BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.1 Pengertian Demam (Febris)
Salah satu klinus yang palin umum dan dijumpai dijumpai dengan peningkatan suhu tubuh tubuh diatas normal yang memincu peningkatan tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang memicu dan diukur secara oral adalah 36,7-37 serajat celcius. Timgkat demam tidak selalu menunjukan keseriusan kondisi yang mendasarkan suatau penyakit hingga menyebabkan demam tinggi dan penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.
Sejumlah obat demam tersedia yang berfungsi untuk menurunkan demam dan biasanya demam demam akan hilang hilang dalam dalam bebera beberapa pa hari hari walaup walaupaun aun demam demam sering sering dikono dikonotas tasika ikan n negative,demam tampaknya memainkan peran kunci dalam membantu melawan sejumlah infeksi, inilah yang disebut Hemostasis.
Hemostasis adalah kemampuan dari tubuh kita mengatur keseimbangan dan mengatur lingkungan eksternal dan internal yang ideal dan stabil ketika berharap dengan perubahan eksternal.
1 1.1.2 KLASIFIKASI DEMAM ( FEBRIS)
Demam dapat merupakan salah satu gejala pada pasien infeksiu,panas dapat dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya gangguan pengeluaran panas misalnya beatstroke.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan pada tingkat keganasan etiologi demam dan umur. Klasifikasi dilakukan berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
Demam kurang dari 7 hari ( demam pendek) dengan tanda local yang jelas diaknostik, pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan laboratorium misalnya tonsillitis akut .Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda local, diaknostik etiologic tidak dapat ditegakan dengan amanesis, pemeriksaan fisik namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium, misalnya demam tifoid. 3 .Demam yang tidak dapat diketahui penyebabnya, sebagai terbesar adalah sindrom firus
.
2 1.1.3 ETIOLOGI DEMAM
Bakteri Gangguan otak Virus Imunisasi Bahan toksin
Demam Demam dapat dapat diseba disebabkan bkan gangguan gangguan otak otak atau atau akibad akibad bahan bahan toksi toksin n yang yang mempengaruhi mempengaruhi pusat pusat pengaturan pengaturan suhu (hipotalamus (hipotalamus)) yang dapat menyebabkan menyebabkan
efek
perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga menyebabkan demam.
Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang dilepaskan dilepaskan oleh bakteri bakteri toksin atau pirogen pirogen yang dihasilkan dihasilkan dari degenerasi degenerasih h jaringan tubuh. Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap anak infeksi atau zat asing yang masuk dalam tubuhnya.
3 1.1. 1.1.4 4
MANI MANIFE FEST STAS ASII KLIN KLINIIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil) Tanda dan gejala
1.
Peningkatan denyut jantung
2.
Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3.
Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4.
Peningkatan suhu tubuh
5.
Pengeluaran keringat berlebih
6.
Rambut pada kulit berdiri
7.
Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam) Tanda dan gejala 1.
Proses mengigil lenyap
2.
Kulit terasa hangat / panas
3.
Merasa tidak panas / dingin
4.
Peningkatan nadi
5.
Peningkatan rasa haus
6.
Dehidrasi
7.
Kelemahan
8.
Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
9.
Nyeri pada otot akibat katabolisme protein. 4
Fase 3 (pemulihan) Tanda dan gejala 1.
Kulit tampak merah dan hangat
2.
Berkeringat
3.
Kemungkinan mengalami dehidrasi
4.
Mengigil ringan
1.1.5 PATOFISIOLOGI
Mekanisme Mekanisme demam timbul timbul dimulai dimulai dengan reaksi reaksi tubuh terhadap terhadap pirogen, pirogen, pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan limfosit aranula besar. Seluru Seluruh h sel ini mencer mencerna na hasil hasil pemeca pemecahan han bakter bakterii dan mlepas mlepaskan kan zat interl interleuki eukin n -1 kedalam jaringan tubuh yang disebut disebut juga zat pirogen pirogen leukosit atau pirogen. .inter .interleu leukin kin -1 ketika ketika sampai sampai dihipo dihipotal talus us akan akan menimb menimbulk ulkan an demam demam dengan dengan cara cara meni mening ngka katk tkan an temp temper erat atur ur tubu tubuh h dala dalam m wakt waktu u 8-10 8-10 meni menit, t, inte interl rleu euki kin n -1 juga juga mengin menginduks duksii pemben pembentuk tukan an prosta prostagla glandi ndin, n, yang yang selanj selanjutn utnya ya bekerja bekerja dihipo dihipotal talamu amus. s. Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi demam.
5 1.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan efaluasi secara detil yang menfokuskan pada pad a sumber infeksi.
Pemerksaan Pemerksaan status generalis tidak dapat diabaikan diabaikan karena menentukan menentukan apakah pasien tertolong tokis atau tidak toksis.
Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang tua, variasi keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal:
-
Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan, Serebrospinal,foto toraks
-
Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.
6 1.1.7 PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan merugikan pada tingkat tertentu demam merpakan bagian dar pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat dan viabilitas kuman menurun,tetapi juga merugikan karene anak menjadi gelisa, nafsu makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan demam.
a.
Pemberian Antipiretik
b.
Pemberian Antibiotik sesuai indikasi
c.
Pemberian Cairan perenteral
7 1.1.8 PATHWAY
Bakteri, Virus, dan bahan toksin
Masuk kedalam tubuh
Difagositosis oleh leokosit pada Saluran cernah
Hipotalamus
Peningkatan kesadaran Lambung demam
Mual dan munta
Hiperteremia
Anoreksia
Nutrisi tidak adekuat
Gangguan pemenuhan
Peningkatan suhu tubuh
Gangguan pola istirahat
Kebutuhan nutrisi
8 1.1.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Deman merupakan keadaan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu suhu diatas 38 derajat Celsius suhu tubuh adalah suhu ferisal, hati, otak, yang dapat diukur dengan oral rectal, dan aksia.
a.Aktifitas/istirahat: Keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus/kekuatan otot
b. Sirkulasi: Peningkatan nadi, sinosis, TTV tidak normal, peningkatan frekwensi pernapasan.
c.Integritas ego:
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan dengan keasdaan dan perangsangan.
d. Elminasi
Konstipasih
e.Makan/cairan: Sensifitas terhadap makan,mual/muntah.
e.Neorosensori
Tidak ada riwayat troma kepala dan infeksi serebral. 9 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja hipotalamus
INTERVENSI - Pantau TTV
RASIONAL - TTV
dapat
memberikan
gambaran keadaan umum klien -
Anju Anjurk rkan an bany banyak ak isti istira raha hatt
-
Untuk
mempercepat
penyembuhan -
Berikan kompres
-
Untu Untuk k mem memba bant ntu u pen penur urun unan an suhu suhu tubuh (panas)
-
Anjurkan
kepada
anak
untuk
-
Untuk pertambah bahan nutrisi dan dan
banyak minum -
Berikan ant antipiretik
menambah kekuatan -
Menghilangka gkan pa panas
2. ganggua gangguan n pemenu pemenuhan han kebutuh kebutuhan an nutri nutrisi si berhubu berhubungan ngan dengan dengan intake intake yang yang tidak tidak adekuat INTERVENSI - Bina Bina hub hubun unga gan n ter terap apeu euti tik k
RASIONAL - Agar Agar pasi pasien en bisa bisa bias biasaa dan dan tida tidak k takut takut untuk untuk bisa bisa memper mempercep cepat at penyembuhan
-
Beri makanan yang bervariasi
-
gizinya -
Ber Beri mak makan anan an yang yang hang hangat at
Agar
membantu
memenuhi
kebutuhan nutrisi -
Agar Agar anak anak bisa bisa seha sehatt dan dan sega segar r
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
-
Untuk
menambah
wawasan
untuk pemberian gizi anak 10
3. gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penungkatan suhu tubuh
INTERVENSI - Menc Mencer erit itak akan an hal hal-h -hal al yang yang lucu lucu
RASIONAL - Untu Untuk k men mengh ghib ibur ur anak anak agar agar cepa cepatt
-
Menin ninabobo obokan anak nak
-
Gant anti pak pakian anak nak dengan gan yang
-
Agar anak ce cepat ti tidur
bersih sebelum anak tidur
-
Agar Agar pad padaa pros proses es tidu tidurr aana nak k tid tidak ak
-
tidur
Anjurk urkan agar orang tua tua selalu ada disamping anaknya
gelisah dan nyaman saat tidur -
Untuk ntuk menge engena nang ng hat hati ana anak k
11 Laporan Kasus
3 Hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien merasa demam, diare, panas. Akibad diare yang berlebihan serta demam.
Kemudian sehari pada saat pasien masuk Rumah Sakit pasien merasakan hal yang sama disert disertai ai dengan dengan batuk, batuk, panas panas yang yang berlab berlabiha ihan n dan tidak tidak bisa bisa ditaha ditahankan nkan,, kemudi kemudian an keluarga keluarga memutuskan memutuskan untuk membawa membawa pasian kerumah kerumah sakit Brawijaya Brawijaya Rumah Sakit pukul 11.30 WIB.
Pasien tiba di UGD Rumah Sakit Brawijaya Surabaya pada jam 12.00 WIB dan ditermah oleh Dokter dan Perawat, kemudian pasien diopservasi dan diberi terapi:
-
BBL : 2000
-
Imm H1P1
-
PLRS P 10 FOTO TORAX
-
Plant Plant tora toraks ks beri beriku kutt 05,0 05,09 9 pro pro imb imb
-
Felistil drop
-
Sin modrop TTV: - TD : 90/70 - N
: 95 kali / menit
- R
: 29 kali/menit
- S
: 38,7 derajat celcius
Setelah itu pasien dibawah keruangan untuk mendapat perawatan selanjutnya.
12 BAB II 1.1.10 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAKNOSA “ FEBRIS
Pengakajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2013 pada jam 12:30.
1.Identitas pasien
Nama
: An J.
TTL
: Surabaya, 08-10
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 3 seperdua tahun
Nama Ayah
: Beno
Nama Ibu
: Malinda
Pekerjaan AyahU
: TNI
Pekerjaan Ibu
: ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah
: SMA
Pendidikan Ibu
: SD
Alamat
: Asrama Brawijaya
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Indonesia
13 2.Keluhan Utama
Keluarga mengatakan pasien pasien pbadannya panas,demam, dan batuk selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
3.Riwayat penyakit sekarang
Keluaraga menyatakan pasien badanya panas, makan minum kurang disertai muntah serta kelur keringat yang berlebihan.
4.Riwayat kesehatan masa lalu
-
Kelurg Kelurgaa mengatak mengatakan an anaknya anaknya belum belum p[erna p[erna mender menderita ita penyak penyakit it ini sebel sebelumn umnya. ya.
-
Kelurg Kelurgaa mengat mengatakan akan anak anaknya nya tida tidak k pernah pernah diraw dirawat at di Rumah Rumah Sakit Sakit..
-
Obat Obat-o -oba batt yang yang digun digunak akan an sanm sanmol ol sirup sirup ukura ukuran n 120 120 ml denga dengan n dosi dosiss 3 kali kali sehari1/2 sendok.
-
Tida Tidak k pern pernah ah men menga gala lami mi tin tinda daka kan n opera operasi sih h
-
Pasien Pasien tela telah h mendapa mendapatka tkan n imunis imunisasi asi BCG, BCG, DPT, DPT, Poli Polio,s o,sert ertaa Campak. Campak.
5.Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang diderita kelurga tidak perna mengalami penyakit ini sebelumnya.
6.Riwayat penyakit keturunan
Tidak ada kelurga yang mengalami penyakit ini sebelumnya.
14 7. Genogram
Febris bukan salah satu penyakit keturunan, tidak pernah ada riwayat anaknya demam.
8. Lingkungan rumah
Kelurga mengatakan rumahnya berada didaerah kepadatan penduduk
9.
Pengkajian Nutrisi
- Berat badan sebelum sakit : 10 kg saat sakit : 9 kg ----- Panjang badan tidak melakukan anamisis -
Kebiasaan pemberian makanan Sebelum sakit pasien mampu menghabiskan 1 porsi manannya Saat sakit pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok saja.
10.
Pola sehari-hari
Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit : pasien tidur 12 jam/hari siang da n malam Saat sakit
: tidu pasien berubah, yaitu 12 jam/hari siang dan malam
11. Pola kebersihan
Sebelum sakit : Pasien dimandikan orang tuanya 2x sehari
-
Saat sakit
: Pasien dilap dengan air hangat bersih.
15 12.
Pola aktifitas/ bermain
Sebelum sakit : Pasien bergerak aktif dan bermain Saat sakit
13.
: pasien masih sempat bermain diatas tempat tidur walaupun tidak cerah.
Pola elminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari, dengan konsistensi konsistensi lembek warna kuning dan bau Khas feses. Saat sakit
: Pasien BAB dan BAK sama sebelumnya sakit yaitu BAB 1x/hari Dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau feses. BAK 3x sehari
14.
Pemeriksaan fisik
-Keadaan umum Pasien terlihat lemah -Pengukuran antropometri (BB,TB,LILA,LK,LD) BB= 8 Kg. Tidak melakukan anamnesis TB, LILA, LK, dan LD -Tanda- tanda vital S = 39OC , N = 100×/ menit , R = 28×/ menit -Kepala Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak terjadi kerontokan -Mata
Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola bola mata normal, normal, tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan
16 -Hidung Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta tidak ada napas cuping hidung -Mulut Mukosa bibir bibir tampak tampak pucat, pucat, kebersihan kebersihan mulut mulut cukup bersih, bersih, bentuk bentuk
normal,ser normal,serta ta
jumlah gigi tidak terkaji -
Telinga Noal dan tidak tidak ada serumen,serta serumen,serta tidak ada kelainan. kelainan.
15.
-
Dada
Jantung Tidak terdengar suara jantung tambahan, tambahan, irama dan frekuensi jantung normal
-
Paru-paru Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy, serta tidak ada suara jantung tambahan
16. Abdomen
Inspeksi
: bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran
Palbasi
: tidak teraba adanya pembesaran limfa
Perkusi
: tidak ada kembung / distensi abdomen
Auskultasi : peristaltik usus normal
17.
Genitalia
Cukup bersih dan tidak ada kelainan
17 18.
Ekstermitas
Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang infuse R/L dilengan kanan Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam kulit serta tampak keluar keringat berlebih.
19.
-
Pemeriksaan tingkat perkembangan
Personal sosial Pasien Pasien sudah sudah mampu mampu cuci dan menger mengering ingkan kan tangan tangan,me ,menye nyebut but nama nama teman teman dan memakai baju
- Motorik halus Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis vertical - Bahasa Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat gambar serta menunjuknya - Motorik kasar Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan melempar bola keatas -Kesmipulan Tidak ada kelainan perkembangan -Data penunjang a.
Pemeriksaan laboratorium
: belum ada hasinya
b.
Pemeriksaan radiologi
: belum ada hasilnya
- Terapi :
- Antacid 3× ½ - Paracetamol 4× 1½ - Ranitidine 3× 400 mg - Cefotaxim 2× ½ amp - Ringer laktat laktat ( R/L) 20 tts/ tts/ menit menit 18 1.1 11 ANALISA DATA
Nama
: anak J
No, RM : 32 11 99
Umur
: 1 ½ bulan
Diaknosa: FEBRIS
Jenis kelamin: perempuan
NO 1.
DATA DS: keluarga mengatakan
ETIOLOGI MASALAH Pros Proses es infl inflam amas asii Hypertermi
bahwa anaknya panas
kuman
DO :- kulit teraba panas -tanda tanda vital S= 39oC N= 100X/ menit R= 28X menit - keadaan umum lemah - keluar keringat berlebih - keaadaan umum lemah
DS
:
kel keluarga
mengat gatakan Intake yang kurang Potens Potensial ial
bahwa
anaknya
tidak
makan,
dan
bila
mau makan
dimuntahkan kembali 2.
DO: -muntah 1× - mukosa bibir tampak pucat - makan minum kurang
terjad terjadiny inyaa
ganggua gangguan n kebutu kebutuhan han nutrisi
- BB sebelum saki t=9 Kg - BB saat sakit
=10 Kg
- pasi pasien en hany hanyaa mamp mampu u menghabiskan
3
sendok
makanan
1.1.12 RENCANA KEPERAWATAN
Nama
: anak J
No, RM : 32 11 99
Umur
: 1 ½ bulan
Diaknosa: FEBRIS
Jenis kelamin: perempuan NO 1.
DIAKLNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN Hipertermi b/d Setelah
1. beri HE tentang 1.
proses
penyakitnya
kuman
inflamsi dilakukan
memb member erik ikan an
tindakan
2.
keperawatan
kompres hangat
selama
dengan HE
lakukan dharakan keluarga dapt dapt
meng menget etah ahui ui
1×24 3. anjurk anjurkan an untuk untuk tentang
jam, diharapkan mengenakan
Keadan pasien
suhu
2.
pasien
tubuh pakaian yang tipis normal 4.anj 4.anjur urkan kan
dengan KH : -tanda vit vital
diharapkan
untu untuk k panas dapat turun
memberikan
tanda banyak minum
dengan
cepat
karena
proses
kem kembal bali 5. obseva obsevasi si tandatanda- induksi
normal
tanda vital
N=70-110×/
6.
mnt
dengan dokter
3. agar agar keri kering ngat at
kolaborasi yang keluar dapat diserap
oleh
S=36,5oc -37, -37,5 5o
pakaian yang tipis
c
dan dan
R=20-30×/ mnt
rasa nyaman 4.
memb member erik ikan an
agar
tidak
terj terjad adii
dehi dehidr dras asii
dan
proses
penguapan
yang
berlebihan akibat suhu suhu tubu tubuh h yang yang meningkat
2.
Potensial
5.
terjadinya
memanyau
gangguan
1.
kebutuh kebutuhan an nutris nutrisii
tentang pentingnya perkembangan
b/d
nutrisi bagi pasien
intake
yang
kuran
berikan
untuk
HE perubahan
dan
sedini mungkin
2. anjurk anjurkan an untuk untuk 6.
untuk
Setelah
banyak istirahat
mendapatkan
dilakukan
3. anjurk anjurkan an untuk untuk terapi yang tepat
tindakan
memberikan
keperawatan
makanan
1.
menambah
selam elamaa 1 × 24 kesukaanya selama pengetahuan jam, diharapkan jauh kebutuhan nutr nutris isii
dari
kontra keluar keluarga ga temtan temtang g
indikasi
pasi pasien en 4. anjurk anjurkan an untuk untuk 2.
dapat terpenuhi terpenuhi memberikan dengan KH: -mun -munta tah h
nutrisi
makanan
tida tidak k hangat
meng menghi hind ndar arii
peningkatan kerja yang lambung 3.
meni mening ngkat katkan kan
ada lagi
5. anjurk anjurkan an untuk untuk nafsu makan
-mkosa bibir
makan sedikit tapi 4. sering
makananan
hangat lebih enak
6. timb timban ang g bere berett dimakan badan pasien
5. mengu mengura rangi ngi
dapat rasa rasa
penuh dilambung 6.
untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan penyakit pasien
1.1.13 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO 1.
Dx
TUJUAN
Tgl/hari
Implementasi Respon
Keperwatan Hiperteremi b/ b/d Setelah
jam 10/05/2013
proses
dilakukan
12:00
inflamasi
tindakan
n HG tentang hubungan
kuman
keperawatan
penyakitnya
selama
kep
Pasien
1.Memberika
1.terbina
antara
1×24
klien,perawat
jam, diharapkan
dankelurgany
suhu
a
pasien
tubuh 2.melakukan
2.keluarga
dengan KH :
kompres
melakukan
-tanda
hangat
kiompres
vital
normal 12:20
tanda kembali
hangat sesuai
normal N=70-110×/
anjuran 12:30
3.menganjur
mnt
kan
S=36,5oc -37, -37,5 5o
menggunaka
c
n
R=20-30×/ mnt
yang tipis 13:00
3.kelurga
untuk memakaikan kain tipis
pakian
4.menganjur kan
4.kl 4.klie ien n
mau mau
untuk minu minum m
susu susu
memberikan
dengan
banyak
putih
minum
air
13:20
5.TTV
TD:100/70 S
: 30x/mnt
RR:90x/mnt
2.
Terjadinya
Setelah
11/05/2013
gangguan
dilakukan
09.00
kebutuhan
tindakan
n HE tent tentng ng memberikan
nutrisi
keperawatan
nutr nutris isii
sel selama ama 1 × 24
klien
1.memberika
1.kelurga
bagi bagi anaknya makan
dan
jam, diharapkan
minum minum serta serta
kebutuhan
memahami
nutr nutriisi
manfaatnya
pasi pasien en
dapat dapat terpenu terpenuhi hi
bagi
dengan KH:
kesehatan
-mun -munta tah h
tida tidak k 10:20
ada lagi -mkosa
bibir
2.
2.nafsu
menganjurka
maka makan n klie klien n
n
kelurga mulai
terlihat lembab
untuk
-por porsi
memberikan
makan
membaik
dihabiskan
makanan
-BB
kembali
Kesukaanya
norm normal al / lebi lebih h 10:30
3.Menganjur
BB=10 – 13 Kg
kan
3.klien
untuk istirahat
banyak
dengan
istirahat
teratur sesuai anjuran
11:20
4.menimban
4.berat 4.berat badan
g berat badan mulai klien
meningkat
1.1.14 EVALUASI KEPERAWATAN NO HARI/TANGGAL/JAM DAKNOSA 1.
Jumat, 10/2013
KEPERAWATAN Hiperteremi b/d
Jam 13:00
inflamasi kuman
EVALUASI proses S
:
Kelurga
mengatakan mengatakan
bahwa
panas anaknya sudah berkuran O :Badan tidak panas lagi A : Masalah udah teratasi P
:
Intervensi
dihentikan
2.
Saptu,11/2013
Potensial terjadinya gangguan S
Jam 11:30
kebutuh kebutuhan an nutris nutrisii b/d intake intake mengatakn yang berkurang
:
makan
keluarga masu anaknya
mulai membaik O : berat badan mulai membaik
A : Masalah teratasih P
:
dihentikan
Intervrensi
24 BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyakit Febris merupakan penyakit yang terjadi akibad infeksi kuman.penyakit ini terjadi demam dan panas. Febris ini permulaan dimulai dari tidaknya menjaga kesehatan dengan baik, akhiranya itu kuman mulai menyebar.
B.Saran
Usulan penulis pada klien dengan untuk mengatasi masalah yang dihadapi seperti menjaga kebersihan dan jaga kesehatan melalu tidak boleh jajan sembarangan. 1. Hindar Hindarkan kan hal-hal hal-hal yang bisa menyebab menyebabkan kan demem yaitu yaitu mengung mengungkit kit masalah masalah tentan tentang g keingi keinginan nan yang tidak tidak terpen terpenuhi uhi,, menjau menjauhi hi hal-hal hal-hal yang menyeba menyebabka bkan n klien sakit panas. 2. Hindarilah sakit demam dengan mengikuti anjuran diatas secara baik
25 DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2001. Buku 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta Farrer, H. 2001. Perawatan 2001. Perawatan Maternitas. Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta http://www.. Us elsevierhealth. com. Nursing http://www com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions NANDA. 2001. Nursing 2001. Nursing Diagnoses: Definitions Definitions & Classification. Classification. Philadelphia Sarwono, P. 1994. Ilmu 1994. Ilmu Kebidanan. Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Tridasa. Jakarta
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………1 PENDAHULUAN…………………………………………………………1 ETIOLOGI……………………………………………… ETIOLOGI………………… ………………………………………………3 …………………3 MANIFESTASI KLINIS……………… KLINIS…………………………………………… …………………………………..4 ……..4 PATOFISIOLOGI…………………………………………………………5 PEMERIKSAAN PENUNJANG………………… PENUNJANG…………………………………………6 ………………………6 PENATALAKSANAAN………………………………………………….7 PATHWAY……………………………………………………………….8 BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….13 KEPERAWATAN…………………………………………….13 ANALISA DATA……………………… DATA…………………………………………………… ……………………………….14 ….14 PERENCANAN KEPERAWATAN…………………… KEPERAWATAN…………………………………….28 ……………….28 IMPLEMENTASI………………………………………………………..30 EVALUASI……………………………………………………………..32 BAB III : PENUTUP………………………… PENUTUP…………………………………………………… ………………………………………33 ……………33 KESIMPULAN……………………………………………………………34 SARAN…………………………………………………………………..34
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “J” DENGAN FEBRIS DI RUANG NUSA INDAH RSAD TINGKAT III BRAWIJAYASURABAYA
OLEH : NAMA : ANTHON. Y. RAINUNY NIM
: 2010114191
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG
2013