LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
SOLUTIO ANTICOAGULANT
Disusun Oleh:
Nama
:1. Muchsin Ai !i"#$#
%K 1&& &'& 1()*
+. Rena Nu,ha"a-i Se-i"an-#
%K 1&& &'& 1/*
0. Fi-,ia Nila Sis-ha
%K 1&& &'& 1)1*
/. Inah Meinin$,um
%K 1&& &'& 1)*
Kel#m2#3
: G .0
K#,e3-#,
:
LA4ORATORIUM LA4ORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNI5ERSITAS MU6AMMADI7A6 SURAKARTA +&1&
SOLUTIO ANTICOAGULANT
I.
TUJUAN Memahami cara membuat larutan antikoagulan
II.
TINJAUAN PUSTAKA Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injection. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter. ( Anonym, 199 ! larutan terjadi apabila suatu "at padat dapat bersinggungan dengan suatu cairan, maka "at padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Kelarutan "at anorganik yang digunakan dalam #armasi adalah$ 1. %apat larut dalam air Klorida, kecuali hydrargyrosi chloridum, pliumbi chloridum tidak larut. &. 'idak larut dalam air Karbonat, kecuali kalii karbonas, ammonia carbonas, dan lithir carbonas larut. (Ani#, Moh., &! Larutan dektrosa sitrat adalah larutan steril asam sitrat, natrium sitrat, dan dektrosa dalam air untuk obat suntik. Larutan dibuat dengan menggunakan bahan)bahan, kemudian disaring sampai jernih, dan
kemudian
cairan
dipindahkan
ke*adah
yang
sesuai
dan
disterilkan. ( +o*ard, . ansel, 19-9 ! Antikoagulan menghambat pembekuan darah dengan & mekanisme $ 1. Antikoagulansia langsung menginaktiasi #actor pembekuan tertentu. &. Antikoagulansia tidak langsung menghambat sintesis #actor pembekuan darah. /enya*a akti# yang tergolong dalam kelompok ini adalah $ 1. 1,0)indandion &. )hidroksikumarin %ari keduanya strukturnya mirip na#takuinon (golongan itamin K !.
2n itro sebagai antikoagulan digunakan juga senya*a yang menyebabkan penarikan ion kalsium yang esensial untuk pembekuan. Melalui pembentukan kompleks dengan natrium sitrat atau 3%'A dan pengendapan natrium 4uoride maka pmbentukan darah dicegah. ( Mayer, 199 !
III.
) ) ) ) ) ) )
METODE KERJA 1. Alat dan 5ahan Alat $ ) 'imbangan ) 6lass*are ) 5otol 5ening ) Aotoclae ) 7ipet tetes ) Kertas saring 5ahan $ Acidum itricum 1 +& 8a itrat 'ribacicum +&: 6lukosa p.i anhydrous A;ua p.i +l ,1 8 8a:+ ,1 8 Karbo adsorben &.
Acidum itricum 1 +&: 8a itrat 'ribacicum , + &: 6lukosa p.i anhydrous A;ua p.i ad
&,0 1&, ml
0. ara Kerja %idicek apakah larutan isotonis > tidak isotonis ↓
%idihkan a;ua, dilarutkan gula dalam keadaan panas ↓
%ilarutkan bahan lainnya dalam keadaan dingin ↓
%icampur dengan larutan gula, kemudian ditambahkan sisa a;uanya ↓
%iatur p+ larutan antara )?, jika kurang asam ditambah +l ,1 8 sedangkan jika kurang basa ditambah 8a:+ ,1 8 ↓
%igojog larutan dengan karbo adsorben ,1@, didiamkan, disaring hingga jernih ↓
%imasukkan larutan dalam *adah yang sesuai dengan tutup ↓
%isterilisasi dengan autoclae 1& selama & menit ↓
%iperiksa larutan terhadap $ p+, uji kebocoran, partikel asing, kejernihan ↓
%iberi etiket . 7embahasan ara Kerja Langkah a*al yang dilakukan adalah pengecekan larutan isotonis>tidak isotonis. Karena jika tidak hipotonis atau tekanannya lebih kecil dari cairan tubuh akan mengakibatkan cairan masuk ke sel sehingga sel bengkak dan pecah, dan bersi#at irreersible. /ehingga perlu ditambahkan dengan 8al. ika larutan hipertonis (tekanan
osmose
lebih
besar
dari
cairan
tubuh
!
akan
mengakibatkan sel mengkerut bersi#at reersible. A;ua dididihkan agar steril dan aseptis dari mikroorganisme seperti bakteri, spora, dan pirogen, dan ber#ungsi untuk melarutkan glukosa yang mempunyai si#at mudah larut dalam air panas. /edangkan bahan lainnya dilarutkan dalam keadaan dingin agar "at akti# dari obat tidak hilang oleh panas. p+ larutan diatur antara )? agar p+ larutan sesuai dengan p+ darah. Kemudian digojog dengan karbo adsorben ,1@ untuk menyerap partikel asing, pirogen, sebelumnya
karbo
adsorben
diakti#kan
dahulu
dengan
cara
dipanaskan. 7enambahan karbo adsorben jangan terlalu banyak karena akan menyebabkan larutan menjadi keruh. Larutan
dalam
mokroorganisme.
botol
/terilisasi
dsterilisasi dilakukan
untuk
dengan
mematikan menggunakan
autoclae 1& karena bahan gelas ini tahan terhadap pemanasan suhu tinggi.
. 7emerian 5ahan $ ) Acidum citricum 1 +&:
$ tidak berbau, rasa sangat
asam, agak higroskopis, hablur tidak ber*arna atau serbuk )
putih, merapuh dalam udara kering dan panas. 8a citrate tribacicum +&: $ hablur tidak ber*arna atau serbuk
)
hablur halus putih. +l
$ cairan tidak ber*arna tetapi
segera menjadi kuning atau coklat karena terbebasnya iodium.
)
8a:+
$ bentuk batang, butiran, masa
hablur atau keeping, kering, keras, rapuh, dan menunjukkan turunan hablur, putih, mudah meleh basah, sangat alkalis dan porosi# segera menyerap karbondioksida. 2njeksi dektrosa $ mengandung glukosa, ?+1&:? .
)
+&: , tidak kurang dari 9, @ dan tidak lebih dari 1, @ dari jumlah yang tertera pada etiket IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. %ata 7ercobaan +asil 3aluasi $ 8o. 1 & 0
3aluasi p+ Kebocoran 7artikel asing Kejernihan
+asil B B B B
Keterangan p+ , sesuai yaitu p+ )? 5ocor, tidak sesuai Ada, tidak sesuai 'idak jernih, tidak sesuai
Kesimpulan $ Larutan antikoagulan tidak memenuhi syarat sediaan steril karena 0 syarat tidak terpenuhi (uji kebocoran, partikel asing dan kejernihan!. &. 7erhitungan => Acidum itricum 1 +&: 8a itrat 'ribacicum , + &:
,
, 5MC &1, 1? , 5MC
&9,1 6lukosa p.i anhydrous
&
,
5MC
19-,1 A;ua p.i
ad
1 ml
fA fB fC xa + xb + xc =0,28 MA MB MC
1,5 210,4
x 4,7 +
1,8 294,40
x 16 +
1 198,17
x 25 = 0,28
,0 B ,9- B ,1&? D ,&,&? E ,&- (Hipotonis) Fntuk menjadikan larutan isotonis, maka perlu penambahan 8al ,9@
[ (
)]
M h fA fB fC fD g h= x 0,28− xa + xb + xc + xd fh MA MB MC MD l
g h D 0& G (,&- H ,&?! l
D 0& G ,&
D ,?
D ,0&
g l
g l
g 500 ml
0. Analisis %ata 7ada percobaan
ini
bertujuan
untuk
memahami
pembuatan solution antikoagulan dan uji sterilitasnya. /olutio antikoagulan merupakan suatu
obat
cara anti
penggumpalan darah. Atas dasar inilah, antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya thrombus atau emboli maupun
untuk
mencegah
bekunya
darah.
%alam
hal
ini,
antikoagulan dibuat dalam keadaan solution, yakni sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.
7ada pembuatan #ormula ini perlu penambahan 8al atau bahan yang cocok untuk pengisotonis karena larutan antikoagulan yang dibuat bersi#at hipotonis. 7ada pemberian larutan injeksi yang bersi#at hipotonis akan terjadi peningkatan olume plasma darah dari tubuh
karena air melintasi membrane semipermeabel dan
eritrosit. Karena adanya peningkatan olume darah ini, maka tekanan dibagian
dalam tubuh darah meninggi, sampai akhirnya
pecah dan terjadi hemolisis. p+ yang terukur setelah larutan telah dibuat adalah . Keadaan ini tidak sesuai dengan kondisi p+ dalam darah sehingga p+ diasamkan dengan dengan penambahan +l sehingga p+ berkurang menjadi . 7ada uji larutan antikoagulan tidak menunjukan adanya kesesuaian dengan syarat sediaan steril yaitu terdapat partikel asing dan larutan tidak jernih. Adanya partikel asing dapat menyumbat kapiler darah sehingga dapat membahayakan kondisi pasien. Fji yang lain adalah uji kebocoran tehadap, botol. +asil yang diperoleh adalah *adah bocor. V.
KESIMPULAN 1. /olution antikoagulan adalah larutan anti penggumpalan darah. &. Larutan antikoagulan dari percobaan tidak memenuhi syarat sediaan steril untuk parenteral.
VI.
DAFTAR PUSTAKA Anie#, Moh.,&, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik , Fniersitas 6ajah Mada, Iogyakarta. Anonim, 199, Farmakope Indonesia, 3disi 222, %epKes =2, akarta. +o*ard, , Ansel., 19-9, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 3disi Keempat, F2 7ress, jakarta. /hunack, W., Mayer, K., +aake, M., 199, Senyawa Obat Buku Pelajaran Kimia Farmasi, 3disi 22, F6M 7ress, Iogyakarta.