ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN DECOMPENSATIO DECOMPENSATION N CORDIS DI RAUNG G RSU TIDAR MAGELANG
OLEH : I NYOMAN SUKARATA
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2006
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Def Definis inisii
Gaga Gagall jant jantun ung g adala adalah h keti ketida dakm kmam ampu puan an jant jantun ung g untu untuk k meme memenu nuhi hi kebutuhan jaringan dan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001; 717-740) Gagal Gagal jantun jantung g adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n ketida ketidakma kmampu mpuan an jantun jantung g untuk untuk memompakan darah keseluruh tubuh dengan kebutuhan metabolisme. (Priyanto, 2001; 420) Gagal Gagal jantun jantung g adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n patofi patofisio siolog logis is adanya adanya kelain kelainan an fungsi jantung berakibat jantung gagal menampkakkan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. (Noer, 2001)
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung 1.
Kelainan mekanis : a.
Peningkatan beban kanan
b.
Sentral (stenosisi aorta, dsb)
c.
Perifer (hipertensis sistemik, dsb)
d.
Peningkatan
beban
volume
(regurgitasi
katub,
peningaktan beban awal, dsb) e.
Obstruksi te terhadap pe pengisian ve ventrikel (s (stenosis mezralis
atau trikuspidalis) f.
Tekponade pericardium
g.
Restriksi enddeardium atau miokordium
h.
Aneurisma ventrikel
i.
Disenergi ventrikel
2.
Kelainan mi miokardium a.
Primer : kardiomiopati, mi miokardititis kelainan me metabolic,
toksisitas (alkohol, kobalt, dsb) Presbikardio b.
Kelainan dis dinamik sekunder (sekunder terhadap
kelainan mekanis)
3.
-
Kekurangan O2 (penyakit jantung koroner)
-
Kelainan metabolik
-
Penyakit sistemik
-
Penyakit paru obstruksi menahun
Beru erubah bahnya nya ira irama ma jan jantun tung ata atau u uru uruta tan n ko konduk duksi -
Henti ja jantung
-
Fibrilasi
-
Taki Takika kard rdia ia ata atau u kard kardio ioka kard rdia ia yan yang g bera beratt
-
Asik Asikro roni ni list listrik rik,, gan gangg ggua uan n kon kondu duks ksii
(Price, 1994) C. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Meka Mekani nism smee
yang yang
mend mendas asar arii
gaga gagall
jant jantun ung g
meli melipu puti ti
gang ganggu guan an
kemamp kemampuan uan kontral kontralita itass jantun jantung, g, yang yang menyeb menyebabk abkan an curah curah jantun jantung g lebih lebih rendah dari curah jantung normal. Frekuensi jantung merupakan fungsi sistem syaraf syaraf otonom otonom,, bila bila curah curah jantun jantung g berkura berkurangh ngh sistem sistem saraf saraf simpat simpatus us akan akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, memadai, maka sekuncup jantunglah jantunglah yang harus menyesuaik menyesuaikan an diri untuk untuk memepertahankan curah jantung Tetap Tetapii pada pada gaga gagall jant jantun ung g deng dengan an masa masala lah h utam utamaa keru kerusa saka kan n dana dana kekuatan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal normal masih dipertahankan, dipertahankan, volume volume sekuncup sekuncup merupakan merupakan sejumlah sejumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor : preload, kontraktifilitas dan afterload -
Pre Pre load load adal adalah ah sino sinoni nim m leta letak k star starli ling ng pada pada jant jantun ung g yang yang meny menyat atak akan an bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya tegangan serabut jantung.
-
Kont Kontra rakt ktil ilit itas as meng mengac acu u pada pada peru peruba baha han n keku kekuat atan an kont kontra raks ksii yang yang terj terjad adii pada sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium
-
Afterl Afterload oad menga mengacu cu pada pada besarny besarnyaa tekanan tekanan ventr ventrike ikell yang haru haruss dihasi dihasilka lkan n untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriola.
Pada Pada gaga gagall jant jantun ung g jika jika satu satu atau atau lebi lebih h dari dari keti ketiga ga fakt faktor or ters terseb ebut ut terganggu terganggu hasilnya hasilnya curah jantung berkurang berkurang kemudian kemudian dalam menentukan menentukan pen pengu guku kuran ran hemo hemodi dina namik mikaa mela melalu luii pros prosed edur ur pema pemant ntau auan an inva invase se telah telah memp memper ermu mudah dah diag diagno nosa sa gaga gagall
jant jantun ung g
kong konges esti tiff
dan dan
memp memper ermu muda dah h
penerapan terapi farmakologis yang efektif. (Smeltzer, 2001)
D. Manif Manifest estasi asi klinis klinis
-
Edem Edemaa ektr ektrem emit itas as baw bawah ah (ed (edem emaa depe depend nden en))
-
Pertambahan BB
-
Card Cardio iome mega gali li (pem (pembe besa saran ran jant jantun ung) g)
-
Dypsnoe
-
Asites Asites (penim (penimbun bunan an cairan cairan dalam dalam rong rongga ga perito peritoneu neum) m)
-
Oliguria
-
Lemah
-
Lelah
-
Pucat (Smeltzer, 2001)
E. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n
Terapi farmakologi -
Aspirin
-
Anti ko koogulan
-
Anta Antago goni niss dan dan adre adren n res resep epto tor. r.
-
Glik Glikos osid idaa jantu jantung ng,, diore dioreti tik k dan vas vasod odil ilato ator r
-
Agon Agonis is rec recep epto torr dopa dopam mine. ine.
-
Digi Digita tali liss : meni mening ngka katk tkan an keku kekuat atan an kont kontra raks ksii jant jantun ung g dan dan memp memper erlam lamba batt frekuensi jantung
Terapi non farmakologi -
Diet rendah garam
-
Batasi cairan
-
Menghindari ari al alkohol
-
Manajemen stress
-
Aktivitas fi fisik
-
(Priyanto, 2001)
F. Foku Fokuss inte interv rven enti tion on
1.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan aliran darah
keginjal sekunder akibat gagal jantung (Carpenito, 2001) Tujuan : Volume cairan adekuat Intervensi -
Pant Pantau au salu salura ran n uri urine ne (warn (warnaa dan dan juml jumlah ah))
-
Pant Pantau au kes keseim eimba bang ngan an int intak akee dan dan out out put. put.
-
Pert Pertah ahan anka kan n dud dudk k atau atau tir tirah ah jantu jantung ng
-
Catat Catat adan adanya ya ede edema ma tub tubuh uh umum umum (ana (anasa sark rkar ar))
2.
Rubah ubah po posisi isi deng dengan an seri serin ng Peru erubahan nutrisi kurang ang dari kebutuhan tubuh berh erhubungan
dengan anorexia sekunder akibat gagal jantung (Carpenito, 2001) Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi : -
Auskultasi bunyi usus
-
Awasi masukan sesuai indikasi
-
Ajarkan pasien makan sendiri
-
Beri minum tambahan (susu, teh)
-
Bantu pasien dalam pemberian makan
3.
Gang Ganggu guan an per perfu fusi si jar jarin inga gan n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an pen penur urun unan an ali alira ran n
darah. (Doenges, 2000) Tujuan : mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual. Intervensi :
4.
-
Lihat pucat, sianosis .
-
Pantau pernafasan,catat kerja pernafasan
-
Kaji fungsi gastrointestinal, catat anoreksia
-
Pantau intake dan catat perubahan saluran urine.
-
Selidiki pe perubahan ti tiba-tiba/gangguan me mental ko kontinu. Kerusakan
membran kapiler
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
perubahan
(Doenges, 2000) Tujuan : mendemostrasikan ventilasi dan desigenasi adekuat Intervensi : -
Auskulatsi bunyi nafas
-
Dorong perubahan posisi sering
-
Pertahankan duduk di kursi/tirah baring
-
Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas.
BAB II RESUME KEPERAWATAN
A. Peng Pengka kaji jian an
Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal5 juni 2006 jam 08.00 WIB di ruang G RSU Tidar Magelang dengan auto anamnesa, pasien bernama Ny. S umur 40 th, alamat kajoran rejosari bandungan, tanggal masuk 3 juni 2006 jam jam 12.00 12.00 WIB dengan dengan no regist register er 0484. 0484. diagno diagnosa sa medis medis decomp decompens ensasi asi cordis. Penanggung jawab Tn.D, umur 40 th hubungan dengan pasien suami. Keluhan utama yang diarasakan adalah pasien mengatakan sesak nafas RR : 28x/mnt. 28x/mnt. Riwayat kesehatan sekarang 1 minggu minggu sebelum sebelum pasien masuk masuk RSU Tidar Magelang, pasien mengeluhkan sesak nafas yang sangat berat, kedua kaki bengkak, kemudian pada tanggal 3 juni 2006 jam 12.00 WIB, kelu keluarg argaa pasi pasien en memb membaw awaa pasi pasien en ke RSU RSU Tida Tidarr Magel Magelan ang g oleh oleh dokt dokter er dianjurkan opname. Riwaya Riwayatt keseha kesehatan tan dahulu dahulu pasien pasien dan keluar keluarga ga mengat mengataka akan n bahwa bahwa pasie pasien n pernah pernah opname opname dengan dengan sakit sakit yang yang sama sama tidak tidak mender menderita ita penyak penyakit it menular seperti TBC, dan tidak menderita penyakit keturunan seperti DM, begit begitu u juga juga didalam didalam keluar keluarga, ga, tidak tidak ada anggo anggota ta keluar keluarga ga yang yang mender menderita ita deco decomp mpen ensa sasi si cord cordis is maup maupun un riwa riwaya yatt peny penyak akit it menu menular lar dan dan peny penyak akit it keturunan. Pada Pada pengka pengkajia jian n pola pola fungs fungsion ional al menuru menurutt Virgini Virginiaa Hander Handerson son yang yang mengalami gangguan diantaranya pada pola bernafas sebelum sakit pasien
tidakmempunyai gangguan pernafasan, frekuensi pernafasan 20 x /mnt, tidak menggu menggunak nakan an alat bantu bantu dan selama selama sakit sakit pasien pasien mengal mengalami ami sesak sesak nafas, nafas, frekuensipernafasan 28 x/menit, terpasang O21,5 lt/mnt. Pada pola nutrisi dan metabolisme sebelum sakit pasien makan 3 x /hari dengan komposisi naasi, lauk pauk dan sayur habis 1 porsi, minum ± 7-8 gelas 1 hari. Pola eliminasi : pasien BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak, bau kha, warna kuning BAK, 4-5 x/hr tanoa ada gangguan, bau khas amoniak. Pada pola agerak dan keseimbangan sebelum sakit pasien melakukan aktivitas tanpa bantuan dan tidak ada keterbatasan dan selama sakit aktivitas (perso (personal nal hygien hygiene) e) pasien pasien dibant dibantu u oleh oleh perawa perawatt dan keluar keluarga. ga. Pada Pada pola pola kebutuhan rasa aman dan nyaman sebelum sakit pasien merasa aman dengan kondisi kesehatan yang tidak mengalami gangguan dan selama sakit kurang nyaman karena pasien masih sesak nafas. Pada pola kebutuhana belajar pasien deng dengan an lata latarr bela belaka kang ng pend pendid idik ikan an SD, SD, pasi pasien en kura kurang ng thau thau peny penyeb ebab ab penya penyakit kitnya nya,, pasien pasien seseka sesekali li bertan bertanya ya kepada kepada perawat perawat dan dokter dokter tentan tentang g perkembangan penyakitnya. Pada Pada
peme pemeri riks ksaa aan n
fisi fisik k
kead keadaa aan n
umum umum
pasi pasien en
comp compos osme ment ntis is,,
penampilan penampilan lemah, tekanan darah 120/70 mmHg, respirasi 28 x/mnt, x/mnt, nadi 84 x/mnt, suhu 36 0 C. Kepala bentuk mecochepal, rambut hitam tidak beruban, panjang lurus, persebaran merata, tidak ada ketombe dan tidak aa pembesaran polip, terpasang selang O2, telinga bersih, tidak ada penumpukan serumen, mulut bersih tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, leher tidak ada nyeri telan, tidak ada pemebesaran kelenjar tyroid, maka edema dada : paru-paru
simetri simetris, s, ada tarika tarikan n interco intercosta sta,, tidak tidak ada nyeri nyeri tekana tekanan n terdeng terdengar ar suara suara wheezing dan ronchi, ictus cordis teraba pada intercosta 4 dan 5m bunyi gallop gallop.. Abdome Abdomen n tidak tidak ada luka luka bekas bekas operas operasi, i, perist peristalti altik k usus usus 10 x/mnt. x/mnt. Tidak ada nyeri tekan, perkusi tympani, genetalia bersih, terpasang kateter, anus bersih, tidak ada hemoroid. Ekstremitas superior terpasang infus D5 % 20 tts/mnt pada ekstremitas kiri tidak ada oedem dan lesi. Inferior tidak ada luka, tidak ada lesi, terdapat oedema pada kedua ekstremitas. Hasil pemeriksaan labolatorium tanggal 5 juni 2006 : Rho : ± 30 mg/dl, URO ± 2,0 mg/dl, PH S 1 0,56>1,030, BCP +++ over mg/dl. lEV 500 LBU/ml, leukosit leukosit 20-30, eritrosit 30-50, epitel 2-6, protein protein total 5,73, normal 6,6 -8,8, albumin 2,52, normal 3,8-5, globin 3,12 normal 2,3-3, therapy infus D5 %, fossix 1 x 2 amp, laternal 1 x 1 tab, ciprolax 2 x1 tablet.
B. Analisa Data 1.
Pada Pada tan tangg ggal al 5 juni juni 200 2006 6 did didap apat atka kan n anal analis isaa data data seb sebag agai ai ber berik ikut ut ;
Data obyektif : pasien mengatakan sesaka nafas, badan lemas, dan data obyektif : pasien tampak sesak, terapsang oksigen 3 lt/menit, respiratory 28 x/me x/meni nit. t. Berd Berdas asar arka kan n data data diat diatas as dapa dapatt diru dirumu musk skan an,, diag diagno nosa sa keper eperaw awat atan an
tid tidak
efek efekti tifn fnya ya
jala jalan n
nafa nafass
berh berhu ubung bungan an
deng engan
penyempitan jalan nafas. 2.
Pada Pada tan tangg ggal al 5 jun junii 2006 2006 dipe dipero role leh h data data : pas pasie ien n men menga gata taka kan n tida tidak k
nafsu makan dengan data objektif pasien makan ¼ porsi, lidah kotor dan ber berat at bada badan n turu turun. n. Dari Dari data data diat diatas as dapa dapatt diru dirumu musk skan an diag diagno nosa sa
keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual, muntah. 3.
Pada tanggal 5 juni 2006 diperoleh analisa data : pasien
mengatakan tidak tahu tahu tentang penyakitnya penyakitnya ditandai dengan pasien lemas, bertanya bertanya
kepada kepada perawat. Dari data data tersebut tersebut dapat dirumuskan dirumuskan bahwa bahwa
diag diagno nosa sa
kepe kepera rawa wata tan n
:
kura kurabn bng g
peng penget etah ahua uan n
tent tentan ang g
peny penyak akit it
berhubungan dengan kurang informasi. Diagnosa keperawatan diataas dapat diprioritaskan sebagai berikut : a.
Tidak efektifnya jalan nafas bnerhubungan dengan
penyempitan jalan nafas b.
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan anoreksia c.
Kurang pengetahuan
dengan kurang informasi.
tentang penyakit
nerhubungan
BAB III PEMBAHASAN
A. Peng Pengka kaji jian an
Menurut smeltzer, 2002 pada pasien dengan gagal jantung ditemukan adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda-tanda serta geja gejala la sist sistem emis is.. Pada Pada pern pernafa afasa san n dite ditemu muka kan n adan adanya ya krek krekel elss dan dan buny bunyii wheezhing, krekel terjadi oleh gerakan udara melalui cairan dan menunjukkan adanya oedem pada ekstremitas dan wajah. Menurut Doenges , 2000 tanda dari gagal jantung adalah tekanan darah : mungkin rendah (gagal penampaan0 normal (gagal jantung ringan atau kroni) atau tinggi (kelebihan beban cairan). Frekuensi jantung : tachicardi 9gagal jantung kiri), irama jantung : disritmia, bunyi nafas krekels, ronchi sedangkan pada pengkajian ditemukan adanya tekanan darah normal (120/70 mmHg), nadi : 84 x/menit, dan terdengar suara ronchi dan wheezhing. Menurut Doenges, 2000 gejala dari gagal jantung adalah : kehilangan nafs nafsu u
makan akan,,
Pemb Pemben engk gkak akan an
mual mual/m /mu untah ntah,,
pena penam mbah bahan
berat erat
bad badan
sign ignifik ifikan an..
pada pada ekst ekstre remi mita tass bawa bawah, h, seda sedang ngka kan n pada pada peng pengka kaji jian an
ditemukan data penurunan nafsu makan, tidak mual/muntah, penurunan berat badan dan terjadi pembesaran pada ekstremitas bawah. Pada Pada pola pola pengka pengkajia jian n pola pola fungsi fungsiona onall menuru menurutt Virgin Virginia ia Hander Handerson son kebutuhan kebutuhan belajar belajar terganggu terganggu karena minimnya informasi informasi yang didapatkan mengenai penyakit yang diderita yang ditandai dengan adanya rasa cemas.
Pasien Pasien bertan bertanya ya tentan tentang g penyak penyakitn itnya ya kepada kepada perawa perawat. t. Untuk Untuk mengat mengatasi asi masalah tersebut maka implementasi yang dilakukan adalah memberi posisi yang yang nyam nyaman an yait yaitu u posi posisi si semi semi flow flower er.. Ini Ini dila dilaku kuka kan n kare karena na deng dengan an peninggian posisi kepala tempat tidur dapat memaksimalkanpengembangan paru sehingga mempermudah pernafasan (Doenges, 2000; 519), memberikan therapi okseganasi 11/2 liter/menit. Ini dilakukan untuk menambah kebutuhan oksigen oksigen serta kolaborasi kolaborasi dengan dengan tim medis dalam memberikan memberikan bronkodilator bronkodilator untuk untuk membuk membukaa jalan jalan nafas nafas (Doeng (Doenges, es, 2000) 2000).. Mengka Mengkaji ji pola pola nafas nafas yaitu yaitu frekuensi pernafasan , kedalaman dan auskultasi bunyi nafas. Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatanb tersebut adalah data subyektif : pasien mengakatakan masih sesak tapi sedikit lebih nyaman. Data obyektif ; posisi semi flower, terpasang O 2 1 1/5 liter/menit dan frekeunsi perna pernafas fasan an 24 x/meni x/menit. t. Analis Analisaa maslah maslah belum belum teratas teratasii maka maka diperlu diperlukan kan inte interv rven ensi si lanj lanjut utan an beru berupa pa : beri beri posi posisi si semi semi flow flower, er, beri beri oksi oksieg egen enas asii 3 liter/menit dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemeberian bronkodilator. Sela Selama ma dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an fakt faktor or pend penduk ukun ung g yang yang ditemukan ditemukan adalah pasien pasien kooperatif. kooperatif. Tidak ada faktor penghambat penghambat selama selama melakukan tindakan keperawatan.
B. Diagnosa, Intervensi Dan Evaluasi 1.
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penyempitan jalan nafas. (Doenges, 2002)
Bersiha Bersihan n jalan jalan nafas nafas tidak tidak efektif efektif adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana individu mengalami suatu ancaman yang nyata dan potensi potensial pada status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif (Carpenito,2000, 324). Sedangkan menurut NANDA (2002 :16). Bersihan jalan nafas tidak sekret atau sumbatan dari saluran pernafasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas. Patofisiologi gagal jantung : Tidak efektifnya jalan nafas. Tand Tandaa domi domina nan n gaga gagall jant jantun ung g adal adalah ah meni mening ngka katn tnya ya volu volume me intrav intravask askule uler. r. Konges Kongesti ti jaring jaringan an terjadi terjadi akibat akibat tekana tekanan n arteri arteri dan vena vena yang yang meni mening ngka katt akib akibat at turu turunn nnya ya curah curah jant jantun ung g pada pada gaga gagall jantu jantung ng.. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari dari kapi kapile lerr paru paru ke alve alveol oli, i, akib akibat atny nyaa terj terjad adii oede oedem m paru paru yang yang dimanifestas dimanifestasikan ikan dengan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya Meningkatnya tekanan tekanan vena vena sistem sistemik ik dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n oedem oedem perife periferr secara secara umum umum dan penambahan cairan dalam alveoli yang menggangu pertukaran gas. Disneu bahkan terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang. Dapat terjadi ortopneu (kesulitan bernafas saat berbaring). Psien yang mengalami ortopneu tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan bantal agar bisa tegak ditempat tidur atau duduk dikursi, bahkan saat tidur.
Batasa Batasan n karakt karakteris eristik tik mayor mayor (baru (baru terdap terdapat at satu satu atau atau lebih) lebih) yaitu yaitu bat batuk uk tida tidak k efek efekti tiff atau atau tida tidak k ada ada batu batuk, k, keti ketida dakm kmam ampu puan an untu untuk k mengeluark mengeluarkan an sekresi sekresi jalan nafas. Batasan karakteristi karakteristik k minor minor adalah : bunyi nafas abdomen, frekuensi, irama, kedalamam pernafasan abnormal (Carpenito, 2000 ;324). Penuli Penuliss kurang kurang tepat tepat dalam dalam menega menegakka kkan n diagno diagnosa sa bersih bersihan an jalan jalan nafas nafas tida tidak k efekt efektif if berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peny penyem empi pita tan n jala jalan n nafa nafas. s. Diagnosa yang seharusnya adalah ganngua pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler. Penulis mengambil diagnosa ini karena menemukan beberapa data yaitu yaitu data data subyek subyektif tif : pasien pasien mengat mengatakan akan sesak sesak untuk untuk bernaf bernafas. as. Data Data obyekt obyektif if : pasien pasien tampak tampak sesak sesak nafas, nafas, pasirn pasirn menggu menggunak nakan an alat bantu bantu pernafasan berupa oksigenasi 3 lt/mnt, frekuensi pernafasan 28 x/minute dan pasien lemah. Penulis mengambil diagnosa ini menjadi diagnosa pertama karena kebutu kebutuhan han dasar dasar menuru menurutt hireark hirearkii Maslow Maslow dibagi dibagi menjad menjadii 5 tahapa tahapan. n. Kebutuhan Kebutuhan oksigen merupakan merupakan kebutuhan kebutuhan fisiologis fisiologis yang harus segera ditangani. Kebutuhan O 2 merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses proses metabolism metabolismee untuk untuk mempertahank mempertahankan an kelangsung kelangsungan an hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara cara menghi menghirup rup O2 setiap setiap kali kali bernaf bernafas. as. Penyam Penyampai paian an O2 kejanringan tubuh tubuh di tentuk tentukan an oleh oleh sistem sistem respir respirasi asi,, kardio kardiovas vaskul kuler er dan keadaa keadaan n hematologi. (Tarwoto & Warttonah, 2002; 9)
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan intervensi ; auskultasi bunyi nafas, catat krekels mengi dengan rasionalisasi menyatakan adanya konges kongesti ti paru. paru. Dorong Dorong peruba perubahan han posis posisii minus minus dengan dengan rasion rasionali alisas sasii membantu mencagah aktivitas, anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam untuk membersihkan jalan nafas. Kolaborasi ; berikan oksigen tambahan sesuai untuk meningkatkan aliran oksigen (Doenges, 2000). 2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anorexia mual/muntah. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu tidak puasa mengalami atau yang beresiko mengalami penurunan BB yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrium yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik (Carpenito, 2000). Nutrisi Nutrisi adalah zat yang digunakan tubuh untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh dan menyediakan material untuk fungsi enzim. Pertumbuhan dan penempatan kembali dan perbaikan sel. Nutrisi merupakan element penting untuk proses dan fungsi tubuh. Kategori zat makanan adalah : Karbohidrat Merupakan sumber energi utama dalam diit. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Sumber karbohidrat : beras, tepung, jagung, sagu dll.
Protein Meskipun protein memberikan sumber energi (4 kkal/g) juga penting untuk untuk mensiteti mensitetiss (memba (membangu ngun) n) jaring jaringan an
tubuh tubuh dalam pertum pertumbuh buhan, an,
pemeliharaan dan perbaikan. Sumber Sumber protei protein n : daging daging,, hewan hewan ternak ternak,, susu, susu, telur telur : sereal sereal , kacang kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Lemak Lemak merupakan nutrisi padat yang paling berkalori (9kkal/gram). Lipid merupakan lemak yang padat pada suhu ruangan dan minyak yang cair pada suhu ruangan. Sumber : daging, kelapa. Air Air merupa merupakan kan kompon komponen en kritis kritis dalam dalam tubuh tubuh karena karena fungsi fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 %-70% dari seluruh berat badan. Vitamin Merupakan substansi organik dalam jumlah kecil padamakanan yang essensial untuk metabolisme normal. Sumber : sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Mineral Merupakan elemen penting non organik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi bio kimia. (Perry & Potter, 2002).
Anoreksia dapat menyebabkan gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh tubuh karena kadang-kad kadang-kadanag anag dalam hidup hidup penatalaksa penatalaksanaan naan konsep sakit dapat dikarenakan dari individu secara tidak langsung berupa tingkah laku yang destruktif. Terjadi paling utama pada wanita dannlebih sering memiliki hal tersebut pada saat dewasa yang akan menyebabkan sindrom klinis pada dirinya (Donna, 1995). Anoreksia Muda Mudah h lela lelah h terj terjad adii akib akibat at cura curah h jant jantun ung g yang yang kura kurang ng yang yang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembu pembuang angan an sisa sisa hasil hasil katabo katabolis lisme. me. Juga Juga terjadi terjadi akibat akibat mening meningkat katnya nya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk. Anor Anorek eksi siaa (hil (hilan angn gnya ya nafs nafsu u maka makan) n) dan dan mual mual terj terjad adii akib akibat at pembe pembesar saran an vena vena dan statis statis vena vena didala didalam m rongga rongga abdome abdomen n (Smelt (Smeltzer, zer, 2002). -
Keru Kerusa saka kan n mene menela lan n adal adalah ah keadaa keadaan n dima dimana na indiv individ idu u meng mengala alami mi
penur penuruna unan n volunt volunter er memasu memasukka kkan n cairan cairan dan atau atau makana makanan n padat padat melalui mulut ke dalam lambung (Carpenito, 1998). -
Mual Mual adala adalah h suat suatu u kead keadaa aan n dima dimana na seora seorang ng indiv individ idu u meng mengal alam amii
perasaan tidak enak/tidak nyaman dalam perut dengan/tanpa dimasuki makanan (carpenito, 1998) -
Muntah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
gangguan penceranaan berupa reflek makanan dari lambung ke luar
tanpa/dengan melalui makanan karena rasa tidak nyaman pada perut atau suatu penyakit. (Carpenito, 1998). Batasan karakteristik (harus terdapat) yaitu individu yang tidak puasa melaporkan atau mengalami masukan makanan yang tidak adekuat kurang dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan BB atau kebutuhankebutuhan metabolic. Karakteristik minor (mungkin terdapat) yaitu : BB 10%-20% 10%-20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi dan kerangka kerangka tubuh, tubuh, lipa lipatan tan kuli kulitt tris trisep ep,, ling lingka karr leng lengan an teng tengah ah dan dan ling lingka karr otot otot teng tengah ah pertengahan dengan kurang dari 60%. Standar pengukuran kelemahan otot dan nyeri tekan peka rangsang mental dan kekacauan mental, penurunan albumi albumin n serum, serum, penuru penurunan nan transfer transfertin tin serum serum atau penuru penurunan nan kapsit kapsitas as ikatan besi (Carpenito, 2000 ; 519) Penulis mengambil diagnosa ini karena menemukan beberapa data yaitu data subyektif subyektif : pasien pasien mengatakan mengatakan setiap makan selalu tidak habis. Obyektif : pasien makan habis ¼ porsi, lidah kotor dan BB turun dari 47 kg – 46 kg. Diagnosa ini diangkat menjadi diagnosa kedua karena nutrisi sangat penting bagi tubuh, karena tubuh memerlukan energi untuk berfungsinya organ. Pergerakan tubuh untuk mempertahankan sel tubuh. Fungsi enzim pertumbuhan dan mengganti sel yang rusak. Selain itu nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit termas termasuk uk keselu keseluruh ruhan an proses proses dalam dalam tubuh tubuh manusi manusiaa untuk untuk menerim menerimaa
maka makana nan n atau atau baha bahan-b n-bah ahan an ters terseb ebut ut untu untuk k akti aktivi vita tass pent pentin ing g dala dalam m tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003 ; 29) Untu Untuk k meng mengat atas asii masa masala lah h ters terseb ebut ut dipe diperl rluk ukan an inte interv rven ensi si:: kaji kaji masukan makanan saat ini, catat derajat kesalahan makan, evaluasi berat badan badan dengan dengan rasion rasionali alisas sasii untuk untuk mengka mengkaji ji anorek anoreksia sia.. Berika Berikan n makan makan sedikit tapi sering. Untuk mengurangi reflek muntah, auskultasi bunyi usus untuk mengidentifikasi adanya gangguan pencernaan. Berikan perawatan oral dan ajarkan kepada keluarga untuk memotivasi klien (Doengrs, 2000). Analisa data : maslah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi dengan anjurkan kepada klien dan keluarga untuk memberi makan sedikit tapi sering, sajikan makan dalam keadaan hangat dan kolaborasi dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi pasien. Faktor pendukung : keluarga mau memberi motivasi agar pasien mau makan. Faktor penghambat : pasien tidak nafsu makan.
C. Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit
dan
perawatannya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kuran Kurang g peng pengeta etahu huan an adal adalah ah suatu suatu kead keadaan aan dima dimana na indi indivi vidu du atau atau kelomp kelompok ok mengal mengalami ami defisi defisiens ensii penget pengetahu ahuan an kognit kognitif if atau atau ketram ketrampil pilan an psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan (carpenito, 2000 :223). Karakteristik mayor : mengungkapkan kurang pengetahuan atau ketrampilan-k ketrampilan-ketramp etrampilan ilan atau permintaan permintaan informasi. informasi. Karakteristi Karakteristik k minot minot ;
memper memperliha lihatka tkan n atau atau mengek mengekspr spresi esikan kan peruba perubahan han psiko psikolog logis is (misal (misalnya nya:: ansietas, depresi) mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi. Penuli Penuliss mengam mengambil bil diagno diagnosa sa ini karena karena ditemu ditemukan kan data data subyek subyektif tif : pasien mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya, data obyektif : pasien bertanya tentang penyakitnya dan penyebabnya. Penuli Penuliss menjad menjadika ikan n diagno diagnosa sa ini menjad menjadii diagno diagnosa sa
ketiga ketiga karena karena
pengetahuan merupakan hal yang mendukung dalam proses penyembuhan dan perawatan pasien selanjutnya. Untuk mengatasi maslah tersebut dilakukan intervensi : bantu pasien menger mengerti ti tentan tentang g penyak penyakitn itnya ya agar agar pasien pasien tahu tahu tentan tentang g penyak penyakitn itnya, ya, beri beri kesempatan pasien untuk bertanya, masalahnya dengan bertanya pasien akan bertanya, masalahnya dengan bertanya pasiendian pada tanggal 5 juni 2006 jam jam 10.15 10.15 WIB dilaku dilakukan kan implem implement entasi asi : member memberii pendid pendidika ikan n keseha kesehatan tan kepada kepada pasien pasien tentan tentang g penyak penyakitn itnya ya dan motiva motivasi si pasien pasien dengan dengan member memberii reinforcement (Doenges, 2000) Evalua Evaluasi si yang yang dilaku dilakukan kan,, setela setelah h melaku melakukan kan tindak tindakan an keperaw keperawata atan n diatas yaitu : datya subyektif : pasien mengatakan setelah diberi pendidikan kesehatan cukup paham dengan infromasi yang diberikan dan penegtahuannya bertambah. Obyektif : pasien paham dan mengerti, pasien tidak cemas dan pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat. Analisa data : masalah teratasi sehingga intervensi dipertahankan.
Selama melakukan melakukan tindakan tindakan keperawatan, keperawatan, faktor pendukung pendukung : pasien pasien kooperatif, keluarga pasien juga kooperatif. Faktor penghambat : tidak ada. Adapu Adapun n diagno diagnosa sa kepera keperawat watan an yang yang tidak tidak muncul muncul pada pada kasus kasus sesuai sesuai dengan perbandingan antara teori dan kasus dilapangan adalah : 1. kelebi kelebihan han volume volume cairan berhubu berhubunga ngan n dengan dengan penuru penurunan nan aliran aliran darah ke ginjal sekunder akibat gagal jantung. 2. gangguan gangguan perfusi perfusi jaringa jaringan n berhubung berhubungan an dengan dengan penuruna penurunan n aliran darah. darah. 3. keru kerusa saka kan n petu petuka kara ran n gas gas berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peru peruba baha han n memb membra ran n kapiler. Diagnosa tersebut tidak muncul pada kasus karena tidak ditemukan datadata yang mendukung untuk ditegakkan diagnosa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bare and Smeltzer, 2001. Keperawatan medikal bedah volume 2 . EGC. Jakarta. Carpenito, Carpenito, Lynda Lynda Juall, Juall, 2001. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan edisi 8 . EGC. Jakarta. Priy Priyan anto to,, Ade. Ade. 2001 2001.. Buku Pusatt Buku ajar ajar kepera keperawat watan an cardi cardiova ovasku skule lerr edisi edisi 1. Pusa Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional. Jakarta. Price, Sylvia A. 1994. Patofisiologi, edisi 4 . EGC. Jakarta. Doenges , Marly I. 2000. Rencana asuhan keperawatan, edisi 3 . EGC. Jakarta Nanda, Nanda, 2002. 2002. Nursing Philadelphia, ia, Nursing diagnosi diagnosis, s, definit definitions ions and classif classifica ication tion. Philadelph United State of America.