ANALISIS KASUS SUSU FORMULA DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN KASUS
Di Indonesia, nasib perlindungan konsumen masih berjalan tertatih-tatih. Hal-hal ini menyangkut kepentingan konsumen memang masih sangat miskin perhatian. Setelah setahun menunggu, Kementerian Kesehatan akhirnya mengumumkan hasil survei 47 merk susu ormula bayi untuk usia !-" bulan. Hasil survei menyimpulkan, tidak ditemukan bakteri Enterobacter bakteri Enterobacter Sakazakii. Hasil ini berbeda dengan temuan penelitian Institut #ertanian $ogor, yang menyebutkan, %%,7&' susu ormula (dari %% sampel), dan 4!' makanan bayi (dari *+ sampel) yang dipasarkan pril hingga uni %!!" terkontaminasi E. terkontaminasi E. Sakazakii S akazakii.. pa pun perbedaan perbedaan yang tersaji tersaji dari kedua survei survei terseb tersebut, ut, yang yang jelas jelas kasus kasus susu susu ormul ormulaa ini telah mengua menguak k akta akta laten laten dan manie maniess menyangkut perlindungan konsumen. Ini membuktikan baha hal-hal menyangkut kepentingan (hukum) konsumen rupanya memang masih miskin perhatian dalam tata hukum kita, apalagi peran konsumen dalam pembangunan ekonomi.
Tanggung Tanggung Jawab J awab Produk
Dalam perlindungan konsumen sesungguhnya ada doktrin yang disebut stri/t produ/t liability liability,, yakni tanggung jaab produk yang bertujuan bertujuan untuk memberikan perlindungan perlindungan kepada konsumen. Ini dapat kita lihat dalam #asal %% 0ndang-0ndang 1omor 2 3ahun * tentang #erli #erlindun ndungan gan Konsum Konsumen, en, yang mengat mengatur ur baha baha pembukt pembuktian ian terhada terhadap p ada tidakny tidaknyaa unsur unsur kesalahan menjadi beban dan tanggung jaab pelaku usaha. Dokt Doktri rin n ters tersebu ebutt sela selara rass denga dengan n doktr doktrin in perb perbua uata tan n mela melaa an n hukum hukum (pas (pasal al *&"+ *&"+ K0H#erdata) yang menyatakan, 53iap perbuatan melanggar hukum yang membaa kerugian bagi orang lain, meajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian, mengganti kerugian tersebut.6 0ntu 0ntuk k dapat dapat dikat dikataka akan n seba sebagai gai perb perbuat uatan an mela melaa an n hukum hukum berd berdas asar ar pasal pasal *&"+ *&"+ K0H#erdata, suatu perbuatan harus memenuhi unsur-unsur, seperti adanya perbuatan melaan huku hukum, m, adan adany ya unsu unsurr kesa kesala laha han, n, keru kerugi gian an,, dan dan adan adany ya hubu hubung ngan an seba sebabb-ak akib ibat at yang ang
menunjukkan
adanya
kerugian
yang
disebabkan
oleh
kesalahan
seseorang.
0nsur-unsur ini pada dasarnya bersiat alternati. rtinya, untuk memenuhi baha suatu perbuatan melaan hukum, tidak harus dipenuhi semua unsure tersebut. ika suatu perbuatan sudah memenuhi salah satu unsur saja, maka perbuatan tersebut dapat dikatakan sebagai perbuatan melaan hukum. Doktrin strict product liability masih tergolong baru dalam doktrin ilmu hukum di Indonesia. Doktrin tersebut selayaknya dapat diintroduksi dalam doktrin perbuatan melaan hukum (tort ) sebagaimana diatur dalam pasal *&"+ Kitab 0ndang-0ndang Hukum #erdata. Seorang konsumen, apabila dirugikan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, dapat menggugat pihak yang menimbulkan kerugian. #ihak di sini bisa berarti produsenpabrik, supplier, pedagang besar, pedagang e/eranpenjual ataupun pihak yang memasarkan produk. Ini tergantung dari siapa yang melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen. Selama ini, kualiikasi gugatan yang masih digunakan di Indonesia adalah anprestasi (deault). pabila ada hubungan kontraktual antara konsumen dan pengusaha, kualiikasi gugatannya adalah anprestasi. ika gugatan konsumen menggunakan kualiikasi perbuatan melaan hukum (tort), hubungan kontraktual tidaklah diisyaratkan. $ila tidak, konsumen sebagai penggugat harus membuktikan unsur-unsur seperti adanya perbuatan melaan hukum. adi, konsumen dihadapkan pada beban pembuktian berat, karena harus membuktikan unsur melaan hukum. Hal inilah yang dirasakan tidak adil oleh konsumen, karena yang tahu proses produksinya adalah pelaku usahanya. #elaku usahalah yang harus membuktikan baha ia tidak lalai dalam proses produksinya. 0ntuk membuktikan unsur 8tidak lalai8 perlu ada kriteria berdasarkan ketentuan hukum administrasi negara tentang 83ata 9ara #roduksi :ang $aik8 yang dikeluarkan instansi atau departemen yang berenang. Kedigdayaan Produen .
$erdasarkan prinsip kesejajaran kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen, hal itu mestinya tidak dengan sendirinya membaa konsekuensi konsumen harus membuktikan semua unsur perbuatan melaan hukum. ;leh karena itu, terhadap doktrin perbuatan melaan hukum dalam perkara konsumen, seyogiannya dilakukan 8deregulasi8 dengan menerapkan doktrin stri/t produ/t liability ke dalam donktrin perbuatan melaan hukum. Hal ini dapat dijumpai landasan
hukumnya dalam pasal *+!4 Kitab 0ndang-0ndang Hukum #erdata yang menegaskan baha penjual bertanggung jaab adanya 8/a/at tersembunyi8 pada produk yang dijual.
kelalaian
berenanglah
yang
kesalahan6
terhadap
sebuah
harus membuktikan apakah
produk.
betul ada
#adahal,
pihak-pihak
kesalahankelalaian
dalam
produknya tersebut.
ANALISIS
$erdasarkan studi kasus diatas, perlindungan konsumen di Indonesia masih sangat lemah. Hal ini terlihat ketika Kementerian Kesehatan baru mengumumkan setelah setahun lamanya para konsumen susu ormula bayi ingin mengetahui akta baha susu ormula bayi untuk usia !-" bulan tersebut apakah mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii atau tidak. 1amun akta yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan tidak sesuai dengan hasil penelitian dari temuan peneliti Institut #ertanian $ogor, yang menyebutkan %%,7&' susu ormula (dari %% sampel), dan 4!' makanan bayi (dari *+ sampel) yang dipasarkan pril hingga uni %!!" terkontaminasi E. Sakazakii. pa pun perbedaan yang tersaji dari kedua survei tersebut, yang jelas kasus susu ormula ini telah menguak akta laten dan manies menyangkut perlindungan konsumen. Ini membuktikan baha hal-hal menyangkut kepentingan (hukum)
konsumen rupanya memang masih miskin perhatian dalam tata hukum kita, apalagi peran konsumen dalam pembangunan ekonomi. Dalam perlindungan konsumen sesungguhnya ada doktrin yang disebut stri/t produ/t liability, yakni tanggung jaab produk yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Ini dapat kita lihat dalam #asal %% 0ndang-0ndang 1omor 2 3ahun * tentang #erlindungan Konsumen, yang mengatur baha pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan menjadi beban dan tanggung jaab pelaku usaha. Seorang konsumen, apabila dirugikan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, dapat menggugat pihak yang menimbulkan kerugian. #ihak di sini bisa berarti produsenpabrik, supplier, pedagang besar, pedagang e/eranpenjual ataupun pihak yang memasarkan produk. Ini tergantung dari siapa yang melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen.