Aspek Keperilakuan Pada Etika AkuntanDeskripsi lengkap
Aspek Keperilakuan Pada Etika Akuntan
prilakuFull description
akuntansiFull description
Deskripsi lengkap
akuntansi keperilakuanFull description
Aspek Keperilakuan Pada Audit Internal
akuntansi keperilakuan
Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya
akuntansi keperilakuanFull description
Full description
sebuah makalahFull description
MakalahFull description
Etika Profesi Akuntan PublikDeskripsi lengkap
materi 2Full description
Modul etika akuntansiDeskripsi lengkap
akuntansi keperilakuan bab 6 macroniFull description
Full description
Bab 16 Aspek Keperilakuan pada Etika Akuntan (356) 1. Jelaskan peran penalaran moral dalam etika akuntan merupakan faktor penentu yang melahirkan perilaku moral dalam pengambilan keputusan etis Untuk menemukan perilaku moral yang sebenarnya hanya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya pengukuran moral yang benar tidak sekedar mengamati perilaku moral yang kelihatan saja, tetapi harus melihat pada kesadaran moral yang mendasari keputusan perilaku moral tersebut. memproses dan menganalisis pikiran individu saat membuat keputusan proses mengolah informasi dan menyeimbangkan antara kewajiban independensi, honorarium (fee) yang diterima, dan publikasi hasil audit; untuk mendapatkan kesimpulan yang tidak menyalahi etika pekerjaan dan jabatan seorang akuntan 2. Jelaskan teori-teori berkaitan dengan model pengambilan keputusan etis a. Teori motivasi moral dan dIlema etika (Rest) Model pengambilan keputusan etis terdiri dari 4 tahap, yaitu Pemahaman tentang isu moral dalam sebuah dilema etika (cara individu menaggapi adanya isu moral) Pengambilan keputusan etis (bagaimana seseorang membuat keputusan etis) Perhatian terhadap moral (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud berkelakuan etis dan tidak etis perilaku terhadap moral (bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis). b. Teori interaksi faktor individu dengan situasi (Trevino) Keputusan etis merupakan interaksi antara faktor individu dengan faktor situasional. Faktor Individu seperti locus of control, dominasi ego individu. Faktor situasional seperti budaya organiasasi, karakteristik di tempat kerja, tuntutan pekerjaan. Ketika seseorang dihadapkan pada dilema etika, maka individu akan mempertimbangkan secara kognitif dalam pikirannya. Kesadaran kognitif moral seseorang akan tergantung pada tingkat perkembangan moral. Pembentukan tentang pemahaman moral issue akan tergantung pada faktor individual (pengalaman, orientasi etika dan komitmen pada profesi dan situasional organisas (nilai etika organisasi) 3. Jelaskan berbagai riset ynag berkaitan dengan perilaku etis akuntan a. Perilaku manajer dalam situasi dilema etika (Kidwell, Stevens, Bethke) “manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan etis. Mereka cenderung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilematis, sehingga lebih berperilaku etis dibandingkan dengan yunior (pemula)” b. Pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya “ Untuk memperkuat komitmen profesioanl seorang akuntan/auditor perlu waktu dalam keterlibatannya pada setiap tugas dan menerima manfaat dari komunitas profesinya berupa dukungan moral bekerja lebih baik dan bertanggung jawab” 4. Jelaskan peran studi pengembangan etika dalam riset akuntansi keperilakuan Membuktikan nilai etika sebagai komponen utama kultur individu dan kultur komunitas profesi akuntan yang merupakan acuan untuk mengarahkan anggota-angotanya dalam menghadapi lingkungan internal dan eksternal (lingkungan yang terbentuk dari nilai etika individu dari manajemen formal /informal terhadap situasi etika dalam organisasi
Mempertegas nilai etika sebagai patokan dalam menggambarkan aktivitas yang dikerjakan merupakan hal yang etis atau tidak etis 5. Jelaskan beberapa studi pengembangan etika akuntan a. Studi terhadap orientasi etika individu (Cohen, Pant, Sharp, dan Finegan) Orientasi etika (ethical ideology) berarti mengenai konsep diri dan perilaku pribadi. Setiap orientasi etika individu ditentukan oleh kebutuhannya. Kebutuhan tersebut akan berinteraksi dengan pengalaman dan sistem nilai individu yang akan menentukan harapan atau tujuan dalam setiap perilakunya, sehingga pada akhirnya individu tersebut akan menentukan tindakan apa yang akan diambilnya. b. Studi orientasi etika dan profesional Individu yang memiliki idealisme secara otomatis akan memelihara tata cara pekerjaannya sesuai dengan standar profesional dan etika, sehingga kedua hal tersebut akan menjadi arahan dalam bekerja. c. Studi evaluasi dan nilai etika (Forsyth) Kemampuan individu untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan nilai etika dalam suatu kejadian. Etika menunjukkan pandangan yang diadopsi oleh masing-masing individu ketika menghadapi masalah yang membutuhkan pemecahan dan penyelesaian etika atau dilema etika