MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA
Di susun oleh :
Amalia Mutia Yolanda
(2015750005)
Diah Ayu Ramadhani
(2015750011)
Mirahmawati
(2015750027)
Putri Puli Rostiana
(2015750034) (2015750034)
Savira Melati
(2015750040) (2015750040)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………...
2
…………………………………………… 3 KATA PENGANTAR ……………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………4 A.) Latar Belakang……………………………………………..4 Belakang……………………………………………..4 B.) Tujuan Penulisan………………………………………….. Penulisan………………………………………….. 5 5 BAB II PEMBAHASAN………………………………………….. 6 A.) Definisi Preeklamsia……………………………………….6 Preeklamsia……………………………………….6 B.) Etiologi…………………………………………………….. Etiologi……………………………………………………..6 6 C.) Klasifikasi…………………………………………………. Klasifikasi………………………………………………….7 7 D.) Manifestasi Manifestasi Klinik………………………………………… 7 Klinik………………………………………… 7 E.) Patofisiologi……………………………………………….. Patofisiologi………………………………………………..7 7 F.) Pathway……………………………………………………. Pathway…………………………………………………….8 8 G.) Pencegahan………………………………………………... 9 H.) Komplikasi………………………………………………… Komplikasi…………………………………………………9 9 BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN……... KEPERAWATAN ……...10 10 A.) Pengkajian………………………………………………... Pengkajian………………………………………………...10 10 B.) Diagnosa Keperawatan…………………………………... 16 C.) Perencanaan Keperawatan………………………………..17 Keperawatan……………………………….. 17 BAB IV PENUTUP……………………………………………… PENUTUP ………………………………………………22 22 A.) Kesimpulan………………………………………………. Kesimpulan……………………………………………….22 22 B.) Saran……………………………………………………... Saran……………………………………………………... 22 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 23
2
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga penyusun dapat menyelesai makalah ini. Tak lupa, sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad Saw, berkat beliau kita dihantarkar dari zaman yang dahulunya gelap gulita hingga ke zaman yang penuh dengan cahaya keilmuan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen pembimbing kami ibu Idriani M.Kep, SP.Kep.Mat yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami susun. Terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyusunan ini. Kami menyadari sekali isi makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kami menerima dengan terbuka kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pihak umumnya. Dan khususnya bagi mahasiswa/I fakultas ilmu keperawatan universitas muhammadiyah Jakarta. Atas perhatianya kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 11 september 2017
Penyusun
3
BAB I PENDAHULUAN A.) Latar Belakang Preeklamsia pada kehamilan sering kali ditandai dengai gejala hipertensi.
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2014, menurut National Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Di Indonesia sendiri angka kematian ibu hamil pada tahun 2012 sebesar 385 per 100.000 kelahiran disebabkan karena beberapa faktir diantaranya hipertensi gravidarum (sumber depkes,2012). Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya. Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah pada sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang, dan kerusakan organ lainnya.
4
B.) Tujuan Penulisan a. Tujuan umum
Mahasiswa/I mampu memahami tentang preeklamsia pada ibu hamil sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal. b. Tujuan khusus -
Mahasiswa mampu menjelaskan definsi preeklamsia
-
Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab preeklamsia
-
Mahasiswa mampu memaparkan klasifikasi preeklamsia
-
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi preeklamsia
-
Mahasiswa mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia
5
BAB II PEMBAHASAN
A.) Definisi
Preeklamsi merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak banyak system dan ditandai oleh homokonsentrasi hipertensi, dan proteinuria dan edema (Bobak Lowdermilk, Jensen 2004). Preeklamsi merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke 20 pada wanita sebelumya memiliki tekanan darah normal (Bobak Lowdermilk, Jensen 2004). Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Arief Mansjoer 2000). Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (Prawiroharjo,S 2002).
B.) Etiologi
Sampai saat ini penyebab Preeklamsi belum diketahui dengan pasti tetapi ada beberapa factor resiko atau factor Predisposisi terjadinya preeklamsi antara lain : a. Primigrafida atau multipara dengan usia lebih tua b. Obesitas c. Adanya proses penyakit kronis : Diabetes Militus, Hipertensi, Penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah kolagen (lupus eritematosus sistemik), penyakit pembuluh darah. d. Kehamilan Molahidatidosa e. Kehamilan ganda f.
Komplikasi kehamilan: kehamilan multiple, janin besar, hidrops janin, polihidramnion
g. Preeklamsi pada kehamilan sebelumnya C. Klasifikasi
a. Preeklamsi Ringan Timbulnya hipertensi 140/110 mmHg yang disertai proteinuria dan edema umur kehamilan 20 minggu. b. Preeklamsi Berat Suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya Hipertensi lebih dari 160/110 disertai proteinuria dan edema pada kehamilan lebih dari 20 minggu (prawiroharjo, S 2002).
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala: 1. Sakit kepala terutama derah frontalis 2. Rasa nyeri di daerah epigastrium 3. Penglihatan menjadi kabur 4. Terdapat mual dan muntah 5. Gangguan pernafasan sampai cianosis 6. Terjadi gangguan kesadaran
E. Patofisiologi
Patofisiologi
pre-eklamsia
setidaknya
berkaitan
dengan
perubahan
fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan curahjantung dan penurunan tekanan osmotic koloid. Pada re-eklamsia volume darah yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematoksit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin. Uteroplasenta vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasospasme merupakan sebagian
mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre-eklamsia. Vasospasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas tekanan peredaran darah, seperti angiostensin II dan kemungkinan selain ketidakseimbangan antara prostasiklin, prostaglandin dan tromboksan. Selain kerusakan endoterial,vasospasme
arterial
turut
menyebabkan
peningkatan
permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan
volume
inttravaskuler.
Mempredisposisi
pasien
yang
mengalami pre-eklamsia mudah menderita edema paru. Pre-eklamsi merupakan suatu keadan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria merupakan akibat hipergungsi ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif. Tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk pre-eklamsia.
F. Klinikal pathway
G. Pencegahan Preeklamsi Pada Ibu Hamil
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda. sedini mungkin (preeklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. 2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau ada faktor- faktor predisposisi. 3. Berikan penerangan terhadap manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diri rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
H. Komplikasi
Tergantung pada derajat preeklamsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain: Pada ibu :
1. Prematuritas Kelainan
ginjal:
endoteliosis
glomerulus
yaitu
pembengkakan
sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Bisa juga terjadi anuria atau gagal ginjal. 2. Solusio plasenta Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim. Pada penderita preeklamsi ini terjadi karena adanya vasospasme pada pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke plasma terganggu sehingga nutrisi menuju ke janin atau plasenta berkurang kemudian terjadi sianosis yang menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim. 3. Hemolisis Gejala klniknya berupa ikterik. Diduga terkait nekrosis periportal hati pada penderita preeklamsi. 4. Perdarahan otak Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita preeklamsi.
5. Sindrom HELLP (Hemolisis Elevated Liver enzymes Low Platelet ) Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, hepatoseluler (peningkatan enzim hati (SGPT,SGOT), gejala subjektif (cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium), hemolisis akibat kerusakan membran eritrosis oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak jenuh. Trombositopenia (lt;150.000/cc), agregasi (adhesi trombosit di dinding vaskuler), kerusakan tromboksan (vasokontriktor kuat). 6. Edema paru Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat respirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru. 7. DIC (Disseminated Intravaskular Coagulation) DIC adalah gangguan serius yang terjadi pada mekanisme pembekuan darah pada tubuh. Pada penderita preeklamsiterjadi proteinuriayaitu protein yang keluar bersama urine akibat dari kerusakan ginjal. Sedangkan dalam mekanisme pembekuan darah diperlukan fibrinogen yang merupakan protein. Sehingga pada penderita preeklamsi karena terajadi kekurangan protein dalam darah menyebabkan mekanisme pembekuan darah terganggu kemudian terjadinya DIC. Pada janin :
1. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus 2.
Prematur
3. Asfiksia neonatorum 4. Kematian dalam uterus 5. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A.) pengkajian
1. Identitas Mengkaji identitas klien dari penanggung yang meliputi : Nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan alamat. 2. Keluhan utama Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan preeklamsi adalah pembengkakan pada kaki disertai peningkatan tekanan darah, mual, muntah, nyeri ulu hati dan pusing. 3. Riwayat penyakit sekarang Biasanya klien datang dengan keluhan pembengkakan pada kaki pada trimester III disertai peningkatan tekanan darah, mual muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri kepala dan penglihatan kabur. Pada pemeriksaan didapatkan adanya protein dalam urin dan pengeluaran urin sedikit. 4. Riwayat penyakit dahulu Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita, yang ada hubungannya dengan penyakit. sekarang, misalnya : a. Penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM b. Kemungkinan klien menderita penyakit hipertensi sebelum hamil c. Biasanya mudah terjadi pada klien yang obesitas d. Tekanan darah klien sebelum hamil normotensive e. Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan f. preeklamsi dan eklamsi sebelumnya
5. Riwayat penyakit keluarga Peranan keluarga atau keturunan merupakan faktor penyebab penting yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu anggota yang ada hubungannya dengan operasi 6. Riwayat Obstetri a. Keadaan haid b. Kaji tentang menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah c. keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak serta bau. d. Riwayat kehamilan e. Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante NatalCare), selama kehamilan periksa dimana, perlu diukur tinggi badan dan berat badan. 7. Pola kebiasaan sehari hari menurut Virginia Henderson a. Respirasi Pemeriksaan pernapasan biasanya penafasan mungkin kurang, kurang dari 14x/menit, klienbiasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktivitas b. Nutrisi Pemenuhan kebutuhan nutrisi biasanya mengalami penurunan karena adanya mual muntah, nyeri ulu hati. Tapi terdapat peningkatan berat badan karena adanya edema padatungkai dan juga bisa mengalami edema menyeluruh c. Eliminasi Tonus tonus otot saluran cerna melemah akibatnya motilitas dan reabsorbsi makanan menjadi kurang baik dan akan menimbulkan obstipasi. Terjadi juga penurunan haluaran urin(oliguria). d. Gerak dan keseimbangan tubuh Klien dengan preeklamsi gerak/aktivitasnya bisa terganggu karena kebiasaan sehari haritidak bisa dilakukan/tidak dapat terpenuhi
dengan baik akibat adanya edema, adanyahipereleksia klonus pada kaki. e. Istirahat/tidur Klien biasanya akan mengalami gangguan dalam istrahat/tidurnya disebebkan karena mual muntah disertai nyeri ulu hati serta pusing/nyeri kepala f. Kebutuhan berpakaian Klien dengan preeklamsi tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut. g. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi Klien dengan preeklamsi biasanya mengalami gangguan dalam hal temperature tubuh dan sirkulasi berapa suhu tubuh kadang kadang naik dan tekanan darah meningkat. h. Kebutuhan personal hygiene Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri dan dilakukan 2x sehari i.
Aktivitas Biasanya pada preeklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau penurunan BB, pembengkakan jari tangan, kaki dan muka
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum Keadaan umum klien dengan preeklamsi biasanya lemah b. Kesadaran Klien dengan preeklamsi biasanya masih komposmentis, bila sudah mengalami preeklamsi beratklien mengalami penurunan kesadaran c. Tanda tanda vital tanda tanda vital klien dengan preeklamsi biasanya tidak stabil. Pernafasan cepat, suhumeningkat, tekanan darah meningkat dan denyut nadi dalam batas normal
d. Berat badan Klien dengan preeklamsi biasanya mengalami peningkatan berat badan karena adanya edema e. Pemeriksaan head to toe 1) Kepala dan rambut Perlu dikaji bentuk kepala, kulit kepala apakah kotor atau berketombe, bagaiman kondisirambut, pertumbuhan rambut apakah merata atau tidak. Pada umunya klien dengan preeklamsi tidak menunjukan gangguan pada bagian kepala serta pertumbuhan rambut 2) Wajah Yang pelu diperhatikan adalah menenai warna kulit dan ekspresi wajah klien. Wajah tampak adanya edema. 3) Mata Konjungtiva agak anemis oedema pada retina 4) Hidung Ada tidaknya septuminasi, polip dan bagaimana kebersihannya. 5) Telinga Mencakup
kebersihan
telinga
ada
tidaknya
kelainan
fungsi
pendengaran dan kelebihan anatomi telinga. Klien dengan preeklamsi biasanya tidak mengalami gangguan pada telinga/tidak berefek pada sistem pendengarannya. 6) Mulut, bibir, faring Mengenai bagaimana bentuk bibir apakah simetris atau tidak, kelembaban, kebersihan mulut, ada tidaknya pembesaran tonsil dan adanya kelainan berbicara. 7) Gigi Jumlah gigi lengkap atau tidak. Kebersihan gigi, ada tidaknya peradangan gusi atau caies gigi dan penggunaan gig palsu/tidak.
8) Leher Dikaji adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Kuduk terasa berat 9) Payudara Payudara
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan
sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan karena pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatotoprin. Payudara menjadi lebih besar, areola mamae hiperpigmentasi dan puting susu semakin menonjol. 10) Paru Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, rhonki, wheezing, sonor. Biasanya ada irama teratur atau tidakm apakah ada bising atau tidak. 11) Jantung Klien dengan preeklamsi tekanan darah sistole dan diastole akan meningkat, nadi meningkat.
Pemeriksaan diagnostik/Laboratorium
a. Hitung sel darah lengkap (termasuk hitung trombosis) b. Pemeriksaan pembekuan (termasuk waktu perdarahan, PT, PTT dan Fibrinogen) c. Enzim hati (laktat dehidrogenase/LDH), Asprtat amino transferase (AST) (SGPT) d. Kimia darah (BUN, kreatinin, glukosa, asam urat) e. Hematokrit, hemoglobin dan trombosit di pantau secara ketat untuk menemukan perubhn yang mengidrntifikasi perubahan stataus klien. Karena ad kemungkinan hati terkena, kadar glukosa serum dipantau jika hasil tes fungsi hati menunjukkan adanya peningkatan enzim hati f. Proteinuria ditetapkan melalui pemeriksaan memakai kertas strip pada conoh urine yang diperoleh dengan cara pengambilan bersih atau dengan memakai kateter, hasil lebih dari 1+ pada dua atau lebih contoh unrine
dengan jarak setidaknya 4 jam harus diikuti pemeriksaan urine 24 jam untuk pemeriksaan protein dan klirens kreatinin lebih mereflekskan satu ginjal yang sebenarnya. Proteinuria biasanya merupakan tanda lanjut perjalanan preeklamsi. g. Hasil pemeriksaan protein adalah sebagai berikut : +1 30 mg/dl (ekuivalen dengan 300mg/L) +2 100mg/dl +3 300mg/dl +4 lebih dari 1000 mg(1g)/dl Keluaran urine dikaji untuk volume minimal 30ml perjam atau 120ml dalam 4 jam
B.) Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d spasme korteks cerebri 2. Pola nafas tidak efektif b.d edema pulmonal 3. Risiko gangguan hubungan ibu dan janin b.d gangguan suplai oksigen ke utero plasenta sekunder akibat peningkan tekanan darah. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat 5. Kelebihan volume cairan b.d kehilanan protein plasme, penurunan tekanan asmotik koloid plasma, retensi natrium dan air, perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel 6. Cemas b.d krisis situasi dan maturasi 7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pemeriksaan diagnostik pengobatan dan perawatan di rumah b.d kurang informasi
C.) RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Tujuan (NOC)
1
Nyeri akut b.d spasme
Setelah
korteks cerebri ditandai
keperawatan
dengan melaporkan nyeri
diharapkan klien dapat
pada kepala, nyeri ulu
Intervensi (NIC)
dilakukan
1.
selama
Menontrol
hati
tindakan ...x24
-
jam
nyeri meliputi loksi, karakteristik dn onset, durasi, frekuensi, kulitas,
nyeri
dengan
intensitas atau beratnya nyeri dan
kriteria: a.
b.
faktor faktor presipitasi
Klien dapat mengetahui
-
dari ketidaknyamanan, khususnya
nyeri
dalam
Klien
mampu teknik
ketidakmampuan
untuk
komunikasi secara efektif
-
Gunakan
komunikasi
terapeutik
non farmakologi untuk
agar klien dapat mengekspresikan
mengurangi nyeri
nyeri
Klien
mampu
-
mengenali tanda tanda pencetus
nyeri
untuk
Tingkatkan
tidur/istirahat
yang
cukup
-
mencari pertolongan 2.
Observasi isyarat isyarat non verbal
penyebab nyeri, onset
mengutamakan
c.
Kaji secara komprehensif tentang
Hilangkan
faktor
meningkatkan
yang
dapat
pengalaman
nyeri
Menunjukkan tingkat nyeri
(mis : rasa takut, kelelahan dan
dengan kriteria :
kurang pengetahuan)
a.
Klien mampu mengenal skala,
-
intensitas,
frekuensi, dan lamanye
keluarga
untuk
mengurangi nyeri
-
episode nyeri b.
Libatkan
Pemberian analgetik yang tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Klien melaporkan nyeri dan pengaruhnya pada tubuh
2
Pola nafas tidakefektif
Setelah
b.d
dilakukan
tindakan
edema
pulmonal
keperawatan diharapkan pola nafas
seran
diafragma
efektif dan ventilasi adekuat dengan
perge karena
pembesaran
uterus ditandai dengan keluhan-keluhan
-
dispnea,
perubahan
kedalam
-
Klien
menunjukan
Klien kedalaman
kecepatan,
irama
dan
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area
pola
penurunan/tidak
adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas
nafas adekuat
-
Pantau
kedalaman respirasi
kriteria :
sesak
nafas,
-
tambahan menunjukkan inspirasi
dan
-
Perkusi
thoraks
anterior
dan
poserior bagian apeks dan dasar
pernafasan
kemudahan bernafas
-
kedua paru paru
Tidak ada penggunaan otot
-
Catat
pergerakan
dada,
bantu pernafasan
kesimetrisan,
-
Tidak ada nafas pendek
nafas tambahan dan adanya reaksi
-
Irama nafas, frekuensi nafas
otot interkosta
dalam batas normal
-
Tidak
ada
-
suara
otot
Atur posisi klien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
nafas
abnormal
penggunaan
-
Dorong klie untuk nafas dengan dalam dan pelan
-
Informasikan kepada keluarga dan klien tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernafasan
3
Risiko
gangguan
Setelah
dilakukan
hubungan ibu dan janin
keperawatan
b.d
suplai
diharapkan
oksigen ke utero plasenta
antepartum
sekunder
dengan kriteria :
gangguan
akibat
peningkan tekanan darah.
-
selama
...x24
status dalam
jam
Perawatan kehamilan resiko tinggi
-
Tentukan adanya faktor medis yang
maternal
berhubungaan dengan kehamilan
normal
(misalnya : diabetes, hipertensi,
batas
lupus
dari
nilai
-
Kaji
normal
dalam
Tekanan darah dalam batas
resiko
normal
eritematosus,
-
tingkat
klien faktor
Anjurkan klien untuk melakukan
Nadi dalam batas normal
teknik
-
Respirasi
kesehatan
batas
pengetahuan
mengidentifikasi
-
dalam
herpes,
hepatitis, HIV dan epilepsi)
Refleks neurologgis tidak menyimpang
-
tindakan
untuk (seperti
meningkatkan hidrasi,
diet,
normal
modifikasi aktivitas, pemeriksaan
-
Tidak ada proteinuria
kehamilan, pemeriksaan gula darah
-
Tidak ada glukosuria
dann keamanan dalam berhubungan
-
Tidak ada edema
seksual)
-
Gula darah normal
-
Tidak ada nyeri kepala
mengevaluasi keadaan janin dan
-
Tidak ada mual muntah
fungsi placenta
-
Tidak ada nyeri abdomen
-
-
Lakukan
DJJ
selama
pemeriksaan
persalinan,
untuk
induksi
persalinan, pemberian obat obatan dan sectio caesaria
-
Dokumentasikan hasil lab, hasil pemeriksaan janin dan respon klien
Perawatan kehamilan (Prenatal Care)
-
Monitor berat badan
-
Monitor
adanya
peningkatan
tekanan darah
-
Monitor bunyi jantung
-
Ukur fundus urteri dan bandingkan dengan usia kehamilan
-
Anjurkan klien untuk melakukan test
labolatorium
(pemeriksaan
rutin
seperti
urine,
tingkat
hemoglobin, USG, gula darah) 4
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
kebutuhan intake
tubuh
tidak
ditandai
Setelah
kurang
keperawatan
b.d
diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat
klien
-
makanan,
membran
dan
-
konjungtiva pucat, klien tidak nafsu makan
selama
...x24
-
jam
-
Klien
mampu
-
motivasi
Identifikasi berpengaruh
nutrisi
nafsu makan
Intake nutrisi dan cairan
Klien
klien
faktor
mengidentifikasi kebutuhan
-
untuk
Anjurkan
faktor
terhadap
untuk
yang
hilangnya
banyak
makan
buah dan minum melaporkan
nafsu
-
makan meningkat
-
Tentukan
mengubah kebiasaan makan
adekuat
-
Kaji faktor penyebab mual dan muntah
dengan kriteria :
berminat
terhadap
tindakan
dari
adekuat
dengan
dilakukan
Anjurkan
peningkatan
masukan
protein dan vitamin B
Klien mau menghabisi porsi
-
makannya
Anjurkan klien agar menarik nafas dalam,
perlahan
dan
menelan
secara sadar untuk mengurangi mual/muntah
-
Berikan obat antimetik sebelum makan atau sesuai jadwal yang dianjurkan
5
Kelebihan volume cairan
Setelah
b.d
keperawatan
kehilanan
plasme,
protein
penurunan
dilakukan
tindakan
selama
diharapkan
...x24
klien
jam
mempertahankan
plasma, retensi natrium
cairan dalam tubuh dengan kriteria :
air,
-
dapat
tekanan asmotik koloid
dan
Manajemen cairan
keseimbangan
Monitor
lokasi
dan
perluasan
edema
-
Monitor peningkatan berat badan tiba tiba
perpindahan
-
Klien bebas dari edema
cairan dari intrasel ke
-
Bunyi paru bersih
crakles, status respirasi dan adanya
ekstrasel
-
BB stabil
oortopneu
-
Monitor bunyi paru, adanya bunyi
-
Turgor kulit normal
Monitor
adanya
disteni
-
Tidak ada oliguria
jugularis
dengan
posis
-
Adanya kemudahan dalam
ditinggikan 30 sampai 45 derajat
-
vena kepala
Monitor cairan
bernafas
-
Monitor intake dan output
-
Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
-
Monitor
membran
mukosa
dan
turgor kulit
-
Kelola cairan sesuai kebutuhan
-
Batasi
intake
cairan
kebutuhan’pertahankan
sesuai
kecepatan
pemberian cairan intravena. 6
Cemas b.d krisis situasi
Setelah
dilakukan
dan matur
keperawatan
selama
tindakan ...x24
jam
-
Kaji tingkat kecemasan klien.
-
Bina
diharapkan klien dapat mengontrol kecemasan dengan kriteria :
-
Klien
dapat
-
meneruskan
Dengarkan klien dengan penuh
aktivitas yang dibutuhkan
-
Berusaha memahami keadaan klien.
meskipun
-
Beri informasi tentang diagnosa,
mengalami
Klien
prognosis dan tindakan.
dapat
memonitor
-
Klien
dapat
Dampingi klien untuk mengurangi kecemasan
menurunkan
stimulasi lingkungan ketika
dan
meningkatkan
kenyamanan.
-
cemas
-
percaya
perhatian.
intensitas cemas
-
saling
dengan klien.
kecemasan
-
hubungan
Berikan
obat
obatan
yang
mengurangi cemas .
Klien dapat menggunakan teknik
relaksasi
untuk
menurunkan cemas 7
Kurang
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan
-
Kaji tingkat pengetahuan klien
tentang proses penyakit,
keperawatan diharapkan pengetahuan
berhubungan dengan penyakit yang
pemeriksaan
klien tentang proses penyakit mingkat
dialaminya.
diagnostik
pengobatan
dan
dengan kriteria:
-
Berikan informasi kepada klien
perawatan di rumah b.d
Klien dapt menjelaskan penyebab dan
tentang penyakitnya meliputi,
kurang informasi.
faktor resiko dari PEB .
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penataklasanaan dan pencegahan serta perawatan
dirumah.
-
Beikan informasi kepada klien tentang kondisinya
-
Diskusikan perubahan perilaku yang dapat mencegah komplikasi Sediakan waktu bagi klien untuk menanyakan beberapa pertanyaan dan permasalahannya.
21
mendiskusikan
BAB IV PENUTUP A.) Kesimpulan
Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu. Sampai saat ini penyebab Preeklamsi belum diketahui dengan pasti tetapi ada beberapa factor resiko atau factor Predisposisi terjadinya preeklamsi diantaranya: obesitas, usia saat hamil lebih dari 35 tahun, riwayat penyakit yang menyertai sebelumnya. Dengan gejala sakit kepala, nyeri, penglihatan kabur, mual muntah berlebih, edema. Preeklamsia diklasifikasikan menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan berat. Komplikasi yang ditimbul dapat menyebabkan kelahiran premature, solusio plasenta, gangguan pertumbuhan pada janin,dll. Asuhan keperawatan dilakukan dari mulai pengkajian. Mengkaji mulai dari identitas paseien, riwayat kehamilan, riwayat
kesehatan
sekarang
dan
terdahulu,
pemerikasaan
fisik,
pemeriksaan penunjang umumnya didapatkan proteinuria. Diagnose keperawatn yang muncul salah satunya adalah nyeri, kelebihan volume cairan, gangguan perfusi jaringan. B.) Saran
Maka dari itu sebelum terjadinya preeklamsi. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda. sedini mungkin (preeklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau ada faktor- faktor predisposisi. Berikan penerangan terhadap manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diri rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, Persis Mary. 2010. Basic Maternity Nursing. Volume 2. Jakarta: EGC http://www.who.int/hipertention-gravidarum-cases-2014 http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf
23