28
C.
ANALISIS JURNAL PENATALAKSANAAN ASI TIDAK LANCAR
Tabel 4.2 Analisis Jurnal dengan PICOT Populasi Intervensi 44 ibu postpartum - Memberikan di wilayah kerja intervensi perawatan puskesmas Batelit payudara yang Jepara yang dibagi dikombinasi dengan menjadi 2 grup pijat oksitosin pada experiment dan kelompok intervensi control - Memberikan konseling dan edukasi tentang perawatan payudara pada kelompok control. Ibu yang sedang Memberikan menyusui ASI intervensi pijat ekslusif di Desa oksitosin. Merbuh Singorojo Kendal sebanyak 30 responden 220 pasien di rawat di Rumah Sakit Pendidikan di Pusat India
Comparison
Outcome Peningkatan volume asi yang keluar
Peningkatan asi
Time Jurnal Penelitian dari 05 Hesti, K. Y. & et al., 2017. Desember 2016 Effect Of Combination Of sampai dengan 15 Breast Care And Oxytocin January 2017 Massage On Breast Milk Secretion In Postpartum Durasi pemberian Mothers. Belitung Nursing intervensi 15-20 Journal, 3(6), pp. 785-790. menit dalam 1kali pem berian.
produksi Penelitian dilakukan Mayasari, T. W., Susanti, Y. pada tahun 2017 & Livana, 2017. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Intervensi diberikan Produksi Asi Ibu Menyusui. 1 kali dalam sehari Jurnal Keperawatan , selama 14 hari Volume 9, pp. 24-29.
Dilakukan pijat
120 ibu postpartum dari
Data diteliti selama
Dr. Umesh Patel,2013. Effect
oksitosin
220 pasien mengalami
16 bulan dari bulan
of back Massage on Lactation
ASI tidak lancar
Juli 2011 sampai
among
bulan Oktober 2012
Reasearch Article, Vol 1
Postnatal
Mothers.
29
D.
IMPLEMENTASI
Tabel 4.3: PICOT Implementasi Pemeriksaan pada Ny. L Pasien Intervensi Comparasion Outcome Ny. L 25 t ahun P1A0 8 jam 1. Pemberian pijat oksitosin Pijat oksitosin post partum normal 2. KIE tanggal 12-03-2018 ASI belum lancar a. Agar ibu menyusui Pijat oksitosin Tanggal : 12 Maret 2018 Pukul
: 08.00 wib
S : ibu mengatakan baru saja melahirkan bayinya pada pukul 23.55 wib, dari saat dilakukan IMD ASI nya belum keluar sampai saat ini
1. TTV Keadaan Umum : Baik Kesadaran :
dan Menyusui Pijat
oksitosin
dilakukan
untuk
bayinya secara rutin 3 jam
dilakukan sehari 2
merangsang refleks oksitosin atau
sekali
kali pagi dan sore,
reflex let down. down. Pijat oksitosin ini
menyusui bayi
dilakukan dengan cara memijat pada
minimal 3 jam sekali
daerah punggung sepanjang kedua
b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan
yang bergizi c. Menganjurkan ibu makan buah-buahan dan sayursayuran
untuk
memeperlancar ASInya.
O:
Teori Dewi. 2012. Asuhan Asuhan Kebidanan Nifas
sisi tulang belakang. Dengan Ibu mau melakukan dilakukan pemijatan ini, ibu akan pijat oksitosin namun ASI belum merasa rileks dan kelelahan setelah keluar melahirkan akan hilang sehingga dapat
membantu
pengeluaran
hormon
merangsang oksitosin.
Apabila bayi sering disusui maka gerakan menghisap yang berirama
30
composmentis
akan menghasilkan rangsangan saraf
TD : 130/82 mmhg
yang
Suhu : 36,5 oC
pituitaria
Pernafasan : 22 x/mnt
mensekresi hormon oksitosin. Hal ini
Nadi : 84 x/mnt
menyebabkan
2. Pemeriksaan Fisik
terdapat
pada
posterior
sel-sel
glandula sehingga
mioepitel
disekitar alveolus akan berkontraksi
a. Payudarah tidak
dan mendorong ASI masuk dalam
nyeri tekan
pembuluh ampula.
b. Tidakk ada masa c. ASI belum keluar Follow up 1
Ny . L, usia 25 tahun, P1 A0 ASI tidak lancar dengan pijat oksitosin Tanggal : 13 Maret 2018 Pukul : 10.00 wib S
: Ibu mengatakan sudah lebih baik, hanya saja ASI nya masih belum keluar dan bayi diberikan ASI pendonor
1. Pemberian pijat oksitosin
Pijat
1. KIE
tanggal 13-03-2018
a. Agar
ibu
menyusui
Pijat
oksitosin Dewi.
2012.
Asuhan
Kebidanan
Nifas dan Menyusui
oksitosin Pijat
oksitosin
dilakukan
untuk
bayinya secara rutin 3 jam
dilakukan sehari 2 merangsang refleks oksitosin atau
sekali
kali pagi dan sore
b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan
yang bergizi
Ibu mau dilakukan dilakukan dengan cara memijat pada pijat oksitosin dan daerah punggung sepanjang kedua ASI
c. Menganjurkan ibu makan
reflex let down. Pijat oksitosin ini
keluar
masih
belum sisi
tulang
belakang.
Dengan
dilakukan pemijatan ini, ibu akan
buah-buahan dan sayur-
merasa rileks dan kelelahan setelah
sayuran
melahirkan akan hilang sehingga
untuk
31
memeperlancar ASInya. O
dapat
:
membantu
pengeluaran
TTV Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis TD : 126/65 mmhg Suhu : 36 oC Pernafasan : 24 x/mnt Nadi : 80 x/mnt
hormon
merangsang oksitosin.
Apabila bayi sering disusui maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat
pituitaria
pada
posterior
glandula sehingga
mensekresi hormon oksitosin. Hal ini Pemeriksaan Fisik : a. Payudara tidak ada nyeri tekan b. Tidak ada massa c. ASI belum keluar
menyebabkan
sel-sel
mioepitel
disekitar alveolus akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula.
Follow Up 2
Ny. L, Usia 25 tahun P1 A0 ASI tidak lancar dengan pijat oksitosin Tanggal : 13 Maret 2018 Pukul : 09.00 wib S : Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya walaupun ASI nya
1. Pemberian pijat oksitosin
Pijat
2. KIE
tanggal 14-03-2018
a. Menyusui
bayinya
sesering mungkin
Nifas dan Menyusui
oksitosin Pijat oksitosin dilakukan untuk
dilakukan sehari 2 merangsang refleks oksitosin atau
b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
Pijat
oksitosin Dewi. 2012. Asuhan 2012. Asuhan Kebidanan
makanan
yang bergizi
kali pagi dan sore
reflex let down. down. Pijat oksitosin ini
Ibu mau dilakukan dilakukan dengan cara memijat pada pijat oksitosin, ASI daerah punggung sepanjang kedua
c. Menganjurkan
ibu
mengkonsumsi
buah-
keluar bayi
sedikit sudah
dan sisi tulang belakang. Dengan bisa dilakukan pemijatan ini, ibu akan
32
belum terlalu banyak namun hanya sedikit dan tetap dibantu dengan ASI pendonor O: TTV Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis TD : 136/76 mmhg Suhu : 36,2 oC Pernafasan : 23 x/mnt Nadi : 83 x/mnt
buahan dan sayur-sayuran
menyusu dengan ibu merasa rileks dan kelelahan setelah
untuk
walaupun
asinya.
memperlancarkan
masih melahirkan akan hilang sehingga
dibantu dengan ASI dapat membantu merangsang pendonor
pengeluaran hormon oksitosin. Apabila bayi sering disusui maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior sehingga mensekresi hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel mioepitel
Pemeriksaan Fisik :
disekitar alveolus akan berkontraksi
Payudara tidak ada
dan mendorong ASI masuk dalam
nyeri tekan tidak ada
pembuluh ampula.
massa ASI keluar sedikit
33
Pasien Ny. I usia 33tahun P3 A0 ASI
Pemeriksaan pada Ny. I Intervensi Comparasion 1. Pemberian pijat oksitosin
Pijat
tidak Lancar dengan Pijat
2. KIE
tanggal 14-03-2018 Nifas dan Menyusui
oksitosin
a. Menyusui bayinya sesering mungkin
Tanggal : 14 Maret 2018 Pukul
: 17.00 wib
makanan
yang bergizi S : Ibu mengatakan baru saja
oksitosin Pijat
oksitosin
Kebidanan
dilakukan
untuk
kali pagi dan sore, reflex let down. down. Pijat oksitosin ini menyusui maximal
c. Menganjurkan ibu untuk
melahirkan anak ketiganya
makan buah-buahan dan
secara sectio secara sectio caesaria pada caesaria pada
sayur-sayuran
pukul 10.00 wib dan sampai
memperlancarkan asinya.
saat ini belum berhasil
Pijat
Teori 2012. Asuhan
dilakukan sehari 2 merangsang refleks oksitosin atau
b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
Outcome oksitosin Dewi.
untuk
sekali
bayi dilakukan dengan cara memijat pada 3
jam daerah punggung sepanjang kedua sisi
tulang
belakang.
Dengan
dilakukan pemijatan ini, ibu akan Ibu bersedia merasa rileks dan kelelahan setelah melakukan pijat oksitosin namun melahirkan akan hilang sehingga ASI belum keluar dapat membantu merangsang
memerah ASI nya
pengeluaran
hormon
oksitosin.
kedalamcangkir
Apabila bayi sering disusui maka
O:
gerakan menghisap yang berirama
TTV
akan menghasilkan rangsangan saraf
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis TD : 125/76 mmhg
yang
terdapat
pituitaria
pada
posterior
glandula sehingga
34
Suhu : 37,2 oC
mensekresi hormon oksitosin. Hal ini
Pernafasan : 22 x/mnt
menyebabkan
Nadi : 84 x/mnt
disekitar alveolus akan berkontraksi
sel-sel
mioepitel
dan mendorong ASI masuk dalam Pemeriksaan Fisik :
pembuluh ampula
Payudara tidak ada nyeri tekan Tidak ada massa ASI belum keluar Follow Up Ke 1
1. Pemberian pijat oksitosin
Pijat
oksitosin Dewi.
2012. Asuhan
Ny. I umur 33 tahun P3 A0 ASI 2. KIE
tanggal 15-03-2018 Nifas dan Menyusui
tidak lancar dengan pijat
Pijat
oksitosin
a. Menyusui bayinya sesering mungkin b. Menganjurkan ibu untuk
oksitosin Pijat
oksitosin
Kebidanan
dilakukan
untuk
dilakukan sehari 2 merangsang refleks oksitosin atau kali pagi dan sore
reflex let down. down. Pijat oksitosin ini
Tanggal : 15 maret 2018
membersihkan payudara
Ibu
Pukul
terlebih dahulu sebelum
melakukan
pijat daerah punggung sepanjang kedua
menyusui
oksitosin,
ASI sisi
: 09.00 wib
S : Ibu mengatakan sudah
c. Menganjurkan ibu untuk
bersedia dilakukan dengan cara memijat pada
tampak
tulang
belakang.
Dengan
sudah dilakukan pemijatan ini, ibu akan
tampak lebih baik dan sudah
mengkonsumsi makanan
keluar
dan
bisa menyusui anaknya
yang bergizidan
sudah
sendiri kekamar bayi
mengurangi makanan
menyusu
bayi merasa rileks dan kelelahan setelah bisa melahirkan akan hilang sehingga secara dapat
membantu
merangsang
35
instan O:
d. Menganjurkan ibu makan
TTV Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis TD : 136/65 mmhg
langsung
dengan pengeluaran
ibu
buah-buahan dan sayur-
memerlukan
sayuran untuk mem -
asupan
perlancarkan asinya.
pendonor lagi
hormon
oksitosin.
tanpa Apabila bayi sering disusui maka gerakan menghisap yang berirama ASI akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat
pituitaria
Suhu : 36 oC
pada
posterior
glandula sehingga
mensekresi hormon oksitosin. Hal ini
Pernafasan : 26 x/mnt
menyebabkan
Nadi : 83 x/mnt
sel-sel
mioepitel
disekitar alveolus akan berkontraksi
Pemeriksaan Fisik :
dan mendorong ASI masuk dalam
Payudara tidak ada nyeri tekan
pembuluh ampula
tidak ada massa ASI sudah keluar Follow Up ke 2
Ny. I umur 33 tahun P3 A0 ASI
1. Pemberian pijat oksitosin
Pijat oksitosin
2. KIE
tanggal 16-03-2018 Nifas dan Menyusui
2012. Asuhan
Pijat
dilakukan sehari 2
merangsang refleks oksitosin atau
kali pagi dan sore
reflex let down. down. Pijat oksitosin ini
membersihkan payudara
Ibu bersedia
dilakukan dengan cara memijat pada
Tanggal : 16 Maret 2018
terlebih dahulu sebelum
melakukan pijat
daerah punggung sepanjang kedua
Pukul
menyusui
oksitosin, ASI
sisi
oksitosin
: 11.30 wib
mungkin b. Menganjurkan ibu untuk
oksitosin
Kebidanan
Pijat oksitosin
tidak lancar dengan pijat
a. Menyusui bayinya sesering
Dewi.
tulang
dilakukan
belakang.
untuk
Dengan
36
c. Menganjurkan ibu untuk
sudah dan ibu
dilakukan pemijatan ini, ibu akan
mengkonsumsi makanan
dapat menyusui
merasa rileks dan kelelahan setelah
lebih meningkat dan merasa
yang bergizi dan
bayinya langsung
melahirkan akan hilang sehingga
senang sudah bisa menyusui
mengurangi makanan
tanpa memerlukan
dapat
anaknya secara langsung
instan
ASI pendonor lagi
pengeluaran
d. Menganjurkan ibu makan
serta menganjurkan
Apabila bayi sering disusui maka
buah-buahan dan sayur-
menyusui sesering
gerakan menghisap yang berirama
TTV
sayuran untuk mem -
mungkin
akan menghasilkan rangsangan saraf
Keadaan Umum : Baik
perlancarkan asinnya
S : Ibu mengatakan nafsu makan
O:
yang
membantu hormon
terdapat
pada
oksitosin.
glandula
Kesadaran : composmentis
pituitaria
TD : 125/70 mmhg
mensekresi hormon oksitosin. Hal ini
o
posterior
merangsang
sel-sel
sehingga
Suhu : 36 C
menyebabkan
Pernafasan : 20 x/mnt
disekitar alveolus akan berkontraksi
Nadi : 80 x/mnt
dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula
Pemeriksaan Fisik : Payudara tidak ada nyeri tekan tidak ada massa ASI sudah lancar
mioepitel
37
E.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Data Produksi dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam memberikan ASI secara dini. Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi, apabila stimulasi pada kelenjar payudara kurang, produksi ASI juga berkurang ( Proverawati rahmawati 2010). Ibu yang tidak dapat menyusui pada hari-hari pertama disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang proses menyusui. Kecemasan dan ketakutan ibu tersebut menyebabkan penurunan hormon oksitosin sehingga ASI tidak dapat keluar segera setelah melahirkan dan akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayinya (Putri, 2010). Berdasarkan data diatas menunjukan tidak ada kesenjangaa antara teori dan praktek, karena salah satu sat u penyebab dari asi tidak lancar yang di alami oleh Ny. L adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang proses menyusui terkait dengan ini kelahiran yang pertama. 2.
Penatalaksanaan Berdasarkan kasus pada Ny. L dan Ny. I dengan kasus ASI tidak lancar telah dilakukan penatalaksanaan yang sama dan didapatkan hasil keduanya ASInya lancar. Pada hari pertama kunjungan dengan Ny. L didapatkan hasil pemeriksaan bahwa Ny.L mengeluh ASI belum keluar. Dan dari hasil pemeriksaan vital sign sign normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, dan ASI belum keluar. Pada saat itu dilakukan penatalaksanaan
38
dengan melakukan pijat oksitosin, pijat oksitosin dilakukan sehari 2 kali setiap pagi dan sore sebelum mandi serta memotivasi ibu untuk menyusui sesering mungkin dan perbanyak makan makanan yang bergizi. Pada kunjungan kedua ibu mengatakan ASI masih belum keluar dan dari hasil pemeriksaan Ny. L didapatkan hasil vital sign normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, dengan tetap melakukan pijat oksitosin serta memberi motivasi untuk menyusui bayinya sesering mungkin, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Pada kunjungan ketiga didapatkan hasil bahwa Ny. L mengatakan ASI sudah keluar sedikit dari hasil pemeriksaan Ny. L didapatkan hasil vital sign sign normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, ada pengeluaran ASI dengan jumlah 15 ml dan dilakukan penatalaksanaan dengan tetap melakukan pijat oksitosin dan memotivasi ibu untuk menyusui sesering mungkin. Sedangkan pada kasus Ny. I pada saat kunjungan pertama ibu mengatakan bahwa ASInya belum keluar. Dari hasil pemeriksaan vital sign Ny. I normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, ASI belum keluar, penatalaksanaan yang diberikan sama seperti Ny. L yaitu dengan melakukan pijat oksitosin, pijat oksitosin dilakukan sehari 2 kali setiap pagi dan sore sebelum mandi serta memotivasi ibu untuk menyusui sesering mungkin dan perbanyak makan makanan yang bergizi. Pada kunjungan kedua perkembangan kesehatan Ny. I mengatakan ASI sudah keluar sedikit dari hasil pemeriksaan Ny. I didapatkan hasil vital sign sign normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, ada pengeluaran ASI dengan jumlah 20 ml dan dilakukan penatalaksanaan dengan tetap melakukan pijat oksitosin dan memotivasi ibu untuk menyusui sesering mungkin. Pada
39
kunjungan ketiga didapatkan hasil ASI sudah lancar dan dari hasil pemeriksaan Ny. I didapatkan hasil vital sign sign normal, payudara tidak ada nyeri tekan, tidak bengkak, ada pengeluaran ASI dengan jumlah 45 ml dan dilakukan penatalaksanaan dengan tetap melakukan pijat oksitosin dan memotivasi ibu untuk menyusui sesering mungkin, istirahat yang cukup. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2010) Pijat oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down. down. Pijat oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang. Dengan dilakukan pemijatan ini, ibu i bu akan merasa rileks ri leks dan kelelahan kelelah an setelah melahirkan melahir kan akan hilang sehingga dapat membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Berdasarkan teori Dewi (2012) Frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Berdasarkan beberapa penelitian maka direkomendasikan untuk frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan. Berdasarkan jurnal Effect of back Massage on Lactation among Postnatal
Mothers,
di
dalam
jurnal
ini
juga
mengatakan
bahwa
permasalahan pada saat menyusui seperti ASI kurang lancar dapat ditangani dengan dilakukan pijatan pada punggung di bagian belakang karena hal ini akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan berpengaruh pada pengeluaran ASI. Hal ini juga diperkuat dalam jurnal Benefits of Yoga in Increasing Lactating Mother's Breast Milk Production bahwa ketenangan pikiran, relaksasi dan rasa r asa nyaman serta meningkatkan rasa percaya diri ibu,
40
jadi ini mempengaruhi pelepasan prolaktin dan oksitosin hormon untuk produksi susu. 3.
Faktor penyebab Salah satu faktor penyebab dari asi tidak lancar adalah Ketenangan jiwa dan fikiran. Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan fikiran harus tenang, keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volumne ASI ( Wiji, 2013). Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya produksi ASI akan berkurang. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar (IDAI, 2013). Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik karna setelah di kaji pada psien Ny.L dan Ny.I ibu mengatakan merasa takut menghadapi persalinan dan merasa tegang pada saat persalinan berlangsung. Ny. L juga mengatakan dari awal IMD Asinya tidak bisa keluar dan ibu merasa tidak yakin bisa memberikan bayinya asi eksklusif. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktik. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada responden, penulis melakukan pengkajian data sesuai teori dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi responden, baik dari hasil anamnesa, hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan responden, meliputi : identitas, keadaan ibu saat pengkajian, keluhan utama untuk mengetahui permasalahan atau keluhan yang dialami ibu, riwayat hamil, persalinan, nifas, riwayat penyakit. Pada studi kasus ini, peneliti tidak menemukan hambatan di lapangan karen
41
adanya kerjasama yang baik dari pihak responden dan juga RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta. Dalam
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
analisa
dan
interpretasi data subyektif dan objektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/masalah serta antisipasi masalah potensial. Diagnosa yang dapat ditegakkan dari studi kasus ini adalah ibu postpartum dengan ASI tidak lancar. Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktik dalam mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Dalam kasus ini setelah diidentifikasi maka perlu dilakukan tindakan segera untuk mengatasi ASI tidak lancar pada responden tersebut tidak bertambah parah. Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktik dalam menetapkan antisipasi dalam menentukan tindakan segera. Pada pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan rencana asuhan yang menyeluruh. Setiap rencana dapat dilakukan dengan baik pada responden. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama atau komunikasi yang baik antara penulis, keluarga responden, dan bidan jaga di RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta. Semua perencanaan dan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan teori. F.
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan yang ditemukan selama melakukan studi kasus ini adalah penulis tidak dapat mengamati secara terus – menerus apakah pijat oksitosin benar-benar dilakukan setiap pagi, siang, dan soreyang dibantu oleh suami atau keluarga responden. Karena setelah dilakukan pendekatan terhadap kedua responden mereka menyatakan bahwa mereka sama sekali belum pernah mendengar ataupun mendapatkan penjelasan tentang pentingnya dilakuakn
42
pijat oksitosin ketika ASI tidak lancar bahkan tidak keluar sama sekali. Terlebih mereka belum mengerti tentang manfaat dilakukannya pijat oksitosin tersebut.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari teori dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan ASI tidak lancar , maka dapat disimpulkan bahwa analisa data dilakukan dengan pengumpulan data sehingga didapatkan diagnosa yaitu NY. NY. L usia 25 25 tahun P1 A0 ASI tidak lancar dengan pijat oksitosin. Antisipasi yang dilakukan pada kasus ini yaitu melakukan pijat oksitosin, menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran agar membantu melancarkan ASI nya. Dan Ny. I umur 33 tahun P3 A0 ASI tidak lancar dengan pijat oksitosin diberikan intervensi yang sama dengan Ny. Ny. L yaitu melakukan pijat oksitosin, menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran agar membantu melancarkan ASI nya. B.
Saran
Bagi Ny. L dan Ny. I diharapkan agar lebih rutin melakukan pijat oksitosin walaupun nanti ASI sudah lancar, Karena ASI memiliki segudang senyawa diperlukan untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, ASI juga menjadi antibodi alami bagi bayi dan memenuhi kebutuhan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Dan apabila ASI dibeerikan secara langsung kepada bayi dapat mengeratkan kedekatan antara Ibu dan bayi.
44
Ibu dapat menerapkannya pijat punggung dirumah secara rutin agar ASI yang keluar hasiln ya lebih maksimal. Hal ini dapat dilakukan secara percaya diri, hindari stress, mengkonsumsi makan-makanan bergizi.
45
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, R. Y. 2014. Payudara 2014. Payudara dan Laktasi Laktasi.. Jakarta: Salemba Medika. Ambarwati, E. R. 2009. Asuhan 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Nifas . Jogjakarta: Mitra Cendikia offset Dewi. 2012. Asuhan kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:Pustaka Pelajar . Dewi, V dan Sunarsih, T. 2011. Asuhan 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Ibu Nifas . Jakarta: Salemba Medika. Endah & Masdinarsah. 2011. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran Kolostrum pada Ibu Post Partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2011 . Jurnal Kesehatan Kartika. Tersedia dalam: http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/files/2011/201112/201112001.pdf Fauziah H.wada. 2014. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Postpartum Primigravida Di RSUD Panembahan Senopati Bantul . Bantul . Tersedia dalam : http:// : http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34055. thesis.umy.ac.id/datapublik/t34055.pdf pdf Ferial, E.W.2011. Hubungan Antara Status Gizi Ibu BerdasarkanUkuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di RSUD DayaKota Makassar.Jurnal Makassar.Jurnal Alam Alam dan Lingkungan, Vol.2 (3) Maret 2011 ISSN 20864604. 4604. Makassar : Universitas Hasanuddin. Gedam DS dkk. 2013. Effect Of Back Massage On Lactation Among Postnatal Mothers. Mothers. International Journal of Medical Reseach and Review Vol.1 IDAI. 2013. Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir. Tersedia dalam : baru-lahir.html> Kabir, N, S Tasnim. 2009. Oketani Lactation Management : A New Method to Augment Breast Milk . Journal of Bangladesh college of physician and surgeon Vol.27 Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: TIM Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Nugroho, T. (2011) ASI (2011) ASI dan Tumor Payudara Payudara.. Yogyakarta : Nuha medika. Prawirohardjo,Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan.2008. Jakarta: PT.Bina Pustaka.
46
Proverawati, A. & Rahmawati, E. 2010. 2010 . Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Menyusui . Yogyakarta : Nuha Medika. Putri, T. 2010. Mengapa ASI Tak Langsung Keluar. Keluar. Tersedia dalam : http://entertainment.kompas.com/read/2010/01/07/12204060/Mengapa.ASI.Ta k.Langsung.Keluar. Rohmah, F. 2014. Modul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Nifas . Yogyakarta: Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Saifuddin, Abdul Bari (Ed). 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . YBP-SP: Jakarta. Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Yogyakarta: C.V Andi Offset. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).2012. Tersedia dalam http://chnrl.org/pelatihan-demografi/SDKI-2012.pdf diakses diakses pada tanggal 13 Mei 2016 Syswianti, D.2009. Pengaruh Pemberian Tindakan Pijat OksitosinTerhadap
K eber hasilan hasilan Pr oses ses Me M enyusui nyusui pada I bu Muham Muhammadi yahBant hBantul Tahu Tahun n 2009 2009..
Ni N i fas
di di
R SU
PK U
Tersedia dalam :
UNICEF. 2010. The UNICEF UK Baby Friendly Initiative Orientation to Breastfeeding for General Practicioner: Orientation Handbook . United Kingdom: UNICEF. Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika Wiji, R.K. (2013) ASI dan Panduan Panduan Ibu Menyusui. Menyusui . Yogyakarta : Nuha Medika Yofhin Nazhifah Ilyas. 2014. Pengaruh Tekhnik Marmet Terhadap Tanda Kecukupan ASI Pada Ibu Post Post Seksio Sesarea Di RS DR Moewardi Surakarta Yoga, Krisna. 2016. Pengaruh Tehnik Marmet Terhadap Kecukupan ASI Pada Ibu Post Sectio Caesarea Di Ruang Mawar RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarindatahun 2016