BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asetat Anhidrat
Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur antar molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine. acetylmorphine. Asam asetat anhidrat paling banyak digunakan dalam industri selulosa asetat untuk menghasilkan serat asetat, plastik serat kain dan lapisan (Celanase, 2010). Asetat anhidrat ((CH3CO)2O) merupakan larutan aktif, tidak berwarna, serta memiliki bau yang tajam. Kapasitas produksi Amerika untuk produk asetat anhidrat ini cukup besar, yaitu lebih dari 900.000 ton per tahun (Kirk othmer, 1991). Asetat anhidrat merupakan suatu senyawa yang memiliki kegunaan yang sangat bervariasi. Asetat anhidrat digunakan dalam pembuatan cellulose asetate, asetate, serat asetat, obatobatan, aspirin, dan berperan sebagai pelarut dalam penyiapan senyawa organik (Kurniawan, 2004). Asetat anhidrat memiliki rumus struktur seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.1 struktur asetat anhidrat (Celanase, 2010) Beberapa reaksi yang dapat terjadi pada asetat anhidrat adalah (Celanase, 2010): 1. Asetilasi C6H4CH3 NH2 + (CH3CO)2O C6H4CH3 NHCOCH3 + CH3COOH 2. Hidrolisis menjadi asam asetat (CH3CO)2O + H2O 2CH3COOH 3. Amonolisis manjadi acetamida (CH3CO)2O + 2NH3 CH3CONH2 + CH3COONH4
Universitas Sumatera Utara
4. Alkoholisis menjadi ester (CH3CO)2O + CH3OH CH3COOCH3 + CH3COOH 5. Pembentukan ketone melalui Friedel-Crafts acylation (CH3CO)2O + ArH CH2COAr + CH3COOH 6. Reaksi kondensasi (Perkin) C6H5CHO + (CH3CO)2O C6H5CH=CHCOOCH3 + CH3COOH
2.2 Sifat-Sifat Bahan Baku Dan Produk 2.2.1 Sifat-Sifat Produk 1. Asetat Anhidrat
Rumus molekul
: (CH3CO)2O
Berat molekul
: 102,09 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg
: 139,06 0C
Titik beku
: -730C
Panas pembakaran
: 431,9 kkal/mol
Tekanan kritis
: 46,81 atm
Suhu kritis
: 296 0C
Densitas pada 20°C
: 1,08 gram/ml
Viskositas pada 25°C
: 0,8061 cP
2. Metana
Rumus molekul
: CH4
Berat molekul
: 16,04 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg
: -161,4°C
Titik beku
: -182,5°C
Tekanan kritis
: 46,00 atm
Suhu kritis
: -82,6°C
Densitas pada suhu didih
: 0,4245 gram/ml
Viskositas pada 25°C
: 110,72 μP
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Sifat-sifat bahan baku 1. Aseton
Rumus molekul
: C3H6O
Berat molekul
: 58,08 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg
: 56,05 0C
Titik beku
: -94,6 0C
Panas pembakaran
: 431,9 kkal/mol
Tekanan uap pada 20 0C
: 24 kPa
Suhu kritis
: 235 °C
Densitas pada 192,40 °K
: 1,37 g/ml
Viskositas pada 25°C
: 0,308 cP
2. Asam Asetat
Rumus molekul
: C2H4O2
Berat molekul
: 60,05 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg
: 118,1 0C
Titik beku
: 16,6 °C
Panas pembakaran
: 431,9 kkal/mol
Tekanan uap pada 20 0C
: 1,5 kPa
Suhu kritis
: 21,67 °C
Viskositas pada 25°C
: 1,1316 cP
3. Ketena
Rumus molekul
: H2C:C:O
Berat molekul
: 42,04 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg
: -56 0C
Titik beku
: -151°C
Panas pembentukan
: -47,7 kJ/mol
Tekanan uap pada 20 0C
: 2,0 MPa
Suhu kritis
: 106,85°C
Densitas pada -600C
: 2,07 g/ml
Universitas Sumatera Utara
2.3 Proses Pembuatan Asetat Anhidrat
Asetat anhidrat dapat dibuat menggunakan empat macam proses (Kurniawan, 2004), yaitu : 1. Oksidasi asetaldehid Asetat anhidrat dapat disiapkan dengan oksidasi langsung dari asetaldehid dengan menggunakan pelarut asam asetat. Pada proses ini digunakan katalis yang mengandung tembaga. Asetaldehid teroksidasi membentuk peroxyacetic acid . Peroxyacetic
acid
ini
akan
bereaksi
lagi
membentuk
acetaldehyde
monoperoxyasetate. Zat ini kemudian akan membentuk asam asetat, anhidrida, dan air. Oksidasi mencapai
penyelesaian 96% untuk memberikan asetat anhidrat
banding asam asetat dengan rasio 56:44. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut: CH3CHO + O2 CH3COOOH CH3COOOH + CHCHO
CH3COOOCH(OH)CH3
CHCOOOCH(OH)CH3 (CH3CO)2O + H2O CH3COOOCH(OH)CH3 CH3COOH + CH 3COOH
2. Proses karbonilasi metil asetat Asetat anhidrat dapat dibuat dengan karbonilasi metil asetat dengan cara yang sama dengan karbonilasi metanol menjadi asam asetat. Langkah pertama yang dilakukan pada proses ini adalah asetilasi metanol untuk mendapatkan metil asetat, kemudian dilanjutkan dengan karbonilasi metil asetat untuk membentuk acetic anhydride. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: CH3COOH + CH3OH
CH3COOCH3 + H2O
CH3COOCH3 + CO
(CH3CO)2O
Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah rhodium chloride trihydrate, metil yodida, bubuk logam kromium, dan sebuah alumina pendukung atau sebuah kompleks nickel carbonyl dengan triphenylphospine, metil yodida, dan chromium hexacarbonyl .
3. Proses ketena dari dekomposisi asam asetat
Universitas Sumatera Utara
Salah satu proses pembuatan asetat anhidrat adalah dengan proses ketena. Asam asetat diuapkan dengan tekanan dibawah 150 mm, dicampur dengan katalis trietil fosfat dan dilewatkan pada pipa pirolisis yang dipanaskan sampai temperatur 550-660°C dimana asam asetat akan terdekomposisi menjadi ketena dan air. Amonia dimasukkan ke dalam aliran gas untuk menetralisasi katalis, dan campuran gas didinginkan dalam pendingin yang dijaga pada temperatur -20°C untuk membekukan air, katalis, dan agar tidak mengubah asam asetat. Gas ketena dilewatkan pada absorber yang dikombinasikan dengan asam asetat untuk memperoleh asetat anhidrat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: CH3COOH
CH2=C=O + H2O
CH2=C=O + CH3COOH (CH3CO)2O
4. Proses ketena dari dekomposisi aseton Selain dari asam asetat, ketena dapat dibuat dengan alternatif lain dari dekomposisi aseton berdasarkan reaksi berikut: CH3COCH CH2=C=O + CH4 CH2=C=O + CH3COOH (CH3CO)2O Pada proses ini dihasilkan produk samping berupa gas metana. Metana termasuk gas inert dan mempunyai berat molekul yang lebih kecil daripada air. Perancangan ini memilih proses ini, karena rute ini lebih menguntungkan secara kimia dan ekonomi. Keuntungan dari proses ini adalah produk samping metana yang bersifat inert dan mudah dipisahkan. Proses ini juga tidak memerlukan katalis seperti pada proses pembuatan ketena yang berasal dari asam asetat.
2.4 Pemilihan Proses
Proses yang dipilih dalam proses ini adalah pembuatan asetat anhidra dengan proses ketena dari dekomposisi aseton. Alasan pemilihan proses ini karena yang menghasilkan hasilkan asetat anhidrat yang lebih murni, hasil samping yang dihasilkan dapat dijual secara komersil yaitu metana dan juga proses tidak menggunakan katalis.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Deskripsi Proses
Deskripsi proses dalam pembuatan asetat anhidrat dimulai dari proses dekomposisi aseton menjadi ketena dan metana. Aseton cair diuapkan dalam vaporizer pada suhu 800C sehingga semua menguap, kemudian dikompres sehingga tekanannya menjadi 8 atm kemudian dialirkan ke dalam tungku pembakaran (F-201) o
sehingga terdekompisisi membentuk ketena dan gas inert metana pada suhu 700 C dan tekanan 8 atm. Reaksi dekomposisi aseton yang terjadi adalah sebagai berikut (Kurniawan, 2004): CH3COCH3
Aseton
CH2:C:O
ketena
+
CH4
metana
Uap ketena dan metana yang terbentuk dalam tungku pembakaran dialirkan ke dalam reaktor (R-201). Dalam reaktor, uap ketena dan metana dikontakkan dengan asam asetat cair. Dalam reaktor ini metana bersifat inert sehingga tidak terjadi reaksi metana. Ketena bereaksi dengan asam asetat cair membentuk asetat anhidrat. Kondisi reaksi pada reaktor ini adalah 80 0C dan tekanan 1 atm. Perbandingan mol ketena dan asam asetat memasuki reaktor adalah 1:6 sehingga konversi reaksi ketena mencapai 100 %. Reaksi pembentukan asetat anhidrat adalah sebagai berikut: H2C=C=O
Ketena
+
CH3COOH
CH3-CO-O-CO-CH3
asam asetat
asetat anhidrat
Campuran cairan dan gas dari reaktor dialirkan ke kolom knock out drum (K301) asetat anhidrat dan asam asetat yang bersifat cair akan terpisah dari gas aseton dan metana. Asetat anhidrat dan asam asetat yang tersisa dari reaktor akan memasuki kolom destilasi (D-301) dan akan diperoleh asetat anhidrat dengan kemurnian 99%. Asetat anhidrat yang dihasilkan ini akan dipompakan ke dalam tangki penyimpanan (TK-303). Cairan asam asetat akan dikembalikan memasuki reaktor. Sedangkan gas metana dan aseton akan didinginkan pada kondensor hingga suhu 30 0 C sehingga aseton akan berubah menjadi fasa cair pada suhu 30 0 dan tekanan 8 atm. Campuran fasa cair aseton dan fasa gas metana akan dipisahkan pada knock out drum (K-302). Gas metana akan dikompres memasuki tangki penyimpanan (TK-304), dan aseton akan dikembalikan ke furnace (Kurniawan, 2004).
Universitas Sumatera Utara