BAB III TELAAH JURNAL
3.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Konsep triage berasal dari kata kerja Perancis Perancis “trier” , yang berarti memilah atau menyeleksi. Konsep pertama dikenal selama Perang Dunia Pertama, ketika korban diurutkan atau diprioritaskan diprioritaskan sesuai dengan cedera yang diderita dan kondisi fisiknya , dengan tujuan memprioritaskan korban mana yang sebaiknya diberikan perawatan terlebih dulu. Hal tersebut memberikan pemikiran bahwa triage dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat . agian gawat darurat !"mergency Departement#, terutama di $merika %erikat !$% # , mulai menggunakan triage pada awal tahun &'()*an . $lasan untuk ini adalah adanya peningkatan jumlah pasien yang langsung dibawa ke bagian gawat darurat , meskipun pasien yang dirawat lebih banyak karena masalah narkoba, tindakan kekerasan dan trauma daripada kondisi pasien yang urgen. Proses triage dikembangkan untuk memilah pasien yang memerlukan perawatan segera dari pasien yang t idak akan terancam jiwanya jika mereka harus menunggu lebih lama untuk pengobatan . +riage saat ini sangat penting dalam sistem perawatan darurat , dan diharapkan bahwa perawat dapat bekerja dengan metode profesional ! rossman , &'''# . +riage adalah suatu proses dinamis dalam pengambilan keputusan , ketika pasien harus diprioritaskan sesuai dengan kondisi medis dan kesempatan untuk bertahan hidup pada saat datang di "D ! erdt- dan ucknall ))& , /ooper et al . , ))#. Handysides !&''(# mendefinisikan mendefinisikan triage sebagai suatu proses di mana pasien dikategorikan sesuai prioritasnya. Keputusan perawat di dasarkan pada masalah pasien,riwayat pasien,riwayat kesehatan, tanda dan gejala , keadaan umum , tanda*tanda 0ital dan kondisi fisik . rossman ! &'''# menyatakan bahwa triage juga mengatur masuknya pasien ke bagian gawat darurat dan bahwa perawat triase , dengan kemampuannya dalam memprioritaskan, mampu mengarahkan dan menyediakan tenaga yang diperlukan sesuai kondisi pasien dan memberikan informasi . 1amun, ada banyak komponen yang harus dipertimbangkan supaya sistem triase dapat berjalan secara efektif . %alah satu komponen yang paling
penting adalah staf terlibat dalam tindakan triage . Kualifikasi dan kualitas pribadi sangat penting untuk pelaksanaan triage yang efektif. 3.2 METODE PENELITIAN a. Pengaturan Klini
Penelitian ini dilakukan pada Departemen awat Darurat !"D# dari rumah sakit di daerah bagian utara %wedia , yang memiliki paien sekitar 23 ))) pasien per tahun . "D ini melayani sekitar &24 ))) jiwa di daerah yang jarang penduduknya. %aat penelitian , departemen awat Darurat ini memiliki ruang penerimaan atau triage seperti yang terdiri dari dua kamar konsultasi , satu ruang untuk pasien yang dapat berjalan dan satu ruang untuk pasien sakit kritis atau trauma yang datang ke departemen gawat darurat dengan ambulans . Pada ruang untuk pasien yang dapat berjalan, perawat memiliki meja resepsionis tradisional dan sebuah ruangan kecil untuk konsultasi sederhana. +im perawat triage resepsionis hanya berjaga dari jam )3.))*5)). 6ebih dari jam tersebut ruang triage resepsionis ditutup dan pasien dirawat di 7D , dengan pengaturan staf yang berbeda dan diseleksi oleh perawat triage. Perawat triage harus mengikuti atau menentukan prioritas pasien sesuai dengan kondisinya, dan tujuannya adalah bahwa semua pasien harus diprioritaskan dalam &) menit setelah tiba di "D. %etelah perawat telah menetapkan prioritas , maka tindakan tersebut akan teregistrasi dalam komputer . %istem ini tersedia untuk semua staf %elama penelitian ini dibagi menjadi dua bagian . %atu bagian menangani pasien dengan prioritas dan yang lain menangani prioritas & dan 2 . !. Pengu"#ulan Data
Para perawat di "D yang dipilih terdiri dari 48 perawat . Dari jumlah tersebut , &' dipilih ! 2 laki*laki dan &( perempuan # yang memiliki pengalaman lebih dari ( bulan di triage , dan dilatih khusus untuk situasi darurat , kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pengalaman profesional antara peserta berkisar *22 tahun ! rata*rata 9 &8 #. Peserta secara indi0idual diamati dan diwawancarai ketika melakukan tindakan triage , kecuali bila berhubungan dengan prioritas & ! +able& #. %ebuah model obser0asi partisipan terinspirasi oleh Polit dan eck ! ))4# digunakan , dan peserta diamati dalam praktek klinis rutin
+ujuan dari pengamatan adalah untuk mencatat situasi sekitarnya dan bagaimana perawat sebenarnya bertindak ketika memprioritaskan pasien. %emua informasi yang diberikan baik secara 0erbal maupun yang tertulis harus memperhatikan tujuan penelitian untuk semua terlibat dalam pengamatan . Penulis kedua : bukan perawat gawat darurat * melakukan obser0asi sebagai penonton , dengan gangguan minimal terhadap peserta dan selanjutnya tidak berpartisipasi dalam setiap pasien manajemen sama sekali . ;nter0al waktu untuk pengamatan berlangsung sekitar &) menit . Para pasien yang terlibat dalam pengamatan telah diberikan informed consent . %etelah obser0asi, wawancara semi terstruktur direkam, menurut pengamatan kami, di mana perawat itu diminta untuk merenungkan keputusan prioritasnya .
DE%INI$I Kondisi yang mengancam jiwa, kecelakaan, dengan tanda*tanda
Prioritas & Prioritas Prioritas a Prioritas b
0ital yang tidak adekuat. =embutuhkan penanganan segera. $kut, tetapi tidak mengancam jiwa, nyeri berat. Dalam & jam Dalam &*2 jam %ebaliknya,dapat menunggu sampai pasien dengan prioritas
Prioritas 2
tinggi sudah tertangani. $danya “waiting time” !waktu tunggu#
tidak berefek pada kondisi pasien. Prioritas 2a Dalam 2*( jam Prioritas 2b Dalam (*& jam Prioritas 2c Dalam 2 hari Tabel 1: Panduan untuk prioritas pasien dan waktu tunggu maksimal sebelum diperiksa oleh dokter di departemen gawat darurat
c. Pertimbangan "tik Para pasien dan perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini dijamin kerahasiaan dan anonimitas . Komite "tika dari >akultas Kedokteran di 7ni0ersitas 7me? , %wedia , menyetujui proyek tersebut .
3.3 TEMUAN
Dari pengamatan yang sudah dilakukan selama penelitian didapatkan pemahaman beberapa aspek yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh perawat triage dalam menentukan prioritas pasien adalah
a. %kill !ketrampilan# =erupakan fungsi dari perawat triage yang sangat penting dalam membuat prioritas klinik yang tepat dalam waktu yang terbatas. %kill ini meliputi5 "@perience atau pengalaman eberapa perawat dengan pengalaman kerja yang lama dapat memberikan nasehat atau dukungan bila kesulitan dalam menentukan prioritas pasien oleh perawat yang kurang pengalamannya. # Knowledge atau pengetahuan Pengetahuan perawat merupakan alat penting dalam menentukan prioritas pasien yang tepat. Karena sering kurangnya pengetahuan perawat menyebabkan prioritas pasien tidak akurat. /ontohnya perawat sering memprioritaskan pasien anak dengan prioritas tinggi padahal sesuai pemeriksaan yang didapat semestinya anak tersebut tidak perlu prioritas tinggi. 2# ;ntuisi Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sering perawat dalam menentukan prioritas menggunakan intuisinya bila didapatkan hasil pemeriksaan pasien tidak ada parameter yang abnormal. b. Kapasitas personal Dari hasil penilitian ini didapatkan penentuan prioritas yang berbeda terkait dengan kapasitas personal perawat. Aang meliputi5 /ourage atau keteguhan hatiBkeberanian # 7ncertainty atau tidak tentu 2# /onfidence atau percaya diri 4# Cationality atau rasional c. 6ingkungan kerja $da banyak hal yang dapat mempengaruhi keputusan seorang perawat triage dalam menentukan prioritas pasien. $ntara lain5 eban kerja yang tinggi # Practical arrangement atau urutan praktek %istem pengkategorian atau prioritas pasien dalam sistem triage suda ditetapkan. +etapi sering perawat triage mendapatkan bahwa dia harus menguptriage kan pasien karena kondisi*kondisi tertentu. =isalnya anak yang menderita autism, pasien dengan kawalan polisi dll. d. $ssessment atau pengkajian Penentuan prioritas perawat harus berdasarkan status klinis pasien sehingga diharapkan perawat dapat berkomunikasi secara t erapeautik dalam melakukan pemeriksaan pada pasien. Aang meliputi 5 Kondisi umum
Kondisi umum pasien merupakan salah satu dasar perawat triage dalam membuat keputusan prioritas. Pasien dengan kondisi umum yang baik akan mendapatkan prioritas yang rendah # >aktor waktu
keluhan nyeri pasien. Pasien dengan nyeri berat akan diberikan prioritas yang tinggi. 8# +est Cesult $tau Pemeriksaan Penunjang 7ntuk memudahkan perawat dalam menentukan prioritas pasien diperlukan adanya parameter atau alat untuk mengukur. %eperti tensimeter, mesin ekg dll. Pasien dengan ekg patologis diberikan prioritas tinggi. (# Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik perlu dilakukan oleh seorang perawat triage sebelum dia memutuskan prioritas pasien. =isalnya pasien dengan kasus trauma, maka perawat triage perlu memperhatikan penampilan pasien, mobilitasBmotorik, adanya edema dan posisi pasien. 3# /omprehensi0e 0iew
7ntuk memutuskan prioritas pasien perawat triage juga memerlukan informasi yang ber0ariasi terkait dengan komplikasi,tanda dan gejala pada pasien dengan kasus yang kompleks. 3.& KE$IMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah a. +riage merupakan aktifitas yang komplek. eberapa faktor penting sangat
mempengaruhi perawat triage dalam membuat keputusannya pada pasien yang datang ke pelayanan gawat darurat. >aktor*faktor ini tidak dapat diranking mana yang lebih dulu dikerjakan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam dua area yaitu faktor internal menggambarkan ketrampilan dan kapasitas seorang perawat triage. >aktor eksternal menggambarkan lingkungan kerja termasuk didalamnya beban kerja, urutan atau alur kerja. Dengan faktor*faktor ini sebagai dasar, maka pengkajian yang dibuat harus berdasarkan kondisi klinis pasien,bermacam*macam pemeriksaan fisik dan test penunjang, sehingga keputusan prioritas pasien akan akurat. b. Perawat triage memiliki posisi yang penting dalam pelayanan gawat darurat karena keputusan yang dibuat oleh seorang perawat triage akan menentukan bagaimana kelanjutan dari proses perawatan atau treatment yang akan diterima pasien selanjutnya. =enurut Handysides !&''(# mendefinisikan triage sebagai suatu proses di mana pasien dikategorikan sesuai prioritasnya. Keputusan perawat di dasarkan pada masalah pasien, riwayat kesehatan, tanda dan gejala, keadaan umum, tanda*tanda 0ital dan kondisi fisik . rossman ! &'''# menyatakan bahwa triage juga mengatur masuknya pasien ke bagian gawat darurat dan bahwa perawat triage, dengan kemampuannya dalam memprioritaskan, mampu mengarahkan dan menyediakan tenaga yang diperlukan sesuai kondisi pasien dan memberikan informasi yang dibutuhkan baik oleh keluarga pasien maupun tim medis. c. +ujuan dari pekerjaan triage adalah pasien harus ditetapkan prioritasnya dalam waktu &) menit. d. 1amun, ada banyak komponen yang harus dipertimbangkan supaya sistem triase dapat berjalan secara efektif . %alah satu komponen yang paling penting adalah staf yang terlibat dalam tindakan triage . Kualifikasi dan kualitas pribadi sangat penting untuk triage yang efektif. %elain itu ketersediaan sarana dan prasarana di ruang triage juga diperlukan oleh
perawat triage dalam membuat keputusan dan memberikan pelayanan gawat darurat.
BAB I' PEMBAHA$AN
&.1 Kele!i(an Jurnal
a. =emberikan informasi tentang pentingnya sistem triage dalam pelayanan gawat darurat. b. Furnal mampu menggambarkan masalah tujuan, metode dan pembahasannya secara jelas dan mudah di pahami. c. %ampel yang digunakan dalam penelitian ini ada &' perawat yang mewakili dari 48 perawat yang ada di departemen gawat darurat. d. Penelitian ini sesuai dengan etika penelitian dimana para peneliti menjaga identitas dan kerahasian hasil pemeriksaan, menjaga hak responden
dengan memberikan informed consent dan memberikan reward bagi para responden. e. Furnal ini memberikan informasi yang penting tentang bagaimana proses f.
triage dilakukan oleh perawat. Furnal mampu memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian tujuan, pembahasan dan hasil dengan jelas dan mudah dipahami.
&.2 Ke)urangan Jurnal
a. Dalam penelitian ini tidak disebutkan model triage yang dipergunakan oleh C% di negara %wedia ini. b. Kriteria inklusi dan eksklusi dari partisipan tidak dijelaskan dengan detil. c. +idak dijelaskan secara khusus kompetensi yang dimiliki oleh perawat yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. d. Penelitian ini tidak merekomendasikan adanya penelitian lanjutan sehingga apabila ada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama akan kesulitan. e. Pada latar belakang penelitian tidak dijelaskan atau dibahas tentang penelitian sebelumnya yang dapat memperkuat masalah penelitian.
4. 2 P"C$1D;1$1 F7C1$6 1o &
Fudul penelitian Pemahaman Perawat Dalam Penerapan +riage Di ;D C%; %akinah =ojokerto )&4
Peneliti Khairul ;khsan
+ahun )&4
;si Furnal Triage adalah cara pemilahan penderita korban gawat darurat berdasarkan skala prioritas yang didasarkan kepada kebutuhan terapi korban dan sumber daya yang tersedia. Kebutuhan terapi setiap korban didasarkan pada penilaian kondisi $/ ! Airwas! "reathing! #irculation# pasien tersebut dimana penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan kondisi korban.
+riage in emergency
&. Katarina "
departments5
orransson . $nna
))4
Pelaksanan triage di departemen gawat darurat di negara swedia
)&8
Pelaksanaan prosedur triage di C%7P Prof. Dr. C.D Kandou =anado yang sesuai dengan %GP yang berlaku
)&&
Departemen gawat darurat di ;nggris sering mendapatkan peningkatan jumlah pasien sehingga perlu untuk penentuan prioritas yang tepat dengan menggunakan model triage =+%
national sur0ey "hrenberg 2. =argaretha
2
4.
Hubungan Fumlah Kunjungan Pasien Dengan Ketepatan Pelaksanaan +riase Di ;nstalasi awat Darurat Csup Prof. Dr. C.D. Kandou =anado $n o0er0iew of triage
"hnfors &. Prissy thalia nonutu . =ulyadi 2. Ceginus malara
&. anley
in the emergency
;,loster
department
&.& A#li)ai Jurnal Di In*+neia Dan Pela)anaan Triage Di R$UD Dr. $+e*ar+n+ Pauruan. Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya !Kathleen dkk, ))#. Dalam Ciset Kesehatan Dasar !Ciskesdas# )&) dilaporkan bahwa penerapan triage di ;ndonesia dengan prosentase ( I ke 3 I !tahun )& dari &.3 rumah sakit yang ada di ;ndonesia. Data yang didapat pada tahun ))8 sampai )&& mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak perawat yang diikutkan dalam pelatihan penanganan kegawat daruratan berdasarkan sistem triage !Ciskesdas, )&)#.
=enurut Khairul ;khsan dalam penelitiannya tentang pemahaman perawat dalam penerapan triage di ;D %akinah =ojokerto )&4 +riage adalah cara pemilahan penderita korban gawat darurat berdasarkan skala prioritas yang didasarkan kepada kebutuhan terapi korban dan sumber daya yang tersedia. Kebutuhan terapi setiap korban didasarkan pada penilaian kondisi $/ !$irway, breathing, /irculation# pasien tersebut dimana penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan korban.. Dari hasil wawancara sejak & 1o0ember *& Desember )&8 di ruang ;D C%7D Pasuruan kepada beberapa perawat, pemahaman perawat tentang triage kurang dan belum ada perawat yang mengikuti pelatihan triage. Hampir seluruh perawat di ;D C%7D Pasuruan telah mengikuti pelatihan PPD dan beberapa pernah mengikuti pelatihan /6%. %esuai standar DepKes C; perawat yang melakukan triage adalah perawat yang telah bersertifikat pelatihan PPD !Penanggulangan Pasien awat Darurat# atau +/6% ! "asic Trauma #ardiac life support # !Pedoman Pelayanan Keperawatan awat Darurat Cumah %akit,
))8#. %elain itu perawat triage sebaiknya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai karena harus trampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek dan penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan professional untuk mentoleransi stress yang terjadi dalam mengambil keputusan terkait dengan kondisi akut pasien dan menghadapi keluarga pasien !"lliott et al, ))3, hlm 4((#. Dari standar DepKes C; diatas kualifikasi dari perawat ;D C%7D Pasuruan kurang memadai dalam melakukan triage dan tentunya akan lebih baik bila perawat dapat meningkatkan kemampuanya. +riage akan memiliki manfaat yang besar di bila didapatkan masalah lonjakan jumlah pasien yang besar melebihi kapasitas sumber daya yang ada. erdasarkan studi dokumen pada uku 6aporan +riage sejak & 1o0ember : & Desember )&8 di ;D Dr.%oedarsono Pasuruan, didapatkan jumlah total keseluruhan pasien berjumlah &.'& orang, dengan jumlah pasien pershift di Prioritas & yaitu !(,I# pasien, Prioritas yaitu 2 !(2,38I# pasien, dan Prioritas 2 yaitu 2) !',42I# pasien. 7ntuk rata*rata jumlah pasien per hari berjumlaj 42 pasien terdiri atas P& yaitu 2 !(,'I# pasien, P yaitu 3 !(,3'I# pasien, dan P2 yaitu &2 !2),2I#. %edangkan jumlah perawat yang ada berjumlah 48 orang, sehingga dapat dikatakan dari segi ketenagaan cukup untuk dapat melakukan triage secara kontinyu.