LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG LEUKEMIA
Disusun oleh : Nama : Widayanto Widayanto NIM
: 1911018 1911018
AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA BANTUL YOGYAKARTA 2012
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG LEUKEMIA
Disahkan pada
Hari
: ……………………………..
Tanggal
: ……………………………..
Mengetahui Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
…………………………………
…………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darahputih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang.Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel darahtersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormalyang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatsel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darahtetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel inimendesak pertumbuhan sel darah normal.Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruhgenetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. II. Tujuan
A. Tujuan Umum Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah kesehatan terutama leukemia.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan keluargadengan masalah leukemia. 2. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia. 3. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi keperawatanterhadap klien dengan leukemia. 4.Mahasiswa mampu melakukan mplementasi sesuai denganinterfensi keperawatan yang telah disusun. 5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasikeperawatan yang telah dilaksanakan.
BAB II PEMBAHASAN
I.Konsep Teori
A. DEFENISI
Penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel sel hematopietik. Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsumtulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darahdalam sumsum tulang dan limfa nadi. Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan padasumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).
B. ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yangmengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, danmenganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemiaini, antara lain:
1.Tingkat radiasi yang tinggi Orang-orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi diJepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari paparan radiasi tinggi.
2.Orang-orang yang bekerja dengan bahan-bahan kimia tertentuTerpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia.Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leuikemia
3.Kemoterapi Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang –
kadangberkembang
menjadi
leukemia.
Contohnya,
obat
yang
dikenal
sebagai
agenalkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir -akhir ini.
4.Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia.
5.Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I) Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.
6.Myelodysplastic syndrome Orang-orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadapberkembangnya leukemia myeloid akut.
7.Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia.
C. KLASIFIKASI
1. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Akut
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling seringterjadi.
Pasien hanya dapat bertahan
sampai
1
tahun, kematian
disebabkanoleh infeksi dan pendarahan.
2. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Kronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit inilebih ringan. CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebihringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, Peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3. Luekemia Limfositik Akut ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi padaanak-anak, lakilaki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfositimmatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
4. Leukemia Limfositik Kronis CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
D. TANDA DAN GEJALA Leukemia Mieloblastik Akut 1. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang 2.Anemia 3. Perdarahan, petekie 4.Nyeri tulang 5.Infeksi 6. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum 7. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5 8. Sakit kepala
Leukemia Mieloblastik Kronik 1. Rasa lelah 2. Penurunan berat badan 3. Rasa penuh di perut 4. Kadang – kadang rasa sakit di perut 5. Mudah mengalami perdarahan 6. Diaforesis meningkat 7. Tidak tahan panas
Leukemia Limfositik Akut 1. Malaise, demam, letargi, kejang
2. Keringat pada malam hari 3. Hepatosplenomegali 4. Nyeri tulang dan sendi 5. Anemia 6. Macam – macam infeksi 7. Penurunan berat badan 8. Muntah 9. Gangguan penglihatan 10. Nyeri kepala
Leukemia Limfositik Kronik 1. Mudah terserang infeksi 2. Anemia 3. Lemah 4. Pegal – pegal 5. Trombositopenia 6. Respons antibodi tertekan 7. Sintesis immonuglobin tidak cukup
E. PATOFISIOLOGI Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan ataumaligna yang muncul dari perbanyakan koloni sel-sel pembentuk sel darah yangtidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja denganbaik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggungjawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambatdibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkapdan lambat serta dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yangnormal.
F. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan medis AML Terapi induksi dan terapi konsolidasi
a. Terapi induksi (kemoterapi) → untuk membunuh selleukimia
b.
Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin (daunomycin,cerubidine) atau
mitoxantrone atau idarubicin, mercaptopurine(purinethol)
c.Supportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,perdarahan, mukositis dan diare.
d. Granulocyte growth factor. Terapi konsolidasi/post remisi (untuk menghilangkan sisa sel leukimia yang tidak terdeteksi secara klinis) → Cytarabine Transplantasi sumsum tulang Donor sumsum tulang menggantikan produksi sel darah. Sebelumnya dilakukan kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sumsum iskemik. Bisa terjadi resiko penolakan dan infeksi.
2. Penatalaksanaan medis KML Fase kronis Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki kelainan Kromosom. Hydroxyurea atau busulfan (myleran) untuk mengurangi SDP Leukopheresis : memisahkan dan membuang leukosit. Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi SDP secara cepat Fase transformasi Terapi induksi dan transplantasi sumsum tulang.
3. Penatalaksaan medis ALL a. Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid b. Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP c. Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun d. Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid e. Transpalantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit
4. Penatalaksaan medis KLL a Koemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (leukeran) b. Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin c. Imunoglobin IV untuk menangani efek samping obatseperti infeksi: pneumocystis, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus.
G. PROGNOSIS
LLA resiko normal prognosisnya lebih baik dari resiko tinggi. Faktor prognosis yang kurang baik antara lain : usia kurang dari 2 tahun, usia lebih dari10 tahun, jumlah leukosit (sel darah putih) saat awal lebih dari 50x109/L, jumlaht rombosit (keping darah) kurang dari 100x109/L, ada masa mediastinum, rashitam, laki-laki, ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran hati lebih dari 3 cm,tipe limfoblas L2 atau L3, dan adanya penyakit susunan syaraf pusat saatdiagnosisi. Viana dkk (1994) mendapatkan, penderita dengan gizi buruk (menurutstandar tinggi badan/ umur) resiko kambuhnya lebih tinggi dibanding yanggizinya baik. Di Singapura walaupun ada perbaikan, 30%-40% penderita mengalami kambuh, dan kelompok ini prognosisinya baik. Perkembangan dan keberhasilan pengobatan pencegahan untuk leukemia meningeal yang diikuti dengan kemoterapi sistemik memperbaiki secara progresif angka kesembuhanLLA pada anak. Angka kelangsungan hidup 5 tahun LLA sekitar 66-67%. PadaLMA, jumlah lekosit yang tinggi (>100.000/µL), ras hitam, koagulasi abnormalberprognosis jelek.