LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “R” USIA 19 BULAN DENGAN FEBRIS CONVULSION DI RUANG BLAMBANGAN BRSD. PROF. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI – MOJOKERTO
DISUSUN OLEH : IMRO’ATUN NASUKHA NIM. 200606040
PRODI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO MOJOKERTO 2008
LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS CONVULSION
I.
DEFINISI
Kejang deman adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubu tubuh h (suh (suhu u rekt rektal al diat diatas as 380 C) yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh suat suatu u pros proses es ekstrakranium. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985. Jilid 2. Hal : 827)
Kejang Kejang demam demam adalah adalah suatu suatu kejadi kejadian an pada bayi bayi atau atau anak, anak, biasan biasanya ya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau pen yebab tertentu. (Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. Hal : 434)
Kejang Kejang demam demam merupa merupakan kan kelain kelainan an neurol neurologi ogiss yang yang paling paling sering sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. (Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Hal 229)
II.
ETIOLOGI
Hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan infeksi infeksi saluran saluran pernafasan pernafasan atas, otitis media, media, pneumonia, pneumonia, gastroenter gastroenteritis itis,, dan infeks infeksii salura saluran n kemih. kemih. Kejang Kejang tidak tidak selalu selalu timbul timbul pada suhu suhu yang yang tinggi tinggi.. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer, Arif. 2kk. 2000. Kapita Selekta Kedok teran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. Hal : 434)
III. III. PATO PATOFIS FISIO IOLO LOGI GI
Untuk Untuk memper mempertah tahanka ankan n kelang kelangsung sungan an hidup hidup sel atau atau organ organ otak otak diperlukan suatu energi yang di dapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabo metabolis lisme me otak otak yang yang terpent terpenting ing adalah adalah glukos glukosa. a. Sifat Sifat proses proses itu adalah adalah oksidasi di mana oksigen disediakan dengan perantaraan fungsi paru-paru dan diteru diteruska skan n ke otak otak melalui melalui siste sistem m kardio kardiovas vaskul kuler. er. Jadi, Jadi, sumber sumber energi energi otak otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dalam permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luas adalah ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K +) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (cl-) akibatnya akibatnya konsentras konsentrasii K + dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan sedangkan diluar diluar sel neuron terdapat terdapat keadaan keadaan sebaliknya sebaliknya.. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan poten potensia siall yang yang disebut disebut potens potensial ial membra membran n dari dari sel neuron neuron.. Untuk Untuk menjag menjagaa keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na – K – ATP ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya : 1.
Peru Peruba baha han n kon konse sent ntra rasi si ion ion di di ruan ruang g ekstr ekstrav avas askul kuler er
2.
Rang Rangsa sang ngan an yang yang data datang ngny nyaa mend mendad adak ak misal misalny nyaa meka mekani nis, s, kimia kimiawi wi
atau aliran listrik dari sekitarnya 3.
Peru Peruba baha han n pato patofi fisi siol olog ogii dari dari membr membran an send sendir irii kare karena na penya penyaki kitt atau atau
keturunan. Pada keadaan demam kenaikan kenaikan suhu 10 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20% pada seorang anak berumur 3 tahun. Sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalu melaluii membra membran. n. Jadi, Jadi, dengan dengan akibat akibat terjad terjadiny inyaa lepas lepas maupun maupun listri listri,, lepas lepas muatan muatan listri listrik k ini demiki demikian an besarn besarnya ya sehing sehingga ga dapat dapat meluas meluas ke seluru seluruh h sel maupun maupun ke membra membran n sel tetang tetanggany ganyaa dengan dengan bantuan bantuan bahan bahan yang yang disebu disebutt neurotrasmiter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seorang anak pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 380 C sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi pada suhu 400 C atau lebih dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang. Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlawanan lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kbutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirn akhirnya ya terjad terjadii hipoks hipoksemi emia, a, hiperk hiperkani ania, a, asidos asidosis is laktat laktat diseba disebabkan bkan oleh oleh
metabolism metabolismee anaerobik, anaerobik, hipotensi hipotensi aterial aterial disertai disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan oleh meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya selanjutnya menyebabkan metabolisme metabolisme otak meningkat. meningkat. Rangkaian Rangkaian kejadian diatas merupakan faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah gangguan per pered edar aran an
daer daerah ah yang yang
meng mengaki akiba batk tkan an
hipo hipoks ksia ia sehi sehing ngga ga
meni mening nggi gika kan n
permeabilitas kapiler dan timbul edema otak. Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi menjadi “matang” “matang” dikemudian dikemudian hari, sehingga terjadi terjadi serangan serangan epilepsi epilepsi yang spon sponta tan. n. Jadi Jadi kejan kejang g demam demam yang yang berl berlan angs gsun ung g lama lama dapat dapat meny menyeba ebabk bkan an kelainan anatomis di otak hingga terjadi epilepsi (Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Hal 229 – 230)
IV. MANIF MANIFES ESTA TASI SI KL KLIN INIS IS
Umumnya kejang demam berlangsung singkat berupa serangan kejang klonik atau tonik klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan. Gerakan sentakan berulang tanpa di dahului kekakuan atau hanya sentakan atau kekakuan vokal. Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 80C berlangsung lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beber beberapa apa detik detik atau atau menit menit,, anak terban terbangun gun dan sadar sadar kembal kembalii tanpa tanpa defisi defisitt neurologis. Kejang dapat diikuti hemiporesis sementara (hemiparesis todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama dapa dapatt diik diikut utii oleh oleh hemi hemipa pare resi siss yang yang mene meneta tap. p. Bang Bangki kita tan n keja kejang ng yang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada k ejang demam yang pertama.
V.
PEME PEMERI RIKS KSAA AAN N PENU PENUNJ NJAN ANG G
Peme Pemeri riks ksaa aan n
cair cairan an
sere serebr brop opin inal al dila dilaku kukan kan untu untuk k
meny menyin ingk gkir irkan kan
kemungkinan meningitis, terutama untuk pasien kejang demam yang pertama. Pada bayi-bayi kecil seringkali seringkali gejala meningitis meningitis tidak jelas sehingga fungsi lumbal harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Dan dianjurkan untuk yang berumur kurang dari 18 bulan. Elektroensefalografi (EEG) ternyaa kurang mempunyai nilai pragnostik. EEG abnormal tidak dapat digunakan untuk mendug mendugaa kemungk kemungkina inan n terjad terjadiny inyaa epilep epilepsi si atau atau kejang kejang demam demam berula berulang ng di kemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG tidak diajurkan untuk pasien kejang
dema demam m sede sederh rhana ana.. Peme Pemeri riks ksaa aan n labo labora rato tori rium um ruti rutin n tidak tidak dian dianju jurk rkan an dan dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi.
VI. DIAG DIAGNO NOSA SA BAND BANDIN ING G
Peny Penyeb ebab ab lain lain keja kejang ng yang yang dise disert rtai ai dema demam m haru haruss disi dising ngki kirk rkan an,, khusus khususnya nya mening meningiti itiss atau atau ensefa ensefalit litis. is. Pungsi Pungsi lumbal lumbal terind terindika ikasi si bila bila ada kecurigaan klinis meningitis. Adanya sumber infeksi seperti otitis media tidak menyingkirkan meningitis dan jika pasien telah mendapatkan antibiotika maka perlu dipertimbangkan pungsi lumbal.
VII. PENATALAKSA PENATALAKSANAAN NAAN 1.
Pengobatan Fase Aktif
Sering Seringkal kalii kejang kejang berhen berhenti ti sendir sendiri. i. Pada Pada waktu waktu kejang kejang,, pasien pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah dan muntah. Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi oksigenasi terjamin. terjamin. Perhatikan Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernafasan, dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antiporetik. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena atau intrarectal. Dosis diazepam intravena 0,3 – 0,5 mg / kg BB / kali dengan kecepatan 1 – 2 mg / menit dengan dosis maksimal 20 mg. Bila kejang sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan. Tunggu sebent sebentar ar dan bila bila tidak tidak timbu timbull kejang kejang lagi lagi cabut cabut jarum. jarum. Bila Bila diazep diazepam am intrarectal 5 mg (BB < 10 kg) atau 10 mg (BB > 10 kg). bila kejang tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10 – 20 mg / kg BB secara intravena perlahan-lahan 1 mg / kg BB / menit. Setelah pemberian fenitoin harus dilakukan pembilasan dengan NaCl fisiologis karena fenitoin bersifat basa an menyebabkan iritasi vena. Bila Bila
keja kejang ng
berh berhen enti ti
deng dengan an
diaz diazep epam am..
Lanj Lanjut utny nyaa
deng dengan an
fenobarbotal diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 tahun 50 mg dan 1 tahun ke atas 75 mg. secara intramuskular empat jam jam kemudi kemudian an berika berikan n fenoba fenobarbi rbital tal dosis dosis rumat. rumat. Untuk Untuk 2 hari hari pertam pertamaa dengan dosis 8 – 10 mg / kg BB / hari. Dibagi dalam 2 dosis untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4 – 5 mg / kg BB . hari dibagi 2 dosis selama keada keadaan an belu belum m memb membai aik. k. Obat Obat diber diberik ikan an seca secara ra sint sintuka ukan n dan dan sete setela lah h membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200 mg / hari. Efek Efek samp sampin ingn gnya ya adala adalah h hipo hipote tens nsii penur penuruna unan n kesada kesadara ran n dan dan depr depres esii pernafasan.
2.
Mencari dan Mengobati Penyebab
Peme Pemeri riks ksaa aan n
sere serebr bros ospo ponal nal
dila dilakuk kukan an
untuk untuk
meny menyin ingki gkirk rkan an
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupu Walaupun n demiki demikian, an, kebanya kebanyakan kan dokter dokter melakuk melakukan an fungsi fungsi lumbal lumbal pada kasus kasus yang yang dicu dicuri rigai gai sebag sebagai ai meni mening ngit itis is,, misa misaln lnya ya apabi apabila la ada geja gejala la meningitis / bila kejang demam berlangsung lama.
3.
Pengobatan Profilaksis
Untuk profilaksis intermiten diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg / kg BB / hari dalam 3 dosis. Saat pasien demam diazepam dapat juga diberikan intrarectal, tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB < 10 kg) dan 10 mg (BB > 10 kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 380 C. Efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk, hipotonia Profilaks Profilaksis is terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tetapi tidak dapat dapat menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa epilep epilepsi si dikemu dikemudia dian n hari. hari. Profil Profilaks aksis is terus terus menerus setiap hari dengan fenobarbital 4 – 5 mg / kg BB / hari dibagi dalam 2 dosis. dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproaf valproaf dengan dosis 15 – 40 mg / kg BB / hari. Profilaksis terus-menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria yaitu : 1.
Sebelum ke kejang de demam ya yang pe pertama su sudah ad ada kelainan neurologis. Misal : serebral palsi atau mikrosefali
2.
Kejang demam lebih lama dari 15 menit
3.
Ada ri riwayat ke kejang ta tanpa de demam pa pada or orang tu tua / Saudara kandung
4.
Bila kejang terjadi bayi berumur kurang dari 12 bulan. Bila Bila hany hanyaa meme memenu nuhi hi satu satu krit kriter eria ia saja saja dan dan ingi ingin n memb member erik ikan an pengobatan jangka panjang, maka diberikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam orang / rectal tiap 8 jam disamping antipiretik.
VIII. VIII. PROG PROGNO NOSIS SIS
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebakan kematian. Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25 – 50%, 50%, umumny umumnyaa terjad terjadii pada pada 6 bulan bulan pertam pertama. a. Resiko Resiko untuk untuk mendapa mendapatka tkan n
epilepsi rendah. (Mansjoer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Hal : 435 – 437)
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kesehatan Anak. 2000. FKUI Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Kapita Selecta Selecta Kedokteran. Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. Ngastiyah, 1997. Perawatan 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “R” USIA 19 BULAN DENGAN FEBRIS CONVULSION DI RUANG BLAMBANGAN BRSD. PROF. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI – MOJOKERTO
I.
PENGKAJIAN DATA
Tanggal MRS
: 9 Juli 2008
Jam : 16.50 WIB
Tanggal Pengkajian
: 9 Juli 2008
Jam : 19.00 WIB
Tempat
: Blambangan Kelas II4
No. Register
: 117297
Oleh
: Imro’atun Nasukha
A.
Data Subyektif
1. Iden Identi tita tass Anak nak
Nama
: An “ R ”
Tanggal gal La Lahir / Umur
: 4 Nov Noveember 200 2006 6 / 19 bul bulaan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Anak ke
: 2
Diagnosa
: Febris Convulsion
Identitas Orang Tua
Nama Ibu
: Ny. “K”
Nama Ayah
: Tn. “D”
U mu r
: 36 tahun
Umur
: 38 tahun
Ag a m a
: Is Islam
A g am a
: Is Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Prambon
Alamat
: Prambon
Wonokerto
Wonokerto
2. Ke Kelu luha han n Utam Utama a
Saat MRS
Ibu klien mengatakan anaknya panas sejak tadi pagi (9-07-08) sekitar jam 08.00 WIB. Kejang 1x + 5 menit pada bagian kaki dan tangan terasa kaku, lidah tidak tergigit, gigi menggeget. Setelah klien kejang klien lemas dan diam sebentar dalam keadaan sadar, muntah cair 1x, tidak mencret dan tidak pilek
Saat Pengkajian
Ibu klien mengatakan saat ini anaknya tidak kejang lagi, panasnya mulai turun, anaknya sedang rewel dan sumer-sumer dan sumer-sumer . 3. Riway Riwayat at Pen Penya yakit kit Sekar Sekaran ang g
Ibu klien mengatakan anaknya panas sejak tadi pagi (9-07-08) sekitar jam 08.00 WIB kejang 1x + 5 menit pada bagian kaki dan tangan terasa kaki, kaki, lidah lidah tidak tidak tergig tergigit it,, gigi gigi mengge menggeget get,, setela setelah h klien klien kejang kejang klien klien lemas dan diam sebentar dalam keadaan sadar, muntah cair 1x, tidak menf menfre rett dan dan tida tidak k batu batuk k pile pilek, k, maka makan n dan minu minum m baik, baik, oran orang g tua tua member memberii obat obat paracet paracetamol amol 1 tablet tablet untuk untuk menuru menurunka nkan n panas, panas, tetapi tetapi panasnya tidak turun-turun kemudian orang tua membawa anaknya ke UGD BRSD Prof. Dr. Soekandar sekitar jam 16.50 WIB oleh dokter disarankan rawat inap di ruang Blambangan (anak) agar mendapatkan pelayanan yang sesuai klien dipindahkan ke ruang Blambangan (anak) sekitar jam 17.30 WIB. 4. Riway Riwayat at Peny Penyaki akitt Dah Dahulu ulu
Ibu klien mengatakan anaknya pernah menderita penyakit batuk pilek biasa dan tidak sampai di rawat di RS. Pada usia 5 bulan, anaknya sempat mencret mencret dan step. Pada usia 9 dan 14 bulan, klien juga pernah di rawat inap di BRSD. Prof. Dr. Soekandar dengan penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini. 5. Riway Riwayat at Kese Kesehat hatan an Kelu Keluar arga ga
Ibu klien mengatakan bahwa dirinya pernah menderita penyakit kejang demam seperti yang diderita anaknya saat ini. Ibu klien juga mengatakan dalam dalam keluar keluarga ga tidak tidak ada yang yang mender menderita ita penyak penyakit it menula menularr (TBC, (TBC, hepatitis) menahun (jantung, hipertensi) menurun (asma, DM) 6. Riwa Riwaya yatt Ante Antena nata tall
Ibu klien mengatakan selama hamil ia tidak pernah sakit tetapi hanya mual muntal pada awal kehamilan. kehamilan. Ibu memeriksakan memeriksakan kehamilannya kehamilannya 4x di bidan dan ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bidan. 7. Riwa Riwaya yatt Nata Natall
Tenaga Penolong : Bidan
BB
: 3700 gr
Tempat
: RS
PB
: 50 cm
Jenis Persalinan
: Spontan
Kondisi
: Ba Bayi sehat
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Aktivitas
: Ba B ayi menangis
8. Riwa Riwaya yatt Neon Neonat atal al
Ibu klien mengatakan anaknya lahir dengan spontan di tolong oleh bidan RS dengan jenis kelamin laki-laki, BB : 3700 gr. TB : 50 cm. anaknya langsung menangis dan tidak ada masalah 9. Riwa Riwaya yatt Post Postna nata tall
Ibu klien mengatakan setelah anaknya lahir diberi ASI colostrum, ibu menyusui anaknya selam 6 bulan kemudian diberi PASI 10. Riwayat Riwayat Sosial Sosial
Ibu Ibu klie klien n menga mengata takan kan anak anakny nyaa dias diasuh uh sendi sendiri ri bers bersam amaa suam suamin inya ya.. Hubu Hubung ngan an deng dengan an kelu keluar arga ga baik baik sert sertaa hubu hubung ngan an deng dengan an tema teman n sebayanya juga baik. 11. Riwayat Tumbuh Kembang Kembang Aspek Personal Sosial
- Anak Anak Dapa Dapatt
: Main ain bol bola deng dengan an pem pemer erik ikssa, mel melam amba baiikan kan tang tangan an,, menggunakan menggunakan sendok gampu, menirukan menirukan kegiatan, kegiatan, melamba melambaika ikan n tangan, tangan, tepuk tepuk tangan tangan,, memasu memasukka kkan n bis bisku kuit it ke mulu mulut, t, meny menyat atak akan an kein keingi gina nan n tanp tanpaa menangis.
- Anak Anak Gaga Gagall
: Goso Gosok k gigi gigi den denga gan n bant bantua uan, n, cuc cucii dan dan meng menger erin ingk gkan an tangan
- Kes Kesimpu impullan
: Anak Anak nor normal mal dal dalam am aspe aspek k per perso sona nall sos sosia iall
Aspek Motorik Halus
- Anak Anak Dapa Dapatt
: Memeg emegan ang g deng dengan an ibu ibu jar jarii dan dan jar jarii, memb memben entu turrkan kan 2 kubus, menaruh kubus di cangkir, cangkir, mencoret-cor mencoret-coret, et, ambil manik-manik diturunkan, menara 2 kubus
- Anak Gagal
: Menara 4 kubus
- Kes Kesimpu impullan
: Anak Anak nor normal mal dala dalam m aspe aspek k mot motori orik hal halus us
Aspek Bahasa
- Anak Da Dapat pat
: Mengu ngucap 3 kata, 1 kata, 2 kata, 6 ka kata
- Anak Ga Gagal gal
: Menun nunjuk 1 ga gambar, me menye nyebut 1 ga gambar bar
- Kesimpula ulan
: Anak norm ormal dalam aspek bah bahasa
Aspek Motorik Kasar
- Anak Dapat pat
: Berdiri sendir diri, berjalan mundu ndur, berjalan dengan baik, membungkuk kemudian berdiri, berjalan naik tangga, lari
- Anak Anak Gaga Gagall
: Menen enenda dang ng bol bolaa ke ke dep depan an,, mel melem empa parr bol bola tan tanga gan n ke atas
- Kes Kesimpu impullan
: Anak Anak nor normal mal dala dalam m aspe aspek k mot motori orik kas kasar ar
12. Riwayat Riwayat Imunisasi Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap, tetapi ibu klien lupa menyebutkan tanggal dan usia pemberian imunisasi 13. Pola Kebiasaan Kebiasaan Sehari-hari Sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Sebe Sebelu lum m Sak Sakit it
: Maka Makan n : 3x / har harii por porsi si seda sedang ng diha dihabi bisk skan an denga dengan n menu nasi, lauk, sayur. Minum : 5 gelas / hari (air putih, susu)
Selam elamaa MRS MRS
: Maka Makan n 2x 2x / har harii (na (nasi si dari dari RS deng dengan an dii diit TKT TKTP P) klien makan hanya habis 3 – 5 sendok makan, karena klien lagi rewel Minum : + 5 gelas / hari (air putih, susu)
b.
Pola Eliminasi
Sebe Sebelu lum m Sak Sakit it
: BAB BAB : 1x / hari hari (kon (konsi sist sten en lem lembe be,, warna warna kun kunin ing, g, bau khas, tidak sakit) BAK : 5 – 7x / hari (warna kuning jernih, bau khas)
Selama ama MRS
: BAB : 1x / hari (konsisten lembek, ek, berlendir dir, warna kuning, bau khas, tidak sakit) BAK : 4 – 5x / hari (warna kuning jernih, bau khas)
c.
Pola Aktivitas
Sebe Sebelu lum m Saki Sakitt
: Klie Klien n akt aktif if berma bermain in denga dengan n tema teman n seb sebay ayany anyaa
Selama MRS
: Klien digendong orang tuanya jalan-jalan di sekitar ruangan Blambangan
d.
Pola Istirahat
Sebe Sebelu lum m Saki Sakitt
: Tidu Tidurr sian siang g jam jam 11.0 11.00 0 – 14.0 14.00 0 WIB WIB nye nyeny nyak ak Tidur malam jam 18.30 – 04.00 WIB nyenyak
Selam elamaa MRS MRS
: Ibu Ibu pas pasien ien meng mengat atak akan an ana anakn kny ya tida tidak k bisa bisa ti tidur dur nyenyak karena badannya panas. Ia hanya tidur ½ jam dari jam 17.10 – 17.40 WIB
e.
Pola Kebersihan Diri
Sebel ebelum um Saki Sakitt
: Mand Mandii 2x / har hari padi padi dan dan sor sore. e. Gan Ganti ti baj baju u 2x / hari. Gosok gigi 2x / hari, keramas 3x seminggu, gant gantii cela celana na dala dalam m tiap tiap ngom ngompo poll dan dan sete setela lah h mandi.
Selama MRS
: Klien hanya diseka 2x sehari ganti baju 1x, belum gosok gigi, tidak keramas, ganti celama dalam setiap BAB / BAK
II.
DATA OBYEKTIF 1. Peme Pemeri riksa ksaan an Fisik Fisik Umum Umum
a. Keadaan Umum : Cukup b. Kesadaran
: Composmentis
c. TTV
N : 104x / menit
S
: 376 0C
RR
: 22x / mnt
BB TB
: 11 kg :
: -
2. Peme Pemeri riksa ksaan an Fisik Fisik Kh Khusu ususs
Inspeksi
- Kepala
: Bersih, teb tebaal, hi hitam, be bergelomb ombang, ng, ti tidak ad ada ke ketomb ombe, tidak ada kutu
- Muka
: Menyeringai, tidak odem, tidak pucat
- Mata
: Simetris, sklera ti tidak ikterus, konjungtiva merah muda, bersih, tidak ada kotoran, reflek pupil baik
- Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada polip
- Mulut
: Simetris, lembab, tidak ada etomatitis, bersih, lidah bersih, gigi tumbuh di depan bawah 4 buah depan atas 2 buah, samping kiri bawah dan atas masing-masing 2 bua buah. h. Sam Samping ping kana kanan n atas atas bawa bawah h 2 buah buah.. Jadi Jadi jumlahnya 16 buah, tidak terdapat caries.
- Telinga
: Pendengaran baik terbukti saat klien di panggil merespon, simetrtis, tidak ada serumen, bersih
- Leher
: Bersih, tidak ada bendungan vena jugularis
- Dada
: Simetris,
bersih,
tidak
terdapat
penarikan
otot
intercoster. - Axila
: Simetis, bersih
- Abdomen
: Simetris, bersih
- Gene Genettali alia
: Bers Bersih ih,, ter terdapa dapatt skro skrottum, um, terda erdapa patt test estil (2) terd terdap apat at lubang penis
- Anus
: Terdapat lubang anus, bersih
- Ekst Ekstre remi mita tass : Atas Atas : Jum Jumla lah h jari jari tang tangan an leng lengkap kap,, tidak tidak ada ada gangg ganggua uan n pergerakan pada tangan kiri terpasang infus Ds. ½ N, 40 TPM, simetris, bersih, akral hangat. Bawah : Jumlah jari kaki lengkap, simetris, tidak aa gangguan pergerakan, akral hangat, bersih
Palpasi
- Kepala
: Tidak terdapat benjolan
- Leher
: Tidak te terdapat pe pembesaran ke kelenjar tiroid da dan limfe
- Axila
: Tidak terdapat pembesaran limfe
- Abdomen
: Tidak te terdapat ny nyeri tekan
- Ekstremitas : Akral hanga ngat
Auskultasi
- Dada
: Tidak terdapat rnchi maupun wheezing
- Abdomen
: Terdapat su suara bising us usus
Perkusi
- Abdomen
: Tidak hipertimpani
- Reflek Patela
: +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 1. A. Urine - SG
: 1.020
- Ph
: 5
- Leucolyt
: Negatif
- Nitrit
: Negatif
- Protein
: Negatif
- Glucose
: Negatif
- Keton
: Negatif
- Urobilinogen
: Negatif
- Bilirubin
: Negatif
- Eritrocyt
: Negatif
Sedimen - Leucocyt
: 0–1 L/P
- Erytrocyt
: -
- Epithel Cel
: 1–2 L/P
L/P
- Cylinder
: -
L/P
- Lan-lain
: -
L/P
Hasil Pemeriksaan Tanggal Hematologi
Angka Normal
1. Haemoglobin
: 11.7 9 /dl
L
: 13.4 – 17
P
: 11.4 – 15
2. Leucocyt
: 23.700 / mm3
4800 – 10.700
3. Erythrocyt
: 4.37 at / mm3
L
: 4.5 – 6.5 JT
P
: 3.8 – 5.8 JT
4. Trombocyt
: 233.000 / mm3
150.000 – 350.000
5. LED
:
L
: < 15
P
: < 20
6. Hitung Jenis
:
-
EOS
:
75 7 5, 2 %
1–3
-
BASO
:
75,2%
0–1
-
STAB
:
75,2%
3–5
-
Segment
:
75,2%
30 – 70
-
Lympo
:
21,6%
25 – 30
-
Mono
:
3, 3 ,2 %
3–7
7. Hematrocrit (PCV)
: 3 4 ,9 %
L
: 40 – 50
8. Retikulosit
:
P
: 35 – 45
0,8 – 15% 9. Bleeding Time
:
1–7
10. Clotting Time
:
5 – 15
11. PPT
:
12. APTT
:
13. Gol. Darah ABO / RH
:
14. Malaria
:
Hasil Pemeriksaan Faeces Tanggal : 1. Maeros
: Coklat lembek
2. Micros
:
- Amuba
: Negatif
- Cysto
: Negatif
- Telur Cacing
: Negatif
- Leucocyt
: Negatif
- Erytrocyt
: Negatif
- Lemak
: Negatif
- Karbohidrat
: Negatif
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx : An “R” “R” usi usiaa 19 19 bul bulan an deng dengan an febr febris is conf conful ulsi si Ds : Ibu Ibu klie klien n meng mengat atak akan an anakn anaknya ya masih masih panas panas teta tetapi pi panas panasny nyaa luma lumaya yan n turun daripada kemarin Do : K / U
: Cukup
Leucocyt : 23.700 / mm3
Kesadaran : Composmentis
4800 – 10.700 (N)
TTV N
Akral hangat
: 104x / mnt
S
: 376 0C
RR
: 22x / mnt
Kejang (-) Wajah Menyeringai Bibir lembab Masalah
: Peningkatan suhu tubuh
Kebutuhan
: - Kompres dingin - Kolaborasi dengan tim medis (pemberian antipiretik) - Beri gizi yang cukup - Banyak minum air putih / susu + 6 gelas / hari
IV.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
Resti kejang berulang
-
Resik esiko o ter terjjadi adi ker kerus usak akan an sel otak otak aki akibat bat kej kejan ang g
V.
VI.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
Kolaborasi dengan tim medis
-
Kompres dingin
-
Beri gizi yang cukup
-
Sara Sarank nkan an bany banyak ak minu minum m air air puti putih h / susu susu + 6 gela gelass / hari hari
INTERVENSI
Dx : An “R” usia 19 bulan dengan febris convulsi
Tujuan : Jangk angkaa Panj Panjan ang g
: Set Setelah elah dil dilakuk akukan an asuh asuhan an kebi kebida dana nan n sel selama ama 1 x 24 jam jam diharapkan tidak terjadi kejang lagi
Jangk angkaa Pend Pendek ek
: Set Setelah elah dil dilakuk akukan an asuh asuhan an kebi kebida dana nan n sel selama ama 1 x 24 jam jam diharapkan panasnya turun
Kriteria Hasil : -
K / U : Ba B aik
Leucocyt : 23.700 / mm3
-
Tidak terjadi kejang berulang
4800 – 10.700 (N)
-
Tidak panas
Akral hangat
-
TTV normal S
-
: 365 – 375 0 C
N
: 90 – 140 x / mnt
R
: 25 – 32 x / mnt
Nafsu Nafsu makan makan meni meningka ngkatt terbu terbukti kti klie klien n mengha menghabis biskan kan makan makananny annyaa
Implementasi :
1. Lakukan pendekatan pendekatan terapeu terapeutik tik kepada klien dan keluar keluarga ga R/
Menjal Menjalin in kerjasam kerjasamaa dan hubungan hubungan saling saling percay percayaa antara antara klien klien dan tenaga kesehatan
2. Cuci tanga tangan n sebelum sebelum dan sesud sesudah ah melakuk melakukan an tindaka tindakan n R/
Menceg cegah inf infeeksi
3. Lakuk Lakukan an obse observ rvas asii TTV TTV R/
Dete Deteks ksii din dinii adany adanyaa kom kompl plik ikas asii
4. Beri Berikan kan komp kompre ress din dingi gin n R/
Menu Menurrunka unkan n suh suhu u tub tubuh uh
5. Ganti pakaian pakaian yang tebal dengan yang yang tipis tipis dan bebaskan bebaskan dari pakaian pakaian R/
Mengu Mengura rangi ngi pana panass dan dan bebas bebaskan kan jal jalan an nafa nafass
6. Ajarka Ajarkan n kepada kepada keluarg keluargaa tentang tentang person personal al hygien hygienee R/
Menceg cegah inf infeeksi
7. Anjur Anjurka kan n untuk untuk bany banyak ak min minum um R/
Menc Menceg egah ah dehi dehidr dras asii
8. Kolab Kolabor oras asii dengan dengan tim tim medi mediss R/
Menj Menjal alan ankan kan fung fungsi si indep indepen ende de
VII.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 9 Juli 2008
Jam : 20.00 WIB
1. Melaku Melakukan kan pendekat pendekatan an terapeuti terapeutik k kepada kepada klien dan keluarg keluargaa dengan dengan cara menyapa, menanyakan dengan ramah dan sopan 2. Mencuci tangan sebelum sebelum dan dan sesudah sesudah melakukan melakukan tindaka tindakan n 3. Mela Melaku kukan kan obse observ rvas asii TTV TTV : TD
: -
N
: 104x / menit
S
: 376 0C
RR
: 22c / menit
4. Member Memberika ikan n kompre kompress dingin di dahi dan lipatan-l lipatan-lipa ipatan tan misaln misalnya ya : leher, leher, ketiak, lipatan paha 5. Mengganti Mengganti pakaian pakaian yang yang tebal tebal dengan pakaian pakaian tipis tipis dan membeba membebaskan skan jalan jalan nafas dengan cara kepala lebih ditinggikan 6. Meng Mengaj ajar arka kan n kepa kepada da kelu keluar arga ga tent tentan ang g pers person onal al hygi hygien enee deng dengan an cara cara menganjurkan segera menceboki anaknya mulai dari lubang penis kemudian membuka gland penis setelah BAB / BAK kemudian dikeringkan 7. Menganj Menganjurk urkan an kepada keluarg keluargaa pasien untuk untuk memberi memberi minum minum air putih putih atau susu + 6 – 7 gelas / hari agar klien tidak dehidrasi 8. Melaku Melakukan kan kolab kolabora orasi si dengan dengan tim medis medis Tx : Inf. Inf.
Ds. ½
NS
20 tpm
Cefotaxim
3x 333 mg
Antrain
3 x ¼ am p
Obat oral paracetamol 3 x 2 cth
EVALUASI Tanggal : 10 Juli 2008 S
Jam : 08.00 WIB
: Ibu Ibu klie klien n meng mengat atak akan an pan panas as ana anakn knya ya sud sudah ah tur turun un
O : K/U
: Cukup
Kesadaran
: Composmentris
TTV TD
: -
N
: 96 x / menit
S
: 370 C
RR
: 24x / menit
Kejang (-)
Akral hangat
A : An “R” “R” usia usia 19 bula bulan n denga dengan n febri febriss convu convulsi lsi masala masalah h terat teratasi asi sebagi sebagian an P
: - Intervensi dilanjutkan - Ovse Ovserv rvas asii TTV TTV Inf Ds ½ Ns 20 tm Inj cefotaxim 3 x 333 mg Anstrain 3 x ¼ amp - Kolaborasi dengan tim medis - Paracetamol 3 x 2 - Menjaga personal hygiene - Menganjurkan banyak minum
Tanggal : 12 Juli 2008 S
Jam : 08.00 WIB
: Ibu klien klien meng mengat atak akan an anakn anaknya ya suda sudah h tida tidak k pana panass dan dan nafs nafsu u maka makan n meningkat
O : K/U
: Ba Baik
Kesadaran
: Composmentris
TTV TD
: -
N
: 100 x / menit
S
: 365 0 C
RR
: 25x / menit
- Kejang (-) - Akr Akral hang hangat at - Nasf Nasfu u maka makan n meni meningk ngkat at terb terbuk ukti ti klie klien n mengh menghab abis iskan kan makan makanan anny nyaa dengan lahap - Wajah Wajah anakny anaknyaa sudah sudah tidak tidak menyer menyering ingai ai A : An “R” usia usia 19 bulan bulan dengan dengan febr febris is convuls convulsii masa masalah lah terata teratasi si P
: - Inte Interv rven ensi si dihe dihent ntik ikan an klie klien n pula pulang ng
HE 1. Menganj Menganjurk urkan an kepada keluar keluarga ga untuk segera segera mengomp mengompres res / memberi memberi obat penurun panas apabila anaknya panas 2. Mengajurkan Mengajurkan kepada keluarga keluarga agar menjaga menjaga personal personal hygiene hygiene 3. Menganjurkan Menganjurkan kepada kepada keluarga keluarga untuk memberi memberi makan makan makanan makanan yang bergizi bergizi