ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DIARE
Disusun Oleh: Kelompok 2 David Walhai!o Dina Sai"#i El"a Sa#i $i"#iana %aila"ul &us'aa(ah &us'aa(ah Indah D)i Puspi"asa#i Kelas 2*
KE&ENTERIAN KESEHATAN REPU*%IK INDONESIA PO%ITEKNIK PO%ITEKNI K KESEHATAN KESEHATAN PA%E&*AN+ PA%E&*AN+ ,URUSAN KEPERAWATAN 2-./02-.1
*A* I PENDAHU%UAN
A %a"a# *elakan3
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com). Menurut data nited !ations "hildren#s $und (!%"&$) dan 'orld ealth rgani*ation (') pada +-, diare merupakan penyebab kematian nomor + pada balita di dunia, nomor pada bayi, dan nomor / bagi segala umur. Data !%"&$ memberitakan bahwa 0,/ juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare 1ngka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban 1%D2, malaria, dan cacar jika digabung. 2ayang, di beberapa negara berkembang, hanya - persen penderita mendapatkan penanganan serius. Di %ndonesia sendiri, sekira 03+ ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 43 balita setiap harinya akibat diare. Daerah Jawa 5arat merupakan salah satu yang tertinggi, di mana kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah / tahun. mumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare. Diare disebabkan 6aktor cuaca, lingkungan, dan makanan. 7erubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan 6aktor utamanya. 7enularan diare umumnya melalui 4$, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger.
leh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. 2esuai data !%"&$ awal Juni +0, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan in6eksi mematikan di saluran pencernaan. 5akteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan. (li6estyle.oke*one.com). 1ngka kejadian diare di sebagian besar wilayah %ndonesia hingga saat ini masih tinggi. Di %ndonesia, sekitar 03+ ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 43 balita setiap harinya. Dari hasil 2urvey Kesehatan 8umah 9angga (2K89) di %ndonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor + pada balita dan nomor bagi bayi serta nomor / bagi semua umur. 2etiap anak di %ndonesia mengalami episode diare sebanyak 0,3 : + kali per tahun Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, % 'ayan 'idaya mengatakan hasil 2urvei Kesehatan 8umah 9angga (2K89) tahun +4, angka kematian akibat diare + per 0 ribu penduduk dan pada balita ;/ per 0 ribu balita. 2elama tahun +3 sebanyak 40 kabupaten di 03 provinsi melaporkan K<5 (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 0.-= dan +;; diantaranya menyebabkan kematian. al tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id). 2edangkan di 7rovinsi 8iau 7ada +; maret += tercatat Diare 0=+ kasus yang diakibatkan adanya banjir di 7rovinsi 8iau. 1dapun kecamatan yang terkena banjir sebanyak 3 kecamatan, 034 desa, +-.-/ Kepala Keluarga atau 3.-/ Jiwa . (yankesriau.wordpress.com). 2epintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. !amun, ini bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh >irus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu. (lovenhealth.blogspot.com).
* Tu4uan Penulisan •
9ujuan mum
ntuk mengetahui 1suhan Keperawatan 7ada anak dengan diare
•
9ujuan Khusus
0.
ntuk mengetahui tinjauan teoritis diare
+.
ntuk mengetahui 7engkajian pada anak dengan diare
.
ntuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
4.
ntuk mengetahui %ntervensi keperawatan pada anak dengan diare
/.
ntuk mengetahui %mplementasi keperawatan pada anak dengan diare
3.
ntuk mengetahui &valuasi keperawatan pada anak dengan diare
*A* II PE&*AHASAN TIN,AUAN TEORITIS . Konsep Dasa# Pen'aki" .
Pen3e#"ian
Menurut aroen !, 2. 2uraatmaja dan 7. 1sdil (0--=), diare adalah de6ekasi encer lebih dari kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. 2edangkan menurut ".< 5et* ? <.1 2owden (0--3) diare merupakan suatu keadaan terjadinya in6lamasi mukosa lambung atau usus. Menurut 2uradi ? 8ita (+0), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena 6rekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses in6lamasi pada lambung atau usus.
2
a.
E"iolo3i
%n6eksi enteral@ in6eksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi in6eksi bakteri (>ibrio, &. coli, 2almonella, 2higella, "ampylobacter, Aersinia, 1eromonas, dsb), in6eksi virus (&nterovirus, 1denovirus, 8otavirus, 1strovirus, dll), in6eksi parasit (&. hystolytica, B.lamblia, 9. hominis) dan jamur (". albicans). b.
%n6eksi parenteral@ merupakan in6eksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare sepertiC otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ense6alitis dan sebagainya.
c.
Malabsorbsi karbohidratC disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, 6ruktosa dan galaktosa). %ntoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. d.
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenis makanan tertentu. e.
Diare dapat terjadi karena 6aktor psikologis (rasa takut dan cemas).
5
&anies"asi klinis
Diare akut karena in6eksi dapat disertai muntahmuntah, demam, tenesmus, hematosche*ia, nyeri perut dan atau kejang perut. 1kibat paling 6atal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. 2eseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (") maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan p darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga 6rekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul) Bangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tandatanda denyut nadi cepat (E 0+ FGmenit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. 7asien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadangkadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. 7enurunan tekanan darah akan menyebabkan per6usi ginjal menurun sampai timbul oliguriaGanuria. 5ila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut. /
Peme#iksaan Dia3nos"ik
7emeriksaan tinja. 7emeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan 7 keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan. 7emeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui 6ungsi ginjal. 7emeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitati6, terutama dilakukan pada klien diare kronik. 1
Pena"alaksanaan
7enanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. al sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (82) seperti oralit harus cepat dilakukan. 7emberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian 82 baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak. 7ada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diin6us. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawatinapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lainlain. 7ertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang 6atal. Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain 82. 1pabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab in6eksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (sel6limited disease). Diare karena in6eksi bakteri dan parasit seperti 2almonella sp, Biardia lamblia, &ntamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman. leh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan
penyebab pasti. 7ada kasus diare akut dan parah, pengobatan suporti6 didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
6
Komplikasi
Menurut 5royles (0--;) komplikasi diare ialahC dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik.
2.
Konsep Asuhan Kepe#a)a"an .
Pen3ka4ian
7engkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. 7engumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan 6isik. 7engkaji data menurut "yndi 2mith Breenberg, 0--+ adalah C 0. %dentitas klien. +. 8iwayat keperawatan. H 1walan serangan C 1walnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare. H Keluhan utama C $aeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. 7ada bayi ubunubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, 6rekwensi 515 lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer. 0. 8iwayat kesehatan masa lalu. 8iwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi. +. 8iwayat psikososial keluarga. ospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah. 0. Kebutuhan dasar. •
7ola eliminasi C akan mengalami perubahan yaitu 515 lebih dari 4 kali sehari, 51K sedikit atau jarang.
•
7ola nutrisi C diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.
•
7ola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
•
7ola hygiene C kebiasaan mandi setiap harinya.
•
1ktivitas C akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.
3. 7emerikasaan 6isik. a. 7emeriksaan psikologis C keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat. b. 7emeriksaan sistematik C H %nspeksi C mata cekung, ubunubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan. H 7erkusi C adanya distensi abdomen. H 7alpasi C 9urgor kulit kurang elastis H 1uskultasi C terdengarnya bising usus. c. 7emeriksaan tingkat tumbuh kembang. d. 7ada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun. e. 7emeriksaan penunjang. 6.7emeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitati6.
2 Dia3nosa 'an3 &un3kin &un7ul
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui 6eses dan muntah serta intake terbatas (mual). b. 7erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus. c. !yeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi 6isura perirektal. d. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan in6ormasi terbatas, salah interpretasi in6ormasi dan atau keterbatasan kogniti6. 6. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru
5 In"e#vensi dan Rasional D8. Keku#an3an volume 7ai#an 90d kehilan3an 9e#le9ihan melalui eses dan mun"ah se#"a in"ake "e#9a"as mual;
9ujuan C Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tandatanda dehidrasi •
5erikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi
2ebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan •
7antau intake dan output. yang keluar bersama 6eses.
•
Memberikan in6ormasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.
•
Kaji tanda vital, tandaGgejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
•
Kolaborasi pelaksanaan terapi de6initi6
•
7emberian obatobatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui
D82 : Pe#u9ahan nu"#isi ku#an3 da#i ke9u"uhan "u9uh 90d 3an33uan a9so#9si nu"#ien dan penin3ka"an pe#is"al"ik usus
9ujuan C Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan •
7ertahankan
tirah
baring
dan
pembatasan
aktivitas
selama
6ase
akut.
Menurunkan kebutuhan metabolic •
7ertahankan status puasa selama 6ase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengi*inkan 7embatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama 6ase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. 7emberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
•
5antu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
•
Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasiGmencegah kekurangan nutrisi lebih lanju
D85 : N'e#i aku"; 90d hipe#pe#is"al"ik< i#i"asi isu#a pe#i#ek"al
9ujuan C !yeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal •
1tur
posisi
yang
nyaman
bagi
klien,
misalnya
dengan
lutut
6leksi.
Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri •
•
Meningkatkan relaksasi, mengalihkan 6okus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan koping
•
5ersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah de6ekasi dan berikan perawatan kulit
•
Melindungi kulit dari keasaman 6eses, mencegah iritasi
•
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
•
1nalgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus B% dapat diberikan sesuai indikasi klinis
•
Kaji keluhan nyeri dengan >isual 1nalog 2cale (skala 0/), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
•
D8/
Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya
:
Ke7emasan
kelua#3a
90d
pe#u9ahan
s"a"us
keseha"an
anakn'a
9ujuan C Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang. •
Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.
•
Membantu mengidenti6ikasi penyebab kecemasan dan alternati6 pemecahan masalah
•
9ekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
•
Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satusatunya orang yang mengalami masalah yang demikian
•
"iptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.
•
Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan
D81 : Ku#an3 pen3e"ahuan kelua#3a "en"an3 kondisi< p#o3nosis dan ke9u"uhan "e#api 90d pemapa#an ino#masi "e#9a"as< salah in"e#p#e"asi ino#masi dan a"au ke"e#9a"asan ko3ni"i
9ujuan C Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
•
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
•
&6ektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan 6isik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
•
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan seharihari aktivitas seharihari.
•
7emahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien
dan
keluarga
dalam
proses
perawatan
klien
Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, 6rekuensi dan cara pemberian serta e6ek samping yang mungkin timbul •
Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.
•
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah de6ekasi
•
Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya
D8 6 : Ke7emasan anak 9d Pe#pisahan den3an o#an3 "ua< lin3ku3an 'an3 9a#u
9ujuan C Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tandatanda kenyamanan •
1njurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang dilakukan
•
Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan
•
5erikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin
•
Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress
•
•
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimum / Implemen"asi
Melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana
tindakan yang
telah
direncanakan sebelumnya 1
Evaluasi
&valuasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. 5ila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
*A* III PENUTUP
A
Kesimpulan
Dari hasil penerapan proses keperawatan yang kelompok lakukan pada 1n. 1 dengan Bastroenteritis diruangan Merak % 82D 1ri6in 1chmad 7ekanbaru dapat ditemukan diagnosa keperawatan yang muncul yaituC •
Diare b.d 1lergi susu sapi
•
kerusakan integritas kulit b.d ekskresiG515 sering
•
Menyusui tidak e6ekti6 b.d Kelemahan re6lek menyusui
2etelah 7erencanaan keperawatan disusun, dalam pelaksanaan keperawatan, kelompok dapat melaksanakan semua rencana keperawatan yang telah disusun Dalam melaksanakan tindakan keperawatan kelompok bekerjasama dengan klien, keluarga, dan perawat ruangan. 2elain itu,
implementasi keperawatan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan 6asilitas ruangan perawatan klien. *
I
Sa#an
5agi %nstitusi
Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan sehingga mudah dalam pembuatan tugas. I
5agi 8umah 2akit
Diharapkan data ini dapat menjadi re6erensi dalam pembuatan asuhan keperawatan yang mengacu pada standar 2!< (2tandard !ursing
DA$TAR PUSTAKA
1.. Markum, 0--0, 5uku 1jar Kesehatan 1nak, jilid %, 7enerbit $K% !gastiyah, --;, 7erawatan 1nak 2akit, &B", Jakarta 7rice ? 'ilson 0--/, 7ato6isologiKonsep Klinis 7roses7roses 7enyakit, 5uku 0,
&d.4,
&B", Jakarta 2oetjiningsih 0--=, 9umbuh Kembang 1nak, &B", Jakarta 2oeparman ? 'aspadji, 0--, %lmu 7enyakit Dalam, Jilid %, &d. Ke, 57 $K%, Jakarta. 2uharyono, 0-=3, Diare 1kut, lembaga 7enerbit $akultas Kedokteran %, Jakarta 'haley ? 'ong, 0--/, !ursing "are o6 %n6ants and "hildren, 6i6th edition, "larinda company, 21. !%" (!ursing %ntervention "lassi6ication)
!" (!ursing utcomes "lassi6ication) !1!D1