MODIFIKASI PERILAKU
MALAS MANDI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
"Modifikasi Psrilaku"
Dosen pembimbing
Imron Muzakki,M.PsI
Disusun oleh:
NURUL LAILI
9 334 016 07
JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL PRODI PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2010
Identitas Klien
o Nama : Khoirul Umam
o Jenis Kelamin : Laki-laki
o Tgl. Lahir : 8 Februari 2002
o Umur : 8 tahun
o Pekerjaan : siswa
o Pendidikan : MI Al-Fatah
o Alamat : Nganjuk
o Keluhan klien : Klien jarang mandi sehingga klien menjadi anak yang
suka bermalas-malasan. Sehingga proses belajarnya menjadi terganggu
terutama disekolah maupun dirumah.
o Tujuan Teraipis : Dimana terapis ingin mengetahui serta ingin
memodifikasi perilaku klien yang sangat meresahkan orang tuanya yaitu
perilaku yang tidak suka mandi (jarang mandi). Sehingga untuk
mengurasi beban orang tua klien, maka terapis ingin mengurangi
perilaku yang tidak mau mandi pada klien ini. Pada hasil penelitian
klien ini mandi satu kali selama dua hari. Karena ketidak sukaan klien
dalam mandi tersebut membuat klien menjadi sering bermalas-malasan dan
kotor, baik itu belajar, kesekolah maupun yang lainnya. Ketidak
sekaannya pada mandi ini berakibat tidak baik pada proses perkembangan
anak yang usianya masih kecil tersebut.
o Keinginan keluarga : Pihak keluarga klien menginginkan bawasannya
klien ini mau mandi, setidaknya dari yang satu kali dalam dua hari
menjadi minimal satu kali dalam sehari. Dan terutama pada jam akan
berangkat kesekolah, jadi klien tersebut dapat belajar dengan serius
karena badannya yang segar sehingga fikiranpun menjadi segar aktifitas
belajar menjadi lebih baik dan klien tidak lagi bermalas-malasan
karena tidak enak badan.
PERILAKU MALAS MANDI
Subjek berinisial K.U yang biasanya di panggil dengan U, sekarang dia
duduk dibangku kelas 2 SD yang tidak jauh dari rumah U yang berkawasan
didaerah nganjuk. Kira-kira U sekarang berusia 8 tahun, U merupakan anak
terakir dari tiga bersaudara dan U juga merupakan anak satu-satunya yang
laki-laki yang merupakan anak harapan dari pasangan M.Q dan M.I. kedua
kakak U semua perempuan yang usianya jauh diatas U dari kakak yang nomor
dua berjarak 10 tahun dan kakak yang pertama 15 tahun hal ini merupakan
jenjang yang lama bagi seorang adik yang terakhir.
Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah U selalu rayu-rayu oleh ibu-
nya agar segera bangun dan mandi dan segera bersiap berangkat kesekolah.
Tapi setiap pagi juga ibu U harus marah-marah dan berterik-teriak agar U
mandi sebelum berangkat kesekolah. Ibu U selalu menyakinkan U bahwa akabila
dia tidak mandi dulu sebelum kesekolah maka dia akan buau tidak enak dan
tidak bisa konsentrasi belajar dengan baik. Jika konsentrasi tidak baik
maka dia bisa mendapatkan nilai yang jelek terus. Dan si U selalu berangkat
kekamar mandi ketika ibunya sudah marah-marah dan menginyakan perkataan
ibunya, tapi didalam kamar mandi U hanya berganti pakaian saja tanpa
mengambil air sedikitpun. Kadang kala U marah dan pergi meninggalkan rumah
(kabur&lari) ketika moudnya tidak bagus dan kemarahan ibunya sudah meledak-
ledak. Hanya dalam acara tertentu saja dan tergantung moudnya si U ini
mandi tanpa dimarahi ibunya.
Gejala malas mandi yang dilakukan subjek U adalah
Sering tidak mandi saat berangkat kesekolah dan hampir selalu tidak
memperdulikan ibunya yang marah-marah
Mandi sesuai dengan moudnya, apabila U pengen saja atau lelah
mendengar ibunya yang marah-marah atau ibunya yang sudah menggunakan
kekerasan (mencubit)
Apabila tidak mau dan dipaksa mandi, dia akan kabur atau lari dari
rumah
Tujuan yang akan dicapaidalam modifiksi perilaku U adalah
1. Agar subjek rajin mandi setiap hari
2. Agar subjek mempunyai moud mandinya selalu ada kapan saja
3. Mengurangi kemarahan ibunya
4. Agar subjek sadar akan pentingnya mandi tanpa harus didului dengan
kekerasan
5. Minimal subjek mandi saat akan berangkat kesekolah
6. Meningkatkan daya konsentrasi subjek dan mengurangi resiko tidur
dalam kelas karena tidak segar (karena tidak mandi)
Perilaku yang ditunjukkan oleh U termasuk pada katagori perilaku yang
kurang bukan kelebihan, karena U tidak mau mandi sama sekali dalam sehari
atau satu kali dalam sehari.
Analisis fungsional dimana pada dasarnya perilaku malas mandi yang
ingin dimodifikasi dapat dianalisis dengan mengunakan teknik analisis
fungsional yang terdiri dari Antisedent, Behaviour, Consecuent (ABC).
1. Antisendent
Merupakan segalahal yang dapat mencetuskan perilaku yang dipermasalahkan
termasuk factor-faktor yang mejadi latar belakang masalah tersebut muncul
pada kasus ini dan antisendent yang didapat adalah sebagai berikut:
- Kurang kreatifnya orang tua dalam mengajak mandi (terlalu kasar dan
mudah cepat marah)
- Tempat mandi yang kumuh dan kotor
- Tempat mandi yang tidak menarik
- Tempat mandi yang tidak kondusif, karena bak mandi yang tinggi dan
anak tidak sanggup menggapai
- Karena subjek yang bangun kesiangan sehingga malas mandi
2. Behaviour
Perilaku yang muncul dan yang ingin dimodifikasi dalam kasus ini meliputi
durasi, frekuensi dan insentitas dari perilaku malas mandi. Dari hasil
pengamatan, observasi dan wawancara adalah sebagai berikut:
"No " "1 "2 "3 "
"1 "Perilaku yang "Tidak mandi "Menolak "Mandi sesuai "
" "muncul "selama berangkat"ajakan ibu "dengan "
" " "kesekolah "untuk mandi "keinginan "
" " " "dan kabur "atau moudnya "
"2 "Durasi "2 x dalam satu "3 x dalam "3 x dalam "
" " "minggu "satu minggu "satu minggu "
"3 "Frekuensi "Selama hari "Selama hari "Hanya setiap "
" " "masuk sekolah "masuk "sore setelah "
" " "(senin-sabtu) "(senin-sabtu)"bermain atau "
" " "dan setiap pagi "dan setiap "karena "
" " " "pagi "tubuhnya "
" " " " "mengalami "
" " " " "gatal "
3. Consequences
Merupakan konsekuen yang menjadi akibat yang harus ditanggung oleh subjek
karena malas mandi yaitu:
a. Sering bermalas-malasan, merasa bahwa tubuhnya lemes, tidak bisa
melakukan apa-apa sendiri dan tidak berdaya (hingga melakukan apa saja
terasa malas dengan alasan tidak kuat)
b. Sering mengalami gatal-gatal terutama pada siang hari atau sore hari
dan pada saat bermain dengan temannya (pada saat keluar keringat
banyak)
c. Terkena penyakit kringet buntet yang lama, gatal-gatal sepeti kudis
(kutu air)
d. Tubuh yang tidak segar sehingga malas belajar
e. Tubuhnya menjadi lebih kecil
f. Mudah sakit-sakitan
Reinforcement adalah penguat suatu reaksi. Dimana agar klien nantinya
dapat dirubah sesuai dengan apa yang kita inginkan, sebagai criteria kita
agar klien minimal mandi pada saat berangkat kesekolah dan setelah selesai
bermain.
1. Conditioned Reinforcement
Stimulus yang pada awalnya bukanlah reinforcer, akan tetapi diasosiasikan
dengan reinfocer lain atau back up reinforcer. Faktor-faktor yang
mempengaruhi reinforcer ini yaitu:
- Kekuatan back up reinforcer
- Macam-macam back up reinforcer ini yaitu simple codisioned reinforcer
dan generalized condisioned reinforcer
- Schedule back up reinforcer
Dimana disini klien apabila tidak mandi mana tidak akan mengisi tabel
senyum atau sedih ( ( (tabel ini dibuat khusus untuk klien, apabila pagi
hari klien mandi maka tabel tersebut akan diberi gambar senyum, akan tetapi
apabila tidak akan dilubangi dan hasilnya manti diberikan pada guru agar
guru kelas membantu memberikan reword pada klien). Dibawah in adalah contoh
tabelnya:
2. Intermittent reinforment
Merupakan pemeliharaan perilaku dengan memberikan reinforcer sewaktu-waktu
daripada memberikannya setiap saat perilaku muncul. Pada dasarnya
reinforment ini mempunyai 4 tipe, akan tetapi tidak semua tipe kami gunakan
untuk menangani kasus pada klien kami hanya menggunkan 1 saja. Yaitu
"simple interval schedule".
Metode modifikasi perilaku
Pada dasarnya untuk mengubah perilaku malas mandi yang dilakukan oleh
subjek U, teknik yang dapat digunakan adalah modifikasi dengan terapi
perilaku "Token Economy". Token economy dapat diterjemahkan secara bebas
sebagai hasil pendapatan, suatu sistem insentif sebagai hasil kerja
seseorang dengan menggunakan asas operan conditioning yang bertujuan untuk
mengubah suatu pola tingkah laku. Token economy merupakan salah satu
perkuatan yang bersifat ekstrinsik, yang menjadikan orang-orang melakukan
sesuatu untuk meraih "pemikat di ujung tongkat". Tujuan prosedur ini adalah
mengubah motivasi yang bersifat ekstrinsik menjadi motivasi yang bersifat
intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya
dengan sendirinya akan menjadi cukup memunculkan dan untuk memelihara
tingkah laku yang baru.
Penguat yang digunakan seperti keping (tokens), angka, atau
penghargaan, yang diberikan kepada subjek U bila mereka dapat melaksanakan
suatu tugas atau bertingkah laku seperti yang terapi kehendaki, maka subjk
akan diberi kepingan (tabel senyum) dan kepingan ini kemudian dapat
ditukarkan dengan berbagai penguat positif seperti barang di toko, atau
suatu kegiatan yang diizinkan seperti dapat keluar bermain, dll. Tujuan
dari terapi ini adalah menciptakan suasana dan tingkah laku yang wajar dan
dikehendaki. Keping-keping (tabel senyum) itu merupakan alat perantara
antara tingkah laku yang dikehendaki dan penguat.
Adapun langkah-langkah modifikasi perilaku yang ditargerkan oleh terapis
antara lain:
1. Menentukan Perilaku Target
Semakin homogen individu kelompok yang akan dikenai token economy,
maka akan semakin mudah menstandardisasikan aturan-aturan yang berlaku
dalam token economy.
2. Mencari Garis Basal
Yakni memperoleh data sebelum melakukan penanganan, melalui pengamatan
selama dua minggu terhadap perilaku target. Sesudah itu dimulai, kita
bisa membandingkan data dengan data yang diperoleh saat menentukan
garis basal, sehingga dapat menentukan efektivitas program.
3. Memilih Back up Reinforcer
Perlu diperhatikan bagaimana karakteristik peserta program dan apa
saja kira-kira barang yang dibutuhkannya. Barang yang menjadi pengukuh
pendukung haruslah barang yang dapat digunakan atau consumable. Perlu
diperhatikan pula tempat penyimpanan, dan dana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program.
4. Memilih Tipe Token Yang Akan Digunakan
Secara umum, tipe token haruslah menarik, ringan, mudah dipindahkan,
tahan lama, mudah dipegang, dan tidak mudah dipalsukan. Beberapa
contoh yaitu stiker, keping logam, koin, check-mark, poin, poker chip,
stempel yang dicap di buku, tanda bintang, kartu, dll.
5. Mengidentifikasi Sumber-sumber Yang Bisa Membantu
Beberapa sumber yang bisa membantu adalah orang tua klien, saudara,
tetangga, teman dan relawan, sreta orang yang akan dikenai token itu
sendiri.
6. Memilih Lokasi Yang Tepat.
Token dapat diberikan dimana saja, asal diberikan setelah perilaku
target muncul.
7. Menyiapkan Manual / pedoman Token Economy Pada Klien Dan Staf.
Ada suatu prosedur spesifik dalam penerapan program token economy
a. Perlu diperhatikan bagaimana cara penyimpanan data, kertas data
yang akan digunakan, siapa dan bagaimana data itu akan dicatat.
b. Siapa yang akan memberikan pengukuh atau agen pengukuh
(reinforcing agent), dan untuk perilaku apa.
c. Menentukan jumlah token yang bisa didapat pada setiap perilaku.
Pemebrian token dapat mulai dikurangi bila perilaku target telah
terbetuk.
d. Menyusun prosedur dan menentukan jumlah token untuk memperoleh
back up reinforcer. Pada awal program, frekuensi penyediaan
pengukuh pendukung harus cukup tinggi, lalu berkurang secara
bertahap.
e. Berhati-hati terhadap kemungkinan munculnya hukuman.
f. Ada kemungkinan hukuman bersyarat (possible punishment
contingencies). Klien membayar dengan token bila ia melakukan
tindakan kontraproduktif.
g. Memastikan bahwa tugas yang harus dilakukan staf sudah jelas,
dan pemberian pengukuh pada staf.
h. Membuat rencana untuk menghadapi kemungkinan masalah yang akan
timbul. Masalah yang biasa timbul antara lain, kebingungan,
kekurangan staf, peserta merusak token, dan lain-lain.
Rancangan modifikasi perilaku
Pada dasarnya modifikasi perilaku dengan menggunakan metode ini
cenderung perlahan, sehingga kita membutuhkan kesabaran dan ketelatenan
dalam mengerjakannya sehingga agar lebih teliti dan menyeluruh kita akan
membuat rancangan dulu dalam memodifikasi perilaku ini yaitu sebgai
berikut:
1. Identitas subjek : K.U
2. Usia : 8 Tahun
3. Pendidikan : Kelas 2 SD
4. Perilaku yang akan dimodifikasi : Perilaku malas mandi
5. Perilaku yang diinginkan : Rajin mandi
6. Waktu : Minimal 2x sehari
7. Tempat : Dirumah subjek
8. Langkah-langkah :
a. Adanya komunikasi yang baik antara keluarga dengan subjek (Menjelaskan
secara sederhana kepada subjek dan keluarga tentang terapi perilaku
token economy).
b. Identifikasi tingkah laku-tingkah laku yang menjadi target (Menentukan
perilaku-perilaku apa saja yang akan diubah ataupun perilaku-perilaku
yang harus dimiliki oleh pasien).
c. Tentukan kemungkinan-kemungkinan untuk masing-masing target.
d. Tentukan peraturan penggunaan token-token tersebut (Menjelaskan
tentang jumlah token yang akan diberikan dan benda apa yang
e. dapat ditukarkan dengan jumlah token yang didapatkan).
f. Harus dibuat kesepakatan antara subjek dengan orang tua (Meminta
persetujuan dan kerja sama dari subjek maupun dari keluarga untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini).
Model rancangan modifikasi perilaku antara lain :
"No "Modifikasi perilaku "Tabel sennyum ( "Tabel sedih ( "
" " "(dilakukan) "(tidak "
" " " "dilakukan) "
"1 "Mandi sebelum berangkat " " "
" "sekolah " " "
"2 "Menerima ajakan ibunya mandi" " "
" "dan tidak kabur saat disuruh" " "
" "mandi " " "
"3 "Mandi setelah selesai " " "
" "bermain " " "
Atau table 2 ini yang ditempel dirumah klien, dimana agar lebih menarik
perhatian bagi klien:
senin
selsa
rabu
kamis
jumat
Nb: apabila sujek U melakukan apa yang kita harapkan maka subjek akan
mendapatkan tabel senyum (dapat mengisi tabel senyum) dan apabila
kebalikannya maka subjek akan mendapatkan tabel sedih. Apabila sudah
terkumpul lebih dari 30 poin senyum maka subjek dapat meminta sesuatu
sesuai dengan perjanjian diawal tadi. Dan targetan terapis dapat terpenuhi
semua kolom dengan table dengan gambar senyum selama 25 hari.
-----------------------