BAB IV PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI, KOLOM, BALOK, DAN PELAT
4.1 Tinjuan Umum
Pegawa Pegawasan san merupa merupakan kan bagian bagian yang yang tidak tidak dapat dapat dipisah dipisahkan kan dalam dalam pelaksa pelaksanaa naan n pekerjaan suatu proyek. Mutu pekerjaan dipengaruhi oleh intensitas pengawasan di lapangan. Pengawasan Pengawasan yang baik akan menghasilk menghasilkan an pekerjaan pekerjaan yang baik dan terkontrol. terkontrol. Pengawasan dilaku dilakukan kan oleh oleh konsul konsultan tan pengaw pengawas as yang yang ditun ditunjuk juk owner owner untuk untuk mengaw mengawasi asi pelaks pelaksana anaan an proyek, pengawas pada pembangunan Gedung STIKES Maharani Tahap Tahap I! Malang adalah "#. $uana Tirta %diyasa. Pembor Pemborong ong atau atau kontrak kontraktor tor sebaga sebagaii pelaks pelaksana ana proye proyek k berusa berusaha ha menyel menyelesai esaikan kan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peren&anaan dan time s&hedule yang telah dibuat, sehingg sehinggaa proye proyek k dapat dapat selesai selesai tepat tepat waktu. waktu. Terdap erdapat at tiga tiga parame parameter ter yang yang dipaka dipakaii untuk untuk menentukan menentukan keberhasilan keberhasilan pekerjaan pekerjaan yang dilaksanakan dilaksanakan kontraktor kontraktor yaitu biaya, biaya, mutu, mutu, dan waktu. Ketiga parameter tersebut tidak hanya berlaku pada pekerjaa tetapi juga sepanjang tahap pekerjaan berlangsung. Sedangka sebagai tolak ukur bagi konsultan pengawas dalam melaksanakan tugasnya adalah gambar ren&ana dan ketentuan lain yang merupakan bagian dari dokumen kontrak. 'asil pengawasan die(aluasi dalam rapat koordinasi lapangan antar direksi. Saat rapat dibahas pula mengenai pembenahan dan koordinasi semua sumber daya yang meliputi semua kebutuhan kebutuhan tenaga kerja, peralatan, peralatan, material material kebutuhan kebutuhan tenaga kerja, material material persediaan persediaan dan kepentinga kepentingan n umum, umum, dan waktu pelaksanaan pelaksanaan proyek tepat pada jadwal waktunya waktunya,, baik teknis maupun administrasi. $erita a&ara rapat dibuat direksi dan dilampirkan dilampirkan dalam laporan mingguan mingguan kemajuan kemajuan pekerjaan dimana laporan mingguan ini men&akup kegiatan harian selama satu minggu dan bila laporan mingguan ini dijadikan dij adikan satu empat minggu! maka laporan tersebut akan a kan menjadi laporan bulanan.
4.2 Pn!n"a#ian Kua#i$a%
Pengendalian kualitas ditujukan dalam upaya untuk menge(aluasi) a. b.
*an& *an&an ang g ban bangu gun n dan dan ren& ren&an anaa Proses pengerjaan penggunaan sumber daya) daya) metode, waktu, dan bahan! 36
&.
'asil kekuatan konstruksi atau (olume pekerjaan per satuan waktu! sesuai dengan
d.
spesi+ikasi yang telah ditetapkan dalam *KS. Keputusan, meliputi nilai ekonomis dan resiko
a.
Pengendalian kualitas ini meliputi beberapa tahapan kerja yaitu) Menetapkan standar untuk setiap kegiatan meliputi standar penampilan hasil akhir,
b.
standar proses, standar metode kerja, standar waktu dan (olume kerja. Menetapkan &ara&ara pengukuran standar kerja tersebut dengan menetapkan ketelitian
&.
dan toleransi yang ada berdasarkan *KS. Mengukur (ariasi yang timbul. Penyimpangan dari standar dengan menghitung (arian atau ukuran penyebaran lainnya. -alam hal ini dapat juga disusun standar berdasarkan
d.
kenyataan dan batasbatas kewajaran berdasarkan resiko tertentu. Menentukan kualitas suatu pekerjaan apakah telah sesuai dengan standar. ika terdapat penyimpangan maka di&ari sumbersumber penyimpangan dan &ara penganggulangannya.
4.& Pn!n"a#ian Wa'$u
Pengendalian waktu merupakan monitoring dari setiap pekerjaan proyek yang ditinjau dari jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui monitoring dapat diketahui kemajuan atau keterlambatan pelaksanaan yang telah dilakukan. Selain itu dapat diketahui
apabila
terdapat
hambatanhambatan dalam
pelaksanaan
pekerjaan
yang
menyebabkan keterlambatan tersebut. $agi pengelola proyek hambatan yang terjadi harus segera dapat diidenti+ikasi penyebabnya dan dianalisis untuk mendapat jalan keluar. Pengendalian waktu di samping itu juga berhubungan erat dengan besar ke&ilnya biaya yang diperlukan untuk proyek tersebut, hal ini dapat diketahui melalui biaya overhead yang harus dikeluarkan setiap harinya dalam proses pelaksanaan. $iaya o(erhead dalam pelaksanaan konstruksi merupakan biaya yang sudah pasti dikeluarkan pelaksana proyek untuk keperluan operasional pelaksanaan. Setiap keterlambatan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek akan mengakibatkan bertambahnya biaya overhead yang harus dikeluarkan untuk membiayai biaya operasional proyek tersebut. adi diharapkan dengan adanya pengendalian terhadap waktu yang &ukup ketat dapat membantu ter&apainya hasil pekerjaan proyek sesuai mutu, waktu, dan biaya. Sebagai konsultan manajemen konstruksi yang bertanggung jawab kepada pihak pemilik proyek atas ketepatan waktu pelaksanaan proyek yang dikelolanya, pihak konsultan manajemen konstruksi mempunyai alatalat kerja yang dapat dipakai untuk keperluan tersebut, diantaranya adalah) /. Master Time S&hedule 37
Merupakan jadwal kerja yang mengatur tentang waktu pelaksanaan dari setiap paket pekerjaan yang terdapat dalam proyek tersebut. Penjadwalan pada master time s&hedule merupakan +ase untuk menerjemahkan segala paket pekerjaan yang terdapat dalam proyek tersebut ke dalam suatu diagram menurut skala waktu. Master time s&hedule pada pekerjaan Pembangunan Gedung STIKES Maharani Tahap I! Malang ini dapat dari kur(a S. terlampir! -apat dilihat dari kur(a S pekerjaan ini dibagi menjadi /0 sub pekerjaan pada lantai satu dan dua. Pekerjaan ini mulai dilaksanakan pada tanggal /1 September 23/1 dan diren&anakan untuk selesai pada tanggal /1 4o(ember 23/1. Pada kur(a S juga dapat dilihat pekerjaan yang terjadwal setiap minggunya. Pada saat kami memulai kegiatan KK4P ini pekerjaan masih pada persiapan awal yaitu pembersihan lokasi. Pengerjaan Gedung STIKES Maharani Tahap I! ini &ukup sesuai sengan jadwal yang diren&anakan. Meskipun demikian pada tengahtengah tanggal kegiatan pelaksana menambah pekerja untuk membuat pengerjaan proyek lebih &epat. Kur(a S merupakan tugas yang diberikan pengawas untuk kami buat selama kegiatan KK4P berlangsung. 2. Master Time S&hedule Paket Pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat master time schedule tiaptiap pekerjaan dari master time schedule keseluruhan pekerjaan proyek. Pembuatannya menga&u pada master time schedule yang telah dibuat sebelum proyek berjalan. Master time schedule merupakan terjemahan segala akti(itas yang akan dilakukan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada master time s&hedule untuk paket pekerjaan struktur diperin&i hingga jadwal pelaksanaan bored pile tiap uraian pekerjaan. 1. Monitoring Penge&ekan lapangan atau monitoring ialah suatu pengawasan terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan peninjauan langsung. Melalui penge&ekan langsung dapat dilihat se&ara (isual perkembangan proyek. 'asil dari pengamatan dilaporkan dalam bentuk berita a&ara. Pada proyek ini monitoring dilakukan oleh "#. $uana Tirta %diyasa. 5. 6aporan $erkala a. 6aporan 'arian 6aporan harian dibuat berdasarkan laporan harian kegiatan yang dibuat oleh kontraktor. Kontraktor menjelaskan kepada konsultan manajemen konstruksi tentang segala kegiatan yang dilaksanakan pada hari tersebut, disertakan pula perhitungan sumber daya yang terlibat dalam proses pelaksanaan tersebut. 6aporan ini memuat segala ma&am data maupun akti(itas proyek setiap harinya seperti) enis dan jumlah tenaga kerja enis bahan bangunan yang didatangkan 38
%lat serta jumlah alat Pekerjaan yang dilakukan hari itu am mulai kerja sampai dengan berakhirnya kerja pada hari tersebut b. 6aporan Mingguan Melalui laporan harian yang dibuat oleh kontraktor, konsultan manajemen konstruksi
segera merekapitulasi isi laporan tersebut menjadi laporan mingguan. Perkembangan dan pelaksanaan proyek dapat diketahui lebih mudah melalui laporan mingguan. Keterlambatan dan kemajuan yang telah di&apai juga dapat diketahui. 6aporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian yang memuat jenis pekerjaan, prosentase prestasi +isik, dan bobot kerja yang di&apai dalam satu minggu. terlampir!. Selain kur(a S, laporan mingguan pembangunan gedung STIKES 7Maharani8 merupakan tugas yang diberikan pengawas untuk kami buat selama kegiatan KK4P. &. 6aporan $ulanan 6aporan bulanan dibuat sebagai laporan kepada pemilik proyek atas perkembangan pelaksanaan. -alam laporan bulanan dijelaskan mengenai perkembangan terbaru proyek, termasuk segala permasalahan dan jalan keluar permasalahan tersebut. %gar lebih jelas, pada laporan bulanan juga disertakan proses perkembangan proyek. -alam laporan bulanan dilampirkan pula) adwal pelaksanaan Pengamatan &ua&a Pengamatan tenaga kerja di lapangan Pemakaian alat proyek Pemakaian bahan atau material *en&ana kerja bulan berikutnya 'ambatan pekerjaan yang dialami dengan penyebabnya 'asil konsultasi teknis yang dilakukan Kunjungan tamu dan kejadian khusus lainnya -okumentasi proyek dalam bentuk +oto d. *apat Koordinasi *apat koordinasi di lapangan dilaksanakan minimal dua kali dalam satu bulan. Kegiatan dipimpin konsultan pengawas dengan tempat menyesuaikan perintah pimpinan proyek. *apat koordinasi tersebut berupa) 4.4 Pn!a(a%an "an Pn!n"a#ian Mu$u Ba)an
Mutu bahan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kekuatan bangunan yang dihasilkan. 9leh sebab itu bahan atau material yang dipakai dalam proyek haruslah memenuhi persyaratan yang ter&antum dalam dokumen kontrak. ika bahan yang dimaksudkan tidak dapat diperoleh, pemborong boleh mengajukan saran perubahan kepada direksi selama mutunya sama atau lebih tinggi dari persyaratan. -ireksi akan menilai dan memberikan 39
persetujuan se&ara teknis. %dapun bahanbahan atau material yang dikontrol dan diawasi kualitasnya antara lain) a. $eton Pada proyek ini beton ready mix digunakan untuk pekerjaan penge&oran balok dan pelat. $eton ready mix yang digunakan didatangkan dari PT. Kartika $eton Indonesia. $eton ready mi: didatangkan se&ara bertahap agar tidak menumpuk di lokasi pekerjaan sehingga kelan&aran lalu lintas juga terjaga. $eton ready mix menggunakan beton K22; untuk balok dan pelat. Pengujian untuk penentuan kualitas dilakukan melalui slump test .
Gambar 4.1 Sedikit karat pada tulangan kolom
40
4.* Pn!a(a%an P'+jaan Pn"a%i, K#m, Ba#', "an P#a$ 5.;./ Penulangan Pengawasan untuk pekerjaan pembesian atau penulangan dilakukan dengan
men&o&okkan dengan gambar. a. Penulangan Pondasi %da dua lebar pondasi yang diren&anakan yaitu dengan lebar /23 &m dan lebar 03 &m. untuk lebar 03 &m dipakai besi ulir diameter /0 mm dengan sengkang polos diameter /2 mm dengan jarak antar tulangan /3 &m di daerah tumpuan /; &m di daerah lapangan. Pondasi dengan lebar /23 &m memakai besi ulir diameter 22 mm, sengkang besi polos diameter /2 mm jarak antar tulangan /3 &m pada daerah tumpuan dan diameter /3 mm pada daerah lapangan dengan jarak antar sengkang /; &m. Penulangan dilakukan sudah benar ke&uali pada baris %. Pada tulangan telapak pondasi tidak dipasang simetris seperti pada gambar ren&ana.
Gambar 4.2 Tulangan pondasi baris A
b. Penulangan Kolom Penulangan kolom yang diamati adalah seluruh kolom pada lantai satu. Kolom diren&anakan 13>?3 dengan tulangan @-/0 sengkang ∅/3/;3 tumpuan dan ∅/3233 lapangan. Pada baris E saja kolom dipakai 13>13 dengan tulangan @-/0 sengkang ∅@/;3 tumpuan dan ∅@233 lapangan. Semua pembesian dilakukan dengan benar ke&uali pada kolom -/. Kolom ini salah saat pengambilan as, namun baru diketahui saat sudah dilakukan penge&oran pondasi. 4amun tidak dilakukan pembongkaran, hanya tulangan utamanya dibengkokkan ke arah yang seharusnya menggunakan linggis.
41
Gambar 4.3 Perbaikan Kolom D1
&. Penulangan $alok Penulangan pada balok yang perlu diamati adalah pembesian pada daerah tumpuan dan lapangan. Sebagai &ontoh balok baris % 23>53 digunakan tulangan utama ulir dengan diameter /? mm. Pada daerah lapangan digunakan tulangan sengkang diameter @ mm polos dengan jarak 233 mm antar sengkang, sementara daerah tumpuan tulangan sengkang digunakan diameter @ mm dengan jarak lebih rapat yakni /; mm antar sengkang. -aerah
tumpuan adalah
dari bentang.
Gambar 4.4 Tulangan balok baris A
d. Penulangan Pelat
42
Penulangan pelat dilakukan sesuai dengan gambar ren&ana.
Gambar 4.5 Bekisting ang suda! ditandai untuk peletakan pelat
Tulangan pelat panjangnya tidak selalu sama panjang dengan panjang pelat. Sehingga bisa jadi di tengah pelat tulangan sudah habis, kemudian disambung dengan tulangan yang baru. Sambungan ujung tulangan satu dengan ujung tulangan yang lain berjarak 53-. Pada proyek ini semua tulangan pelat sudah disambung dengan jarak yang benar.
Gambar 4." Sambungan tulangan pelat 4#D
43
5.;.2 Penge&oran Gedung STIKES Maharani Tahap I! Malang merupakan bangunan dengan struktur utama beton bertulang. Mulai dari pondasi, kolom, balok, hingga pelatnya terbuat dari beton bertulang. Karena beban akan ditumpu terutama oleh strukturstruktur tersebut, maka penge&oran merupakan bagian penting dari serangkaian pekerjaan beton yang harus diawasi. Pengawasan awal sebelum penge&oran dimulai dari dari penge&ekan besi tulangan dan kebersihan bekisting. $esi tulangan harus diperiksa karena jika penge&oran sudah dilakukan dan ada kesalahan dalam pemasangan tulangan akan berpengaruh pada kekuatan struktur se&ara keseluruhan. Selain itu jika dilakukan perbaikan dengan pembongkaran dan memasangan ulang maka akan menambah biaya. Pada pembangunan gedung STIKES 7Maharani8 ini, pengawasan terhadap pemasangan tulangan sebelum penge&oran sudah dilakukan semaksimal mungkin pada seluruh bagian, ke&uali kolom -/ seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya poin 5.;./.b! Setelah penulangan selesai dilakukan, umumnya di atas bekisting masih didapati banyak kotoran seperti serbuk gergaji atau bekas potongan kawat bendrat. %pabila dibiarkan, maka di dalam beton akan terdapat ronggarongga yang terisi kotoran tersebut dan membuat perlemahan kekuatan beton. Pada proyek ini, pembersihan bekisting sudah dilakukan dengan baik. Pembersihan dilakukan se&ara manual beberapa jam sebelum penge&oran dilakukan. Pada saat penge&oran pondasi, penge&oran dilakukan selama beberapa hari. Pengadukan &uran beton dilakukan dengan molen berukuran sedang kemudian disalurkan melalui gerobak. %gar &uran beton dapat disalurkan dengan baik maka saat penge&oran selain pekerja menuang &uran beton juga ada yang bertugas menusuknusuk ke dalam tulangan agar seluruh &uran beton tersebar sempurna. Penge&oran pondasi dilakukan dengan baik pada proyek ini karena pengawas juga beberapa kali ikut membantu dan mengarahkan proses penge&oran. Penge&oran kolom juga dilakukan se&ara manual, yaitu dengan men&urkan dalam molen berukuran sedang lalu menyalurkan &uran ke gerobak kemudian ke dalam ember. Setelah sudah dituang ke dalam emberember itu baru dituang ke dalam bekisting kolom, kemudian ada seorang pekerja lagi bertugas mengetukketuk bekisting dengan balok kayu. 'al ini dilakukan agar penyebaran &uran beton bisa merata. ika tidak dilakukan dengan baik akan berpengaruh pada penyebaran &uran beton. 'asilnya akan kurang baik, dapat dilihat se&ara langsung setelah beton mengering dan bekisting sudah dilepas.
44
Gambar 4.$ Kolom dengan %ampuran kurang merata
Penge&oran balok dan pelat dilakukan dengan mi: design, dipasok dari PT. Kartika $eton Indonesia.
45