BISNIS INTERNASIONAL Variabel Lingkungan Bisnis Nasional Dan Bisnis Internasional
Kelompok 2 Anggota kelompok : Nama
NIM
Absen
I Dewa Putu Dharmayusa
1506305
17
Rizqi Aditya Nugraha
1506305
19
Ni Luh Laras W.B.
1506305
21
I Made Wahyu Patra W.
1506305
27
UNIVERSITASUDAYANA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018
VARIABEL
LINGKUNGAN
BISNIS
NASIONAL
DAN
BISNIS
INTERNASIONAL Perusahaan dan pelaku bisnis yang mengadu nasib ke luar pasar domestic yang mereka kenal dengan baik akan segera mengenali bahwa adat kebiasaan, nilai-nilai dan definisi perilaku etis di luar negeri sangat berbeda dari mereka. Perusahaan yang bergantung pada budaya Negara asal mereka sendiri untuk bersaing dalam pasar baru dapat membahayakan keberhasilan internasional mereka. Memang, hampir semua segi dari bisnis perusahaan internasional termasuk negosiasi kontrak, operasi produksi, keputusan pemasaran, dan kebijakan manajemen sumbar daya manusia dapat dipengaruhi oleh variasi buadaya. Budaya bahkan dapat membarikan keunggulan kompetitif atau kerugian pada perusahaan.
KARAKTERISTIK BUDAYA Bisnis, seperti halnya aktivitas manusia lainnya, dilakukan dalam konteks masyarakat. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai, keyakinan, perilaku, adat kebiasaan dan sikap yang membedakan satu masyarakat dengan mesyarakat lainnya. Budaya suatu masyarakat menentukan aturan yang mengatur bagaimana perusahaan beroperasi dalam masyarakat. Beberapa karakteristik budaya berikut ini layak untuk diperhatikan karena relevansinya terhadap bisnis internasional.
Budaya mencerminkan perilaku yang dipelajari yang disebarkan dari satu anngota masyarakat kepada anggota masyarakat lainnya. Beberapa unsur budaya ditularkan secara antar generasi, seperti ketika orang tua mengajarkan anak-anak mereka tata karma di meja makan. Unsur-unsur yang lainnya ditularkan secara intragenerasi seperti ketika senior mendidik mahasiswa baru mengenali tradisi sekolah.
Unsur-unsur budaya yang saling berkaitan. Sebagai contoh, masyarakat Jepang yang hierarkis dan berorientasi pada kelompok menekankan keselarasan dan keseetiaan, yang secara historis diterjemahkan ke dalam pekerjaan seumur hidup dan perpindahan kerja yang minimal.
Karena budaya merupakan prilaku yang dipelajari, maka budaya merupakan sesuatu yang bersifat adaptif. Sebagai contoh setelah perang dunia II, jerman dibagi menjadi jerman barat (ber orientasi pada pasar bebas) dan jerman timur (dikendalikan komunis). Meskipun mereka mempunyai warisan yang sama dan berkembang selama berabad-abad, pembagian ini menciptakan perbedaan budaya antara jerman timur dan
jerman barat. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adaptasi bidaya jerman timur yang didikte oleh idieologi komunis mengenai sikap terhadap pekerjaan, pengambilan resiko dan keadilan system imbalan.
Budaya adala suatu yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat dan mendefinisikan keanggotaan dalam masarakat. Individu yang mempunyai budaya yang sama merupakan anggota sebuah masyarakat, mereka yang tidak berada diluar perbatasan masyarakat tersebut.
Dalam Praktiknya :
Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki sejak lahir. Budaya merupakan sesuatu yang dipelajari dari anggota lain dari masyarakat.
Budaya dapat mempengaruhi kesempatan bisnis. Artinya perusahaan harus memastikan bahwa mereka memahami budaya lokal sebelum memasuki sebuah Negara tuan rumah baru.
Unsur budaya Budaya suatu masyarakat menentukan bagaimana anggotannya berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur dasar dari budaya adalah struktur social, bahasa, komunikasi, agama, serta nilai dan sikap. Interaksi dari unsur-unsur ini mempengaruhi lingkungan lokal tempat bisnis internasional beroperasi. Unsur-unsur ini juga mempengaruhi kemampuan Negara merespon situasi yang barubah.
bahasa
Struktur sosial
komunikasi
Budaya
nilai & sikap
agama
1. Struktur Sosial Dasar dari setiap masyarakat adalah struktur sosialnya, kerangka keseluruhan yang menentukan peran individu dalam masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam masyarakat.
Individu, Keluarga, dan Kelompok. Semua masyarakat manusia melibatkan individu yang tinggal dalam unit keluarga
dan bekerja dengan satu sama lainnya dalam kelompok. Namun, masyarakat berbeda dalam cara mereka mendefinisikan keluarga dan dalam kepentingan relative mereka berikan pada peran individu dalam kelompok. Pandangan amerika terhadap ikatan dan tanggung jawab keluarga berfokus pada keluarga inti (ayah, ibu, dan anak mereka). Dalam budaya lain keluarga besar jauh lebuh penting. Bali, sebagai contoh, menganggap orang memiliki banjar yang sama itu sebagai bagian suatu kesatuan keluarga yang daling member dukungan dan bantuan, bahkan yang beda keyakinan dan kepercayaan dapat menjadi sebuah keluarga. Sikap sosial yang berbeda ini tercermin dalam pentingnya keluarga bagi bisnis. Di Amerika Serikat, perusahaan tidak menyukai nepotisme dan kompetensi seorang yng menikah dengan anak perempuan atasan secara rutin dipertannyakan oleh rekan kerjanya. Namun, di beberapa perusahaan di Indonesia ikatan keluarga sangat penting, dan
memperkejakan saudara merupakan praktik yang diterima dan lazim. Hal serupa, juga ada di perusahaan Cina, anggota keluarga mengisi posisi-posisi manajemen penting dan pasokan modal dari tabungan pribadi untuk menjamin perutmbuhan perusahaan. Budaya juga berbeda dalam pentingnya individu secara relative terhadap kelompok. Budaya AS, sebagai contoh mempromosikan individualism. Sekolah-sekolah berusaha untuk meningkatkan kepercayaan diri setiap anak dan mendorong masing-masingnya berusaha untuk meningkatkan kepercayaan diri setiap anak dan medorong masingmasingnya untuk mengembangkan bakat individual. Oleh karena rasa hormat terhadap otoritas dan tanggung jawab individual sangat kuat di AS, anak-anak dilatih untuk percaya bahwa nasib mereka berada di tangan mereka sendiri. Sebaliknya dalam masyarakat yang terfokus pada kelompok seperti jepang, anak-anak diajarkan bahwa peran mereka adalah untuk melayani kelompok. Sifat baik seperti kesatuan, kesetiaan dan keselarasan sangat dihargai dalam masyarakat seperti ini. Karakteristik-karakteristik ini sering kali lebih penting dalam keputusan perekrukrutan dibandingkan pencapaian atau kemampuan pribadi.
Stratifikasi Sosial Masyarakat berbeda dalam tingkat stratifikasi social (social stratification). Semua
masyarakat mengategorikan orang hingga tingkat tertentu atas dasar kelahiran, pekerjaan, pencapaian pendidikan, atau atribut-atribut lainnya. Namun, pentingnnya kategori ini dalam mendefinisikan bagaimana seorang individu berinteraksi satu sama laindi dalam dan antar kelompok ini bervariasi antar masyarakat. Di eropa abad pertengahan, sebagai contoh, peran dan tanggung jawab petani, perajin, pedagang dan bangsawan secara teliti digariskan oleh adat istiadat dan hukum. Struktur kelas inggris dan sistem kasta di Negara di asia memberikan contoh terhadap fenomena yang sama, di mana posisi sosial seseorang dapat mempengaruhi banyak segi dari hubungan seorang dengan orang lain. Dalam masyarakat lain, stratifikasi sosial merupakan sesuatu yang kurang penting. Misalnya, seorang presiden bank di AS dapat meneriaki perintah dengan arogan kepada staf pembersih ketika dalam pekerjaan, tetapi dengan senang hati menerima perintah dari individu yang dama ketika melakukan bersih-bersih setelah kegiatan penggalangan dana gereja.
Korporasi multinasional yang beroperasi dalam masyarakat yang sangat bertingkat serign kali harus menyesuaikan prosedur perekturan dan promosi mereka untuk mempertimbangkan perbedaan kelas atau klan antara pengawas dan pekerja. Memperkerjakan anggota suatu kelompok untuk melakukan pekerjaan yang secara tradisional dilakukan ileh masyarakat kurang bertingkat, perusahaan lebih bebas untuk mencari karyawan yang paling memenuhi syarat, tanpa memandang apakah orang tersebut belajar di sekolah yang tepat, atau dari kelompok/klub yang terbaik. Dalam masyarakat yang bertingkat, pengiklan harus menyesuaikan pesan mereka secara lebih berhati-hati untuk memastikan bahwa iklan tersebut hanya menjangkau audiens yang ditargetkan dan tidak meluas kepada audienslain yang mungkin akan tersinggung dengan menerima pesann yang ditujukan kepada kelompok pertama. Dalam masyarakat yang kurang bertingkat kekhawatiran seperti ini mungkin kurang penting.
Mobilitas Sosial Mobilitas sosial adalah kemampuan individu untuk bergerak dari satu strata
masyarakat ke strata masyarakat lain. Mobilitas sosial cenderung lebih tinggi dalam masyarakat yang kurang bertingkat. Di AS terdapat mobilitas sosial yang lebih tinggi dibandingkan inggris dan india. Ketiadaanya mobilitas kerja sering mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap faktor-faktor seperti relasi tenaga kerja, formasi modal manusia, pengambilan resiko, dan kewiraswastaan. Sistem kelas inggris sebelumnya kaku dan mobilitas sosial yang relative rendah menciptakan sikap “kita versus mereka” di antara banyak pekerja industry inggris yang menyebabkan mereka memandang dengan sikap curiga terhadap segala udaha manajemen mepromosikan kerja sama di tempat kerja. Sampai saat ini, sejumlah pemuda kelas pekerja inggris putus sekolah, karena percaya bahwa peran mereka dalam masyarakat telah ditentukan dan demikian investasi dalam pendidikan merupakan buang-buang waktu. Dalam masyarakat mobilitas sosial yang lebih tingggi seperti AS, Singapura dan Kanada, individu lebih bersedia untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi atau melakukan aktivitas kewiraswastaan, karena mengetahui bahwa jika mereka berhasil, mereka dan keluarganya bebas untuk meningkat dalam masyarakat.
BAHASA Bahasa adalah hal utama yang mengambarkan kelompok budaya karena merupakan sarana penting di mana angota masyarakat berkomunikasi degan satu sama lain. Para aihli tidak mengidenfikasi sekitar 3.000 bahsa berbeda dan sebanyak 10.000 dialek berbeda di seluruh dunia. Bahasa mengatur cara anggota masyarakat berpikir mengenai dunia. Bahasa menyirang pengamatan dan persepsi sehingga memengaruhi pesan tak berduga yang dikirim ketika kedua individu mencoba untuk berkomunikasi. Dalam sebuah eksperimen terkenal di hongkong 153 mahasiswa S1, mempunyai kemampuan bahasa bilingunal dalam bahasa inggris dan bahasa cina, di bagi menjadi dua kelompok yang lainnya diberi tugas tertulis yang sama dalam bahasa cina. Fropesor yang mengadakan eksperimen tersebut telah melakukan setiap ha yang diperlukan sebelumnya untuk memastikan bahwa penerjemahnya sepurna, tetapi jawaban yang diberikan oleh kedua klompok tersebut berbeda secara signifikan yanh mengindikasikan bahwa bahsa itu sediri mengubah sifat informasi yang disanpaikan. Selain membentuk persepsi seseorang terhadap dunia, bahasa memberikan petunjuk penting mengenai nilai budaya masayarakat dan membantu akulturasi. Sebagai contoh beragam bahasa termasuk bahasa perancis, jerman dan spanyol, mempunyai vaersi informal dan formal dari kata kamu, yang penggunaannya tergantung pada hubungan antara pembicara dan orang yang dituju. Eksistensi bentuk bahasa ini memberikan petunjuk kuat bahwa seseorang harus berhati-hati dalam mempertahankan tikat formalitas yang sesuai ketika berurusan dengan pelaku bisnis dari Negara yang didominasi dengan bahasa tersebut. Keberadaan dari satu kelopok bahasa merupakan sinyal penting mengenai keragaman populasi sebuah Negara dan menyatakan bahwa disana mukin juga terdapat perbedaan dalam penghasilan, nilai budaya, dan pencapaian pendidikan. Misalnya, india mengakui 16 bahasa resmi, dan sekitar 3.000 dialek yang dipakai dalam Negara itu, yang merupakan pencerminan atas heterogenitas masyarakat. Di beberapa Negara pengunungan amerika selatan, seperti Bolivia,Paraguay, dan peru, banyak penduduk pedalaman yang miskin mengunakan dialek indian lokal dan mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi degan warga elit prkotaan yang mengunakan bahasa spanyol. Secara umum, Negara yang didominasi oleh suatu klompok bahasa cenderung mempunyai masyarakat homogen, di mana Negara mengidenfinisikan masyarakat.
Negara degan klompok bahasa multiple cenderung heterogen dengan bahasa yang menyediakan sarana penting untuk mengidentikasikan perbedaan budaya dalam Negara. Pelaku bisnis yang cerdas beroperasi dalam masyarakat yang heterogen dengan mengdaptasikan praktik pemasaran dan bisnismereka sepajang garis liungkristik untuk memasukan perbedaan budaya diantara pelangan prosfektif mereka. Sebagai contoh perinset pasar menemukan bahwa orang kanada berbahsa inggris lebih menyukai sabun yang menjajikan kebersihan, sementara orang kanada berbahsa prancis lebih menyukai sabun berbau menyenangkan atau manis. Jadi, iklan irish spring soap dari procter dan gambel unutuk kanada yang berbahasa inggris menekankan nilai deodorant sabun tersebut, sementara iklan bahasa prancisnya berfokus pada aroma sabun yang menyenangkan. Biasanya pengiklan harus mancari media-surat kabar, radio, televisi kabel, dan majalah-yang memungkinkan mereka menyusuaikan pesan pemsaran mereka pada klompok linguistic individual. Misalnya di amerika serikat, perkembangan jaringan televise berbahsa spanyol seperti Univision dan telemudo telah memungkikan para pengiklan untuk lebih mudah menyesuaikan iklan mereka dalam menjangkau pasar hispanik, tanpa mencampurakan pesan pemasaran mereka untuk studiens berbahsa inggris yang libih besar.
Bahasa Sebagai Senjata Kompetitif
Ikatan linguistic sering kali menciptakan keunggulan transaksi bisnis, perniagaan antara Australia, kanada, selandia baru, dan amerika serikat difasilitasi oleh persamaan mereka dalam pengunaan bahasa inggris. Sebagi contoh, ketika giro sport desing, sebuah produsen helm sepeda yang berbasis di California, memustuskan untuk membuat produknya di eropa dari pada mengekspor dari amerika serikat, perusahan terseburt memberi tau konslutan lokasi mereka untuk mencari lokasi pabrik di Negara berbahsa inggris. Perusahaan tersebut menempatkan fasilitas produksi eropanya di irandia, dimana mereka menikamti banyak pemasokan tenag kerja berbahsa inggris yang terlatih, insentif pengembangan ekonomi, dan manfaat pajak. Demikian juga telefonica SA dari spanyol bergerak secara agresif memasuki amerika latin sebagai bagian dari strategi internasionallisasinya. Denga memanfaatkan program privatisasi daerah tesebut mereka telah membeli saham mayoritas dalam prusahaan monopoli telepon yang sebelumnya dimilki pemerintah kolombia dan peru. Bank spanyol seperti banco Santander, banco blibao vizcaya, dan banco central hispano mengadopsi pendekatan yang sebanding, mengiventasikan dana besar di argentina, chile, meksiko, peru, Puerto riko, dan
Uruguay. Turki dengan capat enjadi batu loncatan untuk melakukan bisnis di area-area berbahasa turki dari bekas uni soviet, seperti Azerbaijan, Kazakhstan, dan turkenistan.warisan bahasa colonialisme juga mengarungi bisnis internasional, seperti yang diindikasikan dalam peta 4.2
Lingua Franca
Untuk melakukan bisnis, pelaku bisnis internasional harus dapat berkomunikasi. Sebagai akibat dari domonasi ekonomi dan militer inggris pada abad kesembilan belas dan dominasi AS sejak perang dunia II, bahasa inggris telah muncul sebagai bahasa utama atau lingua franca, dari bisnis intenasional. Sebagai besar murid sekolah umum di eropa dan jepang mempelajari bahasa inggris selama bertahun-tahun. Beberapa Negara yang mempunyai klompok l9nguistik lebih dari satu seperti idia dan singapura, telah mengdopsi bahasa inggris sebagi bahasa resmi untuk memfasilitasi komunokasi diantara klompok yang berbeda. Demikian juga perusahaan dengan manajer dari banyak Negara berbeda dapat mengunakan bahasa inggris sebagai bahasa resmi di prusahaan. Sebagai contoh, Philips, MNC elekronik yang berbasis di belanda telah mengunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi antar perusahaan sajak 1983. Brwon boveri dari swiss dan asea dari swedia mengadopsi bahasa inggris sebagai bahasa korporasi mereka setelah keduanya melakukan meger pada 1987 demikian juga dengan arcelormittal dari luksembung, meskipun kurang dari 10 persen dari karyawannya yang merupakan penutur asli bahasa inggris bahkan beberapa prusahaan prancis seprti total air liquie, dan france telecom, meggunakan bahasa inggris ketika dewa direksi mereka mengadakan pertemuan . Namun pengunaan bahsa inggris sebagai lingua franca tidak menghilangakan semua kesalahpahaman lintas budaya. Di beberapa budaya inggris, Denmark, dan AS sebagai contoh humor yang menertawakan diri sendiri sring digunakan untuk menunjukan bahwa sipembicara tidak sombong atau arogan sementara di budaya lainnya, seperti prancis dan jerman hal ini dapat mengesankan ketidak seriusan. Perbedaan budaya juga dapat mempengaruhi interprentasi atas arti kata-kata umum. Seseorang eksekutif AS dapat menatakan bahwa ia “ingin” sesuatu diselesaikan pada hari kamis mendatang. Seseorang kolega AS akan menginterpretasikannya bahwa hari kamis adalah tenggat waktunya, sementara seorang kolega di thailad dapat memandangnya sebagai prefensi bukan sebagi permintaan. Domonasi bahasa inggris tampaknya memberikan keuntungan dalam perniagan internasional kepada mereka yang mrnggunakan bahasa inggris sebagai bahasa ibu khususnya ketika transaksinya dilakukan di kanada inggris atau amerika sekikat. Namun ketidak mampuan
penutur ali bahasa inggris unutk menguasai bahasa kedua menetapkan mereka dan perusahaan mereka pada posisi yang dirugikan ketka bernegosiasi atau beroprasi di wilayah asing sebagai contoh beebrapa tahunyang lalu lionel train company memindahkan fasilitas manufakturnya ke meksiko untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah, tetapi mereka tidak dapat menemukan mmanajer bilingual yang yang mencakupi untuk menjalankan pabrik tersebut. Akibitnya perusahaan tersebut akhirnya menutup pabrikya dan memindahkan oprasinya kembali ke amerika serikat. Oleh karena itu bahasa berfungsi sebagai jendela dari budaya suatu masyarakat, banyak ahli bisnis internasional berargumen bahwa mahasiswa harus memaparkan dalam bahasa asing bahkan skalipun meraka tidak mampu menguasainya. Mesikupun pengusahaa yang terbaikbahkan tingkan pelatihan bahsa yang sederhana akan memberi mahasiswa petunjuk mengenai norma dan sikap budaya yang terbukti berguna dalam bsnis internasional.
Penerjemah
Tent saja beberapa perbedaan linguisti dapat diatasi mealui penerjemah namun prosesnya membutuhkan lebih dari menganti sekedar kata-kata adri suatu bahasa menjadi kata-kata dalam bahasa lain. penerjemah harus sensitif terhadap kahalusan konotasi kata-kata dan berfokus untuk menerjemahkan gagasan, bukan kaa-kata itu sendiri. Terlalu sering, masalah penerjemah menciptakan bencana pemasaran. Salah satu kasus klasiknya adalah penerjemah awal atas “finger lickin’good” dari KFC ke dalam bahsa cina yang hasinya adalah “makanlah jari anda” yang jauh dari mengugah selera . hal seruoa penerjemah awal terhadap jolly green giant adri Pillsbury untuk pasara arab Saudi adalah “rasakan hijau yang menaklukan “ citra yang berbeda dari yang diingginkan perusahaan (meskipun mungkin masih mendorong anak-anak untuk memakan kacang mereka). Perusahaan dapat mengurangi kemungkinan mereka dari mengirimkan pesan yang salah ke pada pelangan mereka dngan mengunakan sebuah teknik yang dikenal dengan penerjemah kembali. Dengan penerjemah kembali (backtranslation), seseoran menerjemahkan suatu dokumen, kemudian orang kedua menerjemahkan tersebut kembali ke bahsa aslinya teknik ini memberikan perbandingan bahwa pesan yang dimasukan benar-benar asli. Teknik ini meberikan perbandingan bahwa pesan yang dimaksud benar-benar tesampaiakan, oleh karena itu dapat menghindarkan kesalahan komunikasi.
Ketika kamunikasi kepada bukan penutur asli harus dilakukan di Negara asala bahasa tersebut, penutur dan penulis harus mengunakan kata-kata yang umum, mengunakan arti yang paling umum dari kata-kata tersebut, dan berusaha menghindari kalimat indiom. Caterpillar dihadapkan dengan perasalahan komunikasi dengan penggunaan internasional yang beragam dri produknya. Mereka memngembangakan program inruksi bahasanya sendiri yang disebut caterpillar fundamental English (CFE) yang mereka gunakan di buku manual reparasi dan servis mereka di luar negeri. CFE adalah versi bahasa inggris yang disederhankan dan diringkas yang dapat diajarkan kepada oran yang bukan penutur bahasa inggris alam 30 pertemuan. CFE terdiri dari 800 kata yang diperlukan unutuk mereparasi peralatan caterpillar: 450 kta benda 70 kata kerja, 100 preposisi, dan 180 kata-kata lainya. Pendekatan serupan dikembangakan oleh asosiasi indusri ruang angkasa eropa ( European association of aerospace industries) “basa inggris yang ditulis untuk anggotanya buku manual ini selanjutnya diadopsi sebagai standar internasional dalam industi tersebut.
Mengataka Tidak
Kesulitan budaya lainnya yang dihadapi plaku bisnis internasional adalah bahwa kata-kata mungkin mempunyai arti berbeda bagi orang dengan orang dengan latar belakang budaya beragam. Orang amerika utara biasanya menerjemahkan kata spanyol Manama secara hafiat yang berarti “besok”tetapi di beberapa bagian amerika latin, kata-kata tersebut berarti “lain haritidak hari ini” Bahkan penggunaannya dan tidak berbeda lintas budaya. Dalam negosiasi kontrak, pelaku bisnis jepang sering mengunakanya yang berarti “ya, saya memahami apa yang dikatakan “. Negoisasi asing terkadang berasumsi bahwa rekan-rekan mereka dari jepang ya yang berarti “ya, saya sependapat dengan anda “ dan merasa kecewa ketika orang jepang tersebut kemudian tidak menerima persyaratan kontrak yang oleh orang asing terebut dianggap telah disepakati. Kesalahpahaman dapat dipersulit karena mengatakan “tidak” secara langsung diangap tidak sopan di jepang, serta di cina, india, dan ditimur tengah. Dalam budaya seperti ini, negosiasiyang merasa sudah proposal tidak dapat di terima agar sopan akan menyatakan bahwa proposal tersebut “menghadirkan banyak kesulitan” atau perlu “dipelajari lebih lajut”. Orang asing yang menunggu untuk kata-kata “tidak” yang pasti mukin harus mununggu untuk waktu yang lama. Perilaku seperti ini dapat diangap tidak untuk menghindari dalam budaya bisnis AS, tetapi itu adalah inti tidak kesopanan dalam budaya bisnis ini.
KOMUNIKASI Berkomunikasi lintas batas budaya, baik secara verbal maupun nonverbal, adalah keterampilan yang sangat penting bagi manajer internasional. Meskipun komunikasi sering menjadi salah antara orang-orang yang mempunyai budaya yang sama, kemungkinan miskomunikasi akan meningkat secara substansial ketika orang-orang tersebut berasal dari budaya yang berbeda. Dalam kasus serupa, si pengirim mengodekan pesan dengan menggunakan filter budaya mereka dan si penerima mendekodekan pesan yang sama dengan menggunakan filter mereka. Hasil dari penggunaan
filter budaya
yang berbeda
sering kali
berupa kesalahpahaman
yang
membutuhkanbiaya mahal untuk dipecahkan. Sebagai contoh, kontrak antara Boeing dan sebuah perusahaan pemasok Jepang yang menentukan bahwa panel badan pesawat terbang Boeing 767 harus memiliki “lapisan akhir seperti cermin (mirror finish).” Biaya tenaga kerja untuk bagian tersebut lebih tinggi dari yang diperkirakan karena pemasok Jepang tersebut memoles dan memoles kembali panel tersebut untuk mendapatkan penyelesaian yang diinginkan menurut mereka, sementara yang diinginkan oleh Boeing hanyalah permukaan yang mengkilap.
Komunikasi Nonverbal
Anggota suatu masyarakat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan lebih dari sekedar kata-kata. Bahkan, beberapa periset meyakini bahwa 80 hingga 90 persen dari semua informasi yang disampaikan di antara anggota suatu budaya dengan cara selain menggunakan bahasa. Komunikasi nonverbal ini meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan, intonasi, kontak mata posisi tubuh dan postur tubuh. Di Amerika Serikat, sebagai contoh, pelaku bisnis sering memberi salam kepada kolega, pelanggan atau pemasok dengan jabatan tangan. Di Brasil, pelukan, tepukan di bahu dan ciuman di pipi serta jabatan tangan dapat diterima, tergantung pada gender, lamanya hubungan dan tingkat kepercayaan di antara kedua individu tersebut.Meskipun sebagian besar anggota suatu masyarakat dengan cepat memahami bentuk komunikasi nonverbal yang lazim dalam masyarakat mereka, pihak luar mungkin merasa komunikasi nonverbal yang lazim dalam masyarakat mereka, pihak luar mungkin merasa komunikasi nonverbal tersebut sulit dipahami. Oleh karena perbedaan budaya, bentuk komunikasi nonverbal sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, orang-orang yang mendiskusikan bisnis di
sebuah pesta biasanya berdiri dengan jarak 20 inci dari satu sama lain. Di Arab Saudi, jarak percakapan normalnya adalah 9 hingga 10 inci. Seorang pembisnis AS yang bercakap-cakap dengan rekannya di Saudi di sebuah pesta akan merespons usaha sopan santun si orang Saudi untuk mendekat dengan secara sopan menjauh. Masing-masing bertindak secara sopan dalam konteks budayanya sendiri dan menghina orang lain dalam konteks budaya orang tersebut. Perbedaan dalam arti gerakan tangan dan ekspresi wajah juga terdapat di antara budaya yangb berbeda. Menganggukan kepala seseorang berarti “ya” di Amerika Serikat, tetapi berarti “tidak” di Bulgaria. Menyentuhkan ibu jari dan jari telunjuk untuk membentuk lingkaran sembari meluruskan ketiga jari lainnya adalah sinyal untuk “oke” di Amerika Serikat tetapi tanda ini menyimbolkan uang kepada orang Jepang, kesia-siaan kepada orang Prancis, homoseksual kepada orang Malta dan kekerasan di banyak bagian di Eropa Timur. Tidak perlu dikatakan lagi, pelaku bisnis internasional harus menghindari membuat gerakan di budaya asing kecuali mereka merasa yakin akan arti gerakan tersebut dalam budaya itu. Bahkan, sikap diam mempunyai arti. Orang-orang di Amerika Serikat cenderung tidak menyukai keheningan pada pertemuan atau dalam percakapan pribadi, karena meyakini bahwa keheningan mencerminkan ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau berempati. Di Jepang sikap diam dapat mengindikasikan bahwa individu tersebut sedang berpikir atau bahwa percakapan lebih jauh akan tidak harmonis. Para negosiator AS sering kali menyalahpahami sikap diam dari rekan mereka di Jepang dan menawarkan kelonggaran kontrak ketika tidak dibutuhkan, hanya untuk mengakhiri keheningan dalam diskusi. Sikap diam juga memengaruhi gaya manajemen. Di Amerika Serikat manajer yang baik bertugas memecahkan masalah. Jadi, manajer AS sering berusaha untuk mendominasi diskusi kelompok untuk memberikan tanda kompetensi dan kemampuan kepemimpinan mereka. Di Jepang, manajer yang baik bertugas mendorong bawahan mereka untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat. Oleh karena itu, seorang manajer Jepang akan mendemonstrasikan kepemimpinan dengan sikap diam, dengan demikian akan mendorong partisipasi penuh oleh bawahan yang menghadiri pertemuan dan mempromosikan mufakat kelompok.
Pemberian Hadiah dan Keramahtamahan
Pemberian hadiah dan keramahtamahan adalah sarana penting untuk berkomunikasi dalam berbagai budaya bisnis. Etiket bisnis Jepang membutuhkan keramahtamahan yang penuh
perhatian. Acara makan yang resmi dan hiburan setelah jam kerja berguna untuk membangun ikatan personal dan keharmonisan kelompok di antara para peserta. Ikatan personal ini diperkuat dengan pertukaran hadiah, yang bervariasi menurut kesempatan dan status dari si penerima. Namun, hadiah bisnis harus dibuka secara pribadi agar tidak menyebabkan pemberi kehilangan muka karena hadiah tersebut terlalu mahal atau terlalu murah terhadap hadiah yang diberikan sebagai balasannya. Oleh karena aturan untuk memberikan hadiah dapat cukup rumit, bahkan bagi penduduk asli Jepang, tersedia buku etiket yang memerinci hadiah yang layak untuk setiap keadaan. Pelaku bisnis di Arab, seperti halnya di Jepang, memerhatikan kemampuan mereka untuk bekerja dengan mitra bisnis yang diusulkan; kualitas orang yang berurusan dengan seseorang sama pentingnya dengan kualitas proyek tersebut. Jadi, budaya bisnis negara-negara Arab juga meliputi pemberian hadiah dan keramahtamahan yang indah dan rumit sebagai sarana untuk menilai kualitas-kualitas ini. Namun demikian, tidak seperti di Jepang, hadiah bisnis dibuka di muka umum sehingga semua orang dapat mengetahui kedermawanan si pemberi. Adat kebiasaan keramahtamahan juga berbeda. Ketika memanjakan klien, eksekutif AS yang mengajak makan siang sering kali mencari meja yang paling menyolok di sebuah restoran mewah sebagai cara untuk mengkomunikasikan status dan kekuatan mereka. Sebaliknya, di Cina perjamuan makan merupakan mekanisme penting untuk mengembangkan hubungan personal yang sangat penting dalam budaya bisnis tersebut. Namun demikian, acara seperti ini, yang biasanya menampilkan acara minum-minum yang diselingi dengan banyak makanan yang lezat dan mahal, biasanya bertempat di sebuah ruang makan khusus di restoran mahal. Keinginan untuk “melihat dan dilihat” dari eksekutif AS adalah kebalikan dari keinginan eksekutif Cina untuk mendapatkan privasi. Norma keramahtamahan bahkan memengaruhi cara berita buruk disampaikan dalam berbagai budaya. Di Amerika Serikat berita buruk biasanya diberikan segera setelah diketahui. Di Korea, berita buruk disampaikan di akhir hari sehingga tidak akan merusak seluruh hari penerima berita. Lebih lanjut, agar tidak menggangu hubungan antarpeserta sebuah proyek sangan ditekankan, sehingga berita buruk akan dikomunikasikan secara informal dari anggota junior sebuah tim negosiasi kepada anggota junior dari tim yang lain. Bahkan yang lebih baik lagi, pihak ketiga dapat digunakan untuk mengirimkan pesan untuk mempertahankan keselarasan dalam kelompok.
AGAMA Agama adalah aspek penting dari sebagian besar masyarakat. Agama memengaruhi cara anggota masyarakat dalam berhubungan dengan satu sama lain dan dengan pihak luar. Sekitar 84 persen dari 6,9 miliar penduduk dunia mengklaim beberapa afiliasi keagamaan. Sebanyak 77 persen dari populasi dunia menganut salah satu dari empat agama : Kristianitas (31,5 persen), termasuk Katolik Roma, Protestan dan Ortodoks Timur; Islam (23,2 persen); Hinduisme (15,0 persen); dan Buddhisme (7,1 persen). Agama membentuk sikap dari penganutnya terhadap kerja, konsumsi, tanggung jawab sosial dan perencanaan untuk masa depan. Sosiolog Max Weber sebagai contoh, telah menghubungkan meningkatnya kapitalisme di Eropa Barat dengan etika Protestan (Protestant ethic), yang menekankan kerja keras, kesederhanaan dan pencapaian individual sebagai cara untuk memuliakan Tuhan. Etika Protestan menghargai tingkat tabungan tinggi, terus menerus berjuang untuk efisiensi, dan investasi kembali terhadap laba untuk meningkatkan produktivitas di masa depan, yang semuanya dibutuhkan untuk berfungsinya ekonomi kapitalis secara lancar. Sebaliknya, Hinduisme menekankan pencapaian spiritual daripada keberhasilan ekonomi. Tujuan seorang yang beragama Hindu adalah untuk mencapai persatuan dengan Brahma, roh universal, dengan menjalani kehidupan yang semakin mengarah ke pertapaan dan kemurnian saat jiwa seseorang bereinkarnasi melalui siklus kematian dan kelahiran kembali. Misi untuk mengejar kepemilikan materi dapat menunda perjalanan spiritual seseorang. Jadi, Hinduisme memberikan sedikit dukungan terhadap aktivitas kapitalistis seperti investasi, akumulasi kekayaan, dan misi yang terus-menerus mengejar produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Agama Islam, meskipun mendukung kapitalisme, memberikan penekanan yang lebih besar pada kewajiban individu terhadap masyarakat. Menurut Agama Islam, laba yang didapatkan dari transaksi bisnis yang adil adalah sesuatu yang dibenarkan, tetapi laba perusahaan tidak dapat dihasilkan dari eksploitasi atau penipuan misalnya, dan semua Muslim diharapkan untuk berlaku dermawan, adil dan rendah hati dalam berhubungan dengan orang lain. Perusahaan yang ingin melakukan bisnis dengan pelanggan Muslim sering kali harus mengadaptasikan kebijakan dan prosedur mereka bahkan di negara-negara non-Muslim. Agama memengaruhi lingkungan bisnis dengan cara penting lainnya. Sering kali agama memberikan batasan pada peran individu dalam masyarakat. Sebagai contoh : sistem kasta dari
Hinduisme secara tradisional telah membatasi pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang individu, sehingga memengaruhi pasar tenaga kerja dan menutup kesempatan bisnis. Negara yang didominasi oleh penganut agama Islam yang taat, seperti Arab Saudi, membatasi kesempatan kerja bagi wanita, dengan keyakinan bahwa kontak mereka dengan laki-laki dewasa harus dibatasi para saudara. Agama juga dapat memengaruhi bagaimana produk dijual. Di Nigeria, periklanan di daerah selatan yang didominasi agama Kristen dapat menampilkan wanita menarik yang mengucapkan kata-kata yang berarti ganda, mengikuti ajaran tua Madison Avenue bahwa “seks dapat menjual”; di daerah utara audi yang didominasi Muslim pendekatan itu tidak akan bermanfaat. Agama juga memengaruhi jenis produk yang dapat dibeli konsumen serta pola musiman konsumsi. Di sebagian besar negara Kristen, sebagai contoh : musim Natal mewakili waktu penting untuk memberikan hadiah, tetapi sedikit bisnis yang dilakukan Hari Natal itu sendiri. Meskipun konsumsi meledak selama liburan Natal, produksi menurun seiring karyawan mengambil cuti untuk mengunjungi teman dan keluarga. Dampak agama pada bisnis internasional bervariasi dari satu negara ke negara lain, tergantung pada sistem hukum negara tersebut, homogenitas keyakinan agamanya, dan toleransinya terhadap pandangan agama lain. Pertimbangkan Arab Saudi, tempat dari kota suci Mekkah, dimana seluruh Umat Muslim diharapkan untuk naik haji suatu saat dalam kehidupan mereka. Ajaran Quran membentuk dasar dari sistem hukum teokratis negara ini, dan 99 persen dari populasi Saudi adalah Muslim. Terdapat tekanan politik yang kuat dari dalam negara tersebut untuk mempertahankan tradisi keagamaannya. Mustahil untuk melebih-lebihkan pentingnya pelaku bisnis asing untuk memahami prinsip-prinsip Islam dalam penerapannya pada ekspor, produksi, pemasaran atau pembiayaan barang di pasar Saudi. Sebagai contoh : pekerjaan berhenti 5 kali sehari ketika mereka yang beriman dipanggil untuk berdoa kepada Allah. Seorang manajer non-Muslim akan tidak bijaksana untuk menolak praktik tersebut meskipun tampaknya hal ini menimbulkan hilangnya produksi. Orang asing juga harus bertenggang rasa kepada tuan rumah Saudi selama bulan Suci Ramadan, ketika orang Muslim yang taat berpuasa dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Eksekutif perempuan dari perusahaan Barat menghadapi rintangan lebih besar karena sikap Saudi terhadap para wanita yang pantas, sikap yang berakar dari agama mereka. Bahkan, tindakan yang dilakukan di luar perbatasan Saudi dapat memengaruhi hubungan dagang dengan negara tersebut.
Namun, banyak di negara lain, agama, meskipun penting, tidak merasuki setiap segi kehidupan. Sebagai contoh, dibanyak negara Amerika Serikat sebagian besar populasinya beragama Katolik Roma. Namun, agama lainnya juga dipraktikkan dan toleransi terhadap agama-agama tersebut tinggi. Gereja katolik merupakan pilar penting dari masyarakat ini, tetapi hanya salah satu dari banyak institusi yang memengaruhi dan membentuk kehidupan sehari-hari warganya. Sedangkan, hari libur umum masih mencerminkan teologi Kristen (Paskah, Natal), seperti juga hari kerjanya (Minggu adalah hari istirahat). Sebuah perusahaan yang beroperasi di negara-negara ini perlu menyesuaikan penjadwalan produksi dan karyawan untuk memenuhi harapan pekerja dan pelanggannya. Perusahaan yang beroperasi di Swedia, yang sebanyak 97 persen penduduknya beragama Lutheran, harus melakukan penyesuaian serupa. Ironisnya, negara-negara yang ditandai oleh keragaman agama dapat memberikan tantangan yang bahkan lebih besar. Perusahaan yang beroperasi di kota kosmopolitan London dan New York, seperti Barclays Bank, Hoffmann-LaRoche dan IBM, harus mengakomodasi kebutuhan agama karyawan mereka yang beragama Yahudi, Kristen, Muslim dan Hindu dengan mempertimbangkan perbedaan dalam hari libur agama, larangan makanan atau adat kebiasaan dan hari Sabat. Perusahaan yang gagal menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan ini dapat menderita ketidakhadiran, moral yang rendah dan hilangnya penjualan.
NILAI DAN SIKAP Budaya juga memengaruhi dan mencerminkan nilai dan sikap sekuler dari anggota suatu masyarakat. Nilai adalah prinsip dan standar yang diterima oleh anggota; sikap meliputi tindakan, perasaan, dan pikiran yang dihasilkan oleh nilai-nilai tersebut. Nilai budaya sering kali berakar dari keyakinan mendalam mengenai posisi individu dalam hubungannya dengan ketuhanannya, keluarganya, dan hierarki sosial yang telah kita diskusikan sebelumnya. Sikap budaya terhadap faktor-faktor seperti waktu, usia, pendidikan, dan status mencerminkan nilainilai ini dan pada gilirannya membentuk perilaku dan kesempatan yang tersedia untuk bisnis internasional yang beroperasi dalam suatu budaya tertentu.
Waktu
Sikap terhadap waktu berbeda secara dramatis di seluruh budaya. Dalam budaya Anglo-Saxon, sikap yang berlaku adalah “waktu adalah uang.” Waktu mewakili kesempatan untuk
memproduksi lebih banyak dan meningkatkan pendapatan seseorang, jadi waktu tidak boleh disia-siakan. Sikap ini yang mendasari etika Protestan, yang mendorong orang untuk memperbaiki posisi mereka dalam hidup melalui kerja keras, dan keyakinan puritan bahwa “tangan yang menganggur adalah tempat kerja Iblis. Sebagai akibatnya, para pelaku bisnis Amerika dan Kanada mengharapkan pertemuan dimulai tepat waktu, dan membuat seseorang menunggu dianggap sangat tidak sopan.
Namun, dibudaya AmerikaLatin, jarang ada peserta yang merasa aneh jika suatu pertemuan dimulai 45 menit setelah waktu dijanjikan. Dalam budaya Arab, pertemuan tidakhanya dimulai lebih lambat dari waktu yang ditentukan, tetapimungkin juga terganggu oleh keluarga dan teman yang masuk untuk bersedau gurau. Orang Barat mungkin menganggap kesediaan tuan rumah mereka untukberbcara kepada pengunjung yang tidak dijadwakan ini sebagai tanda ketidaksopanan dan sebagaialat untuk melemahkanharga diri si Orang Barat tersebut. Kenyataannya jauh dari ini. Kebijakan bukapintu ini mencerminkan keramahtamahan tuan rumah dan rasa hormat yang ditawarkan tuan rumah kepada semua tamu tepat sperti jenis orang yang dianggap oleh Orang Arab diinginkan oleh Orang Barat sebagai rekan bisnis. Bahkan,isi dari pertemuan dapat bervariasi berdasarkan Negara. Jika suatu pertemuan dijadwalkan pukul 14:00, maka pebisnis AS, Kanada, Inggrisakan hadir pada 13:55 dan berharap pertemuan akan dimulai tepat pada 14:00. Setelah selesai basa – basi, mereka kemudian membicarakan bisnis, mengikuti agenda terencana yang telah dibagikan sebelumnya kepada peserta.Padapertemuan tersebut posisi pihak – pihaknya telah ditetapkan dan ketidaksepakatan adalah halyang lazim. Sebaliknya diJepang atau Arab Saudi pertemuan awal biasanya berfokus pada penentuan apakah pihak- pihak yang terlibat dapat saling mempecayai danbekerjasama dengan nyaman bukannya padaperincian bisnis yang diajukan. Namun, waktu ini, tidak akan disia-siakan. Oleh karena budaya ini sangat mengharga. hubungan personal, maka waktu yang digunakan untuk tujuan yang penting-menilai kualitas potensi mitra bisms.
Usia
Perbedaan budaya yang penting ada dalam sikap terhadap usia. Kemudaan dianggap sebagai sesuatu yang baik di Amerika Serikat. Banyak perusahaan AS mencurahkan banyak waktu dan energi untuk mencari “pekerja jalur cepat” muda dan memberi mereka tugas yang berat dan
penting, seperti menegosiasikan joint venture dengan mitra internasional. Namun, dalam budaya Asia dan Arab, usia adalah sesuatu yang dihormati dan reputasi seorang manajer dikaitkan dengan usia. Perbedaan budaya ini dapat menimbulkan permasalahan. Sebagai contoh, banyak perusahaan asing salah mengirim eksekutif muda jalur cepat untuk bernegosiasi dengan pejabat pemerintah di Cina. Meski demikian, orang-orang Cina ini, lebih memilih untuk berurusan dengan anggota perusahaan yang lebih tua dan lebih senior, dan karenanya dapat tersinggung oleh pendekatan ini. Dalam budaya perusahaan Jepang, usia dan peringkat sangat berkaitan, tetapi manajer senior (definisinya adalah lebih tua) tidak akan memberikan persetujuan terhadap suatu proyek sebelum mereka mendapatkan mufakat dari para manajer junior. Banyak perusahaan asing salah memfokuskan perhatian mereka dalam negosiasi pada manajer senior Jepang, gagal untuk menyadari bahwa tujuannya harus untuk meyakinkan para manajer junior. Setelah para manajer junior menyetujui suatu proyek, manajer senior juga akan memberikan persetujuannya.
Pendidikan
Sistem formal pendidikan negeri dan swasta sebuah negara adalah penyiar dan refleksi penting dari nilai-nilai budaya darimasyarakatnya. Misalnya, sekolah dasar dan menengah di AS menekankan peran individudan menekankan dirinya memberikan akses luas terhadappendidikan tinggi. Universitas riset, perguruan tinggi seni liberal,dan perguruan tinggi komunitas hidup berdampingan untukmemenuhi kebutuhan pendidikan mahasiswadengan pendapatan dan talenta intelektual yang berbeda. Sebaliknya, Ingrisdengan bercermin pada system kelasnya dimasa lalu,secara historis telah memberikan pendidikan elit kepadajumlahmahasiswayangrelatif kecil. Jerman mempunyai program magang yang maju yang melatih generasi barupengrajindan ahli mesin yang terampil untuk sector manufakturnya. Sistem pendidikan jepang dan Prancis mempunyaifokus berbeda. Sekolah dasar dan menengah di Negara tersebut berkonsentrasi untuk menyiapkan murid untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional. Murid Yang bernilai tinggi dapat memasuki universitas prestisius yang berjumlah sedikit seperti Universitas Tokyoatau Universitas Kyoto di Jepangdan lima grandes ecolesdiprancis yang hamper menjamin penempatan lulusanmereka dipekerjaan perusahaan danpemerintah yang paling penting dalam masyarakat mereka.
Status
Cara untuk mendapatkan status juga bervariasi diberbagai budaya. Di sejumlah masyarakat, status diwariskan dari kekayaan atau peringkat leluhur seseorang. Pada masyarakat yang lainstatus didapatkan oleh individu melalui prestasi pribadi atau prestasi professional. Dibeberapa negara Eropa,sebagai contoh, kebangsawanan akan memberikan status yang lebih tingi dibandingkan prestasipribadi, dan orangyang mewarisi kekayaannya memandang rendah orang kaya baru. Namun, di Amerika Serikat, wiraswasta yang bekerja keras sangat dihormati, dan anak-anak mereka sering kali diremehkan jika mereka gagal menandingi pencapaian orang tuanya. Di Jepang, status seseorang tergantung pada status kelompok di mana ia berada. Jadi, pelaku bisnis Jepang sering memperkenalkan diri mereka dengan menyebutkan tidak hanya nama mereka, tetapi juga afiliasi perusahaan mereka. Pendidikan di universitas elit seperti Universitas Tokyo atau pekerjaan di organisasi elit seperti Toyota Motor Corporation atau Kementerian Keuangan memberikan status tinggi dalam masyarakat Jepang. Di India status dipengaruhi oleh kasta seseorang. Sistem kasta membagi masyarakat ke dalam beragam kelompok yang meliputi Brahmana (pendeta dan mtelektual), Kesatria (prajurit dan pemimpin politik), Waisya (pelaku bisnis), Sudra (petani dan pekerja), dan Dalit (yang tidak tersentuh), yang melakukan pekerjaan yang paling kotor dan paling tidak menyenangkan. Menurut Hinduisme, kasta seseorang mencerminkan kebajikan (atau tiadanya kebajikan) yang ditampilkan seseorang di kehidupan masa lalunya. Khususnya di daerah pedalaman kasta digunakan untuk memengaruhi setiap segi kehidupan, dari cara seorang pria membentuk kumisnya hingga makanan yang dimakan keluarga hingga pekerjaan seseorang. Namun, kekuatan sistem kasta di daerah pedalaman perlahan terkikis sebagai akibat dan kebr,akan tindakan afirmatif pemerintah dan semakin langkanya karyawan berketerampilan tinggi yang dibutuhkan oleh industri berteknologi tinggi India. Infosys, sebagai contoh, terpaksa meluaskan usaha perekrutan ke 700 perguruan tinggi, yang banyak berlokasi di daerah semipedalaman dimana individu – individu berkasta rendah tinggal,untukmendapatkan pekerja berbakat yang mereka butuhkan. Satu decade yang laluperusahaan berteknoloi tinggi ini memenuhi kebutuhan perekrutannya dengan merekrut di 50 universitas di India, yang sebagian besarnya berlokasi di daerah pekotaan.
DAFTAR PUSTAKA
W. Griffin, Ricky.2015. Bisnis Internasional: Penerbit Salemba