BAB I PENDAHULUAN
A. KO KONS NSEP EP DASA DASAR R I. Pengertian
Fraktur kompresi tulang belakang atau cedera tulang belakang adalah fraktu frakturr diskola diskolasi si dari dari tulang tulang belakan belakang g (verte (vertebra) bra),, bisa bisa tanpa tanpa atau atau disert disertai ai gangguan pada modula spinalis (Lan/UPF Ilmu Bedah !U"# !r# !oetomo)#
II. II. Etio Etiolo logi gi
$# %ecel %ecelaka akaan an lalu lalu lin linta tass (&' (&' ) # *atuh *atuh dari dari ketingg ketinggian ian,, misal misal++ pohon pohon # kecel kecelaka akangg nggan an oleh oleh raga raga %ece %ecela laka kaan an ker ker-a -a $ $ ("ata dasri !U"# "r# !oetomo)
III.Patofisiologi
aktur %ompresi !ervikal
!erbikal '
.horakolumbal (thoprakal $ s/d Lumbal
"islokasi
23# asa n1aman
01eri
0afsu makan menurun 23# Pemenuhan kebutuhan nutrisi
23# 0eurolgis
Paralegi/tetraplegi
%onstipasi/retensi urin
Immobilisasi fisik
23# Pola elimisasi etensi sputum
esti g3# Intergritas kulit
23# Pola aktivitas %etidak efektifan -alan nafas
−
4iperfleksi
−
56hiplash danb rotasi7 (ekstensi diikuti fleksi)
−
"istraksi dan rotasi
Fraktur .horakolumbal *atuh dari ketinggian akan men1ebabkan patah tulang vertebra -enis kompresi# %ecelakaan lalulintas kecepatan tinggi dan tenaga besar tidak -arang didapatkan berbagai macam kombinasi ga1a baik fleksi, rotasi atau ekstensi sehingga tipen1a ialah fraktur dislokasi 1ang sangat tidak stabil#
IV. Manifestasi Klinik
Pada daerah fraktur biasan1a didapatkan rasa sakit bila digerakkan dan adan1a spasme otot paravetebra# Bila kepala ditekan ke ba8ah terasa n1eri, perlu diperiksa keadaan neurologis serta kemampuan midksi dan defekasi# Pada fraktur vertebra dan gangguan pergerakan oleh larena spasme otot paravertebra# Bila terdapat lesi pada korda spinalis, antara lain dapat ter-adi+ −
9nterior cord s1ndrome
−
Bro8m s:uard s1ndrome
−
;entral cord s1ndrome
−
;omplete transection
!edangkan pada fraktur thorako lumbal terdapat adan1a keluhan punggung n1eri, memar, deformitas (kiposis, skoliosis), kemungkinan ada gangguan neuroligis kedua tungkai, fraktur vertebra thorakal tidak -arang disertai fraktur kosta atau trauma thoraks#
V. Pemeriksaan an Diagnosis
$# Pemeriksaan klinis # Pemeriksaan radiologis −
< foto 9P/Lateral
−
< foto 9P dengan buka mulut dibuat untuk melihat adan1a fraktur atlas dan odontoid#
Bila dengan < foto 9P/Lateral tidak -elas maka dilakukan pemeriksaan+ −
Foto dinamik dalam pro1eksi lateral (1aitu foto vertebra dengan gerakan veriegin fleksi dan ekstensi)#=
Bila terdapat instabilitas maka akan terlihat akan fleksi+ −
"isplacement facet -oin > ?@
−
Loss of paralelism dari facet -oin
−
!udut korpus vertebra > $$
−
Pelebaran interspinosus
−
Pergeseran korpus vertebra ke anterior > ,?
# Pemeriksaan lain −
.omografi
−
Aielografi+ diker-akan pada kasus dengan gangguan neurologis tetapi pada foto polos maupun tomografi tidak kelihatan fraktur#
−
;. scan dengan atau tanpa kontras
−
AI
−
." (.ri "imentional .omograph1)
VI. Penatalaksanaan
Penanganan cedera tulang belakang tanpa gangguan neurologi macam pengobatan tergantung kerusakan pada tulang belakang dan stabilitasn1a# Untuk tipe stabil atau tidak stabil sementara, dilakukan immobilisasi selama bulan dengan+ a# ;lose reduction b# .raksi bertahap c# Plastering (miniverva, bod1 -acket, hemispica tergantung letak cedera) −
Fraktur servikal+ 5collar brace7, tour poster brace, 5minerva -acket atau halo traction7#
−
Fraktur thorakal atau thorakolumbal+ 5bod1 -acket7#
d# !emi orthotic brace e# Pada fraktur 1ang stabil, kalau tidak merasa sakit lagi setelah minggu latih otototot punggung selama $ minggu# "ilan-utkan mobilisasi, bela-ar duduk, -alan, memakai brace# Pada fraktur 1ang tidak stabil ditunggu lebih lama & minggu# f# .indakan pembedahan, indikasin1a adalah+ −
Problem instabilitas (cosffiecient istabilit1 ± )
−
Problem statik, bila ada kifosis > @ o atau compression 8edge ?@)
−
!pinal canal encroachment ± ?@ #
−
9dan1a gangguan neurologis komplit atau parsial
±
Pendekatan pada pembedahan bisa dari anterior atau posterior kecuali fraktur atlas 1ang han1a bisa dari posterior# Pada pembedahan 1ang diker-akan adalah+ −
eposisi
−
"ekompresi terhadap penekanan korda spinalis
−
!tabilitas dengan fiksasi interna dan 5fussion7 dengan 5bone graft7
!tabilisasi anterior digunakan 5oroco plate dan stabilisasi pasterior digunakan 5tension band 8iring dan 4graff7 (!uraba1a BP .echni:ue),
untuk
cedera
cervikal#
!edangkan
pada
cedera
thoracolumbal stabilisasi posterior digunakan 5!emi rigis segmental spinal instrument7 (!!!I) !uraba1a BP.echni:ue atau Pedicle !cre8 Plate# ?# Penanganan cedera tulang belakang dengan gangguan neurologi Pada kelainan cedera tulang belakang dengan gangguan neurologi dapat timbul karena edema, hematomieli, kompresi dari fraktur, dam karena luksasi tulang belakang# %elainan dapat komplit atau unkomplit, kalau pada observasi keadaan neurologis memburuk, segera dilakukan operasi dekompresi, misaln1a tindakan laminektomi dan fiksasi tulang belakang# Pada fraktur tulang belakang dengan defisit neurologis, indikasi tindakan operatif adalah untuk stabilisasi fraktur, untuk rehabilitasi dini (duduk, berdiri dan ber-alan)# Pada fraktur tulang belakang dengan defisit neurologis 1ang dilakukan tindakan konservatif (tanpa operasi), setelah C minggu atau fraktur kuat, dilakukan mobilisasi duduk/berdiri dengan menggunakan e3ternal support misal 5gips Bohler, gips korset, -aket minerva7 (tergantung dari tempat fraktur)# Pemasangan gips korset harus meliputi manubrium sterni, simfisis, daerah fraktur dan diba8ah u-ung skopula# !edangkan pada patah tulang belakang dengan gangguan neurologis komplit dilakukan pembedahan untuk reposisi dan fiksasi dengan tu-uan+ –
Aemudahkan pera8atan/mobilisasi segera untuk mencegah komplikasi (infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, oekubitus)#
–
"ekompresi
1aitu
mengambil
fragmen
tulang
1ang
menekan
koronspinalis# eposisi dian-urkan diker-akan secepat mungkin dengan tu-uan mencegah kerusakan lebih lan-ut akibat tekanan pembuluh darah s1araf/korda
spinalis# Untuk obatobatann1a diberikan Aeth1l prednison dian-urkan sebelum D -am pasca trauma# "osis permulaan @ mg/kg I#E# bolus dilan-utkan ?,& mg/kg BB/-am dalam & -am pertama (09!;I! I dan II)# VII. Kom!likasi
$# 9trofi atau kelemahan otot # "ekubitus + "ekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai -aringan diba8ah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adan1a penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat#"ekubitus atau luka tekan adalah kerusakan -aringan 1ang terlokalisir 1ang disebabkan karena adan1a kompressi -aringan 1ang lunak diatas tulang 1ang menon-ol (bon1 prominence) dan adan1a tekanan dari luar dalam -angka 8aktu 1ang lama# %ompressi -aringan akan men1ebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah 1ang tertekan# 9pabila ini berlangsung lama, hal ini dapat men1ebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi -aringan dan akhirn1a dapat mengakibatkan kematian sel
# %ontraktur sendi + "efinisi kontraktur adalah hilangn1a atau kurang penuhn1a lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis -aringan pen1okong, otot dan kulit# "eteoriasi psikologis + kemunduran
BAB II ASUHAN KEPERA"A#AN
–
Pengka$ian
Pengka-ian merupakan tahapan a8al dari proses kepera8atan 1ang dilaksanakan sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien# b# Pengumpulan data $# Identitas pasien .erdiri dari nama, umur, -enis kelamin, suku bangsa, pendidikanm, peker-aan, dan sebagain1a# # %eluhan utama Pada umumn1a klien mengeluh n1eri pada daerah tulang belakang apabila digerakkan, adan1a spasme otot dan kaki tidak bisa digerakkan# # i8a1at pen1akit sekarang Pada umumn1a mengalami -atuh dari ketinggian atau kecelakaan sehingga tulang belakang terasa n1eri bila digerakkan dan kaki tidak bisa digerakkan# i8a1at Pen1akit sekarang
Pada kasus pen1akit ini klien tidak mempun1ai ri8a1at pen1akit karena ini bisa t er-adi kapa sa-a# ?# i8a1at pen1akit keluarga Pada -enis pen1akit ini bukanlah -enis pen1akit/kelainan 1ang menurun ataupun menular# C# Polapola fungsi kesehatan –
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Pada pola ini mengalami gangguan karena klien mobilisasi fisik#
–
Pola nutrisi dan metabolisme %lien mengalami malnutrisi dikarenakan tidak nafsu makan akibat n1eri pada tulang belakang, ditandai dengan berat badan menurun, klien tampak kurus, perubahan peristaltik usus#
–
Pola aktivitas dan latihan Pada pola ini mengalami gangguan klien han1a dapat tidur/berbaring ditempat tidur atau miring kanankiri, karena n1eri 1ang dialamin1a# 9pabila sudah minggu (apabila tanpa gangguan neurologis) baru bisa duduk#
–
Pola eliminasi %lien mengalami konstipasi dikarenakan tirah baring lama, selain itu biasan1a ter-adi retensi urine karena fungsi bulibuli kurang berfungsi dengan baik (tidak kontraksin1a muskulus detrusor dan tidak relaksasin1a spinkter e3ternal)#
–
Pola istirahat dan tidur Pada pola ini mengalami gangguan, karena n1eri pada tulang belakang 1ang dialamin1a ditandai dengan sering menguap, mata sa1, mata merah dan perubahan tandatanda vital#
–
Pola sensori dan kognitif Pada pola sensori, skala n1eri biasa dialami klien adalah untuk ditandai dengan 8a-ah men1eringai, merintih, ter-adi perubahan tandatanda vital dan sebagain1a# !edangkan pada pola kognitif, klien dan keluarga biasan1a kurang mengerti pera8atan post op#
–
Pola persepsi diri Pada umumn1a klien menganggap dirin1a tak berda1a karena klien han1a bisa berbaring sa-a#
–
Pola penanggulangan stress
Pada pola ini, apabila mekanisme koping individu baik, maka dalam menanggulangi stress pun akan baik, begitu sebalikn1a# –
Pola tata nilai dan ke1akinan Pada pola ini tidak mengalami gangguan, klien bisa men-alankan ibadahn1a/sholat (bagi muslim) dengan berbaring, duduk atau dengan tidur#
'# Pemeriksaan fisik –
.andatanda vital !uhu + bisa ter-adi peningkatan (',?o Doc) apabila ada infkesi (misal+ ulkus dekubitus), tensi meningkat, nadi meningkat# meningkat karena hipo3ia apabila cedera pada vertebra servical (diba8ah ;&) dan infeksi saluran nafas dikarenakan retensi sputrum, pernafasan cuping hidung, pernafasan dangkal#
–
%esadaran
–
%epala
–
"ada dan thora3 + adan1a retraksi supra sternal
–
9bdomen
+ bisa menurun atau normal + adan1a keringat ban1ak, gelisah, c1anosis
+ ter-adi perubahan peristaltik usus, diatasi lambung hilangn1a
kontrol
difekasi
1ang
men1ebabkan
distensi atau paralitik ileus dan kosntipasi# –
Gkstremitas
+ ter-adi atrofi otot# Biasan1a kaki sulit digerakkan, kontraktur sendi#
–
Integumen
+ ter-adi penurunan turgor kulit akibat dekubitus#
D# Laboratorium dan adiologi –
< foto 9P/Lateral#
–
< foto 9P dengan buka mulut dibuat untuk melihat adan1a fraktur atlas dan adontoid#
–
Foto vertebra dengan gerakan vertebra freksi dan ekstensi#
–
Aielografi#
–
;. scan dengan atau tanpa kontras#
–
AI#
–
." (.ri "imentional .omograph1)#
c# 9nalisa data $# "ata sub1ektif + "ata ob1ektif
+ .andatanda vital (.", suhu, nadi, ), cuping hidung,
adan1a
retraksi
suprastenal,
gelisah,
c1anosis, sputum tidak bisa keluar, reflek batuk menurun# Aasalah kepera8atan + %etidak efektifan -alan nafas %emungkinan pen1ebab + Penumpukan sekret # "ata sub1ektif + "ata ob1ektif
+ Aeningkatkan tandatanda vital (tensi, nadi, ), 8a-ah men1eringai, skala n1eri &, gelisah#
Aasalah kepera8atan + 2angguan rasa n1aman (n1eri) %emungkinan pen1ebab + ;idera tulang belakang # "ata sub1ektif + "ata ob1ektif
+ Berat badan klien menurun drastis, klien tampak kurus perubahan peristaltik usus#
Aasalah kepera8atan + 2angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi# %emungkinan pen1ebab + Aasukan nutrisi tidak adekuat# "ata sub1ektif + "ata ob1ektif
+ %onstipasi, retensi urin, distensi abdomen#
Aasalah kepera8atan + 2angguan pola eliminasi# %emungkinan pen1ebab + .irah baring# ?# "ata sub1ektif + "ata ob1ektif
+ 9da ulkus dekubitus, edema, kemerahan, turgor kulti menurun#
Aasalah kepera8atan + 2angguan integritas kulit# %emungkinan pen1ebab + .irah baring# C# "ata sub1ektif + %lien mengeluh panas pada seluruh tubuh# "ata ob1ektif
+ !uhu meningkat, sring febris, luka dekubitus, bau busuk, ada pusn1a#
II.
Diagnosa Ke!era%atan
$# %etidak efektifan -alan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret# # 2angguan rasa n1aman (n1eri) berhubungan dengan tulang belakang# # 2angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan masukan nutrisi tidak adekuat# 2angguan pola eliminasi berhubungan dengan tirah baring# ?# 2angguan integritas kulit berhubungan dengan akinat tirah baring C# Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adan1a infeksi pada ulkus dekubitus#
III. Peren&anaan 'Inter(ensi)
Pada tahap perencanaan ini diagnosa kepera8atan 1ang diprioritaskan adalah+ $# %etidak efektifan -alan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret#
.u-uan + *alan nafas efektif dalam#
%eriteria hasil +
−
!esak nafas klien berkurang
−
.andatanda vital dalam batas normal
−
.idak adan1a pernafasan cuping hidung
−
eflek batuk efektif dan sputum dapat keluar
−
.idak sianosis
−
.idak gelisah
Intervensi + a#
%a-i pernafasan pasien, meliputi kecepatan#frekuensi dan kedalam pernafasan#
b#
9uskultasi suara nafas
c#
Lakukan fisioterapi nafas tiap & -am#
d#
Lakukan suction (bila perlu)
e#
.inggikan posisi kepada klien $?o
f#
Hbservasi tandatanda vital klien tiap -am##
g#
9-arkan pada klien batuk efektif#
h#
%olaborasi dengan dokter dalam pemberian mukolitik, nebuluer dan anti biotik#
asional +
/ "engan mengka-i pernafasan klien maka dapat ditentukan tindakan kepera8atan selan-utn1a#
/
9uskulasi
nafas
dapat
diketahui
-enis/t1pe
pernafasan
dan
pen1ebabn1a#
/ Fisioterapi nafas dapat membantu mengeluarkan sputum#
/ !uction dapat dilakukan apabila tindakan fisiterapi nafas tidak berhasil#
/ Posisi kepala $?o mencegah lidah -atuh kebelakang#
/ Perubahan tandatanda vital pada klien merupakan indikator ter-adin1a gangguan pernafasan#
/
Aenga-ari
batuk
efektif
mengeluarkan sputum#
melatih
kemandirian
klien
dalam
/
Aelaksanakan fungsi independent dan merupakan obat pengencer dahak dan menncegah infeksi#
# 2angguan rasa n1aman (n1eri) berhubungan dengan adan1a cidera tulang belakang
.u-uan
%riteria hasil + −
+ .idak adan1a gangguan rasa n1aman dalam 8aktu $3& -am
01eri tulang belakang berkurang
−
.andatanda vital dalam batas normal
−
6a-ah tidak men1eringai#
−
.idak gelisah#
−
!kala n1eri menurun #
Intervensi
+
a# Berikan pen-elasan pada klien tentang n1eri 1ang dialamin1a# b# %a-i tandatanda klien tiap -am dan skala n1e ri# c# Berikan posisi 1ang n1aman pada klien# d# 9-arkan teknik relaksasi dan distraksi pada klien# e# %olaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik#
asional +
/ Pen-elasan pada klien dapat mengurangi kecemasan klien#
/ Perubahan tandatanda vital merupakan indikator timbuln1a n1eri#
/ Posisi n1aman dapat membuat klien merasa n1aman dan n1eri berkurang#
/ Aelaksanakan fungsi interdependent dan merupakan obat anti n1eri#
IV. Im!lementasi
Pelaksanaan atau implementasi 1ang dimaksud adalah pengolaan dan per8u-udan dari perencanaan pera8atan 1ang meliputi tindakan kepera8atan, melaksanakan advis dokter dan ketentuan dari ! ("GP%G! I, $@ + )
V.
E(al*asi
Aerupakan tahap akhir dari suatu proses pera8atan 1ang merupakan perbandingan 1ang sistematis dan terncana tentang kesehatan pasien dengan tu-uan 1ang telah ditetapkan 1ang dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (0asrul Gffend1, $?)#
DA+#AR PUS#AKA
Bambang Priambodo, Prof# "#, $&, Lab/UPF Ilmu Bedah, F% U09I/!U"# "r# !oetomo# Aans-oer 9rif, Kapita Selekta Kedokteran, *ilid , Gdisi III, Aedia 9esculapius, F%UI, *akarta, .ahun @@$# 0asrul Gffend1, $?, Pengantar Proses Keperawatan, G2;, *akarta# ;arpenito, L1nda *uall, Rencana dan Dokumen Keperawatan, G2;, *akarta, $#