BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A
Pengertian
Dispepsia adalah gangguan pencernaan makanan. (Kamus Kedokteran, 2000) Dispepsia adalah kumpulan gejala/keluhan klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekam ( Hadi sujono.2002 ) Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhanbuhan. ( Mansjoer, Arief. Kapita Selekta jilid 1, 2001) Dapat Dapat disimpu disimpulka lkan n
dispep dispepsia sia adalah adalah gangg gangguan uan pence pencerna rnaan an
makanan yang berupa kumpulan gejala/keluhan klinis yang terdiri dari rasa rasa tida tidak k enak enak/s /sak akit it di peru perutt bagi bagian an atas atas yang yang me mene neta tap/ p/me meng ngal alam ami i kekambuhan.
Dispepsia terbagi 2, yaitu: 1
Dispep Dispepsia sia organ organik: ik: bila bila diketah diketahui ui kelain kelainan an organi organik k
sebagai penyebabnya. 2
Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional: bila
tidak jelas penyebabnya.
B
Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju
1
esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah: 1
Menelan udara (aerofagi (aerofagi))
2
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3
Iritasi lambung ( gastritis) gastritis)
4
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5
Kanker lambung
6
Peradangan kandung empedu (kolesistitis ( kolesistitis))
7
Into Intole lera rans nsii
lakt laktos osaa
(ket (ketid idak akma mamp mpua uan n
menc mencer erna na
susu susu
dan dan
produknya) 8
Kelainan gerakan usus
9
Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter Infeksi Helicobacter pylory (Kapita Selekta jilid 1, 2001)
C
Pathofisiologi
1
Dispepsia organik Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain. Dispepsia tukak dan dispepsia bukan tukak dengan gejala nyeri ulu hati waktu makan, refluk gastro esofagal berupa rasa panas di dada dan mengiritasi mengiritasi makan. Penyakit Penyakit saluran saluran empedu karsinoma karsinoma dengan dengan gejala nyeri perut dan bertambah bertambah jika makan, makan, anoreksia anoreksia dan menyebabka menyebabkan n berat badan turun. Pankreatitis nyeri dirasakan di epigastrium setelah makan banyak/minum alkohol. Nyeri disesbabkan pembengkakan pembengkakan dan peregangan
2
dukt duktus us pank pankre reati atiku kuss sindr sindrom om malab malabso sorb rbsi si deng dengan an geja gejala la diare diare dan dan berlendir, steatore, penurunan berat badan dan gangguan tumbuh kembang pada anak. 2
Dispepsia non organik Faktor Faktor Dispep Dispepsia sia non-or non-organ ganik ik atau dispep dispepsia sia fungsi fungsiona onal, l, atau
disp dispesi esiaa nonnon-ul ulku kuss (DNU (DNU), ), bila bila tida tidak k jelas jelas peny penyeba ebabn bnya ya.. Disp Dispep epsi si fung fungsi sion onal al tanp tanpaa
dise disert rtai ai kela kelain inan an atau atau gang ganggu guan an stru strukt ktur ur orga organ n
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan). asam lambung yang meningkat, keadaan psikis, stress, dan faktor faktor lingku lingkunga ngan, n, ganggu gangguan an motilit motilitas, as, pengos pengoson ongan gan lambun lambung g yang yang lamb lambat at,,
akan akan
meng mengak akib ibat atka kan n
pera perada dang ngan an
lamb lambun ung/ g/ir irta tasi si
kare karena na
berkurangnya sekresi lambung sehingga menyebabkan nyeri karena iritasi pada lambung.
D
Manifestasi Manifestasi klinik
Klasifikasi Klasifikasi klinis praktik praktik didasarkan didasarkan atas keluhan keluhan atau gejala yang dominan membagi dispepsia menjadi 3 tipe: 1
Dispep Dispepsia sia dengan dengan keluha keluhan n seperti seperti ulkus ulkus (ulkus (ulkus-lik -likee-
dyspepsia) dengan gejala: a Nyeri apigastrium terlokalisasi b
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
c Nyeri saat lapar 2
Dispepsia sia
dengan
gejala ala
sep seperti
dism ismotil tilitas
(dysmotility-likedyspepsia) dengan gejala: a Mudah kenyang b
Perut terasa cepat penuh saat makan
c Mual d
Muntah
e Rasa tidak nyaman bertambah saat makan 3
Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti di atas)
3
(Crowin (Pathofisiologi):2001;Kapita Selekta jilid 1:2001)
4
E
Pathway
Stress
Obat-obatan (anti inflamasi & steroid)
Pankreatitis
Produksi asam lambung Meningkat
Bersifat iritan
Hipolipidemia alkoholisme kronik
Agresif terhadap mukosa Lambung
Iritasi pada lambung
Terbentuk batu empedu
Hipersekresi Hd
Peradangan pada mukosa Lambung
Terjadi sumbatan ductus pankreatikus
Mual, muntah
Pembentukan dan peradangan Ductus pankreatikus
Anoreksia
Resi Resiko ko kekur ekuran ang gan volu volum me cairan
Nyeri
Perub erubaahan han nutr utrisi isi kur kurang dari kebutuhan
Gangg anggua uan n pol polaa isti istira raha hat, t, tidu tidur r
(Crowin, Kapita Selekta jilid 1, 2001)
F
Penatalaksanaan penyakit.
Adapun sebelum menentukan suatu penanganan pada kasus dispepsia dilakukan Pemeriksaan yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1
Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah
yang yang leng lengka kap p dan dan peme pemerik riksaa saan n darah darah dalam dalam tinj tinja, a, dan dan urin urine. e. Dari Dari hasil hasil pemeriksaan darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung (Hadi, (Hadi, 2002). 2002). Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9 (Vilano et al, cit Hadi, 2002). 2
Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus
halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan (Mansjoer, (Mansjoer, 2007). 3
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung
atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut tersebut kemudian kemudian diperiksa diperiksa dibawah dibawah mikroskop mikroskop untuk untuk mengeta mengetahui hui apakah apakah lambun lambung g terinfek terinfeksi si oleh oleh Helicobacter pylori. pylori. Endosk Endoskopi opi merupa merupakan kan pemeri pemeriksaa ksaan n baku baku emas, emas, selain selain sebagai sebagai diagno diagnostik stik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah: a CLO (rapid (rapid urea test ) b
Patologi anatomi (PA)
c Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan d
PCR PCR ( polymerase chain reaction), reaction), hany hanyaa dala dalam m
rangk rangkaa
penelitian 4
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD
dengan dengan kontras kontras ganda, ganda, serologi serologi Helicobacter pylori, pylori, dan urea urea breath breath test (bel (belum um terse tersedi diaa di Indo Indone nesi sia) a) (Mansjoer Pemeriksaan saan radiol radiologi ogiss (Mansjoer,, 2007). Pemerik dilakukan dilakukan terhadap saluran makan bagian bagian atas dan sebaiknya sebaiknya dengan kontras
ganda. Pada refluks gastroesofageal akan tampak peristaltik di esofagusnyang menurun terutama di bagian distal, tampak anti-peristaltik di antrum yang mening meninggi gi serta serta sering sering menutu menutupny pnyaa piloru pilorus, s, sehing sehingga ga sedikit sedikit barium barium yang yang masuk masuk ke intesti intestin n (Hadi, Pada tuka tukak k baik baik di lamb lambun ung, g, maup maupun un di (Hadi, 2002). Pada duodenum akan terlihat gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya reguler, semisirkuler, dengan dasar licin (Vilano et al, cit Hadi, 2002). Kanker di lambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah (Shirakabe cit Hadi, 2002). Pankreatitis akuta perlu dibuat foto polos abdomen, yang akan terlihat
tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut off sign), atau tampak dilatasi dari intestin terutama di jejunum yang disebut sentinal loops (Hadi, 2002). Setelah diketahui jenis dari dispepsianya, tinggal di lakukan tindakan keperawatan yang dibagi menjadi beberapa golongan obat yaitu : 1
Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi sekresi asam lambun lambung. g. Antasi Antasid d biasan biasanya ya mengan mengandun dung g Na bikarb bikarbona onat, t, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terusmenerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorbe adsorben n sehing sehingga ga bersifa bersifatt nontok nontoksik sik,, namun namun dalam dalam dosis dosis besar besar akan akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl 2. 2
Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif. 3. Antagonis reseptor H2 Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis respetor H2. antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin
4. Penghambat pompa asam ( proton pump inhibitor = inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
5
Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE 1) dan enprostil (PGE 2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukral Sukralfat fat berfun berfungsi gsi mening meningkat katkan kan sekresi sekresi prosto prostogla glandi ndin n endoge endogen, n, yang yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan meningkatkan sekresi bikarbonat bikarbonat mukosa, serta membentuk membentuk lapisan protektif protektif ( site site protective), protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA). 6
Golongan prokinetik
Obat Obat yang yang term termas asuk uk golo golong ngan an ini, ini, yait yaitu u sisa sisapr prid id,, domp domper erid idon on,, dan dan metoklo metoklopram pramid. id. Golong Golongan an ini cukup cukup efektif efektif untuk untuk mengob mengobati ati dispep dispepsia sia fungsional fungsional dan refluks refluks esofagitis esofagitis dengan dengan mencegah mencegah refluks refluks dan memperbaiki memperbaiki bersihan asam lambung (acid (acid clearance) clearance) (Mansjoer et al, 2007). Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat antidepresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi (Sawaludin, 2005)
G
Pengkajian.
o
Pada Pada dat dataa suby subyek ekti tiff serin sering g ditem ditemuk ukan an : ;
pasien se sering mu mual.
;
Anoreksia
;
nyeri nyeri perut perut pada pada bagia bagian n atas atau atau pada pada daera daerah h tertent tertentu u dengan dengan frekuen frekuensi si lama.
; o
tidak tidak nyam nyaman an peru perutt pad padaa tin tingk gkat at terte tertent ntu. u.
Seda Sedang ngka kan n pada pada Dat Dataa obye obyekt ktif if mel melip iput utii -
munt muntah ah deng dengan an juml jumlah ah bany banyak ak..
-
Frek Frekue uens nsii mun muntah tah serin sering g dan dan bany banyak ak..
-
Adanya rasa haus.
H
-
penur enuru unan nan tu turgor gor ku kulit. lit.
-
sela selap put muko mukosa sa kerin ering. g.
-
oliguria ria, ot otot lem lemaah.
-
Nyer Nyerii pada pada peru perutt bagi bagian an atas atas
Diagnosa keperawatan.
a Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa mukosa lambung b
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual muntah. c Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah. d
Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri
I Fokus intervensi/rencana tindakan. Diagno Diagnosa sa keperaw keperawatan atan yang yang mungki mungkin n muncul muncul pada pada kasus kasus dispeps dispepsia ia menuru menurutt Doenges (1999) a Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa mukosa lambung Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri dapat berkurang Kriteria hasil: -
Skala nyeri menurun
-
Klie Klien n dapa dapatt meng mengan anti tisip sipasi asi saa saatt nyeri nyeri mun muncu cull
Intervensi: -
Kaji sk skala ny nyeri
-
Berik erikan an po posisi sisi yan yang g nya nyam man
-
Ajarka Ajarkan n tekni teknik k penan penanggu ggulan langan gan nyeri, nyeri, distrak distraksi, si, relak relaksasi sasi..
-
Kola Kolabo boras rasii pember pemberia ian n analg analgeti etik k deng dengan an medi mediss
b
Ketidakseimbanagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi Kriteria hasil: -
Bera Beratt bad badan an tida tidak k tur turun un/s /sta tabi bill
-
Klie Klien n tida tidak k mual mual dan dan munt muntah ah,, nafsu nafsu maka makan n baik baik
Intervensi: -
Kaji ulang ulang status nutrisi pasien ( BB, BB, intake dan out put )
-
Anjurk Anjurkan an untu untuk k makan makan dengan dengan porsi porsi sedi sedikit kit tetapi tetapi sering. sering.
-
Instru Instruksi ksikan kan klien klien dan dan keluar keluarga ga untuk untuk meng menghin hindar darii makanan makanan /minu /minuman man yang dapat mengiritasi lambung
-
Kolabo Kolaborasi rasi pemb pemberi erian an cairan cairan pare parente nteral ral dan dan pember pemberian ian obat obat anti anti mual mual,, muntah
-
Saji Sajika kan n maka makana nan n semen semenari arik k mung mungki kin n
c Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tanda-tanda tidak seimbang cairan dan elektrolit tidak terjadi Kriteria hasil: -
Cair Cairan an dan dan ele elekt ktro roli litt sei seimb mban ang g
-
Tanda anda dehi dehidr dras asii tid tidak ak munc muncul ul
Intervensi: -
Moni Monito torr Inpu Inputt dan dan Outp Output ut cair cairan an
-
Monit onito or TT TTV sec secar araa ru rutin tin
-
Pertah Pertahank ankan an terapi terapi intra intraven venaa untuk untuk pengga penggantia ntian n cairan cairan dan dan tidak tidak terjadi terjadi dehidrasi
-
Beri Beri caira cairan n per peror oral al sam sampa paii 260 2600 0 ml/h ml/hari ari
-
Awasi wasi keadaan keadaan kulit, kulit, warn warna, a, kelem kelembab baban, an, dan dan turg turgor or kulit kulit..
d
Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan: Setel Setelah ah dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an kepe keperaw rawata atan, n, pola pola tidu tidurr klie klien n bisa bisa terpenuhi Kriteria hasil: -
Pola Pola isti istira raha hatt kli klien en terp terpen enuh uhii
-
Klie Klien n dap dapat at beri beristi stirah rahat at deng dengan an cuku cukup p
Intervensi: -
Kaji Kaji ulan ulang g stat status us istira istiraha hatt tid tidur ur pasi pasien en
-
Beri Beri kese kesemp mpat atan an kep kepad adaa klie klien n untu untuk k isti istirah rahat at
-
Kondis Kondisika ikan n ruang ruangan an seny senyama aman n mungk mungkin in untu untuk k istirah istirahat at klien klien..
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth, 2000. keperawatan medikal bedah, bedah , edisi 9 Crowin, J. Elisabeth, 2001. Buku 2001. Buku Saku Pathofisiologi. Pathofisiologi. EGC. Jakarta Doenges, Marylin E., 1999. Rencana 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Keperawatan, edisi 3. EGC. Jakarta Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1. Media Aesaulapius. FKUI: Jakarta Pamoentjak, dkk. 2003. Kamus 2003. Kamus Kedokteran. Djambatan. Jakarta. Nanda, 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan 2005 – 2006, Editor Budi Santosa, Prima Medika, Jakarta.
BAB II ASUHAN ASUH AN KEPERA KEPE RAW WATAN ATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukakan di RSUD Purbalingga pada : H ar i
: Senin
Tanggal
: 11 februari 2008
J am
: 12.30 WIB
Ruang
: Flamboyan
1. Identitas a Identitas pasien. Nama
: Ny. Ny. U
Umur
: 48 tahun.
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa
: Jawa
Alamat Alama t
: Purbalingga Purbali ngga Wetan. RW.2 RW.2 RT.5 RT.5
Tangagal masuk
: 11 februari 2008
No. RM
: 193321
Diagnosa medis
: Dispepsia
b
Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn.T
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pegawai Negri Sipil
Alamat Alama t
: Purbalingga Purbali ngga Wetan RW.2 RW.2 RT.5 RT.5
Hubungan dengan pasien pasien : Suami
2
Riwayat kesehatan
a keluhan utama : nyeri perut bagian atas ( nyeri ulu ulu hati hati ). b
keluhan tambahan :
dada sakit, kadang perut sakit dan pedih, pusing c. Riwa Riwaya yatt kese keseha hatan tan sekara sekarang ng Pasien datang lewat IGD dengan keluhan nyeri pada perut bagian atas ( ulu hati ) kurang lebih satu minggu terakhir, disertai pusing, nyeri pada punggung, mata susah dibuka. Pasien datang sendiri dengan di antar oleh keluarganya dan disarankan dokter untuk rawat inap. c riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti sekarang. d
riwayat penyakit keluarga :
dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, dan tidak ada penyakit keturunan dan menular. menular.
Genogram
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Menikah
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
3
Pemeriksaan fisik
a keadaan umum : baik b
kesadaran
: compos mentis.
c tanta-tanda vital ( TTV ) tekanan darah
: 120/80 MmHg
suhu
: 36 C.
nadi
: 84 X/menit.
pernapasan/respirasi : 24 X/menit
d
pemeriksaan sistematis
pemeriksaan kepala : -
kepala bentuk mesocepal, warna rambut hitam beruban dengan panjang sebahu, sebahu, lurus, kulit kepala bersih dan tidak ada lesi
-
mata mata tampak cembung ke depan, conjungtiva amemis ( - ), skelera ikkterus ( - ), pupil isokor.
-
telinga/hidung tidak ada discharge
-
leher tyroid tidak teraba.
pemeriksaan dada : -
dada dada datar, retraksi ada ( + ).
-
jantung S1 > S2 reguler, mur-mur ( - ), gallop ( - ).
-
paru-paru suara paru vesikuler, vesikuler, wheasing ( + ), rhonki ( + )
pemeriksaan perut : -
dinding pe perut perut tampak cembung, kalau di tekan sakit terutama pada bagian atas ( ulu hati ), bagian bawah tanpak keras kalau di tekan dan ada penimbunan cairan.
-
hepar hepar tampak membesar dan sakit kalau di tekan.
-
lien tampak membesar dan sakit kalau di tekan
-
usus bunyi usus ada ( + ) dan meninggi.
genetalia : perempuan, tidak ada kelainan seksual ekstremitas atas : tangan knan pasien di pasang infus satu jalur. ekstremitas bawah : baik, tidak ada oedema pemeriksaan turgor : turgor kulit kulit cukup pemeriksaan akral : akral hangat.
4
Pengkajian pola fungsional ( Gordon )
a Pola persepsi dan manajemen terhadap kesehatan Klien menganggap kesehatan merupakan hal yang penting, oleh karna itu apabila klien sakit, maka klien selalu berobat ke puskesmas atau dokter. b
Pola Nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, dan lauk seadanya habis satu porsi. Minum 6-8 gelas/hari. Selama sakit : Klien kurang nafsu makan, porsi makan dari RS tidak pernah habis, dan tersisa/ habis habis ¼ porsi. Klien minum minum 3 gelas gelas sehari. c pola eleminasi Sebelum sakit : Klien BAB 1x sehari, warna feses jernih, bau khas. BAK 4-5 x sehari, warna kuning jernih. Selama sakit : Klien mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi feses lembek, warna coklat, terdapat lendir sebelum BAB, perut terasa sakit tetapi saat dilakukan pengkajian sekarang pasien sudah tidak diare lagi. BAK 2-3x sehari, warna urine kuning, bau khas.
d
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Klien mengatakan sebagai ibu Rumah tangga dan menjalankan aktivitas mencuci, masak, mandi dan kegiatan personal higiene lainnya. Selama sakit : Aktivitas klien sedikit terganggu karena mengalami nyeri pada perut sehingga aktivitas klien dibantu oleh keluarga. e pola istirahat dan tidur Sebelum sakit : klien mengatakan mengatakan tidur kurang lebih 7-8 jam sehari, tidak ada gangguan saat tidur. tidur. Selama sakit : Klien mengatakan tidak bisa tidur atau mengalami gagguan karena keadaan lingkungan yang kurang nyaman. Klien tidur 4-5 jam sehari. f Pola persepsitual Klien masih mampu merasakan sentuhan, masih dapat melihat dan mendengar dengan jelas. g
Pola peran dan hubungan
Klien berperan sebagai Ibu rumah tangga dan hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik, hal ini dilihat dari para pengunjung yang datang menjenguk. h
Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang. i Pola koping terhadap stress Dalam mengambil keputusan klien selalu musyawarah dengan suami dan anak-anaknya. j Pola Sexualitas Klien seorang perempuan dan mempunyai 5 orang anak. k
Sistem nilai dan kepercayaan
Sebelim sakit : Klien memeluk agama islam, dan selalu menjalankan sholat 5 waktu. Selama Sakit : Klien tidak dapat menjalankan ibada seperti biasa.
5
Pemeriksaan penunjang
Tanggal 11 februari 2008
Hasil
satuan
Normal
224
mg %
60 – 100
kolesterol
199
mg %
150 – 200
Trigliserit
111
mg %
74 – 172
Ureum darah
31
mg %
10 – 50
Creatinin darah
0,7
mg %
L. 0,6-1,1 P. 0,5-0,9
Asam urat darah
6,2
mg %
L. 3,5-7 P. 2,4-5,7
Gula Darah sewaktu Lemak
Fungsi Ginjal
Pengobatan Infu Infuss
: KAEN KAEN 3A 20 tetes/ tetes/me meni nitt
O ra l
: Antasid 3x 3x1
Injeksi Injeksi : Genta 3x
mg/ IV
Diaform 2x 80 mg/ IV
B. ANALISA DATA
N Data
Penyebab
Masalah
Nyeri
o . 1
DS : Klien mengatakan nyeri di
Iritasi mukosa
.
perut bagian atas.
lambung
DO : Klien tampak menahan nyeri saat bergerak 2
Skala nyeri 5 – 6 DS : Klien mengatakan nafsu makan
Anoreksia, mual,
Ketidakseimbangan
.
kurang dan kadang mual.
muntah
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3
DO : Porsi maklan habis ¼ porsi DS : Klien mengatakan masih sulit
.
tidur karna menahan nyeri, mual
Nausea
Gangguan pola istirahat dan tidur
DO : Klien tampak lemas, pucat C. DIAGNOSA DIAG NOSA KEPER K EPERA AWATAN ATAN
1
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung lambung
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah 3
Gangguan pola istirahat/ tidur berhubungan dengan nausea.
D. Intervensi/ Rencana Tindakan
Nama : Ny.U Ny.U
Ruang/ tanggal : Flamboyan/ 11 11 februari 2008
Umur : 48 Tahun
Dx Medis
N Dx
: Dispepsia
Tujuan
Tindakan
o 1 I
Setelah di dilakukan ti tindakan
- pantau pantau tanda tanda-tan -tanda da vital vital
.
keperawatan selama 3 x 24 jam
- kaji skala skala nyeri nyeri pasie pasien n
diharapkan nyeri dapat
- berikan berikan posi posisi si yang yang nyaman nyaman
berkurang dengan kriteria hasil
- ajarkan teknik penanggulan penanggulangan gan
- skala skala nye nyeri ri dap dapat at ber berku kuran rang g
2 II
nyeri relaksasi dan distraksi
- klien dapat mengantisipasi
- kolaborasi untuk pemberian
saat nyeri muncul Setelah dilakukan tindakan
analgesik atau antasida - mengkaji mengkaji ulang status status nutrisi
keperawatan selama 3 x 24 jam
pasien
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil
- Anjurk Anjurkan an untu untuk k maka makan n denga dengan n porsi sedikit tetapi sering.
- Berat badan klien sebelumnya sebelumnya
- Instru Instruksi ksikan kan klien klien dan dan kelu keluarg argaa
47 kg tidak turun atau stabil
untuk menghindari makanan
- Klien tampak segar atau bertenaga - Klien tidak mual dan muntah, nafsu makan baik
atau /minuman yang dapat mengiritasi lambung - Kolabo Kolaborasi rasi pember pemberian ian cairan cairan parenteral dan pemberian obat anti mual, muntah
3 III III
Sete Setela lah h dil dilak akuk ukan an tind tindak akan an
.
keperawatan selama 3 X 24 jam, maka pola tidur klien bisa terpenuhi dengan
- Kolaborasi ahli gisi - kaji ulang status istirahat tidur pasien - berikan posisi yang nyaman untuk tidur pasien
Kriteria hasil:
- anjurkan klien untuk istirahat
- Pola Pola isti istira rahat hat klie klien n terpe terpenu nuhi hi
- anjurkan klien untuk tenang
dan lebih nyaman
- ciptakan suasana dan lingkungan
ttd
- Klie Klien n dap dapat at beri beristi stira rahat hat
yang tenang
dengan cukup E. Implementasi
Tgl 12/2/
J am 07.1
No.Dx I,II,III
Tindakan mengobservasi ku pasien
Respon Ku cukup
08
5
I,II,III
Memonitor TTV
TD : 130/80
07.2
N : 80 x/m
0
R : 24x/m S : 37,2 37,2 º C II,III
Mengkaji keluhan pasien
Nyeri perut, mual, muntah
07.4
I
0
Memberikan therapi oral dan
Obat masuk
injeksi, Genta
08.0
Diaform
0
Antasid I,II
Monitor tetes infus
Infus lancar D5 % Pasien kooperatif
I,II
Memotifasi pasien untuk istirahat
09.5 0
12.3 0 13/2/
07.1
I,II,III
Mengobservasi ku pasien
Ku cukup
08
5
I,II,III
Memonitor TTV
TD : 120/80
07.4
N : 82 x/m
0
S : 37 ºC R : 22x/m I,II
Memberikan therapi oral - Antasid
Obat masuk
Ttd
08.0
I,II
Memonitor tetesan infus
0
Inf, D5 % 20 tts/m Pasien
II
Mengkaji status nutrisi
mengatakan masih
09.2
mual
0
Pasien kooperatf II
10.1 0
I,III
Menganjurkan pasien makan dengan porsi sedikit tapi sering
Pasien merasa
Memberikan posisi yang nyaman
nyaman dengan
untuk istirahat
posisi terlentang
11.40
14/2/
12.0
08
0
Ku cukup I,II,III
Mengobservasi Ku pasien
Infus lancar,D5%
I,II
Monitor tetesan infus
20 tts/m Skala nyeri 4-5
I
Mengkaji ulang status nyeri
( berkurang) Klien kooperatif
I 21.1
Memberikan teknik penanggulangan nyeri
Obat masuk Kooperatif
0
I,II
Memberikan therapi oral
21.3
II
Menganjurkan klien untuk
0
menghindari makanan yang meningkatkan asam lambung
Kooperatif
21.5
III
Motivasi klien untuk istirahat
Pasien tidur 5-6
0
III
Mengkaji ulang istirahat pasien
jam TD : 120/80
I,II,III
Memonitor TTV
MmHg N : 80x/m
22.0
S : 36,5 ºC
0
R : 24 x/m
22.5 0
23.0
0 05.2 0
06.0 0
F. Evaluasi Ev aluasi Tgl/ja m 12/2/20
No.Dx
I
Catatan perkembangan
S : Pasien me mengatakan pe perut (u (ulu ha hati) ma masih te terasa pe perih
08
dan melilit
13. 30
O : Ekspresi wajah tampak menahan nyeri, Skala 5 – 6 A : Masalah belum teratasi P : Pertahankan intervensi II
relaksasi
- kompres hangat S : Pasi asien mengatak takan masi asih mual, napsu makan kuran rang O : Porsi makan habis 1/3 porsi, pasien kelihatanlemah A : Masalah belum teratasi
III III
P : Lanjutkan intervensi S : klien lien meng mengat atak akan an susa susah h beris eristi tira rah hat karn arna kea kead daan aan rumah sakit yang tidak tenang O : wajah klien tampak pucat
13/2/20
I
A : masalah belum teratasi S : Pasien mengatakan perut ma masih sakit dan rasa nyeri
08
O : Skala nyeri 4 – 5
13. 40
A : masalah belum teratasi II
P : Pertahankan intervensi S : pasie sien mengata atakan masih sih mual, al, napsu makan kuran rang O : porsi makan habis ½ , klien tampak lemah A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi -
kaji kaji stat statu us nut nutri risi si pasie asien n
-
moti motiva vasi si unt untuk uk maka makan n sedi sediki kitt tapi tapi seri sering ng
Ttd
III
kolaborasi medis
S : Pas Pasiien me mengatak takan masi asih su susah sah berist ristiirahat O : Wajah Wajah pucat, kurang istirahat istiraha t A : Masalah belum teratasi
!
I
P : Lanjutkan intervensi S :Pasien mengatakan nyeri berkurang
4/2/200
O : Ekspresi wajah tenang
8
A : Masalah teratasi sebagian
06.30
P : pertahankan Intervensi S : Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
II
O : Porsi makan habis ¾ A : masalah teratasi sebagian III
P : Pertahankan Intervensi S : Pasi asien mengatak takan sudah agk tena enang untuk beristirahat O : Pasien tidur 5 – 6 jam A : Masalah teratasi sebagian P : Pertahankan Intervensi
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. U DENGAN DISPEPSIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PURBALINGGA
Disusun Oleh : 1. Melciana D Alle
( 05.020 )
2. Melki Melkised sedek ek Banamt Banamtuan uan ( 05.0 05.021 21 ) 3. Mery Sukrisno
( 05.022 )
4. Mutharom
( 05.023 )
5. Vivi Haryani
( 04.0
)
AKADEMI KEPERAWATAN “ YAKPERMAS “ BANYUMAS Jln. Raya Jompo Kulon. Sokaraja. Banyumas 2008