TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA TM 10
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEKERASAN PSIKIS: BULLYING PADA REMAJA
MAKALAH
oleh:
Wulan Diaz Tri Kurniawati NIM 142310101034
Efi Pandan Sari NIM 142310101061
Dinar Maulida H NIM 142310101077
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEKERASAN PSIKIS: BULLYING PADA REMAJA
A. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004), pengkajian keluarga tediri dari sebagai
berikut ini:
1. Data Umum
Data ini mencangkup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,
pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga. Selanjutnya
komposisi keluarga dibuat genorgramnya.
Gambar 1. Format Pengumpulan Data Keluarga
a. Tipe keluarga, menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga.
b. Suku bangsa, yang mengkaji tentang asal/suku bangsa keluarga
(pasangan).
c. Agama,
d. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga (orang tua
maupun anak yang sudah bekerja dan membantunya).
e. Aktifitas rekreasi keluarga, yang dimaksud dengan rekreasi keluarga
bukan hanya bepergian ke luar rumahbsecara bersama atu sendiri
menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di rumah untuk
menikamati hiburan radio atau televisi bersama juga bercengkraman.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga yang dikaji ditentukan oleh usia anak
tertua dari keluarga inti.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum tepenuhi
Mengkaji tentang tugas keluarga yang belum tepenuhi dan kendala yang
dihadapi oleh keluarga. Selain itu juga melakukan pengidentifikasian
mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan upaya yang telah
dilakukan.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Mengkaji tentang riwayat kesehtan keluarga inti, riwayat kesehtan
masing-masing keluarga, perhatiahan tehadap upaya pencegahan
penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhada pelayanan kesehatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan.
d. Riwayat kesehtan keluarga sebelumnya
Mengkaji tentang riwayat kesehtan generasi di atas orang
tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut
tentang upaya penanggualangan penyakit, upaya kesehatan yang
diertahankan sampai saat ini.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Mengkaji tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi, luas, tipe,
jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perlrtakan
perabotan rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan
MCK, sarana air bersih dan minuman yang digunakan.
b. Karakteristik tertangga dan komunitasnya
Mengkaji karakteistik dari tetangga dan komunitas setempat meliputi
tempat keluarga betempat tinggal, meliputi kebiasaan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Mengkaji wkatu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan interaksi dengan masyarakat
sekitar.
e. Sistem pendukung keluarga
Mengkaji tentang jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
keluarga yang menunjang kesehtan (askes, jamsostek, kartu sehat,
asuransi atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota
keluarga dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat, dan
fasilitas sodial yang disekitar keluarga yang dapat digunakan
untukmeringkas upaya kesehtan.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
Mengkaji peran masing-masing anggota keluarga secara formal amupun
informal.
b. Nilai atau norma keluarga
Mengakaji nilai atau norma yang dipelajari atau dianut keluarga
berhubungan dengan kesehtan.
c. Pola komunikasi keluarga
Mengkaji bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa yang mengambil
keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluargadalam
menciptakan berkomunikasi.
d. Struktur kekuatan keluarga
Mengkaji tentang bagaimana keluarga mempengaruhi dan mengendalikan
anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan.
5. Fungsi Keluaraga
a. Fungsi ekonomi
Mengkaji tentang bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuahan
sandnag, pangan dan papan aserta pemnfaatan lingkungan rumah dan
meningkatkan penghasilan keluarga. Selain itu kemampuan keluarga
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat ntuk
meningkatkan status kesehatan
b. Fungsi mendapatkan status sosial
Mengkaji tentang upaya keluarga untuk memperoleh status sosial di
masyarakat temapt tinggal keluarga.
c. Fungsi sosialisais
Mengkaji tentang uapaya yang dilakukan keluarga tentang sejauh mana
keluarga beajar tentang disiplin, nilai, norma, budya, dan perilkau
yang berlaku di keluarga dan masyarakat.
d. Pemenuhan kesehatan
Mengakaji tentang:
a) Kemampuan keluarga untuk menganal masalaha kesehatan
b) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehtan yang tepat.
c) Kemampuan keluarga merawta anggota keluarga yang sakit.
d) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat.
e. Fungsi religius
Mengkaji tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan dijalankan
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
f. Fungsi rekreasi
Mengkaji tentang kemampuan dan kegiatan keluarga untuk melakukan
rekreasi secara bersama baik diluar maupun didalam rumah, juga
kuntitas dilakukan.
g. Fugsi reproduksi
Mengkaji tentang bagaiama rencana keluarga memiliki dan upaya
mngendaliakan jumlah anggota keluarga.
h. Fungsi afektif
Mengkaji tentang gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan
psikososial dalam keluarga, dan bagaiman keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stres jangka pendek
Stressor jangka pendek menjelaskan tentang bagaimana keluarga mempu
merespon stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu
penyelesian kurang dari 6 bulan.
b. Stres jangka panjang
Mengkaji tentang bagaimana keluarage merespon setres yang memerlukan
waktu penyelesian lebih adri 6 bulan.
c. Koping keluarga
Mengkaji tentang strtegi koping terhadap stressor yang ada.
7. Pemerikasaan Fisik
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang dilakukan
tidak bebeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah
sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
8. Harapan Keluarga
Mengkaji harapan keluarga terhadap perawat dalam menangani masalah
kesehtan yang terjadi.
Pengkajian Fokus
Pengkajian data focus keluarga dengan anak usia remaja (Suprajitno, 2004)
meliputi:
a. Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.
c. Bagaimana perilaku anak selama di rumah.
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman
sekolah atau bemain.
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja di rumah.
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh
anak.
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama.
Dan dimana.
h. Apa kebiasaan anak di rumah.
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri.
j. Berapalama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.
k. Siapa yang menjadi figure untuk anak.
l. Seberapa baik peran figure bagi anak.
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
B. Analisis Data dan Penentuan Masalah
1. Analisis Data
"Data "Etiologi "Diagnosa "
"Data Subjektif "Penilaian internal"Harga diri "
"Pasien atau keluarga "individu maupun "rendah "
"mengungkapkan tentang: "penilaian ekstenal" "
"Hal negative dari diri "yang negative " "
"sendiri atau orang lain " " "
"Perasaan tidak mampu " " "
"Padangan hidup yang "Mekanisme koping " "
"pesimis "maladaptive " "
"Penolakan terhadap " " "
"kemampuan diri " " "
"Data Objektif "Harga diri rendah " "
"Penurunan produktivitas " " "
"Tidak berani menatap " " "
"lawan bicara "Gangguan persepsi " "
"Lebih banyak menundukkan"sensori " "
"kepala saat berinteraksi" " "
"Bicara lambat dengan " " "
"nada suara lemas " " "
"Data Subjektif "Ketidak efektifan "Isolasi sosial"
"Pasien atau keluarga "koping individu " "
"mengungkapkan tentang " " "
"Ingin sendiri " " "
"Menarik diri "Gangguan harga " "
"Adanya permusuhan "diri: harga diri " "
"Merasa tidak aman di "rendah " "
"tempat umum " " "
"Perasaan berbeda dari "Isolasi sosial " "
"orang lain " " "
"Data Objektif " " "
"Riwayat ditolak "Gangguan persepsi " "
"Tidak ada kontak mata "sensori " "
"Terlihat sedih " " "
"Data Subjektif "Ketidak efektifan "Resiko bunuh "
"Pasien atau keluarga "koping individu "diri "
"mengungkapkan tentang " " "
"Isolasi sosial "Putus asa " "
"Kesepian " " "
"Putus asa "Resiko bunuh diri " "
"Tidak berdaya " " "
"Mengatakan keinginan "Kematian " "
"untuk mati " " "
"Data Objektif " " "
"Tidak ada kontak mata " " "
"Adanya riwayat di bully " " "
2. Penentuan Masalah
Penjajakan Tahap 1
Menurut Zaidin (2009), penjajakan tahap 1 terdiri dari sebagai
berikut.
1. Ancaman Kesehatan
Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat menyebabkan tejadinya
penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam pencapaian potensi
kesehatan.
2. Kurang/Tidak Sehat
Kurang/tidak sehata dalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
yang meliputi keadaan sakit apakah telah tediagnosa atau belum dan
kegagalan tumbuh-kembang sesuai dengan kecepatan yang normal.
3. Krisis
Krisis adalah kondisi yang telalu menuntut individu atau keluarga
dalam hal penyusuaian dan sumber daya luar batas kemampuan mereka.
Kondisi krisis antara laian pernikahan, kehamilan, persalinan, masa
nifas, masa menjadi orang tua, penambahan anggota baru seperti bayi
baru lahir dan orang kost, abortus, masa anak masuk sekolah, masa
remaja, kondisi kehilangan pekerjaan kematian anggota keluarga,
pindah rumah, kelahiran diluar pernikahan.
Penjajakan Tahap 2
Menurut Zaidin (2009) penjajakan tahap 2 berisi tentang
pertanyaan tentang ketidakmampuan keluarga melaksanakan tugas keluarga
seperti berikut ini.
1. Ketidaksanggupan mengenal masalah disebabkan oleh:
a. Ketidaktahuan tentang fakta
b. Rasa takut tehadap akibat jika masalah diketahui
a) Sosial: dibenci oleh masyarakat, hilangnya penghargaan kawan dan
tetangga.
b) Ekonomi yang kurang: dianggap orang miskin.
c) Fisik/Psikologis: kurang dipercaya bila ada kelemahan fisik/psikologis
c. Sikap dan falsafah hidup yang betentangan/tidak sesuai.
2. Ketidaksanggupan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat karena:
a. Tidak mengerti tentang sifat, berat, dan luasnya masalah
b. Masalah tidak begitu menonjol
c. Rasa takut dan menyerahakibat tidak dapat memecahkan masalah sehingga
ditangani sedikit demi sedikit.
d. Kurang pengetahuan mengenai berbagai jalan keluar yang dapat
digunakan.
e. Tidak sanggup memilih tindakan di antara beberapa pilihan.
f. Pertentangan pendapat antar anggota keluarga tentang pemilihan,
masalah dan tindakan.
g. Tidka tahu tentang fasilitas kesehtan yang tesedia.
h. Rasa takut akibat tindakan yang bekaitan dengan sosial, ekonomi,
fisik, dan psikologis.
i. Sikap negative terhadap masalah kesehatan sehingga tidak sanggu
menggunakan akal untuk mengambil keputusan.
j. Fasilitas kesehatan tidak tejangkau dalam hal fisik (lokasi) dan
biaya.
k. Kurang kepercayaan/keyakinan tehadap tenaga/institusi kesehatan.
l. Kesalahan persepsi akibat pemberian informasi yang salah.
3. Ketidakmampuan merawat/menolong anggota keluarga karena :
a. Tidak mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis, dan perawatan), pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Tidak mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
c. Tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
d. Kurang pengetahuan dan keteampilan dalam melakukan prosedur
perawatan/pengobatan.
e. Ketidakseimbangan sumber-sumber yang ada pada keluarga untuk perawatan
dalam hal:
a) Anggota keluarga yang bertanggung jawab
b) Sumbe keuangan/finansial
c) Fasilitas fisik (ruang untuk orang sakit)
f. Sikap negatif kepada yanag sakit
g. Adanya konflik individu
h. Sikap/pandangan hidup.
i. Peilaku mementingkan diri sendiri
4. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah bisa mempengaruhi kesehatan
dan pengembangan pribadi anggota keluarga karena:
a. Sumbe-sumber keluarga tidak seimbang/tidak cukup.
a) Keuangan
b) Tanggungjawab/wewenag anggota keluarga
c) Fisik (isi rumah yang tidak teatur)-sempit
b. Kurang dapat memelihara keuntungan/manfaat memelihara lingkungan di
masa yang akan datang.
c. Ketidaktahuan tentang pentingnya higine sanitasi
d. Adanya konflik personal/psikologis
a) Krisis identitas, ketidaktepatan eran
b) Rasa iri
c) Rasa bersalah/tersiksa
e. Ketidak tahuan tentang usaha pengcegahan penyakit
f. Pandangan hidup
g. Ketidak kompakan keluarga
a) Sifat mementingkan diri sendiri
b) Tidak ada kesepakatan
c) Acuh terhadap anggota keluarga yang mengalami krisis
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk memelihara
kesehatan, karena:
a. Tidak tahu atau tidak sadar bahwa fasilitas kesehtan tesedia
b. Tidak memahami keuntungan yang dapat dipeoleh dari fasilitas
kesehatan
c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehtan
d. Pengalaman yang kurang baik tentang petugas kesehatan.
e. Rasa takut tehadap akibat tindakan (tindkan pencegahan,
diagnostik, pengobatan, rehabilitasi)
a) Fisik/psikologis
b) Keuangan
c) Sosial, seperti hilangnya penghargaan dari kawan dan orang
lain.
f. Fasilitas yang diperlukan tidak tejangkau dalam hal ongkos dan
lokasi.
g. Tidak ada fasilitas yang diperlukan
h. Tidak ada atau kurangnya sumber daya keluarga
a) Tenaga seperti penjaga anak
b) Uang untuk ongkos obat
i. Rasa asing atau adanya sokongan dari tipologi masalah
keperawatan.
j. Sikap/falsafah hidup.
Cara Memprioritaskan Masalah
Menurut Zaidin (2009), perioritas masalah dapat di susun dengan
cara menggunakan kriteria-kriteria penyusunan skala prioritas sebagai
berikut.
1. Sifat masalah
Skala yang digunakan adalah ancaman kesehatan, ketidak/kuran sehat,
dan krisis yang dapt diketahui. Faktor yang mempengaruhi adalah
faktor kebudayaan.
2. Kemungkinan masalah tersebut dapat diubah/tidak
Bila masalah ini dapat diatasai dengan sumber daya yang ada
(tenaga, dana, dll), masalah akan berkurang atau mencegah lebih
meluas. Skala yang digunakan adalah mudah, hanya sebagian dan tidak
dapat. Dipengaruhi oleh:
a. Pengetahuan yang ada, teknologi, dan tindakan untuk mengatasi masalah.
b. Sumberdaya keluarga dalam hal fisik, keuangan, tenaga dan waktu.
c. Sumber daya perawatan dalam bentuk fasilitas organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
3. Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah akan timbul dapat dikurangi atau
dicegah. Skala yang digunakan adalah tinggi, cukup, dan rendah.
Dipengaruhi oleh faktor:
a. Lamanya masalah (semakin lama, masalah semakin kompleks).
b. Kerumitan masalah. Hal ini berhubungan dengan beratnya penyakit atau
masalah. Pad umumnya, semakin berat masalah, semakin sedikit
kemungkinan dabat diubah/dicegah.
c. Tidakan yang sedang dijalankan adalh tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah. Tindakan yang tepat akan meningkatkan kemungkinan
untuk mevegah masalah.
d. Adanya kelompok "resiko tinggi" atau kelompok yang sangat peka
meningkatkan potensi untuk mencegah masalah.
4. Menonjolnya masalah
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah. Skala yang digunakan adalah masalah berat
harus ditangani, masalah tidak perlu ditangani, masalah tidak
dirasakan.
Pengukuran Bobot Masalah
Menurut Zaidin (2009), skoring dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
Tabel Skala penyusunan Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Prioritas
"Kriteria "Bobot "
"Sifat masalah "1 "
"Skala: Ancaman kesehatan "2 "
"Tidak/kurang sehat "3 "
"Krisis "1 "
"Kemungkinan masalah dapat diubah "2 "
"Skala : Dengan mudah "2 "
"Hanya sebagian "1 "
"Tidak dapat "0 "
"Potensi masalah untuk dicegah "1 "
"Skala: Tinggi "3 "
"Cukup "2 "
"Rendah "1 "
"Menonjolnya masalah "1 "
"Skala: Maslah berat harus ditangani "2 "
"Maslah tidak perlu segera ditangani "1 "
"Masalah tidak dirasakan "0 "
1. Tentuakan skor setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tetinggi dan dikalikan bobot
Skor x Bobot
Angka Tetinggi
3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tetinggi adalah 5, sama
dengan seluruh bobot.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah berhubungan dengan riwayat penolakan
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental
3. Resiko bunuh diri berhubungan dengan kekerasan psikis
Prioritas masalah
1. Harga diri rendah
Sifat masalah :
a. Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian
b. Potensial masalah dapat di cegah : sebegaian
c. Menonjolnya masalah : masalah harus segera ditangani karena akan
berdapak buruk pada mental dan psikis anak yang berujung pada
keputusasaan yang berisiko melukai atau resiko bunuh diri
Ancaman kesehatan
a. Merupakan ancaman karena bila hal tersebut dibiarkan terus dapat
mengancam kesehatan mental dan psikisnya.
b. Dengan diberikan pengarahan pada salah satu anggota keluarga, masalah
dapat diubah tetapi memerlukan proses.
c. Dengan memperhatikan pengarahan,potensial masalah akan sulit dicegah
karena butuh proses yang cukup lama untuk membangun percaya
diriterhadap anak.
d. Keluarga yang dengan anak bullying perlu didampingi guna menggali hal
yang menyebabkan,penghambat serta menanganan yang cocok untuk
diberikan
Diagnosa prioritas
1. Harga diri rendah berhubungan dengan riwayat penolakan
D. Intervensi Keperawatan
"Diagnosa "Rencana Keperawatan "
"keperawatan " "
" "Tujuan dan Kriteria Hasil "Intervensi (NIC) "
" "(NOC) " "
"Harga diri "NOC "Self-Esteem Enhancement "
"rendah "Self – Esteem "Bantu pasien untuk menemukan "
"berhubungan "Self – Esteem: Chronic Low"penerimaan diri "
"dengan riwayat"Setelah dilakukan tindakan"Dukung (melakukan) kontak "
"penolakan "keperawatan selama ….x24 "mata saat berkomunikasi "
" "jam harga diri pasien "dengan orang lain "
" "meningkat, dengan kriteria"Dukung pasien untuk terlibat "
" "hasil: "dalam memberikan afirmasi "
" "verbalisasi penerimaan "positif melalui pembicaraan "
" "diri "pada diri sendiri dan secara "
" "penerimaan keterbatasan "verbal terhadap diri setiap "
" "diri "hari "
" "tingkat percaya diri naik "Berikan pengalaman yang akan "
" " "meningkatkan otonomi pasien "
" " "dengan tepat "
" " "Sampaikan/ungkapkan "
" " "kepercayaan diri pasien dalam"
" " "mengatasi situasi "
" " "Bantu untuk mengatur tujuan "
" " "yang realistik dalam rangka "
" " "mencapai harga diri yang "
" " "lebih tinggi "
" " "Berikan hadiah atau pujian "
" " "terkait dengan kemajuan "
" " "pasien dalam mencapai tujuan "
" " "Fasilitasi lingkungan dan "
" " "aktivitas-aktivitas yang akan"
" " "meningkatkan harga diri "
" " "Monitor tingkat harga diri "
" " "dari waktu ke waktu dengan "
" " "tepat "
E. Implementasi Keperawatan
"No "Diagnosa "Hari/Tgl "Implementasi "TTD "
"1 "Harga diri "Senin, 6 "Meningkatan harga diri " "
" "rendah "Nov 2017 " " "
" " "pukul 08.00" " "
A. Evaluasi
"No "Diagnosa "Evaluasi "
"1 "Harga Diri Rendah "S : Klien Mengatakan tidak percaya "
" " "diri dengan hasil karyanya "
" " "O : tidak dapat mau memberikan tauakan "
" " "hasil karya nya kepada orang lain "
" " "(anggota keluarganya) "
" " "A : masalah belum teratasi "
" " "P : intervensi dilanjutkan "
SOAL!
1. Keluarga Tn. F memiliki Anak yang berusia 14 tahun. Tn. F mengatakan
bahwa anaknya telihat pendiam padahal sebelumnya ia adalah anak yang
ceria. Tn. F juga mengungkapkan semenjak Ny. F ditahan karena kasus
korupsi, anaknya sering dihina oleh teman-temannya. Di bawah ini yang
menunjukkan tanda dan gejala harga diri rendah yang dapat ditemukan
ketika diobservasi adalah …
a. Peningkatan produktivitas
b. Pasien menatap lawan bicara saat berinteraksi
c. Bicara lambat dengan nada suara lemah
d. Pasien mau berbicara tentang masalah yang dihadapi
e. Pasien tidak mampu mengontrol rasa marah
2. Perawat T sedang melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn Y yang
memiliki anak remaja berusia 13 tahun. Tn. Y mengatakan bahwa anaknya
dikucilkan dan suka di bully oleh teman-temannya. Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan oleh perawat T, di dapatkan data yang
menunjukkan bahwa anak Tn. Y mengalami harga diri rendah.
Berdasarkan kasus tersebut, jika dibiarkan maka harga diri rendah
dapat mengakibatkan tejadinya …
a. Isolasi sosial: menarik diri
b. Waham
c. Perilaku kekerasan
d. Halusinasi
e. Gangguan konsep diri
3. Anak S oleh perawat didiagnosa resiko bunuh diri, hal ini dikarenakan
anak S mengalami putus asa karena telah dibully oleh teman-temannya.
Tetapi disisi lain anak S tau dia tidak bersalah, penyebab anak S
putus asa adalah..
a. koping diri tidak efektif
b. dibully teman-temannya
c. merasa bersalah
d. percaya diri rendah
e. malu
4. Anak A mempunyai mekanisme koping yang maladaptif hal ini terlihat
dari sikap sehari-harinya. Perawat B mengeksplorasi anak A tersebut
dan anak A menyebutkan bahwa dia tidak bisa apa-apa, padahal perawat B
tau bahwa anak A cukup pintar di sekolahnya, anak A juga tidak
mempunyai teman karena tidak percaya pada diri sendiri. Dalam hal ini
perawat A dapat menegakkan diagnosa
a. harga diri rendah
b. malu
c. isolasi sosial
d. tidak percaya diri
e. menarik diri
5. Perawat x ingin mengetahi proses perkemabangan remaja dalamkeluarga
bapak K. Apa saja yang perlu dikajiguna mendapatkan informasi yang
real?
a. Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah,
bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang, bagaimana perilaku
anak selama di rumah.
b. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman
sekolah atau bemain, apa pekerjaan orang tua dan berapa
pengasilannya.
c. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri,
berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak, siapa yang
menjadi figure untuk anak, seberapa baik peran figure bagi anak,
bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
d. Jawaban A dan C benar
e. Jawaban B dan C benar
6. Anak Y umur 15 tahun puri dari ibu K dan bapak J yang merupak siswa di
SMP Harapa Nusa Indah. Anak Y termasuk anak yang sangat pendiam di
sekolahannya dan tidak mudah bisa bergaul dengan temannya. Setelah
dikaji ternyata anak Y merasa malu dan tidak percaya diri untuk
bergabung dengan teman yang lainnya karena sering di ejek karena tidak
pernah diikutkan lomba. Setelah Perawat T berkunjung dirumah, ternyata
anak Y anak yang pintar melukis. Karena kurangnya dukungan dari orang
tuannya anak Y tidak pernah mengikuti lomba yang ada disekolah.
Melihat dari kasus diatas anak Y masuk dalam masalah?
a. Harga diri rendah
b. Kurang kasih sayang
c. Cintra diri
d. Jawabana a dan b benar
e. Semua jawaban salah
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek Gloria M, H, J, C. (2014). Nursing Interventions Classification
(NIC) Sixth Edition.Unitedstated of America. ELSEVIER
Herman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Ed. 10. Jakarta: EGC.
Moorheaad S, M, M, E. (2014). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth
Edition. United Stated of America. ELSEVIER
Nurhalimah. 2015. Modul Keperawatan Jiwa I: Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Jiwa (Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial). Jakarta:
AIPHSS.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Zaidin, Ali. 2009. Pengantar Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC.