance dalam perikatan audit laporan keuangan
d. Melibatkan KAP lain untuk menelaah hasil pekerjaan pekerjaan perikatan selain selain perikatan assurance
290.47 Suatu jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan
kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten tidak akan mengurangi independensi KAP selama : a. Jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan sebelumnya merupakan jasa yang diperbolehkan bagi klien audit laporan keuangan selain Emiten berdasarkan Seksi ini. b. Jika jasa profesional tersebut tersebut merupakan jasa jasa profesional yang tidak diperbolehkan untuk diberikan kepada Emiten maka harus diakhiri dalam suatu periode yang wajar sebelum klien tersebut menjadi m enjadi Emiten c. KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan setiap ancaman terhadap independensi yang terjadi Paragraf 290.48 – 290.99 sengaja dikosongkan. d ikosongkan.
ANCAMAN ANCA MAN TERHADAP TERHADA P
INDEPENDENSI
DAL AM
PERIKA TAN
ASSURA NCE BESERTA PENCEGAHANNYA PENCEGAHANNYA 290.100 Pada praktiknya, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan
KAP akan diharuskan untuk menilai implikasi dari situasi dan hubungan yang serupa namun tidak sama, serta menentukan dapat tidaknya pencegahan, termasuk pencegahan seperti yang diuraikan pada paragraf 200.12 - 200.15 dalam Kode Etik ini, diterapkan untuk mengatasi secara memuaskan ancaman terhadap independensi. 290.101 Seperti yang dijelaskan pada paragraf 290.32 dari Kode Etik ini,
dalam perikatan seperti itu, anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya harus menjaga independensinya terhadap klien assurance. Selain itu, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang material, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada klien assurance. 290.102 serta harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf 290.33 dari
Kode Etik ini yang menjelaskan mengenai selalu terdapatnya satu pihak yang bertanggung jawab, yaitu klien assurance, pada sebagian besar perikatan
assurance. Namun demikian, pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua
pihak yang bertanggung jawab 290.103 Pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang
bertanggung jawab.maka pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap ancaman yang dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas
hal pokok
KEPENTINGAN KEUANGAN
Pendahuluan 290.104 Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi. 290.105 Pertimbangan mengenai beragamnya kepentingan keuangan
harus dilakukan dalam mengevaluasi jenis kepentingan keuangan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang tidak memiliki kendali atas medium investasi b. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang memiliki kendali atas kepentingan keuangan
Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Klien Assurance 290.106 Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga
langsungnya memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun tidak langsung, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut adalah dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: a. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance
b. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance c.
Mengeluarkan personil tersebut dari timassurance. 290.107 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim
assurance maupun anggota keluarga langsungnya menerima suatu pemberian,
sebagai contoh, warisan, hadiah maka pencegahan- pencegahan di bawah ini harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut : a. Melepaskan kepentingan keuangan sedini mungkin b.
Mengeluarkan
anggota
tim
assurance
dari
perikatanassurance
Pencegahan tambahan tersebut mencakup : a. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan b. Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan 290.108 Setelah mengevaluasi signifikansi setiap ancaman, anggota tim assurance harus mempertimbangkan dan menerapkan pencegahan yang tepat,
yang mencakup antara lain: a. Melepaskan kepentingan keuangan yang dimiliki oleh
anggota keluarga
dekatnya sedini mungkin b. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit c.
Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance
d. Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance 290.109 Ketika anggota timassurance atau KAP, yang bertindak sebagai
wali amanat dari klien assurance, memiliki kepentingan keuangan. Oleh karena itu, kepentingan keuangan seperti ini hanya dapat dipertahankan jika: a. Anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya dan KAP bukan merupakan pihak penerima manfaat dari lembaga wali amanat
b. Kepentingan yang dimiliki oleh lembaga wali amanat pada klien assurance tidak bersifat material terhadap lembaga wali amanat tersebut c.
Lembaga wali amanat tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas klien assurance
d. Anggota tim assurance atau KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas setiap keputusan investasi yang melibatkan kepentingan keuangan pada klien assurance 290.110 Pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman
kepentingan pribadi yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan yang dimiliki oleh personil di luar timassurance maupun anggota keluarga langsung. Personil tersebut mencakup : a. Rekan (termasuk anggota keluarga langsungnya) yang bukan merupakan anggota tim assurance b. Rekan dan karyawan tingkat manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance c.
Personil yang memiliki hubungan dekat dengan anggota tim assurance
Ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi akan tergantung dari faktorfaktor sebagai berikut : a. Struktur organisasi, operasi, dan pelaporan dalam KAP b. Sifat dari hubungan yang terjadi antara personil tersebut dengan anggota tim assurance 290.111 Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan
dengan kepentingan keuangan pada klien assurance tidak akan mengurangi independensi anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP selama: a. KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin melaporkan kepada KAP setiap pelanggaran yang terjadi b. Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga profesional yang bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan yang menyebabkan ancaman tersebut c.
Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah teridentifikasinya ancaman
290.112 Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang dapat
diterapkan ketika terjadi pelanggaran.Pencegahan tersebut mencakup antara lain : a. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance
b. Tidak melibatkan personil yang bersangkutan dalam setiap pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan perikatan assurance
Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Audit Laporan Keuangan 290.113 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan
yang bersifat langsung pada klien audit laporan keuangan, karena itu, satusatunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut. 290.114 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan
yang bersifat tidak langsung yang material pada klien audit laporan keuangan, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai 290.115 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan
yang material pada suatu entitas yang memiliki kendali atas klien audit laporan keuangan,
satu-satunya
tindakan
yang
tepat
agar
KAP
tetap
dapat
melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai 290.116 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika program
manfaat pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan. 290.117 Ketika rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance
maupun keluarga langsungnya, yang berpraktik pada kantor yang sama dengan
rekan perikatan (engagement partner ) suatu klien audit laporan keuangan, memiliki kepentingan keuangan. Rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun keluarga langsungnya tidak boleh memiliki kepentingan
keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut 290.118 Kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan
audit laporan keuangan belum tentu merupakan kantor tempat rekan tersebut bertugas 290.119 Ketika rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota
keluarga langsung mereka) yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien audit laporan keuangan. maka rekan dan karyawan
manajerial (termasuk anggota keluarga langsung mereka) tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut 290.120 Kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan yang
dimiliki oleh anggota keluarga langsung dari : a. Rekan yang berlokasi pada kantor yang sama dengan kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan perikatan audit b. Rekan atau karyawan manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance Sehingga tidak menciptakan ancaman yang tidak dapat diterima selama kepentingan keuangan tersebut diperoleh sehubungan dengan haknya sebagai karyawan 290.121 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP, serta klien audit laporan keuangan maupun
direktur, pejabat, atau pemilik pengendalinya, memiliki kepentingan keuangan pada suatu entitas yang sama. Ancaman tidak akan terjadi jika: a. Kepentingan Keuangan tidak material b. Klien tidak memiliki pengaruh yang siginifikan Pencegahan yg dapat dilakukan: a. Melepaskan seluruh kepentingan keuangannya
b. Melepaskan kepentingan keuangannya sesuai jumlah tertentu c.
Mengundurkan diri dari tim perikatan audit laporan keuangan
Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Assurance Selain Klien Audit Laporan Keuangan 290.122 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat
langsung pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut. 290.123 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat tidak
langsung yang material pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satusatunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material. 290.124 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada
suatu entitas yang memiliki kendali atas klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material. 290.125 Ketika laporan perikatan assurance selain perikatan audit laporan
keuangan yang penggunaannya terbatas diterbitkan, pengecualian terhadap ketentuan dalam paragraf 290.106 - 290.110, dan paragraf 290.122 - 290.124, diatur dalam paragraf 290.32 dari Kode Etik ini.
PINJAMAN DAN PENJAMINAN YANG DIBERIKAN OLEH KLIEN ASSURANCE, SERTA SIMPANAN YANG DITEMPATKAN PADA KLIEN ASSURANCE 290.126 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan kepada KAP
oleh klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi. 290.127 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan oleh klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis kepada anggota
timassurance maupun anggota keluarga langsungnya tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi. 290.128 Sama halnya dengan pinjaman atau penjaminan pinjaman,
simpanan
atau
brokerage
account
milik
anggota
timassurance,
tidak
menimbulkan ancaman terhadap independensi jika simpanan atau brokerage account tersebut dibuat berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang
lazim. 290.129 Ketika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman
kepada klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan 290.130 Demikian pula, ketika anggota tim assurance atau KAP menerima
pinjaman dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh, klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan, kecuali pinjaman tersebut tidak material. 290.131 Contoh-contoh yang diberikan pada paragraf 290.126 - 290.130
dari Kode Etik ini berkaitan dengan hubungan pinjaman dan penjaminan pinjaman yang dilakukan antara KAP dengan klien assurance.
HUBUNGAN BISNIS YANG DEKAT DENGAN KLIEN ASSURANCE
290.132 Hubungan bisnis yang dekat antara anggota tim assurance atau
KAP dengan klien assurance, akan melibatkan kepentingan keuangan yang bersifat komersial atau bersifat umum, serta dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan acaman intimidasi. Contoh hubungan tersebut: a. Memiliki kepentingan keuangan yang material b. Melakukan perjanjian penggabungan satu atau lebih jasa/produk dari satu/lebih KAP c.
Melakukan perjanjian distribusi atau pemasaran dengan klien assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan: a. Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance b. Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa c.
Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance
d. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance 290.133 Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis
yang terjadi yang mengakibatkan KAP maupun keluarga langsungnya, dan klien audit laporan keuangan memiliki kepentingan yang sama pada suatu entitas selain Emiten. Tidak menimbulkan ancaman selama: a. Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP maupun klien audit b. Kepentingan yang dimiliki tidak material terhadap investor atau kelompok investor c.
Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok investor untuk mengendalikan entitas selain Emiten tersebut. 290.134 Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota
tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi selama transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim. Jika terdapat ancaman signifikan, pencegahan yang dapat dilakukan: a. Menghapus atau mengurangi besaran transaksi b. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari assurance c.
Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan
290.135 Hubungan keluarga dan hubungan pribadi yang terjadi antara
anggota timassurance dengan karyawan tertentu, direktur, atau pejabat klien assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman
kedekatan, atau ancaman intimidasi. 290.136 Ketika anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance
merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok selama periode yang tercakup dalam perikatan, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan mengingat kedekatan hubungan tersebut. 290.137 Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor
sebagai berikut: a. Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance pada klien assurance b. Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a. Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance b. Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa c.
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP 290.138 Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota
keluarga dekat dari anggota tim assurance merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Kedudukan anggota keluarga dekat dari anggota tim assurance pada klien assurance. b) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance b) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga anggota tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab anggota keluarga dekatnya c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan objektivitas yang menjadi perhatian mereka. 290.139 Sebagai tambahan, ancaman kepentingan pribadi, ancaman
kedekatan, atau ancaman intimidasi dapat terjadi ketika individu, yang merupakan anggota keluarga selain anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari tim assurance, memiliki hubungan dekat dengan anggota dari tim assurance, dan individu tersebut merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance. 290.140 Pertimbangan harus dilakukan atas ancaman kepentingan
pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi dari hubungan pribadi atau hubungan keluarga antara rekan atau karyawan KAP yang bukan merupakan anggota tim assurance dengan direktur, pejabat, atau karyawan. 290.141 Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi
ini yang terkait dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak memengaruhi independensi anggota tim assurance atau KAP selama KAP: a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh personilnya untuk melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai pelanggaran yang terjadi. b) Mengatur tanggung jawab tim assurance sedemikian rupa, sehingga personil KAP yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal -hal yang menjadi
tanggung jawab dari personil klien assurance yang mempunyai hubungan pribadi dengannya. c) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP yangbersangkutan. 290.142 Ketika terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan
dalam Seksi ini yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi, KAP harus mempertimbangkan penerapan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan b) Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan yang substantif yang berkaitan dengan perikatan assurance.
PERSONIL KAP YANG BERGABUNG DENGAN KLIEN ASSURANCE 290.143 Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam
ketika direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance, pernah menjadi anggota tim assurance atau rekan KAP. Situasi seperti ini dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi, terutama ketika hubungan yang signifikan tetap terjadi antara individu tersebut dengan KAP tempatnya bekerja sebelumnya. 290.144 Ketika anggota tim assurance, rekan, atau sebelumnya pernah
menjadi rekan dari KAP telah bergabung dengan klien assurance, signifikansi setiap ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance. b) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim assurance.
c) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian dari tim asssurance atau KAP. d) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana kerja perikatan assurance. b) Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang setara dengan pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance selanjutnya. c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan. d) Menelaah pengendalian mutu perikatan. Umumnya seluruh pencegahan di bawah ini diperlukan untuk mengurangi ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima: a) Individu yang bersangkutan tidak berhak atas keuntungan atau pembayaran dari KAP, kecuali yang dilakukan berdasarkan suatu pengaturan atau perjanjian di muka dan bersifat tetap (fixed pre-determined arragements). b) Individu yang bersangkutan tidak boleh lagi terlibat, atau memberikan kesan terlibat, dalam kegiatan bisnis atau kegiatan profesional KAP. 290.145 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim
assurance yang melakukan perikatan assurance mengetahui atau mempunyai alasan untuk menyakini kemungkinannya untuk bergabung dengan klien assurance di kemudian hari. Ancaman terhadap independensi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan semua pencegahan sebagai berikut: a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personil KAP
untuk memberitahukan sesegera mungkin kepada KAP mengenai negosiasi peluang kerja pada klien assurance yang akan terjadi atau sedang berlangsung b) Tidak melibatkan personil KAP tersebut dalam perikatan assurance. Selain itu, KAP harus mempertimbangkan juga untuk menelaah secara independen pertimbangan signifikan yang dibuat oleh personil KAP tersebut selama dalam perikatan assurance.
PERSONIL KLIEN ASSURANCE YANG BERGABUNG DENGAN KAP 290.146 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, dan
ancaman kedekatan dapat terjadi ketika mantan pejabat, direktur, atau karyawan klien assurance bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim assurance. 290.147 Ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur,
pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance selama periode yang tercakup dalam laporan assurance, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.148 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau
ancaman kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance sebelum periode yang tercakup dalam laporan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance. b) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian dari klien assurance.
c) Peran individu tersebut dalam tim assurance. Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. b) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
RANGKAP JABATAN PERSONIL KAP SEBAGAI DIREKTUR ATAU PEJABAT KLIEN ASSURANCE 290.149 Ketika rekan atau karyawan KAP juga merupakan direktur atau
pejabat klien assurance, ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.150 Kewajiban sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary)
sangat beragam, yaitu mulai dari kewajiban yang bersifat administratif, seperti mengelola sumber daya manusia atau memelihara catatan akuntansi, hingga kewajiban lainnya. 290.151 Ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga
merupakan sekretaris perusahaan pada klien audit laporan keuangan, ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.152 Pada umumnya jasa administratif yang bersifat rutin dalam
mendukung fungsi kesekretariatan perusahaan maupun jasa advisory yang terkait dengan administrasi kesekretariatan perusahaan yang diberikan kepada
klien assurance tidak mengurangi independensi selama manajemen klien assurance bertanggung jawab atas semua keputusan yang relevan yang dibuat.
KETERKAITAN YANG CUKUP LAMA ANTARA PERSONIL SENIOR KAP DENGAN KLIEN ASSURANCE KetentuanUmum 290.153 Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personil senior yang
sama digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup lama. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Personil tersebut sebagai anggota timassurance. b) Peran personil tersebut dalam timassurance. c) Struktur KAP. Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Merotasi personil personil tersebut tersebut dengan dengan mengeluarkannya mengeluarkannya dari tim assurance. assurance. b) Melibatkan Praktisi Praktisi lainnya yang bukan bukan merupakan merupakan anggota tim tim assurance assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil tersebut atau untuk memberikan saran yang yang diperlukan. c) Melakukan penelaahan mutu internal secaraindependen. secaraindependen.
Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten 290.154 Penggunaan rekan perikatan atau personil KAP yang
bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit laporan keuangan untuk suatu periode yang cukup lama dapat menimbulkan
ancaman kedekatan. Ancaman tersebut sangat relevan dalam audit laporan keuangan Emiten. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Merotasi rekan perikatan dan personil KAP yang bertanggung bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan setelah melaksanakan perikatannya, baik sebagai salah satu dari kedua fungsi tersebut di atas maupun kombinasi dari keduanya, selama suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya, yang umumnya tidak lebih dari tujuh tahun b) Tidak memperbolehkan personil personil yang dirotasi tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan tersebut hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak keterlibatan terakhirnya (cooling-off period), yang umumnya duatahun. 290.155 Ketika klien audit laporan keuangan menjadi Emiten, lamanya
jangka waktu yang telah dijalani oleh rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan harus dipertimbangkan dalam menentukan saat dirotasinya personil tersebut. Sebagai contoh: a) Ketika keberlanjutan keberlanjutan dari dari personil tersebut dalam dalam perikatan perikatan sangat sangat penting penting bagi klien audit laporan keuangan, seperti ketika terjadi perubahan besar atas struktur klien yang terjadi pada saat yang sama dengan rotasi personil tersebut b) Ketika rotasi tidak dimungkinkan dimungkinkan atau bukan merupakan pencegahan pencegahan yang tepat sebagai akibat dari ukuran KA KAP 290.156 Ketika KAP hanya memiliki beberapa personil yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten, rotasi mungkin mungkin bukan merupakan merupakan pencegahan yang tepat.
PEMBERIAN JASA PROFESIONAL SELAIN JASA ASSURANCE KEPADA KLIEN ASSURANCE Pendahuluan 290.157 Sejak dahulu, KAP atau Jaringan KAP telah memberikan
berbagai jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. Pada umumnya, klien assurance sangat memperoleh manfaat dari berbagai jasa tersebut. 290.158 Pada umumnya, kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat
menimbulkan ancaman kepentingan pribadi atau ancaman telaah pribadi yang demikian signifikan, sehingga satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menghindari kegiatan tersebut atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance: a) Memberikan persetujuan, melaksanakan, atau menyelesaikan suatu transaksi, atau mewakili klien assurance dalam melaksanakan suatu kewenangan atau bahkan memiliki kewenangan untuk mewakili klien assurance dalam melaksanakan kewenangan tersebut. b) Menentukan suatu pilihan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan rekomendasi yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP. c) Melaksanakan fungsi manajemen manajemen dengan melaporkan melaporkan hal-hal yang yang relevan relevan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan. 290.159 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.166 - 290.205
dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance. Potensi ancaman terhadap independensi akan sering terjadi ketika jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien audit laporan keuangan. 290.160 Kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan juga
ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi: a) Menyimpan aset milik klienassurance. b) Melakukan penyeliaan penyeliaan atas pelaksanaan pelaksanaan kegiatan rutin karyawan karyawan klien
assurance. c) Menyiapkan dokumen atau data pendukung transaksi, baik baik dalam bentuk elektronik maupun bentuk lainnya, yang membuktikan terjadinya suatu transaksi. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Menetapkan pengaturan pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional selain se lain jasa assurance tidak terlibat dalam perikatan assurance b) Melibatkan Praktisi lainnya lainnya untuk memberikan saran mengenai mengenai implikasi dari kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi tim assurance dan KAP 290.161 Pencegahan-pencegahan di bawah ini dapat mengurangi
ancaman ke tingkat yang dapat diterima yang terjadi dari pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance: a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang tenaga profesional KAP atau Jaringan KAP untuk membuat keputusan manajemen bagi klien assurance atau mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut. b) Mendiskusikan hal-hal yang yang terkait dengan independensi independensi dengan pihak yang yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. c) Menetapkan kebijakan mengenai tanggung
jawabpengawasan jawabpengawasan dalam
pemberian jasa profesional selain jasa assurance bagi klien assurance. d) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran atas implikasi dari pelaksanaan perikatan selain perikatan assurance terhadap independensi anggota tim assurance dan KAP. e) Melibatkan Praktisi dari luar KAP untuk memberikan keyakinan mengenai aspek khusus dari perikatan assurance. f)
Memperoleh pernyataan dari klien assurance mengenai tanggung jawabnya atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh KAP
g) Mengungkapkan sifat dan besaran imbalan jasa profesional kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. 290.162 Sebelum KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk menerima
suatu perikatan untuk memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance, pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari pemberian jasa profesional tersebut. Perikatan tersebut harus ditolak jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan. 290.163 Pemberian jasa profesional tertentu selain jasa assurance
kepada klien audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Penyiapan Catatan Akuntansi dan Laporan Keuangan 290.164 Membantu klien audit laporan keuangan dalam hal-hal tertentu,
seperti menyiapkan catatan akuntansi atau laporan keuangan, dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika di kemudian hari laporan keuangan tersebut diaudit oleh KAP yang menyiapkannya. 290.165 Manajemen klien audit laporan keuangan bertanggung jawab
untuk memastikan penyimpanan catatan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan, walaupun mereka dapat meminta bantuan KAP atau Jaringan KAP dalam hal tersebut. Sebagai contoh: a) Menentukan atau mengubah ayat jurnal, klasifikasi akun atau transaksi, atau catatan akuntansi lainnya tanpa persetujuan dari klien audit laporan keuangan; b) Memberikan persetujuan atas transaksi; dan c) Menyiapkan atau mengubah dokumen atau data pendukung transaksi (termasuk keputusan mengenai asumsi penilaian). 290.166 Proses audit laporan keuangan melibatkan komunikasi yang
ekstensif antara KAP dengan manajemen klien audit laporan keuangan. Selama proses ini, manajemen meminta dan menerima masukan mengenai hal-hal yang terkait dengan audit laporan keuangan
Ketentuan Umum 290.167 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.170 - 290.173
dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi ketika KAP terlibat dalam penyiapan catatan akuntansi atau laporan keuangan, yang selanjutnya akan menjadi informasi hal pokok dari perikatan audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP. 290.168 KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis, termasuk jasa pemrosesan penggajian, kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten selama setiap ancaman telaah pribadi yang terjadi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. Contoh-contoh dari jasa profesional tersebut adalah sebagai berikut: a) Mencatat transaksi yang klasifikasi akunnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. b) Membukukan transaksi ke dalam buku besar yang ayat jurnalnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. c) Menyusun neraca saldo berdasarkan buku besar yang telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. d) Menyusun laporan keuangan berdasarkan informasi dari neraca saldo yang telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak terlibat dalam tim assurance.
b) Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP memberikan jasa professional. c) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi. d) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi. e) Memperoleh persetujuan dari klien audit laporan keuangan untuk setiap usulan ayat jurnal atau perubahan lain yang memengaruhi laporan keuangan. 290.169 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit
laporan keuangan yang merupakan Emiten, termasuk jasa pemrosesan penggajian dan penyusunan laporan keuangan atau informasi keuangan 290.170 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan yang bersifat rutin
atau mekanis kepada suatu divisi atau anak perusahaan dari klien audit laporan keuangan yang merupakan Emiten tidak akan memberikan kesan berkurangnya independensi KAP atau Jaringan KAP terhadap klien audit laporan keuangan selama kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi: a) Jasa profesional tersebut tidak melibatkan proses pemberian pertimbangan. b) Divisi atau anak perusahaan tersebut secara kolektif tidak material terhadap Emiten, atau jasa profesional yang diberikan tersebut secara kolektif tidak material terhadap divisi atau anak perusahaan tersebut. c) Imbalan jasa profesional bagi KAP atau Jaringan KAP yang diperoleh dari pemberian jasa profesional tersebut secara kolektif tidak signifikan. Jika jasa profesional tersebut tetap diberikan, maka semua pencegahan di bawah ini harus diterapkan: a) KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan keputusan manajerial. b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan KAP atau Jaringan KAP. c) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
Keadaan Darurat 290.171 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit
laporan keuangan dalam keadaan darurat maupun keadaan tidak biasa lainnya (yaitu ketika penunjukan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melaksanakan jasa profesional tersebut dirasakan tidak praktis oleh klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi. Namun demikian, ancaman tersebut masih dapat diterima selama: a) KAP atau Jaringan KAP tidak terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan keputusan manajerial. b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab. c) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
PEMBERIAN JASA PENILAIAN KEPADA KLIEN AUDIT
LAPORAN
KEUANGAN 290.172 Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-
asumsi yang terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang, penerapan metodologi dan teknik tertentu, atau kombinasi keduanya dalam menghitung suatu nilai atau rentang nilai dari suatu aset, kewajiban, atau bisnis secara keseluruhan. 290.173 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut. 290.174 Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material
terhadap laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang signifikan, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima 290.175 Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan
yang secara terpisah maupun kolektif tidak material terhadap laporan keuangan, atau yang tidak melibatkan tingkat subjektivitas yang signifikan, dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi terhadap independensi. Ancaman tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam timassurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. b) Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan mengenai asumsi dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta memperoleh persetujuan atas penggunaannya. c) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP. d) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan. Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas pencegahan: a) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit laporan keuangan dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait. b) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi
yang telah
ditentukan dalam melaksanakan jasa penilaian. c) Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi yang telah ditentukan, tingkat subjektivitas bawaan pada hal-hal yang menjadi perhatian. d) Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut. e) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan datang dari halhal yang dapat menciptakan volatilitas yang signifikan yang melekat pada jumlah-jumlah yang terkait dalam penilaian tersebut. f)
Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporankeuangan. 290.176 Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada
klien audit laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat
pemberitahuan pajak kepada otoritas perpajakan, penghitungan jumlah kewajiban pajak terhutang, atau perencanaan pajak, tidak menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap independensi, karena pada umumnya penilaian tersebut merupakan subjek penelaahan yang dilakukan oleh pihak eksternal, seperti otoritas perpajakan. 290.177 Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian
atas bagian dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan, KAP harus mempertimbangkan setiap ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi.
PEMBERIAN JASA PERPAJAKAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.178 KAP atau Jaringan KAP dapat diminta untuk memberikan jasa
perpajakan kepada klien audit laporan keuangan. Jasa perpajakan mencakup berbagai jasa, termasuk jasa penelaahan atas ketaatan perpajakan, perencanaan perpajakan, pemberian pendapat atas posisi perpajakan secara formal, dan bantuan dalam penyelesaian sengketa perpajakan.
PEMBERIAN JASA AUDIT INTERNAL KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.179 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan keuangan. 290.180 Pemberian jasa profesional yang melibatkan perluasan prosedur
yang diharuskan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang sesuai dengan standar profesi yang berlaku. 290.181 Ancaman telaah pribadai dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan bantuan kepada klien audit laporan keuangan dalam melaksanakan kegiatan audit internal atau outsourcing atas beberapa kegiatan audit internal tersebut.
290.182 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP melaksanakan bagian yang signifikan dari kegiatan audit internal klien audit laporan keuangan. 290.183 Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada
setiap situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu dengan memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini: a) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit internal serta dalam menetapkan, memelihara, dan memantau sistem pengendalian internal. b) Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas kegiatan audit internal. c) Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris memberikan persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi pekerjaan audit internal. d) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menentukan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan rekomendasi. e) Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit internal yang dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur
tersebut
dengan
cara
antara
lain
mendapatkan
dan
menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP. f)
Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal kepada komite audit. 290.184 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya
pemberian jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda. PEMBERIAN JASA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KEPADA KLIEN AUDIT L APORAN KEUANGAN 290.185 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan. 290.186 Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian
signifikan ketika KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional tersebut di atas kepada klien audit laporan keuangan, kecuali jika KAP atau Jaringan KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat yang memastikan klien audit laporan keuangan untuk: a) Mengakui tanggung tanggung jawabnya jawabnya dalam menetapkan dan dan memantau memantau sistem pengendalian internal. b) Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan sistem perangkat keras dan perangkat lunak. c) Membuat semua keputusan keputusan manajemen yang terkait dengan dengan proses perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi; d) Mengevaluasi kecukupan dan hasil hasil dari perancangan dan penerapan penerapan sistem tersebut. e) Bertanggung jawab atas pengoperasian pengoperasian sistem perangkat keras keras dan perangkat lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh sistem tersebut. 290.187 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya
pemberian jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda. 290.188 Ancaman telaah telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.
290.189 Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang
melibatkan penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi internal dan pengendalian manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi PENUGASAN PERSONIL KAP ATAU JARINGAN KAP YANG BERSIFAT SEMENTARA PADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.190 Penugasan personil KAP atau Jaringan KAP pada klien audit
laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personil tersebut berada pada suatu kedudukan yang dapat memengaruhi penyiapan akun-akun atau laporan keuangan klien audit laporan keuangan. Pada praktiknya, bantuan tersebut dapat diberikan selama personil tersebut tidak terlibat dalam: a) Membuat keputusan manajemen. b) Menyetujui atau menandatangani perjanjian atau dokumen serupa lainnya. lainnya. c) Melaksanakan suatu tindakan berdasarkan berdasarkan pertimbangan sendiri sendiri yang mengikat klien audit laporan keuangan. Setiap situasi harus dianalisis secara saksama untuk mengidentifikasi ada tidaknya ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan pada setiap situasi untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Tidak memperbolehkan memperbolehkan personil KAP atau atau Jaringan Jaringan KAPyang KAPyang terlibat terlibat dalam penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan. b) Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab jawab dalam mengarahkan dan menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP tersebut. PEMBERIAN
JASA
PENUNJANG
LITIGASI
KEPADA
KLIEN
AUDIT
LAPORANKEUANGAN 290.191 Jasa penunjang litigasi mencakup antara lain menjadi saksi ahli,
menghitung estimasi kerugian atau jumlah piutang atau hutang yang timbul dari litigasi atau sengketa hukum lainnya, dan membantu pengelolaan dan
pemerolehan kembali dokumen yang terkait dengan perselisihan perselisihan atau litigasi. 290.192 Pemberian jasa penunjang litigasi yang diberikan kepada klien
audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa profesional tersebut mencakup estimasi hasil keputusan yang akan terjadi yang dapat memengaruhi jumlah- jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Materialitas jumlah yang terkait dalam litigasi. b) Tingkat subjektivitas subjektivitas bawaan dari hal-hal yang yang menjadi perhatian perhatian dalam litigasi. c) Sifat perikatan jasa penunjang litigasi. KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang terjadi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara
jelas
tidak
signifikan,
maka
pencegahan
yang
tepat
harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Menetapkan kebijakan kebijakan dan prosedur prosedur yang melarang personil yang terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial. b) Melibatkan Praktisi Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan perikatan audit laporan keuangan untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. c) Melibatkan pihak-pihak lain yang yang relevan, seperti tenaga ahli independen. independen. 290.193 Ketika tugas yang dilaksanakan oleh KAP atau Jaringan KAP
melibatkan kegiatan yang mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman ancaman yang dapat terjadi ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa profesional tersebut kepada klien audit laporan keuangan. PEMBERIAN JASA HUKUM KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.194 Jasa hukum didefinisikan sebagai setiap jasa profesional yang
disediakan oleh tenaga profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di pengadilan atau yang memiliki pelatihan hukum yang dipersyaratkan dalam berpraktik. 290.195 Ancaman terhadap independensi harus dipertimbangkan
dengan melihat sifat jasa profesional yang diberikan, terpisah tidaknya penyedia jasa dari tim assurance, dan materialitas dari hal-hal yang menjadi perhatian, dalam kaitannya dengan laporan keuangan entitas. 290.196 Pemberian jasa hukum kepada klien audit laporan keuangan
yang melibatkan hal-hal yang diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yang material atas laporan keuangan tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi yang tidak dapat diterima. 290.197 Jasa hukum yang membantu klien audit laporan keuangan dalam
melakukan suatu transaksi (sebagai contoh, bantuan dalam aspek- aspek yang berhubungan dengan perjanjian, nasihat hukum, uji tuntas (due diligence) dalam bidang hukum, dan restrukturisasi) dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi. Pemberian jasa profesional tersebut tidak mengurangi independensi selama: a) Anggota tim assurance assurance tidak boleh boleh terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut. b) Klien audit laporan keuangan harus harus merupakan pihak yang yang membuat keputusan akhir dari suatu masalah hukum, dan jasa profesional yang diberikan hanya merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah dibuat tersebut. 290.198 Ketika KAP atau Jaringan KAP mewakili klien audit laporan
keuangan dalam mencari penyelesaian suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah-jumlah yang material terhadap laporan keuangan, ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi 290.199 Ketika KAP atau Jaringan KAP diminta untuk memberikan jasa
advokasi bagi klien audit laporan keuangan dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah yang tidak material terhadap laporan keuangan. keuangan. Pencegahan Pencegahan tersebut mencakup mencakup antara lain: a) Menentukan kebijakan kebijakan dan prosedur yang yang melarang personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial. b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. 290.200 Bila terdapat penunjukan rekan maupun karyawan KAP atau
Jaringan KAP sebagai penasihat hukum internal oleh klien audit laporan keuangan, ancaman telaah pribadi dan ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
PEMBERIAN JASA PEREKRUTAN MANAJEMEN SENIOR KEPADA KLIEN ASSURANCE 290.201 Perekrutan manajemen senior bagi klien assurance, seperti
mereka yang dalam kedudukannya dapat memengaruhi informasi hal pokok dari perikatan assurance, dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, dan ancaman intimidasi pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Peran individu yang akan direkrut. b) Sifat jasa perekrutan yang diinginkan oleh klien assurance.
PEMBERIAN JASA KEUANGAN KORPORAT KEPADA KLIEN ASSURANCE 290.202 Pemberian jasa keuangan korporat (corporate finance) kepada
klien assurance (termasuk klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi. 290.203 Pemberian jasa keuangan korporat lainnya kepada klien
assurance (termasuk klien audit laporan keuangan), sebagai contoh, membantu klien
assurance
dalam:
(i)
mengembangkan
strategi
korporat,
(ii)
mengidentifikasi atau memperkenalkan klien assurance kepada penyedia dana
yang sesuai dengan kebutuhannya, dan (iii) memberikan saran mengenai struktur pendanaan dan menganalisis dampak akuntansi yang dapat terjadi dari usulan transaksi pendanaan tersebut, pencegahan yang tepat yang mencakup antara lain: a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien assurance dalam membuat keputusan manajerial. b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau Jaringan KAP untuk mewakili klien assurance dalam menyetujui suatu persyaratan transaksi atau melakukan suatu transaksi.
IMBALAN JASA PROFESIONAL
IMBALAN JASA PROFESIONAL – SUATU BESARAN YANG RELATIF 209.204 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proporsi
jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa yang diperoleh oleh KAP atau Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Struktur organisasi KAP atau Jaringan KAP. b) Tingkat kemapanan KAP atau Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesional dengan pihak klien assurance yang bertangggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
b) Mengambil
langkah-langkah
yang
diperlukan
untuk
mengurangi
ketergantungan KAP atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance. c) Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu. d) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga, seperti badan pengatur profesi atau Praktisi lainnya. 209.205 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi juga ketika proporsi
jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh seorang rekan KAP atau Jaringan KAP dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh rekan KAP atau Jaringan KAP tersebut. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang memantau dan menerapkan pengendalian mutu dari perikatan assurance. b) Mengikutsertakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan saran yang diperlukan.
IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG TELAH LEWAT WAKTU 209.206 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa
profesional dari klien assurance belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama. Pencegahan di bawah ini dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima: a) Mendiskusikan imbalan jasa profesional yang belum terlunasi dengan pihak klien assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. b) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
BESARAN IMBALAN JASA PROFESIONAL 209.207 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP
menerima perikatan assurance dengan jumlah imbalan jasa profesional yang secara signifikan. Ancaman tersebut tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika: a) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga profesional yang kompeten dalam perikatan tersebut; dan b) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur pengendalian mutu assurance.
IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG BERSIFAT KONTINJEN 209.210 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen merupakan
imbalan jasa profesional yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau pekerjaan yang dilakukan. 209.211 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan
assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 209.212 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan
selain perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance dapat menimbulkan juga ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi. Selain penetapan yang diuraikan di atas, signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Kisaran jumlah imbalan jasa profesional yang dimungkinkan; b) Variabilitas imbalan jasa professional. c) Dasar penentuan imbalan jasaprofessional. d) Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang independen. e) Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa profesional kepada pihak klien assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. b) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menelaah atau menentukan besaran imbalan jasa profesional final. c) Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA 290.213 Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat
terjadi ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP menerima hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya dari klien assurance LITIGASI ATAU ANCAMAN LITIGASI 290.214 Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi dapat
terjadi ketika terjadi, atau kemungkinan terjadi, litigasi antara anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP dengan klien assurance. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: a) Materialitas litigasi. b) Sifat perikatan assurance. c) Terkait
tidaknya
litigasi
dengan
perikatan assurance sebelumnya.
290.215 KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan
menerapkan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a) Mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. b) Mengeluarkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi dari tim assurance. c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Modul 5 PRINSIP
PRINSIP
DASAR
ETIKA
PROFESI PENDAHULUAN – Seksi 100 Perbedaan profesi akuntan public dibandingkan profesi lainnya adalah tanggung jawabnya pada kepentingan public, jadi tidak hanya bertanggung jawab pada pemberi kerja/client. Oleh karena itu, praktisi harus mematuhi dan menjalankan prinsip dasar dan kode etik yang diatur sebagai berikut.
Kode etik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: -
Bagian A – menetapkan prinsip dasar dan memberikan kerangka konseptual dalam penerapannya. Kerangka konseptual adalah pedoman terhadap prinsip dasar etika profesi sehingga harus diterapkan untuk mengidentifikasikan ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar kode etik profesi dan mengevaluasi ancaman tersebut. Jika ancamannya tidak signifikan (tidak penting dan tidak memiliki dampak), tetap harus dipertimbangkan dan dijalankan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sehingga kepatuhannya tetap terjaga.
-
Bagian B – ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu, contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman dan mencegah ancaman pada kepatuhan pada prinsip etika profesi.
PRINSIP DASAR Setiap praktisi harus mematuhi prinsip dasar etika profesi: 6. Prinsip integritas
Praktisi harus jujur dan tegas dalam menjalin hubungan professional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. 7. Prinsip objektivitas Tidak boleh membiarkan terjadinya subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak yang mempengaruhi pertimbangan profesional/ pertimbangan bisnis. 8. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional Praktisi harus memiliki pengetahuan dan keahlian sehingga dalam prakteknya juga praktisi harus tahu setiap perkembangan yang ada. Kemudian praktisi juga harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standard an kode etik yang ada. 9. Prinsip kerahasiaan Praktisi harus menjaga rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien, kecuali jika memang sudah kewajibannya untuk diungkapkan, juga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi. 10. Prinsip perilaku profesional Wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang merugikan profesi. Kerangka konseptual mewajibkan praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi dengan tujuan untuk melindungi kepentingan public, juga tidak hanya mematuhi peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif. Kode etik ini memberikan kerangka untuk membantu praktisi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman yang ada secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya ketingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan tetap terjaga.
Praktisi harus : -
mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
atau
keadaan
serta
hubungan
yang
pelanggaran terhadap prinsip dasar etika profesi.
dapat
mengakibatkan
-
Memperhatikan factor kualitatif dan kuantitatif dalam melihat kesignifikanan suatu ancaman. Jika tidak bisa menerapkan pencegahan yang tepat, maka praktisi
harus
menghentikan
menolak jasa
untuk
profesional
menerima yang
perikatan
tersebut
diberikannya
atau
atau
bahkan
mengundurkan diri dari perikatan tersebut. Praktisi mungkin : -
Melanggar suatu ketentuan dalam kode etik secara tidak sengaja. Pelanggaran tersebut kemudian dilihat dari signifikansinya.
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi, dimana ancaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut: -
Ancaman kepentingan pribadi – ancaman yang diakibatkan oleh kepentingan keuangan, anggota keluarga langsung, atau anggota keluarga dekat praktisi.
-
Ancaman telaah pribadi – ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang diberikan
sebelumnya
harus
dievaluasi
kembali
oleh praktisi
yang
bertanggung jawab atas pertimbangan tersebut. -
Ancaman advokasi – ancaman yang terjadi ketika praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari praktisi tersebut.
-
Ancaman kedekatan – ancaman yang terjadi ketika praktisi terlalu bersimpati terhadap kepentingan pihak lain
-
Ancaman intimidasi – ancaman ketika praktisi dihalangi untuk bersikap objektif.
Pencegahan yang dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima diklasifikasikan menjadi: -
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan, mencakup antara lain: o
Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi
o
Persyaratan berkelanjutan
pengembangan
dan
pendidikan
profesional
o
Peraturan tata kelola perusahaan
o
Standar profesi
o
Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator
o
Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan hukum atas laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh praktisi.
-
Pencegahan dalam lingkungan kerja o
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau pemberi kerja, mencakup antara lain: ▪
Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui secara umum sehingga dapat menjadi wadah pelaporan bagi praktisi yang tidak profesional atau tidak sesuai dengan etika profesi.
▪
Kewajiban yang dinyatakan secara tertulis dan eksplisit untuk melaporkan pelangaran etika profesi yang terjadi
Segala pencegahan diterapkan sesuai dengan situasinya. Dalam memberikan solusi pencegahan, praktisi harus mempertimbangkan hal yang menyebabkan tidak dapat diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan tentang semua informasi yang ada.
PENYELESAIAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI. Dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan etika profesi, setiap praktisi harus mempertimbangkan: -
Fakta yang relevan
-
Masalah etika profesi yang terkait
-
Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang dihadapi
-
Prosedur internal yang berlaku
-
Tindakan alternative
Setelah mempertimbangkan hal diatas, praktisi harus menentukan tindakan yang sesuai dengan prinsip yang telah diidentifikasi, juga harus memprtimbangkan akibat dari setiap tindakan yang diambil. Jika tidak dapat terselesaikan masalahnya, praktisi harus berkonsultasi ke KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja untuk membantu dalam penyelesaian masalah.
Jika masalah yang ada melibatkan konflik dengan atau dalam organisasi klien atau pemberi kerja, praktisi harus mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan pihak bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, yaitu komite audit. Praktisi dianjurkan untuk mendokumentasikan substansi permaslaahn dan rincian perusahaan yang dilakukan atau keputusan yang diambil terkait permasalahn yang ada. Sedangkan jika masalah tidak dapat terselesaikan, praktisi dapat meminta nasihat dari organisasi profesi yang relevan atau penasihat hukum untuk mendapatkna pedoman dalam penyelesaian masalah. SEKSI 110-PRINSIP INTEGRITAS
Mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Seorang akuntan harus berprinsip integritas dimana ketika karakter sudah berdasarkan integritas, maka karakter tersebut selalu fokus untuk mendisiplinkan diri dalam nilai-nilai positif. Contohnya praktisi yang berintegritas adalah saat ada partner yang berbuat curang atau client yang meminta untuk memanipulasi data, kita sebagai praktisi harus tetap jujur dan tegas .
Setiap akuntan harus memiliki sikap untuk jujur, tegas dan adil dalam hubungan perkerjaan dengan kliennya. Jadi seorang akuntan harus memiliki integritas yang baik. Jangan hanya karena kliennya adalah perusahaan besar, seorang akuntan jadi tunduk dengan kemauan kliennya tersebut, tapi akuntan tetap harus berpegang pada kode etiknya dan menunjukan integritasnya.
SEKSI 120-PRINSIP OBJ EKTIVITAS
-
Mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas
-
Menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif
Seorang akuntan harus bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan pekerjaan, seorang praktisi harus bersikap objektif atau apa adanya, tidak menilai berdasarkan orang atau subjeknya sehingga data atau keputusan yang dihasilkan benar-benar apa
adanya . Contoh : praktisi tersebut dipengaruhi oleh teman dekat untuk memanipulasi data, namun dia tetap bersikap apa adanya dan tidak mengikuti kata teman dekatnya sehingga dapat dikatakan telah profesional.
SEKSI 130-PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN KEHATIHATIAN PROFESIONAL
7.
Mewajibkan setiap Praktisi untuk: •
Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional
•
Menggunakan kemahiran profesionalnya sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi
Seorang akuntan harus dapat cermat dan fokus dalam setiap pekerjaannya sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Seorang akuntan juga harus profesional dalam menjalankan pekerjaannya sehingga dapat menggunakan keahliannya secara maksimal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai
berikut: •
Pencapaian kompetensi profesional
•
Pemeliharaan kompetensi profesional
Agar bisa menghasilkan jasa profesional, bagi seorang praktisi diwajibkan untuk terlebih dahulu menempuh jenjang pendidikan yang telah ditetapkan. Setelah seorang praktisi dinyatakan telah melewati jenjang pendidikan yang ditetapkan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memelihara kompetensi profesional yang telah dimiliki untuk bisa diterapkan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan jasanya.
9. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional. Dunia luar yang terus bergerak secara dinamis mewajibkan seorang praktisi untuk mengikuti perkembangan bisnis yang relevan bagi profesinya. Hal tersebut sangat penting mengingat jasa
profesional yang dihasilkannya tergantung dengan prinsip akuntansi yang bisa saja berubah sesuai dengan hasil keputusan dari ikatan profesi seorang praktisi. Di dalam mendapatkan informasi terbaru mengenai akuntansi, seorang praktisi diperbolehkan menggunakan
berbagai
teknologi
yang
sedang
berkembang
dengan
tetap
mempertahankan profesionalitasnya. 10.
Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi
untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan. Hal itu sangat penting untuk jasa yang dihasilkan akan dipakai oleh klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya 11.
Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang
tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional. Apabila dalam penugasannya seorang praktisi dibantu oleh asisten, maka harus dipastikan bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan khusus menyangkut pekerjaan yang akan dihadapi sehingga antara praktisi dan asisten tersebut dapat berjalan sinkron tanpa menimbulkan sebuah misunderstanding atau salah pemahaman.
12.
Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan. Menyangkut keterbatasan yang dimiliki oleh seorang praktisi, maka ia harus mengungkapkannya kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya sehingga bisa dialihkan kepada praktisi yang lain. Hal ini penting karena sikap profesionalitas. Dan hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahtafsiran dari produk jasa yang dihasilkan oleh praktisi
SEKSI 140-PRINSIP KERAHASIA AN
- Praktisi tidak boleh melakukan tindakan mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia dan menggunakan informasi yang bersifat rahasia - Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan dimanapun ia berada - Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi dari calon klien
-Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga di KAP atau jaringan KAP - Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu - Kerahasiaan harus dijaga terus menerus bahkan setelah berakhirnya hubungan praktisi dengan klien Seorang akuntan tidak boleh sembarangan memberikan informasi yang bersifat rahasia ke pihak manapun jika tidak mendapatkan ijin. Akan tetapi jika dibutuhkan oleh hukum dan peraturan lainnya, informasi tersebut dapat dibuka. Misalnya akuntan menemukan informasi yang menyimpang dari laporan kliennya, akuntan tidak boleh menyebarkan informasi tersebut kecuali jika pihak pengadilan memintanya. Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia: (a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi kerja; (b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh: •
Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
•
Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum; dan
(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:
•
Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
•
Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
•
Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan; atau
•
Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: •
Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak
•
Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.
•
Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.
SEKSI 150-PERILAK U PROFESIONAL
Mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku Setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi, harus jujur dan tidak boleh melakukan tindakan; -
Membuat pernyataan berlebihan mengenai jasa yang diberikan, dll.
-
Membuat pernyataan merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
Setiap akuntan harus menjaga kehormatan profesinya, jadi seorang akuntan harus menjaga kelakuannya agar tidak mencemarkan nama baik profesinya. Hal ini sama seperti profesi lainnya yang mengharuskan anggotanya menjaga nama baik profesinya.
Modul 6
Regulation Section 200 - 290
SEKSI 200 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
PENDAHULUAN 200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual yang tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi. Sehingga, Praktisi tidak hanya mematuhi contoh-contoh yang diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual tersebut dalam setiap situasi yang dihadapinya. 200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan,
atau aktivitas yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat mengakibatkan pertentangan dengan jasa operasional yang diberikannya.
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN 200.3 Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh
berbagai situasi sebagai berikut: f)
Ancaman kepentingan pribadi;
g) Ancaman telaah pribadi; h) Ancaman advokasi; i)
Ancaman kedekatan; dan
j)
Ancaman intimidasi.
Sifat dan signifikasi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat dan jenis jasa professional yang diberikan kepada pihak-pihak di bawah ini: d) Klien audit laporan keuangan; e) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan; atau f)
Klien selain klien assurance. 200.4 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan
pribadi bagi Praktisi mencakup: h) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas suatu kepentingan keuangan. i)
Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien.
j)
Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.
k) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien. l)
Peluang kerja yang potensial di klien.
m) Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan perikatan assurance. n) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun direksi atau pejabatnya. 200.5 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi
mencakup: g) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali hasil pekerjaan Praktisi.
h) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi dalam perancangan atau pengimplementasiannya. i)
Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok ( subject matter ) dari perikatan.
j)
Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat, sebagai direksi atau pejabat klien.
k) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan. l)
Pemberian
jasa professional
kepada
klien
assurance yang
dapat
mempengaruhi hal pokok dari perikatan assurance. 200.6 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi
mencakup: c) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (“Emitem”) yang merupakan klien audit laporan keuangan.
d) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau perselisihan dengan pihak ketiga. 200.7 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan
mencakup: f)
Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari dir ektur atau pejabat klien .
g) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari karyawan klien yang mewakili jabatan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan. h) Mantan rekan KAP atau jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan. i)
Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.
j)
Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan KAP dengan klien assurance.
200.8 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi
mencakup: d) Ancaman atas pemutusann perikatan atau penggantian tim perikatan. e) Ancaman atas litigasi. f)
Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah imbalan jasa professional. 200.9 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap situasi dan ancaman
khusus tersebut, baik dalam hubungan professional maupun hubungan bisnisnya. 200.10 Pencegahan
yang
dapat
menghilangkan
ancaman
atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut: c) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan. d) Pencegahan dalam lingkungan kerja. Contoh pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan telah dijelaskan pada paragraph 100.12 dari Kode Etik ini. 200.11 Setiap Praktisi harus menggunakan pertimbangannya untuk
menentukan cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi serta apakah pertimbangan tersebut dapat diterima oleh pihak ketiga dengan rasional dan memiliki informasi yang relevan. Pertimbangan tersebut dapat dipengaruhi oleh signifikansi ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP. 200.12 Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja
mencakup: p) Menekankan pentingnya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. q) Memastikan terjaganya tindakan untuk melindungi kepentingan public oleh anggota tim assurance. r)
Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian mutu perbaikan.
s) Kebijakan terdokumentasi mengenai pengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar etika profesi, pengevaluasian signifikasi ancaman,
serta pengidentifikasian dan penerapan pencegahan untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima. t)
KAP yang melakukan perikatan assurance, kebijakan indepedensi yang terdokumentasi
mengenai
pengidentifikasian
ancaman
terhadap
indepedensi, serta pengevaluasian signifikasi ancaman dan penerapan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima. u) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. v) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pengidentifikasian kepentingan atau hubungan antara anggota tim perikatan dan KAP atau Jaringan KAP dengan klien. w) Kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola ketergantungan terhadap jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien. x) Penggunaan rekan dan tim perikatan dengan lini pelaporan yang terpisah dalam pemberian jasa professional selain jasa assurance kepada klien assurance.
y) Kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang bukan merupakan anggota tim perikatan untuk memengaruhi hasil pekerjaan perikatan. z) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur kserta pelatihan dan pendidikan yang memadai atas kebijakan dan prosedur tersebut. aa) Penunjukan seorang manajemen senior untuk bertanggung jawab atas pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan KAP. bb) Mengenai klien-klien assurance dan entitas-entitas terkait dan mewajibkan untuk menjadi independensinya terhadap klien assurance dan entitas tersebut. cc) Mekanisme pendisplinan untuk mendukung kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan. dd) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai setiap isu yang terkait dengan kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
200.13 Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja
mencakup: g) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. h) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen. i)
Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
j)
Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa professional yang dikenakan.
k) Melibatkan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan atau mengerjakan kembali suatu bagian dari perikatan. l)
Merotasi personel senior tim assurance. 200.14 Praktisi dapat mengandalkan pencegahan yang diterapkan oleh
klien, tergantung dari sifat penugasannya. Namun, Praktisi tidak hanya mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima. 200.15 Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan oleh klien
mencakup: d) Pihak dalam organisasi klien selain manajemen menyetujui penunjukan KAP atau Jaringan KAP. e) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman yang memadai untuk mengambil keputusan manajemen. f)
Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya proses pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatan assurance.
Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terciptanya pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa professional yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
SEKSI 210
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
PENERIMAAN KLIEN
210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut 210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. 210.4 Pencegahan yang tepat mencakup:
c) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau d) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata kelola perusahaan atau pengendalian internalnya. 210.5 Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika
ancaman yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. 210.6 Keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah secara
berkala untuk perikatan yang berulang.
PENERIMAAN PERIKATAN
210.7 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya perikatan tersebut. 210.8 Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman yang
diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: h) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup pekerjaan yang akan dilakukan. i)
Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari perikatan.
j)
Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang relevan.
k) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang diperlukan. l)
Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
m) Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan perikatan. n) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memastikan diterimanya perikatan bila perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara kompeten. 210.9 Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau
pekerjaan tenaga ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam melaksanakan perikatannya. 210.10 Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan
melaksanakan perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsipakuntansi-yang-berlaku-umum, kecuali apabila perikatan tersebut harus dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku.
PERUBAHAN DALAM PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
210.11 Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain
atau sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan ( “Praktisi Pengganti”) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan Praktisi lain (“Praktisi Pendahulu”) harus menentukan ada tidaknya alasan profesional atau
alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu hal-hal yang mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 210.12 Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi tergantung
dari sifat perikatannya, Praktisi Pengganti dapat berkomunikasi langsung dengan Praktisi Pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar belakang penggantian Praktisi tersebut, sehingga Praktisi
Pengganti dapat
memutuskan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut. 210.13 Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan.
Lingkup informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh Praktisi Pendahulu dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal berikut: c) Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau d) Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan komunikasi dan pengungkapan tersebut. 210.14 Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi Pendahulu
tidak boleh memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi Pengganti. 210.15 Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. 210.16 Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi Pengganti antar a
lain: d) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan terbuka dengan Praktisi Pendahulu; e) Meminta Praktisi Pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan klien yang relevan bagi Praktisi Pengganti, sebelum Praktisi Pengganti memutuskan untuk menerima perikatan tersebut. f)
Menanggapi
permintaan
untuk
tender,
Praktisi
Pengganti
harus
mencantumkan mengenai komunikasi dengan Praktisi Pendahulu sebelum menerima perikatan tersebut untuk menanyakan ada tidaknya alasan profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut. 210.17 Praktisi Pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien
sebelum komunikasi dengan Praktisi Pendahulu. Jika persetujuan telah diberikan, maka Praktisi Pendahulu harus mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan lain yang berlaku. Informasi yang diberikan oleh Praktisi Pendahulu kepada Praktisi Pengganti harus disampaikan dengan jujur dan jelas. 210.18 Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi Pengganti harus menolak perikatan yang ditawarkan, kecuali jika Praktisi Pengganti mempunyai keyakinan yang kuat
mengenai
dapat
diperolehnya
informasi
yang
diperlukan
untuk
mengevaluasi ancaman tersebut dengan cara lain. 210.19 Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang
bersifat sebagai pelengkap atau tambahan dari Praktisi Pendahulu. Kondisi ini mungkin
menimbulkan
potensi
ancaman.
Pencegahannya
mencakup
pemberitahuan kepada Praktisi Pendahulu mengenai pekerjaan yang akan dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Praktisi Pendahulu untuk menyediakan semua informasi yang relevan agar Praktisi Pengganti dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
SEKSI 220
BENTURAN KEPENTINGAN 220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman.
Pengevaluasian tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. 220.3 Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan
yang dilakukan sebagai berikut: d) Memberitahukan klien mengenai setiap kegiatan bisnis KAP atau Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi tersebut, atau e) Memberitahukan semua pihak yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi kepada klien yang kepentingannya saling berbenturan, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi tersebut, atau f)
Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi secara tidak eksklusif untuk suatu klien dan memperoleh persetujuan dari klien untuk bertindak demikian. 220.4 Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan antara lain:
f)
Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan;
g) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak; h) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai
keamanan dan kerahasiaan data; i)
Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP; dan
j)
Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan. 220.5 Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap
prinsip dasar etika profesi yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan atau mengundurkan diri dari perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut. 220.6 Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi
sehubungan
dengan
permohonan
Praktisi
untuk
memberikan
jasa
profesionalnya kepada pihak lain yang kepentingannya berbenturan dengan klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut.
SEKSI 230 PENDAPAT KEDUA 230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua ( second opinions) mengenai penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. 230.2 Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang memberikan pendapat pertama; e) Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien; dan f)
Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi Yang memberikan pendapat pertama. 230.3 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak
memberikan persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua untuk melakukan komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yang diminta untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh fakta dan kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.
SEKSI 240
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI LAINNYA 240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang
diberikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. 240.2 Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor, seperti
besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan. Sehubungan dengan potensi ancaman tersebut, pencegahan mencakup: c) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan, terutama dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan. d) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang kompeten dalam perikatan tersebut. 240.3 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen telah digunakan
secara luas untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor berikut: e) Sifat perikatan; f)
Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
g) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional; h) Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang independen. Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen untuk jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien assurance diatur dalam Seksi 290 dari Kode Etik ini. 240.4 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman
tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: e) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar penentuan imbalan jasa profesional. f)
Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai dasar penentuan imbalan jasa profesional.
g) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. h) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan Praktisi. 240.5 Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan
jasa profesional rujukan atau komisi (referral fee) yang terkait dengan diterimanya suatu perikatan. Namun, penerimaan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. 240.6 Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa profesional
rujukan untuk mendapatkan klien atau perikatan. Pembayaran imbalan jasa profesional rujukan tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehatian-hatian profesional. 240.7 Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa
profesional rujukan atau komisi, kecuali jika Praktisi telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: c) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau penerimaan imbalan jasa profesional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu perikatan. d) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien. 240.8 Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP
atau Jaringan KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang
sebelumnya memiliki KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan pembayaran kepada ahli waris atau walinya. Pembayaran tersebut bukan merupakan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi seperti yang diatur dalam paragraf 240.5 – 240.7 dari Kode Etik ini.
SEKSI 250
PEMASARAN JASA PROFESIONAL 250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
dapat terjadi ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya. 250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam
memasarkan jasa profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: c) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki,
atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau d) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain. Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan organisasi profesi.
SEKSI 260
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA 260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitality) oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 260.2 Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai,
dan maksud di balik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan oleh pihak ketiga yang rasional sebagai pemberian yang tidak signifikan, maka Praktisi dapat menyimpulkan pemberian tersebut sebagai pemberian yang diberikan dalam kondisi bisnis normal. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat menyimpulkan tidak terjadinya ancaman yang signifikan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. 260.3 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pemberian tersebut.
SEKSI 270
PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN 270.1
Setiap
Praktisi
tidak
boleh
mengambil
tanggung
jawab
penyimpanan uang atau aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 270.2 Penyimpanan aset milik klien dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Praktisi yang dipercaya untuk menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan pencegahan sebagai berikut: e) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan KAP, atau aset pribadinya; f)
Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
g) Siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang berhak atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut; dan h) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut. 270.3 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan keterkaitan Praktisi dengan aset tersebut. Sebagai bagian dari prosedur penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara yang memadai mengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan kewajiban yang timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat mempertimbangkan untuk meminta nasihat hukum.
SEKSI 280
OBJEKTIVITAS – SEMUA JASA PROFESIONAL 280.1 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. 280.2 Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap
independen terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran dan independensi dalam penampilan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan Praktisi untuk menyatakan pendapat secara tidak bias dan bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh pihak lain. 280.3 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan
jasa profesional akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan oleh Praktisi. 280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman
yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup: f)
Mengundurkan diri dari tim perikatan.
g) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai. h) Menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang menimbulkan ancaman. i)
Mendiskusikan ancaman dengan manajemen senior KAP atau Jaringan KAP.
j)
Mendiskusikan ancaman dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE
PENDAHULUAN 290.1 Anggota timassurance bersikap independen terhadap klien assurance . 290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan
pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance. 290.3 Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat
keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yang dituju. 290.4 Istilah “informasi hal pokok” ( subject matter information ) digunakan untuk
menunjukkan hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok tersebut, contohnya: c. Laporan Keuangan d. Asersi mengenai efektivitas pengendalian internal 290.5 Bentuk perikatan assurance dapat berupa perikatan assurance berbasis
asersi (assertion-based assurance engagement ) maupun perikatan assurance pelaporan langsung (direct reporting assurance engagement ). 290.6 Dalam perikatan assurance berbasis asersi, dilakukan oleh pihak yang
bertanggung jawab atas hal pokok. 290.7 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, Praktisi dapat melakukan
pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok secara langsung maupun dengan memperoleh representasi dari pihak yang bertanggung jawab. 290.9 Praktisi wajib untuk bersikap sebagai berikut:
c. Independensi dalam pemikiran d. Independensi dalam penampilan 290.9 Signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun
hubungan lainnya harus dievaluasi.
186 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.10 Anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP harus menerapkan
kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani ancaman terhadap independensi, serta tidak hanya mematuhi seperangkat peraturan yang ada.
PENDEKATAN KONSEPTUAL ATAS INDEPENDENSI 290.11 Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota tim assurance dengan
klien assurance , hubungan antara pihak-pihak di luar tim assurance dengan klien assurance harus dilakukan juga. 290.12 Contoh-contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk
memberikan ilustrasi penerapan kerangka kerja konseptual. 290.13 Sifat setiap ancaman terhadap independensi sangat beragam, tergantung
dari karakteristik perikatan assurance.
JARINGAN DAN JARINGAN KAP 290.14 Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan dapat
berupa KAP disebut Jaringan KAP. 290.15 Setiap Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit
laporan keuangan. 290.16 Dapat tidaknya struktur KAP menjadi lebih besar tergantung dari fakta dan
situasi tertentu, dan tidak tergantung dari terpisah tidaknya KAP atau entitas satu dengan lainnya secara hukum. 290.17 Pertimbangan mengenai terpenuhi tidaknya suatu struktur yang lebih
besar harus dilakukan dengan mempertimbangkan semua hal-hal yang relevan. 290.18 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan
berbagi pendapatan atau beban di antara entitas- entitas dalam struktur tersebut.
187 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.19 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam struktur
tersebut memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama. 290.20 Suatu Jaringan dapat juga tercipta seluruh entitas dalam struktur tersebut
memiliki
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama yang dirancang,
diterapkan, dan dipantau oleh mereka sendiri. 290.21 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut memiliki strategi bisnis bersama. 290.22 Suatu Jaringan dapat tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam struktur
tersebut menggunakan nama merek bersama. 290.23 Suatu KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan kesan meskipun bukan
merupakan bagian dari Jaringan tersebut dan tidak menggunakan nama merek bersama, jika KAP tersebut melakukan promosi. 290.24 Perjanjian penjualan kadang-kadang memperbolehkan bagian praktik
yang dijual tersebut untuk tetap menggunakan nama KAP selama suatu jangka waktu tertentu, meskipun bagian KAP yang dijual tersebut tidak lagi terkait dengan KAP. 290.25 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan. 290.26 Penentuan mengenai signifikan tidaknya sumber daya profesional yang
digunakan bersama harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang relevan.
PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI
PERIKATAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.27 Dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota tim assurance ,
KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan.
188 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PERIKATAN ASSURANCE
BERBASIS
ASERSI
SELAIN
PERIKATAN
AUDIT
LAPORAN KEUANGAN 290.28 Anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga
independensinya terhadap klien tersebut (yaitu pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok). 290.29 Dalam beberapa perikatan, pihak yang bertanggung jawab belum tentu
bertanggung jawab atas hal pokok. 290.30 Ketika pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang hanya
bertanggung jawab atas informasi hal pokok, anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok (klien assurance ).
PERIKATAN ASSURANCE PELAPORAN LANGSUNG 290.31 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, anggota tim assurance ,
KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien assurance (pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok).
LAPORAN ASSURANCE YANG PENGGUNAANNYA TERBATAS 290.32 Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan assurance yang
penggunaannya terbatas yang ditujukan kepada klien selain klien audit laporan keuangan dapat diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai, keterlibatan mereka dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal pokok.
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB 290.33 Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan dalam menentukan pihak yg
bertanggung jawab adalah sebagai berikut: c. Materialitas dari informasi hal pokok (atau hal pokok) 189 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. Luas kepentingan publik yang terkait dengan perikatan Jika KAP menentukan bahwa ancaman terhadap independensi secara jelas tidak signifikan, maka penerapan seluruh ketentuan dalam Seksi ini mungkin tidak perlu dilakukan.
PERTIMBANGAN L AINNYA 290.34 Dalam melaksanakan perikatan assurance untuk klien yang merupakan
Emiten, setiap KAP atau Jaringan KAP harus mengidentifikasi sedini mungkin dan mempertimbangkan kepentingan dan hubungan yang terjadi yang melibatkan entitasentitas yang terkait dengan Emiten. 290.35 Pengevaluasian atas ancaman terhadap independensi dan tindakan
selanjutnya harus didukung oleh bukti yang diperoleh sebelum menerima perikatan dan selama perikatan berlangsung. 290.36 Ancaman mencakup ancaman yang signifikan dan ancaman yang secara
jelas tidak signifikan (tidak berdampak). Faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi signifikansi setiap hal yang terkait.
TUJUAN DAN STRUKTUR DARI SEKSI INI 290.38
Tujuannya membantu anggota tim assurance dalam:
d. Mengidentifikasi ancaman terhadap independensi e. Mengevaluasi ada tidaknya ancaman yang secara jelas tidak signifikan f.
Mengidentifikasi dan menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman 290.38 Pada contoh-contoh tertentu, ancaman independensi yang signifikan,
ditindak
dengan
menghentikan
kegiatan
atau
melepaskan
kepentingan
yang
menimbulkan ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk menerima atau
190 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
melanjutkan
perikatan
assurance .
Contoh
yang
lain,
ancaman
dapat
dihilangkan/dikurangi dengan menerapkan pencegahan yang tepat. 290.39 Penerapan dalam perikatan audit laporan keuangan bagi entitas selain
Emiten sangat dianjurkan. 290.40 Ketika ancaman signifikan terhadap independensi terindentifikasi dan KAP
atau Jaringan KAP memutuskan untuk tetap menerima atau melanjutkan perikatan assurance , maka keputusan tersebut harus didokumentasikan. 290.41 Pengevaluasian atas signifikansi dari setiap ancaman terhadap
independensi dan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima harus mempertimbangkan kepentingan publik. 290.42 Komite audit dapat memiliki peranan penting dalam tata kelola perusahaan
bila mereka independen terhadap manajemen klien dan dapat membantu memberikan keyakinan kepada dewan komisaris mengenai independensi KAP atau Jaringan KAP dalam melaksanakan perikatan audit 290.43 Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai
komunikasi independensi dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan
PERIODE PERIKATAN 290.44 Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga independensinya
terhadap klien assurance selama periode perikatan assurance 290.45 Dalam perikatan audit laporan keuangan, periode perikatan mencakup
periode yang tercantum dalam laporan keuangan yang diaudit oleh KAP. KAP harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari: c. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit laporan keuangan d. Jasa-jasa profesional yang telah diberikan sebelumnya kepada klien audit laporan keuangan. 191 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.46 Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara
jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain: e. Mendiskusikan isu-isu independensi yang terkait dengan ketentuan mengenai pemberian jasa profesional dengan pihak klien audit laporan keuangan f.
Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung jawab klien atas hasil pekerjaan dari perikatan selain perikatan assurance
g. Tidak mengikutsertakan personil yang melaksanakan perikatan selain perikatan assurance dalam perikatan audit laporan keuangan
h. Melibatkan KAP lain untuk menelaah hasil pekerjaan perikatan selain perikatan assurance 290.47 Suatu jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan kepada klien
audit laporan keuangan selain Emiten tidak akan mengurangi independensi KAP selama : d. Jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan sebelumnya merupakan jasa yang diperbolehkan bagi klien audit laporan keuangan selain Emiten berdasarkan Seksi ini. e. Jika jasa profesional tersebut merupakan jasa profesional yang tidak diperbolehkan untuk diberikan kepada Emiten maka harus diakhiri dalam suatu periode yang wajar sebelum klien tersebut menjadi Emiten f.
KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan setiap ancaman terhadap independensi yang terjadi
Paragraf 290.48 – 290.99 sengaja dikosongkan.
ANCAMAN TERHADAP
INDEPENDENSI
DALAM
PERIKATAN
ASSURANCE
BESERTA PENCEGAHANNYA 290.100 Pada praktiknya, anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP akan
diharuskan untuk menilai implikasi dari situasi dan hubungan yang serupa namun tidak 192 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
sama, serta menentukan dapat tidaknya pencegahan, termasuk pencegahan seperti yang diuraikan pada paragraf 200.12 - 200.15 dalam Kode Etik ini, diterapkan untuk mengatasi secara memuaskan ancaman terhadap independensi. 290.101 Seperti yang dijelaskan pada paragraf 290.32 dari Kode Etik ini, dalam
perikatan seperti itu, anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya harus menjaga independensinya terhadap klien assurance . Selain itu, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang material, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada klien assurance . 290.102 serta harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf 290.33 dari Kode
Etik ini yang menjelaskan mengenai selalu terdapatnya satu pihak yang bertanggung jawab, yaitu klien assurance , pada sebagian besar perikatan assurance . Namun demikian, pada beberapa perikatan assurance , terdapat dua pihak yang bertanggung jawab 290.103 Pada beberapa perikatan
assurance , terdapat dua pihak yang
bertanggung jawab.maka pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap ancaman yang dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok
KEPENTINGAN KEUANGAN Pendahuluan 290.104 Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi. 290.105 Pertimbangan mengenai beragamnya kepentingan keuangan harus
dilakukan dalam mengevaluasi jenis kepentingan keuangan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: c. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang tidak memiliki kendali atas medium investasi
193 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang memiliki kendali atas kepentingan keuangan
Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Klien Assurance 290.106 Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya
memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun tidak langsung, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut adalah dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: d. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance e. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance f.
Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance . 290.107 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
maupun anggota keluarga langsungnya menerima suatu pemberian, sebagai contoh, warisan, hadiah maka pencegahan- pencegahan di bawah ini harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut : c. Melepaskan kepentingan keuangan sedini mungkin d.
Mengeluarkan
anggota
tim
assurance
dari
perikatan assurance
Pencegahan tambahan tersebut mencakup : c. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan d. Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan 290.108 Setelah mengevaluasi signifikansi setiap ancaman, anggota tim assurance harus mempertimbangkan dan menerapkan pencegahan yang tepat, yang
mencakup antara lain:
194 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e. Melepaskan kepentingan keuangan yang dimiliki oleh anggota keluarga dekatnya sedini mungkin f.
Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit
g. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance h. Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance 290.109 Ketika anggota tim assurance atau KAP, yang bertindak sebagai wali
amanat dari klien assurance , memiliki kepentingan keuangan. Oleh karena itu, kepentingan keuangan seperti ini hanya dapat dipertahankan jika: e. Anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya dan KAP bukan merupakan pihak penerima manfaat dari lembaga wali amanat f.
Kepentingan yang dimiliki oleh lembaga wali amanat pada klien assurance tidak bersifat material terhadap lembaga wali amanat tersebut
g. Lembaga wali amanat tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas klien assurance h. Anggota tim assurance atau KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas setiap keputusan investasi yang melibatkan kepentingan keuangan pada klien assurance 290.110 Pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman
kepentingan pribadi yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan yang dimiliki oleh personil di luar tim assurance maupun anggota keluarga langsung. Personil tersebut mencakup : d. Rekan (termasuk anggota keluarga langsungnya) yang bukan merupakan anggota tim assurance e. Rekan dan karyawan tingkat manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance f.
Personil yang memiliki hubungan dekat dengan anggota tim assurance
Ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut : c. Struktur organisasi, operasi, dan pelaporan dalam KAP
195 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. Sifat dari hubungan yang terjadi antara personil tersebut dengan anggota tim assurance 290.111 Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan dengan
kepentingan keuangan pada klien assurance tidak akan mengurangi independensi anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP selama: d. KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin melaporkan kepada KAP setiap pelanggaran yang terjadi e. Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga profesional yang bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan yang menyebabkan ancaman tersebut f.
Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah teridentifikasinya ancaman 290.112 Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang dapat
diterapkan ketika terjadi pelanggaran.Pencegahan tersebut mencakup antara lain : c. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance d. Tidak melibatkan personil yang bersangkutan dalam setiap pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan perikatan assurance
Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Audit Laporan Keuangan 290.113 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
bersifat langsung pada klien audit laporan keuangan, karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut. 290.114 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
bersifat tidak langsung yang material pada klien audit laporan keuangan, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan
196 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai 290.115 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
material pada suatu entitas yang memiliki kendali atas klien audit laporan keuangan, satusatunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai 290.116 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika program manfaat
pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan pada klien audit lapor an keuangan. 290.117 Ketika rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun
keluarga langsungnya, yang berpraktik pada kantor yang sama dengan rekan perikatan (engagement partner ) suatu klien audit laporan keuangan, memiliki kepentingan keuangan. Rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun keluarga langsungnya tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut 290.118 Kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan audit
laporan keuangan belum tentu merupakan kantor tempat rekan tersebut bertugas 290.119 Ketika rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota keluarga
langsung mereka) yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien audit laporan keuangan. maka rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota keluarga langsung mereka) tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut 290.120 Kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan yang dimiliki
oleh anggota keluarga langsung dari : c. Rekan yang berlokasi pada kantor yang sama dengan kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan perikatan audit d. Rekan atau karyawan manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance 197 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Sehingga tidak menciptakan ancaman yang tidak dapat diterima selama kepentingan keuangan tersebut diperoleh sehubungan dengan haknya sebagai karyawan 290.121 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance ,
KAP, atau Jaringan KAP, serta klien audit laporan keuangan maupun direktur, pejabat, atau pemilik pengendalinya, memiliki kepentingan keuangan pada suatu entitas yang sama. Ancaman tidak akan terjadi jika: c. Kepentingan Keuangan tidak material d. Klien tidak memiliki pengaruh yang siginifikan Pencegahan yg dapat dilakukan: d. Melepaskan seluruh kepentingan keuangannya e. Melepaskan kepentingan keuangannya sesuai jumlah tertentu f.
Mengundurkan diri dari tim perikatan audit laporan keuangan
Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Assurance Selain Klien Audit Laporan Keuangan 290.122 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung pada
klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut. 290.123 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung
yang material pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material.
198 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.124 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada suatu
entitas yang memiliki kendali atas klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material. 290.125 Ketika laporan perikatan assurance selain perikatan audit laporan
keuangan yang penggunaannya terbatas diterbitkan, pengecualian terhadap ketentuan dalam paragraf 290.106 - 290.110,
dan paragraf 290.122 - 290.124, diatur dalam
paragraf 290.32 dari Kode Etik ini.
PINJAMAN DAN PENJAMINAN YANG DIBERIKAN OLEH KLIEN ASSURANCE, SERTA SIMPANAN YANG DITEMPATKAN PADA KLIEN ASSURANCE 290.126 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan kepada KAP oleh
klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi. 290.127 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan oleh klien assurance
yang merupakan bank atau institusi sejenis kepada anggota tim assurance maupun anggota
keluarga
langsungnya
tidak
akan
menimbulkan
ancaman
terhadap
independensi. 290.128 Sama halnya dengan pinjaman atau penjaminan pinjaman, simpanan
atau brokerage account milik anggota tim assurance, tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi jika simpanan atau
brokerage account tersebut dibuat
berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim. 290.129 Ketika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman kepada
klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan
199 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.130 Demikian pula, ketika anggota tim assurance atau KAP menerima
pinjaman dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh, klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan, kecuali pinjaman tersebut tidak material. 290.131 Contoh-contoh yang diberikan pada paragraf 290.126 - 290.130 dari
Kode Etik ini berkaitan dengan hubungan pinjaman dan penjaminan pinjaman yang dilakukan antara KAP dengan klien assurance .
HUBUNGAN BISNIS YANG DEKAT DENGAN KLIEN ASSURANCE 290.132 Hubungan bisnis yang dekat antara anggota tim assurance atau KAP
dengan klien assurance, akan melibatkan kepentingan keuangan yang bersifat komersial atau bersifat umum, serta dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan acaman intimidasi. Contoh hubungan tersebut: d. Memiliki kepentingan keuangan yang material e. Melakukan perjanjian penggabungan satu atau lebih jasa/produk dari satu/lebih KAP f.
Melakukan perjanjian distribusi atau pemasaran dengan klien assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan: e. Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance f.
Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa
g. Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance h. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance 290.133 Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis yang
terjadi yang mengakibatkan KAP maupun keluarga langsungnya, dan klien audit laporan keuangan memiliki kepentingan yang sama pada suatu entitas selain Emiten. Tidak menimbulkan ancaman selama: d. Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP maupun klien audit e. Kepentingan yang dimiliki tidak material terhadap investor atau kelompok investor f.
Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok investor untuk mengendalikan entitas selain Emiten tersebut.
200 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.134 Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota tim assurance , KAP, atau Jaringan KAP tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi
selama transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim. Jika terdapat ancaman signifikan, pencegahan yang dapat dilakukan: d. Menghapus atau mengurangi besaran transaksi e. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari assurance f.
Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan 290.135 Hubungan keluarga dan hubungan pribadi yang terjadi antara anggota
timassurance dengan karyawan tertentu, direktur, atau pejabat klien assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi. 290.136 Ketika anggota keluarga langsung dari anggota tim
assurance
merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok selama periode yang tercakup dalam perikatan, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan mengingat kedekatan hubungan tersebut. 290.137 Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai
berikut: c. Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance pada klien assurance
d. Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance . Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d. Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance e. Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa f.
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP 290.138 Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota keluarga
dekat dari anggota tim assurance merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien 201 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: c) Kedudukan anggota keluarga dekat dari anggota tim assurance pada klien assurance. d) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance e) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga anggota tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab anggota keluarga dekatnya f)
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan objektivitas yang menjadi perhatian mereka. 290.139 Sebagai tambahan, ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan,
atau ancaman intimidasi dapat terjadi ketika individu, yang merupakan anggota keluarga selain anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari tim assurance, memiliki hubungan dekat dengan anggota dari tim assurance, dan individu tersebut merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance. 290.140 Pertimbangan harus dilakukan atas ancaman kepentingan pribadi,
ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi dari hubungan pribadi atau hubungan keluarga antara rekan atau karyawan KAP yang bukan merupakan anggota tim assurance dengan direktur, pejabat, atau karyawan. 290.141 Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi ini yang 202 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
terkait dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak memengaruhi independensi anggota tim assurance atau KAP selama KAP: d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh personilnya untuk melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai pelanggaran yang terjadi. e) Mengatur tanggung jawab tim assurance sedemikian rupa, sehingga personil KAP yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab dari personil klien assurance yang mempunyai hubungan pribadi dengannya. f)
Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP yangbersangkutan. 290.142 Ketika terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam
Seksi ini yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi, KAP harus mempertimbangkan penerapan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan d) Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan yang substantif yang berkaitan dengan perikatan assurance.
PERSONIL KAP YANG BERGABUNG DENGAN KLIEN ASSURANCE 290.143 Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam ketika
direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance, pernah menjadi anggota tim assurance atau rekan KAP. Situasi seperti ini dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi, terutama ketika hubungan yang signifikan tetap terjadi antara individu tersebut dengan KAP tempatnya bekerja sebelumnya. 290.144 Ketika anggota tim assurance, rekan, atau sebelumnya pernah menjadi 203 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
rekan dari KAP telah bergabung dengan klien assurance, signifikansi setiap ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: e) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance. f)
Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim assurance.
g) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian dari tim asssurance atau KAP. h) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: e) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana kerja perikatan assurance. f)
Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang setara dengan pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance selanjutnya.
g) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan. h) Menelaah pengendalian mutu perikatan. Umumnya seluruh pencegahan di bawah ini diperlukan untuk mengurangi ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima: c) Individu yang bersangkutan tidak berhak atas keuntungan atau pembayaran dari KAP, kecuali yang dilakukan berdasarkan suatu pengaturan atau perjanjian di muka dan bersifat tetap (fixed pre-determined arragements). d) Individu yang bersangkutan tidak boleh lagi terlibat, atau memberikan kesan terlibat, dalam kegiatan bisnis atau kegiatan profesional KAP. 290.145 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
yang melakukan perikatan assurance mengetahui atau mempunyai alasan untuk menyakini kemungkinannya untuk bergabung dengan klien assurance di kemudian hari. 204 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ancaman terhadap independensi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan semua pencegahan sebagai berikut: c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personil KAP untuk memberitahukan sesegera mungkin kepada KAP mengenai negosiasi peluang kerja pada klien assurance yang akan terjadi atau sedang berlangsung d) Tidak melibatkan personil KAP tersebut dalam perikatan assurance. Selain itu, KAP harus mempertimbangkan juga untuk menelaah secara independen pertimbangan signifikan yang dibuat oleh personil KAP tersebut selama dalam perikatan assurance.
PERSONIL KLIEN ASSURANCE YANG BERGABUNG DENGAN KAP 290.146 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, dan ancaman
kedekatan dapat terjadi ketika mantan pejabat, direktur, atau karyawan klien assurance bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim assurance. 290.147 Ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur, pejabat,
atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance selama periode yang tercakup dalam laporan assurance, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.148 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau ancaman
kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance sebelum periode yang tercakup dalam laporan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: d) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance. e) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian
205 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
dari klien assurance. f)
Peran individu tersebut dalam tim assurance.
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
RANGKAP JABATAN PERSONIL KAP SEBAGAI DIREKTUR ATAU PEJABAT KLIEN ASSURANCE 290.149 Ketika rekan atau karyawan KAP juga merupakan direktur atau pejabat
klien assurance, ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.150 Kewajiban sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary) sangat
beragam, yaitu mulai dari kewajiban yang bersifat administratif, seperti mengelola sumber daya manusia atau memelihara catatan akuntansi, hingga kewajiban lainnya. 290.151 Ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga merupakan
sekretaris perusahaan pada klien audit laporan keuangan, ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 290.152 Pada umumnya jasa administratif yang bersifat rutin dalam mendukung
fungsi kesekretariatan perusahaan maupun jasa advisory yang terkait dengan administrasi kesekretariatan perusahaan yang diberikan kepada klien assurance tidak mengurangi independensi selama manajemen klien assurance bertanggung jawab atas 206 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
semua keputusan yang relevan yang dibuat.
KETERKAITAN YANG CUKUP LAMA ANTARA PERSONIL SENIOR KAP DENGAN KLIEN ASSURANCE KetentuanUmum 290.153 Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personil senior yang sama
digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup lama. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: d) Personil tersebut sebagai anggota timassurance. e) Peran personil tersebut dalam timassurance. f)
Struktur KAP.
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d) Merotasi personil tersebut dengan mengeluarkannya dari tim assurance. e) Melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil tersebut atau untuk memberikan saran yang diperlukan. f)
Melakukan penelaahan mutu internal secaraindependen.
Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten 290.154 Penggunaan rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung
jawab atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit laporan keuangan untuk suatu periode yang cukup lama dapat menimbulkan ancaman kedekatan. Ancaman 207 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tersebut sangat relevan dalam audit laporan keuangan Emiten. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Merotasi rekan perikatan dan personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan setelah melaksanakan perikatannya, baik sebagai salah satu dari kedua fungsi tersebut di atas maupun kombinasi dari keduanya, selama suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya, yang umumnya tidak lebih dari tujuh tahun d) Tidak memperbolehkan personil yang dirotasi tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan tersebut hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak keterlibatan terakhirnya (cooling-off period), yang umumnya duatahun. 290.155 Ketika klien audit laporan keuangan menjadi Emiten, lamanya jangka
waktu yang telah dijalani oleh rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan harus dipertimbangkan dalam menentukan saat dirotasinya personil tersebut. Sebagai contoh: c) Ketika keberlanjutan dari personil tersebut dalam perikatan sangat penting bagi klien audit laporan keuangan, seperti ketika terjadi perubahan besar atas struktur klien yang terjadi pada saat yang sama dengan rotasi personil tersebut d) Ketika rotasi tidak dimungkinkan atau bukan merupakan pencegahan yang tepat sebagai akibat dari ukuran KAP 290.156 Ketika KAP hanya memiliki beberapa personil yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten, rotasi mungkin bukan merupakan pencegahan yang tepat.
PEMBERIAN JASA PROFESIONAL SELAIN JASA ASSURANCE KEPADA KLIEN ASSURANCE Pendahuluan
208 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.157 Sejak dahulu, KAP atau Jaringan KAP telah memberikan berbagai jasa
profesional selain jasa assurance kepada klien assurance sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. Pada umumnya, klien assurance sangat memperoleh manfaat dari berbagai jasa tersebut. 290.158 Pada umumnya, kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi atau ancaman telaah pribadi yang demikian signifikan, sehingga satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menghindari kegiatan tersebut atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance: d) Memberikan persetujuan, melaksanakan, atau menyelesaikan suatu transaksi, atau mewakili klien assurance dalam melaksanakan suatu kewenangan atau bahkan memiliki kewenangan untuk mewakili klien assurance dalam melaksanakan kewenangan tersebut. e) Menentukan suatu pilihan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan rekomendasi yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP. f)
Melaksanakan fungsi manajemen dengan melaporkan hal-hal yang relevan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan. 290.159 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.166 - 290.205 dari Kode
Etik ini memberikan ilustrasi mengenai pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance. Potensi ancaman terhadap independensi akan sering terjadi ketika jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien audit laporan keuangan. 290.160 Kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan juga ancaman telaah
pribadi atau ancaman kepentingan pribadi: d) Menyimpan aset milik klienassurance. e) Melakukan penyeliaan atas pelaksanaan kegiatan rutin karyawan klien assurance. f)
Menyiapkan dokumen atau data pendukung transaksi, baik dalam bentuk elektronik maupun bentuk lainnya, yang membuktikan terjadinya suatu transaksi.
Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka 209 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Menetapkan pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance tidak terlibat dalam perikatan assurance d) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran mengenai implikasi dari kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi tim assurance dan KAP 290.161 Pencegahan-pencegahan di bawah ini dapat mengurangi ancaman ke
tingkat yang dapat diterima yang terjadi dari pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance: h) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang tenaga profesional KAP atau Jaringan KAP untuk membuat keputusan manajemen bagi klien assurance atau mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut. i)
Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan independensi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
j)
Menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawabpengawasan dalam pemberian jasa profesional selain jasa assurance bagi klien assurance.
k) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran atas implikasi dari pelaksanaan perikatan selain perikatan assurance terhadap independensi anggota tim assurance dan KAP. l)
Melibatkan Praktisi dari luar KAP untuk memberikan keyakinan mengenai aspek khusus dari perikatan assurance.
m) Memperoleh pernyataan dari klien assurance mengenai tanggung jawabnya atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh KAP n) Mengungkapkan sifat dan besaran imbalan jasa profesional kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. 290.162 Sebelum KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk menerima suatu
perikatan untuk memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien 210 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance, pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari pemberian jasa profesional tersebut. Perikatan tersebut harus ditolak jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan. 290.163 Pemberian jasa profesional tertentu selain jasa assurance kepada klien
audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi yang demikian
signifikan,
sehingga
tidak
ada
satupun
pencegahan
yang
dapat
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Penyiapan Catatan Akuntansi dan Laporan Keuangan 290.164 Membantu klien audit laporan keuangan dalam hal-hal tertentu, seperti
menyiapkan catatan akuntansi atau laporan keuangan, dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika di kemudian hari laporan keuangan tersebut diaudit oleh KAP yang menyiapkannya. 290.165 Manajemen klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk
memastikan penyimpanan catatan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan, walaupun mereka dapat meminta bantuan KAP atau Jaringan KAP dalam hal tersebut. Sebagai contoh: d) Menentukan atau mengubah ayat jurnal, klasifikasi akun atau transaksi, atau catatan akuntansi lainnya tanpa persetujuan dari klien audit laporan keuangan; e) Memberikan persetujuan atas transaksi; dan f)
Menyiapkan atau mengubah dokumen atau data pendukung transaksi (termasuk keputusan mengenai asumsi penilaian). 290.166 Proses audit laporan keuangan melibatkan komunikasi yang ekstensif
antara KAP dengan manajemen klien audit laporan keuangan. Selama proses ini, manajemen meminta dan menerima masukan mengenai hal-hal yang terkait dengan audit laporan keuangan
211 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ketentuan Umum 290.167 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.170 - 290.173 dari
Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi ketika KAP terlibat dalam penyiapan catatan akuntansi atau laporan keuangan, yang selanjutnya akan menjadi informasi hal pokok dari perikatan audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP. 290.168 KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis, termasuk jasa pemrosesan penggajian, kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten selama setiap ancaman telaah pribadi yang terjadi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. Contoh-contoh dari jasa profesional tersebut adalah sebagai berikut: e) Mencatat transaksi yang klasifikasi akunnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. f)
Membukukan transaksi ke dalam buku besar yang ayat jurnalnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.
g) Menyusun neraca saldo berdasarkan buku besar yang telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. h) Menyusun laporan keuangan berdasarkan informasi dari neraca saldo yang telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: f)
Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak terlibat dalam tim assurance.
g) Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP memberikan jasa professional. h) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi. 212 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
i)
Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi.
j)
Memperoleh persetujuan dari klien audit laporan keuangan untuk setiap usulan ayat jurnal atau perubahan lain yang memengaruhi laporan keuangan. 290.169 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan
keuangan yang merupakan Emiten, termasuk jasa pemrosesan penggajian dan penyusunan laporan keuangan atau informasi keuangan 290.170 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan yang bersifat rutin atau
mekanis kepada suatu divisi atau anak perusahaan dari klien audit laporan keuangan yang merupakan Emiten tidak akan memberikan kesan berkurangnya independensi KAP atau Jaringan KAP terhadap klien audit laporan keuangan selama kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi: d) Jasa profesional tersebut tidak melibatkan proses pemberian pertimbangan. e) Divisi atau anak perusahaan tersebut secara kolektif tidak material terhadap Emiten, atau jasa profesional yang diberikan tersebut secara kolektif tidak material terhadap divisi atau anak perusahaan tersebut. f)
Imbalan jasa profesional bagi KAP atau Jaringan KAP yang diperoleh dari pemberian jasa profesional tersebut secara kolektif tidak signifikan.
Jika jasa profesional tersebut tetap diberikan, maka semua pencegahan di bawah ini harus diterapkan: d) KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan keputusan manajerial. e) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan KAP atau Jaringan KAP. f)
Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
Keadaan Darurat 290.171 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan 213 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keuangan dalam keadaan darurat maupun keadaan tidak biasa lainnya (yaitu ketika penunjukan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melaksanakan jasa profesional tersebut dirasakan tidak praktis oleh klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi. Namun demikian, ancaman tersebut masih dapat diterima selama: d) KAP atau Jaringan KAP tidak terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan keputusan manajerial. e) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab. f)
Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
PEMBERIAN JASA PENILAIAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.172 Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-asumsi yang
terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang, penerapan metodologi dan teknik tertentu, atau kombinasi keduanya dalam menghitung suatu nilai atau rentang nilai dari suatu aset, kewajiban, atau bisnis secara keseluruhan. 290.173 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut. 290.174 Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material
terhadap laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang signifikan, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima 290.175 Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan yang
secara terpisah maupun kolektif tidak material terhadap laporan keuangan, atau yang tidak melibatkan tingkat subjektivitas yang signifikan, dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi terhadap independensi. Ancaman tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat.
Pencegahan
tersebut mencakup antara lain: e) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam timassurance untuk menelaah 214 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan. f)
Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan mengenai asumsi dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta memperoleh persetujuan atas penggunaannya.
g) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP. h) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan. Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas pencegahan: g) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit laporan keuangan dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait. h) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi yang telah ditentukan dalam melaksanakan jasa penilaian. i)
Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi yang telah ditentukan, tingkat subjektivitas bawaan pada hal-hal yang menjadi perhatian.
j)
Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut.
k) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan datang dari hal-hal yang dapat menciptakan volatilitas yang signifikan yang melekat pada jumlah-jumlah yang terkait dalam penilaian tersebut. l)
Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporankeuangan. 290.176 Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada klien
audit laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat pemberitahuan pajak kepada otoritas perpajakan, penghitungan jumlah kewajiban pajak terhutang, atau perencanaan
pajak,
tidak
menimbulkan
ancaman
yang
signifikan
terhadap
independensi, karena pada umumnya penilaian tersebut merupakan subjek penelaahan yang dilakukan oleh pihak eksternal, seperti otoritas perpajakan. 290.177 Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian atas bagian
dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan 215 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keuangan, KAP harus mempertimbangkan setiap ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi.
PEMBERIAN JASA PERPAJAKAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.178 KAP atau Jaringan KAP dapat diminta untuk memberikan jasa
perpajakan kepada klien audit laporan keuangan. Jasa perpajakan mencakup berbagai jasa, termasuk jasa penelaahan atas ketaatan perpajakan, perencanaan perpajakan, pemberian pendapat atas posisi perpajakan secara formal, dan bantuan dalam penyelesaian sengketa perpajakan.
PEMBERIAN JASA AUDIT INTERNAL KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.179 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan keuangan. 290.180 Pemberian jasa profesional yang melibatkan perluasan prosedur yang
diharuskan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang sesuai dengan standar profesi yang berlaku. 290.181 Ancaman telaah pribadai dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan bantuan kepada klien audit laporan keuangan dalam melaksanakan kegiatan audit internal atau outsourcing atas beberapa kegiatan audit internal tersebut. 290.182 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
melaksanakan bagian yang signifikan dari kegiatan audit internal klien audit laporan keuangan. 290.183 Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada setiap
situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu dengan memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini: g) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit internal serta dalam menetapkan, memelihara, dan memantau sistem pengendalian internal. 216 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
h) Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas kegiatan audit internal. i)
Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris memberikan persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi pekerjaan audit internal.
j)
Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menentukan
rekomendasi
yang
harus
diterapkan
dari
sejumlah
usulan
rekomendasi. k) Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit internal yang dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur tersebut dengan cara antara lain mendapatkan dan menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP. l)
Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal kepada komite audit. 290.184 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian
jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda.
PEMBERIAN JASA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.185 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan. 290.186 Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian signifikan
ketika KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional tersebut di atas kepada klien audit laporan keuangan, kecuali jika KAP atau Jaringan KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat yang memastikan klien audit laporan keuangan untuk: 217 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
f)
Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem pengendalian internal.
g) Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan sistem perangkat keras dan perangkat lunak. h) Membuat semua keputusan manajemen yang terkait dengan proses perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi; i)
Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem tersebut.
j)
Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan perangkat lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh sistem tersebut. 290.187 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian
jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda. 290.188 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan. 290.189 Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang
melibatkan penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi internal dan
pengendalian
manajemen
risiko
tidak
menimbulkan
ancaman
terhadap
independensi
PENUGASAN
PERSONIL
KAP
ATAU
JARINGAN
KAP
YANG
BERSIFAT
SEMENTARA PADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.190 Penugasan personil KAP atau Jaringan KAP pada klien audit laporan
keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personil tersebut berada 218 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pada suatu kedudukan yang dapat memengaruhi penyiapan akun-akun atau laporan keuangan klien audit laporan keuangan. Pada praktiknya, bantuan tersebut dapat diberikan selama personil tersebut tidak terlibat dalam: d) Membuat keputusan manajemen. e) Menyetujui atau menandatangani perjanjian atau dokumen serupa lainnya. f)
Melaksanakan suatu tindakan berdasarkan pertimbangan sendiri yang mengikat klien audit laporan keuangan.
Setiap situasi harus dianalisis secara saksama untuk mengidentifikasi ada tidaknya ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan pada setiap situasi untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Tidak memperbolehkan personil KAP atau Jaringan KAPyang terlibat dalam penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan. d) Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab dalam mengarahkan dan menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP tersebut.
PEMBERIAN
JASA
PENUNJANG
LITIGASI
KEPADA
KLIEN
AUDIT
LAPORANKEUANGAN 290.191 Jasa penunjang litigasi mencakup antara lain menjadi saksi ahli, menghitung
estimasi kerugian atau jumlah piutang atau hutang yang timbul dari litigasi atau sengketa hukum lainnya, dan membantu pengelolaan dan pemerolehan kembali dokumen yang terkait dengan perselisihan atau litigasi. 290.192 Pemberian jasa penunjang litigasi yang diberikan kepada klien audit
laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa profesional tersebut mencakup estimasi hasil keputusan yang akan terjadi yang dapat memengaruhi jumlah- jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: 219 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d) Materialitas jumlah yang terkait dalam litigasi. e) Tingkat subjektivitas bawaan dari hal-hal yang menjadi perhatian dalam litigasi. f)
Sifat perikatan jasa penunjang litigasi.
KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang terjadi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil yang terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial. e) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. f)
Melibatkan pihak-pihak lain yang relevan, seperti tenaga ahli independen. 290.193 Ketika tugas yang dilaksanakan oleh KAP atau Jaringan KAP melibatkan
kegiatan yang mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman yang dapat terjadi ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa profesional tersebut kepada klien audit laporan keuangan.
PEMBERIAN JASA HUKUM KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 290.194 Jasa hukum didefinisikan sebagai setiap jasa profesional yang
disediakan oleh tenaga profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di pengadilan atau yang memiliki pelatihan hukum yang dipersyaratkan dalam berpraktik. 290.195 Ancaman terhadap independensi harus dipertimbangkan dengan
melihat sifat jasa profesional yang diberikan, terpisah tidaknya penyedia jasa dari tim assurance, dan materialitas dari hal-hal yang menjadi perhatian, dalam kaitannya dengan laporan keuangan entitas. 220 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.196 Pemberian jasa hukum kepada klien audit laporan keuangan yang
melibatkan hal-hal yang diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yang material atas laporan keuangan tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi yang tidak dapat diterima. 290.197 Jasa hukum yang membantu klien audit laporan keuangan dalam
melakukan suatu transaksi (sebagai contoh, bantuan dalam aspek- aspek yang berhubungan dengan perjanjian, nasihat hukum, uji tuntas (due diligence) dalam bidang hukum, dan restrukturisasi) dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi. Pemberian jasa profesional tersebut tidak mengurangi independensi selama: c) Anggota tim assurance tidak boleh terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut. d) Klien audit laporan keuangan harus merupakan pihak yang membuat keputusan akhir dari suatu masalah hukum, dan jasa profesional yang diberikan hanya merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah dibuat tersebut. 290.198 Ketika KAP atau Jaringan KAP mewakili klien audit laporan keuangan
dalam mencari penyelesaian suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah jumlah yang material terhadap laporan keuangan, ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi 290.199 Ketika KAP atau Jaringan KAP diminta untuk memberikan jasa advokasi
bagi klien audit laporan keuangan dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah yang tidak material terhadap laporan keuangan. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c) Menentukan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial. d) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. 290.200 Bila terdapat penunjukan rekan maupun karyawan KAP atau Jaringan
KAP sebagai penasihat hukum internal oleh klien audit laporan keuangan, ancaman 221 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
telaah pribadi dan ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
PEMBERIAN JASA PEREKRUTAN MANAJEMEN SENIOR KEPADA KLIEN ASSURANCE 290.201 Perekrutan manajemen senior bagi klien assurance, seperti mereka
yang dalam kedudukannya dapat memengaruhi informasi hal pokok dari perikatan assurance, dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, dan ancaman intimidasi pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: c) Peran individu yang akan direkrut. d) Sifat jasa perekrutan yang diinginkan oleh klien assurance.
PEMBERIAN JASA KEUANGAN KORPORAT KEPADA KLIEN ASSURANCE 290.202 Pemberian jasa keuangan korporat (corporate finance) kepada klien
assurance (termasuk klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi. 290.203 Pemberian jasa keuangan korporat lainnya kepada klien assurance
(termasuk klien audit laporan keuangan), sebagai contoh, membantu klien assurance dalam: (i) mengembangkan strategi korporat, (ii) mengidentifikasi atau memperkenalkan klien assurance kepada penyedia dana yang sesuai dengan kebutuhannya, dan (iii) memberikan saran mengenai struktur pendanaan dan menganalisis dampak akuntansi yang dapat terjadi dari usulan transaksi pendanaan tersebut, pencegahan yang tepat yang mencakup antara lain: d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien assurance dalam membuat keputusan manajerial. 222 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut. f)
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau Jaringan KAP untuk mewakili klien assurance dalam menyetujui suatu persyaratan transaksi atau melakukan suatu transaksi.
IMBALAN JASA PROFESIONAL
IMBALAN JASA PROFESIONAL – SUATU BESARAN YANG RELATIF 209.204 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proporsi jumlah
imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa yang diperoleh oleh KAP atau Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: c) Struktur organisasi KAP atau Jaringan KAP. d) Tingkat kemapanan KAP atau Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: e) Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesional dengan pihak klien assurance yang bertangggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. f)
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan KAP atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance.
g) Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu. h) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga, seperti badan pengatur profesi atau Praktisi lainnya.
223 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
209.205 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi juga ketika proporsi jumlah
imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh seorang rekan KAP atau Jaringan KAP dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh rekan KAP atau Jaringan KAP tersebut. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: c)
Menetapkan
kebijakan
dan
prosedur
yang
memantau
dan
menerapkan
pengendalian mutu dari perikatan assurance. d) Mengikutsertakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan saran yang diperlukan.
IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG TELAH LEWAT WAKTU 209.206 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa
profesional dari klien assurance belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama. Pencegahan di bawah ini dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima: c) Mendiskusikan imbalan jasa profesional yang belum terlunasi dengan pihak klien assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. d) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
BESARAN IMBALAN JASA PROFESIONAL 209.207 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP menerima
perikatan assurance dengan jumlah imbalan jasa profesional yang secara signifikan. Ancaman tersebut tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika: c) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga profesional yang kompeten dalam perikatan tersebut; dan 224 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur pengendalian mutu assurance.
IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG BERSIFAT KONTINJEN 209.210 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen merupakan imbalan jasa
profesional yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau pekerjaan yang dilakukan. 209.211 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan
assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. 209.212 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan selain
perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance dapat menimbulkan juga ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi. Selain penetapan yang diuraikan di atas, signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: f)
Kisaran jumlah imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
g) Variabilitas imbalan jasa professional. h) Dasar penentuan imbalan jasaprofessional. i)
Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang independen.
j)
Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance.
Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d) Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa profesional kepada pihak klien assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. 225 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menelaah atau menentukan besaran imbalan jasa profesional final. f)
Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA 290.213 Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat terjadi
ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP menerima hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya dari klien assurance
LITIGASI ATAU ANCAMAN L ITIGASI 290.214 Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi dapat terjadi
ketika terjadi, atau kemungkinan terjadi, litigasi antara anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP dengan klien assurance. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut: d) Materialitas litigasi. e) Sifat perikatan assurance. f)
Terkait
tidaknya
litigasi
dengan
perikatan assurance sebelumnya.
290.215 KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan menerapkan
pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: d) Mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit. e) Mengeluarkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi dari tim assurance. f)
Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
226 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m