http://www.klikdokter.com/kesehatankewanitaan/read/2010/07/05/4/amenorea Masalah-Masalah Haid Amenorea
Definisi
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi menstruasi). ). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1. Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5% 5% Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Gambar 1. Himen Imperforata
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
Gambar 1. Himen Imperforata
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
Gambar 2. Komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur Tanda dan gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Perkembangan pubertas pada wanita normal digambarkan melalui Stadium Tanner yaitu :
Usia
Perkembangan Payudara
Pertumbuhan Papila payudara Awal mulai (8-10 tahun) menggunung
Stadium Stadium Tanner Tanner Perkembangan Rambut Pubis (Perkembangan (perkembangan Payudara) rambut Pubis)
Belum ada rambut pubis
1
1
Thelarche (9-11)
Seperti Seperti Adrenarche Adrenarche untuk Stadium 2 untuk Stadium 2
2
1
Adrenarche (9-11)
2
2
Puncak Pertumbuhan (11-13)
3
3
Menarche (12-14)
4
4
Dewasa (13-16)
5
6
Pemeriksaan Penunjang
Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic dan Magnetic Resonance Resonan ce Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin dalam
tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progestogen Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI. Terapi
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat. A. Saluran reproduksi 1. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen 2. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) 3. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft 4. Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) 5. Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim B. Gangguan Indung Telur 1. Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual
2. Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun 3. Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal C. Gangguan Susunan Saraf Pusat 1. Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor 2. Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya 3. Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater
http://www.klikdokter.com/kesehatankewanitaan/read/2010/07/05/4/amenorea
Amenorea : keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Dibagi atas amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak dapat haid) dan skunder penderita pernah mendapat haid dan kemudian tidak haid lagi). Istilah kriptomenorea merupakan keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang nggak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain.
Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder : 1. Gangguan organik pusat 2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu) 3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom Stein-Leventhal, amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor 5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi,radiasi, radang dan sebagainya. 6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom crushing, penyakit Addison 7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme 8. Gangguan pankreas 9. Gangguan uterus dan vagina 10.Penyakit-penyakit umum
Rencana Pemeriksaan Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Harus diketahui, apakah amenorea primer atau skunder. Dihubungkan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala metabolik, dan lainnya
Sesudah itu dilakukan pemeriksaan fisik, seperti tinggi bad an, berat badan, ciri-ciri kelamin skunder, hirsutisme. Lalu dilakukan pemeriksaan ginekologik untuk mengetahui adanya jenis ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris, aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya.
Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas, dilakukan pemeriksaan berikut : 1. Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB pulmonem, dari sella tursika untuk mengetahui adanya perubahan dari sella tursika tersebut. 2. Pemeriksaan sitologi vagina 3. Tes toleransi glukosa 4. Pemeriksaan mata 5. Kerokan uterus 6. Pemeriksaan metabolisme basal (T3 dan T4) Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus :
1. Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik 2. Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah penderita secara genetik seorang wanita 3. Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna mempelajari kromosom 4. Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH, estrogen, prolaktin, 17-ketosteroid)
Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea
Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memer lukan pengobatan Dalam kategori ini, yang memerlukan te rapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid. Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita obesitas Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten) Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi.
Penyakit
yang
dapat
disertai
amenorea
Kelainan Kejiwaan 1. Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi. 2. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan. 3. Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.
Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis
Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes -Albright). Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium.
Amenorea hipotalamik
Gangguan Hipofisis 1. Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya. 2. Tumor Hipofisis 3. Kelainan kongenital pada Hipofisis
Gangguan Gonad
Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya. Sindrom feminisasi Testikuler Menopause prematur Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome) Tumor-tumor ovarium
Gangguan Glandula suprarenalis 1. Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara. 2. Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut. 3. Penyakit Addison Gangguan Uterus dan vagina 1. Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum.
2. Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.
Read more: http://www.drdidispog.com/2008/08/amenorea.html#ixzz1ezTBxUZs
Amenorea adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi atau berhentinya menstruasi secara abnormal. Nah, sebenarnya amenorea ini ada dua tipe, yakni primer dan sekunder. Amenorea primer, maksudnya apabila seorang wanita memang ga pernah menstruasi, meski ia sudah berumur 18 tahun ke atas (sudah masuk masa pubertas) dan karakteristik seks sekundernya normal, atau memang karena ketiadaan karakteristik seks sekunder jika usianya sudah 14 tahun. Kalo amenorea sekunder, jika seorang wanita pernah menstruasi, tapi kemudian tidak dapat lagi setelah seharusnya 3 kali siklus sudah terlewati (lebih kurang 3 bulan). Penyebabnya banyak, bermancam-macam. Biasanya kalo amenorea primer, lebih kepada kelainan yang bersifat bawaan seperti kelainan kongenital pada organ reproduksinya, ataupun kelainan2 genetik lainnya. Tapi kalo amenorea sekunder, penyebabnya lebih kepada gangguan gizi, gangguan metaboisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Tapi jangan salah dulu,, sebenarnya amenorea ini ga slalu patologis lho. Kan ada juga yang fisiologis.. Contohnya, saat masa sebelum pubertas, selama masa keh amilan, masa menyusui/laktasi, dan juga kalo seorang wanita sudah menopause. Nah, sebenarnya jika kita membagi amenorea ini berdasarkan penyebabnya, ada banyak ban get lho. Contohnya: karena gangguan organik pusat seperti radang, tumor atau destruksi di susunan saraf pusat; atau karena gangguan kejiwaan, seperti syok emosional, psikosis, anoreksia nervosa; karena gangguan poros hipotalamus-hipofisis, gonad, uterus, vagina dan juga gangguan pada organ2 non gonadal yang menghasilkan hormon yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal gonad, seperti glandula suprarenal, pankreas, dan jaringan adiposa. Tapi, sederhananya, penyebab amenorea ini sebenarnya adalah gangguan pada 4 kompartemen utama, yaitu: 1. 2. 3. 4.
uterus dan organ jalan lahir/ outflow tract ( serviks, vagina, vulva, dsb) ovarium hipofisis/pituitari anterior hipotalamus.
Kalau salah satu saja dari yang empat ini terganggu, bisa saja terjadi amenorea. Contoh: Gangguan pd kompartemen 1 misalnya uterusnya tidak ada/ agenesis (dan seabgreg kelainan kongenital lainnya), atau hymen inperforate, alias himennya ga ada lobang, atau yg agak berat dikit asherman syndrome , dsb. Begitu juga dengan gangguan ovarium, seperti pada penderita Turner syndrome yang ovariumnya tidak berfungsi, atau pada penyakit PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome) yang estrogennya diproduksi berlebihan, dan banyak lagi. Gangguan
kompartemen 3 dan 4 ada juga, kebanyakan karena tumor dan gangguan psikologis, atau kelebihan hormon yang menghambat sekresi GnRH di hipotalamus, maupun FSH dan LH di hipofisis anterior. Contohnya Prolaktin, yang meningkat saat men yusui, atau patologis jika muncul ketika adanya gangguan metabolisme, seperti kerusakan di hepar atau di ginjal sehingga terjadi hiperprolaktinemia. Untuk pengobatannya, tergantung dulu penyebabnya apa. Biasanya dokter akan menganamnesa, memutuskan apakah ini primer atau sekunder, dan akan mencari kira-kira apa faktor apa yang bisa mendukung amenorea yang diderita. Pemeriksaan umum perlu dulakukan, seperti timbang berat badan, tinggi badan, dan ciri-ciri kelamin sekundernya. Pemeriksaan ginekologik juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin saja ada pada organ reproduksi seseorang. Berikut juga dengan foto Roentgen, sitologi vagina, laparoskopi dan sebagainya. Yang mesti menjadi perhatian adalah, jika perempuan yang mengalami ini adalah mereka yang mengeluh tentang infertilitas dan yang sangat merasa terganggu jika tidak datangnya mensturasi. Terapi yang mungkin digunakan adalah beberapa terapi hormonal seperti estrogen dan progesteron, GnRh ataupun pemberian klomifen. wallahu’alam bisshawwab.
sumber:ilmu kandungan sarwono, catatan kuliah, slide kuliah blok reproduksi. http://sandurezu.wordpress.com/2011/02/03/amenorea/
AMENOREA
Evaluasi & Diagnostik Amenorea Primer
DEFINISI : Tidak adanya peristiwa menstruasi (haid) atau haid berhenti. KONDISI FISIOLOGIS PENYEBAB AMENOREA :
1. Anak perempuan pada masa pra pubertas
2. Kehamilan 3. Menyusui 4. Menopause ANGKA KEJADIAN AMENOREA PATOLOLOGIS : 5% wanita pada usia reproduktif dan harus dilakukan evaluasi.
AMENOREA PRIMER Tidak adanya menstruasi pada wanita yang telah berusia 16 tahun Angka kejadian : 1 – 2% Evaluasi :
Evaluasi ditujukan terutama pada ada atau tidaknya (lihat gambar diatas) 1. Uterus 2. Vagina 3. Perkembangan payudara
Etiologi:
1. 2. 3. 4.
Kegagalan Gonad (35%) Disfungsi hipotalamus (20-30%) Agenesis Vagina dan obstruksi saluran keluar genitalia (15-20%) Sindroma Feminisasi testis (10%)
KEGAGALAN GONAD – 35%
Hipogonadisme Hipergonadotropik ditandai dengan gonad yang tampak bergaris-garis (larik larik jaringan fibrosis pada ovarium). Tidak terjadi sintesis steroid ovarium akibat tidak adanya folikel ovarium Perkembangan payudara tidak terjadi akibat rendahnya kadar estradiol sirkulasi
Penyebab : Sindroma Turner ( 45XO) adalah penyebab paling umum adanya amenorea primer (50%) Pengobatan : kontrasepsi oral untuk mengembangkan payudara dan mencegah osteoporosis. Bila pada kariotiping terdapat kromosom Y maka harus dilakukan eksisi gonad untuk mencegah keganasan (angka kejadian keganasan 25%)
DISFUNGSI HIPOTALAMUS – 20-30%
Hipogonadisme Hipogonadotropik menyebabkan kadar estrogen yang sangat rendah dan etiologi dapat bersifat morfologis atau endokrinologis Penyebab. Sebagian besar anak perempuan memiliki etiologi serupa dengan penyebab amenorea sekunder (lihat penjelasan dibawah). Kelainan pada SSP-sistem saraf pusat seperti tumor hipofisis atau hipotalamus dapat meningkatkan kadar prolaktin . Pelepasan GnRH
yang tidak memadai disebabkan oleh sintesis GnRH di Hipotalamus yang tak memadai atau kerusakan pada neurotransmiter SSP
Pengobatan : kontrasepsi oral. Pada semua pasien harus dilakukan pemeriksaan radiologis pada daerah hipotalamus-hipofisis untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi di SSP
AGENESIS VAGINA dan OBSTRUKSI SALURAN KELUAR (15-20%)
Hymen Imperforatus
Hematometra
Dismenorea atau nyeri panggul menadakan adanya endometrium fungsional dengan obstruksi saluran keluar Penyebab: Agenesis vagina (sindroma Mayer – Rokitansky – Kuster Hauser ) terjadi pada 1 : 2500~10.000 anak perempuan. Kelainan ini disertai dengan kelainan ginjal (30%) , kelainan tulang rangka (12%). Varian lain: Hymen imperforata o Septum vagina o Pengobatan : Pembuatan vagina baru dengan operasi McIndoe
SINDROMA FEMINISASI TESTIS – 10%
Gambaran : insensitivitas androgen
Penyebab : Pseudohermaphrodit yang memilki genitalia eskterna yang berlawanan dengan gonad (tstis, genotipe 46 XY namun memiliki fenotipe wanita). Transmisi terjadi melalui gen resesif terkait X yang menyebakan tidak adanya atau menurunnya aktivitas reseptor androgen. Pengobatan : Keadaan ini merupakan satu-satunya perkecualian dari aturan bahwa gonad dengan kromosom Y harus diangkat setelah diagnosa ditegakkan. testis harus dibiarkan di tempatnya sampai pubertas usai karena konversi perifer androgen → estrogen akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan payudara.
AMENOREA SEKUNDER Batasan : Tidak datang haid selama > 6 bulan atau selama ≥ 3 siklus menstruasi pada wanita yang
sebelumnya telah mendapatkan siklus menstruasi secara teratur Prevalensi: 3 – 5% wanita ETIOLOGI :
1. 2. 3. 4. 5.
Disfungsi Hipotalamus (35%) Sindroma Ovarium Polikistik (30%) Penyakit hipofisis (20%) Kegagalan ovarium prematur (10%) Sindroma Asherman (5%)
DISFUNGSI HIPOTALAMUS (35%)
Penyebab : Stress, penurunan berat badan, olahraga, obat penurun frekuensi dan denyut GnRH secara berkelanjutan Pengobatan : Kontrasepsi Oral untukm pasien yang mengalami hipoestrogenisme hebat.
SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK (30%) PENYAKIT HIPOFISIS (20%)
Penyebab : Adenoma Hipofisisi yang mensekresi prolatin adalah lesi yang paling sering ditemukan o Empty Sella o Sheehan Syndrome (apopleksia hipofisisi, nekrosis hipofisis pasca salin) o Pengobatan : Reseksi – adenoma hipofisi o
o o o
Pengukuran serial prolaktin Pencitraan kepala → makroadenoma Empty Sella Syndrome dan Sheehan Syndrome → ”hormonal replacement therapy”
KEGAGALAN OVARIUM PREMATUR (10%)
Deskripsi : Hilangnya semua folikel ovarium disertai dengan berhentinya haid sebelum usia 40 tahun Penyebab : Kelainan ovarium intrinsik o Mosaikisme genetik o Proses autoimune (miastenia gravis) o Kemoterapi o Radiasi o Infeksi o Pengobatan : Tidak ada o o “Estrogen replacement therapy”? Karoitiping (jika terjadi pada usia < 30 tahun) o
SINDROMA ASHERMAN
Gambaran: sinekia intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan endometrium normal dan peluruhannya Penyebab: kuretase uterus berlebihan atau proses tuberkulosis Pengobatan : lisis histeroskopik perlekatan uterus yang terjadi dan stimulasi endometrium dengan pemberian estrogen
PENATALAKSANAAN UMUM AMENOREA SEKUNDER :
1. Singkirkan kemungkinan kehamilan 2. Pengukuran TSH dan prolaktin (galaktorea) 3. Progestin test
PENATALAKSANAAN AMENOREA SEKUNDER TANPA GALACTORRHOEA
PENATALAKSANAAN AMENOREA SEKUNDER DENGAN GALACTORRHOEA
Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 10:56 Label: Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas, Ginekologi http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/amenorea.html
AMENOREA PRIMER Amenorea primer sering diakibatkan oleh cacat genetik, seperti disgenesis atau agenesis gonad dimana karakteristk seksual sekunder juga tidak berkembang. Hal ini dapat terjadi pada abnormalitas ductus Mullerian seperti misalnya :
Uterus tidak terbentuk Agenesis vagina Himen imperforatus
Pada sejumlah kasus amenorea primer tidak ditemukan kelainan dan pada kasus ini sering ditemukan gangguan makan (anoreksia nervosa ) atau olahragawati (exercise excessively) . Bila seorang gadis usia 17 tahun belum mendapatkan haid maka harus dilakukan pemeriksaan yang meliputi : - Anamnesa menyeluruh - Pemeriksaan fisik menyeluruh Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dialnjutkan ke pemeriksaan khusus antara lain : - Pengukuran kadar FSH - Penerawangan cranium dan organ panggul - Pemeriksaan kromatin sex - Laparoskopi Penyebab yang juga banyak terjadi adalah 'physiological delay' dimana perkembangan sebenarnya berlangsung normal namun terdapat pelambatan proses menarche. Keadaan ini seringkali bersifat familial (ibu pasien juga mengalami hal yang sama). Pada keadaan ini pemeriksaan yang berguna adalah " progesteron challenge test " dimana progestogen - norethisterone ( norelut ) diberikan selama 5 hari per oral dan terjadi perdarahan lucut setelah obat dihentikan. Bila terjadi perdarahan lucut maka beri penjelasan yang membesarkan hati pasien dan keluarganya sehingga proses haid akan dapat segera berlangsung secara normal. Penyebab amenorea primer lain yang jarang adalah yang disebutkan dibawah, beberapa diantaranya dibahas pada amenorea sekunder. Penyebab amenorea primer :
1. 2. 3. 4.
Kromosomal : kehamilan , laktasi Hipotalamik : penurunan berat badan, anoreksia nervosa, stres, olah raga berat Hipofisi s : Hiperprolaktinemia, hipopituitarisme parsial / total, trauma , pembedahan Ovarium : PCOS, premature ovarian failure, pembedahan, raditerapi, kemoterapi, virilizing ovarian tumor 5. Faktor Endokrinologi : Hipotiroid primer, hiperplasia adrenal, tumor adrenal 6. Uterus dan vagina : Histerektomi, ablasi endometrium, progestogen IUD, sindroma Asherman
FISIOLOGIK
Penyebab fisiologik amenorea paling sering adalah kehamilan dan laktasi. Kadar prolaktin tinggi pasca persalinan tinggi sering disebabkan oleh anovulasi akibat efek hisapan pada puting susu sehingga terjadi amenorea laktasi. Mekanisme diperkirakan berhubungan dengan penurunan produksi GnRH sehingga terjadi perubahan sensitivitas poros hipotalamus - hipofisis terhadap estrogen. Pada ibu menyusui terjadi hipoestrogenik state yang menyebabkan vaginitis atropik sehingga menimbulkan masalah dalam hubungan suami istri akibat adanya dispareunia. HIPOTALAMIIK
Amenorea hipotalamik ( hipogonadotropik hipogon adism ) sering terkait dengan stress dan keadaan ini umumnya sering sembuh spontan. Stres fisik sering ditemukan pada atlet dan hal ini akan menyebab penekakan pada poros hipotamaus- hipofisi - ovarium. Rendahnya kadar gonadotropin berkaitan dengan rendahnya hormon prolaktin dan estrogen. Bila amenorea hipotalamik tidak berhubunagan dengan penurunan berat badan, terapi tergantung pada keinginan pasien untuk memperoleh kehamilan. Bila tidak menghendaki kehamilan, dapat diberikan terapi pengganti estrogen dan diberikan dalam bentuk pil kontrasepsi. Bila menghendaki kehamilan, dilakukan induksi ovulasi dengan terapi GnRH atau gonadotropin eksogen. Hipotalamus sensitif terhadap perubahan berat badan meskipun hanyak 10 - 15% saja. Harus dicari kemungkinan anoreksia nervosa. Pemulihan berat badan dapat memulihkan fungsi ovarium meskipun hal ini memerlukan waktu. Induksi ovulasi tidak disarankan sebelum pemulihan berat badan. Klomifen Sitrat adalah anti estrogen (kadang bekerja sebagai estrogen yang lemah ). Bekerja dengan mengikat reseptor estrogen pada sel target sehingga mencegah ikatan estradiol pada sel target. Klomifen sitrat masuk kedalam inti sel sehingga sel menjadi relatif tidak sensitif terhadap efek estrogen endogen. Dengan demikian terjadi inhibisi umpan balik negatif dan menyebabkan lepasnya GnRH dan selanjutnya diikuti dengan pengeluaran FSH dan LH. Klomifen sitrat dapat menyebabkan induksi ovulasi pada 80% wanita amenorea hipotalamik khususnya yang memperlihatkan progestogen chalenge test positif dan merupakan pilihan pertama.
Bila tetap terjadi anovulasi maka pasien harus dirujuk ke spesialis infertiliti mengingat bahwa diperlukan pemeriksaan laboratorium lanjutan dalam rangka p emberian regimen terapi selanjutnya. Regimen terapi tersebut terdiri dari pemberian follitropin ( rekombinan FSH : Puregon dan Gonal F) dan human chorionic gonadotropin 9 hCG, Pregnyl, Profasi ) Dengan regimen diatas, 90% pasien amenorea dan 40% pasien oligomenorea akan mendapatkan ovulasi dan 70% dan 25% diantaranya akan menjadi hamil. Sejumlah wanita akan mengalami ovulasi setelah penghentian terapi dan menjadi hamil. HIPOFISIS
Prolaktin merangsang perkembangan payudara dan laktasi. Sekresi prolaktin yang dihasilkan oleh katotrof hipofise anterior dihambat oleh Dopamin dari hipotalamus. K adar prolaktin yang tinggi dapat terjadi secara fisiologik (selama laktasi ) atau patologik, yang selanjutnya menekan aktivitas ovarium dengan mengganggu sekresi gonadotropin. PENYEBAB HIPERPORLAKTINEMIA
Adenoma hipofofisis ( mikrodenoma, makroadenoma ) Sekunder akibat sebab lain : hipotiroid primer, gagal ginjal kronik, PCOS , obat ( fenotiasin, haloperidol, metoklopropamide ) Idiopatik
' PREMATURE OVARIAN FAILURE ' Ovarian failure secara normal terjadi pada usia sekitar 50 tahun. Istilah 'premature ovarian failure' umumnya digunakan untuk memperlihatkan adanya berhentinya fungsi ovarium sebelum usia 40 tahun. Sebagaimana pada menopause alamiah, kegagalan ini disebabkan oleh kurangnya jumlah folikel primordial dalam ovarium.
Kadar estrogen yang rendah, kadar FSH yang tinggi dan tidak adanya aktivitas haid merupakan pertanda prognosa yang buruk. Terapi pengganti hormonal perlu diberikan untuk meringankan keluhan pasca menopause dan menurunkan resiko osteoporosis. POLYCYSTIC OVARIAN SYNDROME
Ovarium berisi sejumlah folikel yang imatur dan atretik yang ber ada di dekat permukaan ovarium dan sering berbentuk sebagai untaian kista kecil. Oligomenorea atau amenorea sering terjadi dan berhubungan dengan :
Hirsuitisme Jerawat Infertiliti Obesitas
Penyebab tidak diketahui namun setidaknya ada 2 hormon yang terlibat : Pertama : terdapat peningkatan resistensi terhadap insulin sehingga terjadi hiperinsulinemia yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan testosteron serum Kedua : terdapat peningkatan kadar LH yang disebabkan oleh hiperinsulinemia Gambaran penting pada PCO adalah kenaikan kadar LH. Kenaikan LH menyebabkan hipertrofi
theca interna sehingga terjadi peningkatan sekresi androstenedione dan testosteron ovarium. Kadar LH yang tinggi mencegah proses maturasi oosit setelah menyelesaikan pembelahan meiotik pertama. Keadaan ini merupakan penyebab dari infertiliti pada kasus PCO Diagnosa PCO didasarkan pada anamnesa dan dip[astikan dengan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal serta kenaikan rasio LH : FSH Terapi tergantung pada keluhan yang ada serta harapan dari pasien. Tanpa keluhan, terapi tidak perlu diberikan. Umumnya kejadian hirsuitisme menyebabkan seorang penderita datang berobat. Terapi berupa perubahan gaya hidup dan menurunkan berat badan serta olah raga teratur. Pada sebagian besar kasus, pasien datang dengan keluhan infertilitas dan anovulasi. Bila ini ditemukan maka terapi ditujukan pada disfungsi hipotalamo - hipofisis. Bila terapi medikamentosa gagal untuk menimbulkan ovulasi maka sejumlah ginekologis melakukan diatermi laparoskopik ('drilling' the cyst) untuk merangsang terjadinya ovulasi. Penderita PCO harus diobservasi terus mengingat bahwa 20% diantaranya akan menderita diabetes, selain itu terdapat peningkatan resiko terjadinya karsinoma endometrium bila anovulasi berlangsung bertahun-tahun. ABNORMALITAS UTERUS
Histerektomi, ablasi endometrium atau radiasi akan menyebabkan amenorea Kuretase berlebihan pasca abortus atau pasca persalinan menimbulkan efek yang sama dengan ablasi endometrium sehingga menyebabkan terbentuknya sinekia (Asherman Syndrome ) Diagnosa ditegakkan dengan poemeriksaan histeroskopi, ultrasonografi transvaginal RINGKASAN PENATALAKSANAAN KLINIK
1. 2. 3. 4.
Singkirkan kemungkinan kehamilan Tanyakan gejala perimenopause ( flushing , vagina kering ) Anamnesa mengenai perubahan berat badan, kelainan medis, gejala tiroid. Pemeriksaan fisik : visual field, hirsuitisme atau virilisasi, pemeriksaan dalam (kecuali bila ada kontra indikasi ) 5. Serum FSH, LH, prolaktin, testosteron, tiroksin, TSH 6. Ultrasonografi tansvaginal. http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/20
Amenorrhea
Label: nutrisi, penyakit dalam, reproduksi Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea
primer dan sekunder. Pada amenorrhea primer, menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya seorang remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada usia 9-18 tahun. Seorang r emaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer jika pada usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi. Adapun amenorrheo sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya. Tanda-Tanda
Siklus menstruasi terhenti baik secara langsung maupun bertahap. Penyebab
1. Penurunan berat badan secara drastis (akibat kemiskinan, diet yang salah, anoreksia nervosa, bulimia nervosa, aktivitas fisik yang sangat berat dan penyebab lainnya). 2. Obesitas yang ekstrem. 3. Penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama. 4. Abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina, stenosis servikal, dan selaput dara yang terlalu tebal). 5. Tubuh mengalami kelainan seperti hipoglikemia (kadar gula darah secara abnormal rendah), hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), hipertiroidisme (kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan), cystic fibrosis (penyakit yang diturunkan atau diwariskan dari kelenjar-kelenjar lendir dan keringat), atau cushing’s disease (kadar kortikosteroid berlebihan). 6. Wanita yang pernah mengalami kelainan penyakit polikistik ovarium mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit Amenorrhea. 7. Adanya penyakit akibat kelainan kromosom seperti Sindrom Turner atau Sindrom Sawyer . 8. Kadar hormone prolaktin di dalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia). 9. Kehamilan. 10. Stres. 11. Ketidakseimbangan mekanisme sistem hormon reproduksi wanita.
Pencegahan
1. Jika amenorrhea terjadi karena penyakit bawaan seperti Sindrom Turner dan Sindrom Sawyer atau karena abnormalitas organ genital, maka penyakit ini tidak dapat dicegah. 2. Menjaga keseimbangan berat badan agar tidak terlalu gemuk (obesitas) atau te rlalu kurus. 3. Melakukan pola hidup yang sehat baik dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan hidup dengan bahagia. 4. Jauhi penyebab stres. http://masalahkesehatanwanita.blogspot.com/2010/02/amenorrhea.html
Amenorea – Gangguan Haid
Share Artikel ini melalui:
Diterbitkan pada tanggal 29 - 09 - 2011 | Silakan memberi komentar
DokterSehat.com – Pernah mendengar tentang Amenorea ? Amenorea ini merupakan keadaan dimana menstruasi berhenti pada masa menstruasi teratur. Sebelum akil baligh, normal jika haid tidak datang. Biasanya seorang wanita akan mengalami haid pertama sekitar usia 10 tahun hingga 16 tahun, jika usianya sudah menginjak 16 tahun dan belum haid, berarti hal ini perlu diwaspadai dan mendapat perhatian. Hal ini terjadi kemungkinan karena fungsi indung telur hormon tidak normal, kesehatan atau masalah tekanan jiwa dan emosi. Namun, pada wanita hamil, menyusui, dan menopause wajar jika wanita tersebut tidak mengalami haid. Ada dua jenis gangguan haid amenorea ini, yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea primer adalah keadaan seorang wanita yang belum pernah mengalami menstruasi, padahal sudah memasuki usia akil baligh. Hal ini menandakan adanya keterlambatan pertumbuhan seksual, seperti tumbuhnya buah dada dan bulu-bulu di bagian tubuh tertentu. Sedangkan, amenorea sekunder terjadi ketika menstruasi tiba-tiba terhenti selama empat bulan ata u lebih atau perlahanlahan menjadi jarang dan akhirnya berhenti.
Penyebab
Ada banyak hal yang menyebabkan gangguan haid ini, antara lain: 1. Penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim), misalnya tumor ovarium, fibrosis kistik, dan tumor adrenal. 2. Gangguan produksi hormon akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisis, kelenjar tifoid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya. Misalnya hipogonadisme, hipogonadotropik, hipotiroidisme, sindrom adrenogenital, sindrom pendera swilli, penyakit ovarium polikistik, hiperplasia adrenal mengentas, dan sindrom cushing yang menghasilkan sejumlah asar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal. 3. Penyakit yang berat misalnya penyakit ginjal kronik, hipoglikemia, obesitas, dan malnutrisi. 4. Obat-obatan untuk penyakit kronik atau setelah berhenti minum konstrasepsi oral. 5. Pengangkatan kandung rahim (hysterectomy) atau indung telur (ovarium). 6. Kelainan bawaan pada sistem kehamilan, misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, dan lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata. 7. Penurunan berat badan yang drastis akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, dan bulimia. 8. Kelainan kromosom, misalnya sindrom turner atau sindrom swyer (sel hanya mengandung satu kromosom X) dan hermafrodit sejati. 9. Olahraga yang berlebihan.
Pemeriksaan
Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Harus diketahui, apakah amenorea primer atau skunder. Dihubungkan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional, apakah ada kemungkinan kehamilan, apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun, apakah ada gejala-gejala metabolik, dan lainnya Sesudah itu dilakukan pemeriksaan fisik, seperti tinggi badan , berat badan, ciri-ciri kelamin skunder, hirsutisme. Lalu dilakukan pemeriksaan ginekologik untuk mengetahui adanya jenis ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris, aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya. Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas, dilakukan pemeriksaan berikut : 1. Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB pulmonem, dari sella tursika untuk mengetahui adanya perubahan dari sella tursika tersebut 2. Pemeriksaan sitologi vagina 3. Tes toleransi glukosa 4. Pemeriksaan mata 5. Kerokan uterus 6. Pemeriksaan metabolisme basal (T3 dan T4)
Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus : 1. Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik 2. Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah penderita secara genetik seor ang wanita 3. Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna mempelajari kromosom 4. Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH, estroge n, prolaktin, 17-ketosteroid) Penanggulangan
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini adalah:
Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memer lukan pengobatan Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid. Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita obesitas Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten) Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi.
Read more: http://doktersehat.com/amenorea-gangguan-haid/#ixzz1ezY0Fht9
Amenorea
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamushipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1. Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5% Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Gambar 1. Himen Imperforata
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
Gambar 2. Komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur Tanda dan gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Perkembangan pubertas pada wanita normal digambarkan melalui Stadium Tanner yaitu :
Usia
Perkembangan Payudara
Pertumbuhan Papila payudara Awal mulai (8-10 tahun) menggunung Thelarche (9-11)
Seperti Adrenarche untuk Stadium 2
Perkembangan Rambut Pubis
Stadium Tanner Stadium Tanner (Perkembangan (perkembangan Payudara) rambut Pubis)
Belum ada rambut pubis
1
1
Seperti Adrenarche untuk Stadium 2
2
1
Adrenarche (9-11)
2
2
Puncak Pertumbuhan (11-13)
3
3
Menarche (12-14)
4
4
Dewasa (13-16)
5
6
Pemeriksaan Penunjang
Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progestogen Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI. Terapi
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan
berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat. A. Saluran reproduksi 1. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen 2. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) 3. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada w anita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft 4. Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) 5. Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim B. Gangguan Indung Telur 1. Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual 2. Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun 3. Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal C. Gangguan Susunan Saraf Pusat 1. Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor
2. Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya 3. Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater http://sehatsanitarypads.blogspot.com/2010/04/amenorea.html
AMENOREA adalah peristiwa tidak datangnya haid. Selain
pada
masa anak-anak,
menyusui atau menopause, peristiwa
tidak
datangnya
kehamilan, haid
menandakan
adanya masalah pada sistem reproduksi wanita. Salah satu dari penyebab amenorea adalah gangguan hormon. Serangkaian proses kerja sama antara hormon seksual wanita dapat terganggu oleh berbagai masalah antara lain penyakit pada organ reproduksi, penurunan berat badan, stres emosional atau olah raga berlebihan. Namun tidak jarang bahwa pada kejadian amenorea tidak ditemukan adanya penyebab yang pasti. AMENORE PRIMER dan SEKUNDER Amenorea dibagi menjadi 2 golongan :
AMENOREA PRIMER – pada usia 14 tahun atau lebih tidak terjadi haid dan pada yang bersangkutan tidak ditemukan adanya perkembangan karakteristik seksual sekunder seperti penonjolan payudara atau rambut pubis, atau pada usia 16 tahun tidak terjadi haid namun pada yang bersangkutan terjadi perkembangan karakteristik seksual sekunder.
AMENOREA SEKUNDER – proses haid sudah terjadi namun berhenti selama 6 bulan atau dalam jangka waktu yang setara dengan 3 siklus haid
SIKLUS MENSTRUASI Hipotalamus dan kelenjar hipofisis bekerja sama dalam mengendalikan berlangsungnya siklus haid. Hipofisis menghasilkan bahan biokimiawi yang memicu ovarium untuk menghasilkan dua jenis hormon seksual yaitu ESTROGEN dan PROGESTERON. Kedua hormon ini akan menyebabkan penebalan selaput mukosa yang melapisi rongga rahim (endometrium) agar siap dalam menghadapi proses kehamilan.
Bila tidak terjadi kehamilan, kadar kedua hormon tersebut menurun secara drastis sehingga endometrium luruh dan terjadilah peristiwa haid. Dalam keadaan normal, siklus ini berulang setiap bulan. Gangguan yang terjadi pada poros hipotalamus, kelenjar hipofisis, indung telur (ovarium ) dan uterus akan mengganggu kelangsungan proses haid sehingga terjadi amenorea. GANGGUAN PADA HIPOTALAMUS Berbagai faktor dapat menyebabkan gangguan fungsi hipotalamus dan memicu terjadinya amenorea antara lain :
Stres emosional
Penurunan berat badan
Olah raga berlebihan
Obat psikosis dari jenis tranquilizer major
Kelainan sistem endokrin seperti hipotiroid
Gangguan Lain Kelainan yang dapat menyebabkan amenorea :
Sindroma Ovarium Polikistik – pada permukaan ovarium terbentuk kista-kista kecil yang berasal dari sejumlah folikel primordial yang tidak dapat mencapai tahap maturasi sempurna. Keadaan ini ditandai oleh gangguan haid dan hirsuitisme ( pertumbuhan rambut wajah yang berlebihan )
Hiperandrogenemia – sistem reproduksi wanita berada dibawah pengaruh kadar hormon seksual pria yang tinggi. Keadaan ini terjadi pada kasus tumor ovarium tertentu dan tumor adrenal atau kelainan kongenital tertentu lain.
Hiperprolaktinemia – kenaikan kadar hormon prolaktin yang terjadi akibat aktivitas berlebihan atau tumor pada hipofisis.
Kegagalan Ovarium – atau disebut pula sebagai menopause dini. Kadar estrogen yang tidak memadai menyebabkan tidak terjadinya proses ovulasi sehingga siklus haid akan berhenti.
Abnormalitas vagina dan uterus – Pada kasus himen imperforatus (selaput dara menutup seluruh lubang vagina) atau sinekhiae uterus (perlekatan dinding rahim akan menyebabkan gangguan haid dan pada kasus himen imperforatus akan terjadinya nyeri yang bersifat siklis akibat pembendungan darah haid dalam vagina dan uterus (hematokolpos dan hematometra)
DIAGNOSIS Untuk menegakkan diagnosa penyebab amenorea dilakukan sejumlah pemeriksaan antara lain :
Tes Kehamilan – pemeriksaan urine atau darah.
Pemeriksaan fisik – untuk menentukan status kesehatan umum dan melihat perkembangan dari karakteristik seksual sekunder.
Anamnesa - riwayat ginekologi dan metode kontrasepsi yang diikuti.
Tes Hormonal – untuk menentukan fungsi hipotalamus , hipofisis dan ovarium.
Scanning – antara lain CT scans dan pemeriksaan ultrasonografi pada organ sistem reproduksi.
Pilihan terapi
Terapi amenorea tergantung pada penyebabnya. Bila terjadi penurunan berat badan berlebihan atau melakukan aktivitas olah raga berlebihan maka terapi ditujukan pada usaha untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Pilihan terapi lain adalah memberikan terapi hormonal pengganti (seperti menggunakan kontrasepsi oral kombinasi) agar kadar hormon tubuh pulih ke nilai normal. Kesimpulan
Amenorea adalah tidak datangnya haid
Penyebab utama adalah gangguan hormonal
Kadar hormon dapat terganggu akibat stres emosional, penurunan berat badan, olah raga berlebihan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Sumber: http://griyawanodya.blogspot.com/2009/12/amenorea.html http://vibaholic.multiply.com/journal/item/298
I. Definisi :
adalah suatu keadaan dimana tidak terjadinya menstruasi/Haid hingga usia 16 tahun (amenore Primer) atau tidak terjadinya menstruasi selama 6 bilan atau lebih pada wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi (amenore sekunder). II. Diagnosa Lazim
A. Kehamilan & Laktasi . B. Gangguan fungsi Hipotalamus akibat stress emosional,latihan fisik yang berlebihan ,anoreksia nervosa, diet ketat, dan penyakit kronis. C. Hiperprolaktinemia akibat penyebab idiopatik, obat-obatan .stimulasi putting susu, trauma dinding dada, prolaktinoma,atau hipotiroidisme. D. Kegagalan ovarium yang disebabkan menopause premature ,anovulasi,hipotiroidesme atau ovarium polikistik. E. Kelainan uterovaginal ,termsuk sindrom Asherman dan anomali atau agenesis Mulleri
III. Epidemiologi
Pada individu normal,usia rata-rata menarke adalah 13 tahun (dengan rata-rata antara 11 - 17 tahun), 99% wanita remaja yang sehat telah mendapatkan menstruasi pada usia 16 tahun, Faktor-faktor resiko amenore hipotalamus adalah kehilangan berat badan,dan kecenderungan untuk mengalami menstruasi yang tidak teratur ,menstruasi yang tidak teratu r ini juga dialami sering pada wanita penari ballet,pelari jarak jauh,yan g melakukan aktifitas - aktifitas atau intensitas latihan yang tinggi. resiko amenore pada wanita-wanita ini sekitar 20% apabila melakukan lari 20 mil per minggu dan meningkat 50% dengan jarak lari yang semakin jauh. IV. Gejala dan Tanda
1.Pada pemeriksaan fisik biasanya normal.stres emosional,seperti kesedihan atau emosi dan kehilangan berat badan yang nyata atau tanda-tanda anoreksia lainnya dapat juga ditemukan pada pasien dengan gangguan hipotalamus. 2. Pada Amenore akibat kehamilan keluhan yang tersering adalah Nause, Kelelahan, nyeri payudara, dan sering berkemih. 3. Pada amenore akibat hioperprolaktinemia gejala yang sering dialami adalah Galaktore,nyeri kepala, dan perubahan penglihatan ,pada amenore akibat kegagalan ovarium adalah kekeringan vagina dan dispareunia. 4. Hirsutisme juga terjadi pada 70% wanita yang mengalami amenore akibat ovarium polikistik, dan sebagian lagi wanita mengalami akne dan kulit berminyak.
5. Atrofi mukosa ( mukosa vagina pucat, dan kehilangan lipat-lipatan rugae) terjadi pada gangguan kegagalan ovarium. http://wietfajar.blogspot.com/p/amenore.html
Amenorrhea
Merupakan keadaan di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi / haid. Amenorrhea Darah menstruasi mengandung darah vena, arteri dan lapisan fungsional dinding rahim, sel telur yang tidak terbuahi, serta beberapa sekret yang dihasilkan saluran genitalia.
Siklus menstruasi wanita normal adalah 28 hari, tepatnya antara 21-35 hari. Amenorrhea lebih sering disebabkan ketidakseimbangan hormonal. Oleh karena itu, harus dibedakan dari kehamilan maupun cryptomenorrhea. Cryptomenorrhea merupakan keadaan di mana menstruasi terjadi tetapi darah menstruasi tersebut tidak mengalir keluar. Salah satu penyebabnya adalah selaput dara yang tidak berlubang sehingga darah menstruasi menumpuk.
Siklus
Wanita yang menyusui secara eksklusif berpeluang untuk tidak mendapat menstruasi. Namun, ini adalah hal yang normal sebab selama menyusui peninggian hormon prolaktin yang diperlukan untuk produksi ASI juga turut menghentikan siklus menstruasi. Faktor Resiko
1. Kuretase saat keguguran yang tidak bersih bisa menjadi faktor risiko terjadinya amenorrhea 2. Wanita-wanita yang menjalani rutinitas latihan fisik (atlet, penari balet) karena ketidakseimbangan hormonal di tubuh mereka 3. Gadis yang melakukan diet ketat berpantang makan dan olah raga secara berlebihan juga rawan amenorrhea
Stres dan rasa cemas yang berlebih mempengaruhi terjadinya Amenorrhea. Alasannya sederhana, stres mempengaruhi pengeluaran hormon sentral di hipo talamus (salah satu bagian otak),hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus yang akan mengatur pengeluaran hormon-hormon lain, termasuk LH dan FSH. Jika Amenorrhea telah terjadi, bukan tidak mungkin fungsi reproduksi wanita yang bersangkutan sedang terancam
http://www.pantaibethanycare.com/amenorrhea.html
Kenali gangguan haid Amenorrhea Author verry Saturday, 19 February 2011 10:32
Category Artikel Read 801 x FacebookTwitterDiggStumbleuponDelicious
Haid atau menstruasi merupakan proses normal yang setiap bulan dialami oleh perempuan secara teratur. Namun, ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak teratur atau dikenal dengan istilah Amenorrhea, dan penyebabnya pun bermacam-macam. Kondisi ini memang tidak mengancam jiwa, tapi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan fertilitas. HAID atau yang lebih dikenal dengan istilah menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Kejadian tersebut berlangsung tiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal, misalnya usia datangnya haid pertama yang terlambat, darah haid sangat banyak, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (sindrom pre menstruasi), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi. Amenorrhea
Amenorrhea = tidak haid. Hal ini dapat terjadi pada masa pubertas maupun dewasa. Ada 2 macam amenorrhea : - Amenorrhea Primer (belum pernah haid sampai usia 16 tahun) - Amenorrhea Sekunder (siklus haid berhenti selama 3 sampai 6 bulan atau berhenti sama sekali) Penyebab Amenorrhea Primer antara lain : - Kelainan genetik - Gangguan hipotalamus di otak, seperti hipergonadotropik dan hipogonadotropik - Penyakit pituitari - Tidak terdapat organ reproduksi wanita - Kelainan struktur vagina Penyebab Amenorrhea Sekunder antara lain : - Hamil - Kontrasepsi - Menyusui - Stres - Pengobatan tertentu - Penyakit kronis - Gangguan hormonal
- Terlalu kurus - Olahraga berlebihan - Gangguan fungsi tiroid - Tumor pituitari - Pengangkatan rahim - Menopause dini Meskipun amenorrhea tidak menyebabkan kematian, namum masalah hormonal yang rumit dapat menyebabkan gangguan fertilitas. Untuk mengetahui penyebab yang mendasari amenorrhea diperlukan serangkaian pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter ahli kandungan, sedangkan pemeriksaan laboratorium meliputi : TSH (Thyroid Stimulating Hormone) TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH, menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea.
Gangguan fungsi tiroid ini dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin. Prolaktin Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat menyebabkan gangguan siklus haid. L uteini zing H ormone (LH ) dan F olicle Stimulating H ormone (F SH )
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium. Progesteron Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada struktur endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea.
Amenorrhea dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun dengan pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter dapat diketahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menormalkan kembali siklus haid. Jangan sepelekan apabila A nda mengalami gangguan hai d, bisa jadi An da mengalami amenor rh ea..." Segera konsultasi k e dokter. http://www.prodiakalimantan.com/artikel-kesehatan/98-kenali-gangguan-haid-amenorrhea.html
MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan merupakan mahluk hidup yang me mpunyai kebutuhan yang beragam. Kebutuhan itu mencakup beberapa aspek seperti biopsikososial spiritual dimana jika salah satunya tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakseimbangan. Disini kami akan membahas salah satu contoh ketidak seimbangan yang terjadi pada perempuan yang di sebabkan oleh gangguan pada sistem reproduksi yaitu amenore . Amenore sendiri merupakan salah satu, dari berbagai masalah yang ditimbulkan karena adanya gangguan menstruasi pada perempuan. Siklus menstruasi sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau kondisi medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi yang lebih lama mungkin menandakan adanya suatu penyakit atau kondisi kronis. Amenore sendiri mempunyai arti yaitu suatu keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Namun, ada yang membagi berdasarkan amenorea fisiologik (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan amenorea patologik (amenorea primer, amenorea sekunder), dan ada yang menggolongkan menjadi amenorea primer, amenorea sekunder dan menopause.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian amenore ? 2. Hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya amenore ? 3. Apa saja gejala amenore ? 4. Bagaimana penanganan amenore ? 5. Bagaimana tindakan bidan dalam memberikan asuhan pada perempuan yang mengalami amenore ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian amenore . 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami penyebab amenore . 3. Untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan oleh amenore . 4. Menambah pengetahuan mengenai komplikasi yang ditimbulkan oleh amenore . 5. Mengetahui dan memahami bagaimana cara penanganan amenore yang baik dan benar. 6. Mengetahui apa saja tindakan tenaga kesehatan, ter utama bidan dalam memberikan asuhan pada perempuan yang mengalami amenore . D. Manfaat 1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai amenore . 2. Untuk memberi gambaran tentang amenore . 3. Dapat menambah pengetahuan tentang amenore dan dapat menanganinya dengan tepat.
4. Memberikan penanganan yang tepat untuk perempuan yang mengalami amenore .
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian amenore Amenorea adalah keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Ada yang membagi berdasarkan amenorea fisiologik (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan amenorea patologik (amenorea primer, amenorea sekunder). Ada yang menggolongkan menjadi amenorea primer, amenorea sekunder dan menopause. Amenorea primer menunjukkan suatu kelainan medis yang bermakna disebabkan oleh genetik, anatomik, atau endokrin yang mempunyai prevalensi 1-2 %. Hal ini terjadi pada usia 14 tahun dengan tidak adanya pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder (pertumbuhan payudara, rambut pubis dan rambut ketiak) atau pada usia 16 tahun yang telah tampak tanda-tanda kelamin sekunder, at au tidak haid selama 3 tahun setelah menarche. B. Penyebab amenore Amenore sendiri di bedakan menjadi dua: a. Amenore primer (belum haid sampai umur 18 tahun) b. Amenore sekunder Amenore primer atau sekunder (masing-masing) dianggap hadir ketika seorang perempuan sebelumnya memiliki siklus haid berhenti memiliki periode menstruasi selama tiga siklus berturut-turut, atau untuk jangka waktu enam bulan atau lebih dan t idak hamil. Gejala lain dan tanda mungkin ada, yang sangat variabel dan terg antung pada penyebab amenore tersebut. Misalnya, gejala ketidakseimbangan hormon atau kelebihan hormon laki-laki dapat mencakup periode menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, pendalaman suara, dan jerawat. Peningkatan prolaktin tingkat sebagai penyebab amenore dapat mengakibatkan galaktorea (keluarnya cairan dari puting susu yang tidak berhubungan dengan ASI normal).
BAB III ISI Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang sangat luas, karena mempelajari kesehatan orang banyak. Ilmu kesehatan masyarakat mengandung pengertian suatu ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempelajarei masalah-masalah kesehatan dan segala factor yang mempengaruhinya serta segala upaya atau cara-cara untuk mengatasinya dalam masyarakat. Tujuan semua usaha kesehatan masyarakat, baik dalam bidang preventif, kuratif, maupun rehabilitasi ialah agar setiap warga masyarakat dsapat mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang. Wanita merupakan bagian dari masyarakat sehingga semua program peningkatan kesehatan masyarakat tidak lepas dari wanita. Masa menopause merupakan suatu masa yang berpengaruh pada wanita oleh karena itu diperlukan suatu usaha-usaha kesehatan untuk meminimalkan gangguan pada wanita saat memasuki masa perimenopause dan menopause. Dalam garis besar usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu : a. Upaya pencegahan ( usaha preventif ). b. Usaha pengobatan ( kuratif ). c. Usaha rehabilitasi. Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat urutan yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Leavel dan Clark dalam bukunya “ Preventive medicine for the doctor in his community “ membagi
usaha pencegahan penyakit dalam lima tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan masa sakit yaitu : a. Health Promotion. b. Specific Protection. c. Early Diagnosis and Prompt Treatment. d. Disability Limitation e. Rehabilitation.
Penerapan Leavel & Clark dalam usaha-usaha kesehatan untuk menangani masalah-masalah yang timbul pada wanita saat masa peri menopause, menopause hingga pasca menopause sebagai berikut : 1. Masa sebelum sakit Masa sebelum sakit yang dimaksud pada wanita yang mengalami menopause adalah masa pada waktu wanita tersebut belum mengalami menopause yakni wanita berusia sekitar 40 tahun keatas. Usahausaha yang dapat dilakukan yaitu: a. Mempertinggi nilai kesehatan ( Health Promotion) Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Health promotion merupakan pencegahan yang bersifat primer. Beberapa usaha diantaranya : 1. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kuantitasnya. Pada wanita yang menjelang menopause sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang c ukup mengandung gizi serta dengan porsi yang sesuai yang dibituhkan oleh tubuh. Hal ini karena menjelang menopause, wanita mengalami berbagai gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan kesehatannya. Dengan makanan sehat yang mengandung cukup gizi serta sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh, dapat mengurangi gejala serta komplikasi yang disebabkan oleh menopause. Sebagai contoh yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang rendah lemak serta kaya vitamin dan serat. Makanan tersebut dapat mengurangi resiko komplikasi penyakit cardiovaskuler dan obesitas yang dipicu oleh lemak. 2. Olahraga secara teratur Seorang wanita yang melakukan olah raga secara teratur maka metabolisme dalam tubuhnya akan berjalan dengan lancar. Sehingga proses detoksifikasi dalam tubuh akan berjalan secara lancar pula. Dengan demikin tidak ada penumpukan zat-zat yang tidak dibutuhkn oleh tubuh, seperti LDL ( lemak jahat ) yang merupakan penyebab arteriosclerosis. Selain itu, secara psikologis olahraga secara teratur akan membuat seorang wanita merasa tenang dan terhindar dari insomnia. 3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang perbaikan hygiens dan sanitasi lingkungan serta mengenai gizi seimbang. Salah satu dampak positif adanya penyuluhan tentang perbaikan hygiene terhadap wanita yang akan memasuki masa menopause yakni menurunkan resiko terjadinya ISK ( Infek si Saluran Kemih ). Penyuluhan mengenai gizi seimbang dapat menghindarkan gejala-gejala peri menopause seperti sakit kepala yang dapat diakibatkan oleh tingginya kadar LDL. Kadar LDL yang tinggi dalam tubuh wanita diakibatkan oleh terganggunya kadar estrogen pada masa menjelang menopause. 4. Usaha kesehatan jiwa Salah satu usaha kesehatan jiwa yang dapat dilakukan antara lain dengan konseling yang dilakukan oleh bidan kepada wanita. Melalui konseling tersebut seorang wanita dapat memperoleh ketenangan secara psikologis karena mendapatkan informasi sesuai kebutuhannya. b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific Protection). Usaha ini merupakan tindakan penceg ahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.dan masih merupakan
pencegahan sekunder. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk pencegahan terhadap gejala dan komplikasi menopause diantaranya : 1. Vaksinasi untuk mencegah Ca serviks. Pada masa menopause,seorang wanita lebih beresiko terkena Ca serviks. Faktor pendukung resiko tersebut antara lain HPV ( Human Papiloma Virus ), usia, keaktifan berhubungan seksual semasa muda, serta sosial ekonomi. Pemberian vaksinasi HPV pada wanita muda sebelum menikah dapat meminimalkan resiko terkena Ca serviks. Sehingga memungkinkan untuk menurunkan angka kesakitan wanita pada masa menopause akibat Ca serviks. 2. Perlindungan kesehatan wanita di lingkungan kerja pada masa menjelang menopause. Pengalihan tempat kerja dari segala yang dapat me ngganggu kesehatan serta memperburuk gejalagejala menopause ,seperti : polusi, paparan zat-zat kimia, dan temperature.Selain itu adnya Jaminan Kesehatan bagi tenaga kerja wanita dapat memudahkan mendapatkan pemeriksaan secara rutin. Diharapkan dengan adanya perlindungan kesehatan wanita yang mencakup lingkungan kerja dapat mengurangi gejala-gejala yang timbul. 3. Pemberdayaan pada wanita yang memasuki pre menopause dan menopause Memasuki masa pre menopause dan menopause wanita kerap mengalami berbagai gejala dan komplikasi yang dapat mengganggu fisik dan psikis. Pada masa-masa tersebut mayoritas seorang wanita mengalami down syndrome power karena wanita merasa dirinya sudah tidak lagi berguna. Untuk itu diperlukan peran dari tenaga kesehatan termasuk bidan untuk memberdayakan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan ketrampilan yang berguna seperti kerajinan tangan. 4. Pap Smear Pap smear dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker dan tumor pada wanita yang rutin dilakukan. Pap smear sangat disarankan untuk dilakukan bagi wanita yang memasuki masa pre menopause dan menopause. Hal ini disebabkan pada masa tersebut wanita sangat rentan terkena kanker dan tumor pada bagian genitalia. Pap smear merupakan suatu upaya untuk mengurangi morbiditas wanita masamasa tersebut. 2. Pada masa sakit Masa sakit yang dimaksud pada wanita yang mengalami menopause adalah masa pada waktu wanita tersebut sudah mengalami menopause yakni wanita berusia sekitar 50 tahun keatas. Penanganan yang dilakukan pada masa sakit merupakan penanganan yang bersifat sekunder. Usaha-usaha yang dapat dilakukan yaitu: a. Early Diagnosis Early diagnosis mengandung pengertian tindakan pencegahan pada wanita atau kelompok yang memiliki resiko mengalami menopause. Dengan cara mengenal dan mengetahui berbagai macam gejala dan komplikasi menopause secara dini. Usaha-usaha erly diagnosis pada masa pre menopause dan menopause antara lain : 1. Case Finding Yaitu mencari kasus-kasus yang terjadi di masyarakat seawal mungkin. Kasus yang dimaksud yaitu halhal yang memperlihatkan adanya gejala-gejala serta komplikasi menopause pada wanita yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis wanita tersebut. Dengan dilakukannya case finding tersebut tenaga kesehatan terutama bidan sebagai ujung tombak pelayanan bagi wanita di m asyarakat, dapat
melakukan diagnosis dini terhadap adanya gej ala serta komplikasi pre menopause dan menopause. Sehingga diharapkan kaum wanita yang memasuki masa pre menopause dan menopause dapat menjalani kehidupannya tanpa adanya gangguan pada ke sehatan maupun psikisnya. 2. General Check-up Yaitu pemeriksaan umum seluruh tubuh pada wanita berumur 50 tahun yang beresiko menopause. Pemeriksaan umun tersebut sebagai bentuk deteksi dini terhadap gangguan pada tubuh akibat gejala dan komplikasi menopause. 3. Pap Smear Yaitu pemeriksaan pada serviks wanita untuk mendeteksi dini kanker dan tumor pada organ kew anitaan. Pap smear harus dilakukan secara teratur untuk me ndapatkan hasil yang maksimal. Pada akhirnya kanker dan tumor yang beresiko tinggi muncul pada masa me nopause dapat segera ditangani dengan adanya deteksi dini yaitu pap smear. 4. Mencari daerah yang memiliki tingkat menopause tinggi Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menurunkan kemungkinan adanya komplikasi pada wanita menopause dengan mengetahui wilayah yang berpotensial mengalami gejala menopause. 5. Melakukan berbagai survei dalam rangka memperkecil efek-efek negatif menopause. Dengan melakukan survei di masyarakat yang menjadi lingkup pelayannya, bidan dapat mengetahui secara dini ada tidaknya efek-efek negatif menopause terhadap kehidupan wanita. 6. Penelitian dan pemeriksaan rutin Penelitian dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk penanganan masalah-masalah yang timbul pada masa menopause. Sebagai contoh yaitu : pemeriksaan rutin tekanan darah bagi wanita yang me masuki masa menopause. Pemeriksaan rutin tekanan darah sangat berguna untuk mendeteksi dini hipertensi/tekanan darah tinggi yang sangat rentan terkena hipertensi. b. Prompt Treatment Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan seger a untuk menangani berbagai masalah yang terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Tiondakan prompt treatment antara lain : 1. Case Holding Drugs Yaitu menangani dan keteraturan berobat. Diharapkan tenaga kesehatan termasuk bidan dapat segera menangani kasus-kasus berupa gejala dan komplikasi menopause yang mengakibatkan gangguan pada kesehatan wanita. Penanganan segera terhadap gejala dan komplikasi menopause dapat meminimalkan hal-hal yang memiliki pengaruh buruk dalam kehidupannya. Penanganan yang diberikan dapat berupa konseling secara langsung maupun penyuluhan secara kelompok seperti dalam kegiatan PKK. Penanganan yang diberikan diiringi dengan pengobatan secara teratur. Untuk pengobatan tersebut dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli di bidangnya. Sebagai contoh seorang bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dalam menagani pasien yang mengalami gejala dan komplikasi akibat menopause yang menginginkan HRT ( Hormone Replacement Therapy).
2. Support life
Dilakukan dengan jalan pemberian pengobatan secepat mungkin pada wanita yang mengalami gejala premenopause yang juga telah mengalami komplikasi akibat menopause tersebut. Pemberian obat secepat mungkin bertujuan untuk mendukung kehidupan wanita pada masa ini. Selain itu dukungan hidup yang diberikan oleh berbagai pihak (keluarga, tenaga kesehatan, masyarakat) akan membuat wanita pada masa ini dapat menjalani hidupnya tanpa masalah baik fisik, psikis maupun sosial. Pengobatan yang secara tepat dan sege ra sangat penting karena pengobatan yang terlambat akan mengakibatkan : a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi. Misalnya pengobatan hipertensi yang terlambat pada wanita menopause. b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar. Kecacatan dapat berupa fisik maupun psikis. c. Penderitaan si sakit ( wanita perimenopause dan menopause) menjadi lebih lama dan parah. d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar. Sebagai contoh yaitu perawatan dan pengobatan penyakit kardiovaskuler tentunya akan lebih besar. Hal ini akan berbeda apabila sebelumnya dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan segera yang j auh memerlukan biaya lebih sedikit. c. Disability Limitation Disability limitation mengandung pengertian suatu usaha primer untuk pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit. Penyakit dalam konteks ini yaitu berbagai gejala dan komplikasi yang mengiringi menopause sehingga menimbulkan gangguan kesehatan secara fisik dan psikis pada wanita. Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha health promotion, specific protection, early diagnosis and prompt treatment, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah tejadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat (dibatasi), dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin. Tindakan dari disability limitation antara lain : i. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. Menopause dapat menimbulkan komplikasi antara lain : o steoporosis, masalah urogenital, obesitas, kardiovaskuler, dan dimensia. Bebagai macam komplikasi te rsebut dapat menimbulkan kecacatan, sebagai contoh osteoporosis yang t idak ditangani dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga membatasi ruang gerak. ii. Pengadaan dan peningkatan fasillitas kesehatan Adanya berbagai fasilitas kesehatan yang mendukung bagi masyarakat khususnya bagi wanita perimenopause dan menopause dapat mengurangi kecacatan yang diakibatkan oleh perimenopause dan menopause. Sebagai contoh yaitu adanya posyandu lansia dapat menjadi sarana bagi lansia yang sudah mengalami menopause untuk terus beraktifitas sehingga terhindar dari obesitas, penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan dimensia yang tentu apabila tidak ditangani dapat menimbulkan kecacatan. iii. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Kecacatan akibat berbagai komplikasi menopause dapat dihindari apabila melakukan pengobatan secara
sempurna. Sebagai contoh yaitu penyempurnaan pengobatan kasus fraktur pada wanita menopause yang rentan osteoporosis sehingga terhindar dari kecacatan. Pengobatan untuk mengatasi fraktur se lain dengan prosedur yang dilakukan untuk kasus fraktur juga dapat disertai dengan usaha-usaha untuk mrndukung agar pengobatan fraktur tersebut dapat sempurna. Usaha yang mendukung tersebut a ntara lain dengan terapi hormone ( HRT ) dan pemberian kalsium sehingga fraktur dapat disembuhkan secara sempurna walaupun wanita menopause sangat beresiko terkena osteoporosis. iv. Pendekatan Psikososial Spiritual Pada wanita menopause kerap kali mengalami perubahan pada sisi batin dan kehidupan seksualnya. Meskipun hal tersebut merupakan perubahan yang kasat mata, akan tetapi dapat mem pengaruhi fisik wanita tersebut. Oleh karena itu diperlukan pendekatan psikososial dan spiritual untuk me nghindari kecacatan yang ditimbulkan. Contoh implementasinya yaitu pada wanita menopause yang mengalami depresi dan penurunan libido. Pada wanita ini sangat diperlukan pendekatan secara psikososial dan spiritual sehingga dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagai mahluk sosial dan sebagai seorang istri. v. Intervensi pemerintah dalam mengambil tindakan untuk mendukung kesehatan wanita. Peran pemerintah sangatlah penting dalam mendukung peningkatan kesehatan wanita dan pembatasan kecacatan akibat menopause. Pemerintah sebagai salah satu penyumbang dana mendapat posisi yang berpengaruh sehingga diharapkan pemerintah memperhatikan masalah kesehatan terutama kesehatan wnita menopause. d. Rehabilitasi ( Rehabilitation ). Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Penderita dalam r uang lingkup ini adalah wanita yang memasuki masalah perimenopause dan menopause. Usaha rehabilitasi ini merupakan suatu tindakan sekunder. Macam-macam rehabilitasi antara lain : i. Rehabilitasi Fisik Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal mungkin. Misalnya pada saat menopause seorang wanita mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan tangan atau kakinya patah. Rehabilitasi dari kaki dan tangan yang patah tersebut yaitu dengan mempergunakan kaki dan tangan buatan, yang memiliki fungsi yang sama dengan kaki dan tangan sesungguhnya. ii. Rehabilitasi Mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan ter jadinya cacat badaniyah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat. Misalnya seorang wanita yang depresi akibat kecelakaan yang membuatnya cacat tubuhnya secara otomatis hal tersebut akan ber pengaruh pula terhadap psikis dan mentalnya, maka dari itu diperlukan dukungan yang lebih agar penderita bersedia kembali berbaur di masyarakat tanpa perasaan cemas dan takut. iii. Rehabilitasi Sosial Vokasional Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dalam kapsitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Misalnya seorang yang mengalami masa menopause terlebih jika dia mengalami komplikasi, hal tersebut akan
mengganggu kinerjanya dalam masyarakat, sehingga kapasitas kerjanya tidak maksimal. iv. Rehabilitasi Aesthetis Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadangkadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan. Misalnya pada wanita me nopause ada kencenderungan untuk mengalami obesitas, untuk itu diperlukan suatu upaya yang berupa olahraga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat agar mengurangi resiko obesitas dan memperindah bentuk tubuhnya serta meninfgkatkan kesehatan.
PENUTUP A. Kesimpulan Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita pada masa haidnya berakhir atau dapat dikatakan bahwa wanita sudah tidak lagi mengalami menstruasi. Ini terjadi karena wanita tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsive dalam suatu cara yang fisiologik aktif. Masa ini hanyalah satu tonggak dalam lintasan hidup seorang wanita. Jika ia mampu menyesuaikan diri, ia akan dapat melewati masa ini dengan baik, tanpa mengalami gangguan. Ia akan siap menghadapi tantangan hidup sesudah menopause berlalu dan tahun-tahun itu akan tetap menyenangkan. Menopause bukanlah berarti menjadi tua lapuk, tetapi hanya menjadi lanjut usia. Proses menjadi tua sudah dimulai sejak pertama dilahirkan, dan berlangsung terus hingga saat kematian. Sehingga menopause hanyalah salah satu tonggak dalam lintasan antara dua ujung itu dan bukanlah akhir dari kehidupan. B. Saran Bagi setiap wanita yang menjelang menopause hendaknya mempersipakan diri untuk menghadapi masa tersebut diantaranya dengan olahraga teratur serta me ngkonsumsi makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan adanya persiapan tersebut diharapkan wanita tersebut akan menjalani masa menopause dengan tenang dan t anpa komplikasi.
Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam: 1. Kelainan siklus : Amenorea, Oligomenorea, Polimenorea 2. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea 3. Perdarahan di luar haid : Metroragia 1. Amenorea Definisi
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun. b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa. Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Obat-obatan Stres dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas