Dr. lr. Rustam Hakim, M.T.
KOMPONEN PERANCANGAN
ARsrrEKruR
7,;fi
LANSEmP ,(I;) \ -J' .lI
r
;l-)
MUR
{:}
,.(J
EDlSt
EP <% B
ruun i
Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain
Dr.Ir. Rustam Hakim, M.T.
KOMPONEN PIRANCANGAN ARstrElnu R LAN 5 P *.tu Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain HH}#
rffi
M""d^awc aRSARA
BA 01.06.243e
KOMPONEN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain Penulis
Eclitor
: :
:
Dr. Ir. Rustam Hakinr, M.T. Dewi Ispunvanti, Dwi Nini Sutini
Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara Jl. Sau,o Ral'a No. 18 Iakarta
1322()
EA Hak cipta clilintlungi nndang-r.tnciang. Dilarang memperbanvak ini selragian.rtau selurnhnva, cialam l.enttrk c-lan dengan cara apa pun juga, baik secara mekanis maupr,tn elektronis, termasnk fotokopi, rekaman, dan Iain-lain tanPa izin terhtlis tlari penerlrit. bukr.r
Edisi Keclua Cetakan pertama, Februari 2()i2 Cetakan keclua, JuLi 2014 Perancang kulit, David Chrismansvah Penvajahan isi- Sri Nlulvati Chasanah Diceiak oleh Sinar Gra{ika Offset
rsBN 97S-602-217-0.r-l-0 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Rustam Hakim Komponcn pL'rsncangan arsitektur lansekap: prinsip-ttnsur clan aplikasi clesain/Rustam hakim ; editor, De'rvi Ispunvanti. -- Ed. 2. Ctt. 2. - Jakarta : Bumi Aksar;r,201-1. x +.jE4 hlm.;2.1 cm.
Bibliografi
:
ISBN 978-t02-217-0.14-0 1. Arsitekhrr pertamanan. I. Judul. II. Delvi Ispu.rr.,i. III. Drvi Nini Sutini
772
PRAKATA di dalamnya perancangan detail lansekap (detailed landscape design) adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen/ elemen, material/bahan, pemecahan detail berbagai elemen lansekap. Ke semuanya merupakan Perancangan lansekap (landscape design) termasuk
pemecahan yang spesifik dan berkualitas dari diagram atau program ruang sebuah tapak lansekap.
Buku
ini merupakan
penyempurnaan
dari buku pertama yang berjudul
Komponen
Perancangan Arsitektur Lansekap. Dalam edisi kedua ini, pembahasan dan uraian di dalamnya akan
menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam menyelesaikan proses desain lansekap.
Banyak hal yang terkait dalam proses desain penyelesaian karya lansekap, mulai dari tahapan programming sampai pada tahapan rancangan rinci. Dalam tahap pembentukan ruang,
Prakata
I
komponen pembentuk ruang yang terdiri dari bidang pengalas, bidang pembatas, dan bidang
penutup sangat memengaruhi nilai kualitas, kuantitas, karakteristik, dan psikis ruang yang hendak diperoleh. Hal tersebut akan dicoba untuk diulas dengan berbagai contoh. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbit yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga buku ini dapat diterbitkan. Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
fakarta, lanuari2012 Dr. Ir. Rustam Hakim, M.T.
vi
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
DAFTAR ISI
BAB I
PERANDANLINGKUPPROFESI
A. B. C. BAB II
Lingkup Profesi Arsitektur
Lansekap......
3
Indonesia Ruang Terbuka Hijau Perkotaan................. Pendidikan Arsitektur Lansekap di Dunia dan di
13
24
KOMPONEN DESAIN LANSEKAP
Daftar Isi
I
vii
BAB III
UNSUR.UNSUR DESAIN.
42 44
BAB
IV
viii I
B. Bidang.......... C. Ruang (Space).......... D. Ruang Terbuka........ E. Ruang dan Waktu... F. Ruang Mati....,........... G. Bentukdan Fungsi.. H. Tekstur
106
PRINSIP DESAIN........
141
A. Keseimbangan atau Balance......... B. Irama dan Pengulangan C. Penekanan dan Aksentuasi............,,..... D. Kesederhanaan..........,........ E. Kontras........ F. Proporsi....... G. Kesatuan H. Kesimpulan.
1'44
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
50 63 82
118
t21 L27
1,49
153 L57 159 162 1,66
1'69
BAB
V
BAB VI
DESAIN....... A. Bahan Material Lansekap..... B. Ska1a........,................ C. Sirku1asi.................. D. Tata Hijau E. Fasilitas Parkir............ F. Pencahayaan G. Pattern atau Pola Lantai............ H. Kenyamanan I. Drainase f. Rekayasa Lansekap K. Dinding Penahan Tanah tRetaining Wall).............. APLIKASI
17O 1,72
182 193
204 Z3O ZSO
ZS7
263 271,
ZB4
..
PERANCANGAN..............,. A. Tahap Pendataan.... B. Tahap Analisis C. Tahap Analisis Tapak {Site Analysis) D. Tahap Skematik..... E. Tahap Prarancangan....................... F. Tahap Pengembangan Rancangan....................... PROSES
Daftar Isi
306 32O
323
326 338 338 339 34O
lx
Dafflar Pustaka......
343
Lampiran-Lampiran
351
1.
Permendagri No. L Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hiiau Kawasan Per-
2. 3.
IFLA - Guidance Document For Recognition of
367
Definition of The Profession
381
I
Accreditation..'.'.........'.. of Landscape Architect's... """"""
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
BAB
PERAN DAN LINGKUP PROFESI
Kota sebagai konsentrasi pemukiman, perdagangan, dan kegiatan manusia yang demikian berkembang sangat cepat telah kita rasakan dampaknya di Indonesia. Kota dengan keterbatasan kemampuannya menuntut adanya suatu kondisi fisik dan lingkungan yang wajar bagi warga kotanya' Oleh karena itu, pertumbuhan manusia di perkotaan yang semakin cepat senantiasa
diiringi oleh tuntutan sarana dan prasarana kota, fasilitas dan pelayanan kehidupan dan. kegiatannya.
Bab
I
Peran dan Lingkup Profesi
I
Namun proyeksi pertambahan penduduk seringkali meleset untuk suatu perencanaan kota, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan sarana dan prasarana pelayanan kota. Maka muncul problem pemukiman, lapangan kerja, transportasi, kuantitas dan kualitas lingkungan, dan banyak lagi permasalahan lainnya.
Kota Jakarta sebagai contoh, Rencana Induk Jakarta tahun 1985-2005 memperkirakan jumlah penduduk fakarta akan mencapai sekitar 12 jutajiwa pada tahun 2005 tersebut, namun pada tahun 1997 jumlah penduduk Jakarta sudah mencapai 10 juta jiwa. Terlihat bahwa kenaikan
jumlah penduduk ]akarta terus meningkat. Dampak ini akan dirasakan pada kota-kota di sekitar Jakarta []abotabekJ atau kota besar lainnya di Indonesia. Penduduk Indonesia pada akhir abad ke XX ini diperkirakan akan mencapai 230 juta iiwa. Masalahnya apakah lahan fisik dan lingkungan kota masih mempunyai kemampuan
untuk memberikan kehidupan yang wajar bagi penduduknya? Perkembangan suatu kota di satu sisi sangat terikat pada faktor penduduknya fkuantitas dan kualitasJ, di sisi Iain sangat tergantung dari lahan (keluasan tanah, ruang maupun daya dukungnya), belum lagi masalah kemampuan daerah itu sendiri ditinjau dari sudut pendanaan (dana, rencana, potensiJ.
Kota bagaikan suatu modul yang dinamis dan akan terus berdenyut. Pada kenyataannya sangat sulit untuk membendung tingkat jumlah kependudukannya maupun batas optimum pemekaran kota. Pemekaran dan pengembangan kota cenderung untuk terus membengkak dan menimbulkan gejala: Pembangunan fisik struktur menuju arah maksimal; Pengembangan
ruang terbuka menuju arah minimal; dan Kecenderungan mengubah wajah dan karakteristik lingkungan kota.
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Banyak lahan daratan di perkotaan, bahkan permukaan air fsungai, rawa, pantaiJ semakin tertutup dan berubah fungsi. Andalan pada kemampuan iimu dan teknologi modern dalam pemikiran pembangunan kota, kadang mengabaikan faktor ekologi kota. Bahkan terasa adanya gejala untuk mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem buatan (Artificial ekosistem). Maka dampak negatif akibat perlakuan tersebut yaitu munculnya berbagai masalah di kota antara lain perubahan iklim, suhu kota yang meninggi, kualitas udara yang semakin buruk, banjir, penurunan air tanah, intrusi air laut, abrasi pantai, sungai kering, dan sebagainya. Gejala terhadap
distorsi sistem alam itu sendiri, menyebabkan kondisi yang tidak mudah untuk diperbaiki. Ruang terbuka kota, ruang hijau kota, mempunyai manfaat keseimbangan alam terhadap struktur kota. Ruang terbuka hijau janganlah dianggap sebagai lahan yang tidak efisien atau tanah cadangan untuk pembangunan kota atau sekadar program keindahan. Ruang terbuka mempunyai
tujuan dan manfaat yang besar bagi keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan, kelestarian, dan peningkatan kualitas lingkungan kota itu sendiri.
A.
TINGKUP PROFESI ARSITEKTUR LANSEKAP
Pada hakikatnya Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan {management) dari lahan, penyusunan elemen-elemen
alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeiiharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat
tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis. Dengan demikian profesi arsitektur lansekap mempunyai wawasan dan berperan aktif dalam berbagai proyek, mulai dari yang berskala besar seperti studi perancangan regional, studi
Bab
I
Peran dan Lingkup
Profesi
I
kebijakan ruang terbuka, perancatrgan tapak daerah industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil,
seperti taman lingkungan dan taman rumah. Dari dasar pemikirannya, profesi arsitektur lansel
alam secara
bijaksana untuk berbagai kebutuhan lingkungan manusia. Di dalam aktivitas profesional kerjanya atau komponen kegiatan arsitektur lansekap terlihat
adanya klasifikasi sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, yaitu (1J Perencanaan Lansekap (Landscape Planning), [2J perancangan Tapak perancangan Planning), dan (3) {Site Detail Lansekap (Detailed Landscape Design).
1.
Perencanaan Lansekap (Landscape planning)
Fqbos, Landscape planning is described as a major input into prace planning. Crowe, Landscape Planning is wider concept than land use planning, because
as well os
use,
pleasure as well
as
it
includes appearance
fertility.
Laurie, Landscape planning, has a strong ecological and natural science base and is concernedwith the systematic evqluqtion of large areas of land in terms of land's suitability for any likely future use. The process usually involves o team of specialist, it may result in a lqnd use plan or policy. The
function of landscape planning,
as
guiding the intricate intermeshing of function and habitats,
as separating the incompatible, reconciling diverse uses, and relating each specialized use to the overall landscape seen as setting for hfe.
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Perencanaan iansekap fLandscape planning) mengkhususkan diri pada studi pengkajian proyek berskala besar untuk bisa mengevaluasi secara sistematik area lahan yang sangat luas untuk ketetapan penggunaan bagi berbagai kebutuhan di masa yang akan datang. Pengamatan masalah ekologi dan Lingkungan alam sangat peka diperhatikan pada kegiatan ini. Kerja sama
lintas disiplin merupakan syarat mutlai< untuk bisa sampai kepada produk kebijakan atau tata guna tanah. Di sinilah kita mengenal cakupan pekerjaan seperti regional lansekap, lansekap perkotaan, lansekap pedesaan, iansekap daerah aliran sungai, taman nasional, dan sebagainya. Perencanaan lansekap secara prinsip adalah upaya menciptakan dan menyambung kembali suatu rangkaian taman hijau kota {green parks) dan ruangterbuka kota (open space) dengan cara mengembangkan visi jangka panjang, menyiapkan rencana strategis, dan mengimplementasikan
rekomendasi rencana dalam waktu 20 tahun mendatang. Perencanaan lansekap adalah proses kolaboratif untuk memberdayakan peran-serta masyarakat dalam pengambilan keputusan, pembebasan lahan, pengembangan, konektivitas, pendanaan, dan pengelolaan sebuah ruang terbuka. Perencanaan lansekap diharapkan akan
mempromosi, mengadvokasi, dan menjamin peran signifikan penduduk kota, pekerja dan pengunjung kota dalam hal penciptaan dan pelestarian ruang terbuka sebagai sumber daya lingkungan, sosial, ekononomi, dan kesehatan. Perencanaan lansekap kota mendefinisikan ruang lansekap sebagai sebidang tanah milik publik atau swasta, yang dilestarikan atau memiliki potensi untuk dilestarikan untuk tujuan-tujuan konservasi atau rekreasi. Hasil akhir perencanaan lansekap adalah rencana komprehensif pengelolaan yang efektif terhadap seluruh ruang terbuka yang eksis atau yang sedang direncanakan di dalam kota, termasuk di dalam hasil akhir {output) perencanaan, yaitu:
Bab
I
Peran dan Lingkup
Profesi
I
a
inventarisasi sumber daya alam kota;
a
strategi pendanaan untuk implementasi rencana; penilaian atas biaya dan benefit {cost and benefit assessment); perangkat evaluasi ftterformance evqluation fools) untuk mengukur keberhasilan implementasi rencana ruang terbuka;
a
Bagi pemerintah kota, perencanaan lansekap akan membantu pengelolaan kota dalam hal antara lain:
. . . .
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang diatur dalam UndangUndang terkait lingkungan hidup dan tata ruang;
mengimplementasiproyek-proyekruangterbuka; mendukung program kesehatan dan kualitas hidup warga kota; meningkatkan peran serta warga untuk menjaga ruang terbuka sebagai sebuah aset kota.
Pada perencanaan lansekap ada tiga faktor penting untuk dianalisis, yaitu ekologi lansekap, manusia dengan sosial ekonomi budayanya, dan estetika.
Estetika pada lansekap tidak merupakan faktor yang berdiri sendiri, tetapi merupakan polarisasi dari kedua faktor lainnya.
Tujuan perencanaan lansekap mencakup preservasi dan konservasi karakter habitat alamiah (natural habitat) untuk kepentingan ekologis, rekreasi, lingkungan; kepentingan konservasi dan preservasi tanah dan air, kepentingan perlindungan karakter sejarah dan budaya masyarakat; kepentingan estetika,
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
kepentingan bersifat agrikultural; dan kepentingan pengelolaan komunitas atau pertumbuhan wilayah dari sisi pembangunan, industri atau ekstraksi sumber Daya Aram (sDA).
Kawasan yang dicadangkan sebagai ruang lansekap dapat berupa kawasan perkotaan, pedesaan, wilayah peralihan desa kota; kawasan
di wilayah darat dan perairan yang telah ditentukan atau kawasan didasarkan pada zonasi, atau kawasan hasil ,,overlays,,di mana perkembangan dibatasi dan diawasi untuk menciptakan sebuah kawasan tak terbangun dalam sebuah komunitas atau wilayah. Kawasan ini dapat berupa kawasan milik umum atau dimiliki lembaga nirlaba atau swasta.
2.
Perancangan Tapak (Landscape Site planning)
Perancangan tapak {site planning), di dalamnya juga tercakup lansekap design,merupakan usaha penanganan tapak (sifeJ secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif. Dengan demikian setiap elemen dan fasilitas akan diletakkan di atas tapak dalam keterpaduan fungsi dan selaras dengan karakteristik tapak dan lingkungan alamnya. Keterpaduan dalam menganalisis ini amat sangat diperlukan seperti dalam penanganan; tapak resort daerah rekreasi, tata ruang
luar daerah industri, daerah pendidikan, daerah bagian wilayah kota, daerah pemukiman, dan
sebagainya.
Bab
I
Peran dan Lingkup profesi
Gambar: MASTERPLAN Perancangan Lansekap Hasil Sayembara New Landscape ln-Ex Mining Development Bangka Belitung Eco-Park 2010 oleh Rustam Hakim dan Tim.
Gambar: SKETSA GAGASAN Perancangan Lanskap Hasil Sayembara New Landscape ln-Ex Mining Development Bangka Belitung Eco-Park 2010 oleh Rustam Hakim dan Tim.
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Beberapa contoh perancangan Tapak {Landscape Site planning)
, rrf!*s -t. a-q
ffiffi e*;
' ,-
-
'vr#ffi .- .*-L** \' v:'l:'*
.
I
1.
:
s,;:1
dr xJ tI" w
':
__
'l
-- -' ,.4$t' t)o" ,
qff "i
r'-. !
&.}ffi{
\x
';
\
--::
_ *
1..'
...-
t.,.
'!
d* ,^anx H
*
:!r
.
e, & L.a/' &s/e, Ery..}* Bl s&4ffi';*,*# &"r* *fi*jl ir
?*iffi}.*
-{,
3*trt
;i
Perancangan Tapak Lansekap Zona 91.br.i Edukasi Hasil Sayembara
New Landscape ln_Ex !{ninO Development Bangka Belitung Eco_park 2010 oleh Rustam Hakim dan tim.
Gambar: Perancangan Tapak Lansekap Zona
Hasil Sayembara lglrealDevetopment
New LanOscape tn_Ex
Bangka Belitung Eco_park
ll]ning
2010 oleh Rustam Hakim dan tim
Bab
I
Peran.dan Lingkup profesi
r
3.
Perancangan Detail Lansekap (Detailed Land-scape Design) Perancangan detail lansekap (detailed landscape design)
adaiah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen atau elemen, materialribahan lansekap, tanaman,
kombinasi pemecahan detail berbagai elemen taman, seperti pedestrian, plaza, air mancur, kolom, bollard,
dan sebagainya. Kesemuanya merupakan pemecahan yang spesifik dan berkualitas dari diagram atau program
ruang dan area sebuah rencana rinci tapak.
Dengan demikian ketiga aktivitas kerja arsitek lansekap ini mempunyai kaitan yang erat satu dengan Iainnya. Pemikiran lansekap dari skala luas adalah demi hubungan untuk pemecahan masalah tapak, di mana di dalam tapak akan selalu terdapat detaii yang beraneka ragam dan spesifik. Berarti setiap perencanaan proyekyang
berskala kecil pun harus berorientasi dan beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya yang lebih iuas. Kehadiran arsitektur lansekap bukanlah untuk saling
bersaing dengan disiplin lainnya, seperti Perencanaan Kota, Arsitektur Bangunan, dan lainnya. Masing-masing
mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Permasalahan
10
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
harus dapat dipecahkan bersama, bekerja sama saling menunjang untuk menghasilkan karya cipta lingkungan
l I
,i. ll
yang bernilai tinggi. Semboyan Membangun Tanpa Merusak
!;
Lingkungan, menjadi pedoman bagi setiap insan arsitek lansekap guna menghasilkan karya untuk kehidupan saat ini dan mempunyai harapan di masa depan bagi generasi
al
:t'"
I ]'
-
.,,i,:
-*-
mendatang.
-ri s!!1!:s
,rFir&aw.s /.r,
Salah satu usaha pemerintah dalam menanggulangi masalah ruang terbuka hijau di perkotaan adalah dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor
1
091|^"'*
tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan IRTHKP) tangga] 11 Januari 2007 yang isinya mengharuskan setiap ibukota Propinsi atau Kotamadya,
ibukota kabupaten, kota administrasi dan kota lainnya untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan penataan RTHKP sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota serta dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dengan skala peta sekurang-kurangnya 1:5000. Perencanaan pembangunan RTHKP melibatkan para pelaku
i---***-*j A TROill rp'm YEW LRR
D at g-
pembangunan, memuat jenis, lokasi, luas, target pencapaian
luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, desain teknis, dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk rencana
pembangunan RTHKP, ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten/Kota, [kecuali Provinsi DKI Jakarta
Bab
I
,'
{xi
\-\ \..
/.,'l\ lx
!X
-././f
€gsx:e---*-
Peran dan Lingkup Profesi
I
L1
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi), Pemerintah Aceh ditetapkan dengan Qanun Aceh, Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh ditetapkan dengan Qanun Kabupaten/Kota. Hasil perencanaan RTHKP dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah [RpJpD], Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah IRPJMDJ, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKpD). Perencanaan ruang terbuka hijau tersebut kiranya menjadi kegiatan para ahli yang terkait pada masalah tersebut. Penataan RTHKP melibatkan peran serta masyarakat, swasta, Iembaga/badan hokum atau perseorangan, dimulai dari pembangunan visi dan misi, perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian yang dapat dilakukan dalam proses pengambilan keputusan mengenai penataan RTHKP, kerja sama dalam pengelolaan, kontribusi dalam pemikiran, pembiayaan
maupun tenaga
fisik untuk pelaksanaan pekerjaan. Hubungan kerja yang terpadu dan kesepakatan terhadap ruang terbuka akan menghasilkan rencana yang sesuai dengan rencana induk perkembangan kota. Pemikiran urban dan regional lansekap perlu mewarnai dan muncul secara jelas pada kebijakan tersebul Namun kiranya disadari bahwa rencana tersebut bila tidak diikuti dengan langkah pembangunan pelaksanaan
dan serta pengeloiaan yang serius tentunya hanyalah berupa keras tak berharga. Walaupun disadari kemampuan pendanaan Pemerintah Daerah sangat terbatas maka keterlibatan pihak swasta perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari partisipasi masyarakat Sudah masanya penanganan lansekap pada perkembangan dan pemekaran kota ditangani secara sungguh-sungguh oleh para arsiteklansekap.
Keterbukaan dan saling pengertian timbal balik antardisiplin yang terlibat dalam perenperlu ditingkatkan. Pendekatan rasional perseorangan maupun ikatan profesi sangat bermanfaat untuk mengembangkan atmosfer kerja terpadu yang lebih baik ataupun dalam bentuk "arcllitects by team", atau,,planner by team,,. Apalagi berkembang canaan dan pengelolaan kota
dengan pesat teknologi modern yang menunjang tugas perencanaan dan pengelolaan, seperti penggunaan software komputer Auto CAD, GIS.
12
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pada hakikatnya suatu konsep perencanaan akan berhasil lebih baik melalui kerja sama berbagai disiplin ilmu yang dapat menyumbangkan pemikiran, pengetahuan, dan pengalamannya secara baik dan bebas. Profesi arsitektur Iansekap mau tidak mau harus turut berperan bahumembahu dengan profesi iainnya dalam menata, memperbaiki, dan mengurangi permasalahan di
perkotaan.
B.
PENDIDIKAN ARSITEKTUR LANSEKAP DI DUNIA DAN DI INDONESIA
Dari laporan lF LA {rnternasi onar
Fe
derq tion of Landscap e Archite cts)
yang tertulis dalam buku Guide to Internationar opportunities in Landscape Architecture Education and Internships tahun 2004, pendidikan Arsitektur Lansekap secara formar telah tersebar di 44 negara di 5 benua, dengan jumlah institusi penyelenggara pendidikan sebanyak 227 perguruan tinggi setingkat S_1 dan
S_2.
Terbanyak di Amerika Serikat [64 perguruan tinggi], menyusul Republic of Korea [16J, Germany [1S], Japan [13J, United Kingdom Australia [12J, [7], Belgium [6J, dan Canada [S]. Di benua Asia
terdapat 11 negara (Thailand, Srilanka, phillipina, Malaysia, Korea, Japan, Indonesia, India, China, Taiwan, Singapore] dengan
43 institusi perguruan tinggi. Di Asia Tenggara terdapat 5 negara
Gambar Simbol/lambang lnternational Federation of Landscape Architects (IFLA) suatu organisasi tingkat dunia bagi para arsitek dunia
flndonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, philipinaJ. Di Indonesia terdapat dua perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Arsitektur Lansekap setingkat S-1 dan S-2, yaitu Universitas Trisal
[lpBJ. Hasil konferensi program studi arsitektur lansekap yang diselenggarakan pendidikan oleh Forum Arsitelrtur Lansekap Indonesia IFPALIJ, pada tahun 2010, terdapat 16 perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan
Bab
I
Peran dan Lingkup
profesi
f
lj
arsitekn-lr lansekap, yaitu universitas Trisakti, Fakultas Arsitel
Institut Pertanian Bogor, Fakuitas pertanian, Departemen Arsitektur Lansekap; Universitas Bandung Raya Fakultas pertanian, Jurusan Agroteknologi; Institut Teknologi Bandung Fakultas
Teknih Departemen Teknik Arsitelitur Lingkungan; Institut Teknologi Surabaya, Fakultas Teknik, furusan Teknik Arsitektur;
Universitas Lampung, Fakultas pertanian, Jurusan Kehutanan; Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Fakultas pertanian, Jurusan
Agroteknologi; Universitas Sriwijaya, Fakultas Teknik, lurusan Teknik Arsitektur; UpN Surabaya, Fakultas pertanian, Jurusan Agroteknologi; Universitas Muhammadiyah yogyakarta, Fakultas
Gambar: Simbol/lambang Fo-
rum Pendidikan Arsitektur Lansekap lndonesia (FPALI)
Pertanian, Jurusan Agroteknologi; Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas pertanian, Jurusan Agroteknologi; Institut Sains clan Teknologi Nasional, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur; Universitas Hasanuddin, Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi; Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, furusan Agroteknologi; Universitas pakuan, Fakultas Teknik, pS Perencanaan Wilayah dan Kota; Universitas Udayana, Fakultas Pertanian, pS Agroteknologi, Lab. Arsitektur Pertamanan.
Ditinjau dari basis keilmuannya, pendidikan arsitektur lansekap terbagi dalam dua kategori, yakni berbasis keilmuan pertanian dan berbasis keilmuan teknik perencanaan dan perancangan.
Untuk memper;'elas beberapa pokok materi pengertian arsitektur lansekap, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
L4
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Dimaksudkan dengan pengaturan, dalam ungkapan pengaturan ruang dan masa ialah segala kegiatan, cara, teknik, seni, sistem, kebijakan serta pengambilan keputusan-keputusan dalam upaya karya lansekap. Masa adalah struktur bangunan atau pohon dan tanaman yang mengambil tempat dalam ruang terbuka.
Pemenuhan kebutuhan jasmani dapat diartikan dengan terpenuhinya kebutuhan fisik.
Misalnya tersedianya sarana dan prasarana yang memungkinkan pemakai melaksanakan kegiatan jasmani ataupun memperoleh kegunaan produksi dari elemen Iansekap yang dipakai,
seperti diperolehnya sayuran dan buah-buahan atau prestasi kegiatan.
Pemenuhan kepuasan rohaniah atau batiniah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa puas, rasa senang, rasa nyaman, rasa nikma! rasa aman dan tenteram; perasaan terpuasnya persepsi imajinatifnya, fantasi daya khayal dan aspirasinya; tergugahnya naluri tentangkeindahan,
tentang kualitas serta
makna yang bersifat dalam lingkungannya, tergugahnya dorongan keinginan untuk berbudi dan bercita rasa tinggi, dorongan untuk melahirkan konsepsi-konsepsi dan kreasi-kreasi orisinal, dorongan untuk terpandang dan berencana ke depan, dorongan untuk merasa bangga dan turut memiliki, berhah dan bertanggung jawab. Dari uraian di atas jelas bahwa ruang lingkup Arsitektur Lansekap bukan sekadar membuat jalur-ialur hijau dan taman-taman kota belaka. Terlebih bukanlah sekadar, apa yang biasa disebut "meng-gardening-kan" bidang tanah halaman rumah, bahkan taman di dalam rumah, yang kadangkala hanya berukuran Lx2 meter persegi saja. Namun mencakup hal-hal yang jauh lebih luas, yang berkaitan dengan hampir meliputi keseluruhan lingkungan hidup di muka bumi ini.
Bab
I
Peran dan Lingkup
profesi
I
Tercakup dalam ruang lingkup pemikiran dan tanggung jawab aktivitas Arsitektur Lansekap adalah:
1.
masalah desain dan perancangan daerah konservasi, preservasi, dan pelestarian yang dinamis;
2. 3. 4. 5. 6.
masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah; masalah erosi, ekologi dan ekosiatem, masalah sumber daya alam; masalah pengembangan tempat-tempatbersejarah; masalah ruang terbuka; masalah pembangunan perkotaan, yang berkembang melebar, linier atau berpencaran tak
menentu;
7. B. 9.
masalah reklamasi tanah, masalah pantai, dan perikehidupan pantai;
10.
masaiah hutan dan belukar alami serta satwa liar yang berkurang;
masalah jalur lalu-lintas dan pembangunan Iinier sepanjang jalur jalan; masalah pelapukan perkotaan dan peremajaan perkotaan;
11-. masalah kependudukan, urbanisasi, dan transmigrasi;
12. masalah peran organisasi nonpemerintah dan aksi masyarakat; 13. masalah peran pemerintah dan masalah energi. |adi, dalam mengemban tugasnya, disiplin ilmu arsltektur lansekap harus mampu bekerja sama dengan disiplin lainnya. Perancangan dan desain yang dihasilkan harus merupakan hasil perpaduan pengalaman dan pengetahuan dari berbagai ilmu dan seni yang berkaitan. Konsepsi rancangan yang digarap haruslah merupakan hasil penggodongan suatu "team" kerja sama antardisiplin. Data masukan harus digali dari sebanyak mungkin sumber dan narasumber sesuai batasan waktu yang tersedia. Yang baik hanyalah dapat diperoleh dengan memberikan kepada
rancangan tersebut, kesempatan seluas-luasnya sebatas waktu yang mengizinkan, untuk diuji
16
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
dan dikaji oleh para perancang sendiri maupun para calon pemakainya kelak walaupun dalam kenyataannya, cara kerja demikian tidak populer dan tidak disukai karena dipandang hanya akan merepotkan pekerjaan. Untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan-rekan dari disiplin lainnya, dan untuk dapat pula memberikan masukan-masukan serta gagasan kepada pihak lain, maka arsitek lansekap membekali dirinya dengan pengetahuan dasar dari aneka disiplin yang berkaitan. Seorang arsitektur lansekap yang baik harus:
1.
memiliki dasar pengetahuan dan praktik yang kuat guna pemahaman tanaman serta cara penggunaannya yang tepaU
2'
memiliki dasar pengetahuan dalam bidang geologi, klimatologi, ekologi, sosiologi budaya, dan ekonomi;
3.
memiliki pengertian umum tentang arsitektur bangunan, ilmu teknik sipil, tata kota, dan tata daerah;
4. 5.
mempunyai kesadaran biologis dan ekologi;
terlatih baik dalam menggambar rencana sehingga dapat menuangkan gagasan-gagasan dan buah pikirannya;
6'
harus mampu memberikan nasihat dan petunjuk perencanaan pembangunan prasarana dan sarana pada umumnya;
7.
mempunyai daya penalaran ilmiah yang tinggi, berwatak, dan berjiwa sosial.
Namun demikian, walaupun ia mempelajari dan terus bertanggung jawab atas masalah kualitas lingkungan berkaitan dengan pencemaran udara, tanah dan air, serta masalah konservasi, preservasi dan pelestarian sumber daya alam,ia tidak dimaksudkan menjadi pelestarian
ahli
alam.
Babt
ekolqgiffi;: ir I I i .f "fi l)inas Pt'r
perandanLingkupprofesi
ii
'f$
drn ltr
L_ fflg!
Arsitek lansekap memang harus mempelajari aspek-aspek kependudukan dan daerah pemukiman, ia juga harus mempelajari upaya perbaikan kota, perencanaan jalur lalu lintas orang dan kendaraan, upaya pengaturan perkembangan kota agar tidak tumbuh secara tak terkontrol. Namun ia bukan ahli tata kota dan tata daerah.
Arsitek Lansekap mempelajari serta berusaha mengatasi masalah rusaknya tempat-tempat bersejarah, namun ia bukan ahli sejarah. Ia mempelajari masalah menjadi langkanya sumber-sumber tak dapat pulih dan pengolahan serta pengusahaan yang lebih daripada sumber-sumber energi dapat pulih, namun ia bukan ahli energi.
Arsitek lansekap mempelajari berbagai cabang seni dan budaya, baik seni lukis, seni rupa, seni patung maupun sebagainya. Namun ia bukanrah seniman dan budayawan. Ia mempelajari dengan seksama pengolahan tanaman dan teknik-teknik penggunaannya. Ia mempelajari pengetahuan arsitektur bangunan. Namun ia bukan ahli pertanian atau pun arsitek bangunan.
Ia mempelajari ilmu teknik sipil dan konstruksi, mempelajari berbagai disiplin ilmu sosial dan ekonomi' Namun bukan pula ahri daram bidang-bidang tersebut.
Walaupun ia mempelajari kesemuanya itu, seorang arsitek lansekap adalah seutuhnya arsitek lansekap dengan bidang profesi arsitektur lansekap. Arsitek lansekap adalah produk pendidikan arsitektur lansekap. Ia adalah seorang profesional dalam bidangnya cara berpikirnya, sistem kerja serta gagasan-gagasannya adalah khas buah
1B
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
pikiran yang diwarnai dan bernafaskan arsitektur lansekap. walaupun boleh jadi unsur-unsur pembentuknya adalah bersumberkan berbagai disiplin ilmu lain. Ia harus mampu menggali sikap-sikap estetis, bukan sekadar apatis. Harus mampu menggali sikap cinta, sikap inkonvensionar, sikap kritis, sikap hangat, sikap simpatik, tenang, sikap gairah, antusias' senang mencari pengalaman baru, dan berbagai sikap positif lainnya. Agar orang tidak terperangkap oleh karya lansekap yang menimbulkan suasana sekadar praktis, sekadar teliti, sekadar hati-hati, sekadar jujur tapi dingin, angkuh,
dan sombong.
Dalam perancangan sebuah objek ransekap, misarnya lansekap kota, maka ia harus mampu menciptakan suasana dan perasaan akrab dan bersahatrat pada warga kota dan para
pengunjungnya, melalui pengaturan dan penempatan elemen dan fungsi lansekap secara tepat.
Hubungan dan interelasi antarfungsi dan elemen dalam karya lansekapnya harus mampu membuat orang merasa bangga, merasa nyaman, aman, dan sehat. orang harus dapat merasakan keserasian komposisi bangunan, gedung jaran, pohon, jembatan, rumput, burung-burung
serta bunga-bunga yang seolah bercengkerama dengannya. Seolah kesemuanya itu saling bertegur sapa. Masyarakat harus merasakan bahwa ia harus dapat merasakan pula bahwa lingkungan sekitarnya merupakan perpanjangan dan perluasan dirinya. Perluasan dan perwujudan aspirasinya selama ini.
Arsitek Lansekap yang baik, tidak akan puas dengan sekadar telah menyelesaikan tugasnya. Bahwa karyanya telah mewujudkan dalam bentuk kenyataan fisik di lapangan sama sekali bukan
jaminan bahwa aspires-aspirasinya telah pula menjadi kenyataan.
Ia harus dengan cermat dan dengan peka mengamati apakah karyanya benar-benar berkenan
di hati masyarakat pemakainya. Ketidakpuasan dan keluhan mereka, harus diterima sebagai
cermatan perencanaannya.
Bab
I
Peran dan Lingkup profesi
r
l9
Peranan Arsitektur lansekap di perkotaan sebagai berikut.
'
Salah satu elemen penting dalam bidang arsitektur perkotaan adalah fungsi arsitektur lansekap itu sendiri. |ustru fungsi dan peran arsitektur lansekap ini sering dilupakan, sehingga terjadi ekses-ekses yang merusak,
di antaranya kerusakan taman-taman kota
dengan bangunan bangunan baru, dan lain sebagainya.
'
Peranan Arsitektur Lansekap tidak hanya menata ruang terbuka kota agar lebih serasi dari lingkungan visualnya saja, tetapi juga berpengaruh dalam membentuk dan membina karakter manusia kota yang hidup dan berusaha dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan asri.
'
Penataan lansekap perkotaan pada akhirnya akan memberi kontribusi yang penting kepada Urban Life dan iuga Urban Way of Ltfe, karena kota tidak saja menjadi tempat untuk mencari
penghidupan, tetapi juga tempat untuk hidup. Peran arsitek lansekap dalam membantu memecahkan masalah perkotaan, haruslah berlandaskan pada:
1.
Sosial Budaya Lansekap (Landscape Social Culture)
Pemahaman terhadap konsep dasar pemanfaatan ruang terbuka masyarakat Indonesia sangat
penting demi keberhasilan pekerjaan arsitektur lansekap. Di Indonesia keberadaan ruang terbuka seharusnya lebih dominan daripada massa bangunan, karena masyarakat terbiasa dengan kegiatan kehidupan di ruang terbuka (out door personality).
Arsitektur lansekap diharapkan mampu memahami dan mentransformasikan budaya tradisional dalam pemanfaatan ruang terbuka ke dalam kebutuhan ruang terbuka masa kini dan memperkirakan kebutuhan di masa mendatang, tanpa menghilangkan wajah lama. Rumah dan halaman, desa atau kampung, lapangan desa atau kampung, kota dan alun-alun, jalan untuk lalu-
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
lintas, pasar festival, upacara keagamaan, perkawinan, iapangan untuk upacara, pasar, olahraga, sholat berjamaah, adalah beberapa contoh pemakaian ruang terbuka oleh masyarakat Indonesia, di mana harus dapat ditransformasikan ke dalam bentuk-bentuk kekinian tanpa harus kehilangan fungsi dasar yang sesuai kebutuhan masyarakat kita. Pengambilan bentuk-bentuk fisik saja ke dalam perencanaan atau perancangan akan melahirkan karya-karya lansekap berbudaya dadakan (instant culture). Untuk menanggulangi hal itu ada beberapa hal yang bisa diambii dari pelajaran arsitektur tradisional, yakni
tata krama keruangan, ruang yang mengimbas antara ruang dalam dan luar tanpa batas yang kaku, dan keseimbangan asimetri untuk menciptakan ruang dinamis bagaikan jasad hidup. Untuk mencapai hai tersebut, arsitek lansekap harus mampu menyerap, mengadaptasi, dan menghadirkan keunikan arsitektur tradisional secara utuh melalui karya fisik bernafas, berjiwa, dan bernuansa tradisional berdasarkan norma clan tata nilai yang dianut oleh masyarakat setempat, karena lain tempat lain budayanya, lain pula bentuk dan fungsi ruang terbukanya. Bagaimanapun juga, keanekaragaman budaya Indonesia merupakan potensi besar u,tuk dikembangkan dalam penataan ruang terbuka sesuai kebudayaan setempat, sehingga di setiap
daerah akan dijumpai keanekaragaman dan keunikan lansekap.
Dengan berbekal pengetahuan arsitektur lansekap tradisional inilah diharapkan arsitek Iansekap Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi daiam menangani berbagai proyek lansekap di Indonesia, baik bekerja sama dengan pihak pemerintah pusat, pemerintah provinsi ataupLln pemerintah kabupaten/kota ataupun dengan pihak swasta (pengembang, konsultan,
koptraktor]
bahkan bekerja sama dengan pihak asing yang akan menambah nilai jasa profesionalnya.
Inilah potensi sumber daya manusia yang harus dikuasai dalam era kesejagatan sebagai implemantasi dari kearifan lokal. Untuk itu perlu ditekankan penelitian
di bidang lingkungan
Bab
I
Peran dan Lingkup
profesi
I
Zl
binaan tradisional yang berkaitan dengan perilaku manusia masyarakat penggunanya mutlak
diperlukan dan harus segera dimulai dan disebarluaskan kepada masyarakat umum dan profesi.
2.
EkologiLansekap (LandcapeEcology)
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Kota IRTHKJ yang semakin terdesak oleh pembangunan hendaknya segera diantisipasi oleh arsitek lansekap dengan memberikan berbagai masukan
alternatif mengenai penataan dan pemanfaatan berbagai RTHK. Fungsi RTHK harus mempertimbangkan faktor ekonomi fsangat menentukan sekali saat ini), namun harus tetap disertai pertimbangan sosial budaya dan ekologi. Pemahaman mendasar tentang iklim tropis di Indonesia dan hubungannya dengan pemanfaatan ruang terbuka oleh masyarakat akan sangat menentukan di dalam penataan raung terbuka. Ruang-ruang yang teduh terlihat sangat berhasil menciptakan kegiatan manusia di ruang tersebut.
Arsitektur lansekap tradisional telah memberikan contoh di mana karya-karyanya tanggap terhadap iklim tropis, lingkungan, dan budaya setempat. Dalam perkotaan, perancangan masa bangunan secara individual takkan mampu memecah-
kan masalah lingkungan. Perpaduan yang harmonis antara massa bangunan dan sistem RTHK akan menciptakan interaksi sosial di ruang terbuka yang sudah semakin langka dijumpai di kawasan perkotaan. Keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia merupakan potensi besar pengembangan
lansekap
di setiap pelosok daerah sesuai iklim dan lingkungan setempat. Mulai dari
sabang
sampai dengan merauke mulai dari dalam laut sampai dengan puncak gunung adalah komponen lansekap Indonesia yang tiada bandingannya.
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
3.
Rekayasa Lansekap (Landscape Engineering)
Sampai sejauh ini, bidang rekayasa lansekap meru_
pakan bidang yang paling lemah dikuasai oleh para arsitek lansekap pada umumnya, sehingga cukup menghambat dalam pekerjaan di lapangan fkontraktorJ maupun dalan kegiatan perancangan (konsultasi dan detailed engineering design).Untuk
mempersiapkan tenaga arsitek lansekap yang andal, professional, dan siap pakai, hendaknya sejak
awal perkuliahan ditekankan perlunya penguasaan
ilmu bidang rekayasa lansekap yang benar_benar berguna dan dapat diterapkan di lapangan. Beberapa hal pokok yang perru dikuasai daram rekayasa ransekap adalah: landscape lighting (pencahayaan lansekap), mekanikal, dan elektrikal; aquqscape (lansekap air): kolam, danau sistem drainase lapangan golf, perhitungan saluran
air;
hardscape (perkerasan landsekap): tangga, plaza, patung, kolong jembatan layang, roof
garden;
softscape ftanaman landsekap): berbagai komposisi jenis tanaman, perlakuan, teknik penataan, pemindahan, dan pemeliharaan.
Disadari bahwa dalam mengaplikasikan pembangunan lansekap perkotaan di berbagai kota di Indonesia sangatlah kompleks. Masalah pendanaan, birokrasi, dan koordinasi antarinstansi masih merupakan kendala utama bagi pembangunan lansekap perkotaan. Di samping
Bab
I
Peran dan Lingkup profesi
I
23
kendala tersebut, satu hal yang juga memegang peran utama adalah tersedianya Sumber Daya Manusia [SDM] yang menguasai dan memahami masalah arsitektur lansekap pada setiap itrstansi pemerintah daerah.
C.
RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN
Ruang terbuka hijau adalah area atau ruang kota yang tidak dibangun dan permukaanltya
dipenuhi oleh tanaman yang berfungsi melindungi habitat, sarana lingkungan, pengamanan jaringan prasarana, sumber pertanian, kualitas atmosfer dan menunjangi kelestarian air dan tanah. Ruang terbuka hiiau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem kota juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota untuk keindahan dan kenyamanan, meningkatkan kualltas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari ruang iinier atau koridor, ruang pulau atau oasis sebagai tempat perhentian [Spreiregerr, 1965 ].
Menurut Costanza et. al [19971 taman kota daiarn skala kecil tetap mampu menye-
diakan area istirahal dan rekreasi seperti hutan dan area hijau yang lainnya. Ruang terbuka hilau luga berfungsi tneuyerap kebisingan antara lalu lintas jalan raya dengan area perumahan. Pepohonan yang tumbuh atau ditanam memiiiki nilai estetika dan berlreran n.renciptakan pemandilngan kota yang menarik fivlorancho, 20031. Beer, A. R, [2003J menyatakan area hijari adalah
Z4
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
tempat di dalam atau di sekitar kota yang menjadi tempat orang berinteraksi dengan
lingkungan (tanaman clan hewan], Taman kota menjadi area rekreasi clan istirahat ke penghuni kota. Ruang terbuka hijau sangat penting dalam menjaga keanel
tempat pohon tumbuh dan berkembang
cli
sekitar area perumaharr. Definisi ini n-leliputi taman publik, taman rekreasi, tempat parkir, jalan, dan taman-taman di rurnah-rumah. Ruang terbuka hijau juga dapatdidefinisikan dan dikelornpokkan clalam berbagai macam tergantungpada persyaratannya. Ruangterbuka hijau adalah
ruang luar yang terdiri dari sekelompok tumituhan, bersifat area terbuka secara alami di dalan-r kota dan merupakan as;tek
utama ekosistem kota dalam menjaga keanekaragaman kehidupan clan dalam menghasilkan oksigen, mengurangi polusi
dan kebisingan, mengurangi efek puiau panas, rnemengaruhi harga rumah dan nilai sosial serta menyediakan kesehatan kepada penghuni kota fpham, Duc Uy clan Nobukazu Nakagoshi, 2007).
Bab
I
Peran dan Lingkup profesi
I
Gilbert [1989J menyatakan fungsi area hijau di lingkungan kota dapat berubah terganrung pada jenis pengelolaannya, yang sering disebut sebagai struktur area hijau kota. Struktur area
hiiau kota diatur berdasarkan komposisi dan konfigurasi area hijau. Komposisi area hijau ditampilkan dengan keberadaan area hijau dan konfigurasinya berdasarkan ukuran, bentuk, dan penyebarannya' Pauleit dan Kaliszuk [2005J menunjukkan bahwa struktur area hijau
dihasilkan oleh interaksi antara aspek alam dengan manusia seiring dengan waktu, mengikuti pola pembangunan kota dan penyedlaan prasarana jalan. Pendekatan struktur area
hijau yang berdasarkan konsep dasar tentang jalur hijau, diambil dari pemikiran Barat sejak tahun 19g0-
an dan digunakan untuk mengantisipasi pertumbuhan kota, pemukiman, penyediaan area rekreasi, dan peningkatan kualitas lingkungan di area industri fHaaren dan Reich, M, za1q. Kombinasi berbagai area hijau untuk membentuk struktur hijau kota tidak akan tercapai jika hanya menggunakan satu elemen area hijau saja. Taylor et. al. (1gg5], Forman dan Godron, [1986) dalam Pham Duc Uy dan Nobukazu Nakagoshi, (2007) menyatakan kegagalan jalur hijau di Kanada adalah karena tidak menerapkan prinsip ekologi dalam menjaga kesinambungan jalur hijau sehingga pendekatan yang diambil tidak memisahkan prinsip ekologi dari jalur hijau modern.
Khalid zakaria, et al. [2006J menyatakan pendapat bahwa area hijau terbentuk oleh aspek buatan manusia dan alam seperti koridor jalan, sekitar bangunan, hutan kota, tepian sungai dan area alami yang sudah terbentuk sejak sekian lama. itu perencanaan Justru taman kota, area public, dan perluasan area hijau merupakan strategi perlindungan untuk area hijau [Forman dan Godron, 1986).
Menurut Forman dan Gordon [1986J berdasarkan peta sistem guna tanah area hijau menandakan tanah yang luasnya lebih dari 10 hektar dan ditumbuhi pohon-pohon lebih dari 5J persen dari luas tanah' Sistem area hijau sangat terkait dengan pertumbuhan kota, pengatura'.
I
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
dan manajemen kota, perubahan sistem guna tanah dan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian manaiemen kota hanya berhasil bila pemerintah kota memahami peraturan dan kepentingan area hijau dalam mengembangkan kemampuan area hijau kota. Li et. ai. [2005j menyatakan
pengukuran nilai area hijau berdasarkan peraturan, ekonomi, administrasi, sosial dan aspek teknologi membutuhkan perhatian tertentu, terutama dalam aspek pKH kota. Jadi, definisi-definisi tentang ruang terbuka
hijau yang telah dibahas di atas, menyatakan bahwa ruang terbuka hijau adalah aspek utama dalam ekosistem kota dan terdiri dari hutan, taman, dan area pertanian serta memiliki fungsi ekologis,
sosial dan ekonomi. Dalam fungsi ekologis area hijau berperan sebagai penyaring pencemaran, menyediakan udara segar, menjaga kualitas air,
mengatur mikroklimat, menyerap kebisingan dan menjaga keanekaragaman kehidupan. Dalam fungsi sosial area hijau menyediakan area istirahat, rekreasi, dan riadah ke penduduk kota baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam fungsi ekonomi ruang terbuka hijau memengaruhi biaya rumah dan tanah yang dekat. Secara total keberadaan ruang terbuka hijau akan rneningkatkan kualitas area kota yang akhirnya memicu kesehatan dan kualitas hidup penghuni kota, memengaruhi gaya hidup baru, nilai dan
tingkah laku akan meningkatkan perighargaan
Bab
I
Peran dan Lingkup Profesi
I
kepada iingkungan dan kemapanan kota, dan menjadi aspek utama dalam perencanaan kota masa depan. Salah satu tugas utama arsitek lansekap adalah untuk mengoptimalkan kebergunaan ruang
terbuka hijau kota, termasuk taman, jalan raya, areaterbuka alami, area cadangan/penyimpanan, sebagai sebuah sistem ruang terbuka hijau yang menjadi bagian kota yang tidak dikembangkan untuk mempertahankan fungsi keindahan, kenyamanan dan kesejahteraan, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan konservasi alam.
Di Indonesia, legalitas keberadaan ruang terbuka hijau dan nonhijau berlandaskan pada Undang Undang Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Salah satu dasar pertimbangan dalam penetapan Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyatakan bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; terwuiudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal ini mempunyai arti penting bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota dalam melaksanakan penataan ruang wilayahnya yang berazaskan keterpaduan; keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas.
28
f
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
l
Di dalam Undang-undang tersebut, penataan ruang clidefinisikan sebagai suatu sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. selanjutnya dalam undang-Undang tersebu! paragraf 5 tentang Perencanaan Tata Ruang wilayah Kota pada pasal 28' tertuliskan; "'Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan ketentuan selain rincian dalam perencanaan tata ruang wilayah kota ditambahkan; (a) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau; [b] rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; [cJ rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum' kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah. Pasal 29, tertulis [1] Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam pasal 2B huruf a, terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. [2) proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 ftiga puluh) persen dari luas wilayah kota. [3) proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 fdua puluhJ persen dari luas
wilayah kota.
Pasal 30, Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1J dan ayat [3J disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang. Pasal 31' Ketentuan Iebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau
dan ruang terbuka nonhijau sebagaimana dimaksud dalam pasal 2B huruf a dan huruf b diatur dengan peraturan Menteri.
Bab
I
Peran dan Lingkup
profesi
I
Mengacu pada Undang Undang Penataan Ruang tersebut, maka pemerintah mengeluarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan IRTHI(PJ tanggal 1. 1 ]anuari 2007. Tujuan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan tersebut adalah: [a] menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan; [b] mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan; dan [cJ meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman. Sedangkan fungsi RTHKP adalah: [aJ pengamanan keberadaan kawasan lindung perl
bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat. Ruang terbuka hijau kota dapat dikiasifikasi, baik dalam tata letak dan fungsinya. Berdasarkan tata letaknya, ruang terbuka hijau kota bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai (coastal open space), dataran banjir sungai
(river flood plain), ruang terbuka pengaman jalan bebas hambatan (greenways), dan ruang terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi (aJ Ruang Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang Terbuka Hijau Medium, seperti kawasan area pertamanan {city park), sarana olahraga, sarana pemakaman umum [cJ Ruang Terbuka Hijau Mikro, lahan terbuka yang ada disetiap kawasan pemukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain Qtlay ground), ta ma n
I
Ii
n
gkun gan
{c o mm u n
i
ty
pa
rk), lap angan
o
lahraga.
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
1.
Sistem Ruang Terbuka Hiiau Kota
Secara sistem, ruang terbuka hijau kota pada dasarnya adalah bagian dari kota yang tidak terbangun, yang berfungsi menunjang
kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam, dan umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear atau koridor dan ruang pulau atau oasis [Spreigen 1965). perrdapat tersebut juga ditunjang oleh [Krier 1g7S) yang menyatakan bahwa ruangterbuka terdiri dari
"path and room", sebagai jalur pergerakan dan yang lainnya sebagai tempat istirahat, kegiatan atau tujuan. Hal senada dinyatakan oleh [Gosling 1989j bahwa ruang terbuka di dalam kota dapat berbentuk "man made and natural" yang terjadi akibat teknologi seperti koridor jalan
dan pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk, hutan kota, aliran sungai dan daerah alamiah yang telah ada sebelumnya' Pada dasarnya ruang terbuka kota merupakan
totalitas kesatuan
yang memiliki keterkaitan dan dapat digunakan sebagai suatu sistem orientasi.
Mengingat cakupan fungsinya yang cukup luas, maka ruang terbuka memiliki arti penting bagi kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan mampu mendatangkan spirit, kebanggaan melalui
penampilannya, sedangkan menurut klasifikasinya dapat dibagi atas: utility open open space, co*idor open space, multi use clasification [De chiara, 1gB2).
Babl
space,
PerandanLingkupprofesi I
green
31
Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan, kenyamanan, keamanan dan peningkatan kualitas lingkungan serta pelestarian alam. Secara rinci sistem ruang terbuka kota dapat diuraikan sebagai berikut.
1,.
Ruang terbuka untuk kaitan produksi,
terdiri dari lahan untuk kehutanan, pertanian,
produksi mineral, sumber air, komersil, dan rekreasi'
2.
Ruang terbuka untuk preservasi sumber daya alam dan manusia
terdiri dari rawa untuk
habitat tertentu, hutan sebagai kehidupan satwa, bentukan geologi, batu karang, tempattempat bersejarah, dan pendidikan.
3.
terdiri dari lahan untuk melindungi kualitas air, ruang untuk penimbunan sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik (bukit, pegunungan, Ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum
lembah, danau, dan pantaiJ.
4.
Ruang terbuka untuk keamanan umum terdiri dari waduk pencegah banjir kanal, lapangan terbang.
5.
Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor iaringan pipa, bantaran sungai, jaringan transportasi kereta api'
2.
Peranan RTHKterhadapKehidupanKota
Ruang terbuka hijau kota merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem kota. Taman, hutan, dan area pertanian merupakan tiga jenis utama area hijau kota yang memiliki
fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi fBradley, 1995, Shafer,1.999, TyrvAinen, 200L dan Lutz dan Bastian, 2002). Penghuni kota dapat memanfaatkan area hijau sebagai tempat rekreasi dan tempat mengenal lingkungan (De Groot, WT, van den Born,
I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Rf G
and Lynn, NA, Brown, RD, 2003).
Ruang terbuka hijau kota berperan meme-
lihara ekosistem kota dan dapat mengurangi tekanan populasi penghuni kota secara langsung dan tidak langsung dalam fungsi ekosistem [Costanza et. al., 1997J dan menghasilkan oksigen dan mengurangi emisi karbondioksida [Jo, 2002), mencegah polusi udara dan air, mengatur mikroklimat, mengurangi polusi suara [Bolund dan Hunhammar, 1999), melindungi tanah dan air fPauleit dan Duhme, 2000), memelihara keanekaragaman kehidupan fAttwell, 2000], dan dapat menjadi area rekreasi, budaya dan nilai sosial (savard et al., 2000J. Ruang terbuka hijau seperti tamantaman umum, hutan lindung, dan lapangan golf memengaruhi harga penjualan rumah yang terletak dekatnya [Bolitzer, 2000 dan Luttik, 2000). Justru itu selain berfungsi memperbaiki lingkungan kota, area hijau kota juga berperan dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan penghuni kota. Manfaat dari keberadaan area hijau kota dapat dilihat dari sudut manfaat ekonomi (economic
benefits), yaitu dapat mengurangi biaya energi dan
air [Roseland, 1998J. Dari sudut manfaat I benefits) area hijau berguna untuk area rekreasi, olahraga/permainan dan istirahat fRoseland, 1998J. Dalam satu penelitian tentang manfaat psikologi area hijau fMiller, 1997J
sosial [socia
diketahui bahwa tempat-tempat ini dapat memberikan manfaat dalam aspek bersosialisasi, memupuk keakraban dan kesetiakawanan, belajar bersama, memberikan kesempatan untuk mengekspresiasikan pribadi dan nilai sosial, mempromosikan perkembangan rohani, dan
Bab
I
Peran dan Lingkup
Profesi
I
kebebasan. Untuk merealisasikan fungsi dan manfaat ruang terbuka hijau kota, manajemen area
hijau adalah sangat diperlukan [Ann, CW, Bernard,
D.,
Gunilla, L., Bettina, O., Stephan, P., Sybrand,
r. [200sJ. Secara umum manajemen area hijau kota merupakan terjemahan ke manajemen yang mencakup beberapa aspek kegiatan, yaitu perencanaan, administrasi, sumber manusia, koordinasi
dan keuangan [Oetomo, A, 2010]. Perencanaan dan pengeloiaan area hijau kota harus sejalan dengan perkembangan kota yang berkelanjutan [Miller, 1.997 , Grey, 1996 dan Teal et. Al, 1998J. Di Kanada, Amerika Serikat dan di Eropa muncul gerakan masyarakat dan organisasi-organisasi lingkungan yang menyadari kepentingan melestarikan area hijau di area kota [Sousa, 2003 dan Kuhn,2003J. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perencanaan area hijau telah menjadi dasar dalam
penerapan prinsip-prinsip ekosistem. jim dan Chen [2003j telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi lansekap daiam perencanaan area hijau kota ir,lanjing, Cina. Li and Wang [2003J telah mengusulkan suatu metode untuk penilaian, perencanaan dan penghargaan kepada kontribusi ekosistem area hijau kota, dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi lansekap. Dengan demikian
faktor perencanaan dan manajemen ruang terbuka hijau akan berguna bagi perkembangatr area hijau di wilayah kota.
Kota tidak hanya merupakan kumpulan gedung-gedung dan sarana fisik lainnya. Akan tetapi, sebuah kota adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota dan warga kota, dua komponen ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnya kota. Perubahan-perubahan
yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di negara berkembang, seperti di Indonesia dibangun berdasarkan latar belakang agraris, demikian juga perkembangan kota Jakarta.
34
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang merupakan ruang terbuka hijau sudah banyak berubah
fungsi menjadi kawasan permukiman akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan warga kota. Lahan-lahan pertanian yang berada di dalam kota merupakan ruang terbuka hijau produktifyang memberikan penghidupan dan sebagian kebutuhan hasil pertanian bagi warga kota.
3,
Peranan RTHKterhadap Kualitas Lingkungan Kota
Penataan ruang terbuka hijau secara tepat akan mampu berperan meningkatkan kualitas atmosfer kota, penyegaran udara, menurunkan suhu kota, menyapu debu permukaan kota, menu_
runkan kadar polusi udara, meredam kebisingan. Penelitian Embleton [1963]
menyatakan bahwa 1 fsatu] hektar ruang terbuka hijau dapat meredam suara pada 7 db per 30 meter jarak dari
sumber suara pada frekuensi kurang dari 1000 CPS atau penelitian Carpenter
t197 5) dapat meredam kebising an Z5-B0o/o.
Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi oleh tanaman dan tumbuhan, di mana unsur
ini banyak berpengaruh terhadap kualitas udara kota. Tanaman dapat menciptakan iklim mikro, yaitu adanya penurunan suhu sekitar, kelembaban yang cukup dan kadar o2 yang bertambah.
Hal ini dikarenakan adanya proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman, Di samping itu, tanaman juga dapat menyerap/mengurangi co2 di udara yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan seperti industri, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian Gerakls, 1 [satuJ
Bab
I
Peran dan Lingkup profesi
I
35
hektar ruang terbuka hijau dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk konsumsi 1S00 orang per hari. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa tanaman dengan kriteria tertentu dapat
meredam/mengurangi kebisingan. Kota yang baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan yang berhubungan dengan kenyamanan dan kualitas lingkungan pada tingkat kewaiaran sesuai dengan standar hidup sehat bagi warga kota.
4.
Peranan RTHK terhadap Kelestarian Lingkungan
Menunjang Tata Guna dan Pelestarian Air. Kondisi tata airtanah pada cekungan artesis
Jakata yang sudah semakin buruk telah tampak gejalanya, yaitu merembesnya air laut jauh ke daratan (salt intrusion), semakin keringnya sumber-sumber air bawah tanah, menurunnya kualitas air. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pengembangan sistem ruang terbuka
hijau yang terencana, seperti program recharging basin, recharging sink hole, mengeleminasi banjir, perbaikan daerah aliran sungai, dan perluasan area daerah peresapan air hujan. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang kurang bijaksana dapat menyebabkan ekosistem terganggu. Oleh karena itu, pola ruang terbuka hijau dalam sistem tata ruang kota dapat dipergunakan sebagai alat pengendali tata guna tanah secara
36
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
luas dan dinamis' Di samping itu, pengenrbarga' ruarg terbuka hijau mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kondisi tanah itu sendiri secara alamiah. Sehingga perlu adanya programprogram perbaikan tanah kritis, pencegahan erosi, peningkatan kualitas lingkungan [pemukiman, industri, jalur transportasi, dan sebagainyaJ.
Menunjang pelestarian prasma Nutfah. Dengan adanya pengembangan ruang terbuka
hijau maka diharapkan dapat diterapkan program penghijauan pada ruang-ruang terbuka kota. Hal ini memungkinkan adanya penerapan berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan
keanekaragaman hayati' Di samping itu, dengan aclanya berbagai jenis vegetasi yang terdapat pada ruang terbuka hiiau, dapat menl'adi habitat kehidupan satwa liar, terutama berbagai;.enis
burung. Satwa-satwa tersebut sudah sangat langka/jarang ditemui di lingkungan perkotaan. Dengan demikian ruang terbuka hijau dapat berfungsi sebagai tempat pelestarian keanekaragaman jenis flora maupun fauna dalam upaya pelestarian plasma nutfah.
Bab
I
Peran dan Lingkup
profesi
I
II KOMPONEI\ DESAII\ LANSEKAP BAB
Sebelum kita membahas apa yang dimaksud dengan KOMPONEN DESAIN dalam perancangan lansekap, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu diagram berikut.
3B I
Komponen PerancanganArsitektur Lansekap
Diagram Perancangan Arsitektur Lansekap Penetapan tujuan, sasaran, dan gagasan awal dari rancangan lansekap yang hendak dicapai. Gagasan dari segi fungsr, bentuk, estetika. dan teknologi.
Survei dan pengamatan karakteristik tapak, penilaian keinginan faktor internal dan eksternal, studi banding, pengamatan lingkungan, program kegiatan tapak.
Penelaah konsep ruang lual baik secara makro maupun mikro (spatial) dan konsep utilitas serta pendukung lain.
Melakukan analisis tapak (mengkonsolidasikan antara program kebutuhan dan hasil pengamatan karakteristik tapak) menuju program rencana skematik.
Penjabaran dari konsep melalui aplikasi dalam bentuk 3 (tiga) dimensi dengan berbagai pertimbangan, yakni KOMPONEN DESAIN.
Pembuatan gambar pelaksanaan kerja, sketsa, maket
presentasi, dokumen pelelangan serta dokumen pelaksanaan.
Bab
II Komponen Desain Lansekap
r
Solonce {Keseimbangan)
Ritme (lrama)
PRINSIP OESAIN
Penekanan {Aksen)
(esederhanaan Kontras Propor5i Kesatuan
Desain Garis
UNSUR DESAIN
Eidang
&uang Bentuk Fungsi
Tekstur Warna
Sahan Lansekap Sl
Sirkulasi
APLIKASI DESAIN
Rekayasa lansekap Visual Tata Hijau Parkir Refleksi Air Pencahayaan
Drainase Pencahayaan
(enyamanan Dinding Penahan Tnah Visual Lansekap
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Dari diagram di atas, terlihat kedudukan komponen desain. Suatu proses perancangan pada dasarnya merupakan suatu sistem pendekatan linier untuk menghasilkan suatu karya desain lansekap' Di dalamnya terdapat beberapa tahapan atau urutan menuju terciptanya suatu desain.
a' b' c'
Tiga bagian pokok dalam proses desain adalah sebagai berikut.
Tahapan rencana lansekap Qtlanning in design) berisikan pemikiran secara makro dan merupakan pemikiran awal dari tapak yang hendak
dirancang. Tahapan rencana tapak lansek ap {landscape site planning} berisikan gubahan tata ruang luar secara dua dimensi.
Tahapan rancangan rinci (detailed landscape design) berisikan keputusan akhir terhadap penyelesaian masalah di dalam tapak secara tiga dimensi. pada tahap desain ini, keputusan terhadap pemanfaatan komponen desain menjadi sangat penting.
Uraian pada bab selanjutnya akan dibahas secara sistematik apa yang dimaksud dengan bagian-bagian dari komponen desain, yakni:
a. b. c.
Unsur Desain Prinsip Desain Aplikasi Desain
Babll KomponenDesainLansekap
f
4l
uNSUR-uNsuR
42
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
D#irNi
GARIS
BIDANG
RUAN6 RUANG TERBUKA
RUAN6 DAN WATTU RUANG MATI
BENTUK DAN FUNGSI TEKSTUR
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I4s
A.
GARIS
Pada dasarnya dalam perancangan lansekap fdesain lansekapJ ada 2 [dua) aspek yang harus dipertimbangkan, yakni fungsi dan estetika.
Aspek fungsi memberikan penekanan pada kegunaan atau kemanfaatan dari benda atau elemen yang dirancang, sedangkan aspek estetika ditekankan pada usaha untuk menghasiikan suatu nilai keindahan visual. Unsur-unsur keindahan visual tersebut dapat diperoleh melalui garis, bentuk, warna, dan tekstur' Masing-masing unsur memiliki sifat dan karalter yang dapat memengaruhi kesan dan suasana ruang yang diciptakan. Dengan kata lain terbentuknya suatu ruang sangat terkait pada sifat garis yang digambarkan. Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan' Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubu ngkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain, sehingga bisa berbentuk gambar garis lengku ng {curve)atau lurus (stroight). Garis dimulai dari sebuah titik. Garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka
dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis. (Lillian Gareth, Desain Visual, 1986J' Di samping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk, baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Ada beberapa tipe garis yang perlu diketahui, yaitu garis vertical, garis horizontal, garis diagonal, garis lengkung dan garis zig-zag. Sepintas garis-garis tersebut tampaknya hanya berbeda bentuknya saja, namun masing-masing garis mempunyai
44 f
sifa! kararrter, dan kesan yang berbeda.
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
1.
Garis Vertikal
ilt
I
il[
lr lt ilt
Garis vertikai mudah dikenal dengan bentuk-bentuk seperti tiang
listri[ tiang lampu, tegakkan pohon pinang atau kelapa, cerobong atap atau benda-benda yang berdiri tegak meninggi. Kesan utama adalah ketinggiannya, tegak, gagah, dan serba kaku. Sehingga dapat dikatakan bahwa watak dari garis vertikal adalah memberikan aksentuasi pada ketinggian tegak dan gagah, kaku, formal, tegas, serius, stabilitas, kekuatan atau kemegahan. Dalam aplikasi ter_ hadap ruang, maka bila ruang luar tersebut dido_ minasi oleh unsur-unsur
garis vertikal,
maka
suasana ruangnya akan terasa formal, kaku, dan serius, tidak santai.
B
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
f4s
2.
Garis Horizontal
Garis horizontal memberikan aksentuasi terhadap dimensi lebarnya, santai, dan tenang. Oleh
karena itu, bila ruang luar didominasi oleh unsur garis horizontal, maka ruang akan bertambah lebar, membesar, meluas, dan melapang. Suasana dan kesan ruang yang ditimbulkan adalah santai, rileks, dan tenang. Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
3.
Garis Diagonal
Tipe garis semacam ini dapat dilihat dengan jelas pada pagar besi halaman yang dibuat miring berjajar' Karakter garis diagonal adalah dinamis [berada dalam posisi bergerakJ, bergegas [tidak tenang], mendekatkan jarak dan sensasional. oleh karena itu, garis diagonal sering dipergunakan atau dimanfaatkan untuk suatu maksud yang meminta perhatian atau sebagai daya tarik visual. Apabila dipergunakan cli tempat yang kurang tepat akan memberikan efek yang sebaliknya.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
47
Sebagai contoh
bila suatu ruang makan atau tempat istirahat didominasi oleh garis-
garis diagonal akan memberi pengaruh dan kesan tidak santai atau tidak merasa tenang bagi pengunjung.
4.
Garis Lengkung
Lta.J1 L\A.J1 Garis sernacam
ini ada beberapa macam, yaitu lengkung ke atas, lengkung ke bawah, dan
lengkung berombak. Watak garis yang demikian umumnya adalah anggun, dinamis, riang, lembut, dan memberi pengaruh gembira, gerakan, dan pertumbuhan.
e I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bila ruang yang didominasi oleh garis Iengkung, maka akan terasa suasana ruang yang menarik dan gembira. Umumnya banyak dimanfaatkan bagi pembentukan ruang pada suatu daerah rekreasi.
5.
GarisZig-Zag
Garis berbentuk zig-zag merupakan garis lurus yang dicoretkan secara berrawanan ntembentuk sudut-sudut yang tajam. watak garis zig-zag y"ng demikian umumnya adalah bergairah' semangat' dinamika atau gerak cepat. Dalam desain arsitektur lansekap, aplikasi garis tersebut ba,yak nlempergllnakan material clasar perkerasan. Di bawah ini ciapat dilihat komposisi desain lansekap yang dimaksud.
Ruang terbuka dengan penempatan mate ria I pe rke rasan de
ngan
Bab
III
be ntu ka
Ia n
se ka
p
n zig _zag
Unsur-Unsur
Desain
I
49
B.
BIDANG
Susunan beribu-ribu garis apabila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang. Sebuah garis satu dimensi yang diperiuas menghasiikan
bidang dua dimensi. Bidang bisa datar, melengkung atau bergelombang, berbentuk maya maupun nyata. Bidang yang diletakkan pada posisi yangberbeda dapat membentuk ruang. Bidang dapat digunakan untuk mengubah karakteristik dan
meningkatkan kualitas ruang. Bermacam-macam bentuk bidang, dapat berbentuk segitiga, hexagonal, dan trapesium.
W*-z &/ &/ &/ \g/ L/
ataupun berbentuk segi empat, ketupat, bulat, dan bebas bebas.
ryffiryw I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Ditinjau dari fisiknya bidang dapat berbentuk padat atau transparan.
Bidang merupakan bentuk 2 [dua] dimensi dalam arti tidak mempunyai isi atau "ruang" di
*
dalamnya.
Permukaan bidang dapat
bertekstur halus atau kasar. Sebagai contoh bidang kaca bertekstur halus, sedangkan bidang sebuah dinding batu kali
bertekstur kasar.
Bidang bertekstur halus
Fungsi bidang dalam arsi-
tektur adalah pelindung dan pembentuk ruang. Bidang bertekstur sedang
ffi ffi ffiffi ffi ffiffi Bidang bertekstur kasar
Bidang bertekstur Batu koral
Bidang bertekstur sangat kasar
Bidang bertekstur Batu koral
ffi
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
51
1.
Fungsi Bidang dalam Arsitektur Lansekap
Tinjauan tentang ruang (spaceJ akan dibahas dalam bab selanjutnya. Namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa ruang(space) terbentuk oleh susunan bidang-bidang. Ruang {space) terjadi atau dapat diciptakan karena adanya:
l. 2. 3.
bidang aias/dasar (The based), bidang pembatas/dinding (The verticals), bidang pengatap/penutup [?'fte overhead).
The Vertikal
bidang Dinding
The Base bidang Lantai
52
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bidang Alas/Dasar (The Based) dalam arsirektur lansekap yang dimaksud adalah dasar permukaan tanah. Bentuk bidang permukaan tanah bermacam-macam. Dalam skala makro, bidang dasar dapat berupa muka tanah bukit bergelombang, muka tanah padang rumput rata. Dalam skala mikro dapat berupa muka tanah berpasir, tanah rata.
Halaman rumah sebagai bidang alas berskala mikro
Tanah bukit bergelombang sebagai bidang alas berskala makro bidang
Bidang
Pembatas/Dinding {The Verticaf, dalam skala makro berupa dinding susunan punggung bukit, dinding batuan terjal, susunan bangunan tinggi. Dalam skala mikro dapat berupa komposisi tanaman atau susunan pohon atau semak. Selain itu, dapat pula bidang berbentuk susunan pasangan batu bata, retaining wall.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
53
Punggung Bukit dan bangunan tinggi sebagai dinding berskala mikro
Pagar rumah sebagai bidang dinding berskala mikro
Deretan pohon sebagai bidang berskala mikro
Tembok batu bata sebagai dinding berskala mikro
Tembok penahan tanah sebagai bidang dinding berskala mikro
BidangAtap/Penutup {The Overhead), dalam skala makro berupa hamparan awan, cakrawala. Dalam skala mikro berupa susunan tajuk pohon, atap pergola, dan lain-lain.
54
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
;,,.
:
'.;1
".
.
Tajuk pohon sebagai bidang atap berskala
mikro
Awan sebagai bidang atap berskala mikro
,
Pergola sebagai bidang atap berskala mikro
Hamparan awan sebagai bidang atap berskala mikro
Tajuk pohon sebagai
bidang atap berskala mikro
Bulan sebagai bidang atap berskala mikro
Bidang vertikal dalam suatu ruang merupakan unsur pembagi dan pembatas sesuatu. Bidang pembatas membatasi suatu daerah penggunaan tertentu, mengontrolnya dengan unsur-unsur yang bersifat masif maupun ringan seperti dinding bata, beton atau cabang-cabang pohon yang disejajarkan' Unsur pembatas atau penutup vertikal dapat berupa suatu yang kasar dan alamiah
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
r
55
seperti dinding cadas, namun dapat juga merupakan uhsur yang berbeda dari alam, seperti panel dari kayu, gelas/kaca ataupun bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk pemagaran. Dari berbagai bahan tersebut, terutama yang harus diperhatikan adalah bahwa unsur-unsur tersebut harus benar-benar sesuai dengan maksud penggunaannya dalam suatu ruang. 2.
Peranan Pembatas
a,
Sebagai Pemberi Arah dan Suasana Deretan pohon yang diatur dan direncanakan dapat memberikan informasi kepada kita tentang kompleks apa yang sedang kita kunjungi. Misalkan, sebuah kompleks perpustakaan ataupun kompleks ketentaraan, dan lainnya.
Deretan pohon sebagai pengarah
b.
Deretan pohon sebagai pengarah menuju bangunan
Deretan pohon membatasi fungsi yang berbeda
Sebagai Penerong (Pemberi Informasi)
Pagar dapat memperkuat, mengubah, dan membentuk pola lalu-lintas dalam ruang. Sebagaimana dapat dirasakan pada sebuah gerbang masuk suatu kompleks perumahan yang mengesankan undangan, sedangkan dinding penghalang mengesankan seakan-akan berkata
56
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
ikuti ialan ini atau teras suatu pintu masuk seakan berkata datanglah beristirahat dan diam
di sini.
Deretan pohon memberikan informasi pintu masuk suatu kegiatan. penempatan deretan pohon menuju gerbang masuk memperkuat kesan ruang penerima dan mengarahkin pengunjung' ke iran gerbang
Sebagai Pengontrol Eiemen vertikal penting sebagai unsur yang mengontrol angin, cahaya, temperatur, dan
suara. Unsur
ini dapat dipergunakan untuk mengubah dan
membelokkan angin serta
mengatur banyaknya cahaya atau mengeleminasinya.
air rrf r:}l
araa r
Pohon sebagai penahan angin
Pohon sebagai petembut angin
Bab
III
rtl
Pohon sebagai penyaring angin
Unsur-Unsur Desain
I
57
d.
SebagaiPenutupEfektif Dalam usaha mencapai ruang privacy atau untuk keamanan dan laln sebagainya, kurang atau tidak adanya unsur penutup yang efektif dari suatu ruang merupakan kunci kegagalan pembentukan ruang tersebut.
Dinding penutup yang terbuka pada Dinding penutup yang efektif pada areal areal kolam renang memberikan kesan kolam renang memberikan kesan ruang ruang publik yang sangat kuat privacy yang sangat kuat
3.
Dinding penutup yang sangat terbuka pada areal kolam renang memberikan kesan ruang publik yang sangat kuat
BentukPemagaran dan Penutupan
Dindirrg {walls)
:
Termasuk dinding penyekat {screen walls), d inding penaharl, dan lain sejen isnya.
Dinding Penyekat (Screen Walls)
58
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pagar
(fences)
:
Termasuk pagar kawat (woven wire fences) pagar kayu, pagar besi, dan sebagainya.
Dinding pagar kawat (Woven wire fences)
Bentukan
Tanah: Termasuk tebing,
celal-ran di burni, beda ketinggian tanah
sebaga i nya.
fkonturl,
clan
Dinding alami, tebing tanah
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
59
4.
Pemagaran dan Pembatasan Dapat Dibuat Menurut Fungsi
a,
Sebagai Batas Fisik
saluran air
Pagar tanaman
Pagar kawat Pagar alami kontur
b.
SebagoiPembatasPandangan
Pembatasan fisik dan pandangan digunakan untuk tujuan keamanan dan privacy. Dalam pembatasan fisik tidak dituntut adanya "block the view". Penggunaan pembatas fisik perlu kecermatan, untuk apa dan siapa yang ditujukan.
60
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Penghalang Suarq
Jalan raya di perkotaan menyebabkan pencemaran suara akibat kebisingan dari sumber suara kendaraan bermotor yang o"u' mutu untuk hidup, bekeria, dan bermain. Tanaman iuga dipat berfungsi sebagai peredam
f:l?{:;''
e.
mengurangi suara
PembatasRuang
Pembatas ruang dimaksud untuk membedakan atau mengatur ruang. pemitihan bentuk dan disesuaikan dengan fungsi ruang yang hendak dihasitkan.
Bab
III
matei
pembatas sebaiknya
Unsur-Unsur Desain
I
6l
5.
Dinding Penyekat
Sering timbul kebutuhan akan pemagaran untuk keamanan atau membatasi ruang tanpa menampilkan pembatas visual/pandangan secara lengkap. Dinding penyekat yang diberi lubang pada permukaannya akan menambah daya tarik.
Pagar pembatas berkesan masif yang beiungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada ruang teftutup. Ruang menjadi sangat pribadi dengan pandangan visual yang terbatas.
Pagar pembatas berkesan tidak masif yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada ruang teftutup. Ruang menjadi terbuka dengan pandangan visual yang semakin luas.
62
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
c.
RUANG (SPACE)
Faktor utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia adalah terpenuhinya kebutuhan hidup' Yang dimaksud dengan kebutuhan hidup manusia adalah
tersedianya sandang, pangan, ruang hidup atau pemukiman, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Dari unsur-unsur tersebut, ruang memegang peranan penting bagi profesi Arsitektur Lansekap. Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia
di manapun dia berada, baik
secara psikologi, emosional [persepsiJ maupun dimensional. Manusia selalu berada dalam ruang,
bergerak serta menghayati, berpikir dan juga menciptakan ruang untuk menyatakan bentuk dunianya' Ciptaan yang artistik disebut ruang arsitektur. Ruang arsitektur
ini menyangkut interaksi antara ruang dalam dan ruang luar yang saling mendukung dan memerlukan penataan lebih ianjut.
l.
Pengertian Ruang
Ruang mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia. Semua kehidupan dan kegiatan manusia sangat berkaitan dengan aspek ruang. Adanya hubungan antara manusia dengan suatu objek, baik secara visual maupun secara indra pendengar, indra perasa, indra penciuman akan selalu menimbulkan kesan ruang. Para pakar yang mencoba menafsirkan ruang, memberikan pandangan yang berbeda-beda.
Imanuel Kant [EdwardPaul,l972: The Encyclopedia of Phitosophy,vol 3 dan 4 Mac Mil]ian Publishing hlm' 30BJ berpendapat bahwa: ...Ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pemikiran dan perasaan manusia.... Sedangkan filsuf Plato berpendapat bahwa: ..Ruang adalah suatu kerangka atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu berada.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata,
tetapi dapat dirasakan keberadaannya oleh manusia.
2.
Hubungan Manusia dengan Ruang
ini disebabkan manusia selalu bergerak dan berada di dalamnya. Ruang tidak akan ada artinya jika tidak ada manusia. Oleh karena itu, titik tolak dari perancangan ruang harus selalu didasarkan pada manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal
Hubungan manusia dengan ruang secara lingkungan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. b.
hubungan dimensional (antrometrics),
a.
HubunganDimensional:
hubungan psikologi dan emosiona| {proxemics).
Menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan manusia.
b.
Hubungan Psikologis dan Emosional: Hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia. Dalam hubungan manusia dengan ruang, Edward T. Hall [baca buku Forest wilson; Struktur Essensi Arsitektur, hal. 15] menuliskan bahwa: .... Salah satu perasaan kita yang penting
mengenai ruang ialah perasaan teritorial. Perasaan
ini memenuhi kebutuhan dasar
identitas diri, kenyamanan, dan rasa aman pada pribadi manusia....
64
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
akan
3.
Pembatas Ruang atau Komponen pembentuk Ruang
a.
Lantai Sebagai bidang alas atau The Base, pengaruhnya terhadap pembentukan ruang sangat besar' Karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi ruang. permukaan lantai pada ruang dapat dibedakan menjadi 2 [dua] macam bahan, yakni [uraian lebih lengkap lihat bab selanjutnya tentang bahanlmaterial] : Bahan keras: misalkan batu, kerikil, pasir, beton, dan aspal. Bahan lunak: misalkan berbagai jenis tanaman, dan rumput. Sebidang lantai yang mempunyai sifat bahan berbeda dari permukaan lantai sekitarnya akan memberikan kesan tersendiri dan berbeda satu dengan lainnya.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
Selain perbedaan bahan lantai, perbedaan tinggi pada suatu bidang lantai akan membentuk kesan dan fungsi ruang yang baru tanpa mengganggu hubungan visual antara ruang-ruang
tersebut.
Pengaruh perbedaan bahan tersebut dipergunakan untuk membedakan fungsifungsi ruang luar yang berlainan.
Pada ruang luar yang luas, perbedaan tinggi tantai pada sebagian bidangnya dapat mengurangi rasa monoton dan mencipta' kan ruang yang lebih manusiawi.
66
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
b.
Dinding Sebagai pembatas ruang, dinding atau dapat disebut ?"fte Verticals dapat dibedakan menjadi
3 (tigal macam, yaitu:
Dinding Masif
Permukaan tanah yang miring dan veriikal
Bentukan tanah yang miring dapat menjadi elemen veftikal untuk membentuk ruang Tembok batubara, merupakan dinding masif yang memberi kesan kuat dan padat
l{
Dinding bangunan atau tembok berupa pasangan batu bata atau kayu dan sebagainya mempunyai sifat yang kuat dalam pembentukan ruang.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
67
Dinding Transparan Dinding ini terdiri dari bidangyang transparan, seperti: wasll daml diLiha: waLauoun Ftna*dawa* ' diba'ai; di^d^to ;e &
Pagar bambu, logam, kayu yang tidak dapat padat membentuk dinding transparan. Disebut transparan karena pemandangan ke arah luar dinding masih dapat dilihat.
6B
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pepohonan dan semak yang renggang. Sifat dinding ini kurang kuat dalam pembentukan ruang.
c.
Dinding Semu Dinding semu merupakan dindingyang dibentuk oleh perasaan pengamat seterah mengamati suatu obiek atau keadaan' Dinding ini dapat terbentuk oleh garis-garis batas, mrrutnya ga.il batas air sungai, air laut, cakrawala, dan batas lantai trotoar.
y,: f:i::s "::',:: u u nt k ^'::?1: bed 1",1 n iu
b ata
se m
u
m em
a ka
te tb e n tu ngri
k *" o n
trot
",
n ain s i r)" "iQ ; ;"; ;: ;:;
"
ai
";;
Ruang semu berupa dahau yang terbentuk karena batas dinding tepian.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
r
69
Kesan ruang juga dipengaruhi oleh tinggi pandangan mata yang erat hubungannya dengan
tinggi dinding pembatas. Kesan ruang luar yang kuat dikelompokan menjadi:
1,. 2. 3.
tinggi dinding yang rendah sekali,
tinggi dinding sebatas mata manusia, tinggi dinding di atas kepala manusia.
Batas dinding dengan tinggi di bawah mata manusia memberikan kesan ruang yang kuat sebagai fungsi "pengarah". B.
Batas dinding
setinggi mata manusia memberikan kesan ruang yang
"jelas". Batas dinding dengan
linggi di atas kepala manusia memberikan kesan ruang yang tertutup serta menghasilkan ruang
"pengarahan yang (egas".
70
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
d.
Atap atau Penutup Atap atau dapat disebutThe Overhead, seperti halnya dengan dinding terbagi dalam 2 [duaj bentuk, yakni:
. .
penutup atap yang masif, penutup atap yang transparan.
Penutup atap yang masif antara lain susunan atap genting, bidang plafond (para-para) atau atap goa. Bila manusia berada di bawah atap tersebut, memberikan kesan "terlindungi" dari udara luar serla membentuk ruang yang padat.
Penutup atap yang transparan antara lain, susunan tajuk tanaman, atap
pergola, genteng tembus pandang, dan sebagainya. Kesan ruang yang ditimbulkan dari
pemakaian atap tersebut adalah menghasilkan kesan ruang yang semakin luas, bebas, dan mendekati suasana alami.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
77
4.
Batasan Ruang
a. b. c.
Tinggi di atas mata, fungsi ini sebagai "perlindungan." Tinggi sebatas dada, fungsinya adalah untuk "membentuk ruang paling terasa"' Tinggi di bawah pinggang, fungsi sebagai "pengatur lalu lintas" ataupun "pembentuk pola
sirkulasi."
d. e.
Tinggi sebatas lutut, fungsi sebagai "pola pengarah."
5.
Macam Ruang
Tinggi sebagai telapak kaki, fungsi sebagai "penutup tanah'"
Ruang berbentuk lorong, b.
72
Ruang berbentuk linier,
T
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
c. d.
Ruang berbentuk geometris, Ruang berbentuk mekanis [dipaksakanJ.
1. Ruang berbentuk lorong
3.
Ruang berbentuk geometris
r,ird:3;i:1:!L:
2. Ruang berbentuk linier
4.
Bab
III
Ruang berbentuk mekanis
Unsur-Unsur Desain
73
6.
Sirkulasi pada Ruang
Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan kegiatan atau aktivitas dan pola penggunaan tanah sehingga merupakan pergerakan dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Hubungan jalur sirkulasi dengan ruang dapat dibedakan meniadi 3 [tigal macam, yaitu:
Ruano
lr.
KawasaI
Ruano
Kawasail - E
Jatur lalu lintas "melalui" antar ruang. lntergritas masing-masing ruang kuat dan bentuk alurcukup fleksibel
Jalur "memotong" ruang. Mengakibatkan teriadinya ruang gerak dan ruang diam.
74
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Jalur "berakhif' pada ruang. Lokasi ruang menentukan a.ra! dan sering digunakan pada ruang bernilai fungsional atau simbolis.
7.
Elemen Desain pada Ruang
a.
Skala Elemen Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu. Ada 2 fdual macam skara {Franchis DK ching; Architecture, Form, space and order):
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
r
75
Skala Manusia Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang dengan dimensi tubuh manusia.
Perbandingan elemen pembentuk ruang dengan skala manusia. Perhatikan ketinggian meja counter dengan tinggi orang
Skala Generik Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan dengan sekitarnya.
Perbandingan elemen dengan skala generik. Perhatikan perbandingan antara perkiraan pot bunga dengan lebar kolam renang.
76
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
b. .
Bentuk Elemen Pada tata ruang, pengolahan bentuk-bentuknya dapat memengaruhi kesan pada ruang.
Bentuk
dasar dari suatu objek dapat bersifat statis atau bergerak, beraturan atau tidak beraturan, formal atau informal, geometris, masif, berat atau kuat, dan transparan. Pada bentuk-bentuk tersebut diclapatkan kualitas yang bersifat abstrak sebagai berikut flsaag: Approach to Architecture Design). Persegi dan Kubus Dapat digambarkan sebagai bentuk yang sederhana,
statis, stabil, dan bersifat kuat karena profil sudutnya.
Segitiga dan Piramida
Bentuk
ini bersifat stabil bila ditempatkan
dasarnya. Sedangkan
pada
bila dibalik akan bersifat labil.
Kedua
bentuk ini bersifat kuat karena profil sudutnya.
Lingkaran dan Bola
Bentuk ini dapat bersifat statis ataupun bergerak. Bila bentuk ini berdekatan dengan bentukbentuk yang menyudut, maka sifatnya akan terlihat licin dan
condong bergerak melingkar. Akan tetapi, bila dilihat tersendiri dari segala arah, bentuk ini akan bersifat memusat dan stabil.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
77
Tekstur Elemen Tekstur adalah titik-titik kasar halus yang tidak beraturan pada suatu permukaan benda. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya' Misalnya ukuran besar kecil, warna gelap terang, bentuk bulat persegi atau tidak beraturan. Warna Elemen Dalam arsitektur, warna dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu objek, ruang serta memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.
8.
Ruang Makro dan Ruang Mikro
Kaiau ada 4 [empatJ pohon dalam posisi yang berhadapan atau membentuk segi empat, maka keempat pohon tersebut akan membentuk ruang maya dengan sifat ruang yang transparan dan dapat pula mernbentuk "ruang mikro".
Ruang Luar Mikro
78
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bila kelompok ruang mikro tersebut dipersatukan akan menjadi "ruang makro."
Ruang Luar Makro
9. Orientasi
Gelap terhadap Bentuk Ruang
contoh penempatan orientasi getap pada perkerasan jalan sebagai ruang pengantar
Contoh penempatan orientasi gelap terhadap elemen aksentuasi
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
79
Contoh penempatan oientasi gelap pada trap atau tangga sebagai ruang pengantar
Contoh penempatan orientasi gelap yang terbentuk antara dinding sebagai ruang pengantar
10. Pencapaian Ruang Maslh dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi, beberapa sistem pencapaian terhadap
ruang pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi:
1. 2. 3.
pencapaian frontai, pencapaian ke samping, pencapaian memutar. Pencapaian Frontal
BO
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
I I I I I I I
Sistem pencapaian langsung mengarah dan lurus ke objek ruang yang dituju. pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.
Pencapaian ke
i "e
samping ft'
: Memperkuat efek objek perspektif yang dituju. Jalur pencapaian dapat dibelokan berkali-kali untuk memperbanyak squence sebelum mencapai objek.
Pencapaian memutar
'.EI:E.'
""i'"+.,j
Memperlambat pencapaian dan memperbanyak squence. Memperlihatkan tampak 3 (tigaJ dimensi dari objek dengan mengelilinginya.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
B1
D.
RUANGTERBUKA
l.
RuangTerbuka (Openspace)
Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan, yakni terwujudnya ruang
yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman di perkotaan bisa dilihat dari kemacetan yang semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan dengan bencana banjir atau longsor serta semakin hilangnya ruang terbuka (openspacel untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat. Sebagai wahana interaksi sosial, ruang terbuka diharapkan dapat mempertautkan seluruh
anggota masyarakat tanpa membedakan latar ilelakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas di ruang publik dapat bercerita secaia gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu masyarakat.
Ruangterbuka menciptakan karakter masyarakatkota. Tanpa ruang-ruang publikmasyarakat yang terbentuk adalah masyarakat maverick yang nonkonformis-individualis-asosial, yang anggota-anggotanya tidak mampu berinteraksi apalagi bekerja sama satu sama lain. Agar efektif sebagai mimbar, ruang publik haruslah netral. Artinya, bisa dicapai (hampirJ setiap penghuni kota. Tidak ada satu pun pihak yang berhak mengklaim diri sebagai pemilik dan membatasi akses ke ruang publik sebagai sebuah mimbarpolitik. Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat, baik secara langsung dalam
kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, dan ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan, dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya, ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka privat [memi]iki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi,
82
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
contoh halaman rumah tinggalJ, ruang terbuka semi privat (ruang publik yang kepemilikannya pribadi, namun bisa diakses langsung oreh masyarakat, contoh Senayan, Ancor) dan .urrg t".bukl umum fkepemilikannya oleh pemerintah dan bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu' contoh alun-alun dan trotoar). Selain itu, ruang ternrt, pun bisa diartikan sebagai ruang interaksi (kebun binatang, taman rekreasi, dan lain_lain).
Ditinjau dari pengertian di atas, ruang terbuka tidak selalu harus memiliki bentuk fisik (baca: lahan dan lokasiJ definitif. Dalam bahasa arsitektur, ruang terbuka yang telah berwujud fisik ini sering juga disebut sebagai ruang publik, sebutan yang sekali lagi menekankan aspek
aksesibilitasnya.
Ruang terbuka di daerah pehukitan atau padang
savanna.
rumput, Ruang terbuka di daerah , tepian danai, tepian
*"Jri.--
pantai.
Stephen carr dalam bukunya Public Space,ruang publik harus bersifat responsif, demokratis,
dan bermakna' Ruang publik yang responsif artinya harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Secara demokratis yang dimaksud adalah ruang publik itu seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat -ffi*-*.umum tanpa harus terkotak-kotakkan akibat
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan unsur demokratis dilekatkan sebagai salah satu
watak ruang publik karena ia harus dapat dijangkau faksesibel) bagi warga dengan berbagai kondisi fisiknya, termasuk para penderita cacat tubuh maupun lansia. Ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang publik ditinjau dari bentuk fisiknya dapat berupa Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Binaan fPublik atau PrivatJ.
Ruang Umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai poia. Ruang Umum
adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Dengan adanya kegiatan pertemuan bersama-sama antara manusia, maka kemungkinan akan timbulnya bermacam-macam kegiatan
pada ruang umum tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ruang umum ini pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan aktivitas tertentu dari manusia, baik secara individu atau secara berkelompok.
Ruang terbuka
di
daerah perkotaan, tanam kota, Ruang terbuka di daerah pedesaan, daerah kampung,
taman lingkungan, dan taman rekreasi.
a4
I
dukuh, desa, distrik, perkebunan.
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Kawasan yang dicadangkan sebagai Ruang Terbuka dapat berupa kawasan di wilayah perkotaan' pedesaan' wilayah peralihan desa kota; kawasan darat dan perairan yang telah
ditentukan
atau kawasan didasarkan pada zonasi atau kawasan hasil "overlays,, di mana perkembangan
dibatasi dan diawasi untuk menciptakan sebuah kawasan tak terbangun dalam sebuah komunitas atau wilayah' Kawasan ini dapat berupa kawasan milik umum atau dimiliki lembaga nirlaba atau
swasta.
Terminologi lain yang serupa dengan terminologi Ruang Terbuka, yaitu sebagai berikut. Kawasan Lindung yakni kawasan ruang terbuka yang dialokasikan bagi kepentingan proteksi sumber daya lansekap lokal. Ruang Terbuka Kota spesifik menunjukkan kepada kawasan cadangan ruang terbuka dalam setting wilayah perkotaan, termasuk di dalamnya area lansekap alamiah atau taman kota. falur Hiiau adalah kawasan ruang terbuka koridor linier yang menghubungkan ruang-ruang terbuka kota.
sabuk Hiiau {Green belt) adatah terminologi perencanaan lain yang mendeskripsikan sebuah
area ruang terbuka secara umum yang mengelilingi area perkotaan.
Infrastruktur Hiiau (Green infrastructureJ adaiah terminologi perencanaan untuk menunjukkan secara total lahan-lahan yang beium dikembangkan, area alamiah, tanah pertanian, dan jalur
perairan' dilindungi atau tidak dilindungi, di dalam sebuah komunitas atau wilayah tertentu. Suaka AIam dan suaka Margasatwa (Nature reserves and wildtife reJuges)adalah ruang terbuka yang dicadangkan bagi kepentingan proteksi fauna dan flora.
Kawasan cagar Budaya (cultural Landscape Heritage) adalah ruang terbuka satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
B5
Taman Nasional fNational parks) adalah kawasan cadangan ruang terbuka yang dikelola oleh negara untuk kepentingan kenyamanan pasif dan aktif manusia Qtassive or qctive human enjoyment) dan mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, periwisata, dan rekreasi alam.
Kawasan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satvva serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang dldominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan Iainnya
tidak dapat dipisahkan.
Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Wilayah Perkotaan merupakan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam suatu wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa atau suatu bentuk ciri kehidupan kota. Cagar Alam merupakan tempat yang karena keadaan aiamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satvva,
dan ekosistemnya, atau ekosistem tertentu yang perlu diiindungi dan perkembangannya
berlangsu ng secara alami.
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
86
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Cagar Biosfir adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi alam. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
HutanAlam Nasional (NationalforestsJ adalah ruang terbuka yang dicadangkan bagi kepentingan utama sebagai perlindungan hutan.
Kawasan Koridor Sungai (Riverscape) adalah ruang terbuka sepanjang aliran sungai dimulai dari bagian hulu sampai dengan bagian hilir atau muara dan menjadi tempat berlangsungnya interaksi antara aliran sungai, tata guna lahan dan ekosistem. Bentuk dari ruang umum ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2 [dua], yakni: Ruang Tertutup umum, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan. Ruang Terbuka umum, yaitu ruang umum yang terdapat di ruar bangunan.
2.
Ruang Terbuka Hiiau fGreen Openspaces)
Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green openspacesJ adalah kawasan atau areal permukaan
tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu atau sarana lingkungan atau kota, pengamanan jaringan prasarana atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah,
Ruang
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
B7
Terbuka Hljau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota. Sejumlah areal di perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, ruang publik, telah tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang cenderung berpola "kontainer" (container development), yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas sosial ekonomi, seperti mal, perkantoran, dan hotel yang berpeluang menciptakan kesenjangan antarlapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang "percaya diri"
untuk datang ke tempat-tempat semacam itu. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir di semua kota besar di
Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal, ruang terbuka hijau diperlukan untukkesehatan, arena bermain, olahraga, dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti strul
pusat perdagangan secara linier ke lima penjuru kota, sistem transportasi, dan berbagai insentif pengembangan kawasan, persampahan dan RTH, kota tersebut telah berhasil meningkatkan ratarata luasan RTH per kapita dari 1 m2 menjadi 55 m2 seiama 30 tahun terakhir. Sebagai hasilnya kota tersebut sekarang merupakan kota yang nyaman, produktif dengan pendapatan per kapita penduduknya yang meningkat menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggapan pengembangan RTH yang hanya akan mengurangi produktivitas ekonomi kota tidak terbukti. Kebijaksanaan pertanahan di perkotaan yang sejalan dengan aspek lingkungan hidup adalah jaminan terhadap kelangsungan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau ini mempunyai fungsi
"hidro-orologis", nilai estetika dan seyogianya sekaligus sebagai wahana interaksi sosial bagi penduduk di perkotaan. Taman-taman di kota menjadi wahana bagi kegiatan masyarakat untuk
88 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
acara keluarga, bersantai, olahraga ringan, dan lainnya, Demikian pentingnya ruang terbuka hiiau ini, maka hendaknya semua pihak yang terkait harus mempertahankan keberadaannya dari
keinginan untuk mengubahnya. Ruang Terbuka Hiiau (Green openspaces)
terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Lindung IRTHLJ
dan Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH BinaanJ.
Ruang Terbuka Hijau Lindung IRTHLJ adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami atau tanaman budidaya. Kawasan hijau Iindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dan sebagainya.
Ruang Terbuka Hijau Binaan IRTHBJ adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, dengan permukaan tanah didominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman.
Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara
ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air, pencegahan polusi udara, dan perlindungan terhadap flora.
3.
RuangTerbuka Binaan (BuiltOpenspaces)
Ruang Terbuka Binaan atau Built openspaces,terdiri dari Ruang Terbuka Binaan publik (RTBpu) dan Ruang Terbuka Binaan privat (RTBpVJ.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
Ruang Terbuka Binaan Publik IRTBPJ adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, dengan permukaan tanah didominasi keseluruhan oleh perkerasan. Ruang Terbuka Binaan Publik makro antara kawasan pelabuhan laut, daerah rekreasi, dan
lain ruang jalan, kawasan bandar
udara,
Ruang Terbuka Binaan publik mikro seperti mal di
lingkungan terbatas, halaman mesjid, halaman gereja, plaza di antara gedung perkantoran, dan kantin. Ruang Terbuka Binaan Privat [liTBPV) adalah ruang atau kawasan yang Iebih luas, baik dalam bentuk areal meman iang/ialur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbatas atau pribadi. Ruang Terbuka Binaan Privat antara lain seperti halaman rumah tinggal dengan berbagai luasan persil.
r
Koniponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bagan Struktur Ruang Terbuka (Rustam Hakim)
RUANG TERBUKA HIJAU
(RIH) RUANG TERBUKA HIJAU LINOUNC
(RrHr)
RUANG TERBUKA HIJAU BINAAN {RTH BINAAN)
Ruang Terbuka HUau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/ Jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang lumbuh secara alami atau tanaman budidaya.
Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/ jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, dengan permukaan tanah did-
Kawasan hijau lindung terdiri oari cagar alam di darutan dan
Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air. pencegahan polusi udara, dan perlindungan terhadap flora.
ominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman.
Adapun kawasan ruang terbuka hijau binaan dimanfaatkan untuk fasilitas umum rekreasi dan olahraga taman, kebun horlikultura, hutan kota. taman di lingkungan perumahan, pemakaman umum, jalur hijau umum, jalur hijau pengamanan sungai, jalur hijau pengamanan kabel tegangan tinggi, dan term asuk bangunan pele ngkap atau kelengkapannya.
RUANG TERBUKA BINAAN PUBL}K {RT8PU)
Ruang Terbuka Binaan publik (RTBP) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/ jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, dengan permukaan tanah d idom inasi keseluruh an ole h perkerasan.
Ruang Terbuka Binaan Publik makro antara lain ruang jalan, kawasan bandar udara,
Ruang Terbuka Binaan privat (RTBPV) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/ lalur atau mengelompok. di mana penggunaannya lebih bersifat terbatas atau pribadi. Ruang Terbuka Binaan privat antara lain halaman rumah tinggal dengan berbagai luasan persil.
kawasan pelabuhan laut, dan daerah rekreasi. Sedangkan Ruang Terbuka Binaan Publik mikro sepefti mal di lingkungan terbatas, halaman mesjid, halaman gereja, plaza di antara gedung perkantoran dan kantin
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
91
4.
RuangTerbukaUmum danKhusus
Pengertian tentang Ruang Terbuka Umum dapat diuraikan sebagai berikut.
a. b. c.
Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar masa bangunan. Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (wargaJ. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan [muitifungsi).
Contoh Ruang Terbuka Umum, yaitu jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi. Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut.
a. b.
Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak di luar masa bangunan. Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus atau spesifik.
Contoh ruang terbuka khusus, yaitu taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
5.
Ruang Terbuka dan Lingkungan Hidup
Menurut Ian C.Laurie, ruangterbuka dalam lingkungan kehidupan flingkungan alam dan manusiaJ dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a.
RuangTerbuka sebagai sumberproduksi, antaralain berupa daerah hutan, daerah pertanian, daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah perairan (reservoir, energiJ, daerah perikanan, dan lainnya.
b'
Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia, antara lain berupa cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa, dan taman nasional.
92 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
c'
'Ruang Terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan, yaitu antara lain melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan dan
memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi, dan daerah taman lingkungan.
6.
Ruang Terbuka Ditiniau dari Kegiatannya
Menurut kegiatannya, Ruang Terbuka terbagi atas terbuka aktifdan Ruang terbuka pasif. Ruang terbuka
2 fdual jenis ruang terbuka, yaitu
Ruang
aktif adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di
dalamnya, misalkan bermain, olahraga, dan jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja,
dan penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi. Ruang terbuka pasifadalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia, misalkan penghijauan tepian jalur jaian, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.
7.
Ruang Terbuka Ditiniau dari Segi Bentuk
Menurut Rob Rimer (lJrban Space) bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Ruang terbuka berbentuk memanjang dan Ruang terbuka berbentuk
[koridor)
membulat.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
Ruang terbuka bentuk memanjang fkoridor) pada umumnya hanya mempunyai batas pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang terbuka jalan dan bentuk ruang terbuka sungai.
Ruang terbuka bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas
di
sekelilingnya,
misalkan bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan olahraga.
8.
Ruang Terbuka Ditiniau dari Sifatnya
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu Ruang terbuka lingkungan dan Ruang
terbuka antarbangunan. Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan
sifatnya umum. Ruang terbuka antarbangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
9.
FungsiRuangTerbuka
Fungsi Sosial Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain, yaitu:
a. b. c.
94
tempat bermain dan olahraga, tempat bermain dan sarana olahraga, tempat komunikasi sosial,
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
d. e. f. g. h' i'
tempat peralihan dan menunggu, tempat untuk mendapatkan udara segar, sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya, pembatas di antara massa bangunan, sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan, sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan Iingkungan.
Fungsi Ekologis Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain, yaitu: a. penyegaran udara, memengaruhi, dan memperbaiki iklim mikro, b. menyerap air hujan,
c. d. e.
pengendali banjir dan pengatur tata air, memelihara ekosistem tertentu dan perrindungan prasma nuftah, pelembut arsitektur bangunan.
10' Pendekatan Kebutuhan Ruang Terbuka Hiiau Berdasarkan Fungsinya Pendekatan ini didasarkan pada bentuk-bentuk fungsi yang dapat diberikan oleh ruang terbuka
hi,au terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan atau dalam upaya memper-
tahankan kualitas yang baik.
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
95
Daya Dukung Ekosistem
Perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau dilandasi pemikiran bahwa ruang terbuka hijau tersebut merupakan komponen alam, yang berperan menjaga keberlanjutan proses di dalam ekosistemnya. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau dipandang memiliki daya dukung
terhadap keberlangsungan lingkungannya. Dalam hal ini ketersediaan ruang terbuka hijau di dalam lingkungan binaan manusia minimal sebesar
Pengendalian
Gas
30%0.
Berbahaya dari Kendaraan Bermotor
bersifatmenurunkan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, terutama yang berbahaya sekaii adalah dari golongan Nox, CO, dan SO2. Diharapkan ruang terbuka hijau mampu mengendalikan Gas-gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sebagai gas buangan
keganasan gas-gas berbahaya tersebut, meskipun ruang terbuka hijau sendiri dapat menjadi sasaran kerusakan oieh gas tersebut. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan adalah
mengadakan dan mengatur susunan ruang terbuka hijau dengan komponen vegetasi di dalamnya yang mampu menjerat maupun menyerap gas-gas berbahaya. Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia fNizar Nasrullah] telah menunjukkan keragaman kemampuan berbagai jenis pohon dan tanaman merambat dalam kaitannya dengan kemampuan untuk menjerat dan menyerap gas-gas berbahaya tersebut. Perkiraan kebutuhan akan jenis vegetasi sesuai dengan maksud ini tergantung pada jenis dan jumlah kendaraan serta susunan jenis dan jumlahnya.
Sifat dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau yang diunggulkan adalah kemampuannya
melakukan aktivitas fotosintesis, yaitu proses metabolisme
di
dalam vegetasi dengan
menyerap gas CO2,lalu membentuk gas oksigen. CO2 adalah jenis gas buangan kendaraan
bermotor yang berbahaya lainnya, sedangkan gas oksigen adalah gas yang diperlukan bagi kegiatan pernafasan manusia. Dengan demikian ruang terbuka hijau selain mampu mengatasi
96
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
gas berbahaya dari kendaraan bermotor, sekaligus juga menambah suplai oksigen yang diperlukan manusia' Besarnya kebutuhan ruang terbuka hijau dalam mengendalikan gas karbon dioksida ini ditentukan berdasarkan target minimal yang dapat dilakukannya untuk mengatasi gas karbon dioksida dari sejumlah kendaraan dari berbagai jenis kendaraan di kawasan perkotaan tertentu. P eng
amana n Ling kung an H i drolog i s
Kemampuan vegetasi dalam ruang terbuka hijau dapat dijadikan alasan akan kebutuhan keberadaan ruang terbuka hijau tersebut. Dengan sistem perakaran yang baik, akan ]ebih menjamin kemampuan vegetasi mempertahankan keberadaan air tanah. Dengan semakin
meningkatnya areal penutupan oieh bangunan dan perkerasan, akan mempersempit
keberadaan dan ruang gerak sistem perakaran yang diharapkan, sehingga berakibat pada
semakin terbatasnya ketersediaan air tanah.
Dengan semakin tingginya kemampuan vegetasi dalam meningkatkan ketersediaan air tanah' maka secara tidak langsung dapat mencegah
terjadinya peristiwa intrusi air laut ke
dalam sistem hidrologis yang ada, yang dapat menyebabkan kerugian berupa penurunan kualitas air minum dan terjadinya korosi atau penggaraman pada benda_benda tertentu.
Pengendaliqn Suhu Udara perkotaan Dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan evapo-transpirasi, maka vegetasi dalam ruang terbuka hiiau dapat menurunkan tingkat suhu udara perkotaan. Dalam skala yang Iebih Iuas lagi' ruang terbuka hijau menunjukkan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan 'heat island' atau 'purau panas', yaitu gejala meningkatnya suhu udara di pusat_pusat perkotaan dibandingkan dengan kawasan di sekitarnya.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
r
Tingkat kebutuhan ruang terbuka hijau untuk suatu kawasan perkotaan bergantung pada suatu nilai indeks, yang merupakan fungsi regresi linier dari persentase luas penutupan ruang terbuka hijau terhadap penurunan suhu udara. fika suhu udara yang ditargetkan telah ditetapkan, maka melalui indeks tersebut akan dapat diketahui luas penutupan ruang terbuka hijau minimum yang harus dipenuhi. Namun yang harus dicari terlebih dahulu adalah nilai dari indeks itu sendiri.
Pengendalian Thermoscape di Kawasan Perkotaan Keadaan panas suatu lansekap (thermoscapeJ dapat diladikan sebagai suatu model untuk perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau. Kondisi Thermoscape ini tergantung pada
komposisi dari komponen-komponen penyusunnya. Komponen vegetasi merupakan komponen yang menunjukkan struktur panas yang rendah, sedangkan bangunan, permukiman, paving, dan konstruksi bangunan lalnnya merupakan komponen dengan struktur panas yang tinggi. Perimbangan antara komponen-komponen dengan struktur panas rendah dan tinggi tersebut akan menentukan kualitas kenyamanan yang dirasakan oleh manusia. Guna mencapai keadaan yang diinginkan oleh manusia, maka komponenkomponen dengan struktur panas yang rendah fvegetasi dalam ruang terbuka hijau) merupakan kunci utama pengendali kualitas thermoscape yang diharapkan. Keadaan struktur panas komponen-komponen dalam suatu keadaan thermoscape ini dapat diukur dengan mempergunakan kamera inframerah. Keadaan panas suatu ruang lansekap yang dirasakan oleh manusia merupakan indikator penting dalam menilai suatu struktur panas yang ada. Guna memperoleh keadaan yang ideal,
maka diperlukan keadaan struktur panas yang dirasakan nyaman oleh manusia. Dengan demikian, terdapat suatu korelasi antara komponen-komponen penyusun struktur panas dalam suatu keadaan thermoscape tertentu dan rasa panas oleh manusia. Secara umum
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
dinyatakan bahwa komponen-komponen dengan struktur panas rendah dirasakan lebih nyaman dibandingkan dengan struktur panas yang lebih tinggi.
f. -
Pengendalian Bahaya-Bahaya Lingkungan Fungsi ruang terbuka hijau dalam mengendalikan bahaya lingkungan terutama difokuskan pada dua aspek penting, yaitu pencegahan bahaya kebakaran dan perlindungan dari keadaan
darurat berupa gempa bumi.
-
Ruang terbuka hijau dengan komponen penyusun utamanya berupa vegetasi mampu mencegah menjalarnya luapan api kebakaran secara efektif, dikarenakan vegetasi mengandung
air yang menghambat sulutan api dari sekitarnya. Demikian juga dalam
menghadapi risiko gempa bumi yang kuat dan mendadak, ruang terbuka hijau merupakan tempat yang aman dari bahaya runtuhan oleh struktur bangunan. Dengan demikian, ruang terbuka hijau perlu diadakan dan dibangun di tempat-tempat strategis di tengah-tengah lingkungan permukiman.
11. Pendekatan Kebutuhan Ruang Terbuka Hiiau Berdasarkan Fungsinya
Pendekatan ini didasarkan atas satu atau lebih manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna, terutama di kawasan perkotaan. Secara umum manfaat yang diinginkan adalah berupa perolehan kondisi dan atau suasana yang sifatnya membangun kesehatan jasmani dan rohani manusia adalah sebagai berikut.
a. b. c.
Peningkatan kesehatan dan kesegaran lingkungan. Penciptaan susunan ruang vista. Penciptaan ruang bagi pendidikan Iingkungan.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
99
Pola Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Beberapa Kota Besar Pola pengembangan ruang terbuka hijau di berbagai kota memiliki keragaman penanganan
yang disesuaikan dengan kondisi fisik wilayah, pola hidup masyarakat, dan konsistensi kebijakan pemerintah.
Berikut akan diuraikan beberapa kasus pengembangan ruang terbuka hijau kota sebagai bahan komparasi untuk memperoleh masukan yang komprehensif . mengenai rumusan bentuk pengaturan yang akan dihasilkan. b.
Ruang Terbuka Hijau di Luar Negeri Kesadaran pembangunan perkotaan berwawasan lingkungan di negara-negara maju telah berlangsung dalam hitungan abad. Pada zaman Mesir Kuno, ruang terbuka hijau ditata dalam
bentuk taman-taman atau kebun yang tertutup oleh dinding dan lahan-lahan pertanian seperti di lembah sungai Efrat dan Trigis, dan taman tergantung Babylonia yang sangat mengagumkan, The Temple of Aman Karnak, serta taman-taman perumahan.
Selanjutnya bangsa Yunani dan Romawi mengembangkan Agora, Forum, Moseleum, dan berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyarakatnya dan sekaligus lambang kebesaran dari pemimpin yang berkuasa saat itu.
Berikutnya pada zaman Meldevel, pelataran gereja yang berfungsi sebagai tempat berdagang,
berkumpul sangat dominan sebelum digantikan zaman Renaisance yang glamour dengan plaza, piazza, dan square yang luas dengan hiasan detail yang menarik. Seni berkembang secara optimal saat ini, sehingga implementasi keindahan dan kesempurnaan rancangan seperti Versailles dan kota Paris menjadi panutan dunia.
100 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Gerakan baru yang lebih sadar akan arti lingkungan melahirkan taman kota skala besar dan dapat disebut sebagai pemikiran awal tentang sistem ruang terbuka kota. Central park New York oleh Frederick Law olmested dan calvert Voux melahirkan profesi Arsitektur Lansekap yang kemudian berkembang dan mendunia.
Melihat kenyataan tersebut tampaknya kebutuhan ruang terbuka yang tidak hanya mengedepankan aspek keleluasaan, namun juga aspek kenamanan dan keindahan di suatu kota sudah tidak dapat dihindari lagi, walaupun dari hari ke hari ruang terbuka hijau kota menjadi semakin terdesak. Beberapa pakar mengatakan bahwa ruang terbuka hijau tidak boleh kurang dari30o/o, Shirvani (i985l atau 1.200 m2 tajuk tanaman diperlukan untuk satu orang, Grove [1983). Bagaimana kota-kota di mancanegara menghadapi hal ini? Berikut diuraikan beberapa kotakota yang dianggap dapat mewakili keberhasilan Pemerintah Kota dalam pengelolaan ruang terbuka hijau kota' Singapura, dengan luas 625 Km2 dan penduduk 3,6 juta pada tahun 2000
dan kepadatan 5.200 iiwa/Km2, diproyeksikan memiliki ruang terbangun mencapai 690/o dari luas kota secara keseluruhan. Dalam rencana digariskan 24o/o atau 177 Km2 sebagai ruang terbuka, sehingga standar ruang terbukanya mencapai 0,9 ha per 1.000 orang. Tokyo,
melakukan perbaikan ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan, kawasan industri, hotel dan penutupan beberapa jalur jalan. Walaupun luas kota Tokyo sangat terbatas, namun Pemerintah kota tetap mengusahakan taman-taman tersebul yang memiliki standar 0,21ha per 1.000 orang. Sementara itu, pendekatan penyediaan ruang terbuka hijau yang dilakukan di Bombay, India, dapat pula dijadikan masukan awal untuk dapat memahami Hierarki Ruang Terbuka Hijau di Iingkungan permukiman padat. Menurut Correa (1988), dalam penelitian tersebut dikatakan
bahwa apabila diabstraksikan kebutuhan akan hal-hal yang bersifat sosial tercermin di
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
101
dalam 4 fempat) unsur utama, yaitu: o ruonB keluarga yang digunakan untuk keperluan pribadi;
. . '
daerah untuk bergaul atau sosialisasi dengan tetangga; daerah tempat pertemuan warga;
daerah ruang terbuka utama yang digunakan untuk kegiatan bersama seluruh warga masyarakat.
Penelitian ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa diperkirakan 75%o fungsi ruang terbuka hiiau dapat tercapai. Hal ini dikarenakan padatnya tingkat permukiman, sehingga ruang
terbuka berfungsi menjadi daerah interaksi antar-individu yang sangat penting bahkan dibutuhkan.
lakarta dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 9.000.000 jiwa, merupakan kenyataan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam menentukan besarnya Ruang Terbuka Hijau pada kawasan permukiman padat.
Untuk menentukan standar RTH perlu dibuatkan suatu penelitian berdasarkan studi banding standar yang berlaku di negara lain.
IOZ I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
c.
Kondisi Ruang Terbuka Hijau Kota-Kota Besar Populasi (juta jiwa)
RTH (m2ljiwa)
1
Singapura
2,70
7,0
2
Baltimore
0,93
27,0
3
Chicago
3,37
8,80
4
San Fransisco
0,66
32,20 45,70
5
Washington DC
0,76
6
Muenchen
1,27
17,60
7
Amsterdam
0,81
29,40 15,10
8
Geneva
I
0,17
Paris
2,60
8,40
10
Stocholm
1,33
80,1 0
't1
Kobe
12
Tokyo
1,40
8,10
,80
2,10
11
Sumber: Liu Thai Ker, 19g4
Dalam rangka optimalisasi distribusi penyediaan ruang terbuka hijau kota, contoh kasus pengembangan pembangunan pertamanan yang diterapkan di Roterdam (A.B Grove dan R.w cresswell dalam city LandscopeJ dapat dikemukakan tabel di bawah ini.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
103
Ruang Terbuka Hijau Kota Roterdam terbagi sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut
ini.
Tabel Pembagian Ruang Terbuka Hiiau Kota Roterdam Unit
1
Jenis Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau di Lokasi Perumahan (House Block Greenspace)
2
. . . .
Luas
-
+ 50
* 5000 m2
|arak Tempuh, max = 250 m
Lokasi: di dalam area perumahan Standar :2,8
-
3,7 mz/penduduk
Ruang Terbuka Hijau di Bagian Kota
(Quarter Greenspace)
3
Hijau Keterangan
. . . .
Luas = 5000m2
- 40.000 m'z(4 HaJ
Jarak Tempuh, Max = 400 m
Lokasi: radius + 300 Standar :3,6
-
500 m
- 4,5 m'z/penduduk
Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Kota
(District Greenspace)
. . . . .
Luas = minimal 80.000 m'z[B HaJ Jarak tempuh, max = 800 m
Lokasi : di wilayah kota
Standar:3,7 - 4,8 mz/penduduk Ruang Terbuka ini melayani 2
s/d3
ruang terbuka hijau bagian wilayah kota
1A4 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ruang Terbuka Hijau Kota
(Town Greenspace)
. .
Luas
=20-20AHa
Dapat berfungsi sebagai daerah
rekreasi
.
Standar :9
-
lZ,B m2/penduduk
Ruang Terbuka Hijau di Dalam Negeri Hampir semua studi mengenai perencanaan kota [yang dipublikasikan dalam bentuk rencana umum tata ruang kota dan pendetailannyal menyebutkan bahwa kebutuhan ruang terbuka di perkotaan berkisar antara 30% hingga 400l0, termasuk di dalamnya bagi kebutuhan jalan, ruang-ruang terbuka perkerasan, danau, kanal, dan lain-lain. Hal ini berarti keberadaan ruang terbuka hijau [yang merupakan sub komponen ruang terbukal hanya berkisar antara 10o/o-L50/o.
Kenyataan ini sangat dilematis bagi kehidupan kota yang cenderung berkembang, sementara kualitas lingkungan mengalami degradasi atau kemerosotan yang semakin memprihatinkan. Ruang terbuka hiiau yang notabene diakui merupakan alternatifterbaik bagi upaya recovery
fungsi ekologi kota yang hilang, harusnya menjadi perhatian seluruh pelaku pembangunan
yang dapat dilakukan melalui gerakan sadar lingkungan, mulai dari level komunitas pekarangan hingga komunitas pada level kota.
Di Surabaya, kebutuhan ruang terbuka hijau yang dicanangkan oleh pemerintah Daerah sejak tahun 1992 adalah 20-30o/o. Sementara kondisi eksisting ruang terbuka hijau baru mencapai kurang dari 10% [termasuk ruang terbuka hijau pekarangan]. Hasil studi yang dilakukan oleh Tim Studi dari Institut Teknologi 10 November Surabaya tentang peranan Sabuk Hijau Kota Raya tahun 1gg2/1gg3 menyebutkan bahwa luas RTH berupa taman,
jalur
hijau, makam, dan lapangan olahraga adalah + 4rg,39 Ha atau dengan kata lain pemenuhan
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
f
10S
kebutuhan RTH baru mencapai 1,67 m2/penduduk. Jumlah ruang terbuka hijau tersebut sangat tidak memadai jika perhitungan standar kebutuhan dilakukan dengan menggunakan hasil proyeksi Rencana Induk Surabaya2000 saat itu, yaitu 10,03 m2/penduduk.
Di Yogyakarta, Iuas ruang terbuka hijau kota berdasarkan hasil inventarisasi Dinas Pertamanan dan Kebersihan adalah 51.L08 m2 atau hanya sekitar 5,11 Ha [1,6% dari luas kotaJ, yang terdiri dari 62 taman, hutan kota, kebun raya, dan jalur hijau. Bila jumlah luas tersebut dikonversikan dalam angka rata-rata kebutuhan pendudu[ maka setiap penduduk Yogyakarta hanya menikmati 0,1 m2 ruang terbuka hijau.
Dibandingkan dengan dua kota yang telah disebutkan di atas, barangkali pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau bagi penduduk di Kota Bandung masih lebih tinggi. Hingga tahun 1999, tiap penduduk Kota Bandung menikmati +1,61 m2 ruang terbuka hijau. Angka
ini merupakan kontribusi eksisting ruang terbuka hijau yang mengkover Kota
Bandung
dengan porsi +15% dari total distribusi pemanfaatan lahan kota.
E.
RUANG DAN WAKTU
Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya tentang pengertian dari ruang. Pada dasarnya keberadaan ruang sudah ada sejak manusia diciptakan dan tidak diciptakan, namun kala itu keberadaan ruang sangat terasa dan dapat dirasakan [JO Simond,1907, Landscape Architecture,J.
Perasaan manusia terhadap ruang sangat berbeda satu dengan lainnya. Seseorang dapat merasakan ruang, namun belum tentu akan terasa oleh orang lain. Ruang memberikan persepsi
yang berbeda tergantung dari perasaan manusia. Menurut Rudolf Arnheim, "Ruang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak terbatas seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan dan mempunyai kapasitas untuk diisi benda." Sedangkan menurut Imanuel
106 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
rrll'lluangbukanlahsesuatuyangobjektifataunyata,tetapimerupakansesuatuyangsubjektif -,iragai hasil pikiran dan perasaan manusia.,,
Bentukan Goa (Cave) alami merupakan
*"rg pribudi yang pertama kali dimanfaatkan oteh manuia pufua ffntuk3n Goa (Cave) atami pada dimanfaatkan sebagai objek rekreasi.
untuk melindungi keselamatan diinya binatang dan makhtuk lainnya.
l.
dai
rr",,ik"uffirp"t
gangguan
Pengertian Waktu
Pengertian waktu menurut Einstein: ...waktu merupakan dimensi ke-4 fempatJ dari bumi. Sedangkan menurutAristoteles [The PhytagorasJ disebutkan
bahwa waktu merupakan kenyataan yang terus berlangsung, tidak tergantung pada obiek lain dan tanpa hubungan langsung dengan fenomena Iain.
Kita terbiasa dengan pemikiran bahwa setiap objek mempunyai 3 [tigal dimensi, namun perlu dipertimbangkan seperti yang dikatakan oleh Einstein bahwa ada dimensi lain, yakni waktu.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
to7
Waktu merupakan dimensi fbesaran dari ruang dan ruang merupakan besaran dari waktu). Jadi,
wakttt dan ruang akan saling ketergantungan satu sama lainnya. Sebab gerakan dan pertukaran selalu sama.
2.
Ruang dan Waktu dalam Kaitannya dengan Desain Lansekap
Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor waktu. Pengertian desain lansekap adalah suatu usaha penajaman dari pemikiran atau produk site planning fperencanaan tapak) yang herhubungan dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat
diperoleh dari kombinasi autara elemen alam dan struktur buatan manusia.
Ruang yang dibatasi oleh bangunan dan tanaman
Ruang yang dibatasi oleh elemen alami
Di dalam desain iansekap, pembentukan ruang berupa 3 ftiga) dimensional, yaitu dengan cara memberikan karakteristik ruang pada tata nilai ruang itu sendiri. Ruang yang terjadi dapat dibagi dan dibentuk berdasarkan elemen alam berupa bentukan permukaan tanah ataupun penempatan massa tanaman.
108 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Ruang alami dapat terbentuk oleh proses alam, sedang ruang binaan dapat pula dibentuk oleh manusia sebagai hasir rekayasa penempatan eiemen-elemen alam.
3.
Hubungan Ruang dan Waktu dalam BentukAktivitas
Teriadinya suatu rllang pusat kegiatan sangat tergantung pada waktu. Bila kegiatan ha'ya berlangsung pada saat tertentll dan pada saat lainnya ticlak ada kegiatan, maka ruang seolah-olah menjadi tidak berfungsi atau clengan kata lain, mati. Kegiatan sehubungan waktu dapat dibedakan menurut iam kerja, jam aktivitas siang dan malam serta hari libur' Masing-masing pusat kegiatan memptinyai ciri waktu yang berbeda. Dengan demikian diperlukan pengolahan l
sebagai contoh, pacla malam hari apabila kegiatan perbelanjaan telah tutup, rnak;r kecenderungan hilir mudik pernakai jalarr rnenjadi sepi. Hal ini perlu dihindarkan. oleh karena itu' perlu dipikirkan pemanfaalan ruang jalan tersebut untuk kegiatan lain, n.risall
Iima untuk menghiclupkan sllasana malam hari dan sekaligus rneniberikan pengamatan yang
berbeda bagi pejalan kaki.
4.
Faktor Waktu dalam perancangan
Secara khusus, konsep perancangan terhaelap suatu tapak terlihat dari proses waktu, yaitu:
. . .
faktor historis waktu lalu; dinamika keadaan sekarang;
pandangan akan suatu masa depan;
Bablll Unsur-UnsurDesain
I
109
Suatu contoh di mana faktor waktu dimasukkan ke dalam pertimbangan konsep perancangan tapak adalah seperti yang dilakukan oleh Arsitek Lansekap Frederick Law Olmsted dan Calvert Vaux dalam merencanakan Central Park di Newyork tahun 1858. Konsep perancangan yang disajikan sebagai berikut.
1,.
Adanya pemikiran area tenang di sisi kota yang berkembang menjadi permukiman, sehingga diprediksikan bahwa Central Park akan menjadi salah satu tempat bagi penduduk kota New
York untuk beristirahat, berekreasi, dan menikmati pemandangan.
2.
Telah diprediksikan pertambahan jumlah penduduk kota New York di masa datang, sehingga kebutuhan akan sarana rekreasi semakin penting. Pemikiran tersebut ternyata benar.
3'
Meramalkan suatu saat nanti taman-taman umum akan dikelilingi oleh tembok-tembokyang berasal dari gedung-gedung di sekitarnya. Dengan pertimbangan tersebut, maka konsep pembatas diusahakan terbuka dan menutupi tembok bangunan dengan pepohonan yang bersuasana pedesaan.
4.
Jenis tanaman pada saat ditanam mempunyai ketinggian 3 meter, dengan berjalannya waktu
maka pepohonan tersebut terus tumbuh maksimal menjadi 15 meter. Hal ini mengakibatkan perubahan ruang yang hendak diciptakan. Jelaslah bahwa elemen pohon dalam desain yang
terus tumbuh saat demi saat sesuai dengan waktu akan memengaruhi bentuk desain. Dari uraian di atas jeiaslah bahwa perancangan Central Park tersebut mempertimbangkan faktor waktu untuk masa depan antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.
110 I
KomponenperancanganArsitekturLansekap
Denah centrar pafu-New york karya Frederick Law ormstead dan carveft vaux
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I ttl
Kondisi Central Park- New York karya Frederick Law Olmstead dan Calveft Vauxdi beberapa lokasi. Pepohonan de ngan berbag ai spe sie s mendomi nasi tapak memberikan kesan alami. Nanun demikian tersedia pula berbagai aktivitas keperluan penduduk kota New York untu k be rekreasi, be ri stirah at, dan berkomunikasi. Dengan adanya Central Park menjadi landmark kota.
5.
Uraian Sekilas tentang Central Park - NewYork
Gagasan Central Park timbul dari usulan masyarakat kota New York tahun L7B5 untuk membuat
semacam tempat yang luas dan besar guna mengurangi suasana kepadatan kota. Dengan panjang
9,6 Km dan lebar 4 Km, ditinjau dari perencanaan kota New York, gagasan tersebut dapat
LLz
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
diterima mengingat terjadi kepadatan yang tinggi di kota. park tersebut dapat dipergunakan untuk menghasilkan kesegaran udara kota (paru-paru kotal serta memberikan suasana rural bagi penduduk kota (refreshment of mind and nerves). Gagasan ini kemudian disayembarakan [1857-1858J dan pemenangnya adalah perusahaan Green wards Group fvaux and olmsted].
Pengaruh konsep gardening gaya Inggris sangat kuat, yaitu ditandai dengan adanya kesederhanaan dalam karya desain dan perencanaannya memperlihatkan potensi site ftapakJ yang menarik serta menutupi bagian yang buruk. Di beberapa tempat dengan maksud agar
diperoleh orientasi maka ditemp atkanmeadowsyang merupakan ruang bersuasana alami dengan batasannya adalah tatanan pepohonan. olmsted sudah memprediksikan dan memproyeksikan bagaimana keadaan daerah sekeliling di masa yang akan datang dan hal itu dilakukan dengan menerapkan konsep protection untuk menjaga perkembangan bangunan di sekitarnya. Ruang di dalam park diisi dengan berbagai aktivitas agar ruang yang terbentuk mempunyai fungsi. untuk menghubungkan aktivitas, dibuatkan sistem sirkulasi dalam hutan buatan yang diibaratkan sebagai suatu sungai dengan meadows sebagai danau. untuk membedakan dan menjaga keselamatan pejalan Park tersebut
kaki, maka dibedakan antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan sistem terowongan bawah tanah (under pass). Kala itu sistem tersebut pertama kali diperkenalkan di dunia. Ruang dan waktu betul-betul dapat dibuktikan dalam spqce atau ruang ini. Kesan ruang yang dialami oleh pengendara kendaraan dan pejalan kaki sangat berbeda. penempatan pohon di sepanjang jalan dibedakan antara jalur pejalan kaki dan kendaraan. perbedaan dilakukan dengan
menentukan skala jarak dalam ruang yang memerlukan waktu. |adi, skala ruang menentukan
kesan suatu ruang' Di sini juga diperkenalkan sistem untuk melihat ruang semaksimum mungkin, yakni dengan mengarahkan sirkulasi dan menempatkan pengunjung pada titik yang tepat.
Bab
III Unsur-UnsurDesain
I
tL3
Dari segi engineering, Olmsted mempraktikan sistem vertical curve dan horizontal curye. Untuk lalu-lintas cepat dipergunakan horizontal curve, sedangkan untuk lalu-lintas lambat dipakai sistem vertical curve.
6.
Uraian Konsepsi Tata Letak dan Kegiatan dalam Central Park
Konsep tata letak tanaman dalam Central Park terbagi dalam: The Upper Park
Di sini ditampilkan tanaman dengan pola tanam formal planting, yaitu dengan memperhatikan architectural effect. Pada daerah tertentu, kesatuan karakter ditampilkan dengan mempersatukan kesatuan detail tanaman, baik bentuk tajuk, karakter batang maupun tekstur daun. The Lower
Park
Karakter dan jenis tanaman lebih heterogen, kondisi natural tidak ditonjolkan kecuali bukit karang sebagai reservoir. Sebagai daya tarik dengan fasilitas rekreasi dan area beristirahat. Kondisi tapak
bagian tengah dan barat dibuat tidak teratur. Pada bagian timur diolah menjadi tapak dengan kondisi permukaan berombak dengan hamparan rumput dan kebun yang teratur dan terpelihara. Sedangkan bagian selatan adalah meadows dengan bentuk permukaan tapak kasar dan berbatu, Hal ini memengaruhi pemilihan jenis tanaman pohon dan semak.
Transvered Road Ada
4 (empatJ transvered road yang langsung menghubungi Central Park dengan lingkungan
sekitarnya. Khusus pada acara tertentu, 3 (tiga] pencapaian jalan dibuat secara khusus.
L14 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Boundary Lines Diselesaikan dengan menanam pohon di sekeliling park dengan tujuan menutupi bangunan di seberang jalan sekaligus mendapatkan bayang-bayang ketedu han {scenic borrowed).
Barisan pepohonan di sekeliling park tersebut membentuk ruang bagi pejalan kaki {side walk) dan trotoar. Pagar dibuat setinggi 1.s0 meter untuk menghindari pedagang liar.
Entrance Pintu gerbang masuk central Park dibuat dari arah tersebut bebas dari aktivitas kepadatan.
fifth
avenue, mengingat kala
itu
daerah
Parade Ground Terletak di sisi sebelah barat seluas 25 Ha, terdiri dari tanah datar dan sebagian area meadows yang dipergunakan untuk kegiatan parade, Iatihan baris-berbaris kemiliteran, upacara khusus, dan festival.
Playground Terletak di sebelah bara! dilengkapi dengan bangunan untuk fasilitas olahraga di dalam ruangan.
Reservoir Reservoir lama dan baru mempunyai daya tarik bagi pejalan kaki dan pengendara bermotor, karena sudut pandangan ke arah tersebut dibuat terbuka hingga tidak terhalang oleh pandangan
Iain.
Bab
ill
Unsur-Unsur Desain
I
11s
Arboretum Dimanfaatkan sebagai tempat koleksi tanaman langka dan tanaman ilmiah. Diletakan di sisi sebelah timur laut dengan susunan nonformal. Pada areal ini dikoleksi tanaman khas Amerika dan lainnya dalam bentuk Botanical Garden.
7.
Pengaruh Central Park terhadap Warga Setempat
Keberadaan Central Park memberikan pengaruh positif bagi warga setempat, khususnya dan warga Amerika pada umumnya. Hal ini dikarenakan:
a' b.
memberikan dorongan untuk rekreasi di ruangterbuka dengan segala musim bagi penduduk dan pendatang lainnya; rencana public park dengan sistem lalu-lintasnya memberikan pengaruh pada struktur kota, sehingga masyarakat sadar akan suatu kebutuhan ruang terbuka;
c. d.
merupakan pionir perkembangan ruang terbuka di Amerika; dengan berhasilnya karya Central Park ini, maka arsitektur lansekap diakui sebagai suatu
profesi. Melihat uraian tentang Central Park tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa setiap arsitek lansekap senantiasa perlu memikirkan dan memprediksikan perkiraan perkembangan di sekitar tapak yang dirancangnya di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan agar tapak yang dirancang dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan pemekaran Iingkungan selanjutnya.
116 f
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
J*
;e{;14{,Adk$:,;}{ r;x*i,,e* j;;,
Pt("/" 'l,, rrl,tn cErrxn JsrrF !t ?r'r Central Park meniadi kebanggaan masyarakat kota New York dan sangat bermanfat bagi kehidupan kota untuk berekreasi.
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
lLz
F.
RUANGMATI
Mengapa kita perlu memahami adanya ruang mati atau ruang negatifz Ruang negatif di dalam desain harus dihindari. Bila ini terjadi maka perancangan ruang yang diolah, menandakan belum adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan. Ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi menjadi sebagai berikut.
1.
Ruang Positif
Suaturuangterbukayangdiolahdenganpeletakanmasabangunan ....' atau objek tertentu yang melingl
manfaat
ruang positif. Biasanya terkandung berbagai kepentingan dan kegiatan manusia.
2.
Ruang Negatif
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas
serta bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu.
118 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
.;.
"'
"' '
5 ,;
-
""....
Ruang mati/ruang negatif atau death soace terbentuk dengan tidak terencanakan, :i dak
terlingkup dan tidak dapatdimanfaatkan
Cengan baik sesuai kebutuhan fruang yang rerbentuk dengan tidak sengaja, ruang yang tersisaJ.
Ruang mati bila
kita lihat merupakan
ruang yang terbuang dengan percuma. Ruang
iersebut tanggung bila dipergunakan untuk suatu kegiatan. Sebab terjadinya dengan tidak terencana.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
rre
terlihat pada gambar di atas terbentuk karena bangunan dilerakan tidak di tengah dan juga tidak di tepi. Sehingga ruang yang tersisa hanya sedikit. Daerah A merupakan ruang hidup, dapat dipergunakan untuk kegiatan manusia. Orientasi pandangan Sebagai contoh, ruang mati yang
orang dari dalam rumah mengarah ke daerah A. Begitu pula dengan orang yang datang menuju rumah tersebut akan melalui ruang A. Sehingga ruang A mempunyai kegiatan dan fungsi. Sebaliknya, ruang B merupakan ruang mati. Kehadirannya tidak diharapkan, juga tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan dan tidak pula dilalui atau dipandang orang. Ruang mati dapat pula
terbentuk akibat adanya ruang yang terbentuk antara 2 fdual atau lebih bangunan yang tidak direncanakan khusus sebagai ruang terbuka.
Banyakcara untuk memecahkan masalah terbentuknya ruangmati. Pada dasarnya adalah agar ruang-ruang yang dlrencanakan itu dapat bermanfaat bagi kegiatan manusia, dengan penataan perencanaan tapak, menentukan letak bangunan dengan sebaik-baiknya serta memperhatikan fungsi dan keseimbangan estetika. Struktur masa dan ruang yang berhubungkan sebaiknya
12A I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
direncanakan dan dikembangkan bersama sama sebagai suatu perpaduan yang mengandung arti kepadatan dan kekosongan [solid dan voidsl.
Pe meca han u ntuk meng h i nd a ri terjadi nya ruang mati atau ruang yang tidak be rma nfa at ad al ah de ng an me nggeser bangunan ke sa/ah safl/ srsl batas pagar. Rumah'kopel' adalah contoh nyata usaha menghilangkan ruang mati.
G.
BENTUKDANFUNGSI
Yang dimaksud dengan bentuk adalah sebuah benda 3 [tigal dimensi yang clibatasi oleh bidang datar, bidang dinding, dan bidang pengatap. Bentuk sebuah benda dapat berupa benda masif/ padat ataupun benda yang berongga atau biasa disebut mempunyai ruang. Bentuk sebuah benda dapat pula dibedakan daiam kategori bentuk alami dan bentuk binaan [buatan manusiaJ.
Dari penampilannya, bentuk dapat pula dibagi dalam bentuk yang teratur, yakni bentuk geometris, kotak, kubus, kerucut, dan piramid; bentukyang rengkung, yakni bentuk_bentuk arami; dan bentuk yang tidak teratur.
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
].}l
Adapun sifat atau karakter dari tiap bentuk masing-masing mempunyai kesan tersendiri. Bentuk kubus atau persegi mempunyai kesan statis, stabil, formal, monoton, dan masif. Bentuk
bulat atau bola memberi kesan tuntas, labil, bergerak, dinamis. Bentuk segitiga dan meruncing memberi kesan aktif, energik, tajam serta mengarah. Suatu komposisi dapat merupakan gabungan dari beberapa bentuk tersebut.
Oryd
A*A l.
n
Hasil kombinasi
* V
Fungsi dan Bentuk dalam Perancangan (Desain)
Dalam mendesain atau merancang sesuatu secara ideal dikenal istilah " Form mustfollow function". Pernyataan ini sebetulnya sudah timbul jauh sebelumnya daripada yang diperkirakan manusia dan mempunyai arti yang lebih dalam.
Arti sebenarnya ialah bahwa setiap proyek atau benda harus direncanakan dan didesain sebaik
mungkin dan menjadi alat yang efektil baik dari segi bentuk, bahan maupun penyelesaiannya, termasuk pula pertanyaan untuk apa objek atau benda tersebut direncanakan.
122 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pada zaman prasejarah (zaman palaeolithikum] masyarakat kuno mendirikan bangunan berbentuk
lingkaran berdasarkan kebutuhan akan rasa aman, intim, dan manusiawi. Bentuk melingkar tersebut mengalami evolusi dan berkembang menjadi bentuk organik dan konsentris yang disebabkan oleh kondisi permukaan tanah yang tidak memungkinkan bentuk melingkar. zaman neolithikum bentuk tersebut berkembang menjadi bentuk segiempatyang disebabkan oleh
adanya perubahan tata cara hidup dari pemburu meniadi masyarakat petani.
Bentuk segiempat ini akhirnya berkembang menjadi bentuk gridiron atau pora papan catur seperti yang diterapkan pada perencanaan kota Mileteus.
Bentuk dapat memberikan suatu kesan statis, stabil, formai, agung, tuntas, labil, clan aktif. selain itu' bentuk juga dapat mengesankan suatu pergerakan, misarkan pada taman haraman National Gallery di washington. Di daramnya terdapat patung Mercury, air mancur, dan eremen
lainnya yang membuat manusia merasa lepas dan nyaman. Garis-garis pada patung tersebut secara diagramatis berupa spiral' Makna dari patung/ sculture itu dapat diartikan sebagai pergerakan dan pelepasan' Kesan pergerakan itu sendiri lebih lanjut didukung oleh pergerakan air mancur yang mengalir ke kolam' seluruh garis mengarah keluar. Bahkan ukiran berupa burung garuda di langit-langit kubah memberi kesan pergerakan dari burung tersebut.
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
f
LZ3
Jadi, bentuk-bentuk dalam suatu perancangan mempunyai makna, arti atau kesan tersendiri. Di sini perancang harus hati-hati dalam merencanakan unsur-unsur bentuk bagi suatu perancangan agar objek tersebut sesuai dengan fungsinya, efektif, serasi, dan estetis.
Pembagian Bentuk Berdasarkan Iklim dan Cuaca
.**-ffi*r::=*t--t ,.t-=:-=-----=:r)
i
Polar/Dingin - xutub - Tundra - Padanr Lumut, permukan es, rendah, datar, menonjol Subpolar - Daerah dingin - Coniferous forest Cemara pendek - Everlreen - Salju - Winter
warm temperate - Daerah hancat temDerate decidious 4 musim - semi, panas, gugur, ilingin
-
Peralihan
- Zona pen&arah arah panas - Samudra - Tempe.rate.€vergreen forest - sepanjang tahun sejuk nangat - htrau - patm - cycas - Temperate gras: land - lenantiasa rumput
Subtropik - Daerah kering -. hot area -.datar/kering keras - gersang - savana perDatasan padang pasar - nutan belukar
Oaera.tr lembab. - tropical rain foresl - hutan belantara - Eunung berapi - kemarau l1o-ry!!, panianS - masih mungkin musim gugur
124
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pembagian Bentuk Buatan Menurut Iklim dan Cuaca
1.
Kutub Eskimo - Rumah lglo
* 2.
Daerah Dingin - Dinding Padat
* Temperate Zone SejuU
Evergreen
Subtropik
T
Comfort Bebas sepanjang tahun Fleksibel berpindah tempat
Dinding lebih penting daripada atap Angin kering keras Tidak ada kelembaban Dinding lebih penting
Tropik - Daerah
Angin lebih penting daripada dinding Pilihan dinding dapat dihindarkan Angin sepoi sepoi basah
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
I
rzs
2.
Bentuk dalam Kaitannya dengan Keindahan
Hakikat dari sebuah desain [karya cipta) yang baik adalah memenuhi kriteria dan tolok ukur, yakni memenuhi fungsional berguna dan keindahan.
Mengenai fungsi yang dimaksud adalah segala sesuatu rancangan ruang luar harus mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia. Penentuan fungsi ruang luar terkait pada tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, siapakah pengguna dan pemakai ruang luar? Bagaimana aktivitas pemakai ruang? Serta bagaimana hubungan antara ruang-ruang yang diciptakan agar ruang satu dengan ruang lainnya dapat saling mendukung fungsi yang dimaksud?
Keindahan bukanlah sesuatu yang dapat diukur secara matematik karena keindahan lebih bersifat abstrak. Apalagi mengenai keindahan visual.
. .
Estetika [keindahan) berasal dari kata Yunani, Aesthetica, yaitu: aesthetica, berarti hal-hai yang dapat diserap dengan pancaindra. aesthesis, dalam pengertian penyerapan indra. Pada zaman Yunani kuno, estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Dalam perkem-
bangannya estetika tidak lagi menjadi suatu fiisafat, tetapi sudah menjadi sangat ilmiah. Estetika
tidak lagl membicarakan keindahan saja, tapi sudah meluas menjadi seni dan pengalaman estetika. Keindahan, dalam suatu desain dapat dilihat dari sudut keindahan bentuknya dan keindahan ekspresinya. Keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip-prinsip desain tentang keindahan, yaitu adanya keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi, dan skala. Artinya, suatu ruang dalam rancangan lansekap dapat dikatakan menarik bila memenuhi
kriteria-kriteria tersebut.
126 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Sedangkan keindahan ekspresi sulit dinilai, karena menyangkut tentang kesan dan pesan dari arsitek lansekap' Karena karya cipta yang dibuat atau dirancang bukan semata-mata untuk
diri sendiri, tapi diperuntukan bagi orang lain, maka kesulitan dari arsitek lansekap
adalah
menciptakan keindahan agar rancangannya dapat dinikmati secara visual. setiap orang akan berbeda menilai suatu keindahan. Tergantung dari sikap inteiektuar individuar.
H.
TEKSTUR
Tekstur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus yang beraturan atau tidak beraturan pada suatu permukaan benda atau objek. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran warna, bentuk atau sifat' dan karakternya seperti ukuran besar kecilnya, gelap terangnya, bentuk bulat persegi atau tak beraturan sama sekali. Suatu tekstur yang susunannya agak teratur atau teratur disebut dengan Corak atau pattern.
1.
Fungsi Tekstur
untuk mendapatkan suatu perancangan [desain) yang Iengkap, maka umumnya arsitek Iansekap harus mengingat dan memperhatikan elemen-elemen desain yang dipilihnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu kesan komposisi yang paling serasi atau ideal dalam suatu perancangan (desainJ yang diinginkan' Seperti halnya dengan skala, bentuk, dan warna, maka tekstur
merupakan bagian penting yang saling mendukung dalam penentuan pemilihan elemen-elemen
desain.
2.
Bentuk Tekstur
Dari bentuk tekstur dapat dipisahkan menjadi:
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
lZ7
a.
Tekstur halus, adalah karakter permukaan benda yang bila diraba akan terasa halus atau dapat pula diartikan memberikan perasaan kesan halus. Demikian pula kesan tersebut dapat
diperoleh dengan pemakaian warna lembut.
b.
Tekstur kasar, permukaan benda bila diraba akan terasa kasar atau objek terdiri dari elemen dengan corak yang berbeda, baik bentuk maupun warnanya.
Tekstur pada ruang luar sangat erat berhubungan dengan jarak pandang atau iarak pengiihatan fvisualJ. Pada jarak tertentu tekstur suatu objek tidak berperan lagi, sehingga bahan atau objek tersebut dapat dikatakan polos tanpa tekstur. Oleh karena itu, untuk suatu bidang luas pada ruang luar, tekstur dapat dibedakan meniadi:
a.
Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada benda atau objek yang hanya dapat dilihat pada jarak dekat.
b.
Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan visual yang proporsional. Contoh sebidang dinding terdiri dari unit-unit beton cetak yang mempunyai corak tekstur.
Unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu pola. Pada sambungan antar unit-unit tersebut dipergunakan bahan yang berbeda seperti logam. Bila dinding tersebut dilihat dari jarak dekat, maka akan terlihat suatu corak tekstur dari unlt-unit beton. Sedangkan bila diamati dan dilihat dari jarak jauh akan terlihat tekstur baru beton tersebut berupa kotak-kotak sambungan unit beton yang membentuk tekstur baru. Contoh
di atas merupakan usaha untuk menghindarkan kesan monoton pada dinding bangunan yang mempunyai bidang luas bila dilihat dari jarak jauh.
1.2B
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Dinding dilihat dari jarak dekat
3.
Dinding ditihat dai jarak sedang
Dinding dilihat dai jarak jauh
fenis-|enis Tekstur
Tekshrr buata n (Artijicial texture),
merupakan tekstur yang sengaja
dibuat atau hasil
penemuan,
terdiri dari tekstur manusia, misalnya
buatan sutera,
wool, goni, kertas, logam, kaca, plastik, dan sebagainya; tekstur buatan hewan, misalnya sarang Iebah, terumbu karang, dan lain sebagainya.
Tekstur kain
M
sutera Teksturkainwool Tekstur*aliffi
;ffi ffiWMffi iffi Tekstur lempeng lempeng Tekstur
kaca
Tekstur plastik
Tekstur kain sutera
Tekstur dinding batu bata
ffiWffim
Tekstur sarang lebah
Tekstur
terumbu
Tekstur tikar
karang
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
Tekstur kain tenun
f
tzs
Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah ada secara alami, tanpa campur tangan manusia, misalnya batu, pasir, kayu, rumput, kuiit kayu, air, loreng-loreng pada tubuh zebra, dan lain sebagainya.
Tekstur kayu
Tekstur batu koral
Tekstur tanaman
Tekstur air
Tekstur hamparan pasit
Tekstur hamparan rumput
Tekstur kulit kayu
Tekstur butiran air
Tekstur zebra
Tekstur daun
Tekstur cabang pohon
Tekstur akar pohon
Tekstur batang pohon kelapa sawit memiliki kesan tekstur kasar, sebaliknya tekstur batang pohon pinang memberikan kesan halus.
130
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Tekstur batang pohon ketapa sawit memberi kesan sangal
kasar
Tekstur batang pohon pinang memberi kesan
halus
Perbedaan tekstur pada pola lantai dapat dipergunakan untuk menunjukkan arah sirkulasi
dan membedakan ruang gerak dan ruang statis. Selain itu, tekstur lantai dapat dipergunakan untuk menghilangkan rasa monoton suatu tempat perbelanjaan. Misalkan karena jalur sirkulasi
terlalu panjang atau memberikan kesan pembatasan pacla area perkerasan yang terlalu lebar dan luas.
Pola lantai dengan tekstur alamiah
Tekstur dalam penerapan pada lantai berkesan alami
Bab
Ill
Unsur-Unsur Desain
I
131
Demikian pula halnya dengan tekstur dari elemen peiembut, misalkan pohon atau tanaman hias. Tekstur dapat dilihat dari permukaan batang pohon atau kumpulan masa daun (tajuk).
halus
ponon berKesan Masa daun tajuk taJuK pohon berkesan halus
Masa daun tajuk pohon berkesan kasar
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa tekstur dapat memberikan kesan visual pada manusia melalui perbedaan warna gelap terang yang disebabkan oleh bayang-bayang cahaya.
I.
WARNA
Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya. Untuk mempelajari dan mengenal karakter tentang warna, terlebih dahulu kita tinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
132 f
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1.
Aspek Fisika dan Aspek Fisiologi
a.
Tinjauan Aspek Fisika Abad ke XVIII sarjana Inggris bernama Newton, mengemukakan dasar teori warna yang tak lain adalah gelombang cahaya. Ia menuliskan bahwa biia seberkas gelombang cahaya matahari melalui sebuah prisma, akan terurai hingga terjadi spektrum warna yang masingmasing mempunyai kekuatan gelombang menuju ke mata kita, sehingga kita dapat melihat warna' Spektrum cahaya itu sendiri terdiri dari warna pelangi yang kita kenal, yakni merah, jingga [oranyeJ, kuning, hijau, biru, nila dan ungu [indigo), fvioietJ yang berurutan sehingga membentuk Iingkaran warna. warna-warna ini disebut warna dasar, selain warna
putih dan hitam' ]ika diperhatikan lebih teliti lagi, maka terdapat sinar yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, yaitu sinar inframerah dan ultraviolet. Tinjauan Aspek Fisiologi
Di dalam aspek ini yang diperhatikan adalah bagaimana efek rangsangan cahaya pada mekanisme mata. Secara teoritis, stimulasi cahaya yang memantul dari suatu objek akan
merangsang mekanisme mata. Kemudian rangsangan tersebut disalurkan melalui syaraf optik ke arah otak. Maka kita melihat warna.
2,
Teori tentang Warna
Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya dua macam sistem yang umumnya digunakan dalam pelaksanaan menyusun warna, yaitu Prang color system dan Musell color svstem.
Bab
III
Unsur-Unsur
Desain
I
133
Menurut teori Prang, secara psikologi warna dapat dibagi rnenjadi 3 [tiga] dimensi, yaitu:
Hue Value Intensit
: : :
semacam temperamen mengenai panas atau dinginnya suatu warna. mengenai gelap terangnya warna. mengenai cerah dan redupnya warna.
Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna, yaitu:
a.
Primary Merupakan warna utama atau pokok, yaitu merah, kuning, biru.
b.
Binary Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari goiongan antara dua warna
yaitu merah
c.
+
biru
= violet; merah
+ kuning = or&ny€j
biru
p
rimary. Warna tersebut,
+ kuning = hijau.
Warna Antara flntermedian] Warna ini adalah warna campuran dari warna primary dan binary, misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.
d.
Tertiary [Warna Ketiga] Merupakan warna campuran dari warna binary. Misaikan violet dicampur dengan hijau, dan sebagainya.
e.
Quanternary Ialah warna campuran dari dua rilarna tertiary. Niisalnya semacam hijau violet dicampur dengan oranye hijau; oranye violet dicampur dengan oranye hijau; hijau oranye dicampur dengan violet oranye.
134 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
sedangkan menurut Munsell, satu warna ditentukan oleh 3 [tiga) komponen, yaitu: menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang gerombang. kesan kemudahan warna.
HUE : VALUE : cHR0MA :
penyimpangan terhadap warna putih atau kejenuhan warna.
Selain itu, kita juga mengenal adanya percampuran antara warna murni dengan warna kutub
yang disebut dengan:
TINT SHADE
TONE
: : :
yaitu warna murni dicampur dengan warna putih sehingga teriadi warna muda. yaitu warna murni dicampur dengan hitam sehingga terjadi warna tua.
yaitu warna murni dicampur dengan warna abu-abu [percampuran putih dan hitamJ sehingga terjadi warna tanggung.
Warna TINT, SHADE, dan TONE ini disebut warna_warni PASTEL. warnaMuda
_
-,n,#@ &
warnaAbu-abu
tt"..r.j\---,
)NE
(,
warna ranssuns
Pencampuran warna murni dengan warna kutub
Hijau Bentuk lingkaran warna berpokok dari tiga warna
Lingkaran warna berpokok dari empat warna
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
f
13s
3.
HubunganAntarwarna
Komposisi warna atau susunan warna dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang umum dikenal adalah yang berdasarkan pada tiga warna dasar, tetapi ada juga yang berdasarkan empat warna
dasar atau pokok. Selain itu berdasarkan warna dasar tersebut, komposisi warna juga dapat bersifat sebagai berikut.
q.
KeselarasanyangBerhubungan Artinya warna-warna harmonis yang diambil dari warna yang berhubungan, yaitu: Monochromaflc [satu warnaJ, yaitu bila dipergunakan hanya satu warna sebagai dasar komposisi yang menghasilkan nada-nada warna, bayangan, dan variasi dari warna-warna tersebut.
Warna Dasar Merah
o at
Merah campur putih
*
C Komposisi Warna monochromatic
136 I
a
Merah
Merah campur abu-abu
Merah campur hitam
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Analogus fberurut), biramana mempergunakan dua warna yang letaknya di dalam lingkaran r'varna yang berurut dan sama sifatnya fmisalkan sama-sama bersifat sejuk). HANGAT
Merah Kuning campur
campur
abu
Kuning
b.
abu-
Merah
campur putih
a
Merah
Biru'n.
campur putih
ta
Komposisi warna analogus
"r.t
Kr,
Keselarasanyang TidakBerhubungan Artinya warna-warna tampak selaras/harmonis dan warna-warna tersebut adalah sederajat
antara lain, yaitu:
Komplementer' yaitu jika yang dipergunakan warna dasar adalah dua warna yang
berhadapan posisinya dengan warna primary yang sifatnya berlawanan. Bila kedua warna tersebut berhadapan langsung disebut Direct Complementary;. Sedangkan bila
letaknya membentuk
sudut maka disebut Split Comptementary.
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
f
r3z
t-
o =
Q'*'n f
,"*n
campur putih Merah campur putih
....Y...........
&
rra,
campurabu-abu
f,, Direct complementary
Biru campur hitam
Split complementary
Polychromatic, yaitu komposisi yang mempergunakan lebih banyak warna dari apa yang disebut di atas. Biasanya kesan dari komposisi ini sangat ramai. Selain memperhatikan sifat-sifat dari komposisi atau susunan warna tersebut, ada beberapa
prinsip pada penyusunan warna yang harus diperhatikan, yaitu:
HARMONI KONTRAS AKSEN
3.
: : :
suatu keseiarasan warna yangmono chromatic, yang diciptakan di sekitar Hue.
mempunyai susunan warna dari variasi value dan intensity tertentu. warna merupakan variasi susunan warna yang ada.
Warna dalam Hubungannya dengan Desain
Warna dalam kaitannya dengan sebuah karya desain adalah sebagai salah satu elemen yang dapat mengekpresikan objek selain bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Warna dapat memberikan kesan yang diinginkan oleh si perancang dan mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh adalah
138 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
pemilihan suatu warna yang memberi kesan ruang menjadi luas atau sempit, sejuk atau hangatnya ruangan, berat atau ringannya suatu benda, dan sebagainya. Di dalam arsitektur lansekap dengan ruang lingkupnya mengatur ruang dan massa di alam terbuka, warna memegang peran penting. Hal ini dikerenakan dalam pengaturan ruang akan
selalu berkaitan dengan penggunaan bahan alami ftanaman, batu-batuanJ dan bahan buatan manusia termasuk detail-detailnya, maka dalam pemilihan dan mengkomposisikan warna dari massa tersebut harus tepat dan berdasarkan teori serta prinsip warna. Dengan demikian akan tercapai hasil karya yang mempunyai kesan menyatu dengan alam dan mempunyai variasi yang menarik. Sebagai contoh, sebuah bangunan berwarna dominan putih netral dan dikelilingi taman bunga dengan lapangan rumput yang luas. Pada pagi hari bangunan tersebut akan memantulkan cahaya matahari pada rumput yang masih berembun. Kesan yang timbul adalah kesan kehijauan
yang dingin. Bila senja hari matahari memancarkan sinar kemerah-merahan yang kemudian dipantulkan oleh bangunan tersebut ke arah rumput, sehingga memberikan rumput berwarna kemerah-merahan dan memberikan kesan kehangatan senja hari.
Taman halaman rumah di pagi hari memberikan kehijauan yang dingin
Bab
III
Unsur-Unsur Desain
f
t3s
Di senja hari taman halaman rumah memberikan kehijauan senja hari
Dari contoh tersebut dapat ditarik suatu artian bahwa dalam mengekspresikan suatu objek dan memadukannya diperlukan pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip warna, sehingga menunjang sistem perancangan yang lengkap.
Di bawah ini diperlihatkan contoh sebuah matriks warna dalam hubungannya dengan ekspresi yang ditimbulkan.
i
'i -.'_-:_-.. -.-
waktu melebihi pertiiaan.
Hangat
Warna hangat lebih menyenang kan untuk area rekreasi.
Dingin
:
,,
i Waktu di bawah perkiraan. Penggunaan warna dingin untuk area kegiatan yang rutin atau
monoton.
140
I
, panjang dan lebih besar. i
rj
Terlihat lebih i Ukuran yang berat. ; tampak lebih
:
l
i Benda kelihatan lebih j Terlihat j Oendek dan lebih kecil. i ringan.
ii :
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
kecil.
-l -* ---.----.
lebih
i
ukuran ruang
i tampak lebih
j luas.
ti i:
::
l
BAB IV
PRINSIP DESAIN
Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau rekayasa bentuk. prinsipprinsip desain yang baik adalah alat yang digunakan oleh seorang perancang untuk membuat komposisi desain yang efektif. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah keseimbangan, pergerakan,
pengulangan, penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi, ruang, dan kesatuan. Desain yang baik dan menarik sangat tergantung pada pengetahuan perancang tentang prinsip-prinsip desain
dan bagaimana perancang mengaplikasikannya.
Bab
IV Prinsip Desain
I
r*1
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain sangat bermanfaat bagi semua insan perancang, baik arsitek lansekap, arsitek bangunan ataupun seniman. Semua seni, apakah itu desain web, desain industri, seni rupa, seni patung,
seni komersial atau seni grafis, harus mengaplikasikan prinsip-prinsip desain yang baik. Para seniman grafis menyusun desain dan layouthalaman menggunakan prinsip-
prinsip desain yang sama dengan arsitek lansekap. Setiap coretan karya desain yang dihasilkan oleh arsitek lansekap harus memenuhi kriteria unsur-unsur komposisi yang terdiri dari:
. . . . .
Garis - tanda aktual atau tersirat, jalan, massa atau tepi, di mana panjang dominan
Bentuk - massa bentuk Tekstur - struktur dan kondisi permukaan bahan rnaterial fkasar, halusJ Kesan - derajat terang atau gelap warna tertentu Warna - menentukan psikologi ruang yang dirancang
Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk menyatukan
komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama dalam desain adalah faktor Keteraturan dan Kesatuan atau Unity and Consistency. Keteraturan dapat memberikan keindahan dalam komposisi.
Keteraturan ini diperoleh melalui pendekatan tema rancangan, antara lain keteraturan ruang formal, informal, simetris ataupun pendekatan dari segi keteraturan bentuk alamiah, tradisional, dan modern.
142 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Keindahan dari segi bentuk dapat kita amati dari suatu bentuk pohon, yakni susunan batang, dahan, ranting, dan dedaunan. Batang selalu mempunyai hubungan dengan dahan dan dahan selalu berkait dengan ranting serta dedaunan. Proporsi ukuran batang akan selalu diikuti oleh dedaunan' Hal ini mencerminkan suatu visual keteraturan yang akan memberikan kesan keindahan' Demikian pula dalam rancangan lansekap, keteraturan merupakan kunci utama dari daya tarik visual yang memberikan nilai keindahan. Kesatuan yang dimaksud adalah hubungan yang harmonis dari berbagai elemen atau komponen dan unsur yang ada dalam suatu rancangan. Keharmonisan ini akan membentuk suatu karakter khas suatu rancangan lansekap. untuk mendapatkan nilai kesatuan ini dapat diciptakan antara lain melalui:
'),. 2'
menyederhanakan dan membatasi jumrah eremen atau unsur yang dipergunakan; dengan memperkecil perbedaan sesama unsur clalam komposisi desain. Misalkan penggunan jenis tanaman yang beraneka ragam dalam suatu komposisi mengakibatkan nilai kesatuan menjadi hilang.
Untuk mencapai suatu kesatuan dan keteraturan, maka perlu diperhatikan beberapa
pertimbangan yang berpedoman pada prinsip-prinsip desain, yakni: a' Keseimbangan-perasaan persamaan berat, perhatian atau
b' c' d'
daya tarik dari berbagai
komponen/unsur daram komposisi sebagai sarana mencapai kesatuan. Irama dan Pengulangan -tindakan mengulang suatu komponen atau tidak teratur sehingga menghasilkan irama berulang. Penekanan - penempatan titik poin pada satu tapak dengan
atau unsur secara teratur
tema visual pemersatu. Kesederhanaan - penghapusan semua komponen atau unsur lansekap yang tidak penting atau rincian untuk mengungkapkan esensi dari bentuk.
Bab
IV Prinsip
Desain
I
143
e. f. g. h.
Kontras - perbedaan antara komponen atau unsur lansekap. Proporsi - hubungan antara ukuran luas tapak, jenis kegiatan, dan jumlah elemen lansekap. Space - jarak
interval atau terukur antara objek atau bentuk (dua dimensi atau tiga dimensi).
Kesatuan - komposisi dari hubungan antara seluruh bagian individu.
Karya rancangan lansekap yang baik selalu dimulai dengan sebuah ide. Sebelum memulai
karya rancangannya, setiap arsitek lansekap perlu berpikiran bahwa setiap komposisi dimulai dengan ide. Untuk menggunakan prinsip-prinsip desain yang efektif, arsitek lansekap harus dapat mengekspresikan tujuan gagasan ke dalam pikirannya. Hal ini penting untuk keberhasilan setiap
karya rancang. Tanpa suatu tujuan, maka prinsip menyeimbangkan, pergerakan, penekanan, kontras, proporsi, dan ruang untuk membuat komposisi yang baik, tidak akan menarik untuk dikembangkan di dalam merancang lansekap. Setiap arsitek lansekap harus membuat komposisi rancangannya yang baik menyatu dan menarik untuk dilihat.
A.
KESEIMBANGANATAU BALANCE
Keseimbangan atau balance dalam desain berarti perasaan persamaan berat, perhatian atau daya tarik dari berbagai elemen dalam komposisi sebagai sarana untuk mencapai kesatuan atau penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman. Ukuran, warna, dan jumlah unsur biasanya merupakan pertimbangan utama dalam menciptakan keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan
terutama dari sudut visual. Keseimbangan akan mewujudkan suatu kesan keselarasan, yang disebut keseimbangan visual.
144 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Dalam hal keseimbangan bisa terjadi bila adanya poros yang memberikan kesan seimbang terhadap beberapa elemen lansekap. Bentuk keseimbangan, antara lain keseimbangan horizontal, keseimbangan vertical, dan keseimbangan radial.
I(ESEIMBANGAN I{0R|Z0NTAL
r,l*--. r-lt
!
al
.J:
,/\*'
I
IL
X
f
ls^
Posisi elemen diatas
Ada
poros
KESEIMBAN6A'S VERTII(AL
-,r-*, ----
:--*
**
isr::
.f;*, Fosisi elenrer dibawah poros
2 fdual
macam utama keseimbangan dinamis.
KTSEIM6ANGAI* RADIAI
ry
nilai keseimbangan visual, yakni keseimbangan statis
dan
Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formal dan simetris, baik ukuran, berat, dan bentuknya.
Keseimbangan Simetris
Bab
IV Prinsip Desain
f
r4s
Keseimbangan dinamis akan menghasilkan suatu susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetris. Ini dapat diperoleh melalui visual bqlance. Walaupun dalam susunan keseimbangan asimetris ini dapat dilakukan berbagai variasi, namun kesan dan nilai kesatuan
tetap akan tercapai karena adanya keselarasan antara unsur-unsur tersebut. Tiap unsur satu dengan lainnya memberikan imbangan yang serasi dan seimbang.
Ke se i m b a ng
a
n
a
si metri
s
Keseimbangan simetris dan asimetris tidak hanya diciptakan oleh kesan berat dan besarnya bentuk, namun dapat pula diciptakan oleh pola bentuk, garis horizontal, garis vertikal, dan
garis diagonal; warna terang dan gelap; tekstur kasar dan halus; pembagian ruang dan variasi komponen atau unsur.
Keseimbangan antara 2 garis
146
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Keseimbangan antara 2 warna
Keseimbangan antara 2 macam tekstut Keseimbangan antara 2 ruang
Bentuk-Bentuk Keseimbangan Bentuk-bentuk keseimbangan dapat berupa bentuk simetris, keseimbangan statis, formal atau keseimbangan pasif. Keseimbangan ini mempunyai sifat kaku tapi agung, impresifl, dan formar.
Bentuk keseimbangan
simetris/statis
Aplikasi dalam desain lansekap
Bab
IV Prinsip Desain
I
L47
Bentuk asimetris, keseimbangan informal, visual atau keseimbangan aktif. Keseimbangan ini
memberikan kesan gerak, penempatan yang spontan (bersifat kebetulan) dan bersifat santai.
dalam desain lansekap
Bentuk kesei m ba nga n asimetri s
Bentuk Memusat, memberikan kesan gerakan memusat ke satu
Bentuk keseimbangan memusat dalam aplikasi desain lansekap
t4a I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
titik
Bentuk keseimbangan dalam aplikasi desain lansekap
B.
IRAMA DAN PENGULANGAN
Ritme atau rythme adaiah pengulangan unsur-unsur lansekap yang dipergunakan pada tempat yang berbeda daiam suatu tapak, sehingga membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda.
Irama dalam rancaugan ransekap dapat diciptakan dengan penempatan pora_pora yang jelas, terbentuk melalui pengulangan tlnsur-unsur lansekap daram suatu area. pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbecla-beda clari elernen lansekap. Pengulangan unsur dapat diciptakan dengan berbagai variasi seperti:
L
Pengulangan
rEI N:EIEINTMINI Progresif
roa.v*roaov*ro 3.
Berselang
moffioffioHOmoffionoE Dan pengulangan lain tergantung dari variasi yang akan diciptakan sesuai dengan tujuan.
Bab
IV prinsip
Desain
I
1^4g
Irama dapat diciptakan melalui: GARIS, dalam ukuran kualitas, Iengkung/patah, susunannya'
1 BENTUK, dalam ukuran penempatannya, susunannya'
TEKSTUR, variasi tekstur dalam wujud bentuk'
150
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
RUANG, pembagian ruang antara pola dan bentuk.
*ARNA' perbedaan warna dan jenis warna daram perwujudan bentuk. Irama menciptakan gerak melalui kesinambu ngan (continuity). Matakita dituntun melalui beberapa peralihan unsur berulang secara teratur dan berselang-seling dengan variasi yang menimbulkan gerak emosi.
wujud dan komponen dengan variasi dan karakternya masing-masing menggerakkan perhatian mata kita hingga menimbulkan irama fritmeJ.
Dalam suatu komposisi [susunan] ritme adalah pengatur keselarasan susunan. Irama harmoni, mengatur aksentuasi dan mengikat bagian-bagian menjadi satu
ffH:::-"
Bab
IV Prinsip Desain
I lsl
f:.
**
L52
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Komposisi pagar dan tanaman hias menghasilkan suatau irama
C. PENEI(ANANDANAKSENTUASI Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak terlihat dalam komposisi susunan elemen Iansekap. Unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak menonjol berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.
TAilTA AK$E}ITUASI
DENSAIII AIGENTUASI
Tgft LALU 8AI*YAI( AKSE NTUASI
Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan
kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan dalam suatu bentuk akan menarik perhatian kita.
Bab
IV Prinsip Desain
I
1s3
Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-
unsur lain seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan ruang. Dalam suatu susunan atau komposisi, penekanan dapat dipergunakan sebagai titi),{usat perhatian dan sebagai titik tolak tuntunan mata kita dalam melihat wujud dari elemey/ersebut. Dengan
titik tolak tersebut, kita dapat mengikuti ritme yang diciptakan.
Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat pusat perhatian yang diinginkan. Bila kita menekankan suatu unsur atau elemen dalam suatu komposisi, maka perlu diperhatikan bahwa komponen atau elemen unsur lainnya harus menjadi unsur penunjang dari elemen yang diutamakan. Ini untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik dan terpenuhi nilai
keteraturannya. Jadi, bila kita ingin mengutamakan penonjolan suatu elemen, maka unsur warna dan tekstur
harus menjadi unsur penunjang dari elemen tersebut. Demikian pula dari segi tata letaknya harus
ditunjang oleh bentuk-bentuk lainnya yang memberikan arah menuju bentuk utama.
754 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Penempatan ornament atau elemen lansekap berupa patung dan pohon sebagai aksentuasi untuk menarik perhatian
Penempatan kolam air mancur pun dapat dipergunakan sebagai aksentuasi
Penempatan dan pemilihatn sqft materia.l {ansekap yang berbeda memberikan aksentuasi terha;Qap. ' komposisi tanaiman
Jembatan kayu sebagai aksentuasi sebuah taman rumah
Bab
IV Prinsip
Desain
I
1Ss
penempatan ornamen atau elemen lansekap yang terlalu berlebihan dan berbagai macam, akan menghilangkan titiK
Tanpa aksentuasi
1s6
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
D. KESEDERHANAAN 'i=sederhanaan dalam merancang arsitektur lansekap, yang juga dikenal sebagai ekonomi ' :sual atau desain minimalis, yaitu menghilangkan semua unsur yang tidak penting yang tidak ::emberikan kontribusi terhadap esensi dari komposisi rancangan keseluruhan. Dalam hal ini, ':sitek lansekap harus benar-benar memahami permasalahan clesain dan berfokus pada hal-hal :enting saja dalam menyelesaikan masalah keseclerhanaan desainnya. Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yangtidak lebih dan ticlakkurang. Kesederhanaan s eri ng juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat
,lntuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
Nilai keindahan dalam rancangan lansekap memang sangatlah penting dan diperlukan, ramun ada hal yang lebih penting lagi, yaitu nilai manfaat, fungsi, dan ekonomi dari karya rancang dihasilkan.
"'ang
Rancangan lansekap yang
baik berarti rancangan yang sedikit mungkin mengalami
perubahan. Hal ini berarti, di dalam merancang, kita hanya menampilkan elemen-elemen efektif dan efisien yang bermanfaat bagi tujuan clesain itu sendiri. Prinsip ekonomi dalam merancang
adalah bagaimana
kita dapat menghasilkan suatu karya rancang lansekap dengan
biaya
pembangunannya semurah mungkin, namun menghasilkan karya rancang yang efisien, efektif, bermanfaat, dan memiliki karya rancang yang berekspresi tinggi.
Bab
IV Prinsip
Desain
I
157
Aplikasi penggunaan efektivitas dalam kesederhanaan
Karya lansekap yang sederhana dengan pemitihan materiar lansekap yang seminimat mungkin
Karya lansekap yang sederhana dengan pemitihan material lansekap yang didominasi oleh perkerasan
Karya lansekap dengan petetakan material lansekap yang disederhanakan
1sB
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
E.
KONTRAS
i'ontras dalam seni dan rancang terjadi ketika dua elemen berbeda saling terkait. semakin besar ::erbedaan semakin besar terjadinya kontras. Kontras menambahkan yariasi dalam rarcangan
:iC?l-il keseluruhan dan dapat menciptakan kesatuan. Adanya kontras dalarn sebuah kornposisi .:tlcangan tanaman lansekap akan menarik mata pengunjung tan.ran dan menghasilkan i
.-:onrposisi.
Kontras dalam rancangan lansekap .iuga menambah eiaya tarik visuai. sebuair rencangatl :rtemerlukan adanya kontras terteilfil, Terlalu ban5rsI kesantaal penggurlaan kollponenrr .lenlen lansekap dalam rancallgan, Inenyel:abl
r:]onoton. Dengan l
tamall dapat nrembandingk;rn nllansa warna terang dan warna gelap rlari sebuah konrposisi tanaman, komposisi pola pattern dengiin garis lebar dan garis ripis. bentuk eiemen perkerasan )a,sekap yang ringan dan berat, ruang publil< cian ruang privat,
cran
rai'-lain.
Kunci untuk penerapan kontras adarah memastika, ada,ya perbedaan yang ieias. Cara yang palilg umum menciptakan kontras adalah dengan menciptakan perbedaan dalam: . tjkuran . Bentuk
. .
Tekstur Warna
. .
Pola
jenis
Bab
IV Prinsip Desain
I
1se
Contoh penggunaan kontras dalam rancangan lansekap Penerapan kontras dalam ukuran
Perbedaan ukuran pada elemen lansekap sejenis memberikan rasa kontras yang mendalam dan menarik perhatian pengguna
Penerapan kontras dalam tekstur
Perbedaan tekstur merupakan bagian dari pembentukan kontras dalam perancangan lansekap
Penerapan kontras dalam warna
Perhatikan dalam lingkaran, perbedaan warna dari tajuk tanaman menarik mata untuk memandang menimbulkan kesan kontras
160
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Penerapan kontras dalam perbedaan jenis material
Perbedaan beberapa
,"t"7iut i,n""rap yang o,uorO,.r,r,iuffi nW
Penerapan kontras dalam bentuk
Bentukan yang berbeda meniadi sangat menoniol di antara bentukan masat yang ada di dalam rancangan lansekap
Penerapan kontras dalam pola
Pola geometrik dan pola grid dapat membentuk kesan kontras
Bab
IV Prinsip Desain
I
L67
F.
PROPORSI
Proporsi desain adalah hubungan rasio perbandingan yang harmonis antara dua atau lebih elenren dalam komposisi yang berkaitan dengan ukuran, warna, kuantitas, layout, sehingga menghasilkan keindahan yang menarik. Suatu hubungan dibuat ketika dua atau iebih elemen lansekap yang disatukan dalam sebuah karya rancangan. Hal
ini mengacu pada ukuran
yang
benar dan distribusi elemen atau objek yang menciptakan proporsi yang baik. Proporsi yang baik adalah simetri harmoni atau keseimbangan antara bagian-bagian dari desain secara keseluruhan. Ketika prinsip proporsi diterapkan pada suatu karya rancang, biasanya berkaitan ukuran. Artinya,
ukuran satu elemen dari komposisi dibandingkan dengan ukuran unsur lain yang terkait. Dalam contoh hubungan ukuran perbandingan dibuat antara:
. . . .
tinggi, lebar, dan ketebalan satu unsur dengan yang lain Ukuran luasan satu daerah dengan daerah lainnya Ukuran satu elemen lansekap dengan elemen yang lain jumlah ruang antara dua atau lebih elemen lansekap
Proporsi termasuk prinsip desain untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbanclingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung {The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya arsitektur Iansekap untuk menghasilkan keindahan. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1,:1,, 618, sering juga dipakai B:13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri.
162 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
PROPORSI BAIK
PROPORSI TIDAK BAIK
re&e =ir IEA'
a
Pembagian bidang yang sam
wtI
menyebabkann"rrn,,ono,of'
Ei-
HARMONTS
K &
sangat harmonis
t
&
kurang harmonis
Pembagian bidang yang tidak sama, menyeb'abkan kurang harmonis
,
l.
The Golden Section atau Golden Ratio
Berisi: Perbandingan yang menyenangkan atau indah untuk dilihat mata adalah dengan proporsi 3:5.
Dari segi pandangan, rancangan perlu juga mem-perhatikan ukuran dan dimensi tertentu dari berbagai bentuk. Untuk itu dikenal teori"Golden Section" yang dikembangkan oleh Vitruvius, Alberti, Paladio, Leonardo Da Vinci, dan Michael Angelo. Teori ini bertujuan mencari dasar-dasar
ukuran fgaris, bidang, bentuk, dan ruang) dalam kaitan persepsi manusia terhadap keindahan
yang dapat diterapkan dalam merancang fisik lingkungan.
Bab
IV Prinsip Desain
I
t.63
Pengembangan bentuk segi empat. Proporsi Gotden Section merupakan refleksi dari bentuk kerangka Nautilius Perhatikan segi empat yang terjadi dalam proporsi ini merupakan suatu proses mengecil atau membesar tanpa batas dan memperlihatkan hubungan yang harmonis.
Proporsi Golden Section yang di dasarkan pada peftimbangan matematik Bel ah
164 I
a
n
ke
rangka
N
autili us
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Asas yang menjadikan suatu bentuk menjadi estetis, yaitu sebagai berikut. 1' Asas kesatuan utuh (The Principte of organic unity)
ataukeanekaragaman Iunity in variety].
Setiap karya yang indah hanya mengandung unsur-unsur yang perlu saja dan mempunyai hubungan timbal balik.
2'
Asas thema {The Principle of rheme). Penilaian terhadap suatu karya desain sebagai tolok ukur keindahan.
3. 4'
Asas variasi menurut thema (The principte of rhematic variation).
Asas keseimbangan (The Principle of BalanceJ. Keseimbangan yang dicapai melalui kebersamaan.
5'
Asas perkembangan (The Principle of EvoluationJ. Aclanya kesinambungan dari keseluruhan
proses dari awal hingga langkah selanjutnya.
6.
Asas keteraturan {The principle ofHierarchy).
Perlu adanya satu unsur yang mengatur unsur lainnya hingga terdapat suatu urutan yang menunjang tema.
2.
TeariEinfuhlung
Dalam Teori Einfuhlung atau Empathy,yang pertama kali dikemukakan oleh Friedrich T. vascher
dalam perkembangannya mengaiami treberapa variasi penjelasan. Salah satu penjelasannya
mengatakan bahwa benda-benda estetis yang memenuhi asas-asas keseimbangan dan simetri umumnya disukai orang karena dianggap indah. Sebaliknya, bentuk-bentuk yang tidak seimbang akan menimbulkan perasaan tegang atau kebingungan karena dianggap tidak menyenangkan. Teori ini mengatakan bahwa seorang pengamat karya seni cenderung untuk memproyeksikan perasaannya ke dalam benda yang diamati. Merenungkan secara khayal bentuk benda itu hingga memberikan kenikmatan rasa keindahan visualnya.
Bab
IV Prinsip
Desain
I
L6S
Ekspresi tergantung dari karakter tertentu, gaya tertentu, warna tertentu serta komposisi dari bahan yang dipergunakan.
G.
KESATUAN
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar rancangan yang sangat penting. Bila tidak ada kesatuan dalam sebuah karya rancangan, maka karya tersebut teriihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak menarik. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Salah satu ciri khas rancangan yang
baik adalah mempunyai prinsip
kesatuan,
yang harus menghubungkan beberapa unsur
prinsip rancangan secara menyeluruh. Ini adalah hasil akhir dalam komposisi ketika semua hubungan prinsip rancangan secara
BALAHCE
IRAiiA PROPOR&I
harmonis bersama-sama memiliki penampilan
yang memberikan rasa memuaskan. Kesatuan dapat tercapai apabila semua aspek
KESATUAf{
rancangan saling melengkapi. Kesatuan dalam
komposisi dicapai ketika semua prinsipprinsip rancangan [keseimbangan, gerakan, penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi,
dan ruangJ telah diterapkan dengan benar. Segala sesuatu dalam komposisi harus melengkapi dan harus memberikan solusi untuk mencapai beberapa tujuan fungsional dalam rancangan.
166 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
r(oxrRA$
AX$tX
Ketika kesatuan tercapai, maka unsur-unsur desain dalam komposisi tidak akan bersaing;
tema utama akan dikomunikasikan lebih jelas dan rancangan akan terasa lengkap dan terorganisasi.
Untuk menciptakan kesatuan kita harus memiliki tujuan rancangan yang jelas. Kita harus tetap fokus pada pencapaian tujuan dan tidak menyimpang dari itu. )ika ada pertimbangan untuk menambahkan komposisi namun tidak memberikan kontribusi kepada tujuan, maka tidak harus ditambahkan ke dalam rancangan.
Kita harus peka tentang rancangan, menjaga objektivitas setiap saat, dan menerima kritik dari teman sejawat, pemangku kegiatan, bahkan anggota keluarga sendiri. Apabila tujuan telah menggambarkan secara konsisten rancangan lansekap dan telah dipahami oleh pemangku kegiatan, maka prinsip kesatuan telah terakomodasi dalam rancangan tersebut. Beberapa cara mudah untuk mencapai kesatuan dalam komposisi meliputi: Kesamaan: Periksa warna, bentuk, nilai, tekstur atau garis untuk menciptakan hubungan visual antara elemen' Pemeriksaan dilakukan untuk menyatukan semua bagian rancangan karena akan menciptakan rasa konsistensi dan kelengkapan.
Kontinuitas: Perlakukan unsur-unsur yang berbeda dalam cara yang sama. Kesjnambungi,rr membantu rnenciptakan "kemiripan kelompok" antara bentuk-bentuk yang berbeda. Hal i,i membantu untuk mengikat hubungan kesatuan. Menyelaraskan: Menyelaraskan garis atau tepi dari satu bentuk yang mengarah ke bentuk iarn membantu menciptakan kesatuan dalam rancangan. Ketika suatu elemen
ditempatkan dalam
suatu komposisi, akan dapat menciptakan sebuah sumbu horizontal dan vertikal di atas, tengalr, bawah, dan sisi' Menyelaraskan unsur-unsur lain sumbu ini menciptakan hubungan visual yang menyatukan.
Bab
IV Prinsip
Desain
:
167
Aplikasi penggunaan efektivitas dalam kesatuan
Rancangan lansekap menciptakan rasa kesatuan dengan menggunakan efektif pengulangan bentuk
Sirkulasi dengan pengutangan bentuk, garis dan pola, menciptakan kesatuan hubungan antara dua kegiatan yang berbeda
Pengelompokan soft dan hard material dengan nuansa warna yang sama menciptakan kesatuan
168 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
H.
KESIMPULAN
S:udi tentang prinsip-prinsip desain tidak akan lengkap tanpa memberikan beberapa petunjuk
::aktis tentang penggunaan prinsip-prinsip desain.
^.
Terapkan prinsip-prinsip desain dalam setiap rancangan lansekap, baik secara sadar atau tidak sadar.
l.
Cobalah untuk memikirkan untuk memasukkan prinsip desain ke dalam rancangan masing-
masing.
3.
fangan menerapkan keseluruhan prinsip-prinsip desain pada setiap rancangan dalam penekanan yang sama. Satu rancangan mungkin menekankan dalam prinsip keseimbangan, sedangkan yang lain menekankan prinsip proporsi atau irama, dan sebagainya.
1.
Sebagai arsitek lansekap, perlu kiranya untuk menunjukkan kepribadian
kita ke dalam
rancangan. Tanpa kepribadian, rancangan lansekap yang kita hasilkan kurang memiliki
karakteristik rancangannya.
5.
Percaya diri, tidakterbelenggu oleh bentuk rancangan yang biasa agar dapat mengembangkan
kreativitas.
Bab
IV Prinsip
Desain
I
169
BAB V
APLIKASI DESAIN
170
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
SIRKULASI
ATA HIJAU PAR(IR ENCAHAYAAN POLA LANTAIIPA TTERN
ENYAMANAN DRAINASE EKAYASA LANSEKAP VISUAT
Bab
V Aplikasi
Desain
I
171
A.
BAHAN MATERIAL TANSEKAP
Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan lansekap. Mengapa? Arsitektur Lansekap pada dasarnya
berkaitan erat dengan pembentukan atau penciptaan ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut sangat tergantung dari komponen pembentuk ruang. Sedangkan komponen pembentukan ruang
terdiri dari bidang alas, bidang dinding, dan bidang atap. Kualitas nilai ruang tergantung dari fungsi ruang yang diinginkan dan komposisi komponen pembentuk ruang. Gubahan ruang terhadap fungsi ruang yang ingin dihasilkan dapat tergubah melalui bidang-bidang sebagai komponen pembentuk ruang. Bidang yang dimaksud terbentuk karena adanya unsur material yang direkayasa sesuai bentuk, tekstur, warna, dan ukuran dimensi yang diciptakan. Untuk hal itulah maka pengetahuan dan penguasaan serta pemahaman terhadap material atau bahan lansekap menjadi penting. Selain itu, pemahaman terhadap karakteristik bentuk bahan, juga perlu diketahui fungsi, spesifikasi, pascapemeliharaan dari bahan serta nilai ekonomis. Dalam arsitektur lansekap dikenal 2 [dual bagian besar material lansekap, yakni material lunak fsolt materials) dan material keras {hard materials).
1.
Material Lunak {Sofi Materials)
Kelebihan dari arsitektur lansekap dalam menggubah ruang adalah dapat menggubah ruang dengan komponen material lunak [solr marcrials), yaitu tanaman atau pepohonan dan air. Tanaman merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan memengaruhi ukuran tinggi tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
172 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Tanaman khususnya di iklim tropis, dikenal 2 [dua) macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni:
a. b.
tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants), tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen
coniJers).
Tanaman yang menggugurkan claun [decrrlous stlants) yang dimaksud adalah jenis-jenis tanaman yang berubah bentuk ataupun warna claunnya sesuai dengan musimnya. Setelah nrusim panas, daun berguguran sedangl
I'anarnan yang berdaun sepanjang tahun {evergreen conifers), yaitu jer-ris tananan yan€J berdaun lebat dan berbunga sepanjang musim serta tidak menggugurkan daun. Contoh antara lain jenis Cemara {Auracaria sp). Pemahanlan dan penguasaan ciari material tananlan yang dimaksucl terutanta terhadap kara]
Karakteristik tanalnan tercliri clari:
a. b. c. d. e.
bentuk [tajuh batang, cabang, ranting, daunJ
tekstur fbatang dan daunJ warna [batang, daun, bunga) fungsi tanaman
tinggi tanaman
Bab
V Aplikasi Desain
I
L73
Habitus tanaman terdiri dari:
a. b. c. d. a.
pola pertumbuhannya
sistem perakarannya tempat tumbuhnya polapemeliharaannya
BentukTajukTanaman Struktur sebuah pohon
*&,
4ffi f I{ $.
J rf; ,,r
Kolom
Tajuk bentuk payung
t74 I
n,
Palmae
Tajuk bentuk bebas
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Tiang
*# Tajuk bentuk melebar
Fungsi Tanaman Pohon membuat lingkungan kita lebih menyenangkan. Jika ditempatkan dengan benar dan
dipelihara, pohon dapat meningkatkan nilai ekonomi lingkungan kawasan perumahan. Sebuah pohon rindang yang besar bila ditempatkan dengan benar, dapat menghasilkan iklim mikro yang teduh. Tanaman hias menghasilkan bunga-bunga yang indah, daun, tekstur
kulit kayu atau buah. pepohonan dengan lebat, daun yang rapat, dapat digunakan sebagai penahan angin. Sebuah pohon atau semak yang menghasilkan buah dapat menyediakan makanan bagi pemilik atau menarik burung dan satwa liar ke dalam lansekap rumah. pohon jalanan dapat mengurangi silau dari perkerasan, mengurangi limpasan, menyaring polutan, dan menambahkan oksigen ke udara. Pohon jalanan juga dapat meningkatkan penampilan
SeCarakeseiuruhandankualitashidupdilingkungankota. Fungsi tanaman secara ekologis, yaitu:
1) 2J
3) 4J
menyerap
co,
dan menghasirkan o, (oksigenJ bagi makhruk hidup di siang hari; memperbaiki iklim setempat; mencegah terjadinya erosi atau pengkikisan muka tanah (run offl; menyerap air hujan. Menyerap Carbon dioksida di malam hari
l*T
Menyerap air hujan
Bab
V Aplikasi Desain
ffis
Fungsi tananlan dalanr perancangan lansekap
g3&e +J:i!i
e
Sebagai pengontrol angin dan sinar
Sebagai pembatas pandangan
matahari
d
:.'.*-r 'v{
_& aksentuasi
Sebagai penghasil bayang-bayang keteduhan
176
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Matrial pohon menciptakan keindahan
Z.
Material Keras {Hard Materials}
Telal"r
a, b. c. d. e. a. b. c. d. e.
diuraikan bahiva hal-hal yang perlu dipaharni dalarn pengetahuan bahan, yaitu:
karakteristik bentuk bahan, fungsi, spesifiirasi, pasca pemeliharaan dari bahan,
nilai ekonomisnya. Material keras dapat dibagi dalam 5 fiimal kelompok besar, yaitu sebagai berikut. Material keras alami {Organic materials) Material keras alami dari potensi geoiogi (Inorganic materials used in their natural state) Material keras buatan bahan metal {Inorganic materials used in highly modified state) Material keras buatan sintetis atau tiruan {Synthetic materials) Material keras buatan kombinasi (Composite material)
Bab
V Aplikasi
Desain
I
L77
a.
Material Keros Alami (Organic Materials) Material keras alami yang banyak dipergunakan dalam merancang arsitektur Iansekap adalah kayu. Bermacam macam jenis kayu dapat dijadikan bahan material bagi desain lansekap. Kayu dapat dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan perabot lansekap {landscape
furniture), dinding penahan tanah (retaining wal[) ataupun lantai. Kekuatan kayu berhedabeda tergantung dari keawetannya. Keawetan kayu tergantung dari penempatannya. Kayu yang terlindung dari hujan dan sinar matahari tidak akan cepat rusdrk. Untuk mempertinggi sifat keawetan kayu, dapat diusahakan dengan mengecat atau mengurangi kadar air, ataupun
diberi cairan pengawet kayu. Untuk penggunaan konstruksi, di Indonesia kayu terbagi dalam 5 (lima) kelas kekuatan (Frick Heinz. Ilmu konstruksi bangunan kayu, 1"982). Kayu kelas 1 [satuJ antara lain, yaitu Kayu Hitam {Diospyros Celebica Bakh); Kayu tllin (Eusideroxylon Zwageri, T), Sawo kecik (Manilkara Kauki Dub). Kayu kelas 2 [dua) antara lain, yaitu Jati {Tectona Grandis
L
FJ; Puspa {Tetramerista Glabra
Mis). Kayu kelas
3 [tiga] antara lain, yaitu Damar (Agathis
Borneensis Wqrb); Meranti Merah
(Shorea Spec, Div).
Kayu kelas
4
[empatJ antara lain, yaitu Kemiri (Aleuritis Moluccana Willd); Angsana
(Pte r o carp us I ndicus, D iv).
Kayu kelas 5 (lima] antara lain, yaitu Jeunjing {Albizia Falcata, Backer).
178 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b.
Material Keras Alami Dari Potensi Geologi (Inorganic Materiqls
Used
In Their Nqtural State)
Material yang dimaksud antara lain batu-batuan, pasir, batu bata.
Material batu-batuan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu susunan dinding ataupun pola lantai. Batu-batuan dapat menghasilkan kesan tekstur kasar atau halus. Batu besar fbatu kaliJ dapat juga dijadikan sebagai ornamen artistik dalam suatu taman.
Material batu-batuan dalam desain lansekap
Material pasir dalam desain lansekap
i,:-t
{J'
?"-.{,
Material batu bata dalam desain lansekap
Bab
V Aplikasi Desain
I
179
Material Keras Buatun Bahan Metul (Inorganic Materials Used in Highly Modified State) Material atau bahan lansekap yang dimaksud antara lain aluminium, besi, perunggu, ternbaga, dan baja.
Material aluminium dalam desain lansekap
Material besi dalam desain lansekap
Material baja dalam desain lansekap
1BO
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Materiol Keras Buatqn sintetis atau Tiruan (synthetic Materials) Contoh dari material sintesis atau tiruan antara Iain bahan piastik atau fiberglas.
$;i.,;][il l:-i:.i .::
Material plastik atau fiber dalam desain lansekap
e.
Material Keras Buatqn Kombinasi (Composite Materiat) Beton, Plywood merupakan contoh dari bahan material keras buatan kombinasi.
Pemanfaatan material Plywood dalam desain lansekap
Bab
V Aplikasi Desain
I
181
B.
SKATA
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan
suatu elemen tertentu dengan ukuran tinggi manusia.
Patung Pangeran Diponegoro di Taman Monumen Nasional bila dilihat dari jarak tertentu sulit untuk diperkirakan berapa tinggi patung tersebut. Namun bila kita berdiri di samping
patung tersebut, maka barulah kita dapat memperkirakan ketinggiannya, dengan pemikiran bahwa tinggi orang tersebut 1,60 meter. Jadi jelas bahwa skala akan bermanfaat bila ada ukuran manusia sebagai perbandingannya.
l.
Macam-Macam Skala
Ada tiga macam skala, yaitu sebagai berikut'
q.
Skala Manusia Pada skala
ini penekanan diarahkan pada penggunaan ukuran dimensi manusia atau gerak
ruang manusia terhadap objek atau benda yang dirancang.
tBz
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
b.
Skalo Generik Pada skala ini perbandingan diarahkan pada penggunaan suatu elemen atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan di sekitarnya.
Perhatikan perbandingan manusia dengan tinggi bangunan gazebo yang ada. Kita dapat memperkirakan besaran luas dan tinggi gazebo tersebut.
c.
Perhatikan perbandingan manusia dengan pohon yang ada. Kita dapat memperkirakan besaran tinggi pohon tersebut.
Skala Gambar/Skala peta
Yaitu perbandingan perbesaran atau perkecilan antara gambar atau peta yang dikeriakan dengan mempergunakan satuan ukuran angka atau numerik ataupun grafik. Skala dalam arsitektur adalah suatu kemampuan manusia secara kualitas untuk membandingkan bangunan atau ruang. Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung dikaitkan dengan ukuran manusia. Pada ruang yang melebihi jangkauan manusia penentuan skala harus didasarkan pada pengamatan visual dengan membandingkannya clengan ketinggian manusia sebagai tolok ukurnya.
Bab
V Aplikasi Desain
I
rB3
Skala Ruang Lingkungan Kota Dalam skala ini lebih banyak digunakan skala manusia dan skala generik' Ada beberapa macam skaia ruang dalam suatu lingkungan perkotaan, yakni:
1)
Skala Ruang Intim
bagi Merupakan skala ruang yang kecil, sehingga memberikan rasa perlindungan hingga manusia yang berada di dalamnya. Pengertian kecil bukan berarti dikecilkan
menjadi kerdil.
untuk Sebagai contoh, sebuah taman pada bangunan rumah tinggal cenderung perkerasan membentuk ruang intim. Pada ruang intim ini hampir seluruh detaii elemen atau tanaman akan terlihat jelas. Bentuh tekstur, warna, dan aroma perlu menjadi pertimbangan perancangan dalam menerapkan skala ruang kecil. Biasanya untuk skala ruang kecil keintiman akan timbul karena gerak manusia sangat terbatas.
1B4 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
2)
Skala Ruang Monumental
Merupakan skara ruang yang besar dengan suatu objek yang mempunyai nirai tertentu sehingga manusia akan merasakan keagungan dari ruang tersebut, Manusia akan terangkat perasaan spiritualnya dan terkesan pada keagungan yang dirasakannya.
Tugu Monumen Nasionar merupakan suatn co.rtoh yang jeras pada penggunaan skala monumental.
ffi
lf Ruang dalam skala intim, detail rancangan menjadi perhatian utama
i)ina
\
I i,,1, Bab
V Aplikasi Desain
f
1Bs
I
s)
Skala Ruang Kota
Merupakan skala ruang yang dikaitkan dengan kota serta lingkungan manusianya, sehingga manusia merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut. Plaza kota merupakan suatu contoh yang jelas. Ukuran luas plaza sebaiknya minimum sama dengan bangunan utama di sekitar plaza tersebut, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali bangunan utama. Plazayangbesar dan dikelilingi oleh bangunan kecil menjadi tidak sesuai skalanya, demikian pula halnya bila sebuah objek menara tinggi di antara rumah
rumah kecii.
Ee**m
ffi
Plaza dengan skala perkotaan
4)
Plaza dengan skala perkotaan
Skala Ruang Menakutkan Pada skala ini objek bangunan mempunyai ketinggian yang berada jauh di atas skala ukuran manusia. Hal ini akan terasa bila kita berjalan di antara bangunan tinggi dengan
jarak antarbangunan yang berdekatan.
186 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Ruang di antara bangunan atau pepohonan tinggi yang berdekatan menimbutkan rasa tertekan dan menakutkan
Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 600, namun bila melihat secara lurus ke depan atau menuju ke titik objek secara intensif maka sudut pandangannya menjadi 10.
Mirten dalam tulisannya Skala in Civic Design, menyatakan bahwa bila orang melihat lurus ke depan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang pandangan horizontal mempunyai sudut 400.
orang dapat melihat keseluruhan bila sudut pandangannya 270, atau dalam perbandingan jarak bangunan (distance) dibagi dengan tinggi bangunan fhouseJ sama dengan 2.
Menurut Yoshinobu Ashiara dalam buku Open Spaces menuliskan tentang perbandingan antara jarak antarbangunan [DJ dan tinggi bangunan IHJ sebagai berikut.
Bab
V Aplikasi Desain
f
rB7
D/H=l , ruang D
/H<1. ,
D/H>1, D
/H> 12
terasa seimbang dalam perbandingan jarak dan tinggi bangunannya.
ruang yang terbentuk akan terlalu sempit dan memberikan rasa tertekan.
ruangterasa agakbesar
, pengaruh ruang tidak akan terasa.
Sedangkan menurut Paul D Spriegen, perbandingan antara tempat seseorang berdiri (DJ dengan objek
tinggi bangunannya [H), bila:
/H=l, cenderung memperhatikan detail daripada keseluruhan bangunan. D/H=2, cenderung untuk melihat bangunan sebagai sebuah komponen keseluruhan D
bersama dengan detailnya.
D/H=3, bangunan terlihat dalam hubungan dengan lingkungannya. D/H=4, bangunan dilihat sebagai pembatas depan saja.
1BB I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
* ,,,
*
z,o
ruang tidak terasa, detail tidak terlihat jelas bangunan dekat dengan alam
* n,o ruang tidak tercipta detail
tergambar hanya silhoute bangunan menjadi kecil dekat dengan alam
contoh pehandingan antara ketinggian obiek dengan iarak antar-objek pada suatu area pintu masuk
Bab V Aplikasi Desain
I
1Be
2.
Skala dalam Hubungannya dengan Gambar dan Peta
Skala pada bidang gambar atau peta dapat dinyatakan sebagai berikut.
a.
Skala Angka qtau Skala Pecahan (Numerical Scale/Fraction Scale) Dalam hal ini perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya dinyatakan dalam
bentuk angka/pecahan yang sederhana. Contoh: Skala 1 : 100, artinya 1 cm di peta/gambar = 1.00 cm keadaan nyata di lapangan Skala 1" : 50.000, artinya 1 cm di peta/gambar = 50.000 cm di lapangan
b.
SkalaYerbal (skala 7 inch : 7 mile atau skala 7 cm : 1km |enis skala ini sering dipergunakan terutama pada peta topografi di Amerika atau negaranegara lain yang menggunakan satuan bukan metrik. Contoh: Skala 1 inch : 4
mile, 1 inch di peta = 4 mile di lapangan
Skala L cm : 5 km, 1 cm di peta = 5 km di lapangan.
c.
Skala Grafik (Graftc Scole atau Bar Scale) Skala
ini ditunjukkan oleh garis iurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama, di mana
tiap bagian menunjukkan kesatuan yang sama.
190 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Skala peta 1 cm = 1 km di lapangan, atau 1
:
100.000
Skalal inchi =3mile
Skala 1 km = 0,6214 mite
Untuk memperbesar atau memperkecil skala peta ada beberapa cara. Salah satunya adalah dengan Square Method, yaitu dengan membuat garis bantu berupa petak-petak atau garis grid pada kertas gambar yang baru' Petak garis bantu tersebut disesuaikan dengan perbesaran atau perkecilan peta yang diinginkan. Contoh: Pada peta dengan skala 1:5.000, dibuat garis petak-petak dengan ukuran 4 cm. Bila kita ingin memperkecil menjadi skala 1:20.000, maka garis bantu petak yang dibuat pada kertas gambar baru sebesar:
s000 ,4cm 20.000
I
= 1 cm
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Lg7
fadi, dalam hal skala, pemakaian skala yang benar harus sesuai dengan fungsi kegiatan atau ruang yang dirancang ataupun bangunan yang ingin digubah.
Contoh gambar dengan skala angka
Contoh gambar dengan skala jarak
rez
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
C.
SIRKULASI
(rnetika gerakan merupakan suatu studi tentang sifat gerakan. Studi tentang pergerakan ini lruraikan oleh f o. simond, Landscape Architecture dan beberapa buku
rujukan antara Iain Laurie, lntroduction to Landscape Architecture;Eckbo,Ilrban Landscape Designdan Ruben Stein, Guide :o Site and Environmental Planning. Di bawah ini akan diuraikan pendapat tentang pergerakan sinetika. '1n
1.
Berbagai Bentuk Lintasan
a
bentuk bergelung-gelung bentuk menyimpang
a
bentuk melingkar bentuk berliku bentuk hiperbolik bentuk sentrifugal bentuk sentripetal
a
bentuk berbelok ke kiri dan ke kanan
o
bentuk melayang ke atas
a
bentuk mendaki
a
bentuk discending
a
bentuk busur bentuk langsung
Bab
V Aplikasi Desain
I
ts3
s ta
Bentuk lintasan dalam grafik
aa
9)
e-
(.^
?qr I .yft.' Bergelung-gelung Langsung
Keliling
Kembali
Tak Menentu
Melingkar
Melewati
>*
+ A
#* Berpencar
Berliku
Mengumpul
y{ tff-
?*.
Dengan selaan
Menuiu Tujuan
Menghimpun
Contoh gambar dengan skematik
te4 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Kecepatan
dari pergerakan itu dapat bervariasi mulai dari gerak lambat fmerayap,
::erangkakJ hingga gerak cepat fkilat].
S:fat gerak yang dapat ditampilkan antara lain sebagai berikut.
. . . .
sifat menenangkan sifat
(soothing)
mencengangkan
{sturtling)
sifat mengagetkan
{shocking)
sifat mematahkan
(bffiing)
sifat logis
{logical)
sifat
bertahap-tahap
sifat maiu sifat
bertingkat-tingkat
{sequentiat) {progressive)
(hieratic)
sifat lurus
{linier)
sifat bergelombang
{wayelike)
sifat mengalir sifat bercabang
{flowing) (branching)
sifat menyebar
[diverging)
a
sifat nengumpul
(converging)
a
sifatmalu-malu, ragu-ragu (timorous)
a
sifat kuat
{forceful)
sifat meluas
{expanding)
sifat berkerut
(contracting)
Bab
V Aplikasi
Desain
I
19S
Perpaduan antara kecepatan gerak dan sifat pergerakan terhadap suatu subjek akan menghasilkan suatu rasa emosional tertentu, sehingga dalam merancang suatu lintasan gerak, harus
dikontrol dengan hati-hati.
2.
Manusia dan Pergerakan
a.
Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung bergerak, antara lain sebagai berikut:
. . . . . . . . . . . . . . .
196 I
bila ada sesuatu yang menyenangkan; bila ada benda-benda yang diinginkan; sedikit mempunyai halangan; adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah;
bila ada sesuatu yang sesuai atau cocok; bila sesuatu mempunyai kegunaa?r; bila sesuatu mempunyai daya tarik; untuk menuju jalan masuk; bila ada sesuatu yang berbeda; untuk mencapai suatu tujuan; bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu; bila menerima sesuatu; menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat; bila ada ruang ruang yang menyenangkan; bila ada rasa petualangan;
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
. '
bila ada sesuatu yang indah, permai; menuju objek atau daerah dan ruang yang cocok dengan hati atau kebutuhannya.
Pola sirkulasi yang berriku-tiku di universitas cotorado (Rubenstein H, A Guide Environmental Planning htm. 54)
Bab
to
site and
V Aplikasi Desain
I
te7
Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk menolak bergerak, antara lain yaitu: ada rintangan; ada sesuatu yang tidak menyenangkan; ada sesuatu di luar perhatian; ada sesuatu gesekan; ada suatu penolakan; ada sesuatu kekerasan; ada permukaan yang curam; ada sesuatu yang monoton;
kebosanan; sesuatu yang tidak diinginkan; sesuatu yang melarang; ada bahaya; ada sesuatu yang tak serasi.
t{ vr
Sirkulasi Lurus
198 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
i.a'\I r/7 ,... k,./ Y*/
11
a'./
c.
Faktor yang membimbing manusia dalam pengarahan gerakan, yaitu:
. . . . . . .
gubahan dari bentuk-bentuk alam; adanya pembagi ruang-ruang; adanya tanda-tanda atau simbol-simbol; adanya dinding pengarah atau penahan; adanya pola sirkulasi;
tersedianyalajur-lajur; bentuk-bentuk ruang.
;,,:'! ,a,:,'l
'Lt.
Bab
V Aplikasi Desain
I
rss
d.
Faktor yang merangsang manusia untuk beristirahat, yaitu:
. . . . . . . .
kondisi kenikmatan, kesenangan; kesempatan untuk menangkap view, objekatau detail yang jelas; halangan untuk bergerak;
terlibat dalam keadaan tanpa tujuan; kesempatan untuk sesuatu yang bersifat pribadi; kesempatan untuk konsentrasi;
ketidakmampuan untuk maju; adanya gubahan yang menyenangkan untuk bentuk dan ruang.
3.
fenis Pergerakan dan Pengaruhnya bagi Manusia
a.
PergerakanHorizontal Pengaruh pergerakan horizontal pada manusia dikarenakan adanya:
o . o . o . . .
2OO I
pergerakan lebih mudah, lebih bebas, dan Iebih efisien pada bidang horizontal; perubahan arah lebih mudah; pergerzkan lebih aman; pemilihan alternatif arah lebih banyak; perg€rakan lebih mudah dikontrol; pergerakan lebih stabil karena keseimbangan gaya tarik bumi; pandangan terhadap objek yang bergerak lebih mudah dikontrol;
mudah melihat objek-objek yang vertikal.
KomponenPerancanganArsitel
Pergerakan Menurun atau ke Bawah Pengaruh pergerakan ke bawah pada manusia karena adanya: ' usaha atau tenaga yang dikerahkan
berkurang, namun sudut kemiringan harus diper_
timbangkan;
. . . .
adanya perasaan untuk bersembunyi, perlindunga
n
atau privacy;
perlindungan bawah tanah; seakan-akan kembali ke alam primitif; adanya konsep penyimpanan bawah tanah.
Pergerakan Mendaki atau ke Atas
c.
Pengaruh pergerakan ke atas pada manusia adalah:
. . .
bersifatmenggembirakan; membutuhkan tenaga tambahan;
merasa berpisahan dengan benda_benda di tanah;
. . . . . ' ' .
mengambang dekat dengan matahari; menambah rasa memiliki bidang lantai;
mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa; usaha mencapai menara; konsep manusia menantang langit; berkesan kual
menakjubkan; dramatis.
Jabn ini mendaki, adanya unsur
veftikal
di sisijalan, memperkuat
kesan pengarahan,Ambassador
Hall, Pasadena, Califomia (lJrban Landscape Design, Eckbo G, hat 69)
Bab
V Aplikasi Desain
f
zol
4.
PengaruhfarakPadaSirkulasi
yang terlalu jauh menyebabkan farak dapat mengganggu poia sirkulasi yang diterapkan. farak pola sirkulasi yang direncanakan tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan' Perancang mempunyai tugas untuk memperkecil halangan tersebut, apalagi bila sirkulasi tersebut dikaitkan penerapan dengan faktor kecepatan dan pertimbahgan ekonomi. Hal ini dapat diatasi dengan pola sirkulasi yang bersifat Iangsung dan praktis.
6e(*'
.t j
,fry,\$
;W:f 'nF.r
,
Jalan yang metingkar ini membeikan kesan petualangan karena tujuan akhir tiada tetihat. Chitd Study Center, LosAngeles, Califomia. (Urban Lanscape Design, Eckbo G, hal 104)
202
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Kelelahan mendorcng orang untuk cenderung beistirahat. child study center, Los Angeles, Califomia. (Urban Lanscape Design, Eckbo G, hal 104)
Sirkulasi ini membeikan kesan perubahan sesuai dengan
modulasi ruangnya. Standford University, palo Afto, Califomia
Jalan yang berbelok ini akan menimbulkan rasa ingin tahu tentang keadaan di akhirtujuan. Scipps Coilege, Ctaremont, Califomia. (Urban Landscape Design, Eckbo G, hal g6)
Bab
V Aplikasi
Desain
I
ZO3
D.
TATA HIJAU
Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 [dual golongan besar, yaitu:
L. 2.
Elemen Keras fHard Materiaf); perkerasan, bahan statis. Elemen Lembut {Soft MaterialJ; tanaman, air.
Bagi seorang arsitek lansekap, yang menangani hubungan antara manusia, alam, dan teknologi bahan [bahan perkerasan serta bahan alamiJ, maka materi tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan lansekap. Elemen lembut (softmateriall tidak mempunyai bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk, tekstur, warna, dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan karena tanaman adalah makhluk hidup yang selalu tumbuh yang dipengaruhi oleh faktor alam dan tempat tumbuhnya. Dalam kaitannya dengan perancangan lansekap, tata hijau atau planting design merupakan satu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan
tanaman mencakup:
1,. 2. 3. 4.
habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman, peletakan tanaman.
2O4 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
1.
Habitus Tanaman
Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/morfologis, sesuai dengan ekologis dan efek visual. Segi
botanis/morfologis, tanaman dibagi menjadi:
Pohon
:
batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, tinggi di atas 3,00 meter.
Perdu
batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkar, tinggi 1,00-3,00 meter.
Semak
batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkar, tinggi 50 cm-1,00 meter.
Penutup Tanah
:
batang tidak berkayu, berakar dangkar, tinggi 20 cm-50 cm.
Rerumputan Segi Ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya:
a. b. c. d. e. f.
dataran rendah, dataran tinggi, Iereng,
gurun, danau.
pantai.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
ZOs
2-
Karakter Tanaman
IW Cabang dan ranting
bad&
Akar
phon
Struktur pohon
kntuk phon dipengaruhi oleh
2a6
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
strul
Rendering pohon dibuat sesuai dengan bentuk daunnya
Karakteristik fisik tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangannya, bentuk tajuk, massa daun, massa bunga, warna, tekstur, aksentuasi, skala ketinggian, dan kesendiriannya.
Pemilihan jenis tanaman dalam suatu desain lansekap merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Seni karena menyangkut komposisi elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur, dan kualitas desain yang berubah karena sangat dipengaruhi oleh iklim, usia, dan faktor alam. Ilmu pengetahuan menyangkut dari teknik peletakan, teknik penanaman, dan pertumbuhannya. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada:
. r
fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perancangan; peletakan tanaman, sesuai dengan fungsi tanaman.
Bab
V Aplikasi Desain
I
zol
3.
FungsiTanaman
Tanaman tidak hanya mengandung atau mempunyai nilai estetis saja, tapi juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut (Carpenter Philip L, Theodora D. Walker, Lanphear F,1,975, Plant in the LandscapeJ:
a. b. c. d. e. f.
kontrol pandangan (visual contro[),
a.
Kontrol Pandangan (Visual Control)
pembatas fisik (p/rysico I barciers),
pengendali iklim {climate contro[), pencegah erosi (erosian control),
habitat satwa {wildlife habitats), dan nilaiestetis (aestheticvalues).
Menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, sinar lampu kendaraan pada:
1)
Jalan Raya Dengan peletakantanaman di sisi jalan atau di jalurmedian jalan. Sebaiknya dipilih pohon
atau perdu yang padat. Pada jalur jalan raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak
dibenarkan pada jalur median jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanami tanaman semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi.
2O8 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Penempatan tanaman untuk menghalangi sinar lampu kendaraan dai arah yang beiawanan
Bangunan Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover, d,apatmenahan jatuhnya sinar matahari ke daerah yang membutuhkan keteduhan.
. .
pc.r{halailg cahiya
,6rr1babt
lrntmar rclldrh
&rgA
ke arah rufirefi
dep$
unluk menolalanot rclleksr dail kam-
icndela
Bab
V Aplikasi Desain
I
?oe
3)
Kontrol Pandangan terhadap Ruang Luar Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding, atap, dan
lantai. Dinding dapat dibentuk oleh tanaman semak sebagai border. Atap dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi atau tanaman merambat pada pergola. Sedangkan sebagai lantai dapat dipergunakan tanaman rumput atau penutup tanah [ground covers). Dengan demikian pandangan dari arah atau ke arah ruang yang diciptakan dapat dikendalikan.
4)
Kontrol Pandangan untuk Mendapatkan Ruang Pribadi {Privacy Space) Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari arah luar dalam usaha untuk menciptakan ruang pribadi (ltrivacy space). Ruang pribadi ini biasanya ruang yang terlindung dari pandangan orang lain. Memerlukan penempatan tanaman pembatas pandangan setinggi 1.50-2.00 meter.
210
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
5)
Kontrol Pandangan terhadap Halyang Tidak Menyenangkan Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang pandangan terhadap hai-hai yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan atau dilihat, seperti timbunan sampah, tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.
;-.-
.
-:
."
Bab
V Aplikasi Desain
I ztl
b.
Pembatas Fisik (Physical Barriers) Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan hewan. Selain itu juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan.
Batas tapak menggunakan kelompok tanaman yang
Arah pergerakan menggunakan pohon yang
dipangkas
dipangkas
?
Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim fciinrof e control) untuk kenyamanan manusia. Faktor iklim yang memengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari, angirl, kelembaban, suara, dan aroma.
2L2
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
1)
Kontrol Radiasi Sinar Matahari dan Suhu Tanaman menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro.
Bayang-bayang tajuk pohon menciptakan iklim mikro
r.l:if.
. '.i:i ;:l:i
-'i:i-""11!'
Pepohonan membuat suasma menjadi nyaman
Our."rrrffi
Bab
V Aplikasi Desain
I
z1s
Z)
Kontrol atau Pengendali Angin Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap, dan mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan iklim mikro. Ienis tanaman yang dipakai harus diperhatikan tinggi pohon,
bentuk tajuk, jenis, kepadatan tajuk tanaman serta lebar tajuk'
2u
*; Tanaman dapat mengurangi kecepatan angin sekitar 40-50%
Pengendali Suara
Tanaman dapat menyerap suara kebisingan bagi daerah yang membutuhkan ketenangan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dari tinggi pohon, lebar tajuk, dan komposisi tanaman.
..\ llt
214
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
,!
4)
Penyaring tJdara Tanaman sebagai firter atau penyaring debu, bau, dan memberikan udara segar.
Pencegah Erosi (Erosion Control)
Kegiatan manusia dalam menggunakan rahan, serain menimbulkan efek positif juga menyebabkan efek negatif terhadap kondisi tanah/rahan. Misal dalam pembentukan muka tanah, pemotongan, dan penambahan muka tanah fcut andf1l), penggarian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi rapuh dan mudah tererosi karena pengaruh air hujan dan hembusan angin yang kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu dapat pura berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
2]^S
fonomon dapot mengurangi erosi dan teriodinya run off
6)
Habitat Satwa (Wildlife Habitats) Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempatberlindung kehidupannya. Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.
,... r*
zt6 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
nn--+
.
*,
:k:-...:B -!
7) ,\ilai Estetis
(Aesthetic Vatues)
Memberikan nilai estetika dan meningkatkan kualitas ringkungan fAustin, Richard L, Designing with prants. 1gg2). Nirai estetika dari trnrmrn diperoreh dari perpaduan antara warna fdaun' batang, dan
bungaJ, bentuk fisik tanama, 6ur,rrg percabangan, tajuk], tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoreh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan eremen Iansekap Iainnya' Sebagai contoh, tanaman dapat menimburkan nirai estetis yang terjadi dari bayangan tanaman terhadap dinding rantai dan menimburkan bayangan yang berbeda_ beda akibat angin dan waktu terjadinya bayangan. Demikian pula bila tanaman diletakan pada tepi atau sekeliling kolam akan menimburkan bayang_bayang yang dicerminkan oreh permukaan air [refleksi). Ini menghasilkan suatu pemandangan
I::T::ffi.konteks a]
ringkungan, kesan estetis itu menvebabkan
yang
n,ai ruaritasnyl
Warna
warna batang, daun, bunga dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung dari refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. warna daun dan bunga dari tanaman dapatmenarikperhatian manusia, binatang,
dan memengaruhi emosi yang melihatnya' Efek psikologis yang ditimburkan dari warna tersebut terah diuraikan
seberumnya, yakni warna cerah memberikan rasa senang, gembira, dan hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. B,a beberapa jenis tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai estetika.
Bab
.
V Aplikasi Desain
f
217
bl
Benruk Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk 2 atau 3 dimensi, memberi kesan dinamis, indah, memperlebar atau memperluas pandangan ataupun sebagai aksentuasi dalam suatu ruang.
cJ
Tekstur Tekstur suatu tanaman ditentukan oleh batang/percabangannya, massa daun serta jarak penglihatan terhadap tanaman tersebut. Tekstur tanaman juga memengaruhi secara psikis dan fisik bagi yang memandangnya.
dl
Skala
Skala atau proporsi tanaman adalah perbandingan besaran tanaman dengan tanaman lain atau perbandingan antara tanaman dengan lingkungan sekitarnya.
4.
Peletakan Tanaman
Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perancangannya tanpa melupakan fungsi dari tanaman yang dipilih. Pada peletakan
ini harus pula dipertimbangkan kesatuan dalam desain
sebagai berikut (Hannebaum, Leroy, 1981, Landscape DesignJ.
a. b. c. d. e.
Variasi {Variery) Penekanan (Accent)
Keseimbangan(Ballance)
Kesederhanaan(simplicity) Urutan (Sequence)
zLB I
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
atau uniq/, yaitu
Jadi, dalam perancangan tanaman lansekap, pemilihan jenis tanaman merupakan faktor penting. Di bawah ini terdapat tabel jenis dan karakteristik tanaman yang dapat digunakan dalam desain lansekap.
NO NAMATANAMAN
1.
Cemara Gunung
2.
Sepanjang tepi jalan raya
1,5/6m
Rumpun
Tepi jalan keluar kenda_ raan, area parkir
2,5/5 m
Segitiga
Parkir
BlBm
Bebas
Parkir Tepi jalan
2,5/5 m
Segitiga
Jalan sekunder
10/30 m
Segitiga
Araucaria exelsa Cemara Susun
7.
Segitiga
Cupressussemperuirens Cemara Tiang
6.
6/20 m
Mimusons elengi Tanjung
5.
PELETAKAN
Cuoressus papuana Cemara Gembel
4.
BENTUK TAIUK
Arundinariaiaoonica Bambu Halus
3.
LEBAR TAIUK/TINGGI
Cemara iunghuniana
Canarium comune
Kenari
Pembentuk ruang Tepi jalan sekunder
6/22 m
Bebas
Tepi jalan raya
Bab V Aplikasi Desain
f
zts
B.
Maniltoa semioara Bunga Sapu
Tangan
6/15
m
Kubah
Untuk identitas
lokasi
Peneduh
9.
Allensa exelsa
Rasamala
B/ZO\
Bebas
sebagai peneduh Pencegar
erosi
10.
Dan sebagainya, dapat dilihat dalam bukrt Planting Plan by Carpenter.
22O I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
TANAMAN HIAS
No. NamaDaerah
Nama Latin
1. Aechinea sp. 26. Bungur Lagerstroemia indica 2. Aglaonema sp. 27 cempaka ' Michelia champaka 3. Air mancur Jakobinia cornea 28' cente Lantana camara 4. Air mata pengantin Antigonon leptosus 29' cocor bebek Kalanchoe pinnuta 5. Alamanda Allamanda cathartica 30' Daun beludru Gynura aurantiaca 6. Alokasia Alocasia sp. 3L' Daunpanah Syngoniumalbolineatum 7. Anyelir Dianthus caryophyllus 32. Daun saputangan Maniltoa grandiflora B. Arairut Marantha arundinacea 33' Daun zebra Zebrina pendula 9. Bambu kuning Bambusa vulgaris 34. Dilem Coleus sp. 10. Bakung Cainum asiaticum 35. Drasena Dracaena sp. 1L. Begonia rambut Ciscus bicolor 36' Duranta Duranta erecta 72. Begonia rex Bigonia sp. 37' Duri cangkang Opuntia schumanii 13. Bintang buni Crytanthus sp. 38. Ekor cendrawasih Phylanthus alternifolia 14. Bunga angsa Aristolochia sp. 39' Ekorkeledai Sedummorgalianum 15. Bunga harumsari Buddlejaasiatica 40' Ekormusang Lycopodium carinatum 1,6. Bunga bokor Hydrangea hortensis 41,. Kere payung Filicium decipiens 1,7. Bunga kana Canna indica 42' Flamboyan Delonix regia 18. Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 43' Gladiol Gladiolus hortulanus 1,9. Bunga kancing Gomphrena globosa 44. Gloxinia Gloxinia speciosa 20. Bunga kuku macan Mucuna bennetii 45' Handeleum Graptohylumpictum 21,. Bunga matahari Helianthusannus Cordylin sp. 22. Bunga mentega Taberna emontana coronaria 46' Hanjuang 47'Herbras Gerberajamesonii 23. Bunga pukul empat Mirabilisjalapa 48. Homalomena Homalomena rubra 24. Bunga tiga hari Brunfelsia ansericana 25. Bugenvil Iatropha multifida Bougainvillea spectabilis 49' Jarak 50. Kalatea Calathea sp. Bab
V Aplikasi Desain
I
zzl
51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Kastuba
Euphorbia pulcherrima
79. Palem australia
Normanbya normanbyi
Kecubung
Dafura metel
80. Palem bambu
Chamaedorea erumpius
Keladi hias
Caladium sp.
81. Palem bambu
Mascarena sp.
Kembang bulan
Tethonia diversifolia
82.
Revaogehaganii
Kembang emas
Stephanotis floribunda
83. Palem ekor ikan
Caryota mitis
Kembang merak
Caesalpinia pulcherrima
Veitchia philippinensis
Kembang pita
Storophanthus grandifl ora
84. Palem pilifina 85. Palem jari
Kamboja putih
Plumeria alba
86.
Palem kipas
Livistona rotundifolia
Kembang sepatu
Hibiscus rosasinensis
87.
Palemkuning
Chrysalidocarpus lutescens
Kembang soka
Ixora coccinea
BB. Palem kol
Licuala grandis
61..
Kembang sungsang
Gloriosa superba
Cyatostachys lakka
Chlorophytum sp.
89. Palem merah 90. Palem raja 91. Paku pelanduk 92. Pandan hias 93. Pinangirisan 94. Pinang monyet 95. Pinangtutul
Rosa hybrida
96. Pisanghias
Heliconia Collinsiana
Jasminum sambac
97. Pohon bahagia
Dieffenbachia sp.
Iresina herbstii
98. Pohon saputangan
Browned sp.
Monstera deliciosa
99. Portulaka
Portulaca grandiflora
62. Kemuning 63. Kol banda 64. Koreopsis 65. Landep 66. Lidah mertua 67. Lili paris 68. Mawar 69. Melati 70. Miyana mangkuk 71. Monstera 72. Nona makan sirih 73. Nusaindah 74. Ohna 75. Oleander 76. Pacar 77. Pacar cina 78. Pacing
222
I
Muraya paniculata Pisonia alba Coreopsis sp.
Barleria crisfota Sanseviera trifasciata
Palem botol
Rhapis excelsa
Roystonea regia
Pteris ensiformis Pandanus dubius Ptychosperma macorthurii Areca vestiara Pinanga densiflora
Clerodendrum sp.
100. Primula
Primula denticulata
Musaena ahphillippica
101. Pucuk emas
Galphinia gracilis
kirkii
102. Pulkra
Kaemferia pluchra
Nerium olender
L03. Puring
Codeaum variegatum
Ochna
Impatiens balsamina
104. Rane
Selaginella plana
Agloia odorata
105. Sambang
Lapsia spinosa
Costus sp.
1-06. Sambang
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
colok
Aerva sp.
107. Selandang darah
Hemigraphis alternata
108. Selandangputih
Spathiphylum cannaefalium
109. Senduduk
Melastoma malabathricum
110. Seruni
Wedelia montana
111. Sirih belanda
Scindapsus aureus
112. Sirih Gading
Rhaphidophora aurea
113. Sirih hias
Peperomia sanderii
114. Suji
Pleomele angustifolia
115. Tanaman lurik 116. Tanaman mosaik
Geogenanthus undatus
Fittonia sp.
117. Tanaman perak
Pilea cadierei
118. Tapak darah
Catharanthus rosea
11.9. Tatarompetan
Ipomoea
120. Teratai kecil 121. Terompetgading
Nymphaea Iotus
'J,22.
Yerbena
tripida
Randia maculata Verbena laciniata
123. Violces
Saintpaulia ionantha
1,24. Wanga
Pigafetta filaris.
TANAMAN PENEDUH IALAN
No. NamaDaerah 1,. Flamboyan
2. Angsana 3. Ketapang 4. Kupu-kupu 5. Kere payung 6. fohar 7. Tanjung B. Mahoni 9. Akasia 10. Bungur 11. Kenari
Nama Latin Delonix regia Pterocarpus indicus Terminalia cattapa Bauhinia purpurea
Filicium decipiens Cassia multiyoga
Mimusops elengi Swientenia mahagoni Acacia auriculiformis
Lagerstroemia loudonii Canarium commune
12. Johar 13. Damar 14. Nyamplung 15. ]akaranda
Jacaranda filicifolia
1,6.
Salix babilinica
Liang
liu
17. Kismis 18. Ganitri 79. Saga 20. Anting-anting 21. Asam kranji 22. Johar 23. Cemara 24. Pinus 25. Beringin
Bab
Cassia sp.
Agathis alba Calophyllum inophyllum
Muehlenbeckia sp. Elaeocarpus spahaericus
Adenanthera povoniana Elaeocarpus grandifl orus
Pithecelobium dulce Cassia grandis
Cupresus papuana Pinus merkusii Ficus benjamina
V Aplikasi Desain
f
223
TANAMAN TAMAN HUTAN
No. NamaDaerah
Nama Latin
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B. 9. 10.
Bungur
Lagerstromia speciosa
|ening
Pithecolobium lobatum
Khaya
Khaya anthotheca
Pingku
Dysoxylum excelsum
Lamtorogung
Leucaena lecocephala
Puspa
Schima wallichii
Kenanga
Canangium adoratum
Locust
Hymenaena courburil
Kisireum
Eugenia cymosa
Manglid
Michelia velutina
11.. Cengal 1,2. Flamboyan
Hopea sangkal
Delonix regia
13. Tanjung 14. Trembesi 15. Beringin
Samanea saman
1.6.
Sterculia foetida
Mimusops elengi Ficus benjamina
Kepuh
17. Angsret 18. Nyamplung t9. Leda 20. Tengkawanglayar 21. |ohar
Spathodea campanulata
Callophylum inophyllum Eucalyptus deglupta Shorea mecistopteryx Cassia siamea
22.
Merbau pantai
Intsia bijuga
23.
Tengkawangmajau
Shorea palembanica
24.
Hoe
Eucaliyptus platyphylla
25.
Merawan
Hopea mangarawan
26.
Blabag
Terminalia citrina
224
I
27. Pala hutan 28. Cemara sumatra 29. Palur raja 30. Kibeusi leutik 3L. Kaliandra 32. Balam sudu 33. Sawo duren 34. Kedinding 35. Dadap 36. Salam 37. Sungkai 38. Matoa/kasai 39. Ebony/kayuhitam 40. Kempas 4L. Sawo kecik 42. Asam 43. fohar 44 Angsana 45. Kecapi 46. Palem Raja 47. Kalak 48. Saputangan 49. Bacang 50. Kayu manis 51. Kawista 52. Kenanga 56. Khaya 57. Khaya
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Myristica fatua Casuarina sumatrana Oreodoxa regia
Lindera srtichchytolia Calliandra marginata Palaguium sumatranum
Crysophyllum cainito Albizzia leppecioides
Erythrina cristagalli Eugenia polyantha Pheronema canescens Pometia pinnata
Dyospiros celebica Kompasia excelsa
Manilkara kauki Tamarindus indica Cassia grandis
Pterocarpus indicus Shandoricum koetjape Oerodoxa regia
Poliantha lateriflora Maniltoa brawneodes Manejitera foetida Cinnamomun burmanni Feronia limonia Canangium odoratum K. sinegalensis K.
grandiflora
TANAMAN KEBUN DAN HALAMAN
No. NamaDaerah
Nama Latin
1. Nangka 2. Kenanga 3. Sirsak 4. Srikaya 5. Pala 6. Alpokat 7. Belimbing B. Ieruk 9. Mangga 10. Rambutan
Nephelium lappaceum
L1,. Kedondong 1,2. Kemiri
13. 74. 15.
Wuni fambu monyet Durian
Artocarpus integra
No.
Nama Daerah
Nama Latin
Spondias rarak
1. Lenggundi 2. Mengkuang 3. Cemara laut 4. Ketapang 5. Bintangor laut 6. Angsana 7. Tembusu padang B. Pong-pong 9. Waru laut 10. Mempari
Pongamia pinnata
Aleurites moluccana
11..
Melaleuca cajuputi
Antidesma bunius Anacardium occidentale Durio zibethinus
12. Keben 13. Menasi
Canangium odoratum
Annona muricata A. squamosa
Myristica fragrans Persea americana
Averrhoa carambola Citrus sp. Mangifera indica
'1,6. Manggis
Garcinia mangostana
1,7. Coklat
Theobroma cacao
18. Duwet 19. Cengkeh 20. fambu bol 2L. lambu air 22. Sawo manila 23, Sawo kecik 24. Kopi 25. Kopi 26. Randu 27. Petai
TANAMAN PANTAI
1,4.
Gelam
Pandanus odoratissimus Casuarina equisetifolia
Terminalia catappa Colophyllum inophyllum Pterocarpus indicus Fragraea fragrans Cerbera odollam Hibiscus tiliaceus
Baringtonia asiatica Planchonella obovata
Kelat |ambu Laut
15. Dungun 16. Ambong-ambong
Eugenia cuminii E.
Vitex trifolia var simplicifolia
Eugenia grandis
Heritiera littoralis Scaevola taccada
aromatica
E. malaccensis E. aquea
Achras zapota
Manilkara kauki Coffea robusta C.
Arabica
Ceiba pentandra
Parkia speciosa
Bab
V Aplikasi Desain
f
zzs
GROUND COVER DAUN INDAH
POHON DAUN INDAH
No. NamaDaerah 1,. Sukettulangan
No. NamaDaerah
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Latin
Suket tulangan
Eleusine indica (L.J gaertn
Daun perak
Episcia reptans mart
Rumput bolon
Equisetum debile roxb
Rumput kawat
Lycopodium cernuum L.
Peperomia
Peperomia pellucida kunth
Rumputbambu
Pogonatherum crinitum (thunb.) kunth
B. 9.
Rumputganepo
Salvinia natans (L.) all
Rumput kipas
Selaginella tamarisclna
(bauv.l spring
10. 1L. 12.
Rumput merakan
Themeda arguen (L.) hack
Cantik manis
Portulacca grandifl ora hook
Seruni
Wedelia calendulacea less
POHON BERAROMA
No. NamaDaerah
Nama Latin
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Campaka
Michelia champaka L.
Cempaka mulya
Michelia figo (lour.) spreng
Kamboja merah
Plumeria rubra L.
Kemboja
Plumiera acuminata ait
Cendana
Santalum album L.
Cempoko gondok
Talauma candollii bl
226
I
1. 2. 3. 4. 5.
Eleusine indica [L.) gaertn
Nama Latin
Saga
Abrus precatorius L.
Akasia
Acacia sieberiana dc
Damar
Agathis dammara warb
Pakis haji
Alsophila glauca (bl.) i.sm
Buni
Antidesma bunius (L.J spreng
6. Pinang 7. Jambe rende B. Druju 9. Benda 10. Bambu kuning 71. Nyamplung
Areca catechu L.
L2, Kenari 13. Karabendo L4. Cernara 15. Randu 16, Kelor 17. Pakis haii 18. Sono keling 19. Asam kranji 20. Kayu putih 21. Kayuputih
Canarium commune L.
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Areca pumila bl
Argemone mexicana L. Artocarpus elastica reinw Bambusa vuL.garis schrad
Calophyllum inophyllum L. Canavalia ensiformis (1.) dc
Casuarina equisetifolia L. Ceiba pentandra gaertin
Cucumis sativus L. Cycas
rumphii miq
Dalbergia latifolia roxb Diallum indum L. Eucalyptus alba reinw Eucalyptus umbellata dum.
cours
22. 23
Dewandaru
Eugenia uniflora L.
Beringin
Ficus beniamina L.
14. llat-ilatan 15. Tabat barito 26. Karet 27. Iprih lB. Elo 29. Daun dolar 30. Uyah-uyahan 31. Preh 32. Gondang 33. Pisang hias 34. Gayam 35, Pohon sapu tangan 36. Tanjung 37. Kelor 38. Talok 39. Pinus 40. Asem landa 41,.
Trembesi
42. Angsana 43. Salak 44. Turi 45. Mahoni 46. Cemara kipas 47. Lengkeng
Ficus callosa
willd
Ficus deltoidea jack Ficus elastica nois.ex bl Ficus glabella bl Ficus glomerata roxb Ficus pumila L. Ficus quersifolia roxb Ficus ribes reinw Ficus variegata bl
Heliconia colinsiana
TANAMAN SEMAK BERAROMA
No. NamaDaerah
1. 2. 3.
Nama Latin
Poncosudo
fasminum pubescens willd
Melati
fasminum sambac (1.)Wait
Pandan wangi
Pandanus amaryllifolius
roxb
4. 5. 6.
Mawar
Rosa chinensis jacq
Mawar
Rosa galica L.
Mawar merci
Rosa
multiflora
L.
Inocarpus edulis forst Maniltoa granoiflora
TANAMAN SEMAK MUDAH DIBENTUK
scheff
No.
Nama Daerah Nama Latin 1. Ekor kucing Acalypha hispida burm.f Moringa oleifera lam 2. Kucing-kucingan Acalypha indica L. Muntingia calabura L. 3. Teh-tehan merah Acalypha microphylla L. Pinus merkusii jungh.& de w 4. Landep Barl.eria cristata L. Pithecollobium dulce 5. Landep Barl.eria prionitis L. (roxb.J benth 6. Sinyo nakal Duranta repens auct.non Mimusops elengi L.
Pithecolobium saman benth
jacq
Pterocarpus indica willd Salacca edulis
reinw
Sesbania grandiflora pers
TANAMAN SEMAK DAUN INDAH
Swietenia mahagoni jacq
No.
Nama Daerah
Nama Latin
Thuja orientalis L.
1. 2. 3.
Daun seribu
Achillea millefolium L.
Euphoria longana lamk
Daun seribu
Achillea santolina L.
Suplir
Adiantum cuneatum langs.& fisch
Bab
V Aplikasi Desain
I
227
4. Sente 5. Lidah buaya 6. Lengkuasmerah 7. Bayam merah B. Bayamungu, 9. Paku pandan 10. Keladi 7L. Puring 12. Her L3. Pacing hias '1,4. Pacing
Alocasiamacrorrhizaschott Aloe ferox
26. Sosorbebek
Kalanchoeintegre
27. Sosorbebek
Kalanchoelaciniata
miller
[medikJo.k
Alpiniapurpuratak.schum
voss
(L.) dc
Althernantherastrigosahask
Kalanchoepinnatapers
fuplenium prolongatum
28. Sosorbebek hook 29. Paku ekor tupai
Lepidogrammatis
Alternanthera amoena
vent rostrata fbeddJ ching Codiaeum variegatum bi. 30. Paku tanah Lindsaea orbiculata Coleus atropurpureus benth (lamk.) mett Costus malortieanus wendl 31. Paku}
caladium bicolor [wait.)
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
42. 43. 44. 45. 46.
Simbar menjangan
Platycerium bifurcatum c.chr
15.
Suji
Pleomele angustifolia
1,6. Mrambos hijau
n.e.brown Paku pecut
Pteris ensiformis burm
17. Waru gombong 18. Bunga Sepatu mawar 19. Waru lengis 20. Soka 2L. Tembelek 22. Kembangpukul
Paku rane Bunga
Lili
Selaginella doederlinii hieron
Ulium brownii f.e.brown
TANAMAN SEMAK BUNGA INDAH
No,
L. 2.
Nama Latin
Kecubung
Brugmansia candida pers
Kecubunggunung
Brugmansia suaveolens
Melati kosta
Brunsfelsia uniflora (pohl.) d.don
4. 5. 6. 7. B. 9.
Jenggerayam
Celosia cristata L.
Kenikir
Cosmos caudatus h.b.k.
Kecubungwulung
Datura metel L.
Kecubungpendek
Datura stramonium L.
Kecubung
Datura tatula L.
Kembang anting-
Fuchsia speciosa
hort
23. 24.
Nusaindah Daun
Kaca
piring
lL. Gardenia 12. Bunga kancing 1.3.
Hibiscus similis bl Hibiscus syriacus L. Hibiscus tiliaceus L.
Ixora coccinea L. Lantana camara L.
Mirabilis jalapa L.
Bunga karang
Mussaenda phylippica L.
putri
Mussaenda pubescens
ait.f
25. Oleander 26. Oleande 27. Terongsusu 28. Mondokaki
Nerium indicum mill Nerium oleander L. Solanum mammosum L.
Tabernaemontana divaricata r.br
29. 30.
Kenikir
Tagetes erecta L.
Oleander
Thevetia peruviana
31.
Bunga pukul delapan
[pers.) k.schum Turnera subulata
anting
1.0.
Hibiscus rosa-sinensis L. Hibiscus sabdariffa L.
empat Nama Daerah
bercht.& presl
3.
Kembangsepatu
j.e.smith Gardenia augusta merr
32.
Tapak doro
Vinca rosea u
Gardenia mutabilis reinw Gomphrena globosa L.
Hedvotis uncinella hook.et arn
14.
Kernbang
matahari
Helianthus annus L.
Bab
V Aplikasi Desain
I
zzs
TANAMAN RAMBAT Nama Daerah 1.. Markisah 2. Anggur 3. falu mampang 4. Suruhan 5. Sirih 6. Alamanda 7. Air mata Pengantin B. Bintaro 9. Kembang bugang 10. Nona makan sirih 1L. Grandiflorum 1,2. Bunga madia 13. Bunga madia
No.
Nama Latin Passiflora quadrangularis L.
Vitis vinifera L. Monstera pertusa auct Peperomia pellucida 0.) h.b.k Piper betle L.
Allamanda cathartica L Antigonon Cerbera manghas L.
Clerodendrum calamitosum L. Clerodenoron thomsonae balf.f
Solanumgrandiflorumauct Thunbergia grandiflora roxb Thunbergia grandiflora roxb
Sumber: dari berbagai sumber
E.
FASILITAS PARKIR
Dengan semakin banyak dan berkembangnya alat transportasi darat serta semakin banyaknya
lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai tempat, maka kebutuhan sarana jalan kendaraan semakin meluas. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan tempat parkir semakin meningkat terutama di kota besar dan di tempat yang padat aktivitas. Tempat rekreasi, kawasan perkantoran, kawasan permukiman, dan kegiatan lainnya menuntut tersedianya tempat parkir. Hampir semua aktivitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana
230 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
tempat parkir' Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan lansekap merupakan
bagian dari prasarana lingkungan.
1' 2' 3'
Beberapa pengertian mengenai tempat parkir adalah sebagai berikut. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya
[poerwadarminta, 1gB4). Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau
bentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya. [peraturan Laru Lintas) Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan
se-
angkutan atau barang [bermotor maupun tidak bermotor] pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu [Taju, 1996J.
4'
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara [Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktur Jenderal perhubungan Darat]. Lokasi di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. peran fasilitas parkir
dalam sistem transportasi dapat dilihat dari fungsinya dalam menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan di tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan
lalu lintas. Pergerakan-pergerakan lalu lintas tidak timbul dengan sendirinya, melainkan sebagai akibat dari pergerakan yang menuju ke suatu tempat tujuan perlalanan. Di tempat tujuan kendaraan akan ditinggalkan selama beberapa waktu, saat pemiliknya menyelesaikan urusannya. Pada saat ditinggalkannya kendaraan inilah sebuah fasilitas parkir memegang peranan penting. Sebuah fasilitas parkir dikatakan berfungsi dengan baik apabila dengan adanya fasilitas parkir tersebut tidak terjadi konflik pada ruas jalan di sekitar lokasi parkir tersebut' Masalah yang timbul pada fasilitas parkir apabila kebutuhan parkir tidak sesuai atau melebihi kapasitas parkir yang tersedia, sehingga kendaraan yang tidak tertampung pada tempat parkir akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas pada ruas jalan sekitarnya.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
231
Dalam penentuan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria antara lain, yaitu:
1. 2.
parkir terletak pada muka tapak yang datar;
1.
Parkir Terletak pada Muka Tapak yang Datar
penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan.
Tempat parkir diusahakan berada pada permukaan yang datar. Apabila permukaan tanah asal
mempunyai kemiringan, maka perlu dipikirkan penggunaan grading dengan sistem cut and f11. Lokasi permukaan yang datar pada area parkir dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar parkir dengan aman dan tidak menggelinding.
2.
Penempatan Parkir Tidak Terlalu |auh dari Pusat Kegiatan
Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat kegiatan diusahakan
tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir. Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas:
a. b. c. d.
parkir kendaraan beroda lebih dari 4 (empatJ, misalnya bus dan truk; parkir kendaraan beroda 4 fempat), misalnya sedan dan mini bus; parkir kendaraan beroda 3 (tiga), misalnya bemo dan motor sispan; parkir kendaraan beroda 2 (dua), misalnya sepeda dan sepeda motor.
232 I
Komponen Perancangan Arsitektui Lansekap
Jenis-fenis Kendaraan Alat Transportasi Darat
Ukuran mobil; Bus besar
8fi)0 mm dan
Ukuran mobil; Bus kecil
6000 mm dan
lebar body 3000
lebar body 2400
mm
Minibus
Ukuran mobil; 5000 mm dan lebar body LSAO mm
Jeep
Ukuran mobil; 4000 mm dan lebar body 16AO mm
Sedan
sedang
Ukuran mobil; 3800 mm dan lebar body 14AO mm
mm
Ukuran mobil; 4800 mm dan lebar body 16A0 mm
MPV
Ukuran mobil; 4820 mm dan lebar body L76S mm
Sedan
besar
Sedan
Ukuran mobil; 2900 mm dan lebar body L4AO mm
kecil
Bab
V Aplikasi Desain
I
zs3
Kendaraan
Ukuran mobil; 2500 mm dan lebar body L6O0 mm
i
roda tiga
Motor kecil
Ukuran motor; 2000 mm dan lebar body 90O mm
Becak
Motor besar
Sepeda
Ukuran motor; 2500 mm dan lebar body 1050 mm
Ukuran sepeda; 1500 mm dan lebar body 45O mm
Ukuran becak; 2000 mm dan lebar body900 mm
Ditinjau dari sudut perancangannya [desain), maka kriteria dan prinsip tempat parkir secara garis besar harus memperhatikan faktor sebagai berikut,
234
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
a.
Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir untuk kegiatan yang berlangsung sepanjang waktu, maka tempat parkir perlu dilengkapi dengan penerangan yang cukup' Penerangan dapat mempergunakan lampu taman setinggi 2.00 meter ataupun penempatan lampu jalan mercury.
b.
Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan Iuas tempat parkir Luas tempat parkir disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang hendak
ditampung. Melalui jumlah kendaraan yang ditampung dapat diketahui perkiraan luas yang dibutuhkan.
c.
Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Perhatikan standar dan ukuran dari jenis kendaraan yang hendak parkir.
d'
Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran sinar matahari Untuk mengurangi panas sinar matahari di siang hari, tempat parkir sebaiknya diberikan tanaman peneduh di antara pembatas parkir. Pemilihan jenis tanaman dilakukan dengan pertimbangan:
1) tanaman 2) tanaman
berbentukpohon atau perdu; cukup kuat, tidak mudah patah; 3J tanaman tidak mengeruarkan getah yang dapat merusak cat kendaraan;
4]
5J 6J
tanaman mempunyai tajuk yang lebar dan cukup padat; tanaman mempunyai sistem perakaran yang tidak merusak perkerasan; tanaman tidak mengugurkan dahan dan ranting.
contoh tanaman pohon untuk tempat parkir antara Iain sebagai berikut. . Biola cantik fFicus benyaminaJ
.
Kiara payung [Filicium desifiensJ
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Z3S
e.
Cukup penerangan cahaya di malam hari Di maiam hari, tempat parkir mempunyai cahaya penerangan yang baik.
f.
Tersedianya sarana penunjang parkir Tempat parkir perlu dilengkapi tempat tunggu sopir. Pada tempat tertentu dilengkapi pula dengan pengeras suara untuk memanggil sopir. Karena tempat parkir merupakan area umum, maka diperlukan pula tempat gardu jaga untuk penjaga keamanan.
3.
Bentuk Tempat Parkir
Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yaitu:
a. b. c. d.
parkirtegaklurus Qterpandicular), parkir sudut [ang1e], parkir paralel (paralle[), dan parkir khusus bagi penderita cacat.
236 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
a.
Porkir Tegak Lurus (perpandicular,)
PARI(IR TE6AX LURUS 90 OENAJAT
Jalan Pedeslnan
ELEVAI/OII
Bab
V Aplikasi Desain
I
zs7
Parkir Suduf (Angle.)
slll
.ff^ ll
\,,,,"^"\
\V#
PARKIR SUDUT 45 T}ERAJAT
PARKIR SUDUT 50 DERAJAT
2t
aA 7>
KZ V> V/lF'l ,z'l
UA ffi#l*
60 DEGREE PARKING
ml N-l r2fll171
ffiia
L
^ 1,6
la I
l r' I_ tl )
1
W..A
Yn +:-4. IZ uu NI LJ rffiffi* I
!'r@
on.w.Y
z3s
I
a.d1n
ci.lhlbn
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Prr.o tuts Ad
c.
Parkir Paralel (parallel)
q
**ffi;P* 3 la?./E
t.*ata s..
q
h
fut
d-qH€H
14NE__/". HFdsE:eJ:
FE-E#€*EHHE€F*EE
-EH*E1€l-HHq:F€F€
ffis--
w
k:*a* z F taue e- S
Bab
V Aplikasi Desain
I
zss
d,
Parkir Khusus Bagi Penderita Cacat
,-t-_
|-*------*-****:
I
l- ___t_ {_*_*_**___**_*J
240 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
I r.so I ro
z.so
I
z.so
I
4.
Perkerasan Dan Konstruksinya
Ditiniau dari segi perkerasan dan konstruksinya dapat dibagi menjadi:
a. b.
perkerasan kedap air, perkerasan yang menyerap air.
Bab
V Aplikasi Desain
I
241
a.
Perkerasan Kedap Air
Perkerosan !ahan porkir memperqunakan bohon aspoI dan beton kedop oir
rason lahan parki r mempergunokan bohan gtdssblock untu k menyero p Pe{ke
oir
b.
Perkerqsan yang Menyerap
Air
Penggunaan bahan atau material paving dimaksudkan agar dapat menyerap air permukaan
seperti air hujan. Walaupun demikian masih diperlukan pula sistem drainase di sekitar tempat parkir.
242
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
5.
Beberapa contoh Desain dan rJkuran standar Tempat parkir
_t..
Kondisi tempot parkir mobil yang belum terencano dengan boik, tanpa adanya pohon peneduh dan berkeson panos
Kondisi tempat parkir mabil yong samo seteloh diberikan pahon peneduh berkeson sejuk
Bab
V Aplikasi Desain
I
243
Lahan porkir yong masih kosong, tanpa
odanya usaha peneduhan
Lohan parkir dengan usaho penempoton pohon peneduh
244
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Parkir Bagi penderita Cacat
Parkir mobil khusus bagi penderita cocot_ Gdris_gatis miring di somping bdtas tancla parkir merupakan ruanj
penderito cacat untuk memasuki kendaroan.
bagi
Prases penderita cacot memosuki mobil pada rsrea
porket
salah satu penyeresaian tresaih iatur padestian yang berhubungan dengan area pail
Bab
V Aplikasi Desain
I
z4s
b.
Parkir Sepeda
Sistem
gqrkir sepeda dengan senderon (1800)
Sistem
parkir
sepeda tegak !urus dengan sudut pAa)
Eentuk penyongga Parkir sePedd
Bentuk penyongga parkir sePeda
246
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
6.
Contoh Aplikasi Area
parkir
POTOf{GAH
POTOT,IGAN
Bab
V Aplikasi Desain
I
247
il".,..@
tempat p*d{ir dengan p+robatas lokasi Irndfilan hids
rempat part,r densan
pembsras,"*"
oTXj:rin##irrti;
sundukan tanah seba96i pembatas area
penshan tanah baEs area parldr
24a
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
qe
F
&,s
6
=
&-q-€
€"b
{;x,rF*'. T 1-*--, -
t%8s?StrS*fr
paoa;#li8?8Prf
*-\&
tpkffi rfr tfs*ru -}.i,
ffi f&;f, !d?.?{Wff 3jq,1
p3?,1f9983,1ru'"?g3tf8J]ff 3
Bab
V Aplikasi Desain
I
z4s
F.
PENCAHAYAAN
Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi cahaya yang mengarah ke mata
manusia. Sumber cahaya yang menuju ke arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke otak melalui syaraf indra mata. Oleh otak manusia, cahaya tersebut diteruskan ke syaraf lainnya hingga menimbulkan perasaan yang bermacam-macam. Sumber cahaya alamiah adalah matahari, bulan, dan bintang serta beberapa spesies makhluk hidup [kunang-kunangJ, sedangkan jenis dan
bentuk sumber cahaya buatan antara lain:
a. b. c. d. e. f.
api pembakaran,
lampu minyak [obor, cemporJ, lampu minyak gas [petromak], lampu pljar {bulb light), lampu sorot [spof light), dan lampu neon (neon light).
Bulb liqht
Zso
I
Spot light
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Lampu gas
a. b. c. d. e. f. 1.
Fungsi cahaya penerangan di malam hari dalam arsitektur lansekap sebagai berikut. penerangan cahaya untuk ruang tempat kegiatan (parkir, plaza, pedestrianJ; penerangan cahaya untuk sirkulasi;
penerangancahayauntuktanaman/pepohonan; penerangan cahaya untuk perabot lansekap {landscape furniture); penerangan cahaya untuk kolam/air mancur; penerangan cahaya bagi benda seni fpatung, ornamen lansekap).
Dampak Suasana Gelap Bagi Manusia Rasa Takut Pernahkah kita merasakan padamnya lampu ruangan? Suasana yang gelap gulita menyebabkan kita kadang mempunyai perasaan takut dan cemas. Namun, tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan. Ketakutan pada suasana gelap lebih banyak disebabkan
adanya faktor pengalaman dan kebiasaan. Di daerah yang terbatas sumber cahaya penerangan, bagi masyarakat di sana suasana yang demikian merupakan hal yang biasa. Perasaan takut timbul karena faktor pengalaman yang dialami manusia. Misalkan, sejak kecil kita diberikan gambaran bahwa suasana gelap, identik dengan rumah hantu. Akibatnya bila kita berada pada suasana tersebut akan terbayangkan rumah hantu yang menakutkan.
Apalagi bila suasana gelap terdapat di ruang luar fruang terbukal dengan skala ruang yang besar, menyebabkan timbulnya pemikiran negatif terhadap sebuah benda. Namun pada umumnya suasana gelap kurang memberikan suasana nyaman. Bila kita baru pertama kali memasuki suatu gua yang gelap, kita pasti mempunyai rasa takut dan tegang. Namun bila gua tersebut telah berulang kali kita singgahi, maka perasaan takut akan menghilang. Hal ini
disebabkan karena kita telah terbiasa.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
ZSI
Rasa TidakJelas Suasana gelap gulita membuat semua benda tidak mempunyai sinar yang dipantulkan untuk
ditangkap oleh lensa mata. Hingga benda tersebut tidak terlihat dan menjadi tidak ielas bentuknya. Rasa Menyerathkan Perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat terjadi karena suasana gelap serta skala ruang
yang luas dan langit-langit yang tinggi. Pernahkah kita mengunjungi tempat pemakaman (kuburan) di malam hari? Dalam suasana yang sepi, sinar penerangan yang terbatas, skala ruang yang terbuka dengan langit yang terbentang luas dan bentuk nisan, tentunya akan menimbulkan rasa seram. Begitu juga bila kita berada pada suatu bangunan berskala besar dengan cahaya penerangan yang terbatas, kadang kita mempunyai persepsi menyeramkan pada bangunan tersebut. Jadl, perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat ditimbulkan oleh faktor skala dan cahaya penerangan, selain faktor bentuk, warna serta teksturnya' Dalam perancangan arsitektur lansekap, suasana gelap dan terang dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan yang menarik terhadap tapak. Tata letak sumber cahaya terhadap benda atau
eiemen lansekap menyebabkan terjadinya bayang-bayang yang menimbulkan rangsangan beraneka ragam.
Untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 (tigaJ bagian, yaitu:
1) sumber cahaya di atas mata manusia; 2) sumber cahaya setinggi mata manusia; 3l sumber cahaya di bawah mata manusia'
252 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Dilihat dari segi arah sumber cahaya, ciapat pula dikategorikan menjadi 3 ftiga] bagian, yaitu: 1. arah cahaya tegak lurus ke bawah;
2. 3.
arah cahaya tegak lurus ke atas; arah cahaya membentuk sudut.
Aplikasi pencahayaan dalam desain arsitektur lansekap adalah sebagai berikut. Penerangan cahaya sebagai aksentuasi
Cahaya dapat digunakan untuk memperjelas elemen atau benda yang akan dijadikan aksentuasi' Misalkan hila ingin menonjolkan karakter batang pohon maka kita menempatkan sumber cahaya di bawah pohon dengan sinar ke arah batang dan dahan pohon dimaksud.
Hal ini menimbulkan suasana romantis terhadap ruang di sekitarnya. warna sinar akan membantu dalam menciptakan aksentuasi sesuai tujuan yang diinginkan.
Bab
V Aplikasi
Desain
f
ZSg
i r;,o/tr ire rrrpe,.,(rGl 0l-!Srrarlosr
le
.hiiJop elcrirfri lor-ie(op
Penerangan cahaya sebagai pembentuk bayang-Layang Efek bayangan yang terjadi akibat sinar cahaya lerhadap dinding akan memberikan kesan visual yang atraktif. Bentuk bayang-bayang dapat diatur dengan memindal-rkan sumber cahaya dari sudut tertentu.
zsi I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
visual bayang-bayang yong atroktif terjodt
pado clinding karena penempotan 5unb€r cohoyo lanlpu t1fian
Sinar cohayc yang diarahkan ke dinding rumahmentberikan kesan vtsuol bayang bayorq yong otroktif dori b€berapo tonoman penempatan sumber cohoyo lctmpu
tonat'
Penerangan cahalra sebagai reflek-c
i
Sinar cahaya lompu memberikan refleksi terhadap bebatuon
Bab V Aplikasi Desain
I
2ss
Penerangan cahaya sebagai pengarah
Penempatan sumber cahayo untuk memberikan pengarahon terhadop iolan setapak
2s6
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
G.
PATTERN ATAUPOTALANTAI
Pembentukan pola-pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai itu sendiri. perkerasan lantai tergantung dari bahan atau tnaterial perkerasan yang dipergunakan. Dalam arsitektur lansekap, perkerasan merupakan bagian dari material yang dipergunakan dalam penyelesaian desain lansekapnya, terutama pada tempat-tempat yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi. Intensitas penggunaan lantai perkerasan yang tinggi antara lain pada jalan setapak, jalan masuk kendaraan, tempat parkir, area bermain, praza tempat berkumpur, dan area tempat
duduk.
Berbagai bahan material yang dapat dimanfaatkan untuk perkerasan lantai antara lain, yaitu krikil, batu lempeng, semen, aspal, beton, batu koral, ubin keramik, dan batu bata. untuk pembentukan lantai perkerasan jarang dipergunakan bahan-bah an soft materlal frumputJ. Dua segi yang perlu diperhatikan dalam pembentukan perkerasan adalah segi fungsional dan segi estetikanya. Segi Fungsi mencakup antara lain, yaitu:
1. 2. 1. 2. 3. 4. 5.
kegunaan dan pemanfaatan lantai perkerasan;
waktu pemakaian kegiatan siang atau malam hari. Segi Estetika mencakup antara lain, yaitu: bentuk desain perkerasan sesuai tema rancangannya; ukuran dan patokan umum;
penggunaan bahan, baik bentuk, tekstur maupun warna;
keamanankonstruksi; pola lantai atau pattern.
Bab V Aplikasi
Desain
I
257
l.
Kegunaan dan Pemanfaatan Lantai perkerasan
Hampir setiap desain lansekap berkaitan dengan pengunaan lantai perkerasan. Pemanfaatan lantai perkerasan ini sebagai usaha untuk memberikan kenyamanan yang optimal bagi pemakai. Ada beberapa konsep rancangan yang tidak memerlukan lantai perkerasan namun cukup dikeraskan
saja (misal hamparan pasir, hamparan koralJ. Hal ini tergantung fungsi penggunaan lantai tersebut. Untuk suatu lapangan voli pantai atau jogging track tentunya lantai perkerasan cukup dipadatkan. Atau konsep perkerasan jalan pintu masuk halaman rumah jika ingin mengeluarkan suara tertentu cukup diberikan hamparan batu koral yang akan berbunyi bila diinjak. Umumnya lantai dasar mempergunakan perkerasan. Namun perlu diperhatikan material perkerasannya. Untuk penggunaan dengan intensitas tinggi dapat memanfaatkan bahan beton, rabat beton, ubin keramik atau paving. Untuk penggunaan yang spesifi[ misalnya area bermain anak, Iapangan olahraga, dan cagar alam, dapat digunakan lantai alami misalnya pasir, rerumputan
atau tanah yang dipadatkan.
Hal yang perlu diperhatikan dari lantai perkerasan di ruang terbuka adalah genangan air hujan. Hindarkan genangan air dengan menerapkan kemiringan lantai menuju arah drainase. Artinya, penggunaan lantai perkerasan harus disesuaikan dengan fungsi kegiatannya.
2.
Waktu Kegiatan Siang atau Malam Hari
Bila waktu aktivitas pengunaan lantai dilakukan malam hari, diperlukan adanya cahaya penerangan untuk memperjelas pola lantai yang dirancang. Penggunaan di siang hari agar diperhatikan pemilihan bahan yang tidak memantulkan panas sinar matahari.
25A I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
3.
BentukDesainperkerasan
Dalam pembentukan desain, lantai perkerasan harus seiaran dengan tema rancangannya. pada dasarnya poia lantai dapat berbentuk arami, burat, segitiga, segi uirprt, segi enam, segi deiapan ataupun variasi dari pola tersebut. sebagai contoh, bila tema.rn.rngrn adalah kedisiplinan maka dapat diterapkan pola segi empat dengan garis lurus yan€l mencerminkan karakter tegas. Bira tema rancangan petualangan, bentuk pola lantai dapat mengambil bentuk yang atraktif dan alami.
4.
Ukuran dan patokan Umum
Dalam menentukan besaran pola lantai sebaiknya menggunakan standar umum yang berlaku setempat, misalkan standar ukuran ruang gerak manusia. Sebagai contoh besaran untuk lantai pejaian kaki bagi dua orang mempunyai lebar 1,50 meter. untuk ruang gerak bebas manusia memerlukan luas 4 meter persegi.
5.
Penggunaan Material, Baik Bentuk, Tekstur Maupun Warna
Teiah diuraikan cli atas
bahwa perkerasan berkaitan dengan pengLlnaan bahan keras. oreh karena itu daiam desain' hentuk bahan, tekstur, dan warna menjadi satu pemikira, yang saling berhubungan' Kadang-kadang suatu pola lantai me,ggunakan beberapa macam materiar untuk menghasilkan kombinasi dan variasi yang menarik. Hal yang perlu diperhatikan clalam desain yaitu bagaimana agar peralihan antara dua bahan yang berbeda itu dapat menghasirkan pora kesatuan (unity)' Demikian halnya dengan tekstur bahan. Hindarkan penggunaan tekstur halus, licin' dan berkilat pada perkerasan yang langsung menerima pancaran sinar matahari. Har ini mengakibatkan pantulan sinar dan panas pada lantai.
Bab
V Aplikasi
Desain
f
ZSg
6.
Keamanan Konstruksi
Tidak lepas pula segi keamanan konstruksi. Lantai perkerasan untuk keperluan aktivitas yang relatifberat (misalkan lapangan olahraga, area parkir atau lintasan sepeda], diperlukan kekuatan pondasi dan konstruksi yang kuat, Bahkan dapat pula ditambahkan dengan penulangan di dasar lantai.
7.
Pola Lantai atauPattern
Perrggunaan lantai perkerasan juga perlu memperhatikan pola {pattern] yang dirancang. pola-
pola yar-rg dimaksud antara lain pola grid, pola kotak, pola sisik ikan, pola bulat, pola kombinasi, dan sebagainya, Fungsi dan penerapan pola lantai perkerasan, yaitu:
a. b. c. d. e. f.
memberi kesan batasan ruang nlaya; mernperkecil skala ruang lantai; menambah nilai keindahan lingkungan;
mernbuat lantai tidak terlalu polos; memberikan kesan intim dan atraktif; memberikan pengarahan menuju suatu objek.
260 f
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Eeberopa contoh pola yang dapot diterapkan pado !antoi perkerasan
Bab
V Aplikasi
Desain
I
267
APLIKASI POIA PERKERASAN LANTAI DI RUANG TERBUKA
Aplikasi pola lantai dalam perancangan lansekap
262
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
H.
KENYAMANAN
Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang secara harmonis, baik dari segi bentuknya, tekstur, warna, aroma, suara, bunyi, cahaya atau rainnya. Hubungan
harmonis yang dimaksud adalah keteraturan, dinamis, dan keragaman yang saling mendukung
terhadap penciptaan ruang bagi manusia. sehingga mempunyai nilai keseruruhan yang mengandung keindahan fio Simond, 1997, Landscape Architecture). Kenyamanan dapat pula dikatakan sebagai kenikmatan atau kepuasan manusia dalam
melaksanakan kegiatannya [Albert Rutlegde,,4n otomy
t.
of park).
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kenyamanan Sirkulosi Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunaan tapaksehingga merupakan pergerakan dari ruang satu ke ruangyang lain. Kenyamanan clapat berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik, misalnya kurangnya kejelasan sirkulasi, tidak adanya hierarkhi sirkulasi, ticlak jelasnya pembagian ruang antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan, penggunaan fungsi ruang sirkurasi yang berbeda [misalnya trotoar dijadikan tempat berjualanJ. untuk hal tersebu! hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara manusia dan kendaraan.
1)
Sirkulasi Kendaraan Secara hierarkhi dapat dibagi menjadi 2 [dua] jalur kendaraan, yakni
[1) Jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi [ialur cepat] dan [2J ]arur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan. Kedua jalur tersebut perlu
Bab
V Aplikasi
Desain
I
26g
dipisah untuk memperlancar lalu lintas. Fasilitas penunjang berupa rambu rambu lalu lintas dan ruang parkir harus disesuaikan dengan ruang yang tersedia.
Jatur
Jalur jalan sebagai distibusi ke ialur cepat
2)
jalan sebagai akses menuiu rumah tinggal
Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mal yang membentuk hubungan erat yaitu dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan antara lain, iebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu ialan, dan fasilitas penyeberang'
F}EDESTRIAN PEJAL"AN KAKI
264
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
b. Iklim atau Kekuatan 1)
Alam
Radiasi Sinar Matahari
Dapat mengurangi rasa nyaman pada daerah tropis, terutama di siang hari, maka diperlukan adanya peneduh. Hal ini tidak berlaku bagi daerah rekreasi di pantai karena pada daerah tersebut sinar matahari merupakan potensi atraktif.
tr
"..;
Baya nga n pepoh on an me n c iptakan ke nya m an an
2)
Angin Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam pengolahan tata ruang luar. Hal ini di,-raksudkan agar tercipta pergerakan angin mikro yang sejuk da, menyenangkan bagi kegiatan matlltsia. Pada ru;rng terbuka yang luas jika cliperlukan dapat ditempatkan elemen-elemen penghalang angin {wind break) agar kecepata, ar.rgin kencang dapat diperlamtrat sehingga tercipta suasana yang nyaman.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
265
Pengaruh A.ngin terhadap Pohon
s)
Curah Hujan
Faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia di ruang luar. Oleh karena
itu, perlu disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan [she]ter, gazeboJ.
jiiril:li.lil l;:l::i:.,1;l r-li li:,1:r:l.rlil::.':l:l: .r:,,.i:rr,r-,r;i:iri:tii:,-ffi ,:ir!rr:r.l
i:ii;it:i:r,::,.:r:t,t;11:
.'.Ii.3 .
4)
..:,.r
Temperatur Untuk daerah tropis, temperatur di siang hari relatif cukup panas. Apalagi pada ruang
terbuka yang sedikit pepohonan. Untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk, maka perlu ditempatkan pohon peneduh dengan tajuk melebar.
266 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
c,
Kebisingan Pada daerah'yang padat, misainya perkantoran, industri, dan kebisingan adalah masalah pokok yang dapat mengganggu kenyamanan bagi penduduk di sekitarnya. oleh karena itu, untuk mengurangi kebisingan tersebut dapat kita pakai tanaman dengan pola dan ketebalan
yang rapat.
'{g*lfitsia
Aroma atqu Bau-Bauqn Terutama pada daerah pembuangan sampah maka bau yang tidak enak akan tercium oleh orang yang melaluinya. Untuk mengurangi hal tersebut, maka sumber bau tersebut
Bab
V Aplikasi
Desain
I
267
dilokalisasikan dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan/semak ataupun dengan peninggian muka tanah.
Bentuk Berituk elemen landscape furnitttre harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar skala yang dibentuk merlipunyai rasa nyaman. Sebagai contoh, bentuk bangku taman harus mempunyai fungsi yang ielas dan sesuai nkuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia akan terasa nyaman.
268 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Keamanan Keamanan merupakan masarah yang pentin& karena ini dapat mengganggu dan menghambat
aktivitas yang dilakukan. Pengertian dari keamanan bukan saja mencakup segi kejahatan fkriminalJ, tapi iuga termasuk kekuatan konstruksi dari elemen lansekap, tata ietak elemen,
bentuk elemen, dan kejelasan fungsi.
,'1....t
i
Kebersihan Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik Iokasi, juga menambah rasa nyaman karena
bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal tersebut, kiranya perlu disediakan tempat sampah sebagai elemen lansekap. Selain itu pada daerah yang menuntut kebersihan tinggi, jenis tanaman pohon dan semak agar memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.
Bab
V Aplikasi
Desain
f
269
Tanaman Terminalia Cattapa termasuk salah satuTenrs tanaman yang mudah'rontok
h.
Keindahan Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal tersebut mencakup masalah kepuasan batin dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat
diperoleh. Sulit untuk menilai suatu keindahan. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Kapan'sesuatu benda dikatakan indah? Namun dalam hal nyaman maka keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna dan komposisi susunan tanaman serta komposisi eiemen perkerasan.
270
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
DRAINASE Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perancangan lansekap' Ruang luar suatu tapak yang telah dirancang dengan baik, apabila terdapat bagian dari tapak yang tergenang air akan menyebabkan rancangan menjadi tidak sempurna' Genangan air yang tidak terencana menyebabkan efek visual yang kurang baik, selain itu dapat merusak konstruksi perkerasan. Bila genangan air terjadi pada tanah permukaan lunak atau bidang alas rerumputan, mengakibatkan rumput menjadi rusak dan mati, demikian pula dengan tanaman hias' Pembuatan saluran air pada tapak yang dirancang sangat penting dipikirkan' Penempatan dan pemikiran tentang sistem saruran pembuangan air limbah atau air hujan bukanlah perkara mudah. Diperlukan adanya suatu pemikiran yang komprehensif mengingat saluran pembuangan merupakan suatu jaringan yang berhubungan dengan saluran perkotaan' oleh karena itu, pertimbangan terhadap sistem aliran air dan bentuk-bentuk saluran perlu diperhatikan' untuk pengolahan tapak dengan permukaan tanah yang bergelombang atau berkontur' maka pemecahan masalah drainase atau saluran air lebih rumit dibandingkan dengan permukaan tanah yang relatif rata. Namun, kedua bentuk permukaan tanah tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian terhadap saluran pembuangan. pada tanah yang berkontur, aliran air akan bergerak dari kontur tertinggi menuju kontur terendah. Artinya, akan selalu terjadi aliran air secara alamiah' sedangkan pada tapak dengan tanah yang relatif datar, maka kemiringan saluran pbrlu diperhitungkan agar air buangan dapat mengalir menuju saruran pembuangan kota.
l.
SumberAliran Air
Air pada hakikatnya dapat bersifat statis dan dinamis yang dapat menimbulkan kerusakan dan keuntungan bila air bergerak. Bergeraknya air menjadi suatu aliran disebabkan kerena adanya daya tarik bumi fgravitasiJ serta tekanan yang dapat menuju ke semua arah. cepat lambatnya
Bab
V Aplikasi
Desain
f
271
aliran air di atas tanah tergantung dari kemiringan dan daya resap tanah. Daya resap (masuknya air ke daiam tanahJ tergantung pada besar kecilnya pori-pori tanah itu sendiri.
Air yang mengalir di permukaan tanah berasal dari:
. .
buangan air hujan; buangan air sisa kegiatan manusia.
Di daerah beriklim tropis, hujan turun sepanjang tahun terutama sekali pada daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan. Site atau tapak rancangan yang terletak pada daerah tersebut,
memiliki aliran air hujan yang cukup banyak dan memungkinkan terjadi banyaknya genangan air sehingga diperlukan saluran pembuangan yang intensif. Yang dimaksudkan dengan air buangan sisa fiimbah cair) kegiatan manusia adalah air buangan yang berasal dari pemakaian air untuk mandi, cuci, wc, dan penyiraman pemeliharaan tanaman.
Sebelum menentukan sistem dan bentuk saluran pembuangan, maka perlu diketahui beberapa hal yang menyangkut tentang air.
2. SifatAir Air adalah zat cair yang mempunyai permukaan rata, karena pengaruh gravitasi maka permukaan air selalu horizontal; tidak berwarna dan tembus cahaya [dalam keadaan murni); mempunyai berwarna dan keruh [bila telah tercemarJ; tidak berbentuk kekal selalu berubah sesuai dengan tempatnya. Air yang mengalir dapat membawa benda-benda yang telah Iapuk menjadi butiran kasar dan halus menuju tempat yang lebih rendah.
272 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Volume air dinyatakan dengan satuan iiter, berat air selalu dinyatakan dengan satuan kilogram per liter dan kecepatan air dinyatakan dengan satuan isi volume atau kubikasi per detik [m3/detik]' Aliran kecepatan air permukaan tanah tergantung dari kemiringan tanah, kondisi tanah fbesar kecilnya pori-pori tanahJ, banyaknya tanaman permukaan tanah, dan pengaruh gravitasi bumi.
3.
Sistem Saluran pembuangan
untuk menentukan sistem saluran pembuangan perlu diketahui terlebih dahulu: a' tujuan dan sasaran dari rancangan tapak yang direncanakan. Misal sebagai
lapangan golf, lapangan olahraga, rekreasi atau lainnya. Untuk lapangan golf, sistem saluran pembuangan
air hujan mempergunakan sistem saluran bawah tanah, demikian pula dengan lapangan sepak bola;
b'
perbedaan ketinggian antara Iokasi saluran induk buangan kota dengan lokasi daerah genangan air atau lokasi tapak. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan perbedaan
elevasi dasar saluran terhadap saluran lainnya; kecepatan aliran air permukaan atau air buangan; berapa banyak air permukaan dapat meresap kedalam tanah; dan berapa banyak tanaman yang dapat menahan "run offt disekitar tapak;
c'
volume air buangan yang hendak ditampung dan dialirkan. Hal ini diperlukan untuk menghitung secara matematik berdasarkan rumus-rumus kapasitas daya tampung air guna menentukan besaran ukuran saluran. Tentang hubungan antara sistem saluran pembuangan dengan aliran air permukaan, White,
dalam buku concept source Book (terjemahan onggo diputro, penerbit Intermedia BandungJ menuliskan pemecahan konsep sebagai berikut.
BabV Aplikasi
Desain
I
ZZ3
1. Z.
Sistem aiiran air terbagi menladi aliran permukaan dan aliran bawah tanah'
3. 4.
Hindarkan drainase saluran pembuangan yang berada di bawah bangunan atau perkerasan.
Untuk mempermudah aliran air, maka peletakan massa bangunan diusahakan pada tempat yang tinggi atau naikkan bangunan pada di atas gundukan tanah.
Hindarkan peletakan massa bangunan pada tanah yang rawan banjir atau pada cekungan permukaan.
5. Hindarkan daerah-daerah yang terendam air dan susah dikeringkan. 6. Manfaatkan tempat-tempat yang diperkeras sebagai pengalir air. 7. Kumpulkan pengaliran air menuju arah reservoir fpenampung air buanganJ,
kolam atau
danau.
B. Alirkan air ke saluran pembuangan di dalam
tapak dan salurkan ke saluran pembuangan di
jalan utama friol kota).
9.
Jangan limpahkan drainase pada lahan di sebelah tapak'
10. Alirkan air ke tepi tapak atau ke sudut tapak dan alirkan 11. Alirkan air
12.
ke pusat saluran utama dan keluarkan dari tapak.
Gunakan perkerasan jalan di dalam tapak sebagai pengalir air menuju saluran pembuangan'
13. Manfaatkan kontur 14.
ke tempat yang rendah'
secara alamiah.
Mengubah kontur untuk mengalirkan air seperti yang diinginkan'
274 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
4.
Saluran pembuangan
Saluran pembuangan terdiri dari: saluran pembuangan air di atas tanah {open channels); saluran pembuangan air di daram tanah (subsu rface strom drains).
a. b'
Saluran
air pembuangan di atas tanah dapat dibuat dengan tertutup ataupun terbuka.
Sedangkan saluran pembuangan air dalam tanah umumnya tertutup.
a'
Saluran Terbuka dan Saluran Tertutup di Atas Tanah {open channers)
untuk saluran di atas tanah, konsep dasar secara umum dikenar adanya saluran primer fsaiuran utama), saluran sekunder [saluran penghubung), dan saruran tersier fsaluran
penampung].
1l
2) 3l
saluran primer merupakan saruran
induk atau saluran utama dalam tapak yang berhubungan dengan saluran buangan air di luar tapak atau saluran kota. Saluran ini menampung debit air yang berasal dari seluruh tapak untuk dialirkan ke luar tapak. Saluran sekunder adalah saluran yang berhubungan dengan tapak. Merupakan saluran penampung dari saluran tersier.
Saluran tersier merupakan saruran penampung genangan air atau sumber air buangan.
saluran induk di dalam
air buangan yang terdekat dengan
Ketiga saluran tersebut saling berhubungan sesuai dengan hierarkinya. Saluran pembuangan di atas tanah dapat dibuat secara alamiah dengan mengolah permukaan tanah ataupun dibuat dengan perkerasan. Agar mendapatkan kesan visual yang lebih baik, maka saluran tersebut dapat ditutup dengan penutup beton fdekker] ataupun dengan grill
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Z7S
besi di sepanjang saluran atau tempat-tempat tertentu seperti perpotongan dengan lintasan
kendaraan atau manusia.
Polongan tipe Orainase Alami
POTOHGAN TIPE DRAINASE TERBUKA JALAN Contoh saturan pembuangan air di atas tanah yang dibuat secara alamiah. Lekukan tanah dapat menampung air hujan dan memberikan efek visual yang menarik bersatu dengan alam
Contoh saluran pembuangan air di atas tanah yang kamuflase dengan susunan tanaman air untuk menghilangkan kesan adanya saluran dan menciptakan visual lansekap yang menarik.
276 :
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Contoh saluran di atas tanah dan terbuka. Mudah dibersihkan, namun memberi kesan visual yang kurang baik bila d ibiarkan,
tidak dibersihkan.
Contoh saluran pembuangan di atas tanah dan teftutup. Penutup saluran mempergunakan penutup beton (dekker) atau grill besi
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Z7Z
5,
Bentuk-Bentuk Saluran Pembuangan Di Atas Tanah
Ada beberapa bentuk dan macam desain saluran pembuangan atas tanah antara lain, yaitu sebagai berikut.
a.
Bentuk Saluran Pembuangan dengan Membentuk Muka Tanah
Design profil saluran behentuk
Segmental
w
278
r
Keterangan: W = Lebar Saluran
H
= TinggiAir
Buangan
Design profil saluran berbentuk
Triangular
w
Design profil saluran berbentuk
Design profil saluran berbentuk
Bituminous Gutter
CrownednStreet
Design profil saluran berbentuk
Design profil saluran berbentuk
Trapezodial
/sosceles Triangular
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
b'
Bentuk saluran Pembuqngan dengan Konstruksi perkerqsan
a(L):{Wxd)x0,5 Design profit saluran buatan
Design profit saluran buatan
berbentuk Rectangular
behentuk Triangular
Design profit saturan buatan berbentuk Triangular Curb
Design profit saturan buatan behentuk
*
b ,
:
a(Ll!(Wxb)xo,Sd
Design profit
saluin buatan berbentuk Trapezodial Even Sides
parabolic
Bab V Aplikasi
Desain
I
ZZg
Drains) saluran Pembuangan Air di dulam Tonah (subsurface stroms yang sangat luas atau sangat Saiuran pembuangan air bawah tanah clipergunakan pada tapak jenis kegiatan yang diinginkan' Misal terbatas dan berada di ruang luar. iuga tergantung dari iainnya' Atau taman pada tapak lapangan sepak bola, lapangatr golf, dan lapangan olahraga
rumput' Keuntungan dengan iuas yang relatif kecil, namun didotninasi oleh hamparan Drqins adalah lapangan menerapkan saluran pembuangan dengan sistem subsurface stroms visual rnenjadi rnenjadi tidak terganggu oleh adanya saluran petnbuangan serta kesan menarik dan indah. antara lain, yaitu: Ada beberapa rlacam sistem saluran pembuangan air bawah tanah
)€.o, Sistem Denditic atau Sistem Cabang Ranting
Sistem Paralel
'
1 Softer rock
Double matn
Srsfern lrel/ts
280
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Sistem Double Main dan Random
Paralel
Sistem Parallel dan Heringbone
Hemngbone
Sistem Double Main dan Random
Hal-hai yang berkaitan dengan penggunaan sistem saluran bawah tanah adalah:
1)
Tersedianya Bak Kontrol (Manhole) Bak kontrol ini berguna sebagai lubang penangkap aliran air permukaan menuju saluran
bawah tanah. Di samping itu, berfungsi pula sebagai tempat penangkap benda-benda atau sampah yang terbawa oleh aliran air, tempat penangkap dan resapan air buangan
hujan yang kemudian diserap oleh saluran pipa bawah tanah untuk dialirkan.
riI 6
\lt-a-)
"/.IH, I Lubang Saluran (Manhole)
Bab
V Aplikasi
Desain
I
2Bl
)'l
Besaran lubang saluran Lubang saluran dapat dibuat dengan penempatan buis beton, pipa PVC atau pipa besi
ataupun dibuat dari beton bertulang. Besaran diameter saluran perlu diperhitungkan agar dapat menampung aiiran air buangan.
Beberapa contoh tutup lubang saluran (Manhole) yang telah diolah menjadi elemen lansekap yang menarik
282
T
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
3)
Kemiringan Dasar salurqn Agar air buangan dapat mengalir dengan lancar, diperlukan perhitungan kemiringan dasar pipa.
6.
Aplikasi Fungsi Drainase Dalam Desain Lansekap
Bab
V Aplikasi Desain
I
zB3
l.
REKAYASATANSEKAP
Profesi arsitektur lansekap sangatlah kompleks, memperlihatkan hubungan antara berbagai disiplin ilmu serta merupakan salah satu profesi yang penuh dengan nilai-nilai pertimbangan dalam tanggung jawab atas lingkungan yang lestari dan berguna bagi umat manusia. Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi antara elemen material lunak dan
keras untuk menciptakan ruang luar serta menghasilkan karya desain lansekap secara teknis dan bernilai seni. Namun penyajiannya harus memperhatikan aspek dan patokan teknis, jelas
fakurat), dan yang paling penting adalah dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada saat pembangunan dan pascapembangunannya. Rekayasa lansekap pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Dalam perancangan lansekap yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, profesi arsitektur lansekap
dapat bertindak sebagai koordinator dan bertanggung jawab atas desain yang dihasilkan. Oleh karena itu, arsitek lansekap harus mempunyai pengertian yang luas tentang teknis konstruksi. Kemampuan memahami, menguasai, dan mengaplikasikannya ke dalam desain adalah bagian penting termasuk di dalamnya menerjemahkan gambar-gambar detail rancangan. Dasar utama permasalahan konstruksi bagi arsitek lansekap adalah pengolahan dan pembentukan muka tanah.
Dalam hal pengolahan muka tanah, diperlukan pengetahuan tentang rekayasa lansekap yang berhubungan dengan penggunaan material lansekap keras (hard materia[), terutama mengenai bangunan-bangunan penunjangnya. Pentingnya rekayasa lansekap bagi perancangan ruang luar, yaitu:
1.
agar di dalam penyelesaian detail konstruksi dari elemen atau bahan lansekap dapat dipertajam, diperjelas dan dipertanggungjawabkan kekuatannya agar tidak mudah rusak serta membahayakan bagi masyakarat pengguna;
2a4
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
2'
agar dapat mempertimbangkan dan memperkirakan anggaran biaya pelaksanaan dan pembangunan proyek dengan memperhatikan struktur konstruksi, penggunaan material, dan lamanya waktu pekerjaan. Di samping itu, akan memengaruhi penampilan dan kualitas
desain lansekap yang dihasilkan;
3'
agar gambar-gambar kerja yang dihasilkan memiliki informasi yang akurat, jelas dari segi ukuran, kekuatan serta mempermudah daram pengendarian pelaksanaan;
4'
agar dapat berkomunikasi dengan berbagai disiplin ilmu yang terkait dalam penyelesaian proyek lansekap sehingga dapat saling mengisi dan membantu; Hal-hal yang perru diperhatikan daram rekayasa ransekap sebagai berikut. Pembentukan dan pengolahan muka tanah
a. b. c. d. e. f.
Perkiraan biaya
a.
Pembentukan dan pengolohan Muka Tanah
Struktur-strukturdalamlansekap Sistem utilitas dalam lansekap
Konstruksi khusus Gambar kerja
Pembentukan dan pengorahan muka tanah merupakan bagian yang paring dasar bagi peran_ cangan lansekap' Hal ini disebabkan hampir seluruh pekerjaan dan perancangan lansekap selalu berhubungan dengan pemanfaatan muka tanah. Pengolahan muka tanah dalam arsitektur Iansekap dimaksudkan agar muka tanah dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan menghindari terjadinya kerusakan muka tanah.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Zgs
Topografi muka tanah, dapat dibiarkan seperti apa adanya atau dirusak bentuknya dengan penambahan tanah urug ataupun diubah bentuknya dengan mamanfaatkan kondisi awal. Ruang luar yang diciptakan akan berhubungan erat dengan karakteristik muka tanah. Pada dasarnya perancangan lansekap adalah usaha pengolahan dan pemanfaatan muka tanah seperti dituliskan
olehAmericqnSocieSof LandscapeArchitects IASLAJ... thestewardshipof theland'
Dari uraian di atas, maka rekayasa pembentukan dan pengolahan muka tanah meliputi ILandphair,
1)
197 9, Landscape
Architecture Construction):
Penerapan Pembentukan Muka Tanah {Grading) Dalam gradirtg hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
aJ
Kondisi Tanah
Kondisi karakteristik struktur tanah [soif akan memengaruhi pembentukan n"lr-tka tanah [gradingJ yang ciibentuk. Karakteristik tanah terbagi dalam 3 [tiga] kategori, yaitu [1J karakteristik tana]r pertanian; (2) karakteristik tanah dalam arti geologi; (3] karakteristik tanah dalam arti rekayasa. Tanah pertanian mempunyai jenis tertentu untuk pemanfaatan sebagai lahan pertanian. Tanah dalam kategori geologis memiliki jenis, struktur, dan klasifikasi yang berbeda satu detrgan lainnya. Sedangkan secara rekayasa, tanah mempunyai kekuatan dan daya dukung tertentu terhadap bangunan cli atasnya atau pembangunan fisik iainnya. Rekayasa yang dimaksud n-rempunyai kaitan dengan ketiga unsur karakteristik tersebut. Mengetahui pengaruh kondisi tanah terhadap muka tanah {grading) adalah upaya agar muka tanah yang dibentuk dapat
terhindar dari bahaya longsor serta sekaiigus menjaga keamanan.
2A6 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
l ) )
tallarl permukaan {iop soil}, (15 - 00
m)
dibawah tanah pemukaan (sub lop sort)
mengandung trngur hara yang baik, (1
5 - 60 cm). mengandung banyak peraKaran
tanah bayah (sub s6ili. {.15 - ?4 cfi}. mengandung banyak tanah tiat lanah bawah llows sutr sotl) (15 - 24 cn) mengandunq banvax ranah barx untuk pondasr perkerasan lanah keras
q"g!g,g,g: tparent ,) no blottc achvt8
lal
dan
maltrrat) lanah keras dan dalam, banyah bebatuan,
tanah daranr bsrbatuan {bedrocks)
bl
Peta Dasar
Peta dasar yang dimaksud adalah peta topografi dengan skala dan ukuran yang jelas
dan akurat. Untuk perencanaan grading yang biasa dipergunakan adalah dalam skala 1:1000 atau l-:500. c)
Gambaran Bentuk Tapak Penggambaran bentuk kontur dalam tapak merupakan garis-garis putus yang tersusun
dengan notasi ukuran yang menunjukan ketinggian muka tanah. Hal ini menunjukan bentuk dari muka tanah bila kita memproyeksikan garis tersebut ke dalam gambar potongan. Arsitek lansekap perlu menghayati bentukan dari garis-garis kontur tersebut agar mempunyai gambaran terhadap bentuk muka tanah.
Bab
V Aplikasi Desain
I
287
F
d)
Penafsiran pada Kontur Arsitek lansekap yang tidak dapat menghayati bentuk kontur tentunya akan sulit untuk mengetahui bentukan muka tanah yang diinginkan. Di bawah ini tergambar beberapa contoh muka tanah terhadap suatu garis kontur flandphair, 1-979, Landscape Ar chite cture
Co n
stru cti o n).
muka tanah jenis SWALE
zaa
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bentukan muka tanah berjenis SWALE
e)
Hukum Six Cardinal Garis Kontur Hukum tersebut menguraikan bahwa:
-
garis kontur selalu berpasangan; garis kontur tidak pernah berpotongan; garis kontur mempunyai perbedaan tinggi yang sama;
garis kontur biasanya menutup; garis kontur tidak pernah bersinggungan dan berimpit; garis kontur dapat memberikan identitas, misalnya arah aliran air.
Penyesuaian Grading Penambahan dan pemotongan muka tanah {Cut and Filt)
t1l
Grading di sekitar bangunan
Gambar di sebelah kii mempelihatkan kondisi kontur awal, sedangkan gambar di sebelah kanan mempeilihatkan kondisi kontur asli yang telah berubah untuk menyesuaikan grading terhadap posisi bangunan rumah tinggat yang memelukan muka tanah yang datar. Kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya cut and fill.
Bab
V Aplikasi Desain
I
zge
[2J
Grading pada permukaan tanah miring
Pada permukaan tanah yang miing pelu diberikan perkuatan untuk menahan tanah dengan dinding penahan tanah (retaining wall).
[3J
Grading untuk drainase (saluran pembuanganJ
AL,,(A* AIN
of!{AH DE}|AH OITCHOnAIT{AGE
zeo
I
O€I{AH SWALEDRA'}IAG'
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
ONA}'IAGE XURVA SWALE
-\.
gl
Standar dan Patokan Grading plan Ada 4 fempat] pertimbangan dan kriteria dalam penggunaan stand,ar grading,yaitu:
. . . .
pertimbangan iklim, pertimbangan karakter dari topografi, pertimbangan kondisi struktur tanah, serta pertimbangan visual.
Keempat kriteria dan pertimbangan tersebut menjadi dasar dalam perhitungan pembentukan grading dan penggunaan standar atau patokan.
[1J Rumus dasar daiam perhitungan grading,yaitu:
D=GxL Keterangan:
: r G -
[2]
ffi1"ff::":::::i''nantaramukatanah
/1,
slope atau lereng muka tanah
AIat perhitungan Cut and Fill
Perhitungan cut and fill diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan tanah uruk. Perhitungan volume tanah uruk dapat diperoreh dengan mempergunakan alat bantu, yaitu planimeter.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Zgl
Planimeter, alat untuk mengukurvolume tanah yang dikerjakan dengan sistem cut and fill
h)
Penyesuaian Terhadap Sirkulasi
[1)
Pembentukan muka tanah erat kaitannya dengan sirkulasi yang dirancang. Sirkulasi pejalan kaki atau kendaraan perlu memperhatikan patokan standar, sistem konstruksi, ketebaian penampang sirkulasi dan kakuatannya.
(2J Pada sirkulasi yang mendaki atau menurun, perlu dipertimbangkan sudut kemiringan jalan. Bilamana diperiukan tangga maka penggunaan standar ketinggian anak tangga menjadi pertimbangan agar sudut kemiringan tangga tidak terlalu curam. Penggunaan bordes (lantai rata diantara anak tangga berfungsi sebagai tempat beristirahat dan mengurangi kecuraman tanggal kemungkinan diperiukan. Semua ini akan mempengaruhi pembentukan muka tanah yang disesuaikan dengan
disain pola sirkulasi yang diinginkan.
[3J Demikian pula sirkulasi pada daerah datar namun didisain dalam posisi yang berkelok ke kiri atau ke kanan, maka penyesuaian kemiringan muka tanah perlu dipikirkan. Dimaksudkan, agar tercipta kenyamanan dan keamanan pemakai sirkulasi terutama pada sirkulasi bagi kendaraan yang berkecepatan tinggi.
2e2
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Pengaruh Aliran Air
[1J
Pembentukandanpengolahanmukatanahakanmenyebabkanterjadinyaperbedaan ketinggian tanah. Bila ini terjadi maka akan timbul masalah tergenangnya air pada titik terendah yang menyebabkan banjir serta tanah longsor
daerah hanva untu[ konskulsL (h!sus
ld,c!1gtlir!! l
Prinsip dan Program witayah
(2J Mempertimbangkan
[3J
masalah yang diakibatkan oleh hujan.
Dengan kesadaran bahwa akan terjadi aliran air, maka perlu dipikirkan sistem drainase [saluran pembuanganJ permukaan, subsistem aliran air bawah tanah.
b. Struktur-struktur dalam Lansekap Pengetahuan tentang struktur dalam lansekap didasarkan pada hal-hal berikut ini.
1)
Pengetahuan Material atqu Bahan Lansekap
Telah diuraikan pada bahasan terdahulu tentang material atau bahan lansekap yang dipergunakan dalam merancang. Dalam struktur konstruksi, penguasaan material atau
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Zgl
bahan lansekap perlu dipahami, dikuasai tentang bentuk, fungsi, ukuran, warna, kekuatan, sistem pemasangan serta pengaruhnya terhadap bahan Iainnya.
Mateial Tree Grate
))
Brick Steps
Concrete step
Lighting
Dasar llmu Mekanikq dqn Keseimbangqn
Struktur konstruksi dalam desain erat berkaitan dengan ilmu mekanika teknik. Penguasaan terhadap ilmu mekanika sangat berguna untuk mengetahui kekuatan suatu bahan atau material terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang terjadi. Demikian pula dengan memadukan suatu bahan terhadap bahan lainnya
s)
Teknik Konstruksi Kayu
Konstruksi banyak digunakan dalam desain lansekap. Kecenderungan penggunaan bahan kayu ini disebabkan karena tekstur kayu serta warna kayu lebih menampilkan kesan alamiah.
Oleh karena itu, cara mengikat dan sistem penyambungan kayu perlu dikuasai. Demikian pula struktur konstruksi kayu. Perihal jenis kayu perlu dipelajari, karena setiap jenis kayu mempunyai kelebihan dan kekurangan pada suatu kondisi tertentu ataupun terhadap cuaca yang terjadi serta serangan rayap.
294 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Eotong koyu yang direbahkon mempunyoi kekuotan menahon tekondn songdt rendoh
Eotang koyu yang ditegakkan mempunyai kekuotan men0han tekdnon songat kuat
Sistem penyambungan kayu
4)
Teknik Konstruksi Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir, air, dan koral. Kekuatan material beton jauh lebih kuat dan tahan lama dibanclingkan dengan material kayu. campuran beton mempunyai
perbandingan tertentu tergantung dari
beban ketahanan yang cliinginkan fbaca buku standar mutu betotl IndonesiaJ. Dalam arsitektur lansekap, beton banyak digunakan untuk membentuk perrnukaan ialan setapak, pedestrian, bangku taman, tembok pembatas, dinding penahan tanah, pondasi lampu taman, bak bunga, kolam hias, dan kolam air mancur.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
ZgS
Beton bertulang adalah beton yang diberikan penulangan [besi beton dengan ukuran diameter tertentuJ di dalamnya agar daya kekuatan beton dan kelenturannya bertambah kuat. Untuk membentuk beton diperlukan adanya cetakan beton atau "bekisting" yang dapat
terbuat dari papan kayu, multipleks atau cetakan besi. Melalui cetakan tersebut, bentuk dirancang dan digubah sesuai dengan fungsi dan estetika yang dinginkan'
Membuat bahan beton, campuran semen, batu split' dan
5)
air
Bekisting Bekisting cetakan beton terbuat dari papan
RekayasaPenanaman Konstruksi pada penanaman pohon terbagi dalam beberapa ienis, yaitu:
a) bl c]
rekayasa penanamatt pohon besar,
dJ
rekayasa penanaman tanaman rumput.
296 I
rekayasa penanaman pohon perdu, rekayasa penanaman tanaman hias,
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Rekayasa penanaman dapat dilihat dari tempat peletakannya, yaitu:
a) penanaman pada permukaan tanah; b] penanaman pada tempat khusus antara c] penanaman pada permukaan air.
rain: bak tanaman dan pot tanaman;
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rekayasa penanaman, yaitu:
1l
Kondisi tanaman yang akan ditanam Kondisi tanaman yang hendak clitanam perlu rlijaga kesehatannya. 'l'ajuk tan2man harus dikr"rrangi dan diikat agar ticlak rusak pada saat penanaman. pengurangar.r tajuk tanaman berguna ul.ttuk mernpermudah saat penanaman, memperkecil kebutuhan makanan bagi tanaman dan menrpermudah per.ryesuaian terhacial: rokasi tempat yang ba*r.
Mateial lunak (soft material) berupa tanaman lansekap siap untuk ditanam
2)
Metode penanaman
Metode penanaman harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. pohon yang akan ditanam di permukaan tanah perlu dipertimbangkan ukuran dari lubang peletakan akar
Bab V Aplikasi
Desain
I
Zg7
tanaman. Besaran lubang tanaman disesuaikan dengan kondisi besaran tanaman pada saat ditanam. Biasanya kedalaman lubang sekitar 1 fsatu) meter dengan ukuran 1x1
meter. Agar tanaman dapat tumbuh dan menyesuaikan diri pada tempat tumbuh yang baru, maka perakaran harus diberikan rangsangan dengan memberikan pupuk kandang yang disatukan dengan media penutup lubang.
Proses pemindahan dan penanaman pohon
zea
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
3l
Kondisi tanah atau media tanah Tanah tempat tanaman hidup harus diperhatikan pH fderajat keasamannya). Melalui pemeriksaan di laboratorium dapat diketahui kondisi pH tanah. Nilai pH tanah yang normal adalah 7. Bila kuran gdariT ,maka tanah tersebut mempunyai reaksi tanah asam, agak asam atau sangat asam. Untuk menormalkannya perlu ditambahkan kapur dolomit yang ditaburkan pada tanah tersebut. Sedangkan bila pH tanah menunjukkan nilai di atas 7, maka tanah mempunyai reaksi tanah basa, agak basa atau sangat basa. untuk menormalkannya perlu ditambahkan belerang yang ditaburkan di atas tanah tersebut. Namun perlu diketahui ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh di bawah atau di atas pH normal. Sebagai contoh, tanaman teh, memerrukan pH 5. sedangkan tanaman Azalea memerlukan pH di atas 7.
lHs?l,f: ilIffiW, Jenis tanah
4)
'j,J
Berbagaijenis alat pH meter, untuk mengukur kondisi pH tanah
'
Pascapenanaman
Setelah penanaman pohon selesai dilakukan perlu diberikan steger atau penahan tegak tanaman' Peletakan steger perlu pula memperhatikan letak akar dari pohon yang ditanam' Steger dapat dibuat dari kayu dolken, bambu atau kawat penahan. Ketinggian steger tanaman adalah L /3 dari tinggi tanaman yang ditanam. Agar steger tidak merusak
Bab
V Aplikasi
Desain
I
Zgg
batang tanaman, maka diperlukan karet atau bahan pembungkus lunak yang melindungi batang pohon dari ikatan steger.
Jenis steger atau penahan tegak tanaman
c.
Sistem Utilitas dalam Lansekap
Yang dimaksud dengan utilitas lansekap atau sarana penunjang dalam suatu sistem rekayasa lansekap antara lain, yaitu:
1)
Sistem lrigasi Penyiraman
Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rancangan lansekap dipandang penting, mengingat kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan sangat membentu dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan secara manual ataupun secara mekanik. Secara manual dimaksudkan dengan mengambil air dari sumber air dan disiramkan dengan menggunakan tenaga manusia. Sedangkan sistem mekanih yaitu memanfaatkan teknologi irigasi dan pompanisasi.
300 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Hal yang perlu diperhatikan daram pengadaan sistem penyiraman antara lain, yaitu:
a) b)
tersedianya sumber air, kekuatan daya dorong air,
cJ sistem perpipaan, dJ peletakan titik kran air (outlerJ, eJ sistem keran air.
a)
Tersedianya Sumber
Air
Sumber air dapat diperoleh dari dalam tanah dengan mempergunakan pompa ataupun diperoleh dari sumber air yang telah tersedia di lapangan. Kedalaman air tanah akan memengaruhi jenis dan kapasitas pompa penyedot air. Beberapa jenis pompa antaralain,yaitu pompa di atastanah{centrifugalpump)dihubungkan
dengan pipa untuk mencapai sumber air, pompa submersible fpompa yang langsung berhubungan dengan air, tanpa pipa penyedot), dan pompa turbin (turbine pumps). Sumber air dapat dicari dan ditempatkan pada lokasi yang berdekatan dengan daerah pemeliharaan. Untuk mengurangi beban tenaga listrik, air dapat
terlebih dulu ditampung
pada tangki air (water tank) yang ditempatkan pada ketinggian tertentu di atas muka tanah' Dengan demikian penyiraman dilakukan dengan memanfaatkan daya
gravitasi
bumi.
w#
Pompa di atas tanah (centrifuaal duma)
Pompa dalam air (submersible duma)
Tuhin duma
Bab
V Aplikasi Desain
I
301
b)
Sistem Perpipaan
Unsur lain yang penting dari sistem irigasi lansekap adalah perpipaan. Dari segi bahan, pipa dikenal antara lain, yaitu pipa besi (iron pipe) dan pipa plastik {pvc pipe). Pipa PVC dianggap iebih baik karena dapat menahan karat, mudah dibentuk, dan disambung. Kelemahannya mudah pecah dan rusak. Besaran dan ketebalan lubang pipa akan memengaruhi tekanan dan volume keluaran air yang diinginkan. Diperlukan
perhitungan dalam menentukan volume air yang dihasilkan. Semakin dekat dengan sumber air, penggunaan ukuran lubang pipa semakin besar. Semakin dekat dengan lubang outlet iubang pipa semakin kecil. Sesuai standar ukuran lubang pipa terdiri dari ukuran [dalam inchi) adalah 0,5; A,75; 1; 1,.25; 1.5;2;3; 4 dan 6. Untuk penyambungan dikenal adanya Elbow, Tee, Kee.
Berbagaijenis peralatan pipa jenis PVC
Berbagaijenis pipa besi (ion pipe)
Keran Air
outlet air penyiraman dapat diatur dengan menentukan bentuk dan sistem yang diinginkan. Berbagai jenis keran air penyiraman antara lain, yaitu keran biasa, keran pith tpith fapJ, keran springker {sprinkler tarJ. Keran biasa akan menghasilkan keluaran
302
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
air hanya satu tempat sehingga daerah penyiraman sangat terbatas dan diperlukan
selang untuk memperpanjang jarak siram. Sedangkan sistem spinkel keiuaran air dapat berputar secara otomatik hingga daerah siraman bertambah Iuas dan melebar.
Water splinker system
2)
Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting System)
Perancangan desain lansekap tanpa disertai pemikiran tentang penerangan ruang luar belumlah lengkap' Ruang luar yang yang dirancang tidak hanya dapat dimanfaatkan pada siang hari namun perlu dipikirkan pemanfaatan di malam hari. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan lansekap guna penerangan luar, yaitu:
aJ
Peletakan jaringan kabel Kabel agar diusahakan diletakan di dalam suatu jaringan bawah tanah yang terlindung dari gangguan perakaran tanaman. Dalam hai sistem jaringan kabel ini agar diperhatikan antara Iain, yaitu;
o .
panel pembagi arus listrik dari sumber penerangan [pLN], boks sekring guna pengamanan arus listrik,
BabV Aplikasi
Desain
I
303
o ' . .
penggunaan jenis kabel fkhusus untuk kabel penerangan luar dapat dipergunakan jenis NYM atau khusus),
ukuran besaran ukuran kabel fsesuai kebutuhan kekuatan arus listrik yang diinginkanJ, sistem jaringan (paralel atau seriJ, pengamanan sambungan antar kabel,
Untuk mengurangi biaya pemakaian lampu penerangan luar dapat dipergunakan automatic
switch solar cell 0ampu akan nyala di malam hari dan padam di siang hariJ. Untuk penerangan luar ini periu dilakukan koordinasi dengan ahli Mekanikal Elektrikal [MEJ.
bl
titik lampu Titik lampu perlu dipikirkan dari segi peletakannya. Peletakan lampu harus sesual dengan tujuan desain yang diinginkan. walaupun fungsi lampu berguna untuk Peletakan
menghasilkan cahaya penerangan, namun aspek penekanan cahaya dapat didesain oleh perancang. Hal yang perlu dipikirkan, yaitu:
o r o cJ
peletakan cahaya lampu guna keperluan keamanan, peletakan lampu guna menghasilkan efek cahaya yang diinginkan terhadap suatu ruang [cahaya dapat menghasilkan bayang-bayang guna pembentukan desain ruang luar tergantung dari sudut datangnya cahaya lampu], peletakan cahaya larnpu untuk memfokuskan suatu objek.
Bentuk dan jenis lampu Saat kini berbagai bentuk jenis dan model lampu yang telah dihasilkan oleh produsen.
Namun penggunaannya mesti disesuaikan dengan tujuannya. Secara garis besar jenis lampu dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut.
304
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Lampu dengan
titik
ilnil::_, #n
cahaya
di atas tinggi manusia, misarkan lampu jaran, lampu
J
nr, .rkr-.,
n^y
^
y
^,ngr,;;;;ka n m en
e
ran gi
Lampu dengan
titik cahaya di bawah tinggi manusia, misal lampu taman, ornamen lampu' Lampu jenis ini akan menghrr,*.r,
cahaya yang mengarah pada suatu fokus' Agar cahaya tidak langsung menuju ke mata, maka d"sJin lampu hampir kebanyakan diberikan penutup. Lampu sorot [spof right), untukmenghasiikan cahaya yang iangsung mengarah ke
suatu objek yang ingin ditonjolkan.
f*,.
f,
.j' Unr, trt.y/h ,f tajukpohontf' ' fenfigitakqn
iklim mikro
r**?r,d:.V
v. '..' \.t*,Er alrran iJrainase permukaan perkerasan
bpngku
,,
Kayu*.
porlterasan betpn
Hubungan antara rekayasa dan peletakan materiat lansekap
Bab
V Aplikasi
Desain
f
30S
4.
Gambar Keria
Suatu hal yang penting dalam desain lansekap adalah membuat gambar kerja yang menjadi patokan dalam pelaksanaan konstruksi atau pembangunan di lapangan. Gambar kerja ini harus memberikan informasi yang jelas terutama dari segi bentuk desain dan ukuran ftinggi, panjang, lebar], penggunaan skala yang baku, jenis bahan/material yang dipakai, simbol-simbol konstruksi dan kejelasan lokasi di lapangan.
K.
DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL)
Dinding Penahan Tanah IDPT) merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai konstruksi penahan tanah untuk jalan raya, bangunan, dan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda" Secara singkat, dinding penahan tanah nterupakan dindingyang dibangun untukmenahan pergerakan massa tanah miring di atas struktur atau bangunan yang dibuat guna mencegah terjadinya erosi. Dalam profesi arsitektur lansekap,
peran clan fungsi dinding penahan tanah (retaining watl) menjadi sangat penting dikarenakan profesi ini akan selaiu berhubr"rngan dengan perancangan, pengolahan, pembentukan muka tanah untr.rk menghasiikan suatu rancangan ruang luar yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Perancangan arsitektur lansekap
di clalam pengolahan bentuk tanah dapat dilakukan melalui
sistem grading, yang kemungkinan akan terjadinya longsor terutama pada bentuk permukaan tanah yang mempunyai sudut kemiringan yang terjal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan DPT khususnya dalam perancangan arsitektur lansekap adalah sebagai berikut.
a.
Faktor kekuatan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan besarnya tekanan tanah yang sangat dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan tanah terhadap bentuk struktur dinding penahan.
306 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b' c'
Faktor bentuk dan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan keperluan dan kondisi lingkungan. Faktor penampilan luar DPT, yaitu berkaitan dengan estetika, kesesuaian dengan lingkungan, dan kearifan lokal.
1.
Faktor Kekuatan Struktur DpT
Faktor kekuatan struktur DPT, sangat tergantung dari gaya yang terjadi dari kemiringan tanah yang langsung mendorong dinding penahan. Bila perhitungan gaya tersebut telah diketahui, maka besaran dan ketebalan dinding dapat diperhitungkan. Artinya, DpT sangat tergantung dari
perhitungan gaya tekanan tanah terhadap dinding.
2.
Bentuk Struktur DpT
Bentuk struktur Dinding Penahan Tanah [DPTJ sangat berkaitan dengan keperluan dan kondisi lingkungan. Empat jenis dan sistem dinding penahan tanah adalah sebagai berikut.
a.
Jenis dan sistem dinding gravitasi {gravity walls)
1J masonry retaining wall;
2)
gabion retaining wall;
3J crib retaining wall.
b. c. d.
Jenis dan sistem dinding kantilever (cantilever walls) Jenis dan sistem dinding pancang (sheet piling walls) Jenis dan sistem dinding jangkar (anchored wails)
Bab
V Aplikasi
Desain
I
307
BEBERAPA TIPE OINDING PTNAHAN TANAH Piling lYall
Gravity Wall
GRAVITY
CANTILEVER
PILIHO
Anehored Wall
ANCHORED
Jenis Dan Sistem Dinding Gravitasi (Gravity Walls)
Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang mengandalkan berat bahan sebagai penahan tanah, umumnya berupa pasangan batu atau bronjong batu [gabiottJ.
GAAVTY 0lt'l0lt{6 PetlAHAtr T}dttAH
Malcilal &{rbata
308
I
Mabrial Bak ko{al
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Maleri*l Beton
Dinding penahan tanah system graviry, dapat dikembangkan menjadi beberapa tipe, yaitu: 1l Masonry Retaining Wail Dapat terbuat dari beton, batu bata ataupun batu keras. Kekuatan dari material dinding penahan biasanya lebih kuat daripada tanah dasar. Kakinya biasanya dibuat
dari beton dan biasanya akan mempunyai lebar sepertiga atau setengah dari tinggi dinding penahan' Stabiritas dinding ini tergantung kepada massa dan bentuk.
Bab
V Aplikasi Desain
I
3oe
2)
Gabion Retaining Wall
strip, Gabion adalah kumpulan kubus yang terbuat darigalvanized steel mesh atauwoven anyaman) dan diisi dengan pecahan batu atau cobbles, untuk atau plastic mesh
[hasil
menghasilkan clinding penahan tanah yang mempunyai saluran drainase bebas.
Gabion Retaining Wall roleird gravd dbelakang bmnioru dpl
i:',1"i":.ffi l;&e- _-.i.
.w
.-w
:.{,::ti:ii:*:ii ii:r:r:i;::...lLil:i:i.
']
r1.:yi e,iriirii
:ir:irii.:t:i!r:rr*-
*:!,fi';
3l
Crib Retaining Wall
Dinding penahan tanah jenis ini dibentuk dengan b eton precast, stretchers dibuat paralel dengan permukaan vertikal dinding penahan dan header diletakkan tegak lurus dengan permukaan vertikal. Pada ruang yang kosong diisikan dengan material yang mempunyai drainase bebas, seperti pasir dan hasil galian.
310
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
red:*d
b.
*l
Jenis Dan Sistem Dinding Kantilever (Cantilever Walls)
Cantilever walls adalah bentuk modern yang paling umum dari gravity wal1, baik dalam
bentuk L atau bentuk T terbalik. Dibentuk untuk menghasilkan lempengan kantilever vertikal, kantilever sederhana, beberapa menggunakan berat dari timbunan di belakang dinding untuk menjaga agar dinding tetap stabil. Hal ini coccok digunakan untuk dinding sampai ketinggian 6 m [Whitlow,2001).
Bab
V Aplikasi Desain
f
311
Drdmg
funileBr
ltr
nnlever ,Yitl.l
*\
irt-wqrar4q
c.
Dinding Pancang (Sheet Piling Wall) merupakan struktur yang fleksibel yang dipakai khususnya untuk pekerjaan sementara di pelabuhan atau di tempat yang mempunyai tanah jelek. Material yang dipakai adalah timber, beton pre-casf dan bala. Timber cocok dipakai untuk pekerjaan sementara dan tiang penyangga untuk dinding kantilever dengan ketinggian sampai 3 meter. Beton
Jenis
ini
pre-cast dipakai untuk struktur permanen yang cukup berat. Sedangkan baja telah banyak dipakai, khususnya untuk kantilever dan dinding penahan jenis tied-back, dengan berbagai
pilihan penampang, kapasitas tekuk yang kuat dan dapat digunakan lagi untuk pekerjaan sementara. Kantilever akan mempunyai nilai ekonomis jika hanya dipakai sampai ketinggian 4 meter [Whitlow, 2001J. Dinding.4nchored atau dinding tie-back dipakai untuk penggunaan
yang luas dan berbagai aplikasi di tanah yang berbeda-beda.
312 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Jenis Dan Sistem Dinding Jangkar (Anchored Walls)
:iilffr:;*ilr,:nah
dapat dibangun dalam sistem jangkar untuk mendapatkan
r**.::"tt::Ti##i:H:il,*i3T.H1':iln::1,;,H,ff:"*fl seringdengan menyuntikkan bertek
membentuk Uota beba
n,e
ka n
a
n,a
aarrt h,ffi
na
beton
lffi "H;:; :*};;**: il* ffiTfl
Bab
V Aplikasi
;:
li il:::T:ili
Desain
I
313
3.
Penampilan Luar DPT
Penampilan luar Dinding Penahan Tanah [DPTJ berkaitan erat dengan pemilihan material DPT. Bahan yang paling umum digunakan dalam Dinding Penahan Tanah IDPTJ antara iain, yaitu sebagai berikut.
a. MaterialBatuonAlamiah '
Batuan alamiah [batu gunung, batu koral besar, batu gamping, batu kayu], dapat digunakan sebagai Dinding Penahan Tanah (DPTJ yang menghasilkan kesan visual dekoratif dan
kekuatan struktural serta bertahan sangat lama sampai bertahun-tahun. Ada dua jenis batu dinding penahan tanah, yaitu batuan basah dan batuan kering. Batuan basah dalam
3t4 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
pemanfaatannya sebagai DPT memerlukan pengikat, dengan demikian cocok ur.rtuk dinding lebih struktural yang perlu menahan volume tekanan tanah. Sedangkan dinding batu kering dapat dipasang bersama-sama tanpa menggunakan pengikat.
Materiol Kayu Pada dasarnya penggunaan material kayu tidak clapat bertahan lama
sebagai material DPT, dan umumnya memiriki umur sekitar sepuruh sampai dua puruh tahun. Namun ada beberapa jenis kayu di Indonesia yang mempunyai daya tahan lebih, antara Iain seperti jenis kayu besi atau kayu lJlin (eusideroxylon zwageri). untuk
menambah daya tahan material kayu' sebaiknya dilakukan penyuntikan anti rayap dan dilapisi dengan cairan kimia untuk menutup pori_pori kayu dari kebusukan akibat kelembaban air hujan.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
31S
&?:'.I
ffis.ss'q;
{-=r-rygQ
3F*fi;';,:i .'".'"-:.ffi#ffi #,o )o *'",.-rs*
^€+
"'
o
a ":*-.t;d
"
.; ;
*-+-*- -<.-'-' *n''^""'. *' ,_*.f.^:r,r-,*o:
c.
r-*S:ry
"aW ffi;
Material Batu Bata Dinding batu bata sebagai DPT merupakan dinding penahan yang kuat dan tahan lama, namun mempunyai biaya pembangunan yang lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan
material batuan alami ataupun blok beton. Hal perlu diperhatikan dalam penggunaan dinding batu bata sebagai DPT adalah ketebalan dan kedalaman pondasi sebagai dasar penompang dari tegaknya dinding tersebut.
316 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Mqterial Betan Material beton merupakan pilihan bagus sebagai Dinding penahan Tanah iDpr), karena
tal-ran lama dan kuat, serta tahan terhadap kelembaban. Dinding penahan beton dapat dibuat
dan dicetak dalam berbagai bentuk sesuai dengan keinginan arsitek lansekap.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
3L7
Referensi http: / /v'rww.drystonejoe.com/retainingwalls.html; http: / /vrrww.lookoutland.com/wall.htm http //www.the-looney-b in.com / tag/ retaining-walls/ :
http //www. jboyweb.com/drystonewall/pics.htmi :
http://dynamicorange.com / 2005 / 07 / 1,0/dry-stone -wall /
http://www.zachgoebelt.com/outdoorinstallation/stonewallsRetainingWalls.html http: / /wv'rw.centenarylandscaping.com.au/retaining-walls-timber-retaining-walls http: / / www.australianretainingwalls.com/retaining_walls2.htm
http:/ /www.adelaidenow.com.au/; http://www.gopherforum.com/showthread.php?t=61.98
318 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
http: / / wvvw.fennstrading.com/retaini ng-walls.html http / / www.landscapenetwork.com/topics/rwalls.shtml :
http: / /www'homedesignersoftware.com/usercenter/design-articles/retaining-wall-solutions. html http: / /www.spec-net.com.au/press/
10 07
/
con_24100 7.htm
http: / /www.concreteveneers'com/fox.htm; http://milesburke.com/concrete_wall.html; hnp:/ / www.seicci.com/pomerado-hospital; http:/ /www.landpro.co.nz/retaining_walls.html.
Bab
V Aplikasi
Desain
I
3Lg
BAB VI
PROSES PERANCANGAN
Uraian pada bab ini bukanlah membahas secara mendalam apa dan bagaimana lahirnya sebuah proses perancangan ataupun kajian tentang sebuah proses perancangan. Pada dasarnya yang
dimaksudkan tahapan perancangan di sini adalah alat atau suatu proses untuk membantu kita dalam menyelesaikan problematik rancangan. Corak ragamnya banyak sekali, mulai dari pendekatan yang dilakukan si pembuatnya, pola yang dianut, presentasi gambar, waktu, keteriibatan disiplin lain, macam dan jenis proyek, tujuan proyek, manajemen perancangannya, proyek swasta, proyek pemerintah (pusat, provinsi, kabupatenlkotaJ, dan lain-lain.
32O I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Setiap langkah tahapan pasti dan selalu dinrulai dengan langkah awal dan berakhir dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. oleh karena itu, sebelum melangkah pada tahapan ataupun proses rancangan dibutuhkan perumusan tentang tuiuan, sasaran termasuk di dalamnya faktor waktu yang diperlukan untuk merampungkan rancangannya. Dalam garis besarnya hanya ada dua sistem proses, yakni sistem linier dan sistem putaran.
Sistem linier lebih umum dipergunakan untuk engineering atau desain dengan sasaran menyelesaikan solusi desain dan menghasilkan sebuah keputusan untuk dapat diaplikasikan.
sedangkan sistem putaran Iebih umum dipergunakan untuk pendekatan proses planning
[perencanaan) yang memerlukan evaluasi, pembangunan berjangka, pembangunan bertransisi, pembangunan sektoral yang menyangkut multi-aspek dan menghasilkan sebuah kebijakan [lr. Slamet wirasondjaya, MLA dalam Kuliah Pengantar seminar AR 482 tanggal 27 Februari 19801.
**)lxml{
rm
lr@)1ffi*l)--*, Perencanaan sistem linear
(,4;\ 'm )t-
-PPerencanaan sistem putaran
Bab
VI
Proses perancangan
I
321
PROSES PERANCANGAN DESAIN ARSITEKTUR LANSEKAP
.i
'&
V
PROGMMMING
KEBUTUf{AN AKTIFITAS FUNGSI A*t'fiEs legble PEiIETAPAN Jodnl Po!€*
.
, Iuitr
.
lnbrpr#i
.
oefm8i
tufi
Lua
Lol6i
. PondikPoy€k . sdd '. &gie' TaEh . H'drdosi . C€ohgi . l$ffitologi . Togog€i .
.' .
Vesetasi
Li{kongan
SdMi 8ldayarsosialrElmi
AMLlsIS
.
r , .
'.
. S6ial 'I EtMi FdK
mosN
SI(EMATIX
OISAIN AV,,AL
{2
iebipo&
TAPAK
tNsuE, LoKAST kearri fsik naturalrd*i ' eaks yakni Tadt, Hirdosi l{rnddogi, Iopolrai,
. . . .
ungk Ea Zm{g
.
xobutuhd Ruag Ksbutuha Adiftas Spalid(Rusrg)
.
Tala
.
Si*ul6i Hije
. PgrbenlutdLd*aTaafr r R6iaye . wih
Taldriil, STUOI MAKET
Pobffii
{StudiMlE3d'tm')
YBld
{3
0rMENSr) Skeba tlird 0f vEw
ANALISIS LINGRUI.IGAN
qJT
'.
SITE
Aspek Aspe{
si{ hdaya
SKETSA IMAJIMTT
Sketa
&ea
Rua€ T(,s
Dre*i
TINJAUAN MAS1ER P1.AN
ads kea$ filik hrffi ', Zd6i lcgi{an Oi€shsi 8rg@e,
. .
.
Ahiteklur
8r{Um,
FurEd8aruw, Si*m Sik lai. Sislem
Udil6.
misd
:
KO.ISEP PEMEIAYAAN Biaya ins16i pdrt{Wna KONSEP PEUEANcIJMN F6l Tmdd Tda/ &thhap KONSEP PEMELIHAMAN
Kgnqd€h4
midi r*€
deio ddm beni* 3 diMi denga tunpedjmbagksl
r
11wn8
r
Baha Mabdd
. 6.ad6i . Pembdtul Ru&g . 8€nt*, GryE Styie . Funosr , Ko@6isi . Skda . .
.
SisbftKdEfutsi Elletrka
-
DrsArN
AiHrR, rcPulusAtl
6AMBAR PERENCANAAfl (stTE PIANNINC)
.tyOI Ple . Ldt&.ape Pla . PlalirE Pla . Eb€lb Plil . Setis Plan . Llshw P{ao . lopograf F'le . hinage Plan . U8ity PI4 . UShti0S Plan . Maintnrc He . RedP{speldf
Tel*rr lGdihnlokal
GAMBAR PERANCANGAN {DESIGN OEVELOPM€NT) Dglirk Des'gn
.
La&capeostsnDevelop
PlakB htgi . Sel,on . Elevatim . Dotdb lais€pe Fmi{@ . MtHadMaHi* . O6H Sofr M#ial . Deid consbclilo . tuFFklif bagia raMqr. CAMSAR KOilS'TRUKSI {OETAILED ENGINEERING D€SIGNI D€O)
.
r
.
Kdsloksioeldl&tt6il
yomf*si D.h& PeMM KtrEh*si oeLil PqsotLs$lap
penHih@
STUOI EAND'NG
SEJENIS
MAKET PRESENTASI OOIOTiIEN I LAPORAN MNCANGA}I 0otuM R@na Xdia dd Sfeai
. . .
322 I
i PFNGFMANGAN OISAIN
. .
- Tmpak Ah
!el@h T4d(
. A3pel*(mi . Aspel lhsklQa
APl,tKASl KoNSEP
.
S€nsi.
S(EI\.iAIIK DISAIN
r
PENYATAAN MASALIH
M6a*a
t&-
KONSEP
SKEMATIK PLAN KONSEP SKEMATIK DIMENST}
p€nog66l m6y{akat
. OATA PROYEK
t&
AMLISIS
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
odoreo Pgmtiaye
Dok$ Pelela'ge
Proses perancangan yang sistematik pada garis besarnya terbagi menjadi 2 [dua] bagian, yaitu Tahapan Programming dan Tahapan Design. Kedua tahapan tersebut saling berhubungan, berkaitan' dan memengaruhi langkah proses selanjutnya. programming is Analysis, Design is Synthesis [wi]liam pena, daram buku problem Seeking, mengulas banyak tentang apa yang
dimaksud dengan programming dan apa yang dimaksud dengan designJ. Artinya, pada tahapan program lebih ditekankan pada penganalisaan segala aspek yang terkait pada rancangan hingga menghasilkan suatu konsep skematik yang nantinya menjadi landasan pada tahapan Design
Development.
Pengambilan keputusan menjadi faktor yang penting dari setiap langkah yang dibuat guna menyelesaikan karya rancangan lansekap. Pengambilan keputusan ini harus dilandasi dengan landasan teori dan pengaplikasian di dalam rancangannya. oleh karena itu, sikap mandiri dan keyakinan akan konsep yang diajukan memerlukan pemikiran yang jelas dan sistematik.
Langkah awal dari pengajuan proyek desain adalah dengan membuat dan mengajukan
Rencana usulan Proyek [RUP) atau Preliminary Report. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang proyek desain yang diusurkan berupa gagasan dasar dan data proyek.
A.
TAHAPPENDATAAN
Dalam hal Rencana usulan Proyek [RUP), yang terpenting adalah penalaran terhadap masalah yang diaiukan' Dasar atau titik awal perancangan lansekap bertolak dari masterplan yang diajukan' Artinya, perlu dipikirkan kelengkapan data fisik bangunan atau perkerasan dari masterplan tersebut fmisal; denah, tampah potongan dari bangunan; peta topografi; informasi
visual; informasi teknis lainnya).
Bab
VI
proses
perancangan f
323
Hal yang perlu dipelajari dan dipertanyakan tentang lokasi yang dirancang, yaitu sebagai
berikut.
L. Apa dasar pemikiran proyek tersebut? 2. Apa permasalahannya terhadap kegiatan
ruang luar atau kaitannya dengan masalah
lansekap?
3. 4. 5. 6.
Tentukan sasaran dan tujuan rancangan! Tentukan tema yang spesifik, tepat, dan sesuai aktivitas kegiatannya! Bagaimanapendekatanperancangannya? Apakah ada landasan teori yang mendukung dalam pemecahan masalah yang dirumuskan?
Perbandingan antara ruang terbangun dan ruang terbuka berkisar antara 400/o:604/o atau lebih besar [kecuali pada urban area atau
tapak di perkotaan, biasanya amat sangat terbatasJ. Untuk mendapatkan permasalahan, maka aktivitas dan fungsi ruang di dalam tapak
haruslah bersifat kompleks fmuitifungsiJ. Massa bangunan dapat bersifat majemuk. Pola tata letak bangunan, memungkinkan untuk pengembangan ruang, sirkulasi, dan fasilitas lingkungan.
324 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
fbarrii t.6*tG
6$lrd rail
sl!s{a+ttbrtlw&
Gclat!'lla *lra. Aa{a " r*aait&
&.airrrw$dt*6
frib$ rn&r{aant fn0d !,
Crfenb D*.,oatl|ar. rhr..t !r rar* $a mnaah.
aqei.ke{l'6t
a*.!H. rt* ryn&{akftlt. *!.a$aMde ffinil'fi
aahn{laa fnri{a.l. (lMErlac.rLDrtl$ .{t ,lr.aha . h.d br.
Data lain yang perlu diketahui adalah sebagai berikut. a. Berapa luas keseluruhan tapak, termasuk batas proyek?
b' c. d. e. f. C.
Siapa pemilik proyek tersebut fapakah perseorangan atau badan hukum)?
Bagaimana sifat dari proyek tersebut? Bagalmana keadaan sifat tanah? Geologi
Hidrologi
Iklim
Bab
VI Proses perancangan
I
zzs
h. i. j. k. l. m. n.
Curah hujan
Topografi Vegetasi Sensori (visualJ sebagai potensi positifatau negatif
Lingkungan sekitar Aspek sosial budaya dan ekonomi
Kearifan lokal
(lihat skema PROSES PERANCANGANJ
B.
TAHAP ANALISIS
Analisis tapak yang kita maksudkan adalah site analysis. Artinya, kita menganalisis terhadap potensi dan kendala yang mungkin timbul dari rancangan kita. Kita tidak dapat melakukan penganaiisaan sebelum tujuan dan sasaran yang
kita inginkan telah terumuskan. Sebagai contoh, penetapan tujuan kita adalah merancang lansekap daerah rekreasi dengan pemanfaatan kondisi topografi. Maka segala sesuatu
yang kita analisis, baik tapak, aktivitas, selalu mengarah
ke tujuan yang dimaksud. Jadi, yang dianalisis
adalah
tapak yang akan dirancang. Anaiisis Tapak memerlukan pertimbangan yang sistematis terhadap 3 [tigal konteks utama, yaitu:
326 f
{r @ffilkrlrlS AXD rctgalt!!!
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
, :
1.
konteks penganalisaan terhadap aktivitas dan fungsi pemakai untuk mendapatkan Program Kebutuhan;
2. 3.
konteks penganalisaan terhadap lingkungan alamiah untuk memahami karakteristik tapak;
konteks penganalisaan terhadap evaluasi masterplan [analisis lingkungan buatan untuk memahami konsepsi dari master planJ;
4.
konteks penganalisaan terhadap sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan tapak sekitar termasuk kebijakan umum yang memengaruhi perkembangan tapak.
Analisis Tapak dapat dibagi menjadi 2 [dua) bagian, yaitu Analisa Tapak Lingkungan A]amiah dan Analisa Tapak Lingkungan Buatan. Apa yang perlu dianalisis? Di bawah ini terurai beberapa faktor yang dapat diladikan analisis
minimal. Namun kiranya dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan tujuan [Edward T. White, Site Analysis, Diagramming Information for Architectural DesignJ.
1. Analisis terhadap Aktivitas dan Fungsi Pemakai untuk Mendapatkan Program Kebutuhan
Karakteristik manusia pemakai dan pengguna merupakan aspek penting yang akan dianalisis untuk menentukan kebutuhan dan aktivitas ruang. Banyaknya jumlah pemakai, jenis kelamin, pemakai mana yang lebih dominan, umur menurut golongan,
kebiasaan setempat, kondisi ekonomi, pekerjaan, dan lainnya merupakan beberapa aspek yang perlu dikaji secara mendalam. Artinya, pola tingkah laku
Bab
'-.
Vl
Proses
Perancangan I
327
manusia pemakai dan tingkat sosiologis memberikan pertimbangan terhadap aktivitas kegiatan yang diperlukan' Selanjutnya menentukan kebutuhan ruang [spaceJ dan pola hubungan ruang. Misalkan untuk suatu rancangan lansekap hotel resort, maka golongan umur menentukan kebutuhan fasilitas aktivitas di ruang luar. Aktivitas apa yang diperlukan dalam kaitan dengan rekreasi untuk golongan dewasa, anak, dan orang tua? Contoh lain, untuk perencanaan lansekap
kampus, golongan mahasiswa, dosen, karyawan mempunyai aktivitas yang berbeda terhadap penggunaan ruang luarnya. Dengan demikian pertimbangan terhadap aktivitas menentukan fungsi ruang yang diciptakan. Di dalam proses pembelajaran, setiap analisis harus berlandaskan pada referensi ilmiah yang pernah dilakukan oleh pakar keilmuan tertentu.
2.
Analisis terhadap Lingkungan Alamiah untuk Memahami Karakteristik Tapak
Lingkungan alamiah adalah elemen alami dan keadaan tempat sekitar tapak flklim, air, tanah, topografi, vegetasi, dan kehidupan mahluk hidup lainnyal yang penting bagi rancangan tapak.
a. Iklim/Klimatologi Analisis terhadap faktor klimatologi meliputi aspek-aspek bagaimana suhu secara regional fmakroklimatJ, suhu di dalam tapak fmikroklimatJ, sudut/arah sinar matahari, curah hujan,
kekuatan angin, frekuensi angin, kelembaban. Analisis
ini dibutuhkan agar rancangan lansekap memperhatikan Energy Concious. Pengaruh iklim ini akan mempengaruhi ruangruang yang dikehendaki ataupun keterlindungan terhadap pengaruh panas dan teduhnya suatu ruang.
32A I
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
Veg
eta si/ M akhluk H i dup Lainnya
Perhatikan dalam penganalisaan faktor ini, yaitu: [1) sifat ekosistem dan kepekaannya
terhalap pembangunannya;
[2J potensi bentuk yisual alamiah dari jenis vegetasi yang ada.
Suatu kumpulan vegetasi akan memengaruhi kondisi iklim, karakter tapak, dan
-
tipe tanah. Di samping itu, juga memengaruhi kondisi hidrologi setempat. Lebih dari
itu vegetasi mempunyai kaitan erat dengan ekosistem setempat. Tumbuhan fvegetasiJ merupakan potensi tapakyang
penting dalam hal pembentukan skala, tekstur, warna dan bentuk tajuk, karakter tapak, dan komposisi.
Tiga hal yang penting diketahui bahwa pepohonan dapat digunakan untuk menciptakan bidang vertikal, menutup pandangan yang kurang
bai( menciptakan privacy dan menciptakan ikiim pada ruangruang yang akan dirancang. Semak
fshrubsj dapat
dimanfaatkan
untuk memperoleh tekstur, warna,
komposisi, pengarah
sirkulasi,
Bab
VI Proses perancangan
f
szs
serta sebagai pembatas suatu areal/ruang. Sedangkan penutup tanah frerumputan] membentuk bidang alas dan merupakan elemen penting untuk mengurangi erosi tanah permukaan, menentukan kualitas ruang dengan tekstur dan warnanya. Di samping itu,
kiranya perlu dikaji iokasi, jalur kehidupan, kebutuhan makanan dari makhiuk hidup lainnya, seperti kawanan satwa unggas, guna kepentingan berwawasan lingkungan.
Topografi Bentuk muka tanah atau topografi memengaruhi rancangan dalam 3 (tiga) hal, yakni:
[1] topografi memengaruhi iklim dan cuaca; [2] topografi memengaruhi bidang muka tanah untuk keperluan enginering [konstruksiJ; [3) topografi menggambarkan karakter tapak. Bentuk muka tanah (dataran, bukitJ memengaruhi mikroklimat karena adanya pergerakan
udara dan orientasi sinar matahari. Angin menjadi lebih lemah pada sisi lereng yang terlindung dan menjadi kuat pada sisi lereng atasnya. Pada malam hari daerah yang rendah mempunyai suhu lebih dingin dibandingkan dengan lereng yang lebih tinggi. Hal ini memengaruhi peletakan tanaman yang sesuai dengan tujuan rancangan. Karakteristik kemiringan muka tanah akan menentukan daerah-daerah yang sesuai fungsi pemanfaatannya dan segi engineering-nya. Pada daerah berkontur dengan kemiringan tertentu memerlukan penyelesaian engineering/konstruksi tertentu. Umumnya, kemiringan di bawah 4% diklasifikasikan sebagai daerah datar dan cocok untuk aktivitas atau kegiatan
330--I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
yang padat (seperti tempat parkir, plaza, kolam renang, area bermain anak, dan olahraga]. Kemiringan antara 4-1'oo/o untuk kegiatan sedang dan ringan fseperti tempat gazebo dan olahragal' Sedangkan kemiringan lebih dari 10% iebih cocok untuk penempatan titik pandang' ruang khusus, dan pembibitan. Bila kondisi muka tanah diperlukan untuk diubah
sesuai penggunaannya, maka aspek rekayasa perlu dipikirkan dan membentuk pola kontur baru yang sesuai dengan kondisi ekologisnya. Hal ini dimaksudkan agar kondisi lansekap setempat tidak menyimpang dari karakternya.
Tonah
Kondisi tanah yang dimaksud adalah tanah dalam konteks engineering frekayasaJ dan tanah dalam konteks jenis, sifat, dan unsur tanah itu
sendiri. Analisis tanah menjadi penting karena memengaruhi:
[1) sifat ekologis sebagai medium untuk
ffi -#::: ffi
-t
me_
nunjang kehidupan tumbuh_tumbuhan; sistem pemilihan konstruksi, dau [2) [3J sebagai potensi fisik tapak.
Analisis
ini diperlukan mengingat sifat
tanah
yang penting bagi kehidupan tumbuh_tumbuhan adalah drainage, kadar organis, keasaman dan
tersedianya zat giziseperti Nitrogen. Ini [PHJ, akan menentukan perkiraan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada Iokasi tersebut dan usaha
untuk menjadikan struktur jenis tanah sesuai dengan habitat tanaman. Struktur jenis tanah memengaruhi keputusan dalam penggunaan sistem rekayasa, misalkan pada daerah tanah bergambuq bagaimana penyelesaian konstruksi jalan pedestrian dan bagaimana pemilihan
BabVI
Prosesperancangan
f
331
jenis tanamannya. Hal lainnya, kadangkala tanah mempunyai karakteristik berbatu-batu dengan lingkungan alamiah. Ini merupakan suatu potensi
alami dari lansekap yang dapat dimanfaatkan sehingga menimbulkan keharmonisan dalam rancangannya.
e.
Air Anaiisis terhadap unsur adanya air dalam tapak dikarenakan 3 ftigal hal, yaitu:
(1) air
sangat penting sebagai elemen dasar yang menunjang kehidupan;
(2)
atr permukaan dan air bawah tanah me-
[3)
mengaruhi potensi pengembangan tapak; air merupakan e]emen lansekap.
Sumber air berasal dari hujan ataupun air yang
berada di bawah tanah itu sendiri. Air ini akan memengaruhi kehidupan tanaman. Artinya, kita harus menganalisis di mana adanya sumber air.
Air hujan merupakan air permukaan. Dengan adanya kemiringan tanah, maka terjadi aliran yang dapat menyebabkan faktor Run Off dan akan terjadi bentuk drainage alamiah yang memengaruhi bentuk muka tanah.
332 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
I Air merupakan sumber persediaan bagi sungai_sungai. Keberadaan dapat menjadi potensi eremen
ransekap aktivitas, rekreasi, dan sebagainya.
,.*trk .un.iptakan -"J;';:lTffiH:il:
Air mengalir dari pancuran, anak sungai, dan air terjun dapat menimburkan suara dan gerak sebagai bagian dari
rancangan. Di sisi lain, penampungan air permukaan akan meningkatkan penyerapan ke "water table" dan merupakan salah satu cara memperkecil drainage lingkungan.
f.
Sensori (visual) Analisis yang perlu dilakukan adalah: View atau titik pandang atau titik penglihatan.
View atau pandangan dari tapak termasuk posisi titik pandang yang potensiai untuk meiihatpotensi Iansekap. Apakah pandangan tersebut positifatau negatip Sudut pandangan yang bebas? Apakah pemandangan tersebut dapat berubah_ubah? Dan
kemungkinan apakah sudut pandangan tersebut tidak
berubah?
g.
Sumber Kebisingan Di mana terdapat sumber kebisingan? Berapa besar kekuatan sumber kebisingan tersebut? rimburnva kebisingan? Ke arah mana sumber kebisingan bergerak? il:ffi"vebabkan
3f h.
Pemandangan yang Baik dan pemandangqn
yang Buruk
Analisis potensi pemandangan yang menarik dan kurang menarik. Disadari bahwa hal menarik atau kurang menarik mempunyai peniiaian yang relatif (subjektifJ. Namun bila
Bab
VI Proses perancangan
f
3s3
dikaitkan dengan tujuan dan sasaran perancangan, maka penilaian tersebut dapat dibuat dengan cara membandingkan satu dengan lainnya. Mana yang lebih berpotensi dibandingkan dengan lainnya? Demikian pula potensi tanaman yang ada di sekitar tapak hingga pemikiran
borrowed scenery dapat dimasukkan dalam rancangan'
3.
Evaluasi Masterplan (Analisis Lingkungan Buatan untuk Memahami Konsepsi dari
Masterplan)
Yang dimaksud dengan iingkungan binaan adalah semua data dari elemen buatan manusia
yang ada di dalam tapak, misalkan bangunan, jalan, drainage, Iampu penerangan, dan lain lain.
Perlu diperhatikan dan diingat bahwa evaluasi masterplan bukan untuk menilai baik atau buruknya rencana yang ada, melainkan
untuk mengetahui, memahami, dan mengenal konsepsi ruang, konsepsi sirkuiasi dari masterplan yang dikeriakan oieh site planner.
Pemikiran kita terhadap program rancangan lansekap yang dibuat akan menyesuaikan dengan rencana tersebut.
Faktor yang perlu dianalisis untuk dipahami dari lingkungan binaan antara lain sebagai berikut.
334 f
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Mengetahui Batas Topak Batas tapak dalam masterplan perlu dikenali. Dikaitkan dengan skala gambar, berapa luasan
kuantitatifbangunan dan ruang luarnya dengan satuan meter persegi. Mengenali pencapaian dari luar tapak' Mengenali lingkungan di sekitar tapak, apa fungsi lingkungan
sekitarnya?
Dan bagaimana hubungan tapak dengan kegiatan lingkungan sekitarnya? b.
Mengetahui Konsepsi Ruang/Zoning/Tatq Letak Bongunan Dari tata letak dan fungsi bangunan, kita dapat menangkap konsepsi zoning yang dibuat oleh
arsitek atau perencana masterplan.
Misalkan
suatu masterplan sebuah hotel resort, kita dapat mengetahui zoning yang direncanakan. Di mana zoning untuk public space, private space, dan serwice space dan fungsi apa sajayang direncanakan di sana?
Demikian pula dengan pola dan sistem tata letak bangunan. Apakah pola grid [Grid patternJ, pola
Geometris ataupun adanya garis Sumbu Axis menjadi konsepsinya. Bangunan berorientasi ke arah mana? Di mana aktivitas utama ruang luaryang ingin dicapai oleh arsitek atau perencana masterplan. Ke arah mana hubungan antara massa bangunan dalam hal membentuk suatu ruang di luar bangunan' Hal ini perlu dipahami, diketahui dan penalaran guna pertimbangan dalam menentukan aktivitas, konsep ruang ruar dan peletaka nfzoningruang luarnya.
Bab
VI
Proses Perancangan
I
33s
Mengetahui Pola Sirkulasi Pola sirkulasi yang ada pada masterplan sudah sepantasnya untuk dipelajari. Bagaimana konsep
dari sirkulasi pejalan kaki? Demikian pula dengan konsep sirkulasi kendaraan bermotor. Sistem apakah yang diterapkan oleh arsitek/perencana masterplan? Apakah melalui pendekatan pola direct system atau dengan irrengular system? Mengapa poia sirkulasi ini diterapkan pada tapak tersebut? Apakah ada hierarki/urutan fungsi sirkulasi di sana? Bagaimana hubungan antara sirkulasi dengan bangunan ataupun dengan aktivitas kegiatan di ruang luarnya? Dan di mana letak parkir, berapa luas dan pola parkir apa yang diterapkan?
Mengetahui Bentuk Fisik Bangunan Bentuk arsitektural, style/gaya, dan ketinggian bangunan diamati dan diperhatikan dengan cermat. Apakah konsep dan bentuk bangunan tersebut mengambil gaya tropis ataukah kolonial ataupun modern. Untuk mengenalinya, perlu pengetahuan tentang arsitektur ataupun berkonsultasi rekan arsitek. Mengapa bentuk bangunan tersebut dipilih dan apa makna dari bangunan tersebut? Termasuk pula letak pintu masuk dan jendela dari bangunan.
Ini
memerlukan pengkajian yang nantinya berguna dalam pertimbangan menentukan
hubungan sirkulasi dalam tapak.
Mengetahui PoIa Drainag e Pola drainage yang dipelajari adalah sistem saluran pembuangan muka tanah ataupun di dalam tanah yang berhubungan dengan limbah yang berasal dari kegiatan di dalam bangunan. Di mana letak saluran pembuangan utama. Ke arah mana aliran air bergerak? Berapa lebar saluran tersebut? Kegunaan dari analisis ini adalah agar rancangan drainage akibat rancangan aktivitas ruang luar yang dibuat, nantinya mempunyai hubungan dengan saluran asal.
336 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
M eng enal
Sarana Iltilitas
Di mana diletakkan sarana utilitas? Misalkan letak lampu penerangan ruang luarnya. Di mana Ietak tempat terminar
pembuangan rimbah sampah? Di mana letak sumber air pompa? Di mana Ietak sarana-sarana lainnya?
4'
Analisis terhadap sosial, Ekonomi, Budaya dan Lingkungan Tapak sekitar Termasuk Kebiiakan Umum yang Memengaruhi perkembangan
fafak
Faktor sosial' ekonomi, budaya, dan lingkungan sekitar perlu dianalisis. Tingkat kehidupan masyarakat sekitar perlu diketahui untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan zoning dan aktivitas kegiatan yang dirancang. Faktor budaya bagaimanapun menjadi suatu tolok ukur keberhasilan
sebuah rancangan. Misalkan kebiasaan penduduk setempatyang menganggap bahwa pohon beringin suatu jenis tanaman yang mempunyai nilai sakral, maka janganlah menempatkan
tanaman tersebut
menjadi pohon peneduh di daerah parkir atau ditempatkan pada daerah pelayanan fservice], Demikian pula halnya dengan faktor lingkungan terutama karakteristik lansekap yang ada' perlu dipertimbangkan agar rancangan lansekap yang diciptakan menjadi harmonis dengan lingkungannya. Faktor lainnya adalah rencana pengembangan kota setempat perlu dikaji' termasuk peraturan-peraturan pemerintah yang terkait pada perancangan ransekap, misalkan ketentuan GSP fGaris sepanjang PantaiJ, public beach, limbah buangan, dan lainnya. Penyajian informasi tentang analisis tapak ini dapat berupa gambar ,,peta,,yang berisikan faktor yang dianalisis ataupun dalam bentuk "matrix diagram" ataupun dalam bentuk ,,buble diagram,,.
Bab
VI proses
perancangan I
237
C.
TAHAP ANALISIS TAPAK (SITE ANALYflS)
Setelah kita memahami karakter tapak, konsepsi dari masterplan, maka langkah selanjutnya dari penganalisaan tersebut adalah memasukkan program aktivitas yang direncanakan ke dalam tapak dengan pertimbangan kondisi dan karakter tapak tersebut. Hal ini memerlukan pemikiran secara logis dan objektif. Sebagai contoh apabila diperlukan kebutuhan parkir kendaraan, maka penempatan area parkir dicari dan diletakkan pada daerah datar atau di manakah sebaiknya pintu masuk utama yang aman, menarik, dan mudah dicapai, sesuai program kebutuhan? Artinya, Analisis Tapak adalah memadukan program kebutuhan dengan karakter tapak yang dimiliki.
D.
TAHAP SKEMATIK
Setelah melakukan penganalisaan, maka tahap selanlutnya adalah menentukan sintesis. Tahap
sintesis merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan masalah yang ingin diaplikasikan dalam tapak. Jadi, yang dimaksud dengan konsep di sini adalah konsep programatik. Konsep
programmatik mengacu pada gagasan-gagasan yang dituju terutama sebagai pemecahan fungsional dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum dan mengacu pada tapak. Di samping itu, perlu dibedakan dengan konsep desain. Konsep desain mengacu pada gagasan yang dimaksud sesuai tujuan sebagai pemecahan fisik arsitektural. Periu diperhatikan konsep progranlmatik yang disajikan bukan uraian atau gambaran konsep teoritis melainkan konsep dari pemecahan masalah ke dalam tapak. Di dalam konsep programmatik beberapa aspek dari konsep yang perlu diusulkan adalah sebagai berikut.
338 I
Kcimponen Perancangan Arsitektur Lansekap
a. b. c. d. e. f. g.
Bagaimana konsep programmatik terhadap lingkungan? Bagaimana konsep programmatik terhadap zoning? Bagaimana konsep programmatik terhadap ruang? Bagaimana konsep programmatik terhadap sirkulasi? Bagaimana konsep programmatik terhadap tata hijau? Bagaimana konsep terhadap pembentukan muka tanah? Bagaimana konsep terhadap rekayasa lansekap?
Kumpulan dari konsep programmatik ini divisualisasikan dalam bentuk skematik plan dengan peta dasar dari tapak yang dirancang. Selanjutnya dari visualisasi tersebut dapat dilanjutkan pada visualisasi skematik desain yang menggambarkan ruang atau bentuk 3 [tiga) dimensi dari konsep
tersebut ke dalam tapak [dapat dalam bentuk sketsa imajinatif yang mendekati keadaan tapak atau dengan teknik montage atau dengan contoh khusus proyek sejenis.). Untuk lebih memahami ruang-ruang yang akan diciptakan, maka perlu kiranya dipelajari dan dihayati ,,ruang,, secara nyata dalam bentuk Maket Studi.
E.
TAHAPPRARANCANGAN
Tahap ini merupakan tahapan desain atau sintesis, yaitu usulan keputusan pemecahan masalah desain waiaupun masih bersifat sementara. Dengan kata lain yaitu pengaplikasian konsep program ke dalam tapak melalui pertimbangan arsitektural, yakni tema, komponen pembentuk ruang, bentuklgaya/style, fungsi ruang, kesan ruang, nilai ruang, komposrsi, skala, warna, bahan
material faiami/buatan), sistem konstruksi, estetika, tekstur, dan lainnya. pada tahapan ini, faktor kreativitas, pengalaman, kemampuan mengembangkan art/seni dan penguasaan kriteria
Bab
VI
Proses
perancangan I
339
memegang peran penting. Penerapan design by logic dan kaidah-kaidah mendesain agar ditaati dan dijaga.
F.
TAHAPPENGEMBANGANRANCANGAN
Tahap ini merupakan tahap keputusan atau tahap final dari pemecahan masalah desain yang nantinya menjadi dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Yang terpenting pada tahap ini adalah memberikan visualisasi rancangan secara jelas, teratur, sistematis dan profesional dalam menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar. Dalam tahapan produksi gambar dapat dibagi menjadl 2 [dua) bagian, yaitu:
[1J
Gambar Planning in Design yang terdiri dari: IENIS GAMBAR
SKALA
1,. Rencana lansekap
Lay out plan
1 : 5000
2. Rencana dasar 3. Rencana pola tata hijau 4. Rencana evaluasi 5. Rencana tampak 6. Rencana utilitas 7. Rencana muka tanah 8. Rencana pembuangan 9. Rencana pemeliharaan
Landscape plan
1: 1000
Planting plan
1:500
Elevation plan
1 :500
Section plan
1:500
NO
L0. Perspektif tampak burung
34O I
Sewage Plan
1:500 L:500 1:500
Maintenance Plan
1:500
Bird Eye View
No scale
Landscape
utility
Landscape topographi
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
[2J
Gambar Detailed Landscape Design yang terdiri dari
NO
;
IENIS GAMBAR
SKALA
1. 2. 3. 4.
rinci Rancangan tata hijau Potongan dan Tampak Rancangan Rinci bagian tapak
5.
Rancangan Rinci
6'
Rancangan Rinci tata
7.
Rancangan penanaman
Detailed plant construction
B.
Rancangankonstruksi
Detailed hard consttruction
Rancangan
perkerasan tanaman
Detailed Landscape design planting design
1
200
L
100
Section ancl elevation
1
100
Detailed landscape
1
100
1
:50
1
100
Detailed hard material
1 50 Detailed soft landscape materiar 1: 100
9.
Perspektifbagian rancangan tapak perspektive
[3J
Maket presentasi sesuai skala Landscape planyang dibuat. Laporan Perancangan (Report design statement).
[4J [5J Rencana
1.
50
1
50
1.
20
1
50
1
20
No Scale
anggaran biaya dan dokumen spesifikasi (cost estimate).
Bab
VI
Proses Perancangan
I
s4r
DAFTAR PUSTAKA Ann, c. w., Bernard, D., Gunilla, L., Bettina, o., Stephan, p., sybrand,T. (Edsl. 2005. Green structure
and Urban Planning Final Report. Luxembourg: office for official publications of the European
Communities.
Attwell' K' 2000' urban Land Resource and urban Planting-case Studies From Denmark, lournal Landscape and Urban planning. SZ,145_163. Bolund and Hunhammar ' lggg.Ecosystem services in urban Areas, Journal Ecology and Economic
29,293-301.
Bolitzer' Netusil' 2000' The Impact of open Spaces on property values in portland, oregon,
Journal. Environmental Management. 59, 185_193.
Daftar Pustaka
f
s43
Economic Bolund and Hunhammar. 1999. Ecosystem Services in Urban Areas, Journal Ecology and
29,293-301..
Bradley, G.A. 1995. Urban Forestry Landscapes: Integrating Multidisciplinary Perspectives' Seattle: University of Washington Press. Carpenter, Phillips L, dkk. 1975. Plant In the Landscape, Wh. Freeman and Company, Sanfransisco' Naeem' S" Costanza, R., d'Arge, R., de Groot, R., Farber, S', Grasso, M', Hannon, B', Limburg' K'' o'Neill, R.v., Paruelo, J., Raskins, R. G., Sutton, P., Van den Belt, M. L997. The Value of The world's Ecosystem Services and Natural capital. fournal Nature 387,253'260. New York, Crosbie, M. & Watson, D. [Eds.). 2005. Time-Saver Standards for Architectural Design. NY: McGraw-Hill.
perkotaan di Danis'woro, M. 1998. Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan Iansekap indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI' Rangka Danoedjo,S. 1990. Menuju Standar Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Kota dalam Pekerjaan Melengkapi Standar Nasional Indonesia. Direktur ]enderal Cipta Karya, Departemen Umum. Jakarta. Housing, David, H. 2000. Introduction Neighbourhoods Green Improving the Gren Space for Social
from http://www.neighbourhoodsgreen.org.uk/ng/intro' David, L Weimer. dan Aidan, R. Vining. L992.Policy Analysis, Consept and Practice, [2nd Edition)' New York: Englewood Cliffs: Prentice Hall'
344 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Direktorat fenderal Pembangunan Daerah, Depdagri. 1990. Ruang Terbuka Hijau Kota. Jakarta. Danisworo' M' 1998' Makalah Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan Lansekap perkotaan di
Indonesia dalam Menghadapi Dinamika Abad XXI.
De Groot' w'T', van den Born, R.J.G. 2003. visions of Nature And Landscape Type preferences: An
Exploration In The Netherlands. Journal Landscape and Urban planning. 63, 127 -138.
Ernest Burden' 1981' Entourage a tracing file for Architecture and Interior Design Drawing, No
Part Publishing USA.
Edward T white, diterjemahkan oleh Arie K.onggodiputro. 1985. perencanaan Tapak (Site
PlanningJ, Intermata Bandung.
Frick Heinz.1997. IImu Konstruksi Kayu, cetakan vilr, Bina cipta, Bandung. Forman, R. T. T and M, Godron. 1986. Landscape Ecology. New york: John wiley and sons, Inc. Garret Eckbo' 1988' urban Landscape Design, Element and to The concept, Graphic Sha publishing
Co Ltd.
Garet' Lillian' 1986' Desain visual' Trans. Budihardjo wiryodirdjo dan Bambang Dwiantoro. Yogyakarta: Fakultas seni Rupa dan Desain ISI. Trans. of Design visual 1982. Gregory wJ and Michael AV. 1989. Site Details, van Nostrand Reinhord, New york.
Gilbert, o' L. 1989. The Ecorogy of urban Habitat. London: chapman and Halr.
Daftar Pustaka
I
s4s
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Prosiding Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di BaIi-INDONESIA, tanggal 15 Juli. Haaren, C. and von Reich M. 2006. The German Way to Greenways and Habitat Networks. Journal Landscape and Urban Planning 76,7-22. Hester R.T. 1975. Neighborhood Space. Husting son and Rose.
Hill, wF. 1995. Landscape Handbook for The Tropics, A packard publishing Book, uSA.
]im,
C.Y., Chen, SW. 2003. Comprehensive Green Space Planning Based On Landscape Ecology
Principles in Compact Nanjing City, China. ]ournal Landscape and Urban Planning 6S, 95-116. Jo, H.K. 2002. lmpacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions
for Middle Korea,
Journal Environmental Managem ent. 64, 115-126. Jurnal Arsitektur Lansekap Indonesia nomor 04 tahun 1998. Jo, H.K.
t2002) Impacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions for Middle Korea, Environmental Management. 64, I1S-L26. fournal Khalid, Zakaria., El Adli Imam. 2006. Role of Urban Greenway Systems in Planning Residential Communities: A Case Study From Egypt, Journal Landscape and Urban Planning T6,1gZ-ZOg. Landphair Klatt. 1979. Landscape Architecture Construction, Elsevier North Holland, New york.
346 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Laurie' M, L975'An Introduction to Landscape Architecture. American publisher.
Li' Xiuzhen., Rob. H.G.. fongman., yuanman Hu., Rencang Bu., Bert s' 2005' Relationship Between Landscape Structure
Harms., Arnold K, Bregt., Hong Metrics and wetland Nutrient Retention
Function: A case study ofLiaohe Delta, china, journal Ecological Indicators 5,33g-34g.
Miller' R'
1997 ' urban Forestry. Planning and Managing Urban Greenspaces. upper Saddle River New |ersey: Prentice Hall.
Motloch, lL. lggr.Introduction to Landscape Design, van Nostrand Reinhord, New york.
Morancho" Aurelia Bengochea. 2003. A Hedonic Valuation Landscape and Urban planning 66,35_41
of Urban Green
Areas, Journal
Newton N,T' 1971. Design on the Land. [The Development of Landscape ArchitectureJ.
oetomo, A' 20t0' Konsep Pengelolaan Perkotaan Di Indonesia Kedepan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan pengembangan Kebijakan, Indonesia: Institut Teknologi Bandung. Pauleit'
S
and Kaiiszuk, E' 2005. Green Structure Patterns
-
Green Structure and urban planning
in European commission. Report of coST Action cr.1 - Green. Pena' william International.
with wiliiam caudill and |ohn Focke. 1979. problem
Seeking, cahner Books
Pham, Duc uy., Nobukazu, Nakagoshi. 20a7. Apprication of Land Suitabirity Analysis and Landscape Ecology to urban Greenspace Planning in Hanoi, vietnam. Journal Urban Forestry & Urban Greening 7 tt),ZS-40.
Daftar Pustaka
I
347
RahmatWondoamiseno. 1996. Evaluasi Penggunaan Teori Pertimbangan Rasional Pada Bangunan Theatro Del Mondo Karya Arsitel Aldo Rossi, Jurnal M3edia Teknik (3J Reid GW. 1993. From Concept to Form in Landscape Design, Van Nostrand Reinhold, New York'
Rustam Hakim. 1995. Peran Arsitektur Lansekap Dalam Wilayah Perkotaan, FALTL Universitas Trisakti, fakarta.
------. 1988. Unsur unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bina Aksara, Iakarta. ------.'1,996. Tahapan dan Proses Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, penerbit
Bina Aksara Jakarta.
Roseland, Mark. 1998. Toward Sustainable Communities, Resources
for Citizens and their
Governments. Gabriola Island: New Society Publishers. Rubenstein, HM. 1968, A Guide to Site and Environmental Planning, f ohn Walley & Sons, Inc. Savard,
f .,
Clergeau, P. and Mennechez. 2000. Biodiversity Concepts and Urban Ecosystem, |ournal
Landscape Urban Planning 48, 1,31,-142. Simonds, lO.1997. Landscape Architecture Third Edition, Mc Graw Hill Booh New York. Simon Bell.2005. Elements of Visual Design in the Landscape - Second Edition, published in the
Taylor & Francis e-Library, London and New York.
348 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
shirvani' Hamid' 1985' The urban Design Process, New york: von Nostrand Reinhold company. singh' v S'' Deep' N' P', Pradeep c.20L0.urban Forests and open Green Spaces, Lessons for faipur, Rajasthan, RSpCB Occasional paper No. 1, faipur, Rajasthan, India. sousa' c'A'D' 2003' Turning brownfields into green space in the city of Toronto. f ournal Landscape Urban Planning. 62, 191,-198.
spreiregen' P' D' 1965' urban Design: The Architecture of rowns and cities. New york: McGraw-
HiII.
Taylor'
v'
Stein', Dorothy, H' Anderson. 1995. combining Benefits-Based Management
Ecosystem Management For Landscape planning: Leech.
with
Tood, KW. 1985. site, Space and Structure, van Nostrand Reinhold, New york.
walker, Theodore D. 7gzz. plan Graphic . pDA publishers, west Lafayette, Indiana. wang c.Thomas. 1979. plan and section drawing, van Nostrand Reinhold compan, London.
Daftar Pustaka
f
34s
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN
1
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR lTAHUN2OOT TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIIAU KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang
: a'
bahwa perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat, terah menimburkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan
daya dukung lahan dalam menopang kehicrupan
masyarakat di kawasan perkotaan, sehingga perru dirakukrn upry, untuk menjaga dan
Lampiran-Lampiran f
3S1
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
Mengingat
:
1.
undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya flembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 341,9);
2.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 2T,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3420); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan Ruang flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup
flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 5.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38BBJ, sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor L9 Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pemerintah Pengganti undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perubahan Atas undang-undang Nomor 41 Tahun L999 tentang Kehutanan Menjadi undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67,
352 I
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
6'
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401J;
undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),sebagaimana terah
diubah dengan undang-Undang Nomor B Tahun 2005 tentang penetapan peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahirn 2005 tentang perubahan
Atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Menjadi undang-undang flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
7'
Repubrik Indonesia Nomor 454gJ;
Peraturan pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang pelaksanaan Hak dan Kewajiban
serta Bentuk dan Tatacara peranserta Masyamkat daram penataan
Ruang flembaran Negara Repubrik Indonesia Tahun 1gg6
B'
9'
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660J;
Nomo
r
1,04,
Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 1gg7 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Nasional flembaran Negara
Repubrik Indonesia Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3721); Peraturan pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota [Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
10'
Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Daerah flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
11'
Keputusan presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang pengerolaan Kawasan Lindung;
Lampiran-Lampiran f
353
L2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Kota;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Pedoman
Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaau
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
MEMUTUSKAN: MenCtApKAN
:
PERATUMN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA
HIJAU KAWASAN PERKOTAAN.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan
1,.
:
Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjangllalur di mana dalam penggunaannya iebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
2.
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
3.
Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
354 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
4' 5. 6' 7.
Penataan RTHKp adarah proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian RTHKp. Vegetasi adarah keseruruhan tumbuhan dan tanaman yang menutupi permukaan tanah.
Tanaman khas daerah adalah jenis tumbuhan atau tanaman yang khas tumbuh dan menjadi identitas daerah. Rekreasi aktif adalah bentuk pengisian waktu senggang yang didominasi kegiatan fisik dan partisipasi langsung dalam kegiatan tersebut, seperti olah raga dan bentuk-bentuk permainan
lain yang banyak memerlukan pergerakan fisik.
B'
9'
Rekreasi pasifadalah bentuk kegiatan waktu senggang yang lebih kepada hal-hal yang bersifat
tenang dan relaksasi untuk stimulasi rnental dan emosional, tidak didominasi pergerakan fisik atau partisipasi langsung pada bentuk_bentuk permainan atau olah raga. Fungsi ekosistem adalah proses, transfer, dan distribusi energi dan materi di antara komponen-
komponen ekosistem
tumbuh-tumbuhan,
[komunitas hewan dan organisme lainnyal sefta interaksi fungsional antar mereka, maupun dengan lingkungannya baik dalam bentuk ekosistem daratan' ekosistem perairan, dan ekosistem peralihan, maupun dalam bentuk ekosistem alami
dan yang buatan.
10'
Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok mahluk hidup, dan merupakan
sumber sifat keturunan yang dapat dinranfaatkan dan dikembangkan untuk menciptakan jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik.
11'
Iklim mikro adaiah keberadaan ekosisteln setempatyang mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat sehingga temperatur menjadi terkendali, termasuk radiasi matahari clan
kecepatan angin.
12'
Biogeografi adalah keadaan lapisan muka bumi atau aspek relief permukaan bumi berupa
karakteristik material permukaan bumi baik batuan/tanah maupun strukturnya, proses
13'
geomorfik dan tatanan keruangannya dan aspek kehidupan di dalamnya. Struktur ruang kota adalah susunan pusat-pusat permukiman sistem jaringan
Lampiran-Lampiran
prasarana dan
I
3ss
sarana di kota yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsionai.
14.
Ekologis adalah hubungan timbal balk antara kelompok organisme dengan Iingkungannya.
1-5. Sempadan pantai/sungai adaiah kawasan teftentu sepanjang pantai atau kiri kanan sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai/sungai. 'i.6.
Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur Ialu lintas.
1.7.
Pedestrian adalah areal yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
18.
Kearifan lokal adalah kecerdasan, kreativitas, inovasi dan pengetahuan tradisional masyarakat
lokal berupa kearifan ekoiogis dalam pengelolaan dan pelestarian ekosistem/sumberdaya lingkungan alam sekitar atau berupa kearifan sosial dalam bentuk tatanan sosial yang menciptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup bermasyarakat yang telah dijalani turun temurun dan telah menunjukkan adanya manfaatyang diterima masyarakat dalam membangun peradabannya.
19.
RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab
Pemerintah Kabupaten/Kota.
20.
RTHKP Privat adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihak/
lembaga swast4 perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI fakarta oleh Pemerintah Provinsi.
21. Insentif adalah penghargaan yang diberikan kepada lembaga pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyaraka! pihak/lembaga swasta ataupun perseorangan atas keberhasilan dalam penataan RTHKP.
3s6
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
BAB II TUIUAN, FUNGSI DAN MANFAAT Pasal 2 Tujuan penataan RTHKP adalah
a' b' c'
:
menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem ringkungan perkotaan;
mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan; dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang seha! indah, bersih dan nvaman. Pasal 3
Fungsi RTHKP adalah
a. b. c. d. e.
:
pengamanankeberadaankawasanlindungperkotaan; pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara; tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati; pengendali tata air; dan sarana estetika kota.
Pasal 4
Manfaat RTHKP adalah
a. b. c. d. e.
:
sarana untuk mencerminkan identitas daerah; sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan; sarana rekreasi aktifdan pasifserta interkasi sosial; meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
Lampiran-Lampiran
f
3s7
f. g. h. i.
sarana aktivitas sosial bagi anak-anah remaja, dewasa dan manula; sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
memperbaiki iklim mikro; dan meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan'
BAB III PEMBENTUKAN DAN JENIS RTHKP Pasal 5
(1J pembentukan
biogeografis dan RTHKP disesuaikan dengan bentang alam berdasar aspek
struktur ruang kota sefta estetika.
t2)
karakter alam dan/ Pembentukan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat [1J mencerminkan yang khas dengan tingkat atau budaya setempat yang bernilai ekologis, historik, panorama penerapan teknologi.
Pasal 6 jenis RTHKP meliPuti:
a. b. c. d. e. f. g.
taman kota; taman wisata alam; taman rekreasi; taman Iingkungan perumahan dan permukiman; taman }ingkungan perkantoran dan gedung komersial; taman hutan raYa; hutan kota;
358 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
h. hutan lindung; i. bentang alam seperti gunung, bukig lereng dan lembah; j. cagar alam; k. kebun raya; l. kebun binatang; m. pemakaman umum; n. lapangan olah raga; o. lapangan upacara; p. parkirterbuka; q. Iahan pertanian perkotaan; r. jalur dibawah tegangan tinggi ISUTT dan SUTETJ; s. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa; t' jalur pengaman jalan, median jalan, rer kereta api, pipa gas dan pedestrian; u. kawasan dan jalur hijau; v. daerah penyangga [buffer zoneJ lapangan udara; dan w taman atap [roof garden).
BAB IV
PENATAANRTHKP Bagian Kesatu
penataan pasal 7 Penataan RTHKP meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian RTHKP.
Lampiran-Lampiran f
359
Bagian Kedua Perencanaan Pasal B
(t]
RTHKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
(2)
RTHKP dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dengan skala peta sekurang-kurangnya
1
:5000.
Pasal 9
t1) (2) t3l
Luas ideal RTHKP minimal 200/o dari iuas kawasan perkotaan' Luas RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1J mencakup RTHKP publik dan privat.
LuasRTHKPpubliksebagaimanadimaksudpadaayat[2Jpenyediaannyamenjaditanggungjawab pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masingmasing daerah.
(41
jawab RTHKP privat sebagaimana dimaksud pada ayat(2) penyediaannya menjadi tanggung
pihak/
lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKi fakata oleh Pemerintah Provinsi.
Pasal 10
(1)
Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat [3) dan ayat [4J
melibatkan para pelaku pembangunan.
360 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
[2]
Perencanaan pembangunan RTHKP memuat jenis, Iokasi, luas, targetpencapaian luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, dan disain teknis.
pasal 11
t1l Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 dijabarkan lebih laniut dalam bentuk rencana
pembangunan RTHKp dan ditetapkan dengan peraturan nr".ri Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI fakarta ditetapkan dengan peraturan Daerah provinsi, dan untuk Pemerintah Aceh ditetapka' dengan Qanun Aceh, sefta untuk pemerintah Kabupaten/ Kota di Aceh ditetapkan dengan Qanun Kabupaten/Kota. {2) Perencanaan pembangunan RTHKp sebagaimana dimaksud pada ayat [1) dituangkan ke dalam Rencana pembangunan panjang ]angka Daerah [Rp]pD], Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah tRplMD) dan Rencana Ke4a eemerintah Daerah (RKPDJ.
Bagian Ketiga
pemanfaatan pasal 12 t1) Pemanfaatan RTHK. mencakup kegiatan pembangunan baru, pemeriharaan, dan pengamanan ruang terbuka hijau.
t2) Pemanfaatan RTHKP publik dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan meribatkan para pelaku pembangunan. (3) RTHKP publik tidak dapat dialihtungsikan.
Lampiran-Lampiran f
167
t4)
Pemanfaatan RTHKP publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikerjasamakan dengan
pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah.
[5J
Pemanfaatan RTHKP privat dikelola oleh perseorangan atau lembaga/badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
(6)
Pemanfaatan RTHKP diperkaya dengan memasukkan berbagai kearifan lokal dalam penataan ruang dan konstruksi bangunan taman yang mencerminkan budaya setempat'
Pasal 13
(1)
Pemanfaatan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat(Z) dan ayat (5J, dikembangkan dengan mengisi berbagai macam vegetasi yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas daerah.
(2)
Vegetasi sebagaimana dimaksud pada ayat
[1) disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta
peruntukannya, yaitu:
a.
botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah/permukaan;
b.
arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar, segitiga, bentuk kolom, bentuk tiang memayung dan menggelia! serta mempunyai nilai eksotik dari sudut warna bunga, warna daun, buah, tekstur batang struktur percabangan; dan
c.
tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan memperhatikan nilai estetika.
362 I
KomponenPerancanganArsitelrturLansekap
Bagian Keempat
pengendalian pasal 14
t1l Lingkup pengendalian RTHKP melipuri:
a. b. c. d.
target pencapaian luas minimal; fungsi dan manfaat; luas dan lokasi; dan
kesesuaian spesifikasi konstruksi dengan desain teknis. (2) Pengendalian RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat pemantauan, pelaporan dan penertiban.
t3)
[1]
dilakukan melalui perizinan,
Penebangan pohon di areal RTHKP publik dibatasi secara ketat dan harus seizin Kepala Daerah.
BABV PERANSERTA MASYARAKAT
Pasal 15
(U Penataan RTHKP melibatkan peranserta masyarakat swasta, lembaga/badan hukum dan/atau perseorangan.
(2) Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat [1J dimulai dari pembangunan visi dan misi, perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian. (31
Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat [2) dapat dilakukan dalam proses pengambilan keputusan mengenai penataan RTHKP, kerjasama dalam pengelolaan, kontribusi dalam pemikiran, pembiayaan maupun tenaga fisik untuk peraksanaan pekerjaan.
Lampiran-Lampiran I
363
BABVI PELITPORAN
Pasal 16
t1)
Bupari/Walikota melaporkan kegiatan penataan RTHKP kepada Gubernur paling sediklt 1 (satuJ tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
[Z)
Gubernur melaporkan kegiatan penataan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat [1J kepada Menteri Dalam Negeri paiing sedikit 1 [satuJ tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan'
BABVII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17
(11 Bupati/Walikota melakukan pembinaan
(2)
dan pengawasan terhadap penataan RTHKP.
Guber-nur mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan THKP lGbupaten/
Kota.
(3)
Gubernur DKI ]akarta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP.
Pasal 18
Menteri Dalam Negeri mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP secara nasional.
364 I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
pasal 19
t1l (2)
[3) t4)
Gubernur dapat memberikan insentif kepada Pemerintah Kabupaten penataan RTHKp.
/Kota yangberhas,
daram
Bupati/walikota dapat memberikan insentif kepada penyelenggara RTHKp privat yang berhasil meningkatkan kualitas
dan kuantitas sesuai dengan tujuan RTHKP. Gubernur DKI Jakarta dapat memberikan insentif kepada penyelenggara RTHKp privar yang berhasil meningkatkan kuaritas dan kuantitas sesuai dengan tujuan RTHKp. Mekanisme' kriteria' bentuk jenis, dan tatacara pemberian
insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dan ayat [3J diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.
BABVIII PENDANAAN pasal 20
til
Pendanaan penataan RTHKP Provinsi bersumberdariAnggaran pendapatan dan Beranja Daerah IAPBD] provinsi, partisipasi swacraya rnasyarakat dan/atau swasta, serta sumbe, p"ndrnrrl Iainnya yang sah dan tidak mengikat.
{2)
Pendanaan penataan RTHKP Kabupaten/Kota bersumber dari Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah IAPBD] Kabupaten/Kota, partisipasi swadaya masyarakat dan/atau swasta, serta sumber pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Lampiran-Lampiran
I
36s
BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 19gB
tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan beserta Lampirannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
pasal22 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ]akarra Pada tanggal 1,1 | anuari 2 0 07
MENTERI DALAM NEGERI,
Ttd H. MOH. MA'RUF, SE
366 I H
Komponen perancangan Arsitektur Lansekap
LAMPIRAN 2
IFLA
INTERNATIONAL FEDEMTION OF LANDSCAPE ARCHITECTS FEDERATION INTERNATIONALE DES ARCHITECTES PAYSAGISTES
GUIDANCE DOCUMENT fOT RECOGNITION OT ACCREDITATION
Professional Education Programmes in Landscape Architecture [Approved by IFLA world council' f une 28'2008; first revision lB,2oog,as January approved by
November 20081
EFLA Education committee,
Preamble The International Federation of Landscape Architects through its charter for Landscape Architectural Education [2005) supports the advancement of professional education worldwide' The charter sets out principles, objectives and criteria for professional educational
programmes in landscape architecture [see appendix A]. This document sets out IFLA guidance on procedures for the recognition and accreditation of such programmes.
Definition Accreditation is a non-governmental, voluntary system of monitoring and review of tertiary education' in which programmes andf or institutions are benchmarked against specified
requirements for the education of professionals. There is typically a high degree of self
Lampiran-Lampiran
I
367
evaluation and self regulation, which is overseen by an accrediting body or organization that represents the profession that is served by the educational programme.
IFLA Obiectives for Accreditation IFLA has developed this Guidance Document for Recognition or Accreditation to provide information and guidance in two areas: countries and regions that are developing or already have formal systems for accreditation or recognition. These systems exist in North America, Australia, New Zealand, Europe, and many other parts of the world. lt is desirable for regions or countries to have systems for professional programme accreditation that are specific to the needs and educational approaches for that area, but with increasing international movement and global activity of the profession it is also helpful
1. To provide guidance for
if
accreditation systems and the programmes they recognize have some common features and comparable standards worldwide. This document provides guidance on the generic
features regarded as important by IFLA
2.
To provide a framework for countries and regions that do not have a system for accreditation or recognition. This situation may arise due to the historic lack of programmes
in landscape architecture, limited resources, or the lack of expertise to establish a fully autonomous system. This guide is intended to provide a basis for the formulation of future systems.
of
principles for the
of minimum
standards. These
IFLA recognizes that formal accreditation processes require a framework
of
educational programmes and establishment guidelines are based on the following principles: recognition
368 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1' 2. 3. 4' 5' 6'
Landscape architecture is a distinct profession requiring education at a university level that addresses a recognized body ofknowledge at a high standard. Diversity of educational programmes is encouraged. Self-evaluation and self-analysis of programmes and curricurum is promoted. Local needs and institutional educational objectives will be recognized in the process. Regional and national accreditation systems for landscape architecture are encouraged Accrediting agencies shall be independent from the programme and institution being accredited.
Standards The following criteria are recommended for professionally accredited or recognized:
1' 2' 3' 4'
a
programme to achieve recognition as being
The programme degree description is to include the term "Landscape Architecture,,. other degree names may be used for related specialties such as "Landscape planning,,. The institution offering the programme must be accredited to offer degrees by the governmental institutional accrediting body of its region or nation. A first-professional undergraduate degree should be of at least four full-time academic years in duration. A graduate first-professional degree is a master's equivalent to a minimum of two years of full-time study at the graduate level, in addition to the completion of a prescribed undergraduate course of study or other degree.
1 within the European Region the Bologna Declaration states that first cycle degrees can be of 1g0 ECTS [i.e. 3 years durationJ' In the European Region 3 year degrees will not be recognized as professional landscape architectural
but as programs of study that are precursor qualification.
degrees,
s
to further landscape architectural education that may lead to
Lampiran-Lampiran
a
professional
I
36s
5. 6.
7.
Thereisadesignated programme leaderwhoholdsaqualification inlandscape architecture. The programmestaffingshould includea leastthree FTE [full time equivalent] academic faculty who hold degrees in landscape architecture. If the institution has two first-
professional degree programmes [undergraduate and graduate levels), at least six academic FTEs are recommended, of whom a minimum of four have degrees in landscape architecture with an active programme of scholarship and research. The educational programme(s) should cover the knowledge areas (Section IL3J and other requirements outlined in the IFLA Charter on Landscape Architectural Education and as prescribed by the country or region in question. See appendix A.
Evaluation When accrediting an educational programme, the following categories will be evaluated: 1. The stated objectives of the programme and evidence of their achievement'
2.
Academic curriculum as related to the IFLA/UNESCO Charter and the relevant standards developed for that country or region.
3. 4. 5.
Student performance and graduation statistics. Graduate profile and employment experiences. Faculty qualifications, experience and evidence of scholarship.
6. Governance and administration, including institutional structure and quality of management processes.
Within the European Region the School completes the EFLA Education Checklist and sends it to EFLA via the National Association. The National Association will send a letter of support for the School programme to EFLA
'?
These two documents are reviewed by the EFLA School Recognition Sub-Committee of the Education
Committee.
370 I
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
7.
8.
Facilities and resources. Relationship to the institution and the community.
Proceduresin countries or regions where no systemis available
In the absence of a readily identified system, the process for accreditation is as follows: 1' An educationar institution seeking accreditation for its programme{s} may appry to the IFLA Education Committee for advice.
2'
IFLA provides information upon available systems within that country or region that could conduct the process.
3' 4' 5' 6' 7' B'
If no system is available in that country or region, other relevant systems will be suggested for investigation, and potential accrediting agencies identified. The institution prepares a written self-evaluation report on the programme and submits to the body identified as suitable for conducting the review. The body appoints a visiting team of assessors, who carry out a visit to the programme.
The visiting team prepares a report on findings, which is submitted as a draft to the institution seeking accreditation, who in turn reviews the report for factual errors, and provide their comments to the body. The body considers the response, and determines the outcome of accreditation.
The accrediting body advises the programme director and the institution administration of its decision, and informs IFLA of the outcome
IFLA involvement of this type is only anticipated when no professional system is available in It is not intended as an alternative to already established systems.
a given country or region.
Lampiran-Lampiran
f
377
Accreditation status given: There are normally tvvo categories of accreditation that may be
in situations where the Provisional Accreditation- This is granted following the initial visit, but where certain overall standards are generally suitable for professional accreditation' visiting team report' requirements are deficient. If this occurs, the institution is advised in the provisional accreditation can only be held for a limited period, during which the institution is initial visit. Evidence of this expected to address the substantive shortfalls identified in the be conferred' must be supplied to the accrediting body before full accreditation can following the visit Full Accreditation- This is granted when the visiting team is fully satisfied is normally granted that the programme meets all specified requirements' Full Accreditation may reapply for for a specified term [typically five years]. Following that time, the programme body will determine renewal if alocalaccreditation system is not available at that time.The
if
a follow-up inspection visit is required'
Financial arrangements body and the programme seeking The costs of accreditation are shared between the accrediting accreditation. Financial responsibilities are as follows: of potential visiting The body will provide administrative support and maintain a roster
1.
team members.
2. All members of the visiting team will volunteer their time as a service to the profession' 3. AII expenses of the visit, including travel, Iodging and meals will be borne by the for the programme/institution requesting accreditation' The institution will arrange for travel costs' lodging and meals during the visit and reimburse Visiting Team members All travel will be at economy class at the lowest available cost.
s72
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
IFLA register of accrediting systems The IFLAEducationCommitteewillmaintaina registerofaccreditationsystems that substantially meet the principles set out in these guidelines, and of bodies that are potentially capable of
undertaking an accreditation visit. This register will be reviewed annually by the committee.
Lampiran-Lampiran
I
3zg
AAPPENDIXA
IFLA INTERNATIONAL FEDERATION OF LAND SCAPE ARCHITECTS FEDERATION
INTERNATIONAL E DES ARCHITECT ESPAYSAGISTES
IFLA/UNESCO CHARTER FOR LANDSCAPE ARCHITECTURAL EDUCATION
our landscapes in a fast changing world, believe that everything, influencing the way in which the outdoor environment is created, used, and maintained is fundamental to sustainable development and human well-
We, the landscape architects, concerned
with the future development
of
architects being. We, being responsible for the improvement of the education of future landscape to work for a sustainable environment within the context of our natural and
to enable them
cultural heritage, declare:
I.
GENERALCONSIDERATIONS
functional Our modern world presents complex challenges with respect to ecological, social and education for degradation of human settlements and regional landscapes. This makes it essential present and and research conducted in academic institutions to formulate new solutions for the the future.
1.
The ideals of landscape architecture including providing for the quality of the natural and built environments, the way landscape relates to buildings and infrastructure, and respect for our natural environmental and cultural heritage are matters of public concern.
374
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
2'
It is in the public interest to ensure that landscape architects are able to understand and to give practical expression to the needs of individuals, communities and the private sector regarding spatial planning, design organization, construction of landscapes, as well as, conservation and enhancement of the built heritage, the protection of the natural balance and rational Iand use pranning for the ut,ization ofavailable resources.
3'
Methods of education and training for landscape architects are varied and that this fact be recognized as a cultural richness which should be preserved.
4' werequire acommon
ground forfuture action withtheaim ofachieving anappropriate
elevated Ievel by establishing criteria which permit countries, schools and professional organizations to evaluate and improve the education given to the future landscape architects.
5'
Theincreasing mobility oflandscape architects between thedifferent countries callsfor amutual recognition orvalidation ofindividual diplomas, certificates andotherevidence of formal qualification
6'
The mutual recognition of diplomas, certificates or other evidence of formal qualification to practice
in the fieid of landscape architecture has to be founded on objective criteria, guaranteeing that holders of such qualifications have received and maintain the kind oftraining called for in this Charter.
7
'
The vision of the future world, cultivated in landscape architectural schools, should include
the following goals:
. '
a decent quality of life for all the inhabitants an approach to landscape planning
and design interventions which respects the social,
cultural, physical and aesthetic needs ofpeople
Lampiran-Lampiran
f
s7s
.
an ecologically balanced approach assuring sustainable development of the built environment
.
II.
a public realm landscape which is valued and expressive of local
EDUCATION AND OBJECTIVES
Since landscape architecture
'
culture'
is an art and science, landscape architectural education should
execute the idea be regarded as the manifestation of the ability to conceptualize, coordinate and systems' of environmental design rooted in human tradition and the knowledge of natural
1.
compoLandscape architecture is an interdisciplinary field that comprises several major Landscape nents: humanities, social and natural sciences, technology and the creative arts'
architectural education isavailable atUniversities, Polytechnics, Institutes andAcademies' practice in The education leading to formal qualifications and permitting professionals to architecture as the field of landscape architecture is to be at university level with landscape the main subject.
2.
resolve potential The basic goal is to develop the landscape architect as a specialist able to between different requirements, while giving form to the society's and the
contradictions individual's environmental needs'
3,
Landscape architectural education involves
the acquisition of knowledge within the
following broad areas:
. . . ..
376 I
History ofcultural form and an understanding ofdesign as a social art Cultural and natural systems Plant material and horticultural applications
Site engineering including materials, methods, technologies, construction documentation and administration, and applications
KomponenPerancanganArsitekturLansekap
. ' . . . . 4.
Theory and methodologies in design and planning Landscape design, management, planning and science at all scales and applications Information technology and computer applications Public policy and regulation Communications and public facilitation Ethics and values related to the profession
The balanced acquisition of knowledge and skills outlined above requires a long period of maturation; the period of studies in landscape architecture should always be not less than
four years of full-time fundergraduate) studies in a universiry or an equivalent institution,
5.
plus two years experience in a landscape architectural practice. First professional degrees in landscape architecture may be offered at the undergraduate or the graduate levels' Entrance into graduate programmes will require an undergraduate university degree in landscape architecture, architecture or other fields accepted by the institution' Agraduate degree will normally require aminimum oftwo
years offull time study' Thisdiversity provides for local practice needs, research and/or specialization.
6.
Degrees in landscape architecture may arso be offered at the phD lever. In order to benefit from the wide variety of teaching methods, exchange programmes for teachers' and students at advanced level, will be desirable. Regional and international student design competitions, awards and exhibitions will be supported by schools and the profession.
7.
Issues related to landscape architecture and the environment should be introduced as part of a general education, because an early awareness of environmental design is important to both future Iandscape architects and members of society at large.
8.
Landscape architectural students should be made critically aware of the political and financial motivations behind clients' needs and regulations in order to foster an ethical
Lampiran-Lampiran I
177
framework for decision making within the built environment. Young landscape architects should be encouraged to assume the responsibilities as professionals within society. 9.
10.
III.
Educational programs should promote landscape architectural design which considers the cost of future maintenance, life-cycle costing and project sustainability. Systems for continuing education must be set up for landscape architects; landscape architectural education should never be considered as a closed process.
CRITERIA FOR LANDSCAPE ARCHITECTURAL EDUCATION
In order to achieve the above mentioned goals, the following aspects should be taken into account:
1,.
Educational institutions are advised to create, with the support of the profession, accreditation systems for self-evaluation and peer-review conducted at regular intervals. Included in the review panel should be teachers from other schools, practicing landscape archi-
tects and others.
Z.
Each teaching institution must adjust the number of students according to its teaching capacity. Criteria for the selection of students shall be in relation to the aptitudes required for successful training in landscape architecture and will be applied by means of an appropriate selection process organized by the schools at the point of entry in the programme.
a
3.
Adequate studios, facilities for research, advanced studies, information and data exchange for new technologies should be provided at schools of landscape architecture' Computer
technology and the development of specialized software should be incorporated into appropriate aspects of landscape architectural education.
378
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
4.
The creation of a network, on a world-wide basis, for the exchange of information, teachers and students' is necessary in order to promote a common understanding and to raise the Ievel of landscape architectural education.
continuous interaction between practice and teaching of landscape architecture must
be encouraged and protected. 6.
Research should be regarded as an inherent activity oflandscape architectural professors. Landscape architectural research may be founded on project work, methodologies, technologies' ecological and social issues, and other relevant topics. peer-review is to be encouraged to evaluate landscape architectural research and publication.
7.
Design project work must be a synthesis of acquired knowledge and skills. The landscape
architectural curriculum should include the subjects referred
to under the educational
objectives of this charter' Individual studio project work with direct teacher/student dialogue must form a substantial part of the learning period and occupy approximately half of the curriculum.
CONCLUSION
This charter was created on the initiative of IFLA and uNESCo, with rhe ability of being applied by any landscape architectural school on the international and national
levels. It is our intent that this charter will assist in the creation of a global network of landscape architectural education within which individual achievements can be shared by all.
Lampiran-Lampiran f
37g
This Charter, as a universal document, can help in the understanding that Iandscape architectural constitutes both the socio-cultural, ecological and professional challenge of the
education
action' contemporary world; and requires the guarantee of protection, development and urgent
Adopted August 15, 2005
380
r
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
LAMPIRAN 3
DEFINITION OF THE PROFESSION OF LANDSCAPE ARCHITECT FOR THE INTERNATIONAL STANDARD CLASSIFICATION OF OCCUPATIONS/INTER. NATIONAL LABOUR OFFICE/GENEVA Final Version approved by the World Council 2003,Banff /Canada of the International Federation of Landscape Architects, IFLA
2
150 LANDSCAPE ARCHITECT
Landscape Architects conduct research and advise on planning, design and stewardship of the outdoor environment and spaces, both within and beyond the built environment, and its conservation and sustainability of development. For the profession of Iandscape architect, a degree in landscape architecture is required.
Tasks include-
(aJ developing new or improved theories, policy and methods for landscape planning, and management at local, regional, national and multinational levels
[b)
design
;
if
developing policy, plans, and implementing and monitoring proposals as well ,s aeu"looinn il new or improved theories and methods for national parks and other conservation ,na .".] ll reation areas; il
il'*:i?* Lampiran-Lampiran
f
381
(c) developing new
or improved theories and methods to promote environmental
aware-
ness, and undertaking planning design, restoration, management and maintenance of cul-
tural and/or historic landscapes, parks, sites and gardens;
tdl planning, design, management, maintenance and monitoring functional and aesthetic layouts of built environment in urban, suburban, and rural areas including private and public open spaces, parks, gardens, streetscapes, plazas, housing developments, burial grounds, memorials; tourist, commercial, industrial and educational complexes; sports grounds, zoos, botanic
gardens, recreation areas and farms;
contributing to the planning, aesthetic and functional design, location, management and maintenance of infrastructure such as roads, dams, energy and major development projects;
IeJ
(0 undertaking landscape assessments including environmental and visual impact assessments with view to developing policy or undertaking projects; (e) inspecting sites, analysing factors such as climate, soil, flora, fauna, surface and subsurface
water and drainage; and consulting with clients and making recommendations regarding methods of work and sequences of operations for projects related to the landscape and built environment; (h) identifying and developing appropriate solutions regarding the quality and use of the built
environment in urban, suburban and rural areas and making designs, plans and working drawings, specifications of work, cost estimates and time schedules;
(i)
monitoring the realisation and supervising the construction of proposals to ensure compliance
til
with plans, specifications of worh cost estimates and time schedules;
conducting research, preparing scientific papers and technical reports, developing policy, teaching, and advising on aspects regarding landscape architecture such as the application of geographic
3A2
I
Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
information systems, remote sensing, law, landscape communication, interpretation and
landscape ecology;
(k)
managing landscape planning and design projects;
0)
performing related tasks;
[m) supervising other workers
Lampiran-Lampiran I
393