AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Akun Akunta tans nsii
keua keuang ngan an
daer daerah ah
adal adalah ah
pros proses es
peng pengid iden enti tifik fikas asia ian, n,
peng penguk ukur uran an,,
pencatatan, pencatatan, dan pelaporan pelaporan transaksi transaksi ekonomi ekonomi (keuangan) (keuangan) dari entitas entitas pemerintah pemerintah daerahdaerah pemda pemda (kabup (kabupate aten, n, kota, kota, atau atau provin provinsi) si) yang yang dijadi dijadikan kan sebaga sebagaii inform informasi asi dalam dalam rangka rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.
SISTEM PENCATATAN
Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu: Single Entry
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau atau tata tata buku buku.. Dala Dalam m sist sistem em ini, ini, penc pencat atata atan n trans transak aksi si ekon ekonom omii dilak dilakuk ukan an deng dengan an mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi pen peneri erima maan an dan dan tran transa saks ksii yang yang bera beraki kiba batt berk berkur uran angn gnya ya kas kas akan akan dica dicatat tat pada pada sisi sisi pengeluaran. Kelebihan sist sistem em penc pencat atata atan n sing single le entr entry y adal adalah ah sede sederh rhan anaa dan dan muda mudah h dipahami, Kelemahannya, yaitu yaitu kurang kurang bagus bagus untuk untuk pelapo pelaporan ran (kuran (kurang g memuda memudahka hkan n penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol. Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering disebut dengan sistem tata buku berpasangan. Menuru Menurutt sistem sistem ini, ini, pencat pencatatan atan terhad terhadap ap suatu suatu transak transaksi si dilaku dilakukan kan dua kali. kali. Pencat Pencatata atan n dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi debit berada disebelah kiri, sedangkan sisi kredit berada disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga persamaan dasar akuntansi yang merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi adaah sebagai berikut: AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem sistem pencat pencatatan atan double double entry, entry, ditamb ditambah ah dengan dengan pencat pencatata atan n pada pada buku buku anggar anggaran. an. Jadi, Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, anggaran, sehingga sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.
DASAR AKUNTANSI
Definisi pengakuan dalam akuntansi menurut SAP adalah “proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana termuat dalam laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan”. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui, yaitu: 1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan. 2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau diestimasi dengan andal. Berbagai basis/dasar akuntansi atau sistem pencatatan antara lain: Basis Kas
Seperti telah diuraikan sebelumnya, menetapkan bahwa pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi hanya akan dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi tersebut tidak dicatat. Basis Akrual
Basis akrual (accrual basis) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi (dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Basis Kas Modifikasian
Menurut butir (12) dan (13) Lampiran XXIX (tentang Kebijakan Akuntansi) Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa: (12) Basis/dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual. (13) Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi. Jadi, penerapan basis akuntansi ini menurut bendahara pengeluaran mencatat transaksi
dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual. Basis Kas Modifikasian
Basis akrual modifikasian (modified accrual basis) mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunkan basis akrual untuk sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan dasar akrual dilandasi oleh pertimbangan kepraktisan.
SIKLUS AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistemsubsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan) berupa bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir menjadi output (keluaran) dalam bentuk laporan keuangan. Apabila digambarkan siklus akuntansi akan tampak seperti berikut ini: Siklus Akuntansi
1. Analisis Transaksi Keuangan
9. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
2. Jurnal Transaksi
8. Jurnal Penutup
3. Posting ke Buku Besar
7. Laporan Keuangan:
4. Neraca Saldo
a. Laporan Perhitungan APBD b. Laporan Perubahan Ekuitas Dana atau R/K Pemda
5. Jurnal Penyesuaian
c. Neraca
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Analisis Transaksi
Sumber diperolehnya aktiva dicatat pada sisi yang berseberangan dengan sisi pencatatan aktiva pemda, sehingga perlu terpelihara keseimbangan antara aktiva dan sumbernya. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: AKTIVA = PASIVA
Agar dapat dibedakan dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditur, maka hak para kreditur disebut utang atau kewajiban sedangkan hak para pemilik (rakyat) disebut ekuitas dana. Persamaan akuntansinya: AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA
Baik pendapatan maupun biaya atau belanja akan menyebabkan perubahan pada ekuitas dana. Pendapatan akan menaikkan ekuitas dana, sedangkan biaya atau belanja akan menurunkan ekuitas dana. Persamaan akuntansinya: AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN – BELANJA
atau AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN Jurnal Transaksi
Jurnal sering disebut sebagai the books of original entry (catatan akuntansi permanen yang pertama). Adanya jurnal mempermudah pencatatan ke rekening, sebab jurnal sudah memilah-milah transaksi dengan pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan rekening yang bersangkutan. Jurnal dibedakan menjadi: •
Jurnal umum; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi.
•
Jurnal khusus; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis
transaksi. Bagian-bagian dari suatu buku jurrnal: 1.
Halaman Jurnal
2. Tanggal 3. Kode Rekening 4. Uraian 5. Referensi (Ref.) 6. Debit dan Kredit
Posting ke Buku Besar
Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening/perkiraan/akun. Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Dengan demikian, rekening merupakan kumpulan informasi dalam suatu sistem akuntansi. Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar disebut posting. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Saldo rekening diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada di setiap rekening. Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian perlu dibuat karena dalam akuntansi dikenal prosedur penyesuaian. Prosedur penyesuaian perlu dilakukan karena akuntansi didasari asumsi dasar bahwa suatu umur entitas ekonomi dapat dipenggal-penggal menjadi periode-periode yang sifatnya buatan. Asumsi ini disebut Asumsi periodesasi yang mengharuskan kita untuk membuat jurnal penyesuaian. Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian: 1.
Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned) selama periode akuntansi.
2.
Melaporkan semua belanja (expense) yang terjadi selama periode akuntansi.
3. Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian nilai aktiva pada awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang dilaporkan. 4. Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah membuat jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah disesuaiakan. Laporan Keuangan
1. Laporan realisasi anggaran 2. Neraca 3. Laporan arus kas 4. Catatan atas laporan keuangan
Jurnal Penutup
Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup rekening Pendapatan ke rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit, tahap kedua menutup rekening Belanja ke rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit, dan tahap ketiga menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit ke rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah tutup buku juga berisi ringkasan saldo rekening-rekening, hanya saja saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal penutup.
SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang telah dijelaskan sebelumnya. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan pemda. Setelah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun laporan Perhitungan APBD.
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006
Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu: prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan aset.
RESUME BAB 4 AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Di susun oleh: AHMAD ’ALANUDDIN
(142070008)
JHON KARNEDI
(142070009)
AVRINDA LUNA J. P.
(142070012)
LINTANG HERSULISTYA
(142070015)
SRI LESTARI
(142070016)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA 2009