JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN
3.1. Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal
Dalam perencanaan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang bor (bor pile) beberapa persamaan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan daya dukung ultimate tiang. Dalam perhitungan kapasitas aksial tiang ini, digunakan perhitungan berdasarkan data NSPT. 3.1.1. Menghitung Qp Berdasarkan Data NSPT
Diketahui :
Menghitung nilai Qu menggunakan Data NSPT. Qu = Qp + Qs
Sebagai contoh digunakan perhitungan nilai Qu pada kedalaman 12 m dan untuk kedalaman lainnya disajikan dalam bentuk tabel.
17 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Mencari kapasitas ujung tiang (Qp) Qp = Ap . qp Dimana : Q p = Kapasitas beban pada ujung tiang (kN) A p = Luas penampang pondasi telapak (m 2) q p = tahanan ujung satuan ultimit (kN/m2)
qp dihitung sebagai berikut:
Dimana : q p
= tahanan ujung satuan ultimate (KN/m2)
NSPT
= Nilai NSPT rata-rata (pukulan)
L
= kedalaman (m)
D
= diameter tiang pancang (m)
Diperoleh nilai qp sebagai berikut:
karena nilai qp yang diperoleh adalah sebesar 18000 kN/m 2 maka digunakan nilai qp sebesar 6000 kN/m2 sebagai batas ketentuan nilai qp.
Dihitung nilai Ap sebagai berikut: Ap
= (1/4.π.D2) = (1/4.π.(0,4 m)2) = 0,1256 m 2
Maka diperoleh Qp pada kedalaman 12 m adalah: Qp = 0,1256 m 2 . 6000 kN/m 2 Qp = 753,600 kN
18 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II 3.1.2.Menghitung Tahanan Gesek Kulit (Qs)
Qs = As . fs Dimana fs dapat dihitung sebagai berikut: fs
= 2N = 2 . 21 = 42 kN/m2
Dihitung nilai As sebagai berikut: As = π.D.L = π.(0,4 m) (12 m) = 15,072 m 2 Maka diperoleh Qs pada kedalaman 12 m adalah: Qs = 15,072 m 2 . 42 kN/m 2 Qs = 633,024 kN
3.1.3.Menghitung Kapasitas Tiang Ultimate
Persamaan Kapasitas Daya Dukung : Qu
Q p Q s
dimana : Qu = kapasitas tiang ultimate Qp = kapasitas daya dukung ujung Qs = tahanan selimut (friksi)
Sehingga : Qu = Qp + Qs = 753,600 kN + 633,024 kN = 1386,624 kN = 138,624 ton
19 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Perhitungan di atas juga berlaku untuk lapisan tanah 1, 2 dan 3 atau pada kedalaman 3m, 6m, dan 9m. Berikut adalah tabel yang berisikan hasil perhitungan Qu pada tiap lapisan tanah. Tabel 3.1 Hasil perhitungan Qu dengan nilai SPT pada tiap lapisan tanah L
N
(m)
N ratarata
Qs = As.fs
qp(kN/m2) 40.N.L/D
400.N
Qp = Ap.qp
Qu = Qp + Qs
Qu = Qp + Qs
Qijin
(kN)
(kN)
(ton)
(ton)
3
12
12
90,432
3600
4800
452,160
542,592
54,259
19,594
6
15
13,5
203,472
9000
6000
753,600
957,072
95,707
35,294
9
42
23
519,984
37800
16800
2110,080
2630,064
263,006
96,335
12
15
21
633,024
18000
6000
753,600
1386,624
138,662
56,771
Setelah itu dicari nilai Qijin, dan diperoleh sebagai berikut: Qijin = =
Q p
3
Q s
2
753,600 3
633,024 2
= 567,712 kN = 56,771 ton
3.2. Menghitung Jumlah Tiang Dan konfigurasi
Direncanakan sebuah pondasi dalam yang akan menopang bangunan, dimana seluruh beban rumah akan di distribusikan ke pondasi yang akan direncanakan dengan pondasi tiang pancang, dimana :
Berat yang diterima 1 pondasi (P1)
= 100 ton
Berat sementara (P2)
= P1 + 10% . P 1 = 100 + 10 = 110 ton
Momen 1 beban tetap (M1)
= 15 tm
Momen 2 beban tetap (M2)
= 15 tm
Momen 1 beban sementara (M1’)
= 20 tm
Momen 2 beban sementara (M2’)
= 20 tm
20 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
3.2.1 Akibat Muatan Normal
Hanya terdapat gaya vertical V 1 V1 = P1 + berat poer + berat tiang
Berat poer Data-data: Ukuran poer
=2mx2m
Tebal poer (t)
= 60 cm = 0,60 m
γ beton
= 2,4 ton/m3
maka, berat poer
= t . L poer . γ beton = 0,6 m . (2 m . 2 m) . 2,4 ton/m 3 = 5,76 ton
21 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Berat tiang Berat tiang = Ab . t . γ beton = (1/4.π.0,42) . 12 m. 2,4 ton/m 3 = 3,617 ton Dimana: Ab = Luas tampang tiang (m 2) t
= tinggi tiang (m)
Jadi, V1 = P1 + berat poer + berat tiang = 100 t + 5,76 t + 3,617 t = 109,377 ton
Jumlah tiang minimal n, yang diperlukan : n
V 1 Qijin 109 ,377 56,771
= 1,926 buah Direncanakan pondasi dengan jumlah tiang 4 buah .
22 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Perencanaan perletakan pondasi tiang pancang
23 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Menentukan titik berat kelompok tiang
4.x0 = 2 x 1 x0
= 2 : 4 = 0,5 m
x0
= 0,5 m
4.y0 = (2 x 1) y0
= 2 : 4 = 0,5 m
y0
= 0,5 m
maka nilai (x0;y0) adalah (0,5;0,5)
24 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Menentukan nilai P1’, P2’, P3’, dan P4’ pada tiap tiang Rumus Pn’ adalah
∑ ∑
Dimana : V
= Beban Vertikal
M1
= Momen arah 1
M2
= Momen arah 2
n
= jumlah tiang
Σx2
= (2.0,52) + (2.0,5 2) = 1 m 2
Σy2
= (2.0,5 2) + (2.0,52) = 1 m2
Maka nilai P pada tiap tiang adalah :
P1’
∑ ∑
Nilai P1’ = 12,344 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan tetap pada tiang P1’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
P2’
∑ ∑
Nilai P2’ = 27,344 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan tetap pada tiang P2’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
25 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
P3’
∑ ∑
Nilai P3’ = 27,344 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan tetap pada tiang P3’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
P4’
∑ ∑
Nilai P4’ = 42,344 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan tetap pada tiang P4’, kapasitas tiang dapat menahan beban. Maka, diperoleh besar gaya yang ditahan oleh tiap tiang dengan nilai Pmaks pada tiang 4 atau P4’ = 42,344 t dan Pmin pada tiang P1’ = 12,344 t.
3.2.2
Akibat Muatan Sementara
Pada perencanaan tiang pancang kali ini, beban sementara (P 2) dibuat 10% lebih besar dari beban tetap (P1), yaitu sebesar 110 ton. maka, V2 = P2 + berat poer + berat tiang = 110 t + 5,76 t + 3,617 t = 119,377 t Jumlah tiang yang digunakan (n)
26 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
n = 2,102 buah Direncanakan pondasi dengan jumlah tiang 4 buah.
Menentukan nilai P1’, P2’, P3’, dan P4’ pada tiap tiang pada kondisi beban sementara. Rumus Pn’ adalah
∑ ∑
Dimana : V2
= Beban Vertikal kondisi beban sementara
M1’ = Momen arah 1 kondisi beban sementara M2’ = Momen arah 2 kondisi beban sementara n
= jumlah tiang
Σx2
= (2.0,52) + (2.0,52) = 1 m2
Σy2
= (2.0,52) + (2.0,52) = 1 m2
Maka nilai P pada tiap tiang adalah :
P1’
∑ ∑
Nilai P1’ = 9,844 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan sementara pada tiang P1’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
P2’
∑ ∑
27 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Nilai P2’ = 29,844 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan sementara pada tiang P2’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
P3’
∑ ∑
Nilai P3’ = 29,844 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan sementara pada tiang P3’, kapasitas tiang dapat menahan beban.
P4’
∑ ∑
Nilai P4’ = 49,844 ton/tiang < Q ijin = 56,771 ton/tiang, jadi untuk muatan sementara pada tiang P4’, kapasitas tiang dapat menahan beban. Maka, diperoleh besar gaya yang ditahan oleh tiap tiang dengan nilai Pmaks pada tiang 4 atau P4’ = 49,844 t dan Pmin pada tiang P1 ’ = 9,844 t.
28 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II 3.2.3 Tahanan terhadap momen akibat gempa
Syarat: Qmax < 1,5 Qijin Qmax < 1,5 (56,771) = 85,156 ton Qmin < Qijin ; Qmin > 0
∑ ∑
Dimana: V2
= 119,377 ton
n
= 4 buah
M1
= 20 tm
M2
= 20 tm
Maka,
∑ ∑
∑ ∑
29 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II 3.2.3
Perhitungan Efisiensi Tiang Pancang
Rumus :
( ) ( )
Dimana:
= Arc tan (D/S) D = Lebar tiang = 40 cm S = jarak antar tiang = 100 cm
= Arc tan (40/100) = 21,801º n = jumlah baris tiang = 2 m = jumlah kolom = 2
( ) ( ) ( ) ( )
Menentukan jumlah tiang rencana yang dibutuhkan
< 4 tiang ..............................................OK! Berdasarkan perhitungan yang ada, perencanaan penggunaan 4 tiang pancang memenuhi kebutuhan perencanaan.
30 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II Perhitungan penulangan pada poer dan tiang pancang 3.3.1 Perhitungan penulangan pada poer
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, diperoleh nilai akibat beban sementara (V 2) sebesar berikut: P1’ = 9,844 ton P2’ = 29,844 ton P3’ = 29,844 ton P4’ = 49,844 ton Poer pondasi dianalisis sebagai balok kantilever yang terjepit pada sisi kolom. Gambar diatas menunjukan asumsi untuk perhitungan gaya-gaya dalam poer serta beban-beban yang bekerja.
31 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Pada penulangan poer, digunakan fc’ = 30 Mpa, baja dengan fy = 400 Mpa, tulangan lentur D19.
Penulangan arah x Menghitung momen yang terjadi
Tinggi efektif, d = h – P – (diameter tulangan/2) = 600 – 100 – (19/2) = 490,5 mm Dimana P adalah tebal penutup beton
Mx = (P2’.0,5)+(P4’.0,5) – 0,5 . q .L 2 = (29,844.0,5) + (49,844.0,5) – 0,5 . (0,6 . 2 . 2,4) . 1 2 = 38,404 ton m = 38,404. 10 7 N mm Diketahui data-data untuk perencanaan penulangan:
Mu = 38,404. 10 7 N mm
fc’ = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
d
tulangan utama D19
= 490,5 mm
32 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
ρmin =
1,4 fy
=
1,4 400
= 0,0035
= 0,75 × b
ρmaks
= 0,75 ×
0.85 fc' 600 1 600 fy fy
= 0,75 ×
0.85 30 0.85 600 600 400 400
= 0,75 x 0,0325 = 0,02438 Mn =
Rn =
M U
=
M n b d 2
38,404 . 10 7
=
= 48,005 . 10 7 N mm
0,8
48,005. 10 7 1000 490,52
= 1,995 MPa
Rn dihitung per 1 meter lebar pondasi fy
m=
ρ=
0.85 fc '
=
400 0.85 30
= 15,686
2 m Rn = 1 1 1 2 15,686 1,995 =0,00519 1 1 m fy 15,686 400 1
karena ρ = 0,00519 berada diantara ρmin = 0,0035 < ρ
< ρmaks =
0,0243 maka yang
digunakan dalam perhitungan adalah ρ. As = ρ. b . d = 0,00519 . 1000 . 490,5 = 2545,695 mm 2 AD19 = ¼ . π . 19 2 = 283,385 mm 2 Jumlah tulangan yang diperlukan: n=
2545,695 283 ,385
= 8,983 ≈ 9 tulangan
jarak antar tulangan =
b
n
=
1000 9
= 111,111 ≈ 100 mm
jadi, untuk setiap 1 meter lebar pondasi dipasang tulangan D19 – 100 sebanyak 9 buah.
33 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Penulangan arah y Menghitung momen yang terjadi
Mx = (P3’.0,5)+(P4’.0,5) – 0,5 . q . L 2 = (29,844.0,5)+(49,844.0,5) – 0,5 . (0,6 . 2 . 2,4) . 1 2 = 38,404 ton m = 38,404 . 10 7 N mm Diketahui data-data untuk perencanaan penulangan: o
Mu = 38,404 . 10 7 N mm
o
fc’ = 30 Mpa
o
fy = 400 Mpa
o
d
o
tulangan utama D19
ρmin =
= 490,5 mm
1,4 fy
=
1,4 400
= 0,0035
= 0,75 × b
ρmaks
= 0,75 ×
0.85 fc' 600 1 600 fy fy
= 0,75 ×
0.85 30 0.85 600 600 400 400
= 0,75 x 0,0325 = 0,02438 Mn =
M U
=
38,404 . 10 7 0,8
= 48,005 . 10 7 N mm
34 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
M n
Rn =
b d 2
=
48,005. 10 7 1000 490,52
= 1,995 MPa
Rn dihitung per 1 meter lebar pondasi m=
fy
0.85 fc '
=
400 0.85 30
= 15,686
2 m Rn = 1 1 1 2 15,686 1,995 =0,00519 1 1 m f y 15,686 400 1
ρ=
karena ρ = 0,00519 berada diantara ρmin = 0,0035 < ρ
< ρmaks =
0,0243 maka yang
digunakan dalam perhitungan adalah ρ. As = ρ. b . d = 0,00519 . 1000 . 490,5 = 2545,695 mm 2 AD19 = ¼ . π . 19 2 = 283,385 mm 2 Jumlah tulangan yang diperlukan: n=
2545,695 283 ,385
= 8,983 ≈ 9 tulangan
jarak antar tulangan =
b
n
=
1000 9
= 111,111 ≈ 100 mm
jadi, untuk setiap 1 meter lebar pondasi dipasang tulangan D19 – 100 sebanyak 9 buah.
35 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II 3.3.1 Perhitungan penulangan pada tiang pancang
Penulangan tiang pancang dihitung berdasarkan kebutuhan penulangan waktu pemindahan dan pengangkatan, ada 2 kondisi: 1.
Kondisi pengangkatan pada 2 tempat
2.
Kondisi pengangkatan pada 1 tempat
1.
Pengangkatan pada 2 tempat
Besarnya M masing-masing adalah: M1 = 1/2 . q . a 2 M2 = 1/8 . q . ( L-2a ) 2 – 1/2 . q . a 2 ∑M = 0 2M1 = M2 2 . 1/2 . q . a 2 = 1/8 . q . ( L-2a ) 2 – 1/2 . q . a 2 Persamaan menjadi: 16a2 + 4aL – L2 = 0 16a2 + 4a . 12 - 12 2 = 0 16a2 + 48a – 144 = 0 Persamaan diatas diselesaikan menggunakan rumus ABC, didapatkan: a1 = 1,854 m a2 = -4,854 m digunakan a = 1,854 m q = 1/4πD2 . γ beton 36 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
= 1/4π(0,4m)2. 2,4 t/m3 = 0,301 t/m
M1 = M2 = 1/2 . q . a 2 = 1/2 . 0,301 . ( 1,854 ) 2 = 0,517 ton m
P = 1/2 . q ( L-2a ) = 1/2 . 0,301 ( 12 – 2 . 1,854) = 1,247 ton
2.
Pengangkatan pada 1 tempat
M1 = 1/2 . q . a 2 1
R 1 =
2
.q. L2 q. L.a ( L a )
=
q. L2 2.q. L.a 2( L a )
=
q ( L2 2. L.a ) 2( L a )
Momen pada jarak sejauh a: Mx = R 1 . x – 1/2 . q . x 2 Syarat untuk momen ekstrim adalah
dMx dx
0 , sehingga diperoleh
R 1 – q . x = 0 q . x = R1 x=
R1 q
2. L.a 2( L a )
L2
37 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Mmax = R 1 . x – 1/2 . q . x 2 L2 2. L.a q ( L2 2. L.a ) L2 2. L.a = . - 1/2 . q . 2( L a ) 2( L a ) 2( L a )
L2 2. L.a = 1/2 . q. 2( L a)
2
Dimana Mmax = M2 ∑M = 0 M1 = M2
L2 2. L.a 1/2 . q . a = 1/2 . q . 2 ( ) L a
2
2
L2 2. L.a a = 2( L a ) 2a2 – 4 . L . a + L 2 = 0 2a2 – 4 . 12. a + 12 2 = 0 2a2 – 48 a + 144 = 0 Persamaan diatas diselesaikan menggunakan rumus ABC, dan didapat: a1 = 120,485 m a2 = 3,514 m Digunakan a = 3,514 m M1 = M2 = 1/2 . q . a2 = 1/2 . 0,301 . (3,514) 2 = 1,858 ton m D = 1/2 . q (L – a) + M1/(L – a) = 1/2 . 0,301 (12 – 3,514) + 1,858/(12 – 3,514) = 1,277 + 0,219 = 1,496 ton 3.
Perhitungan tulangan lentur Mu = 1,4 . Mmax = 1,4 . 1,858 = 2,601 ton m = 2,601 . 10 7 N mm
38 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II
Mn =
M U
=
2,601 .10 7 0,8
= 3,251 . 10 7 N mm
Pada penulangan tiang pancang digunakan beton dengan mutu fc’ = 30 Mpa, dan baja dengan fy = 400 Mpa Diketahui data-data sebagai berikut: o
Diameter tiang = 400 mm
o
Penutup beton (P) = 50 mm
o
fc’ = 30 Mpa
o
fy = 400 Mpa
o
Mn = 3,251 . 10 7 N mm
o
Tulangan D16
o
Begel D6
Tinggi efektif d = h – P – (diameter tulangan/2) – diameter begel = 400 – 50 – (16/2) – 6 = 336 mm
= 0,75 × b
ρmaks
= 0,75 ×
0.85 fc' 600 1 fy fy 600
= 0,75 ×
0.85 30 0.85 600 600 400 400
= 0,75 x 0,0325 = 0,02438
ρmin =
Rn =
1,4 fy
=
M n b d 2
=
1,4 400
= 0,0035
3,251. 10 7 400 336 2
= 0,720 MPa
39 SARI RIA INDAH / 1004105109
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TEKNIK PONDASI II fy
m=
ρ=
0.85 fc '
=
400 0.85 30
= 15,686
2 m Rn = 1 1 1 2 15,686 0,720 =0,00182 1 1 m f y 15,686 400 1
karena ρ = 0,00182 < ρ min = 0,0035, maka yang digunakan dalam perhitungan adalah ρmin.
As = ρmin. . 1/4πd2 = 0,0035 . 1/4π(336)2 = 310,182 mm 2 AD16 = ¼ . π . 162 = 200,96 mm 2 Jumlah tulangan yang diperlukan: n=
310,182 200 ,96
= 1,543 ≈ 2 tulangan
jarak antar tulangan =
b
n
=
400 2
= 200 mm
jadi, untuk 1 sisi dipasang tulangan D16 – 200 sebanyak 2 buah.
4.
Perhitungan tulangan geser Vu = 1,4 . Dmax = 1,4 . 1,496 = 2,094 ton = 20,94 kN
Vc = 1/6 . fc' . 1/4πd2 = 1/6 .
30 . 1/4π(336)2
= 80901,689 N = 80,902 kN
ɸ.Vc = 0,8 . 80,902 = 64,721 kN
Karena Vu = 20,94 kN < ɸ.Vc = 64,721 kN, maka tulangan geser tidak diperlukan. 40 SARI RIA INDAH / 1004105109