BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar D asar Teori Teori Analisa Kuantitatif dan Kualitatif
Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut snalisis kuanlitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Umumnya dalam kuliah kimia, para maha mahasis siswa wa perta pertama ma kali kali dihada dihadapka pkan n dengan dengan anali analisi siss kuali kualitat tatif if ketik ketikaa sejum sejumla lah h unsur unsur dipisahkan dan diidentifikasi melalui pengendapan dengan hydrogen sulfide. sulfide . Produk-produk Produk-produk organi yang disintetis dalam laboratprium bisa diidentifikasi dengan menggunakan tekniktekni teknik k instru instrume menta ntasi si sepert sepertii spektr spektrosk oskopi opi infra inframe mera rah h dan dan resona resonansi nsi magne magneti ti nukli nuklir r (Underwood, 1998).
!ata yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat digunakan untuk menetapkan komponen atau penyusun bahan tersebut (Haryadi, 1993). Prinsip Prinsipnya nya adalah adalah reaksi reaksi pengenda pengendapan pan yang yang epat epat menapa menapaii kesetim kesetimbang bangan an pada penambahan
tiap titrasi,
tidak
ada pengotor
yang
mengganggu
dan
diperkirakan
indikator"diperlukan indiator untuk melihat titik akhir titrasi (Khopkar, 2003). Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. #at yang ditetapkan tersebut, yang seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyunsun entah sebagian keil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. $ika zat yang dianalisa dianalisa %analit& %analit& tersebut menyunsun lebih dari sekitar '( dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konsiuen sebagai konsiuen utama. utama. #at itu dianggap konsiuen !inor jika jumlahnya berkisar antara ),)' hingga '( dari sampel. *erakhir, *erakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang dari ),)'( dianggap sebagai konsiuen peunu (ra"e) (Underwood, 1998). Klarifikasi Klarifikasi lain dari analisis analisis kuantitatif kuantitatif bisa didasarkan didasarkan pada ukuran dari sampel yang tersedia untuk dianalisis. Pembagiannya tidak jelas, tetapi seara kasar dapat diungkapkan sebagai berikut: berikut: jika sampel memiliki memiliki bobot lebih dari ),' g, maka analisanya analisanya terakup dalam analisis !akro, jika sampel sampel memili memiliki ki bobot bobot sekitar sekitar ') sampai sampai ')) mg, maka maka analisis analisisnya nya disebut disebut analisis analisis se!i!ikro+ se!i!ikro+ analisi analisiss !ikro !ikro dipakai untuk sampel dengan bobot di antara ' sampai ') mg+ dan analisis ulra!ikro meli melingk ngkupi upi sampel sampel dalam dalam orde orde mikro mikrogra gram m (Underwood, 1998).
Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah %dalam ilmu sosial& atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji seara langsung (#udar!ad$i, 1989).
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 2
#at yang yang ditetap ditetapkan kan tersebut tersebut seringka seringkali li dinyatak dinyatakan an sebagai sebagai konstit konstituen" uen"anal analit it yang yang menyusun sebagian besar atau sebagian keil dari sample yang dianalisis (Underwood, 2002). Kata analisa %analisis& berasal dari bahasa unani kuno yang masuk kedalam bahasa atin modern yaitu kata analusis yang berarti melepaskan. Kata analusis sendiri terdiri atas dua dua suku suku kata kata,, yaitu aitu ana ana yang berarti kembali dan dan luei luein n yang yang berarti berarti melepas melepas sehingga sehingga analuein berarti analuein berarti melepas kembali atau mengurai (#udar!ad$i, 1989). Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang menari kadar kandungan komponenkomponen yang terdapat dalam suatu uplikan atau sampel (%ud$aa!aka, 2002). Anal Analis isaa kuanti kuantita tati tiff bertu bertujua juan n menen menentu tukan kan kadar kadar ion atau atau molek molekul ul suatu suatu samp sampel el (#u!ard$o, 200&).
uatu analisis yang lengkap terdiri dari lima tahap utama : %'& penuplikan sampel, yaitu pemilihan suatu sampel yang representati/e dari material yang dianalisis+ %0& pelarutan sampel+ %1& kon/ersi analit menjadi suatu bentuk yang ook untuk diukur+ %2& pengukuran+ serta %3& perhitungan dan penafsiran dari hasil pengukuran tersebut. eringkali para pemula hanya melaksanakan tahap 2 dan 3, karena biasanya tahap-tahap ini merupakan tahap yang paling mudah (Underwood, 1988). elain elain tahap-t tahap-tahap ahap yang disebutk disebutkan an di atas, atas, ada beberapa beberapa tahap operasi operasi lain lain yang yang dibut dibutuhk uhkan. an. $ika $ika samp sampel el berup berupaa zat zat padat padat,, mungk mungkin in kita kita perlu perlu menge mengeri ringk ngkan an sebelu sebelum m menganalisisnya. Pengukuran berat yang akurat terhadap sampel tersebut %atau /olumenya jika berupa gas& harus dilaksanakan karena hasil-hasil kuantitatif biasanya dilaporkan dalam suatu relatif, misalnya, jumlah gram analit per ')) g sampel %persen berat& (Underwood, 1988). *itrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi redoks. Pada titrasi redoks, sampel yang dianalisis dititrasi dengan suatu indikator yang bersifat sebagai reduktor atau oksidator, tergantung tergantung sifat dari analit sampel dan reaksi yang diharapkan terjadi dalam dalam anali analisi sis. s. *itik itik ekui/ ekui/al alen en pada pada titra titrasi si redoks redoks tera terapai pai saat saat juml jumlah ah ekui/a ekui/ale len n dari dari oksidator telah setara dengan jumlah ekui/alen dari reduktor. 4ebrapa ontoh dari titrasi redoks redoks antara antara lain lain adalah adalah titrasi titrasi permanga permanganom nometri etri dan titrasi titrasi iodimet iodimetri. ri. *itra *itrasi si iodimet iodimetri ri menggunakan larutan iodium %50& yang merupakan suatu oksidator sebagai larutan standar. arutan arutan iodium iodium dengan dengan konsent konsentrasi rasi tertent tertentu u dan jumlah jumlah berlebih berlebih ditamba ditambahkan hkan ke dalam dalam sampel, sehingga terjadi reaksi antara sampel dengan iodium. elanjutnya sisa iodium yang berlebih dihiung dengan ara mentitrasinya dengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor (Karyadi, 199'). *itrimetrik adalah salah satu di/isi besaran dalam kimia analitik. Perhitungan yang ter teraku akup p di dalam dalamny nyaa didasa didasarka rkan n pada pada hubung hubungan an stoiki stoikiom ometr etrik ik dari dari reaks reaksii kimi kimiaa yang yang sederhana. Analisis dengan metode titrimetrik didasarkan pada reaksi kimia seperti berikut: Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 3
A 6 *
α
produk
!imana α molekul analit, A, bereaksi dengan molekul pereaksi, *. Pereaksi *, yang disebut titran, ditambahkan seara kontinu, biasanya dari sebuah buret, dalam wujud larutan yang konsentrasinya diketahui. arutan ini disebut larutan sandar , dan konsentrasinya ditentukan dengan sebuah proses yang dinamakan sandarisasi. Penambahan dari titran tetap dilakukan sampai jumlah * seara kimiawi sama dengan yang telah ditambahkan pada A. selanjutnya akan dikatakan titik e7ui/alen dari titrasi telah diapai. Agar diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, kimiawan dapat menggunakan bahan kimia yaitu indikaor , yang bereaksi terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa saja terjadi persis pada titik eki/alen, tetapi bisa juga tidak. *itik dalam titrasi dimana indikator berubah warnanya disebut iik akhir. *entu saja diharapkan, bahwa titik akhir ini sedekat mungkin dengan titik eki/alen. Pemilihan indikator untuk membuat kedua titik sama %atau mengoreksi perbedaan diantara keduannya& adalah satu aspek yang penting dalam analisis titrimetrik. 5ndikator /isual hanyalah satu diantara beberapa metode yang dipergunakan untuk mendeteksi titik akhir dari titrasi. *eknik lain, yang mendeteksi perubahan tiba-tiba dalam sebuah kondisi fisika atau kimia suatu larutan, juga ada (Underwood, 2002). Analisis titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi dibandingkan dengan analisis /olumetri (%ud$aa!aka, 199'). Analisa titrimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran /olume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi seara stoikiometri dengan zat yang ditentukan (iai, 200&). 5stilah titrasi mengau pada proses pengukuran /olume dari titran yang dibutuhkan untuk menapai tiitk eki/alen. Alih-alih istilah an8lisis titrimetrik telah bertahun-tahun istilah an8lisis olu!erik dipergunakan. Kendatipun demikian, istilah iri!erik lebih diminati karena pengukuran /olumen tidak harus terikat dengan titrasi. !alam an8lisis yang jelas, misalnya, seorang dapat mengukur /olumen dari suatu gas (Underwood, 2002). 9eaksi kimia yang mungkin diperlakukan sebagai basis dari penentuan titrimetrik telah dikelompokkan ke dalam empat tipe : '. asa!*+asa. Ada sejumlah besar asam dan basa yang dapat ditemtukan oleh titrimetrik. $ika A mewakili asam yang akan ditentukan dan 4 mewakili basa, reaksinya adalah sebagai berikut: A 6 ;Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
A- 6 0;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - !
dan 4 6 1;6
46 6 0;
*itran pada umumnya adalah larutan standar dari elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida. 0. ksidasi*reduksi %redoks&. 9eaksi kimia yang melibatkan oksidasi-reduksi diperginakan seara luas dalam an8lisis titrimetrik. ebagai ontoh, besi dengan tingkat oksidasi 60 dapat dititrasi dengan sebuah larutan est8ndar dari serium %5<& sulfat : =e06 6 >e26
=e16 6 >e16
Unsur pengoksidasi lainnya yang sering dipergunakan sebagai titran
adalah kalium
permanganat, K?n;2. 9eaksinya dengan besi %55& dalam larutan asam adalah 3=e06 6 ?n;2- 6 @6
3=e16 6 ?n06 6 20;
1. %engendapan. Pengendapan dari kation perak dengan anion halogen dipergunakan seara luas dalam prosedur titrimetrik. 9eaksinya adalah sebagai berikut Ag6 6 -
Ag
!i mana - berupa ion klorida, bromida, iodida, ataupun tiosianat %>B-&. 2. %e!+enukan ko!pleks. >ontoh dari reaksi dimana terbentuk suatu kompleks stabil antara ion perak dan sianida : Ag6 6 0>B-
Ag%>B&0-
9eaksi ini adalah sebagai dasar dari metode -ie+ig untuk penetapan sianida. Pereaksi organik tertentu, seperti asam etilenadiaminatetraasetat %C!*A&, membentuk kompleks stabil dengan jumlah ion logam dan digunakan seara luas untuk penentuan titrimetrik dari logam-logam ini (Underwood, 2002). ejauh ini, relatif sedikit reaksi kimia yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk titrasi. ebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan: '. 9eaksi tersebut harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu. eharusnya ada reaksi sampingan. 0. 9eaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik eki/alensi. >ara lain untuk mengatakannya adalah bahwa konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar. $ika persyaratan ini dipenuhi, akan terjaadi perubahan yang besar dalam konsentrasi analit %atau titran& pada titik eki/alensi. 1. arus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik eki/alen terapai. arus tersedia beberapa indikator atau metode instrumental agar analis dapat menghentikan penambahan dari titran. Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - "
2. !iharapkan reaksi tersebut berjalan epat, sehingga titrasi dapat diselesaikan dalam beberapa menit. (Underwood, 2002).
Perhatikan, sebagai ontoh dari suatu reaksi ook untuk titrasi, penentuan konsentrasi dari larutan asam klorida melalui titrasi dengan natrium hidroksida standar. anya satu reaksi. 1;6 6 ;-
KD ' E ')'2
00;
!an reaksi ini berjalan epat. 9eaksi ini berlangsung sampai benar-benar selesai. Pada titik eki/alen p larutan berubah beberapa bagian untuk beberapa tetes titran, dan tersedia sejumlah indikator yang bereaksi pada perubahan p ini dengan berubah warna. !engan kata lain, reaksi antara asam borat dengan natrium hidroksida, 4;0 6 ;-
4;0- 6 0;
KD F ')2
*idak ukup sempurna untuk memenuhi persyaratan 0+ konstanta kesetimbangan hanya sekitar F E ')2. Untuk alasan ini, perubahan p untuk beberapa tetes titran pada titik e7ui/alen sangat keil, dan isi titran yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan dengan akurasi tinggi (Underwood, 2002). 9eaksi antara etil alkohol dengan asam asetat juga tidak ook untuk titrasi, karena sangat lambat untuk kenyamanan dan tidak berjalan baik sampai selesai. 9eaksi antara timah%55& dengan kalium permanganat tidak memuaskan kalau udara tidak hilang. 9eaksi sampingan dapat terjadi karena timah telah teroksidasi dahulu dengan oksigen dalam atmosfer. Pengendapan dari ion metal tertentu oleh ion sulfida memenuhi semua persyaratan di atas terkeuali nomor 1+ karena tidak tersedia indikato yang ook (Underwood, 2002).
Pengertian Iodometri
5stilah oksidasi mengau pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. 4erarti proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkan
reduksi memperoleh elektron.
;ksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi. ebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi. ;ksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. 5stilah oksidator reduktor mengau kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja (ra"hies, 2012). ;ksidator lebih jarang ditentukan dibandingkan reduktor. Bamun demikian, oksidator dapat ditentukan dengan reduktor. 9eduktor yang lazim dipakai untuk penentuan oksidator adalah kalium iodida, ion titanium%555&, ion besi%55&, dan ion /anadium%55& (ra"hies, 2012).
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - #
!alam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi %iodimetri&. 5odimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau penetapan kuantitatif yang pada dasar penentuannya adalah jumlah 50 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion iodida . 5odimetri adalah titrasi redoks dengan 50 sebagai penitar (ra"hies, 2012). *itrasi iodometri merupakan titrasi langsung terhadap zat G zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium G iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. >ara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu seara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi seara kuantitatif pada titik eki/alennya (ra"hies, 2012). 5odometri adalah analisa titrimetrik yang seara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi 555, tembaga 55, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. 5odin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat (akh!i, 2012). arutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosulfat. Haram ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Ba00;1.3 0;. arutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan seara langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. arutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. ejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. 5odium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan
dan penimbangan.
ebih sering digunakan
pereaksi
yang kuat yang
membebaskan iodium dari iodide, suatu proses iodometri (akh!i, 2012). *itik eki/alen ditunjukkan dengan indikator amilum yang memberi warna biru dengan iod. !engan iodometri dapat ditentukan kadar zat-zat yang dapat bereaksi dengan iod atau zat-zat yang bereaksi dengan iodide %K5& membebaskan iod (akh!i, 2012). 4iasanya indikator yang digunakan adalah kanji"amilum. 5odide pada konsentrasi I')3 ? dapat dengan mudah ditekan oleh amilum. ensiti/itas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan yang keil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir titrasi. !engan formamida penyerangan kanji oleh mikroorganisme paling sedikit (akh!i, 2012). ?etode titrasi iodometri tak langsung adalah berkenaan dengan titrasi dan iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. !alam kebanyakan titrasi langsung dengan iod %iodometri&, digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodide %K5&, dan karena itu spesi reaksitifnya adalah ion triiodida, 51- (akh!i, 2012). Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - $
5odida adalah reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. 5odida tidak dipakai sebagai titran karena faktor keepatan reaksi dan kurangnya jenis indikator yang dapat dipakai untuk iodida. ;leh sebab itu, iodometri merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodida. enyawa iodida yang digunakan di dalam perobaan ini adalah K5 yang ditambahkan seara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk 50- (akh!i, 2012). 9eaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi oksidasi-reduksi dipergunakan seara luas dalam analisa titrimetrik. 5on-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi yang berbeda- beda, menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi redoks. !alam banyak prosedur analisis, analitnya memiliki lebih dari satu kondisi oksidasi sehinggaharus dikon/ersi menjadi satukondisi oksidasi tunggal sebelum titrasi (Underwood, 2002). 50 adalah oksidator lemah sedangkan iodide seara relatif merupakan reduktor lemah. Kelarutannya ukup baik dalam air dengan pembentukan trriodida %K51&. ;leh karena itu 50%s&6 0e- --------J 05- , C D F,0' adalah reaksi pada permulaan reaksi. 5odium dapat dimurnikan dengan sublimasi. 5a larut dalam larutan K5 dan harus disimpan dalam tempat yang dingin dan gelap (khopkar, 1990). !alam proses-proses analitik, iodin dipergunakan sebagai sebagai agen pengoksidasi %iodometri&, dan ion iodida dipergunakan sebagai agen pereduksi %iodometri&. !apat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang ukup kuat sebagai unsure reduksi untuk titrasi langsung dengan iodin, karena itu jumlah dari penentuan Gpenentuan iodometri adlah sedikit. Bamun demikian, banyak agen pengoksidasi yang ukup kuat untuk bereaksi seara lengkap dengan iodida, dan aplikasi dari iodometri ukup banyak. Kelebihan dari iodida ditambahkan ke dalam agen pengoksidasi yang sedang ditentukan, membebaskan iodin, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. 9eaksi antara iodin dan natrium toisulfat berlangsung sempurna. 4anyak agen pengoksidasi yang ukup kuat dianalisa dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksidasi membutuhkan suatu larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat biasa digunakan sebagai titrannya. Batrium tiosulfat umumnya dibeli sebagai pentahidrat,B00;1.30;, dan larutan G larutannya distandarisasi terhadap sebuah standar primer. arutan larutan tersebut tidak stabil dalam jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat sering kali ditambahkan sebagai bahan pengawet. 5odin mengoksidasi tiosulfat sebagai ion tetrationat. 9eaksinya berjalan epat sampai selesai dan tidak ada reaksi sampingan. 4erat eki/alen dari B00;1.30; adalah berat molekularnya 02@,'L karena satu eletron per satu molekul hilang. ejumlah substansi dapat dipergunakan sebagai standarstandar primer untuk larutan-larutan tiosulfat. 5odin murni merupakan standar yang jelas
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - %
namun jarang dipergunakan dikarenakan sulitnya dalam penanganan dan penimbangan. ang lebih sering dipergunakan adalah standar yang terbuat dari suatu agen pengoksidasi kuat yang akan membebaskan iodin dari iodida , sebuah proses iodometri (Underwood, 2002). *itrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan anorganik dapat ditentukan dengan ara ini. Bamun demikian, agar titrasi reoks ini dapat berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi : '. arus bersedia pasangan sistem eletron redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elekron seara stoikiometri. 0. 9eaksi redoks harus berjalan ukup epat dan berlangsung seara teratur. 1. arus tersedia ara penentuan titik akhir yang sesuai. (iai, 200&).
arutan baku iod dapat dibuat dari unsur murninya. tandarisasinya dapat dilakukan dengan asam arsenit %1As;1& sebagai standar primernya. Kelemahannya adalah : '. arutan iod adalah oksidator lemah, tak stabil karena mudah menguap. 0. !apat mengoksidasi karet, gabus dan zat-zat organik lainnya. 1. !ipengaruhi oleh udara dengan reaksi sebagai berikut : 25- 6 ;0 6 26
050 6 00;
2. *idak dapat dilakukan pada suasana basa, yakni pada p J M karena akan terjadi reaksi sebagai berikut : 50 6 ;1;5 6 1;-
;5 6 505- 6 5;1- 6 10;
(/+nu, 200).
Penentuan kandungan iodium dalam berbagai sampel telah dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah titrasi iodometri. ?etode ini merupakan metode kon/ensional berdasarkan reaksi redoks yang sering digunakan dalam analisis iodium tetapi banyak mempunyai kelemahan. ?etode lain adalah spektrofotometri, kromatografi air kinerja tinggi, metode akti/asi netron, spektofotometri berdasarkan reaksi redoks antara serum %>e& dan arsen %As& (ahyadi, 200'). $ika ion iodida dengan suasana asam diampur dengan ion dikromat maka iodida dioksidasi menjadi 50. Persamaan reaksi sebagai berikut : F5- 6 '2 6 6 >r0;L0-
150 6 >r16 6 L0;
edangkan jika ditambahkan dengan ion hipoklorit akan terbentuk 50 dengan melepas 5-. $ika ditambahkan indiator kanji akan terbentuk warna hitam kebiruan dalam larutan yang netral atau sedikit atau sedikit basa (ogel, 1990). Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - &
!alam titrasi iodometri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang ukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. ubstansi-substansi penting yang ukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin yaitu zat-zat dengan potensial reduksi yang jauh lebih rendah adalah tiosulfat, arsenik %555&, antimon %555&, sulfida, sulfit, timah %55& dan ferosianida, zat-zat ini bereaksi lengkap dan epat dengan iod bahkan dalam larutan asam. !engan zat pereduksi yang agak lemah, misal arsen tri/alen atau stibium tri/alen, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau sangat sedikit asam, pada kondisi ini potensial reduksi dari zat pereduksi adalah minimum atau daya mereduksinya adalah maksimum (ra"hies, 2012). ?etode titrasi iodometri langsung %kadang-kadang dinamakan iodimetri& mengau pada titrasi dengan suatu larutan iod standar. ?etode titrasi iodometri tak langsung kadang-kadang diamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalamreaksi kimia (ogel, 199'). *itrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. ?etode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stokiometri yang sederhana pelaksanaannya, praktis dan tidak banyak masalah dan mudah (urir$awai, 2012). 5odometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawasenyawa yang mempunyai oksidasi lebih besar dari sistem iodium-iodida atau senyawasenyawa yang bersifat oksidator seperti >u;2 30;. Pada 5odometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. 4anyaknya /olume tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel. Prinsip penetapannya yaitu bila zat uji %oksidator& mula-mula direaksikan dengan ion iodida berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan larutan tiosulfat (ra"hies, 2012).
5odometri adalah bahan pengoksidasi yang mengoksidasi Kalium iodida %K5& dalam suasana asam, sehingga 5od yang dibebaskan kemudian ditentukan dengan menggunakan larutan baku Batrium tiosulfat. >ontohnya pada penetapan kadar *embaga %55& sulfat (ah!a, 2013).
5odometri adalah analisa titrimetrik yang seara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi 555, tembaga 55,Kalium Permanganat dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. 5odin yang terbentuk akan ditentukn dengan
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1'
menggunakan larutan baku tiosulfat .Pada titrasi iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan 5- %iodide& untuk menghasilkan 50, 50 yang terbentuk seara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. !ari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali (4e!a, 2011). 5odium hanya sedikit sekali larut dalam air %),))'12 mol"liter pada 03o>&, namun sangat mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. 5odium membentuk kompleks triiodida dengan iodida, dengan tetapan keseimbangan L') pada 03o>. Penambahan K5 untuk menurunkan keatsirian dari iod, dan biasanya ditambahkan K5 1-2 ( dalam larutan ),' B dan kemudian wadahnya disumbat baik-baik dan menggunakan botol yang berwarna gelap untuk menghindari penguraian 5; oleh ahaya matahari (urir$awai, 2012). Pada proses iodometri atau titrasi tidak langsung banyak zat pengoksid kuat yang dapat dianalisis dengan menambahkan K5 berlebihan dan mentitrasi iodium yang dibebaskan. Karena banyak zat pengoksid yang menuntut larutan asam untuk bereaksi dengan iodida, natrium tiosulfat lazim digunakan sebagai titran. 4eberapa tindakan penegahan perlu diambil untuk menangani K5 untuk menghindari galat. ?isalnya ion iodida dioksidai oleh oksigen di udara : 2 6 6 2 5- 6 ;0
0 5 0 6 0 0;
(urir$awai 4l uri, 2012).
9eaksi ini lambat dalam larutan netral namun lebih epat dalam larutan asam dan diperepat dengan ahaya matahari. etelah penambahan K5 ke dalam suatu larutan %asam& dari suatu zat pengoksid larutan tak boleh dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan udara, karena akan terbentuk tambahan iodium oleh reaksi tersebut di atas (urir$awai, 2012). Pada titrasi iodometri titrasi harus dalam keadaan asam lemah atau nertal karena dalam keadaan alkali akan terbentuk iodat yang terbentuk dari ion hipoiodit yang merupakan reaksi mula-mula antara iodin dan ion hidroksida, sesuai dengan reaksi : 50 6 ;0 1 5;-
5 6 5;5;1- 6 0 5-
(urir$awai, 2012).
!alam keadaan alkali ion-ion ini akan mengoksidasi sebagian tiosulfat menjadi ion sulfat sehingga titik kesetarannya tidak tepat lagi. Bamun pada proses iodometri juga perlu dihindari konsentrasi asam yang tinggi karena asam tiosulfat yang dibebaskan akan mengendap dengan pemisahan belerang, sesuai dengan reaksi berikut : 0;1D 6 0 6 @ 00;1
00;1 @ 0; 6 @ ; 0 6 @ (urir$awai 4l uri, 2012).
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 11
arutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. 4akteri yang memakan belerang akan masuk ke dalam larutan ini dan proses metaboliknya akan mengakibatkan pembentukan ;1D, ;2D dan belerang koloidal (urir$awai, 2012). *iosulfat diuraikan dalam bentuk belerang dalam suasana asam sehingga endapan mirip susu. *etapi reaksi tersebut lambat dan tak terjadi jika larutan dititrasikan ke dalam larutan iodium yang asam dan dilakukan pengadukan yang baik. 5odium mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetraionat. 50 6 0 0;1D
0 5- 6 2;FD
(urir$awai, 2012).
9eaksi ini sangat epat dan berlangsung sampai lengkap benar tanpa reaksi samping. !alam larutan netral atau sedikit sekali basa oksidasi ke sulfat tidak terjadi terutama jika digunakan iodium sebagai titran (urir$awai, 2012). 5odometri menurut penggunaan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : '.
*itrasi iod bebas.
0.
*itrasi oksidator melalui pembentukan iodium yang terbentuk dari iodida.
1.
*itrasi reduktor dengan penemtuan iodium yang digunakan.
2.
*itrasi reaksi, titrasi senyawa dengan iodium melalui adisi atau subsitusi.
(urir$awai, 2012).
?etode titrasi langsung %kadang-kadang dinamakan iodimetri& mengau kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. ?etode titrasi iodometri tak langsung %kadang-kadang dinamaka iodometri&, adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (ogel, 199'). ?etode titrasi iodometri yaitu titrasi tidak
langsung dimana mula-mula iodium
direaksikan dengan iodida berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan natrium thiosulfat. Batrium tiosulfat dapat dengan mudah diperoleh dalam keadaan kemurnian yang tinggi, namun selalu ada saja sedikit ketidakpastian dari kandungan air yang tepat, karena sifat flouresen atau melapuk-lekang dari garam itu dan karena alasan-alasan lainnya. Karena itu, zat ini tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai larutan baku standar primer (4e!a, 2011).
Pembakuan larutan natrium tiosulfat dapat dapat dilakukan dengan menggunakan kalium iodat, kalium kromat, tembaga dan iod sebagai larutan standar primer, atau dengan kalium permanganat atau serium %5<& sulfat sebagai larutan standar sekundernya. Bamun pada perobaan ini senyawa yang digunakan dalam proses pembakuan natrium tiosulfat adalah kalium iodat standar. arutan thiosulfat sebelum digunakan sebagai larutan standar dalam proses iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium iodat yang
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 12
merupakan standar primer. arutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sulfat pekat, warna larutan menjadi bening. !an setelah ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi oklat kehitaman. =ungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida bila berada pada suasana basa iodium akan bereaksi dengan hidroksida menghasilkan ion hipoidit yang pada akhirnya menghsilkan ion iodat sehingga apabila terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar dari iodium akibatnya akan mengoksidasi thiosulfat tidak hanya menghasilkan tetrationat sehingga menyulitkan perhitungan (4e!a, 2011). ?etode titrasi iodometri langsung %kadang-kadang dinamakan iodimetri& mengau pada titrasi titrasi dengan suatu larutan iod standar. ?etode titrasi iodometri tak langsung kadangkadang diamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dar sistem re/ersibal : 506 0e
05-
Adalah ),3123 /olt. Persamaan di atas mengau kepada suatu larutan air yang jenuh dengan adanya
iod
padat. 9eaksi
sel
setengah ini
akan terjadi
misalny menjelang akhir
titrasi dariiodidda menjadi relati/e lebih rendah. !ekat permulaan atau dalam kebanyakana titrasiiodometri, bila ion iodide berlbih, maka terbentulah ion triioidida : 50 %a7& 6 5-
51-
Karena iod mudah larut dalam larutan iodida. 9eaksi sel-setengah itu lebih baik di tulis sebagai: 51- 6 0e
51 -
!an potensial reduksi standarnya adalah ),3133 /olt. ?aka, iod atau ion tri-iodida merupakan zat pengoksidasi yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat, kalium dikromat, dan serium %5<& sulfat (ogel, 199'). Pada titrasi iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan 5- %iodide& untuk menghasilkan 50, 50 yang terbentuk seara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. !ari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali (%uspaningru!, 2008). 5odida adalah reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. 5odida tidak dipakai sebagai titrant hal ini disebabkan karena fator keepatan reaksi dan kurangnya jenis indiator yang dapat dipakai untuk iodide. ;leh sebab itu titrasi kembali merubakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodide. enyawaan iodide umumnya K5 ditambahkan seara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk 50. 50 yang terbentuk adalah e7ui/alent dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan. $umlah 50 ditentukan dengan menitrasi 50 dengan larutan standar tiosulfat Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 13
%umumnya yang dipakai adalah Ba00;1& dengan indiator amilum jadi perubahan warnanya dari biru tua kompleks amilum - 50 sampai warna ini tepat hilang (%uspaningru!, 2008). 9eaksi yang terjadi pada titrasi iodometri untuk penentuan iodat adalah sebagai berikut: 5;1- 6 3 5- 6 F6 50 6 0 0;10-
150 6 0; 05- 6 2;F0-
(%uspaningru!, 2008).
etiap mmol 5;1- akan menghasilkan 1 mmol 50 dan 1 mmol 5 0 ini akan tepat bereaksi dengan F mmol 0;10- %ingat ' mmol 50 tepat bereaksi dengan 0 mmol 0;10-& sehingga mmol 5;1- ditentukan atau setara dngan '"F mmol 0;10- (%uspaningru!, 2008). Karena analit yang bersifat sebagai oksidator dapat mengoksidasi tiosulfat menjadi senyawaan yang bilangan oksidasinya lebih tinggi dari tetrationat dan umumnya reaksi ini tidak stoikiometri. Alasa kedua adalah tiosulfat dapat membentuk ion kompleks dengan beberapa ion logam seperti 4esi%55& (%uspaningru!, 2008). 4eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi 5odometri adalah Penambahan amilum sebaiknya dilakukan saat menjelang akhir titrasi, dimana hal ini ditandai dengan warna larutan menjadi kuning muda %dari oranye sampai oklat akibat terdapatnya 50 dalam jumlah banyak&, alasannya kompleks amilum-50 terdisosiasi sangat lambat akibatnya maka banyak 50 yang akan terabsorbsi oleh amilum jika amilum ditambahkan pada awal titrasi, alasan kedua adalah biasanya iodometri dilakukan pada media asam kuat sehingga akan menghindari terjadinya hidrolisis amilum (%uspaningru!, 2008). *itrasi harus dilakukan dengan epat untuk meminimalisasi terjadinya oksidasi iodide oleh udara bebas. Pengookan pada saat melakukan titrasi iodometri sangat diwajibkan untuk menghindari penumpukan tiosulfat pada area tertentu, penumpukkan konsentrasi tiosulfat dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi tiosulfat untuk menghasilkan belerang. *erbentuknya reaksi ini dapat diamati dengan adanya belerang dan larutan menjadi bersifat koloid %tampak keruh oleh kehadiran &. 0;10- 6 06
0;1 6
(%uspaningru!, 2008).
Pastikan jumlah iodide yang ditambahkan adalah berlebih sehingga semua analit tereduksi dengan demikian titrasi akan menjadi akurat. Kelebihan iodide tidak akan mengganggu jalannya titrasi redoks akan tetapi jika titrasi tidak dilakukan dengan segera maka 5- dapat teroksidasi oleh udara menjadi 50 (%uspaningru!, 2008). *itrasi iodometri adalah titrasi yamng mana dihasilkan 50 ketika analit yang bersifat sebagai agen pengoksidasi ditambahkan kedalam larutan 5- berlebih. elanjutnya 50 yang
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1!
terbentuk dititrasi dengan larutan tiosulfat. 5odometri bukan merupakan titrasi langsung %dire" iraion& karena terdiri dari 0 reaksi, yaitu : Analit 6 5-
50
50 6 *itran %larutan standar tiosulfat&
Produk
>ontoh : Penentuan kadar tembaga dalam sampel 0>u06 6 2550 6 00;10-
0>u5 6 50 05- 6 2;F0-
(ira 5eliana, 2013).
*itrasi iodimetri adalah titrasi langsung %dire" iraion& yang melibatkan iodin sebagai titran dan hanya ' reaksi. Analit %tidak diketahui konsentrasinya& 6 titran %50&
Produk %5-&
>ontoh: Penentuan kadar asam askorbat %& >F@;F 6 50
>FF;F 6 05- 6 06
5odin mengoksidasi asam askorbat seara epat dan menghasilkan asam dehidroaskorbat (ira 5eliana, 2013). !alam kebanyakan titrasi langsung dengan iod %iodimetri&, digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalah ion triiodida, 51-. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan 51- dan bukan dengan 50, misal: 51- 6 00;10-
15- 6 2;F0-
Akan lebih akurat daripada : 50 6 00;10-
05- 6 2;F0-
Bamun, demi kesederhanaan, persamaan dalam buku biasanya lebih banyak ditulis dengan rumus-rumus iod molekular kerimbang ion triiodida (ogel, 199').
Prinsip
5od bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. ion 5- siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron, sehingga 5- bertindak sebagai zat pereaksi (6ikipedia, 201'). *itrasi iodometri %redoksimetri& termasuk dalam titrasi dengan ara tidak langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Ba00;1. >ara ini digunakan untuk penentuan oksidator 0;0. Pada oksidator ditambahkan larutan K5 dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1"
dititrasi dengan Ba00;1. ebagai indikator, digunakan larutan kanji. *itik akhir titrasi pada iodometri apabila warna biru telah hilang (7ah!udy, 2013). !alam analisis perobaan 5odometri, iodium akan dititrasi dengan larutan standar sodium thiosulfate dengan indikator starh dalam keadaan p 1-2, sebab pada p netral reaksi ini tidak stoikiometri dengan reaksi oksidasi parsial thiosulfate menjadi sulfat. *itik akhir titrasinya didasrkan atas terbentuknya iodium bebas. Adanya iodium dapat ditunjukkan dengan adanya indikator amilum atau dengan pelarut organik %>>l atau >>l2& yang dapat mengekstraksi iodium dalam air. 9eaksi 5odometri : 50%padat& 6 0e N 05 pada beberapa literatur sering dituliskan 51- 6 0e N15(6ikipedia, 201').
Penentuan zat pereduksi
5od bebas bereaksi dengan larutan natrium tiosulfat sebagai berikut : Ba00;1 6 50 N 0 Ba5 6 Ba 02;F Pada reaksi tersebut terbentuk senyawa natrium tetrationat, Ba02;F , garam dari asam tetrationat. reaksi iodometri ini dapat ditulis dalam bentuk ion sebagai berikut : 00;1 6 50 N 0Ba5 6 2;F- 00;1- N 2;F- 6 0e ' grek natrium tiosulfat D ' mol, sedangkan ' grek 50 D O mol Ketika larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan larutan iod berwarna oklat gelap yang karakteristik dengan iod akan hilang. Ketika semua Ba02;F telah teroksidasi, maka kelebihan larutan iod akan menjadikan airan tersebut berwarna kuning puat. Karena itu dalam iodometri memungkinkan titrasi tanpa menggunakan indikator. namun kelebihan iod pada akhir titrasi memberikan warna yang samar, sehingga penetapan titik akhir titrasi %eki/alen& menjadi sukar. karena itu lebih disukai menggunakan reagen yang sensitif terhadap iod sebagai indikator+ yaitu larutan kanji yang membentuk senyawa adsorpsi berwarna biru dengan iod (6ikipedia, 201'). !engan adanya larutan kanji, titik eki/len ditentukan dari kenampakan warna biru yang tetap pada kelebihan penambahan satu tetes iod. ebaliknya, dimungkinkan juga untuk menitrasi larutan iod dengan tiosulfat sampai kelebihan satu tetes tiosulfat menghilangakan warna biru larutan. !alam kasus ini larutan kanji harus ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik eki/alen, ketika iod tunggal sedikt dan larutan yang dititrasi berwarna kuning. $ika larutan kanji yang ditambahkan pada awal titrasi, ketika masih banyak terdapat iod dalam larutan, maka sejumlah besar senyawa iod-kanji yang terbentuk akan bereaksi lambat dengan
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1#
tiosulfat. !engan mengetahui normalitas larutan iod, /olume iod dan tiosulfat yang digunakan dalam titrasi, kita dapat memperoleh noramlitas titran %larutan tiosulfat. ebaliknya normalitas titran larutan iod dapat dihitung dari normalitas tiosulfat yang diketahui. 4erbagai zat pereduksi yang mampu mereduksi 50 menjadi ion 5 - ditentukan dengan ara sama, antaranya 0;1, 1As;1, b;1, 0 bebas, n>l0 (6ikipedia, 201'). Penentuan zat pengoksidasi
Karena zat pereduksi ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan iod, maka dalam penentuan zat pengoksidasi didasarkan pada reduksi oleh ion 5- sehingga harus digunakan larutan K5 untuk titrasi. Bamun, kenyataanya titrasi ini tidak dapat dijalankan karen auntuk menentukan titik eki/alenya tidak mungkin. Ketika oksidator seperi K0>r0;L dititrasi dengan laruta K5, menurut reaksi berikut: K 0>r 0;L 6 FK5 6 '2> N 15 0 6 @ K>l 6 0 >r>l 1 6 L0; (6ikipedia, 201').
Akhir reaksi ditandai oleh penghentian pelepasa iod. Bamun, keadaan tersebut tidak dapat diamati. Ketika larutan digunakan sebagai indikator, pengamatan 50 yang munul dapat terpantau dengan mudah %warna biru& namun bukan ketika erapai pembentukan 50 pertama kali. !alam kasus ini digunaan metoda substitusi tidak langsung, yaitu pada ampuran kalium iodida dan larutan asam %dalam jumlah berlebih& ditambahkan dengan /olume tertentu oksidator yang akan ditentukan %sebagai ontoh larutan K 0>r 0;L &. Kemudian dibiarkan sekitar 3 menit untuk menyelesaikan reaksi tersebut. selanjutnya ion yang dilepaskan dititrasi denga tiosulfat. 4anyaknya grek iod eki/alen dan grek tiosulfat akan sama dengan zat pengoksidasi %K 0>r 0;L&. Karena itu meski penentuan K 0>r 0;L dan Ba00;1 masing-masing tidak bereaksi langsung, namun banyaknya akan eki/alen, dengan perhitungan berikut: r0;L . BK0>r0;L D < Ba00;1 . B Ba00;1 (6ikipedia, 201').
Penentuan zat pengoksidasi seara iodometri dapat dirangkum sebagai berikut: '.
K5 6 asam %berlebih dalam erlenmeyer& 6 oksidator yang akan ditetapkan % dengan memipet& N pelepasan 50
0.
50 6 Ba00;1 ---- 0 Ba5 6 Ba02;F %titrasi iod dengan tiosulfat& 4anyak zat pegoksidasi yang mampu mengoksidasi ion 5- menjadi 50 dapat ditentukan
seara iodometri dengan prosedur ini, diantaranya >l0, 4r 0, K?n;2, K>l;1, bubuk pemutih %>a;>l0&, garam dari B;0, hidrogen peroksida, garam ferri, garam kupri, dan sebagainya (6ikipedia, 201').
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1$
arutan Baku •
Natrium T!iosulfat
Batrium thiosulfat umumnya dibeli sebagai penhidrat, Ba00;1. 30;, dan larutanlarutan tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali ditambah sebagai bahan pengawet (Kusu!awardhani, 2013). 5odin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat : 50 6 00;10-
05- 6 2;F0-
$ika p dari larutan diatas M, tiosulfat teroksidasi seara parsial menjadi sulfat : 250 6 0;10- 6 30;
@5- 6 0;20- 6 ')6
Standarisasi larutan"larutan tiosulfat
•
5odin murni adalah stnadar yang paling jelas namun jarang dipergunakan karena kesulitannya dalam penanganan dan penimbangan yang lebih sering dipergunakan adalah stanadar yang terbuat dari suatu agen pengoksidasi kuat yang akan membaskan ion iodin dari iodida, sebuah iodometrik (Kusu!awardhani, 2013). •
Kalium Dikromat
enyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian yang tinggi. enyawa ini mempunyai berat eki/alen yang ukup tinggi, tidak higroskipik, dan padat serta larutanya amat stabil. 4erat eki/alen dari kalium dikromat adalah seperenam dari berat molekulnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, seposi keil natrium bikarbonat atau es kering ditambahkan kelabu titrasi (Kusu!awardhani, 2013). •
Kalium iodidat dan Kalium Bromat
Kedua garam ini mengoksidasi iodida seara kuantitaif menjadi iodin dalam larutan asam. 9eaksi iodatnya berjalan ukup epat, reaksi ini juga hanya membutuhkan sedikit ion hidrogen untuk menyelesaikan reaksi. 9eaksi bromat berjalan lebih lamabat, namun keepatanya dapat ditingkatkan dengan menaikan konsentrasi ion hidrogen. 4iasanya sebuah amonium molibdat ditambah sebagai katalis (Kusu!awardhani, 2013). Kerugian utama dari kedua garam ini sebagai standar primer adalah bahwa barat eki/alen mereka keil. 4ereat e7ui/alen adalah seperenam dari berat molekular, dimana berat eki/alen K5;1 adalah 13,FL dan K4r;1 adalah 0L,@2. Haram kalium asam iodidat, K5;1. 5;1, dapat juga dipergunakan sebagai standar primer namun berat eki/alenya juga keil, seperduabelas dari berat molekulnya atau 10,2M (Kusu!awardhani, 2013). •
Tem#aga
*embaga murni dapat dipergunakan sebgai standar primer untuk natrium tiosulfat dan disarankan untuk dipakai ketika tiosulfatnya akan dipergunakan untuk menentukan tembaga.
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1%
*elah ditemukan bahwa iodin ditahan oleh adsorpsi pada permukaan dari endapan tembaga%5& iodida dan harus dipindahkan untuk mendapatkan hasil-hasil yang benar. Kalium tiosianat biasanya ditambahkan sesaat sebelum titik akhir titrasi terapai untuk menyingkirkan iodin yang diadsorbsi (Kusu!awardhani, 2013).
Indikator
Pada titrasi digunakan indikator kanji yang berbentuk ion komplek berwarna biru yang berasal dari amilum, reaksi yang menunjukkan adalah sebagai berikut: 50 6 amilum
50-amilum.
etelah dilakukan titrasi maka reaksi yang terjadi adalah: 50 6 00;10-
05- 6 2;F0-
(asse, 199').
Penggunaan indikator kanji atau amilum ini dalam proses titrasi natrium thiosulfat karena natrium thiosulfat lebih kuat pereaksinya dibandingkan dengan amilum sehingga amilum atau larutan kanji tersebut dapat didesak keluar dari proses reaksi tersebut. $adi hal ini menyebabkan warna berubah kembali seperti semula setelah dilakukannya titrasi dengan natrium thiosulfate (asse, 199'). edangkan ara tidak langsung disebut iodometri %oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan seara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit& (asse, 199'). !engan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan ' tetes titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator amilum"kanji (#ehla, 199).
*itrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir terapai. *etapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan 50 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. al ini dilakukan agar amilum tidak membungkus 50 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam (urir$awai 4l uri, 2012). 5ndikator yang digunakan dalam proses standarisasi ini adalah indikator amilum '(. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 1&
disebabkan sifat 50 yang mudah menuap. Pada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. ensiti/itas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum memiliki kelarutan yang keil dalam air, sehingga umumnya ditambahkan pada titik akhir titrasi (4e!a, 2011). arna larutan ),' B iodium adalah ukup kuat sehingga dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. 5odium juga memberikan warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Penggunaan indikator pelarut organik ini sangat penting terutama jika larutannya sangat asam sehingga kanji terhidrolisa, titrasinya berjalan sangat lambat dan larutannya sangat ener (ra"hie:, 2012). Kerugian pemakaian pelarut organik sebagai indikator antara lain pada saat titrasi harus digunakan labu bertutup gelas, selama titrasi harus digojog kuat-kuat untuk menyari iodium dari air dan kadang-kadang harus ditunggu pemisahannya. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kanji dengan adanya iod akan memberikan kompleks berwarna biru kuat yang akan terlihat apabila konsentrasi iodium 0E')-3 ? dan konsentrasi iodida lebih besar dari 0E')-2 ?. Kepekaan warna berkurang dengan kenaikan suhu larutan dan adanya pelarut-pelarut organik. Ada pendapat bahwa warna biru itu adalah dikarenakan adsorpsi iod atau ion triiodida pada permukaan makromolekul kanji. !alam konsentrasi iodida 2E')-3sudah memungkinkan iodium dalam konsentrasi 0E')-3 atau lebih memberikan warna biru yang nyata. $ika konsentrasi iodida dinaikkan tidak begitu berbeda intensitasnya, akan tetapi bila konsentrasi iodida diturunkan maka penurunan intensitas warna kelihatan. *anpa iodida, iodkanji tidak memberikan warna. Apabila suhunya dinaikkan maka kepekaan warna menurun. Pada suhu 3)( kepekaannya menjadi ')E lebih kurang daripada suhu 03(. Penambahan pelarut seperti etil alkohol menurunkan kepekaan juga. $ika mengandung 3)( atau lebih etanol menyebabkan warna tidak timbul. Kanji tidak dapat digunakan dalam medium yang sangat asam karena akan terjadi hidrolisis dari kanji itu (ra"hie:, 2012). Komponen utama kanji yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa memiliki rantai lurus dan memberikan warna biru jika bereaksi dengan iodium. Amilopektin memiliki rantai berabang dan memberikan warna merah /iolet jika bereaksi dengan iodium (ra"hie:, 2012). Keuntungan penggunaan kanji adalah harganya murah, sedangkan kerugiannya adalah tidak mudah larut dalam air dingin, tidak stabil pada suspensi dengan air, karenanya dalam proses pembuatannya harus dibantu dengan pemanasan (ra"hie:, 2012).
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 2'
arna larutan ),' B iodium adalah ukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. 5odium juga memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan %dispersi koloidal& kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Underwood, 198&). Penambahan indikator kanji sebaiknya dilakukan pada saat medekati titik akhir titrasi karena iod dengan kanji membentuk kompleks yang berwarna biru yang tidak larut dalam air dingin sehingga dikhawatirkan mengganggu penetapan titik akhir titrasi. Karena adanya kelemahan ini, dianjurkan pemakaian kanji natrium glukonat yang mana indikator ini tidak higroskopis+ epat larut dan stabil dalam penyimpanan+ tidak membentuk kompleks yang tidak larut dengan iodium sehingga boleh ditambahkan pada awal titrasi dan titik akhir jelas+ reprodusibel dan tidak tiba-tiba. ayangnya indikator ini harganya mahal (ra"hie:, 2012). 5ndikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium %55& iodida, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan etil alohol (urir$awai 4l uri, 2012). 5odium merupakan oksidator lemah. ebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang ukup kuat. !alam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi %iodimetri& dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi %iodometri&. 9elatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang ukup kuat untuk dititrasi seara langsung dengan iodium. ?aka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi ukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. uatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat ( 5ay ; Underwood, 1981). 5ndikator yang digunakan dalam proses standarisasi ini adalah indikator amilum ),3(. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat 50 yang mudah menuap. Pada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 21
bereaksi dengan titran sehingga warna biru mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. ensiti/itas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum memiliki kelarutan yang keil dalam air, sehingga umumnya ditambahkan pada titik akhir titrasi (7ah!udy, 2013).
Penerapan Iodometri
Kegunaan iodometri adalah untuk menetapkan kadar larutan iodin, larutan natrium tiosulfat dan zat-zat yang dapat bereaksi dengan iodida membebaskan iodin. !igunakan untuk analisis iodium dalam bentuk iodat dalam bumbu dapur, menguji produk ozon dengan bahan baku oksigen, menentukan bilagan peroksida. alah satu penerapan iodometri adalah pengujian analisis iodat dalam bumbu dapur. !alam suatu jurnal penelitian, Belson aksono menjelaskan bahwa program iodisasi garam dengan ara fortifikasi iodium ke dalam garam merupakan ara yang paling tepat guna dan ekonomis untuk menanggulangi masalah Hangguan Akibat Kekurangan 5odium %HAK5&. *etapi dalam perkembangannya ada beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium tidak efektif karena kadar iodiumnya akan berkurang bahkan hilang bila diampur dengan bumbu dapur. Untuk mengetahui lebih jauh, maka perlu dilakukan analisis keberadaan iodat dalam bumbu dapur dengan metode iodometri. !ari hasil pengujian metode iodometri terjadi penurunan kandungan iodat untuk masing-masing bumbu dapur yaitu abai sebesar L3,3(, ketumbar 3',21( dan meria 0),MM(. 5odometri hanya dapat menganalisis iodium dalam bentuk iodat saja sedangkan dalam matrik bumbu dapur yang mengandung senyawa-senyawa kimia kemungkinan iodat berada dalam beberapa bentuk senyawa. Prinsip metode iodometri adalah terjadinya perubahan warna setelah sampel dititrasi. Analisis ini sangat sulit dilakukan seara langsung untuk sampel yang berwarna seperti bumbu dapur. *etapi untuk lebih mengetahui hasil yang sudah didapat kiranya perlu juga dilakukan pengujian menggunakan metode iodometri selain menggunakan metode lain yaitu metode -ray =louresense %9=&. ?etode -ray =louresense dapat dipergunakan untuk menganalisis unsure iodium dalam sampel yang berwarna seperti halnya iodium dalam bumbu dapur. Prinsip pengukuran -ray =louresense berdasarkan atas terjadinya proses eksitasi eletron pada kulit atom bagian dalam ketika atom suatu unsur tersebut dikenai sinar , kekosongan elektron akan diisi oleh elektron bagian luar (#aksono, 2002). Sum#er Kesala!an Titrasi
4eberapa sumber kesalahan dalam titrasi iodimetri atau iodometri di antaranya : '. 5odium mudah menguap
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 22
0. !alam suasana asam, iodida akan dioksidasi oleh ;0 dari udara. (/an, 2011).
arutan iodium dalam air yang mengandung iodida berwarna kuning sampai jingga. 5ndikator kanji dengan iodium yang mengandung akan senyawa kompleks yang berwarna biru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatik an pada penggunaan indikator kanji, yaitu : a. Kanji tidak larut dalam air dingin b. uspensi kanji tidak stabil %mudah rusak& . enyawa kompleks iodium dengan kanji keadaannya stabil %tidak re/ersibel&, jika konsentrasi 50nya tinggi %pekat&. Penambahan indikator dilakukan setelah jumlah iodium seminimal mungkin. 5ndikator lainnya yang dapat dipakai pada iodometri adalah >>l2 dan >>l1. (/an, 2011).
ogam tembaga atau ion tembaga dapat ditetapkan kadarnya seara iodometri dengan ara mengubahnya menjadi ion tembaga %55& dan selanjutnya direaksikan dengan iodida dan 50 yang dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (/an, 2011). Untuk mendapatkan hasil titrasi yang sempurna dilakukan pada suasana p larutan 2-2,3. al ini dilakukan dengan menambahkan asam asetat sehingga terjadinya buffer asam asetat G natrium asetat. $ika pada larutan ion tembaga %55& terdapat asam mineral, tambahkan beberapa tetes larutan natrium karbonatsampai tidak terjadi gas dan bila ada endapan tambahkan beberapa tetes asam asetat (/an, 2011).
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 23
II.$ Aplikasi Industri Pengaru! Su!u Akti%asi Ter!adap Kualitas Kar#on Aktif Ber#a!an Dasar Tempurung Kelapa &osita Idrus' Boni Pa!lanop apanporo' (oga Satria Putr a Program tudi =isika, =?5PA, Uni/ersitas *anjungpura, Pontianak
Penda!uluan
Karbon aktif merupakan padatan berpori yang mengandung @3( - M3( karbon. 4ahan-bahan yang mengandung unsur karbon dapat menghasilkan karbon aktif dengan ara memanaskannya pada suhu tinggi. Pori-pori tersebut dapat dimanfaatkan sebagai agen penyerap %adsorben&. !alam penelitian ini dilakukan penelitian mengenai pembuatan karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa. Penelitian ini dilakukan dengan mem/ariasikan suhu pada proses akti/asi untuk melihat suhu optimum dari pembuatan karbon aktif serta uji mutu karbon aktif sesuai tandar 5ndustri 5ndonesia %55 Bo. )03@-LM&. Analisis uji yang dilakukan antara lain uji luas area permukaan pori, kadar air, kadar abu, daya serap karbon aktif terhadap larutan iod dan pemanfaatannya pada penjernihan air. !alam penelitian ini /ariasi suhu akti/asi yang digunakan pada rentang suhu 3))Q> sampai dengan ')))Q>. asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pemanfaatan limbah tempurung kelapa sebagai karbon aktif dan sebagai sumber informasi mengenai pengaruh suhu terhadap kualitas karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa. 5odimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri seara langsung yang mengau kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. alah satu sifat dari iodium adalah harga potensial standar %Co& iodium /erada pada daerah pertengahan yaitu iodium dapat digunakan sebagai oksidator maupun redukor. alaupun pada dasarnya iodium akan lebih gampang mengoksidasi dari pada mereduksi. ?enurut tandar Basional 5ndonesia %B5 Bo. )F-1L1)& kadar iod dalam karbon aktif menapai nilai maksimum L3) mg"g. Untuk pengujian kualitas karbon aktif pada penjernihan air, perlu diketahui p standar air bersih menurut !epartemen Kesehatan yaitu F,3-M,). )etodologi Penelitian
Alat yang digunakan adalah Peralatan penggiling atau penumbuk, !i selama 1 jam. Kemudian didinginan dalam desikator. elanjutnya ditambahkan 3) ml larutan iodin ),' B dan diaduk dengan !agnei" sirrer selama '3 menit. >ampuran disaring dan diambil
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 2!
sebanyak ') m filtrat. Kemudian filtrat dititrasi dengan larutan Ba00;1 ),' B sampai warna kuning berkurang. elanjutnya ditambahkan beberapa tetes amilum ' ( dan dititrasi kembali sampai larutan tidak berwarna. *itrasi juga dilakukan untuk larutan blanko yaitu titrasi terhadap larutan iod tanpa penambahan karbon aktif. *asil Dan Pem#a!asan
Pada proses akti/asi, suhu di/ariasikan dari suhu 3))o> sampai ')))o>, hal ini bertujuan untuk melihat hasil karbon aktif yang paling baik dari perubahan terhadap faktor suhu. elanjutnya karbon aktif yang dihasilkan dianalisis kualitasnya yang meliputi penetapan kadar air, kadar abu, daya serap karbon aktif terhadap larutan iodin dan penjernihan air dari hasil karbon aktif. !ari hasil pengujian, seara teori hasil karbon aktif dari suhu akti/asi ')))o> memiliki daya serap paling besar. Bamun dengan didiamkannya sampel 0-1 hari tersebut menyebabkan sampel berinteraksi dengan udara bebas sehingga karbon aktif yang memiliki daya serap tinggi menyerap air di lingkunganya lebih besar. al ini mengakibatkan kadar air dalam karbon aktif pun besar, dan terlihat pada *abel 1 persentase kadar air terbesar pada suhu '))) o> dengan L,L (. Penambahan larutan iod berfungsi sebagai adsorbat yang akan diserap oleh karbon aktif sebagai adsorbennya. *erserapnya larutan iod ditunjukkan dengan adanya pengurangan konsentrasi larutan iod. Pengukuran konsentrasi iod sisa dapat dilakukan dengan menitrasi larutan iod dengan natrium triosulfat ),' B dan indikator yang digunakan yaitu amilum. Simpulan
!ari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa suhu akti/asi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk. !ari uji kualitas karbon aktif yang dilakukan, kualitas karbon aktif yang terbaik diperoleh pada suhu '))) o> dengan kadar air L,L (, kadar abu ),@2 ( memenuhi standar 55 )03@-LM dan memiliki daya serap terhadap kadar iod sebesar 3@F,1'@ mg"g yang memenuhi standar B5 )F-1L1). Penjernihan air menggunakan karbon aktif dari suhu akti/asi '))) o> menghasilkan air yang paling jernih, tidak berbau dan memenuhi p est8ndar air %L,)-L,3&.
Laboratorium Kimia Analit Program Studi D3 Teknik Kimia TI - ITS