BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan
sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu (idajanti ( idajanti ! dkk, dkk, "#$&. 'bu 'bu meru merupa paka kan n resi residu du anor anorga gani nik k yang ang dida didapa patt deng dengan an ara ara mengabuka mengabukan n komponen-k komponen-kompo omponen nen organik organik dalam bahan pangan. pangan. )umlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis bahan pangan serta metode metode analisi analisiss yang yang diguna digunakan kan.. 'bu 'bu dan minera minerall dalam dalam bahan bahan pangan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri (indigenous ( indigenous&, &, tetapi ada beberapa mineral yang ditambahkan ke dalam bahan pangan, seara disengaja disengaja maupun maupun tidak disengaja. 'bu dalam bahan pangan dibedakan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut. ('ndar*ulan, "#$$&. 'bu 'bu dan dan mine minera rall meru merupa paka kan n komp kompon onen en dala dalam m baha bahan n pang pangan an,, dibutuhkan tubuh dalam jumlah keil, ber+ungsi sebagai zat pengatur dan pembangun. enentuan kandungan mineral dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua ara yaitu dengan penentuan abu total dan penentuan ind indiid iidu u kompo ompone nen n miner ineral al (mak (makro ro trace mineral& mineral& menggunakan menggunakan titrimetrik, titrimetrik, spektro+oto spektro+otometer meter,, ''/ (atomic atomic absorption absorption spectrofo spectrofotometer tometer & (0ra*ati, "##1&. Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. 2ineral yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua dua maam maam garam garam yait yaitu u garam garam orga organi nik k dan dan garam garam anor anorga gani nik. k. 3ang termasuk dalam garam organik misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat, sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam +os+at, karbonat, klorida, sul+at, nitrat. /elain kedua garam tersebut, kadangkadang mineral berbentuk sebagai senya*an komplek yang bersi+at organis. 'pabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya sangatlah $
"
sulit. sulit. 4leh 4leh karena karena itu, itu, biasany biasanyaa dilaku dilakukan kan dengan dengan menent menentuka ukan n sisa-sis sisa-sisaa pembakaran garam mineral tersebut, yang dikenal dengan pengabuan (sudarmadji, "#$#&. Kand Kandun unga gan n abu abu dan dan komp kompos osis isin iny ya pada pada suat suatu u baha bahan n pang pangan an,, tergantung pada jenis bahan dan ara pengabuan yang dilakukan. 5erdapat dua maam pengabuan yaitu ara langsung (kering& dan ara basah (tidak langsu langsung& ng&.. Kedua Kedua ara tersebu tersebutt memilik memilikii keungg keunggula ulan n dan kekura kekuranga ngan n masing-masing. ara kering dilakukan untuk mengoksidasi zat-zat organik pada suhu ### - 6### dan penimb penimbang angan an zat-zat zat-zat yang yang terting tertinggal gal,, sedangkan ara basah dilakukan dengan memeberikan penambahan senya*a tertentu pada bahan yang akan a kan diabukan (7auzi, "##6&. 4leh karena itu, penentuan kadar abu sangat penting untuk dilakukan pada bahan makanan untuk mengetahui kadar abu pada sampel makanan yang yang natiny natinyaa digun digunakan akan untuk untuk mengan menganalis alisis is kompon komponen en mineral mineral yang yang terdapat terdapat dalam dalam sampel sampel tersebu tersebut. t. ada ada prakti praktikum kum analis analisis is kadar kadar abu ini, ini, praktikan menganalisis kadar abu bahan pangan menggunakan metode kering. aranya adalah dengan mengoksidasikan komponen organik suhu tinggi di dalam suatu tanur ( furnace& furnace& pengabuan, tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu ber*arna putih keabuan dan berat tetap (konstan& terapai. 4ksigen yang terdapat di dalam udara bertindak sebagai oksidator. 4ksidasi komponen organik dilakukan pada suhu tinggi ## o - 6## o. 8esidu yang tertinggal ditimbang dan merupakan total abu dari suatu bahan (7auzi, "##6&. B. Tujuan juan Prakti Praktikum kum $. 5ujuan Um Umum 2amp 2ampu u meng mengan anal alis isis is kada kadarr abu abu pada pada baha bahan n makan akanan an atau atau
minum inuman an sea seara ra baik baik dan dan bena benarr sesu sesuai ai pros prosed edur ur dan dan petu petunj njuk uk pengukuran. ". 5ujuan juan Khus Khusu us a& 2ampu melakukan melakukan prosedu prosedurr analisis analisis kadar kadar abu abu seara seara baik dan benar sesuai petunjuk dan prosedur pengukuran. pengukuran. b& 2ampu menghitung hasil analisis kadar abu seara baik dan benar sesuai petunjuk dan prosedur pengukuran.
"#
& 2ampu mengetahui +aktor-+aktor yang dapat mempengaruhi proses pengabuan. . C. Manfaat Praktikum $. 2enambah pengetahuan dan pemahaman tentang analisis kadar abu,
serta mampu melakukan analisis kadar abu pada bahan makanan atau minuman seara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran ". 2ampu melakukan langkah-langkah analisis kadar abu, hingga menghitung kadar abu dari sampel yang dianalisis, dan mendapatkan kadar abu dari sampel yang dianalisis.
"#
4. BAB II TINJAUAN PUSTAA
A. Anali!i! a"ar A#u 'bu merupakan
zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada maam bahan dan ara pengabuan yang digunakan (idajanti ! dkk, "#$&. Kandungan abu dari suatu bahan menunjukkan kadar mineral dalam bahan tersebut. 'da dua maam garam mineral yang terdapat dalam bahan, yaitu: $. ;aram organik
: garam asam malat, oksalat, asetat, pektat
". ;aram anorganik : garam +os+at, karbonat, klorida, sul+at, nitrat engabuan dilakukan untuk menentukan jumlah mineral yang terkandung dalam bahan. enentuan kadar mineral bahan seara asli sangatlah sulit sehingga perlu dilakukan dengan menentukan sisa hasil pembakaran atas
garam mineral bahan tersebut.
engabuan dapat
menyebabkan hilangnya bahan-bahan organik dan anorganik sehingga terjadi perubahan radikal organik dan terbentuk elemen logam dalam bentuk oksida atau bersenya*a dengan ion-ion negati+ (sudarmadji, "#$#&. enentuan abu total dilakukan dengan tujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, serta dijadikan parameter nilai gizi bahan makanan (
"#
B. Manfaat Anali!i! a"ar A#u $. 2enentukan baik tidaknya suatu pengolahan =alam penggilingan gandum, misalnya apabila masih banyak
katul atau lembaga yang terikut maka tepung gandum tersebut akan memiliki kadar abu yang tinggi. ". 2engetahui jenis bahan yang digunakan enentuan kadar abu dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan dalam
marmalade atau jelly.
Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau membedakan fruit vinegar (asli& atau sintesis . enentuan parameter nilai gizi pada bahan makanan 'danya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang ukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain. >. Untuk mengetahui kandungan mineral yang terkandung dalam suatu bahan pangan (0ra*ati , "##1&. C. Met$"e%Met$"e Penga#uan $. 2etode pengabuan kering (metode langsung& rinsip dari pengabuan ara langsung yaitu dengan mengoksidasi
semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar ## # ? 6## # dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut (/udarmadji, "#$#&. engabuan ini menggunakan panas tinggi dan adanya oksigen, biasanya digunakan dalam analisis kadar abu. 2etode pengabuan ara kering banyak dilakuakan untuk analisis kadar abu. aranya adalah dengan mendestruksi komponen organik dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur ( furnace& pengabuan, tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu ber*arna putih keabuan dan berat tetap (konstan& terapai. 4ksigen yang terdapat di dalam udara bertindak sebagai oksidator. 4ksidasi komponen organik dilakukan pada suhu tinggi ### - 6## # . 8esidu yang tertinggal ditimbang dan merupakan total abu dari suatu ontoh (7auzi, "##6&. /ampel yang digunakan pada metode
pengabuan
kering
ditempatkan dalam suatu a*an pengabuan yang dipilih berdasarkan si+at bahan yang akan dianalisis serta jenis analisis lanjutan yang akan dilakukan terhadap abu. )enis-jenis bahan yang digunakan untuk
"#
pembuatan a*an antara lain adalah kuarsa, vycor , porselen, besi, nikel, platina, dan ampuran emas sampai platina. a*an porselen paling umum digunakan untuk pengabuan karena beratnya relati+ konstan setelah pemanasan berulang-ulang dan harganya yang murah. 2eskipun demikian a*an porselen mudah retak, bahkan peah jika dipanaskan pada suhu tinggi dengan tiba-tiba. /ebelum diabukan, sampel-sampel basah dan airan biasanya dikeringkan lebih dahulu di dalam oen pengering. engeringan ini dapat pula dilakukan menentukan kadar air sampel. ra-pengabuan dilakukan di atas api terbuka, terutama untuk sampel-sampel yang seluruh sampel mengering dan tidak mengasap lagi. /etelah perlakuan ini, baru sampel dimasukkan ke dalam tanur ( furnace&. 'pabila pengabuan yang berkepanjangan tidak dapat menghasilkan abu bebas karbon (carbon free ash&, residu harus dibasahi lagi dengan air, dikeringkan dan kemudian diabukan sampai didapat abu ber*arna putih ini, residu dapat pula diperlakukan dengan hidrogen peroksida, asam nitrat dan atau asam sul+at, tetapi perlu diingat bah*a perlakukan ini akan mengubah bentuk mineral yang ada di dalam abu (7auzi, "##6&. )ika diperlukan, dapat pula residu yang belum bebas karbon dilarutkan dalam sejumlah keil air dan kemudian disaring dengan kertas saring berkadar abu rendah. Kedua bagian ini kemudian diabukan kembali seara terpisah (7auzi, "##6&. ". 2etode pengabuan basah (metode tidak langsung& rinsip dari pengabuan ara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia tertentu kedalam bahan sebelum dilakukan pengabuan. /enya*a yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol ataupun pasir bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu tinggi. emanasan mengakibatkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi besar dan dapat memperepat oksidasi (/udarmadji, "#$#&. engabuan ini menggunakan oksidator-oksidator kuat (asam kuat&. Biasanya digunakan untuk penentuan indiidu komponen mineral. engabuan merupakan tahapan persiapan ontoh. engabuan ara basah ini dilakukan dengan mendestruksi komponen-komponen organik (, @,
"#
dan 4& bahan dengan oksidator seperti asam kuat. engabuan ara ini dilakukan untuk menentukan elemen-elemen mineral. ara ini lebih baik untuk menentukan elemen-elemen dari ara kering karena pengabuan ara kering lama dan terjadi kehilangan mineral karena suhu tinggi (7auzi, "##6&. rinsip pengabuan ara basah adalah memberi reagen kimia (asam kuat& pada bahan sebelum pengabuan. Bahan tersebut dapat berupa, asam sul+at yang ber+ungsi sebagai bahan pengoksidasi kuat yang dapat memperepat reaksi oksidasi, ampuran asam sul+at potasium sul+at. K "/4> menaikkan titik didih @ "/4> menyebabkan suhu pengabuan tinggi sehingga pengabuan berlangsung epat, ampuran asam sul+at asam nitrat (ampuran ini banyak digunakan selain itu apuran ini merupakan oksidator kuat yang memiliki suhu di+esti diba*ah # # , ampuran asam perklorat asam nitrat untuk bahan yang sulit mengalami oksidasi ampuran ini baik untuk digunakan karena pengabuan sangat epat A $# menit (perklorat bersi+at mudah meledak& (/udarmadji , "#$#&. D. Prin!i& Penga#uan Dengan Met$"e Pengeringan rinsip dari pengabuan ara langsung yaitu dengan mengoksidasi
semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar ## # ? 6## # dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut (/udarmadji, "#$#&. engabuan dilakukan melalui " tahap yaitu : a& emanasan pada suhu ### yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang bersi+at olatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang. emanasan dilakukan sampai asap habis. b& emanasan pada suhu 1## # yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun porselin tidak seara tiba-tiba agar tidak memeahkan krus yang mudah peah pada perubahan suhu yang tiba-tiba (/udarmadji, "#$#&. engabuan ara kering digunakan untuk penentuan total abu, abu larut, abu tidak larut air dan tidak larut asam. engabuan dengan ara kering ini dilakukan dengan *aktu pengabuan lama, suhu yang diperlukan tinggi, serta
"#
untuk analisis sampel dalam jumlah banyak. 'da beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengabuan ara kering, yaitu mengusahakan suhu pengabuan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kehilangan elemen seara mekanis karena penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur, seperti K, a, /, a, l, dan (irya*an, "##1&. Keuntungan dari metode tanur adalah penggunaannya yang aman, hanya membutuhkan reagen dalam jumlah sedikit, beberapa sampel dapat dianalisis seara bersamaan, tidak memerlukan tenaga kerja yang intensi+, dan abu yang dihasilkan dapat dianalisis untuk penentuan kadar mineral. /ementara kelemahan metode ini adalah memerlukan *aktu lama, biaya listrik yang lebih tinggi untuk memanaskan tanur dan kehilangan mineral yang dapat menguap pada suhu tinggi (/udarmadji, "#$#&.
E. ele#i'an Dan ekurangan Met$"e Penga#uan Lang!ung Dan Ti"ak Lang!ung a& 2etode pengabuan langsung (pengeringan abu metode kering& Kelebihan: $. =igunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan
bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk sampel yang relati+ banyak ". =igunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan . 5anpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbaha ya. Kekurangan: $. 2embutuhkan *aktu yang lebih lama, ". 5anpa penambahan regensia, . 2emerlukan suhu yang relati+ tinggi, dan >. 'danya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi ('priantono, "##"&. b& 2etode pengabuan tidak langsung (pengeringan abu metode basah& Kelebihan
"#
$. ". . >.
aktu yang diperlukan relati+ singkat /uhu yang digunakan relati+ rendah 8esiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relati+ rendah =engan penambahan gliserol alkohol dapat memperepat
pengabuan, dan . enetuan kadar abu lebih baik. Kekurangan: $. ". .
@anya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beraun, 2emerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan 2emerlukan koreksi terhadap reagen yang digunakan ('priantono, "##"&.
"#
BAB III MET(DE P)ATIUM
A. *aktu Dan Tem&at
raktikum tentang 'nalisis Kadar 'bu dilaksanakan pada tanggal "$ 'pril "#$C , pukul #C.## ? #9.# di ruang !aboratorium ;izi 7akultas Kesehatan 2asyarakat Uniersitas =iponegoro.
B. Alat Dan Ba'an +. Alat,
b. . d. e. +.
a. 5anur 5imbangan 'nalitik a*an orselen ;egep /patula =esikator
g. h. i. j.
Bunsen Kaki 5iga apan Kasa Korek 'pi. ". -. Ba'an, a. /ampel bahan makanan (kaang hijau& hasil analisis kadar air. b. Buku anduan raktikum . Buku 5ulis ( Logbook &.
>. . 6. C. 1. C. Skema Atau Alur erja . $#.
=imulai
$$.
+/.
5as ditempatkan di tempat yang di sediakan
"#
+-. +4.
)as laboratorium dipakai sebelum mulai praktikum
+0. +1.
/ampel hasil analisis kadar air ditimbang
+2. +3.
/ampel dibakar dengan bunsen sampai tidak berasap
+. /. dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan pada suhu ## # /ampel # -#/+. sampai sampel bebas dari karbon yang ber*arna keabu-abuan sampai putih //. /-. /ampel didinginkan dalam desikator slam $ menit, lalu ditimbang /4. sampel tersebut setelah di abukan /0. /1.
/elesai /2. /3.
"9.
;ambar .$ /kema dan 'lur Kerja 'nalisis Kadar 'bu -.
D. Peng$la'an Dan Anali!i! Data $.Kegiatan pengolahan data pengabuan ara langsung yaitu dengan
mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar ## # ? 6### sampai bebas dari karbon dan sisa pengabuan dari sampel tersebut, kemudian dilakukan perhitungan kadar abu. Berikut perhitungan kadar abu: -/. Kadar abu (gE$## g& D --.
.
-4.
−
Keterangan:
6.
B$ D berat a*an kosong
C.
B" D berat a*an dengan sampel sebelum diabukan
1.
B D berat a*an dengan sampel setelah diabukan 9.'nalisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan data kelompok lain, kemudian diinterpretasikan, serta hasil perhitungan dibandingkan dengan kadar abu yang tertera dalam 5abel Komposisi angan 0ndonesia (5K0&.
"#
4.
"#
4+.BAB I5 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ha!il
5abel >.$ @asil 'nalisis Kadar 'bu Kloter $ Kelompok $ " >
Bahan Kaang hijau Kaang Kedelai Kaang 5anah Kaang 2erah
a*an B B B B
B$ (g& "#,6 "$,"9 "$,#> "1,>C
B" (g& ">,9> ",C6 "6,#> ",1
B (g& "#,C" "$, "$,$6 "1,6C
% Kadar 'ir ,6 , ",> >,
5abel >." @asil 'nalisis Kadar 'bu Kloter " Kelompok $ " >
Bahan Kaang hijau Kaang Kedelai Kaang 5anah Kaang 2erah
a*an B B B B
B$ (g& "C,19 $9," "#,$1 $,>9
B" (g& ","$ ",C" ">,9 ,C6
B (g& "1,#> $9,>1 "#,# $,C#
% Kadar 'ir ,>C ,C ",6# ,"
@asil perhitungan kadar abu samp*l kaang hijau kloter ": B 3− B 1
Kadar abu (gE$## g&
D
B 2− B 1
X 100
28,04 −27,89
D
32,21 −27,89
X 100
D ,>C% D ,>C gram E $## gram kaang hijau B. Pem#a'a!an 'bu merupakan
zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada maam bahan dan ara pengabuan yang digunakan (idajanti ! dkk, "#$&. Kandungan abu dari suatu bahan menunjukkan kadar mineral dalam bahan tersebut. Untuk dapat mengetahui kadar abu dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan berbagai maam uji kualitati+ dan kuantitati+.
/alah satu uji
kuantitati+ yaitu penentuan kadar abu dengan metode gravimetric, penentuan ini merupakan ara pendugaan kandungan mineral bahan pangan
"#
seara kasar. Bobot abu yang diperoleh sebagai perbedaan bobot a*an berisi abu dan a*an kosong (idodo, "#$#&. ada praktikum kali ini akan menghitung kadar gula yang ada dalam bahan makanan (sampel kaang hijau& menggunakan metode langsung (metode pangabuan kering&. ada "$ 'pril "#$C, kelompok 'nalisis Fat ;izi melakukan praktikum tentang 'nalisis Kadar 'bu. raktikum ini bertujuan agar mahasi*a mampu memaha*ai prosedur analisis kada abu pada bahan makanan seara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran. rinsip dalam praktikum analisis kadar abu ini adalah dengan melakukan pengabuan ara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar ### ? 6## # dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut (/udarmadji, "#$#&. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan hasil bah*a kadar abu kaang hijau setelah dianalisis sebesar ,>C%. Kadar abu juga dapat dide+inisikan sebagai prosentase massa abu (gram& yang terkandung di dalam massa sampel dalam $## gram, dengan demikian dapat diartikan bah*a kadar abu kaang hijau yaitu sebesar ,>C gram. 5erdapat perbedaan kadar abu antara kelompok penyusun dan kelompok lain yang menggunakan sampel kaang hijau. @asil penimbangan sampel kelompok lain (kelompok $&. ada kelompok lain (kelompok $& diperoleh kadar abu
sebesar
,6
gram.
@asil
tersebut kemudian
dibandingkan dengan 5abel Komposisi angan 0ndonesia (5K0& Kadar abu dalam 5abel Komposisi angan 0ndonesia (5K0& adalah sebesar , gram (2ahmud, K. 2ien, "##9& . @al ini tidak berbeda jauh dengan hasil analisis kadar abu pada sampel kaang hijau setelah dilakukan pengujian yaitu sebesar ,>C gram. erbedaan tersebut dapat dikarenakan oleh jenis sampel dan metode pengabuan. )enis bahan, apabila sampel tersebut mudah menjadi arang maka prosesnya akan semakin epat dan apabila sampel tersebut memiliki kandungan mineral yang tinggi, maka kadar abu nya juga semakin tinggi. @al ini sesuai dengan penelitian !ukas ibo*o dan Gi 7itriyani yang menyatakan bah*a /emakin tinggi nilai kadar abu maka semakin banyak kandungan bahan anorganik di dalam produk tersebut. Kompenen bahan
"#
anorganik di dalam suatu bahan sangat berariasi baik jenis maupun jumlahnya. Kandungan bahan anorganik yang terdapat di dalam suatu bahan diantaranya kalsium, kalium, +os+or, besi, magnesium, dll (ibo*o, !ukas Gi 7itriyani, "#$"&. erbedaan metode pengabuan juga tentunya dapat mempengaruhi proses perubahan sampel menjadi arang, karena setiap metode punya kelebihan dan kekurangan terhadap *aktu pengabuan (7ahmi, "#$&. 7aktor lain yang menyebakan perbedaan kadar abu adalah karena adanya kekurang telitian praktikan dalam menimbang sampel, lamanya *aktu yang digunakan dan besarnya suhu yang digunakan. 2isalnya setelah penimbangan sampel kaang hijau, ada sampel yang terjatuh sehingga berat yang terukur tidak sesuai lagi dengan pada saat ditimbang, dan ketika a*an porselen yang dibakar dengan bunsen dimasukan ke dalam tanur, tetapi masih berasap maka didalam tanur akan menimbulkan api dan membakar a*an dengan sampel tersebut, dan otomatis proses pengabuan akan semakin epat. !amanya *aktu dan besarnya suhu saat mengabukan juga dapat mempengaruhi kadar abu yang dianalisis. /uhu dan *aktu yang ukup dapat menghasilkan kadar abu yang optimal atau sempurna, dan jika suhu dan *aktu dalam proses pengabuan yang tidak sesuai, dikha*atirkan masih ada sampel yang belum terabukan seara sempurna. /alah satu solusi nya adalah melihat indikator uplikan, jika telah berubah menjadi keabu-abu an sampai putih, maka dapat dikatakan sampel telah diabukan seara sempurna (idajanti ! dkk, "#$&. erbedaan juga bisa diakibatkan karena sampel kaang hijau yang dipakai dalam proses praktikum adalah yang mutunya kurang bagus. /emakin tinggi kadar abu suatu sampel, maka mutunya semakin kurang bagus (haidir, "##6&. 4leh karena itu, analisis kadar abu ini sangatlah penting untuk menentukan baik tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, penentuan parameter nilai gizi pada bahan makanan, dan untuk mengetahui kandungan mineral yang terkandung dalam suatu bahan pangan (0ra*ati, "##1&.
BAB 5
"#
PENUTUP
A.
e!im&ulan $. 'bu merupakan
zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada maam bahan dan ara pengabuan yang digunakan. rinsip dalam praktikum analisis kadar abu ini adalah dengan melakukan pengabuan ara langsung (pengabuan kering& yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar ## # ? 6## # dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ".
tersebut. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode langsung (pengabuan kering&, didapatkan hasil bah*a kadar abu kaang hijau setelah dianalisis sebesar ,>C% atau sebesar ,>C gram. @al ini tidak berbeda jauh dengan data 5abel Komposisi angan 0ndonesia (5K0& Kadar abu dalam 5abel Komposisi angan 0ndonesia (5K0& adalah sebesar ,
.
gram. 7aktor-+aktor yang mempengaruhi perbedaan analisis kadar abu yaitu jenis sampel, metode pengabuan, praktikan kurang teliti dalam proses praktikum, lamanya *aktu yang digunakan, besarnya suhu yang digunakan, dan perbedaan mutu sampel yang digunakan.
B.
Saran
$. =alam melakukan proses praktikum dari a*al sampai akhir sebaiknya dilakukan dengan teliti, agar mendapatkan hasil yang akurat. ". =iharapkan alat-alat penunjang praktikum disediakan seara ukup dan memadai, sehingga praktikum bisa selesai dengan tepat *aktu tanpa mengganggu jam mata kuliah lain. . =iharapkan disediakan sarung tangan khusus untuk memindahkan a*an poselen
kedalam tanur
ataupun
sebaliknya, agar tidak
menimbulkan rasa sangat panas karena terpapar suhu dari tanur tersebut. >. =iharapkan
untuk
praktikum
selanjutnya,
khususnya
yang
menggunakan alat dan bahan yang masih a*am bagi mahasis*a,
"#
sebaiknya dilakukan pendampingan, agar mahasis*a tidak kebingungan saat praktikum.
"#
DA6TA) PUSTAA
'ndar*ulan, ., 7. Kusnandar, dan =. @era*ati. "#$$. Analisis Pangan. )akarta: 5 =ian 8akyat. 'priyantono, '. "##". Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi dan eamanan Pangan. )akarta: Karumo omen dan Gduation. haidir, 'zrina. "##6. ajian !umput Laut "ebagai "umber serat alternatif untuk minuman berserat #Tesis$. Bogor: /ekolah asasarjana 0nstitut pertanian Bogor https:EEore.a.ukEdo*nloadEpd+E">1#.pd+ (=iakses ada " 'pril "#$C&. 7ahmi, Khalil. "#$. Penetapan adar alsium %an alium %alam &rokoli #&rassica 'leracea, L($ "egar %an %irebus "ecara "pektrofotometri "erapan Atom #"kripsi$. 2edan: rogram /tudi /arjana 7armasi 7akultas 7armasi
Uniersitas
/umatera
Utara
2edan
http:EErepository.usu.a.idEbitstreamEhandleE$">6C19E9">>Eoer.pd+H seIueneDC (=iakses ada " 'pril "#$C&. 7auzi, 2. "##6. Analisa Pangan dan )asil Pertanian #)andout &. )ember: 75 UG). 0ra*ati. "##1. *odul Pengujian *utu +. ianjur: =iploma 0< =5K
1,
o
":
$#$-$#9.
http:EEriset.polnep.a.idEboEuploadEpenelitianEpenerbitanjurnalE#C-Gi.pd+ (=iakses ada " 'pril "#$C&.
"#
idajanti !, =ina 8, dan /ulistya*ati., "#$. Petunjuk Praktikum Anaisis -at Gizi. Gd ke ". /emarang: !aboratorium 5erpadu 7akutas Kesehatan 2asyarakat Uniersitas =iponegoro. idodo, =idik /. dan 8etno '. !. "#$#. Kimia Analisis uantitatif %asar Penguasaan Aspek .kperimental . 3ogyakarta: ;raha 0lmu. Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta: Gramedia
ustaka Utama. irya*an, 'dam dkk. "##1. imia Analitik( =irektorat embinaan /ekolah 2enengah Kejuruan: =irektorat )enderal 2anajemen endidikan =asar dan 2enengah
=epartemen
endidikan
asional
https:EE***.myedisi.omEbseE$$>#"Ekimia-analitik (=iakses ada $6 'ril "#$C&. 3azid, G. dan ursanti, !. "##6, enuntun raktikum Biokimia. 3ogyakarta: enerbit 'ndi.
LAMPI)AN
D
;ambar $. roses embakaran /ampel (Kaang @ijau& dengan ;ambar ". roses engabuan /ampel
Bunsen /ampai 5idak Berasap
;ambar . roses endinginan /ampel dalam =esikator
$9
;ambar >. roses enimbangan Kadar 'bu /ampel
$9