4/6/2015
OLEH : MARWANSYAH, S.Kep, Ns, M.Kep
1
Pertahanan sistem imun Ada 3 cara : 1. Respon imun Fagositosik: meliputi sel darah putih (granulosit dan magrofag) yg dpt memakan partikel asing 2. Respon humoral : bekerja dgn terbentuknya limfosit yg dpt mengubah dirinya mjd sel plasma yg menghasilkan antibodi 3. Respon imun seluler : melibatkan limfosit yg disamping mengubah dirinya mjd sel plasma juga dpt berubah mjd sel-sel T sitotoksik khusus
1
4/6/2015
KEKEBALAN
ALAM (Natural)
DIDAPAT (Acquired)
PASIF
AKTIF
ALAM
BUATAN
SAKIT
VAKSINASI
ALAM (Kongenital)
BUATAN
TRANSPLASE NTA
SERUM HIPERIMUN
Reaksi respon imun terhadap antigen Antigen Toleransi
Respon imun Alamiah (Nonspesifik) Humoral
Seluler
MACAM RESPON IMUN 1. Bawaan (the innate immune system ) respon imun non spesifik
Adaptif /diperoleh (spesifik) Humoral
Seluler
2. Diperoleh (the adaptive/acquired immune system) respon imun spesifik
2
4/6/2015
Stadium Respon Imun 1.
Stadium Pengenalan (recognition) Tubuh pertama-tama hrs mengenali penyerangnya sbg unsur asing sblm dpt bereaksi thd penyerang Surveilans oleh nodus limfatikus dan limfosit : sbg pengawas. Nodus limfatikus atau kel limfe yg tersebar luas diseluruh tubuh didistribusikan hampir pd seluruh permukaan tubuh sec terusmenerus akan melepaskan limfosit berukuran kecil ke dlm aliran darah dan berpatroli. Limfosit bersirkulasi :ketika bahan asing masuk ke dlm tubuh, limfosit yg beredar akan mendekati dan melakukan kontak fisik dgn permukaan bahan ini bisa dgn bantuan magrofag akan menghilangkan antigen ini atau mengambil cetakan strukturnya
3
4/6/2015
2.
Stadium Proliferasi Limfosit yg beredar dan mengandung pesan antigenik akan kembali ke nodus limfaktikus terdekat menstimulasi sebagian limfosit yg non aktif membesar, membelah diri, mengadakan proliferasi dan berdeferensiasi mjd limfosit T dan B
3.
Stadium Respon Limfosit yg sdh berubah akan berfungsi secara humural atau seluler
4.
Stadium Efektor Antibodi dr respon humoral atau sel T sitotoksik dr respon seluler akan menjangkau antigen dan erangkai dgn antigen tsb tjd penghancuran mikroba yg meninvasi tubuh atau netralisasi toksin sec total
4
4/6/2015
Pengertian
Lupus Eritematosus Sistemik ( LES ) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi tersebar luas, yang mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh. Merupakan penyakit yg diperantarai sistem imun/kekebalan tubuh. Sistem imun mjd liar dan menyerang diri sendiri akibatnya organorgan tubuh mjd rusak & menimbulkan gejala lupus. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan 9
Etiologi
Belum diketahui, diduga karena faktor genitik, infeksi dan lingkungan
Epedimiologi : Penyakit ini menyerang usia muda dengan insiden puncak usia 15-40 tahun selama masa reproduktif dengan ratio wanita dan pria 5:1. Menjadi salah satu penyakit reumatik utama di dunia Lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti bangsa negro, Cina, dan mungkin saja Filipina 10
5
4/6/2015
Terjadinya Lupus? Contoh 1 :
Antibodi menyerang sel tubuh tertentu misalnya Sel Darah Merah
Pada kasus ini SDM berkurang shg terjadi anemia
11
Contoh 2 : Anti bodi
Antigen
Antigen tertentu bertemu dgn antibody dalam darah
Pertemuan membentuk ikatan komponen imun
Karena jumlahnya tdk dapat dieliminasi, sel bertambah banyak & menghasilkan enzim yg menimbulkan peradangan pd organ tubuh sekitar
12
6
4/6/2015
Faktor risiko
Genitik : meningkat pada saudara kandung dan kembar monozigot Hormon : estrogen meningkatkan risiko Estrogen mengaktivasi sel B poliklonal sehingga mengakibatkan produksi autoantibodi berlebihan pada pasien LES Sinar ultra violet : mengurangi supresi imun shg terapi mjd kurang efektif LES kambuh atau bertambah berat, disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin shg tjd inflamasi ditempat tsb. Imunitas : pada px LES terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi thd sel T 13
Obat : Obat yg pasti menyebabkan lupus:
Klorpromazin, metillopa, hidralisin, prokainamid dan isoniasid Obat yg mungkin menyebabkan lupus : dilatin, penisilamin dan kuinidin
Infeksi : mudah mendapat infeksi dan kadang-kadang penyakit LES kambuh setelah infeksi Stres : stres berat dpt mencetuskan LES
14
7
4/6/2015
Manifestasi Klinis LES
Keluhan utama : atralgia (pegal dan linu di dalam sendi) Artritis pada dua atau lebih sendi perifer (sendi tangan, pergelangan tangan, lutut dan biasanya simetris) dapat berpindah atau tetap disatu sendi dan jadi menahun. Keluhan lesu, lemas dan cape menghalangi aktivitas Demam :biasanya tidak disertai menggigil pegal linu seluruh tubuh, nyeri otot dan penurunan BB Kelainan kulit spesifik : bercak malar (ruam merah) menyerupai kupu-kupu (butterfly rash) dimuka dan eritema Fotosensitif dan LES kambuh bilam berjemur sinar matahari cukup lama.
15
Terdapat kelainan kulit menahun berupa bercak diskoid yg bermula sbg eritema papul atau plak bersisik. Sisik ini menebal dan melekat disertai hipopigmentasi sentral. Jika terjadi didaerah yg terkena sinar matahari dan dapat menimbulkan kebotakan Kelainan darah : anemia hemolitik Kelainan ginjal, pneumonitis, kelainan gastrointestinal spt hepatomegali, nyeri perut yang tidak spesifik, splenomegali, peritonitis aseptik, vaskulitis mesenterial, pankreatitis Gangguan saraf (nyeri kepala dan konvulsi) Kelainan jantung antara lain penyakit perikardial, dapat berupa perikarditis ringan, efusi perikardial sampai penebalan perikardial. Miokarditis dapat ditemukan pada 15% kasus Kelainan psikiatri : psikosis atau sindrom organik otak
16
8
4/6/2015
Pemeriksaan Penunjang
ANA (anti nuclear antibody) Anti dsDNA (double stranded), biasanya titer meningkat sebelum LES kambuh Antibodi anti-S (Smith) : antibodi spesifik terdapat 20-30% px Pemeriksaan komplemen C3, C4, dan CH50(komplemen hemolitik). Komplemen adalah suatu molekul dari sistem imun
yang tidak spesifik. Komplemen terdapat dalam sirkulasi dalam keadaan tidak aktif. Bila terjadi aktivasi oleh antigen, kompleks imun dan lain lain, akan menghasilkan berbagai mediator yang aktif untuk menghancurkan antigen tersebut
17
Diagnosis 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kriteria klasifikasi LES dari ARA (American Rheumatism Association) : Artritis ANA diatas titer normal Becak malar Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari/dr anamnesa Bercak diskoid Salah satu kelainan darah : Anemia hemolitik, leukosit < 4.000/mm3 , Limfosit < 1.500.mm3 , Trombosit <100.000 mm3. 18
9
4/6/2015
Kelainan ginjal : proteinuria >0,5 g per 24 jam, sidemen seluler 8. Salah satu serositis : pleuritis, perikarditis 9. Salah satu kelainan neurologi : konvulsi, psikosis 10. Ulser mulut 11. Salah satu kelainan imunologi : sel LE positif, Anti dsDNA di atas titer normal, anti Sm (Smith) di atas titer normal, tes serologi sifilis positif palsu. SESEORANG DIKLASIFIKASIKAN MENDERITA LES JIKA MEMENUHI MINIMAL 4 DARI 11 BUTIR KRITERIA TERSEBUT DI ATAS. 7.
19
Penatalaksanaan Pasien LES dibagi menjadi 2 : Kelompok Ringan : LES dgn gejala panas, artritis, perikarditis ringan, efusi pleura, kelelahan, dan sakit kepala Kelompok Berat : LES dgn gejala efusi pleura dan perikarditis masif, penyakit ginjal, anemia hemolitik, trombositopeni, lupus serebral, vaskulitis akut, miokarditis, pneumonitis lupus, dan perdarahan paru. 20
10
4/6/2015
Penatalaksanaan secara umum
Kelelahan : cukup istirahat, pembatasan aktivitas yg berlebih dan mampu mengubah gaya hidup Hindari Merokok Hindari perubahan cuaca krn mempengaruhi proses inflamasi Hindari stres dan trauma fisik Diet sesuai kelainan Hindari sinar matahari, khususnya ultraviolet pd pukul 10.00-15.00 Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yg mengandung hormon estrogen 21
PENATALAKSANAAN OBAT-OBATAN LES DERAJAT RINGAN
ASPIRIN dan obat antiinflamasi nonsteroid Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa membran Bila gagaldpt ditambag Prednison 2,55 mg/hari. Dosis bisa dinaikkan 20% sec bertahap tiap 1-2 minggu sesuai kebutuhan
LES DERAJAT BERAT
Pemberian steroid sistemik
22
11
4/6/2015
ASKEP Pengkajian 1. Anamnesis Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien. 23
2. Kulit Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher. 3. Kardiovaskuler Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
24
12
4/6/2015
4. Sistem Muskuloskeletal Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari. 5. Sistem integumen Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum. 25
6. Sistem pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. 7. Sistem vaskuler Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis. 8. Sistem Renal Edema dan hematuria. 9. Sistem saraf Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, ataupun manifestasi SSP lainnya.
26
13
4/6/2015
Diagnosis & Intervensi Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan. Tujuan : perbaikan dalam tingkat kenyamanan Intervensi : a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (kompres panas /dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian) b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan. c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri.
27
d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri. 28
14
4/6/2015
2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi. Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk mengubah. Intervensi : a. Beri penjelasan tentang keletihan : 1) Hubungan antara aktivitas penyakit dan keletihan 2) Menjelaskan tindakan untuk memberikan kenyamanan sementara melaksanakannya 3) Mengembangkan dan mempertahankan tindakan rutin untuk tidur (mandi air hangat dan teknik relaksasi yang memudahkan tidur) 4) Menjelaskan pentingnya istirahat untuk mengurangi stres sistemik, artikuler dan emosional 5) Menjelaskan cara mengggunakan teknik-teknik untuk menghemat tenaga 6) Kenali faktor-faktor fisik dan emosional yang menyebabkan kelelahan.
29
b. Fasilitasi pengembangan jadwal aktivitas/istirahat yang tepat. c. Dorong kepatuhan pasien terhadap program terapinya. d. Rujuk dan dorong program kondisioning. e. Dorong nutrisi adekuat termasuk sumber zat besi dari makanan dan suplemen.
30
15
4/6/2015
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik. Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal. Intervensi : a. Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas. b. Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi : 1) Menekankan kisaran gerak pada sendi yang sakit 2) Meningkatkan pemakaian alat bantu 3) Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman. 4) Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat. c. Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya.
31
d. Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan. 1) Memberikan waktu yang cukup untuk
melakukan aktivitas 2) Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas. 3) Menguatkan kembali prinsip perlindungan sendi
32
16
4/6/2015
4. Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik. Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan perubahan fisik serta psikologik yang ditimbulkan penyakit. Intervensi : a. Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan penanganannya. b. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut 1) Membantu menilai situasi sekarang dan menganli
masalahnya. 2) Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu. 3) Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif.
33
5.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun. Tujuan : pemeliharaan integritas kulit. Intervensi : a. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi b. Hilangkan kelembaban dari kulit c. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat yang terlalu panas. d. Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya. e. Kolaborasi pemberian NSAID dan kortikosteroid
34
17
4/6/2015
Lupus Eritematosus Sistemik
butterfly rash
35
36
18
4/6/2015
Bercak diskoid
Peradangan dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga, kulit kepala dan kadang pada bagian tubuh lainnya.
Vaskulitis mesenterial
19