STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PENERAPANNYA Mochamad Doni Akviansah 1!"#1$!$$ P%o&%am S'(di P)ndidikan S)*a%ah+ ,ak(-'as I-m( SosiaUniv)%si'as N)&)%i Ma-an&
[email protected]
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi dan penerapan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergam tergambar bar dari awal sampai sampai akhir akhir yang yang di sajikan sajikan secara khas oleh oleh guru. guru. Model Model pembelajaran merupakan kesatuan dari penerapan suata pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Sudah banyak model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan konteks dunia nyata yang yang dihadapi dihadapi siswa dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural! kultural! atau dengan dengan kata lain konsep konsep belajar yang dapat menghubungk menghubungkan an antara pengetahuan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dengan penerapan di dalam kehidupan nyata mereka sebagai anggota anggota keluarga keluarga dan masyarakat, masyarakat, yaitu model pembelajaran pembelajaran kontekstual kontekstual "rianto, "rianto, #$$%!. &embelajaran,, &embelajaran &embelajaran 'ontekstual 'ontekstual,, Strategi Strategi &embelajaran &embelajaran Ka'a Ka'a K( K(nci nci.. Model &embelajaran 'ontekstual, &enerapan &embelajaran 'ontekstual Abstrak .
P)ndah(-(an
(erbicara tentang pendidikan tidak akan ada habisnya. Mulai dari sistem pendidikan, )asilitas pendidikan, proses belajar mengajar, peserta didik, pendidik atau guru, hingga model pembelajaran. Saat ini permasalahan terbesar yang dihadapi peserta didik adalah lemahnya kualitas kualitas proses pembelajaran pembelajaran yang dilaksanakan dilaksanakan guru disekolah karena kebanyakan kebanyakan guru menggu menggunak nakan an sistem sistem pembela pembelajara jaran n konven konvensio sional nal yang yang hanya hanya meneka menekan n pada pada transf transfer er of knowledge yang yang berim berimpl plik ikasi asi pada pada pemb pembela elajar jaran an di kela kelass dan dan buku buku pelaj pelajara aran, n, deng dengan an demikian sistem hapalan berorientasi dalam pendekatan ini. Sehingga siswa yang belajar hanya mengenal teori dan jauh dari realitas yang di ajarkan dan mereka juga belum bisa menghu menghubun bungka gkan n antara antara apa yang yang mereka mereka pelajar pelajarii dan bagaim bagaimana ana pengeta pengetahua huan n itu akan akan digunakan. (erdasarkan pengalaman di atas maka berbagai macam model pembelajaran di terapkan oleh para ahli guna membuat siswa secara langsung mengenal dunia yang mereka pelajari. Dengan demikian lahirlah apa yang kita kenal saat ini dengan pembelajaran kontekstual yang berakar pada pendekatan konstruktivisme. &embelajaran &embelajaran kontekstual kontekstual adalah suatu pendekatan pendekatan pembelajaran yang menekankan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Mode Modell pemb pembela elajar jaran an ini ini bert bertuju ujuan an untu untuk k memb membuat uat sisw siswaa lebi lebih h inter interak akti ti)) dalam dalam pembelajaran, karena mereka bukan lagi sebagai objek pembelajaran melainkan sebagai siswa yang akti) dalam memahami dunianya lewat proses belajar. Dalam hal ini pungsi guru bukan lagi lagi sebaga sebagaii pusat pusat in)orm in)ormasi asi yang yang di butuhk butuhkan an oleh oleh siswa siswa melaink melainkan an sebaga sebagaii )asilit )asilitator ator,, instruktor. Dengan demikian jelaslah tujuan dari pembelajaran ini selain membuat siswa lebih 1
mengenali dunia nyata sekaligus mereka menjadi subjek dalam proses belajar mengajar yang akti). *ntuk penjelasan lebih dalam mengenai pembelajaran +"contekstual "eaching and earning! akan di bahas pada bab selanjutnya. A/ Kons)0 Dasa% S'%a')&i P)m)-a*a%an Kon')ks'(a-
&embelajaran kontekstual disebut kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Sebenarnya konsep pembelajaran kontekstual bukan konsep baru, karena konsep ini diperkenalkan pertama kali pada tahun / oleh 0ohn Dewey yang mengetengahkan kurikulum dan metodologi pengajaran sangat erat hubungannya dengan minat dan pengalaman siswa. Dengan adanya pembelajaran kontekstual, maka peserta didik memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan )leksibel serta peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri secara akti) pemahamannya terhadap pengetahuan yang diterima "rianto, #$$%!. Dalam pembelajaran kontekstual diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan peserta didik dengan harapan mereka mampu mengkonstruksi pengetahuan yang diterima bukan dengan mengha)al karena pengetahuan bukan sebuah konsep yang siap diterima melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi mengingat bahwa pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Selain diperlukan pendekatan, pembelajaran kontekstual mempunyai strategi yang khas. Strategi pembelajaran kontekstual adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dari pada hasil untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, sehingga mendorong siswa dapat menemukan hubungan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan 1amruni, #$#!. &embelajaran kontekstual ber)okus pada siswa sebagai pembelajar yang akti), dan memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang menggunakan kemampuan- kemampuan akademik mereka untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks Depdiknas, #$$#2 3!.
B/ P%insi020%insi0 Mod)- P)m)-a*a%an Kon')ks'(a-
Menurut "rianto #$$%!, dengan menerapkan pembelajaran kontekstual tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu sebagai berikut2 . &rinsip kesaling-bergantungan
2
Dalam pembelajaran kontekstual prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. &rinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. &rinsipnya adalah menyatukan pengalaman-pengalaman dari masingmasing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi. #. &rinsip di)erensiasi &rinsip ini merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan
keragaman,
perbedaan
dan
keunikan.
Dalam
pembelajaran
kontekstual prinsip di)erensiasi membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreati), bergairah dalam belajar, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang berman)aat. 4. &rinsip pengaturan diri &rinsip ini menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. &rinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternati), membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis in)ormasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan kemampuan. 3/ Kom0on)n Mod)- P)m)-a*a%an Kon')ks'(a-
Ada tujuh komponen utama yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual dikelas.
'etujuh
komponen itu
adalah
konstruktivisme
constructivism!, bertanya
questioning !, menemukan inquiry!, masyarakat belajar learning community!, pemodelan modeling !
re)leksi
reflection!,
dan
penilaian
sebenarnya
authentic assessment !
Sagala, #$$4! yakni sebagai berikut. 1/ 'ontruktivisme (Constructivisme)
'omponen ini merupakan landasan ber)ikir pendekatan pembelajaran kontekstual yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara akti), kreati), produkti), dan kritis berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. (er)ikir kritis adalah2 ! proses yang jelas dan terorganisir yang 3
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, membujuk, menganalisa asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah, #! kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis, sedangkan pemikiran kreati) adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru5laine (. 0ohnson, #$$#2 $$-$!.*ntuk itu salah satu tugas guru adalah bagaimana menyelenggarakan pembelajaran e)ekti). &embelajaran e)ekti) artinya sesuai kemampuan siswa dan siswa dapat mengkontruksi secara maksimal pengetahuan baru yang dikembangkan dalam pembelajaran 'rismanto, #$$2 #!. ebih lanjut dikemukakan, bahwa
berdasarkan
apa yang diyakini
paham
kontruktivisme yaitu bahwa pengetahuan knowledge! tentang sesuatu merupakan kontruksi bentukan! oleh subyek yang akan, sedang dalam proses! memahami sesuatu, dan dikutip secara langsung oleh 'rismanto, yaitu bahwa2 6Teaching and having are not synonymouns, we can teach, and teach well, without having the students learn7. Dikemukakan bahwa dalam satu sisi hal tersebut menggambarkan bahwa yang diperoleh siswa adalah sebanyak yang secara individual dapat! mereka kontruksikan. &engetahuan bukanlah serangkaian )akta, konsep dan kaidah yang siap dipraktekkan, melainkan harus dkonstruksi terlebih dahulu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. 'arena itu siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. #. (ertanya (Questioning) 'omponen ini merupakan strategi pembelajaran kontekstual. (ertanya dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh in)ormasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan ber)ikir siswa. Dalam pembelajaran yang produkti), kegiatan bertanya berguna untuk 2 a. Menggali in)ormasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi b. c. d. e. ).
pelajaran, Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, Mem)okuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diinginkan Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri, Menggali pemahaman siswa.
4. Menemukan 4 Inquiry5 4
'omponen ini merupakan kegiatan inti dari pembelajaran kontekstual. 'egiatan ini diawali dari pengamatan terhadap )enomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat )akta, tetapi hasil menemukan sendiri dari )akta yang dihadapinya. Dalam model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah sistematis, yaitu 2 a. b. c. d. e.
Merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis, Mengumpulkan data, Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan, Membuat kesimpulan.
8. Masyarakat belajar 4learning community 5 'omponen ini mendorong hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. 1asil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antarkelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik di dalam maupun di luar kelas. 'arena itu pembelajaran yang dikemas dalam diskusi kelompok dengan anggota heterogen dan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen pembelajaran kelompok . 3. &emodelan 4modelling 5 'omponen
pendekatan
pembelajaran
kontekstual
ini
menyarankan
bahwa
pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. &emodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lainsiswa! meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya. Model yang dimaksud bisa berupa pemberian contoh, misalnya cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertontonkan suatu penampilan. +ara pembelajaran semacam ini akan lebih cepat dipahami siswa dari pada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya. /. 9e)leksi 4reflection5 'omponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. 9e)leksi merupakan perenungan kembali atas pengetahuan 5
yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah, dan merespons semua kejadian terjadi dalam pembelajaran, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 'esadaran semacam ini penting ditanamkan kepada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru. :. &enilaian autentik 4authentic assessment 5 'omponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau in)ormasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. ;ambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan mena)sirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran. D/ K)-)ihan dan K)k(%an&an Mod)- P)m)-a*a%an Kon')ks'(a-
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model pembelajaran kontekstual. Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut. 1/ 'elebihan Model &embelajaran 'ontekstual a. 9eal word learning, mengutamaan pengalaman nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa akti), kritis, dan kreati), pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, adanya perubahan prilaku, pengetahuan diberi makna, dan kegiatannya bukan mengajar tapi belajar, b. &embelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan, c. 'esempatan yang diberikan kepada semua siswa untuk mengembangkan harapan mereka, mengembangkan bakat mereka, dan mengetahui in)ormasi terbaru, serta menjadi anggota masyarakat demokrasi yang cakap, d. Membantu siswa bekerja dengan e)ekti) dalam kelompok, e. "erbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok. #. 'ekurangan Model &embelajaran 'ontekstual a. Dalam pemilihan in)ormasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama, b. "idak e)isien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam &(M,
6
c. Dalam proses pembelajaran kontekstual akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya, d. (agi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran kontekstual ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keakti) an dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan, e. "idak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri
dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual ini, ). &engetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata, g. &eran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam pembelajaran kontekstual ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk akti) dan berusaha sendiri mencari in)ormasi, mengamati )akta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan. Dalam hal ini guru di tuntut harus lebih intensi) dalam membimbing. E/ P)n)%a0an Mod)- P)m)-a*a%an Kon')ks'(a- Da-am P%os)s B)-a*a% M)n&a*a%
Metode
pembelajaran
kontekstual
memiliki
tujuh
komponen
utama
yaitu
6
konstruktivisme constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya questioning), masyarakat belajar Learning community), pemodelan modeling), re)leksi reflection), dan penilaian yang sebenarnya authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan metode pembelajaran kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut didalam kegiatan pembelajarannya, yakni konstruktivisme constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya questioning), masyarakat belajar Learning community), pemodelan modeling), re)leksi reflection), dan penilaian yang sebenarnya authentic assessment). &embelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya Anurrahman, #$$!. Dalam
penerapannya pembelajaran
kontekstual tidak memerlukan biaya besar dan media khusus. &embelajaran kontekstual meman)aatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar seperti tukang las, bengkel, tukang reparasi elektronik, barang-barang bekas, koran, majalah, perabot-perabot rumah tangga, pasar, toko, "<, radio, internet, dan sebagainya. ;uru dan buku bukan merupakan sumber dan media sentral, demikian pula guru tidak dipandang 7
sebagai orang yang serba tahu, sehingga guru tidak perlu khawatir menghadapi berbagai pertanyaan iswa yang terkait dengan lingkungan baik tradisional maupun modern. Secara garis besar langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas sebagai berikut2 . 'embangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan #. 4. 8. 3. /. :.
barunya, aksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk menemukan topik, 'embangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya, +iptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompok!, 1adirkan model sebagai contoh pembelajaran, akukan re)leksi di akhir pertemuan, akukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
=leh karena itu, disarankan pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran 9&&! berbasis kontekstual adalah sebagai berikut. 1.
2. 3. 4. 5.
>yatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar 'ompetensi, 'ompetensi dasar, Materi &okok dan &encapaian 1asil (elajar, >yatakan tujuan umum pembelajarannya, 9incilah media untuk mendukung kegiatan itu, (uatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa, >yatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
P)n('(0
'onsep dasar strategi pembelajaran kontekstual adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dari pada hasil untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, sehingga
8
mendorong siswa dapat menemukan hubungan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan 1amruni, #$#!. Menurut "rianto #$$%!, dengan menerapkan pembelajaran kontekstual tanpa disadari pendidik telah mengikut prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yakni prinsip kesaling-bergantungan, prinsip di)erensiasi, prinsip pengaturan diri. komponen utama yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual dikelas adalah konstruktivisme constructivism!, bertanya questioning !, menemukan inquiry!, masyarakat belajar learning community!, pemodelan
modeling !
re)leksi
reflection!,
dan
penilaian sebenarnya authentic assessment ! Sagala, #$$4!. Model pembelajarn kontekstual ini bukanlah model yang sudah sempurna. Model pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pembelajarann ini mennuntut guru lebih intensi) dalam mengajar dan juga menuntut siswa untuk akti), berpikir kritis. 0ika guru dan siswa tidak menjalankan dengan benar model pembelajaran ini, tentu akan
menjadi
kekurangan
dalam pembelajaran menggunakan
model
pembelajaran
kontekstual. &embelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya Anurrahman, #$$!. Dalam penerapannya pembelajaran kontekstual tidak memerlukan biaya besar dan media khusus. Sebuah pembelajaran dikatakan telah menerapkan model pembelajaran kontekstual jika telah menerapkan komponen yang mendasari oembelajaran kontekstual, yakni konstruktivisme constructivism!, bertanya questioning !, menemukan inquiry!, masyarakat belajar learning community!, pemodelan
modeling !
re)leksi
reflection!,
dan
penilaian
sebenarnya
authentic assessment !. Setelah membaca artikel ini, diharapkan guru dapat menggunnakan model pembelajaran kontekstual sebagai salah satu alternati)
strategi pembelajarann
disekolah. ;uru juga perlu membiaskan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya agar pemahaman siswa lebih nyata dan dapat menghubungkn dengan kejadian di kehidupan nyata.
Da6'a% P(s'aka
"rianto. #$$%. !endesain "em#ela$aran %ontekstual (Conte&tual Teaching and Learning) 'i %elas. 0akarta2 +erdas &ustaka &ublisher. 9
Depdiknas. #$$#. "em#ela$aran dan "enga$aran %ontekstual . 0akarta2 Direktorat 0enderal &endidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah anjutan "ingkat pertama. Sagala, 1. Syai)ul. #$$4. %onse dan !akna "em#ela$aran. (andung2 Al)abeta. 5laine, 0ohnson. #$$#. Conte&tual Teaching Learning !en$adikan %egiatan *ela$ar+ !enga$ar !engasyikkan dan *ermakna. 0akarta2 'ai)a. 1amruni. #$#. trategi "em#ela$aran. ?ogyakarta2nsan Madani. 'rismanto, Al. #$$. "em#ela$aran !atematika -ang fektif . Makalah yang disampaikan dalam seminar pendidikan
matematika ;uru S"& 'abupaten
;resik di &&&; Matematika ?ogyakarta, tanggal # Maret #$$?ogyakarta2 &&&; Matematika!. Anurrahman. #$$. *ela$ar dan "em#ela$aran. (andung2 Al)abeta. "aniredja "ukiran, aridli Mi)tah 5, 1armianto Sri. #$. !odel+!odel "em#ela$aran Inovatif. (andung2 Al)abeta
10