PRINSIP-PRINSIP PAUL OLIVER (1987) PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH NIAS (OMO HADA) 1. Sejarah Arsitektur Nias (Prinsip Shelter of the Nomands dan Rural Settlement) Ribuan tahun lamanya, dua suku utama di Nias hidup di atas pohon (suku Ono Mbela) dan di dalam gua (keturunan Laturadanö/Laturedanö/Ba’uwadanö). Selama itu tak ada berita tentang arsitektur. Sekitar 700 tahun (1300 M) yang lalu, Armada Tiongkok mulai menguasai lautan Indonesia. Tiongkok punya koloni dan galangan kapal di Singkuang, Sumatra, 110 km di sebelah Timur pulau Nias. Para imigran, Ono Niha, membawa kemajuan dengan adanya perkakas besi dan pertukangan ke Nias. Desa Sifalagö Gomo di hulu Sungai Gomo menjadi pusat hunian mereka. Nama dua leluhur terkemukan di Gomo adalah Hia dan Ho, seperti nama di Cina. Istilah omo nifolasara, rumah yang dibentuk seperti lasara (perahu). Artinya: elemenelemen spesifik dari kapal laut atau perahu menjadi unsur penting dalam arsitektur rumah adat di Nias. Secara sangat singkat tradisi lisan menguraikan sejarah mereka:
Owo (perahu)
omo (rumah)
gomo (nama sungai dan daerah, kecamatan Gomo)
c c c c Para imigran mencapai Pulau Nias yang menjadi tempat baru mereka dengan menaiki perahu (owo), kemudian membuat tempat tinggal (omo) di salahc satu wilayah di Nias cyang disebut Gomo. o o 2. Rincian Arsitektur Vernakular Rumah Nias No. Fitur Umum Nias Utara 1.
2.
3.
Wilayah ( Prinsip Built from The Ground dan Prinsip Village, Town and City) Pola Permukiman (Prinsip Rural Settlement;Type s and Proccess; Village,Town and City; dan Prinsip Living Space) Gaya Bangunan (Prinsip Type and Proccesses dan Built from the ground)
Berada di ujung selatan Kabupaten Nias Selatan termasuk Kepulauan Batu.
Rumah berbentuk lonjong tersebar dalam kelompok kecil
Nias Tengah
Nias Selatan
Berada di bagian pedalaman dan timur Kabupaten Nias Selatan, khususnya di Lahusa dan Gomo. Ada beberapa variasi yang berbeda dalam gaya ini.
Kabupaten Nias Utara dan Nias Barat dan Kota Gunungsitoli. Juga bagian utara Kabupaten Nias.
Rumah persegi panjang di desa-desa kecil
Rumah persegi panjang berdekatan di desa-desa besar
4.
Material dan Struktur (Prinsip Types and Proccesses, Built from the Ground; Resource that Grow; Decorated Dwelling dan Coping with Climate)
- Rumah berpanggung, terbuat dari kayu yang digabungkan bersama tanpa menggunakan paku. (Prinsip Resource that Grow dan Types and Processes) -Menggunakan Ndriwa, yaitu penyokong yang dipasang secara diagonal di antara tiang-tiang vertikal di bawah rumah (penyokong rumah ke 4 arah). (Prinsip Types and Processes) -Tiang-tiang berdiri di atas lempengan batu dan tidak dipancangkan ke dalam tanah guna menciptakan struktur yang sangat kuat, namun tetap fleksibel. Karena rumah tidak dipancangkan ke tanah, diletakkan bebatuan atau batang-batang kayu secara tegak miring di bawah untuk mempertahankan rumah dari bergerak selama badai atau gempa bumi. (Prinsip Coping with Climate) -Atap daun rumbia/jerami dan ada pembukaan jendela (lawa lawa) di atap (skylight). (Prinsip Coping with Climate; Built from the Ground, Decorated Dwelling dan Resource that Grow)
-Karena budaya perang di Nias, rumah dibangun dengan perlindungan dan keamanan. Semua rumah ditinggikan diatas pilar dan berada di daerah setinggi 2 sampai 3 meter. Pintu masuk dicapai dengan tangga yang bisa dipindahkan. Muka bangunan rumah yang miring ke arah luar dengan jendela berjerajak berfungsi untuk membuatnya sangat sulit untuk orang lain mendobrak ke dalam, selain itu memungkinkan untuk mengamati gerakan musuh dari atas. Pada malam hari rumah selalu terkunci. (Prinsip Types and Proccesses) -Desa di Nias, khususnya di selatan, sering dibangun di atas bukit untuk tujuan defensif. (Prinsip Built from the Ground) 5.
6.
7.
Komponen Bangunan pada Satu Desa Kebutuhan Ruang (Prinsip Living Space)
Tangga naik/gerbang, batu megalitik, omo sebua(rumah besar), omo bale/osali (balai musyawarah desa), ombo batu(untuk acara lompat batu), sumber air (pemandian umum), makam desa, dan omo hada (rumah-rumah adat milik masyarakat). (Prinsip Types and Procces dan Rural Settlement) -Bagian dalam rumah dibagi menjadi ruang publik besar di depan dan kamar pribadi kecil di belakang dan terdapat ukiran kayu yang rumit di dalam dan di luar rumah. -Ruang-ruang yang terdapat pada Omo Hada tradisional, yaitu : 1. Ahebate (Ruang Depan), 2. Fury (Ruang Belakang), 3. Gudang, 4. Ruang Makan, 5. Dapur, 6. Kamar Mandi, 7. Kandang Ternak -Biasanya tidak ada plafon bagian dalam, dan rumah dibagi menjadi bagian dengan dinding-dinding. -Barang rumah tangga dan peralatan lainnya sering disimpan di atas, di antara balok atap.
Ornamen atau Ukiran (Prinsip Decorated Dwellings dan Values, Symbol, and Meanings)
Interior bangunan rumah Nias Utara dipenuhi detail ornamen dan ukiran, sedangkan pada eksteriornya biasanya lebih sedikit. 8.
Adat dan Tradisi (Prinsip Values, Symbols and Meanings dan Decorated Dwellings)
Nias tengah sering dihiasi dengan banyak ukiran kayu yang rumit.
Pada rumah Nias Selatan di bagian depan ujungnya melengkung ke atas, disebut Ewe (Sikhöli), hiasan hanya seperti ornamen.
-Batu-batu megalitik dan patung-patung yang berada didepan rumah adalah benda-benda yang bernilai suci dan sakral, tetapi sekaligus untuk aktivitas yang bersifat profan. -Batu yang berkaitan dengan pendirian desa, antara lain meliputi: a. Füso newali (tali pusar desa), b. Orahua newali (batu untuk duduk pada saat rapat orahua/para pemuka adat), c. Nio bawa lawölö (patung penjaga desa). -Batu-batu yang menandai jenjang sosial seseorang, antara lain: a. Nitaruo (batu tegak laki-laki), b. Naha gama-gama (batu tegak untuk menandai pergantian kepala desa), c. Daro-daro nichölö (meja bundar untuk perempuan), d. Osa-osa (kursi/tahta batu). -Omo Sebua (Rumah Besar) Masyarakat di desa-desa tradisional pada zaman dulu terbagi atas 5 lapisan sosial, yaitu: Si Ulu (bangsawan/raja), Si Ila (pemangku adat), Sato (rakyat biasa), Sawuyu (budak), dan harakana (tawanan karena kalah perang atau pernah melakukan kejahatan). -Pada ujung atas tangga, di sisi kiri-kanan pintu gerbang terdapat sepasang patung lasara (sejenis binatang mitologis berbentuk seekor naga yang merupakan simbol pelindung/penjaga desa.) -Tradisi lompat batu dimaksudkan untuk mengukur kekuatan dan keperkasaan pria untuk maju ke medan perang. Namun,saat ini hanya sebagai atraksi.
ARSITEKTUR VERNAKULAR PRINSIP-PRINSIP PAUL OLIVER (1987) PADA RUMAH NIAS (OMO HADA)
Disusun Oleh :
Syilvia Ovtariyani Putri 1507116921 Arsitektur A
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU