������� ��������� �����������
�������� ������ �����������
(Askep Komunitas Remaja)
����
� � �� � � � �� � �� � � � �� �� ��������� � � � � ���������� ���������� �������� ����
Page 1
Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan pe ralihan dari satu
tahap ke ke tahap berikutnya berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, perilaku, dan dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh karenanya, karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM,2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. 1) Karakteristik Masa Remaja Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periodeperiode perkembangan lainnya. Menurut Aulia (2006) rinciannya adalah sebagai berikut: a. Masa remaja adalah periode yang penting Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi
���������� ���������� �������� ����
Page 2
Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan pe ralihan dari satu
tahap ke ke tahap berikutnya berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, perilaku, dan dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh karenanya, karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM,2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. 1) Karakteristik Masa Remaja Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periodeperiode perkembangan lainnya. Menurut Aulia (2006) rinciannya adalah sebagai berikut: a. Masa remaja adalah periode yang penting Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi
���������� ���������� �������� ����
Page 2
pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis psikologis yang cepat dan penting. penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru. b. Masa remaja adalah masa peralihan Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifatsifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani
peran
yang
dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku berperilaku seperti seperti
orang dewasa sering dikatakan
bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya. c. Masa remaja adalah periode perubahan Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan lingkungan yang menimbulkan menimbu lkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi. d. Masa remaja adalah usia bermasalah Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki
maupun perempuan. perempuan. Hal Hal ini
disebabkan disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak
���������� ���������� �������� ����
Page 3
paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang
tua atau guru,
sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya. g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang
dirinya dan orang
lain
sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang
tidak
realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai. h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype
���������� ���������� �������� ����
Page 4
remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual. 2)
Tugas Perkembangan Masa Remaja Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersipakan sikap dan perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut : 1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin 2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin 3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial 5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya 6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi 7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga 8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
Perubahan yang Terjadi pada Masa Remaja
1. Perubahan Fisik Masa Remaja a. Tinggi badan Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usia tersebut. b. Berat badan Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi badan, hanya saja sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh.
���������� ���������� �������� ����
Page 5
c. Proporsi tubuh Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal : badan lebih lebar dan lebih kuat. d. Organ seksual Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada periode remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa tahun kemudian e. Karakteristik sex sekunder Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan pada level dewasa pada periode remaja akhir. 2. Emosionalitas Masa Remaja Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini. Masa ini disebut sebagai masa “storm and stres” dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak irrasional, secara umum
terdapat
peningkatan perilaku
emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila
mereka
diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih. 3. Perubahan Sosial pada remaja Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan
���������� ���������� �������� ����
terhadap
Page 6
jenis kelamin yang berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa dipahami apabila teman sebaya sangat
berpengaruh
terhadap sikap,
cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja. Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, tadinya tidak menyukai keterlibatan
mereka yang
lawan jenis menjadi menyukai
pertemanan dengan lawan jenis. Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilainilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya. 4. Tanda-tanda bahaya dari penyesuaian diri yang salah pada remaja Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada remaja yang sangat cepat dan drastis menuntut
remaja
tersebut untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan
lingkungan
baru
yang
menyertainya.
Pada
kenyataannya tidak semua remaja dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tanda-tanda
penyesuaian diri yang
salah pada remaja : a. Tidak bertanggung jawab, misalnya mengabaikan sekolah. b. Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atas dirinya. c. Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja harus menyesuaikan dengan standar kelompok. d. Homesickness
���������� ���������� �������� ����
Page 7
e. Menghayal secara berlebihan sebagai upaya untuk mengkompensir ketidakpuasan dari kehidupan sehari-hari. f. Regresi perilaku ke tingkat perkembangan yang lebih awal, misalnya ngompol, ngamuk pada saat marah dan lain-lain. g. Menggunakan
defense
secara
mechanism
berlebihan,
seperti
rasionalisasi, proyeksi, fantasi, dan displacement . Permasalahan Remaja
1. Remaja dan Rokok Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat
tidak
asing.
Kebiasaan
merokok
dianggap
dapat
memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orangorang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah
untuk
menghilangkan
mendapat
pengakuan
kekecewaan
(reliefing
(anticipatory beliefs),
beliefs),
dan
untuk
menganggap
perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Penyebab remaja merokok, antara lain : a. Pengaruh orangtua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anakanak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). b. Pengaruh teman
���������� ���������� �������� ����
Page 8
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama
remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991). c. Faktor Kepribadian Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat prediktif
pada
pengguna
kepribadian
yang bersifat
obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson,1999). d. Pengaruh Iklan Melihat
iklan
di media
massa
dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti
yang
ada
dalam
iklan tersebut. (Mari Juniarti,
Buletin RSKO, tahun IX,1991). 2. Remaja dan Peyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari tahun 1998-2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. a. Narkoba Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Aditif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
���������� ���������� �������� ����
Page 9
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah : a. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. b. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang- Undang No. 5/1997 ). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi,
Shabu-shabu,
LSD
(Lycergic
Alis
Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahanbahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: Alkohol. Kebanyakan zat dalam narkoba
sebenarnya
digunakan
untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan, mulai dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing status social,
ingin
melupakan
persoalan
maka
narkoba
kemudian
disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan
���������� ���������� �������� ����
Page 10
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular
dan
menularkan
HIV/AIDS
di
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. b. Alkohol Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut
dengan
spirit
(35
–
55%
alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah diminum. Pengaruh
alkohol
terhadap
tubuh
(fisik dan mental)
bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu : a. Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi b. Usia, berat badan, dan jenis kelamin c. Makanan yang ada di dalam lambung d. Pengalaman seseorang minum-minuman beralkohol e. Situasi dimana orang minum-minuman beralkohol Tabel1. Pengaruh Alkohol pada Perilaku Pengaruh alkohol pada perilaku
Konsentrasi alkohol dalam darah Perasaan
Sampai dengan 0.50 g%
segar (wellbeing)
Pengaruh yang ditimbulkan •
•
•
Banyak bicara Santai Lebih percaya diri
���������� ���������� �������� ����
Page 11
Risiko
0.05 – 0.08 g %
Rendah
•
Banyak bicara
•
Bertindak dan lebih merasa percaya diri
•
Berkurangnya kemampuan untuk berfikir dan bergerak
0.08 – 0.15 g %
Risiko Sedang
•
Berkurangnya rasa malu
•
Bicara cadel
•
Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh
Risiko tinggi 0.15 – 0.30 g %
•
Refleks menjadi lambat
•
Penglihatan kabur
•
Emosi yang labil
•
Tidak dapat berjalan
3. Remaja dan Penyimpangan Seksual Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan
dinamika.
Dinamika
kehidupan
remaja
ini
akan
sangat
berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya
usia
seseorang,
perkembangan
dan
pada
organ
akhirnya
reproduksi
akan
pun
mengalami
mengalami kematangan.
Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik
���������� ���������� �������� ����
Page 12
elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada
usia
sekolah.
Siswi
yang
mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber
kesejahteraan.
Namun,
alasan-alasannya
tidak
sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya,
perasaan remaja
akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS. Remaja dan Perilaku Hidup Sehat
Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja yang mengerti tujuan
hidup,
memahami
faktor
penghambat
maupun
pendukung
perkembangan kematangannya, bergaul dengan bijaksana, dan terus menerus memperbaiki diri. Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga
���������� ���������� �������� ����
Page 13
remaja yang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja
antara
lain
fisik,
intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah fisik 3, intelektual 20%, emosional 30%, dan spiritual 15% Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidaksama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina. Kadang-kadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat: 1. Otoriter
demokratis
2. Tertutup terbuka 3. Formal
informal
Semua tersebut di atas dalam keadaan "dalam perjalanan menuju" Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa. "Dalam perjalanan menuju" ini yang menonjol adalah: 1. Fisik yang kuat 2. Emosi yang cepat tersinggung 3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang 4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang-kadang saja dipakai. "Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja adalahbagaimana remaja dapat berproses : a. Menuju fisik yang ideal b. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh c. Menuju cara berfikir dewasa d. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama
���������� ���������� �������� ����
Page 14
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pengkajian
Pengkajian berikut dilakukan menurut teori Community as Partner/Client pada kelompok remaja : 1. Data inti, terdiri dari : a. Sejarah : lingkungan tempat tinggal remaja sangat mempengaruhi perilaku remaja, semakin lama remaja tinggal di suatu wilayah, semakin melekat kebiasaan dan adat istiadat dari daerah tersebut pada diri remaja. b. Demografi c. Vital statistik
-
Kelahiran
-
Mortalitas : Karena penyakit : HIV/AIDS : HIV/AIDS kelompok usia 15-19 berjumlah 151 orang (4,14%) ; 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%) Bukan karena penyakit : 1. Sebagian besar karena kecelakaan : berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30 ribu orang per tahun 2. Persalinan : Remaja putri berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2-5 kali resiko kematian ketika persalinan dibandingkan dengan wanita yang telah berusia 18-25 tahun akibat persalinan macet, perdarahan, maupun faktor lain. Ahmad (2004) dari laporan Save the Children : 1 dari 10 persalinan dialami oleh ibu yang masih anak2, berusia 11-12 tahun menyebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan membunuh 70,000 remaja puteri tiap tahun
-
Morbiditas : kasus yang sering terjadi pada remaja yang dapat dikelompokkan menjadi 2 :
���������� ���������� �������� ����
Page 15
Karena penyakit, penyakit yang sering terjadi pada remaja antara lain : fraktur karena trauma, penyakit kulit, tipoid, penyakit infeksi, DBD, dan lain-lain. 1. HIV/AIDS kelompok usia 15 - 19 berjumlah 151 orang (4,14%) ; 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%). 2. Jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun
1998-2003
adalah 20.301 orang, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15-19 tahun 3. Penyakit menular seksual (PMS) sepertiga dari infeksi PMS di Negara-negara berkembang terjadi pada mereka yang berusia 13-20 tahun. Bukan karena penyakit 1. Kecelakaan : Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30 ribu orang per tahun 2. Komplikasi aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Survey di Negara-negara berkembang hamper 60 % kehamilan dibawah usia 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan 3. Penyalahgunaan
alkohol
dikelompokkan
berdasarkan
pendidikan formal pada tahun 2006, SLTP dan SLTA menempati urutan pertama dengan 73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan PT dengan 3.987 kasus (anonim,2007) d. Tipe Keluarga : remaja biasanya tinggal di lingkungan kelurga, antara lain : orang tua yang perhatian, orang tua yang bekerja satu hari penuh dan tidak punya waktu untuk keluarga, orang tua dengan kemampuan ekonomi yang kurang, orang tua dengan kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Perbedaan tipe keluarga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja. e. Status perkawinan : sebagian besar remaja belum menikah namun ada pula remaja yang sudah menikah. f. Kelompok etnis :
���������� ���������� �������� ����
Page 16
- Praktek perkawinan yang di atur oleh orang tua pada gadis di bawah usia 14 tahun masih sangat umum
- Beberapa budaya menyatakan bahwa pria muda diharapkan mendapatkan pengalaman pertama kali melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersil (PSK)
- Di negara berkembang kehidupan remaja jalanan memaksa mereka melakukan “survival sex” yakni menukar seks untuk memperoleh uang, makanan, jaminan keamanan maupun obat terlaran
- Beberapa etnis di Indonesia menggunakan alkohol pada acara tertentu sebagai bentuk perayaan g. Nilai dan keyakinan :
- Pekerja Seks Komersil (PSK) berusia remaja kebanyakan dijual oleh orangtua mereka sendiri untuk biaya hidup anggota keluarga yang lain
- Orang tua yang kurang perhatian kepada anaknya dan pengaruh teman yang sesama perokok meyebabkan tingginya jumlah perokok remaja di Indonesia
- Merokok dianggap sebagai tanda kedewasaan, kejantanan dan keglamoran 2. Komponen sub sistem, terdiri dari : a. Lingkungan fisik Pengkajian lingkungan fisik 1) Perumahan dan Lingkungan
- Lingkungan perumahan yang kumuh dan kotor memungkinkan remaja lebih banyak melakukan kegiatan negatif
- Perumahan mewah tidak memungkinkan remaja berinteraksi dengan baik dengan tetangga 2) Lingkungan terbuka 3) Batas 4) Kebiasaan :
- Tempat kumpul-kumpul : mall, rumah teman, masjid, warung-warung pinggir jalan dan lain-lain
���������� ���������� �������� ����
Page 17
- Waktu kumpul-kumpul : setelah pulang sekolah, saat libur sekolah
- Kebiasaan remaja : positif (belajar, berorganisasi, mengaji, kursus,
dan
lain-lain),
negatif
(merokok,
mencoba
narkoba, tawuran, berkelahi, membolos, nongkrong, minum alkohol, free sex, dan lain-lain) 5) Transportasi : Pola pikir remaja yang dalam tahap berkembang menyebabkan sikap pemberontakan dalam dirinya, biasanya ditunjukkan dengan sikap : ngebut-ngebutan 6) Pusat pelayanan : posyandu remaja, puskesmas, pusat pelayanan KRR di sekolah (meliputi : informasi akurat PMS, kontrasepsi,
keterampilan
remaja
menghadapi
tekanan
kelompoknya dan meningkatkan tanggungjawab remaja), pelatihan kader remaja untuk menjadi edukator dan pemberi dukungan 7) Tempat belanja : remaja sering nongkrong dan berbelanja di mall, pasar, pusat perbelanjaan 8) Tempat ibadah : masjid, gereja, wihara, pura 9) Politik : poster tentang narkoba, free sex, aborsi 10) Media : TV, radio, koran, majalah, papan pengumuman 11) Orang jalanan : banyak pula remaja yang menjadi pengamen dan anak jalanan. Ada yang disebabkan karena kondisi ekonomi yang sulit dan bahkan ada remaja yang kabur dari rumahnya karena perseteruan denagn orang tua sehingga menjadi glandangan. b. Pelayanan kesehatan dan sosial :
- Fasilitas dalam komunitas, misalnya puskesmas, posyandu remaja - Fasilitas di luar komunitas, misalnya konseling konseling yang berhubungan
dengan
gender,
kekerasan,
perilaku
seksual
bertanggung jawab dan PMS c. Ekonomi
���������� ���������� �������� ����
Page 18
- Karakteristik finansial : sebagian besar remaja tidak memiliki penghasilan sendiri dan masih bergantung pada orang tua. Namun ada
sebagian
remaja
yang
mempunyai
pekerjaan
sehingga
mempunyai penghasilan sendiri, namun kebanyakan penghasilan tersebut hanya digunakan untuk menambah uang saku.
- Karakteristik pekerjaan, sebagian besar remaja belum memiliki pekerjaan karena mereka masih sekolah. Namun, ada pula remaja yang putus sekolah (kebanyakan karena masalah ekonomi) dan memutuskan untuk bekerja. Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh remaja antara lain, berjualan kue, koran, pelayan restoran, mengamen, bahkan banyak pula remaja yang menjadi PSK, dan lainlain. d. Keamanan dan transportasi : transportasi yang sering dipakai oleh remaja adalah sepeda motor, namun sebagian kecil memakai mobil dan sepeda mini. Dan sering pula remaja kurang memperhatikan keamanan dirinya karena sering mengebut saat mengendarai kendaraaan mereka. e. Politik dan pemerintahan Kelompok pelayanan masyarakat yang sering diikuti oleh remaja, antara lain : Karang Taruna, PMR, Pramuka, PKS f. Komunikasi
- Komunikasi formal : Koran, Radio, TV - Komunikasi informal : Papan pengumuman, poster (tentang narkoba, free sex, merokok), internet g. Pendidikan : institusi pendidikan pada remaja antara lain : SD, SMP, dan SMA. Program UKS biasanya dijalankan di sekolah-sekolah untuk kesehatan remaja. Selain itu pendidikan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) telah dilakukan atas dukungan Depkes dan WHO di sekolah dan lembaga pendidikan. h. Rekreasi :
- Waktu luang remaja biasanya diisi dengan berbagai kegiatan baik yang positif maupun negatif. Positif : kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, les pelajaran tambahan, les minat dan bakat, mengaji di
���������� ���������� �������� ����
Page 19
masjid, dan lain-lain. Negatif : nongkrong sampai malam, main game sampai larut malam
- Media hiburan yang digunakan remaja, misalnya mall, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, warnet, dan lain-lain. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang dapat diangkat dari pengkajian diatas antara lain : a) Penggunaan NAPZA di kalangan remaja b) Resiko penyimpangan seksual c) Resiko tinggi konflik keluarga d) Resiko terjadi kenakalan pada Remaja e) Gangguan citra tubuh f) Perilaku destruktif g) Perubahan pemeliharaan kesehatan h) Depresi i)Nutrisi kurang/lebih j)Resiko cedera k) Kurang Perawatan diri l)Kurang pengetahuan Diagnosa dari permasalahan di atas, yaitu : 1. Terjadinya penggunaan NAPZA di kalangan remaja di RT X RW Y Kelurahan Z Surabaya berhubungan dengan a. kurangnya kasih sayang dari orang tua b. dasar-dasar agama yang kurang 2. Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW X kelurahan X Surabaya berhubungan dengan : a. Kurang pengetahuan remaja tentang tumbuh kembang dan masalahmsalah kenakalan remaja dan akibatnya. b. Tidak berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan 3. Resiko cedera pada remaja di di RT X RW Y Kelurahan Z Surabaya berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan dijalan raya
���������� ���������� �������� ����
Page 20
4. Potensial dukungan LSM di RT X RW Y Kelurahan Z Surabaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki remaja Intervensi Keperawatan
1. Masalah Keperawatan : Terjadinya penggunaan NAPZA di kalangan remaja Intervensi yang dilakukan : a) Pada Klien : Tujuan : Dapat membantu klien dengan NAPZA mengatasi masalah ketergantungan Intervensi : 1. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan 2. Menganjurkan remaja untuk tidak berinteraksi dengan teman yang dapat memberi pengaruh yang buruk 3. Melatih cara meningkatkan motivasi dan mengontrol keinginan 4. Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok 5. Menganjurkan remaja untuk meningkatkan kualitas agamanya b) Pada Keluarga : Tujuan : - Keluarga
dapat
mengenal
masalah
ketidakmampuan
anggota
keluarganya berhenti menggunakan NAPZA - Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti - Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA - Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk Intervensi : 1. Membangun hubungan saling percaya dengan remaja dan keluarga 2. Diskusikan tentang masalah yang dihadapai keluarga dalam merawat klien 3. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
penyalahgunaan
atau
keterganungan zat (tanda gejala, penyebab, akibat) dan tahapan penyembuhan klien (pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi)
���������� ���������� �������� ����
Page 21
4. Diskusikan kondisi klien NAPZA yang perlu dirujuk ke RS 5. Diskusi dengan keluarga untuk selalu memfasilitasi remaja agar terbuka pada keluarganya 6. Memperhatikan pergaulan klien 7. Memperkenalkan pada kelurga tentang fase perkembangan remaja dan tugas perkembangan remaja c) Pada Masyarakat : Tujuan : Dapat mengurangi stigma negatif masyarakat mengenai keadaan klien yang sedang menjalani proses rehabilitasi Intervensi : 1. Diskusikan bersama masyarakat mengenai proses rehabilitasi pasien NAPZA ketika sudah kembali di masyarakat 2. Pendidikan kesehatan tentang obat dan penggunaannya 3. Diskusi dengan kader untuk memberikan kegiatan pada remaja dalam karang taruna 4. Bekerja sama dengan LSM setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang penggunaan NAPZA dan akibatnya 2. Masalah Keperawatan : Resiko penyimpangan seksual Intervensi yang dilakukan: a) Pada Klien : Tujuan : Menghindarkan remaja dari perilaku penyimpangan seksual Intervensi : 1) Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat mempengaruhi psikologis dan sosial remaja 2) Diskusi tentang bahaya free sex bagi kesehatan tubuh dan akibat dari free sex bagi kehidupan sosial 3) Menganjurkan remaja untuk menghindari bergaul dengan teman yang dapat memberi dampak yang buruk 4) Menganjurkan untuk sering berdiskusi dengan orang tua tentang perasaannya 5) Membantu remaja mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilaluinya
���������� ���������� �������� ����
Page 22
6) Memberi kesempatan pada remaja mendapat pengalaman sosial, emosional dan situasi etis untuk meningkatkan proses belajar dan otonomi dan tanggung jawab 7) Menganjurkan remaja untuk meningkatkan kualitas agamanya b) Pada Keluarga Tujuan :
- Keluarga dapat mengetahui masalah yang di hadapi klien - Keluarga mengetahui fase dan tugas perkembangan remaja Intervensi : 1) Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat mempengaruhi psikologis dan sosial remaja 2) Memotivasi keluarga untuk memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan norma dan budaya dan tingkat pengetahuan yang dimiliki keluarga. 3) Memperkenalkan tempat layanan kesehatan yang dibutuhkan 4) Memperkenalkan sejak usia sekolah tentang kehamilan yang sebagian besar merupakan dampak dari penyimpangan sex agar dapat bertanggung jawab 5) Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilalui oleh remaja c) Pada Masyarakat Tujuan : Mengurangi angka penyimpangan seksual di kalangan remaja Intervensi : 1) Bekerja sama dengan LSM setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang akibat penyimpangan sex 2) RT setempat memberikan jam malam (maksimal jam 21.00) untuk remaja berada di luar rumah sehingga meminimalisasi kegiatan remaja yang kurang bermanfaat yang dapat memberikan dampak yang buruk 3) Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki remaja untuk melakukan berbagai kegiatan positif melalui karang taruna 3. Resiko cedera
���������� ���������� �������� ����
Page 23
a. Pada Klien : Tujuan : Menghindari cedera pada remaja (kecelakaan lalu lintas) Intervensi : 1) Diskusi tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan akibatnya jika dilanggar 2) Diskusi tentang semakin banyaknya pelajar yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas 3) Diskusi cara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas 4) Menganjurkan remaja untuk selalu memakai atribut pengaman dalam berkendara b. Pada Keluarga Tujuan : - Keluarga dapat mempertimbangkan penggunaan kendaraan bermotor untuk remaja
- Keluarga dapat memberikan pengertian pada remaja tentang bahaya berkendara kebut-kebutan Intervensi : 1) Diskusi tentang upaya memberi pengertian pada remaja bahaya berkendara kebut-kebutan dan pentingnya menaati peraturan lalu lintas 2) Diskusi tentang pentingnya memakai helm saat berkendara 3) Menganjurkan keluarga untuk selalu memantau pergaulan anaknya (misalnya anak berteman dengan geng motor) c. Pada Masyarakat Tujuan : Mengurangi kecelakaan lalu lintas dikalangan remaja Intervensi : 1) Bekerja
sama
dengan
Polres
setempat
untuk
mengadakan
penyuluhan tentang cara berkendara yang baik dan dampak melanggar peraturan lalu lintas b. Intervensi dari Pemerintah 1. Melalui Puskesmas a. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
���������� ���������� �������� ����
Page 24
Adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Singkatnya, PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien. Tujuan umum dari adanya program ini adalah Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas.Kemudian tujuan umumnya yakni: 1. Meningkatkan
penyediaan
pelayanan
kesehatan
remaja
yang
berkualitas 2. Meningkatkan
pemanfaatan
Puskesmas
oleh
remaja
untuk
keterampilan
remaja
dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan 3. Meningkatkan
pengetahuan
dan
pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja. 4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja. Langkah langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR di Puskesmas 1. Identifikasi masalah melalui kajian sederhana: a. Gambaran remaja di wilayah kerja :
- Jumlah remaja, pendidikan, pekerjaan. - Perilaku berisiko: Seks pranikah, rokok, tawuran dan kekerasan lainnya.
- Masalah kesehatan: kehamilan remaja, gizi, HIV/AIDS, penyalahgunaan NAPZA b. Identifikasi sudut pandang remaja tentang sikap dan tata-nilai berhubungan dengan perilaku berisiko, masalah kesehatan yang ingin diketahui, dan pelayanan apa yang dikehendaki c. Jenis upaya kesehatan remaja yang ada d. Identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana termasuk buku-buku pedoman tentang kesehatan remaja. Metoda kajian adalah dengan mengambil data sekunder dari berbagai sumber, pemerintah dan
���������� ���������� �������� ����
Page 25
swasta, dan wawancara dengan sasaran langsung (remaja) atau tidak langsung (orang tua, guru, pengurus asrama remaja dan sebagainya). Hasil kajian ini diperlukan sebagai bahan perencanaan lanjutan untuk menentukan: 1. Materi KIE yang digunakan untuk remaja sesuai dengan tingkat pendidikan dan permasalahan yang dihadapi 2. Penekanan materi dalam pelatihan petugas sesuai besaran masalah remaja di wilayah kerja.jenis pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja di wilayahnya 3. Kelompok sasaran prioritas yang akan diintervensi 4. Terobosan dan inovasi kegiatan 5. Strategi advokasi sebelum dilaksanakannya PKPR 6. Strategi menjalin kemitraan 7. Data dasar untuk menilai dampak keberhasilan PKPR di kemudian hari. 2. Melalui BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) a. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja adalah nama generik. Untuk menampung kebutuhan program PKBR dan menarik minat remaja datang ke PIK remaja, nama generik ini dapat dikembangkan dengan nama-nama yang sesuai dengan kebutuhan program dan selera remaja setempat. Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
���������� ���������� �������� ����
Page 26
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian
informasi
KRR,
Pendewasaan
Usia
Perkawinan,
Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, serta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja. PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan wilayah administrasi seperti tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja lainnya yang berada di luar lokasi wilayah administrasinya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja Pesantren, dan lain-lain. Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang pnya komitmen dan mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti: 1. Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB 2. Pimpinan
LSM:
pimpinan
kelompok-kelompok
organisasi
masyarakat (seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan organisasi pemuda. 3. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV) 4. Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah.
���������� ���������� �������� ����
Page 27
5. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta’lim, program PKK. 6. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara. c. Program Sekolah dan Lembaga Pendidikan Program kesehatan Remaja yang termasuk dalam Program Indonesia Sehat 2010 di atur oleh Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.Program ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan derajat kesehatan. Dan tujuan khusus dari program ini: 1. Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat 2. Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat 3. Memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat sekolah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategi dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 5.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007). Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Kegiatan Promkes ini antara lain: 1. Membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan
���������� ���������� �������� ����
Page 28
2. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah 3. Penggalakan cuci tangan dengan sabun 4. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat 5. Program pemberantasan kecacingan 6. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL 7. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST 8. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua” 9. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah,mencakup: - Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah - Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya d. Pencegahan
Penanggulangan
Penyalahgunaan
dan
Peredaran
Gelap
Narkoba (P4GN) Tujuan : Membentuk masyarakat / organisasi yg kompeten dalam berpartisipasi mengenali keberadaan dan dampaknapza Komponen : Tokoh masyarakat, pemuda (kartar), PKK, Tenaga kesehatan (perawatkomunitas), LSM-LSM dan BNP. Kegiatan : 1. Demand Reduction (Preventif, Kuratif, Rehabilitatif) 2. Supply Control (Pengawasan, Pemberantasan, Harm Reduction)
���������� ���������� �������� ����
Page 29
PENUTUP
Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya,
remaja
sangat
rentan
sekali
mengalami
masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Saran
1. Penting bagi perawat terutama perawat komunitas untuk memahami definisi remaja serta permasalahan yang di hadapi oleh para remaja akibat lingkungan 2. Perawat berkolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, LSM, dan terutama keluarga untuk meningkatkan kesehatan remaja dan menjauhkan remaja dari hal-hal yang dapat membawa dampak buruk
���������� ���������� �������� ����
Page 30