Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
PERTEMUAN KE-16 ANALISIS TEKNIKAL
1. TUJUAN PEMBELAJARAN : Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut : Mahasiswa mampu memahami kerangka analisis teknikal, indikator-indikator teknis, moving average, high and low, volume perdagangan, chart pattern; key reversal, head and shoulders, triple tops, ascending descending triangle, Relative Strength
2.
URAIAN MATERI
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu lalu.. Berl Berlai aina nan n deng dengan an pendek pendekat atan an fund fundam amen enta tal, l, anali analisi siss memperhat memperhatikan ikan
tekn teknik ikal al
tida tidak k
faktor-fa faktor-faktor ktor fundament fundamental al (seperti (seperti kebijaksan kebijaksanaan aan pemerinta pemerintah, h,
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan penjualan perusahaan, perusahaan, pertumbuhan pertumbuhan laba, laba, perkembangan tingkat bunga, dan sebagainya), yang mungkin mempengaruhi harga saham (kondisi pasar).
Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah 1.
Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan,
2.
Bahwa informasi informasi tersebut tersebut ditunjukk ditunjukkan an oleh perubahan perubahan harga di waktu yang yang lalu lalu,, dan dan
3.
Karenanya perubahan harga saham akan akan mempunyai pola tertentu, dan pola pola terseb tersebut ut akan akan berula berulang. ng.
Kalau kita perhatik perhatikan an asumsi-asum asumsi-asumsi si tersebut tersebut maka nampak nampak "penyempi "penyempitan" tan" arti inform informasi asi yang relevan relevan (yaitu (yaitu pada pada asumsi asumsi 2), 2), dan ketidakpercayaan bahwa gerakan harga saham mengikuti pola random pola random walk (telah dijelaskan pada Efisiensi Pasar Modal).
Manajemen S1
1
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
Kerangka Analisis Teknikal
Analisis teknikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan grafik (charts) maupun berbagai
indikator
teknis.
Informasi
tentang harga
dan
volume
perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Sebagai misal, peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan dengan peningkatan (penurunan) volume perdagangan. Apabila harga naik, tetapi tidak diikuti dengan volume perdagangan,
peningkatan
para analis teknikal umumnya skeptis dengan trend
kenaikan harga tersebut. Gerakan penurunan harga dari pola tertentu, diikuti dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi umumnya ditafsirkan kondisi pasar akan bearish (pasar akan mengalami penurunan harga). Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pendekatan analisis teknikal.
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan
upaya untuk menentukan
kapan
akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan
indikator indikator teknis
grafis.
itu
Untuk
berikut
ataupun
ini dijelaskan beberapa
menggunakan indikator
analisis
teknis yang
mungkin dipergunakan, da n penggunaan analisis grafis.
Kerangka Pendekatan Anallsls Teknikal
Manajemen S1
2
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
INDIKATOR-INDIKATOR TEKNIS
Beberapa indikator teknis yang sering dipergunakan adalah moving average, new highs and lows, volume perdagangan, dan short-interest ratio. Penjelasan satu demi satu indikator indikator tersebut adalah sebagai berikut:
MOVING AVERAGE Teknik ini cukup banyak dipergunakan baik untuk saham-saham individual maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. berdasarkan atas sejumlah hari tertentu. dipergunakan untuk menghitung average, Seri moving
Moving average dihitung
Di AS jumlah hari yang sering
moving average adalah
average tersebut
200 hari moving
kemudian digambarkan
dalam
grafik yang sarna dengan gambar perkembangan harga saham aslinya. Moving average dihitung dengan cara sebagai berikut.
Moving average dengan basis 5 pengamatan
Misalkan kita mengamati gerakan saham harian sebagaimana dicantumkan p a d a T a b e l d i a t a s , dan ingin menghitung moving average dengan basis 5 pengamatan. Moving average pada hari ke-3 diperoleh angka Rp4.080 yang berasal dari (4.000 + 4.200 + 4.100 + 3.900 + 4.200)/5 = 4.080.
Manajemen S1
3
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
Demikian seterusnya Apabila perkembangan harga "asli" da n harga yang dihitung moving average-nya (perhitungan moving average tidak harus menggunakan basis yang berbeda), digambarkan dalam satu grafik yang sumbu tegaknya adalah harga
da n sumbu
datarnya waktu
(hari),
maka
kita
mungkin
memperoleh gambar sebagai berikut ini :
Pedoman
yang
berbeda
dipergunakan
dibawah harga
memotong
tersebut
apabila harga
moving average, harga
tersebut
saham
"asli"
kemudian
naik
harga moving average dengan volume perdagangan
tinggi, maka saham tersebut apabila
adalah bahwa
harga-harga
saham
merupakan diatas
kandidat untuk
yang cukup
dibeli.
moving average, dan
turun memotong moving average, analisis sebenarnya
Sebaliknya
harga saham melakukan
timming kapan suatu saham sebaliknya dibeli dan kapan sebaiknya dijual.
Modifikasi pedoman beli dan jual untuk analisis moving average dapat dilakukan sebagai berikut. Suatu saham sebaiknya dijual apabila , 1. Harga saham aslinya berada dibawah garis moving average, harga saham tersebut mendekati garis moving average tetapi kemudian tida k memotong
garistersebut, bahkan kemudian menjauhi. 2. Mengikuti suatu kenaikan, garis moving average kemudian mendatar atau menurun, dan harga saham aslinya memotong garis tersebut dari atas.
Manajemen S1
4
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
3. Harga saham naik di atas garis moving average sedangkan garis tersebut tetap turun.
NEW HIGHS AND LOWS Suatu bursa mungkin melaporkan saham-saham yang mencapai harga tertinggi (atau terendah) selama 52 minggu terakhir. Para analis teknikal menyimpulkan bahwa pasar akan bullish (artinya harga-harga akan naik) apabila sejumlahbesar sahammencapai harga tertinggi selama 52 minggu terakhir. Sebaliknya, para analis teknikal akan khawatir kalau indeks pasar meningkat tetapi tidak banyak saham yang mencapai harga tertinggi selama beberapa minggu terakhir.
VOLUME PERDAGAN GA N Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Peningkatan perdagangan dibarengi
dengan peningkatan
harga
volume
merupakan gejala yang
makin kuat akan kondisi yang bullish.
SHORT-INTEREST RATIO Short interest untuk suatu saham menunjukkan jurnlah saham yang dilakukan short selling tetapi belum dilakukan pembelian kembali. Short interest ratio didefinisikan sebagai,
Rasio ini menunjukkan
berapa hari perdagangan
yang diperlukan agar short
selling tersebut dapat diselesaikan. Apabila rasio tersebut sarna dengan 2,0 hal tersebut berarti diperlukan dua hari kerja untuk "menyelesaikan" jumlah short selling tersebut.
Pemodal melakukan short selling dengan harapan bahwa harga saham akan turun di masa yang Manajemen S1
akan datang.
Dengan
demikian,
nampaknya
rasio 5
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
short
interest
yang
Prodi Manajemen
besar menunjukkan
bahwa harga akan turon.
Meskipun
pengharapan
demikian para
yang cukup besar
analis teknikal
justru
menafsirkan hal ini secara berlawanan. Rasio short interest yang tinggi justru ditafsirkan kondisi akan bullish karena berarti akan banyak pemodal yang terpaksa
melakukan pembelian untuk menutup short selling-nya Karena itu,
semakin besar rasio short interest akan ditafsirkan
makin besar potential
demand.
PENGGUNAAN GRAFIK ATAU CHART Selain indikator-indikator teknis, grafik atau chart merupakan alat analisis lain. Karena itu para penganut analis ini sering juga disebut sebagai chartist. Chart yang dipergunakan mungkin berbentuk bar chart ataupun line chart. Dengan bar chart diperlukan informasi tentang harga tertinggi, harga
terendah, da n harga
penutupan untuk digambarkan dalam chart tersebut. Sedangkan line chart hanya memerlukan harga penutupan untuk digambarkan dalam chart tersebut.
Pola-pola chart Penggunaan chart dimaksudkan
untuk mengenali pola-pola (patterns) dari
gerakan harga saham (atau indeks pasar) yang diarnati. Para analis teknikal umumnya
berpendapat
bahwa
beberapa
pola
tertentu
mungkin
dapat
diidentifikasi. Pola-pola tersebut diantaranya adalah key reversals, head and
shoulders, triple tops, ascending and descending triangles .
Key reversals Gambar di b aw ah in i menunjukkan pola key reversal top (a). sedangkan bagian (b) menunjukkan key reversal bottom. Key reversals terjadi pada suatu periode (biasanya harian) kegiatan perdagangan. Key reversal top menunjukkan gerakan harga yang secara cepat naik tapi pada akhir periode kembali lagi ke posisi awal periode. Ha l yang sebaliknya terjadi untuk key reversal bottom. Apabila pola semacam ini diidentifikasi, maka aksi yang
harus dilakukan adalah segera
menjual saham sewaktu mencapai puncak, dan membeli sahan. sewaktu mencapai dasar.
Manajemen S1
6
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
Head and Shoulders Pola "kepala dan bahu" (head and shoulders) ditunjukkan pada gambar di bawah ini, seorang analis yang percaya bahwa suatu saham berada pada titik s h o u l d e r , akan memutuskan untuk membeli saham tersebut, menahannya untuk jangka pendek untuk memperoleh capital gains. Sebaliknya, kalau seorang analis percaya bahwa suatu saham telah berada pada titik head ia akan menjualnya (atau melakukan short selling) karena diperkirakan harga akan turun.
Triple tops Analis yang percaya bahwa gerakan harga saham akan mengikuti pola tri ple tops berpendapat, bahwa setelah melalui tiga puncak harga, maka saham
Manajemen S1
7
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
tersebut akan jatuh harganya. Keadaan ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Jadi apabila seorang
analis "menernukan" bahwa suatu saham telah
menempuh tiga kali harga tinggi (triple tops), maka harga saham tersebut akan turun dan harus dijual (atau short selling).
Ascending and descending triangles Pola ini ditunjukkan
pada gambar di bawah ini. Untuk ascending triangles
(segitiga yang meningkat) terjadi gerakan harga antara garis batas atas Manajemen S1
8
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
horisontal dengan garis batas bawah yang mempunyai slope meningkat. Pola ini terjadi apabila terjadi perrnintaan yang meningkat tetapi masih dapat dipenuhi. Apabila permintaan tersebut mulai tidak dapat terpenuhi, harga akan meningkat terus, "keluar" dari pola tersebut.
Untuk descending
triangles
(segitiga yang menurun), gerakan harga saham
mengikuti pola yang berkebalikan dengan ascending triangles. Pola ini terjadi pada saat terjadi penambahan supply saham, Manajemen S1
tetapi
dapat
diimbangi 9
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
dengan permintaan. supply tersebut
Hanya
Prodi Manajemen
saja sampai pada titik tertentu
tidak dapat lagi terserap,
sehingga
harga
penambahan akan jatuh
"keluar" dari pola tersebut.
Pola ascending triangle memberikan transaksi.
sinyal yang bagus untuk melakukan
Pola ascending triangle menunjukkan
kemungkinan pasar akan
bullish. Sedangkan descending triangles menunjukan kemungkinan pasar akan bearish.
Relative Strength Relative strength suatu saham menunjukkan rasio harga saham tersebut dengan indeks pasar atau indeks industri.
Relative strength untuk periode yang cukup lama mungkin dipergunakan untuk maksud-maksud
peramalan.
karena
dalam
analisis
teknikal, trends
(kecenderungan) diharapkan akan terjadi untuk beberapa waktu, maka peningkatan Manajemen S1
10
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
rasio antara harga suatu saham dengan indeks pasar ditafsirkan sebagai
relative stength. Hal tersebut mengindikasikan bahwa saham tersebut out
per for m (mengalahkan)
pasar, dan diharapkan situasi akan berlangsung untuk
beberapa lama. Hal yang sebaliknya apabila peningkatan harga saham Iebih rendah dari peningkatan indeks. Dalam situasi ini dikatakan
bahwa saham tersebut
un d e r p e r f o r m pasar.
Manajemen S1
11
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Prodi Manajemen
Teknik anal isis lain yang juga menggunakan istilah relative strength, adalah relative strength index.
Penghitungannya
sarna sekali lain, demikian pula
penerapannya. Teknik ini pertama kali dikemukakan
pada tahun 1978 oleh
J Welles Wilder, Jr. dalam bukunya New Concepts In Technical
Trading
Systems (P.O. Box 128, McLeansville, NC 273'01). Relative Strength Index (RSI) dihitung dengan formula sebagai berikut.
Manajemen S1
12
Modul Mata Kuliah Pasar Modal dan Portofolio
Pengamatan diterapkan
Prodi Manajemen
dengan menggunakan untuk
berbagai
RSI apabila digambarkan
pola charts juga
dapat
dalam bentuk chart. Mungkin
akan teridentifikasi reversal top atau bottom, dan sebagainya.
Thomas A. Meyer (1992) dalam bukunya "the TechnicalAnalysis Course", Probus Publishing Company, Chicago,
Illinois, memberikan "tip" bahwa saran beli
sebaiknya diberikan apabila RSI meningkat rnelewati angka 50 dan saranjual apabila RSI menurun dan melewati angka 50 (N yang dipergunakan biasanya adalah 14 hari).
TUGAS : 1. Carilah Chart Pattern suatu emiten masing-masing indeks, berikan pendapat anda emiten mana yang baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang!?
DAFTAR PUSTAKA 1. Edianto Ong, Technical Analysis for Mega Profit, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2011 2. Martin J. Pring, Study Guide for Technical Analysis Explained 3. Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, UPP STIM YKPN, Agustus 2005
Manajemen S1
13