BAB II PEMBAHASAN
2.1.1. Bahan Bakar Pabrik 1. Batu Bara A. Pengertian Batu bara Batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang berasal dari sedimen organik yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur yang tinggi pada kurun waktu yang sangat lama. B. Klasifikasi Batu Bara 1. Peat / gambut , (C60H6O34) Warna coklat,Material belum terkompaksi, Mernpunyai kandungan air yang sangat tinggi, Mempunyai kandungan karbon padat sangat rendah, Mempunyal kandungan karbon terbang sangat tinggi, Sangat mudah teroksidasi, Nilai panas yang dihasilkan amat rendah. 2. Lignit / Brown coal , (C70H5O26 ) Warna kecoklatan,Material terkompaksi namun sangat rapuh, Mempunyai kandungan air yang tinggi, Mempunyai kandungan karbon padat rendah, Mempunyai kandungan karbon terbang tinggi,Mudah teroksidasi, Nilai panas yang dihasilkan rendah, Batubara peringkat terendah sebagai bahan bakar untuk PLTU . 3. Sub-bituminous (C75H5O21) Sub-bituminous lebih lunak dari batubara bituminous, tetapi relatif lebih keras daripada lignit. Kadar air batubara jenis ini lebih rendah dari lignit. 4. Bituminous (C80H5O16) Batubara bituminous mengandung kelembaban rendah dan lebih keras dibandingkan batubara sub-bituminous dan lignit. 5. Anthracite (C94H3O4) Batubara paling keras dengan kandungan karbon tertinggi, serta dengan kelembaban dan kandungan abu terendah. Kualitas anthracite jauh lebih tinggi daripada bituminous, sub-bituminous, dan lignit.Ciri-cirinya adalah :Warna hitam mengkilat,Material terkompaksi dengan kuat, Mempunyai kandungan air rendah, Mempunyai kandungan karbon padat tinggi, Mempunyai kandungan karbon terbang rendah, Relatif sulit teroksidasi, Nilai panas yang dihasilkan tinggi.
C. Proses Pengolahan Batu Bara 1. Gasifikasi Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi materi organik (batubara, biomass atau natural gas) biasanya padat menjadi CO dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan oksigen pada tekanan atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya: Coal + H2O + O2 H2 + CO 2. Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon sintetik/ sintetik oil . Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil). 3. Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah. Sejalan perkembangannya, hidrogenasi batubara menjadi proses alternatif untuk mengolah batubara menjadi bahan bakar cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan nama Bergius proses, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction ). D. Pemanfaatan Batu Bara sebagai Bahan Bakar Sebagai bahan bakar, batubara dapat dimanfaatkan untuk :
mengubah air menjadi uap didalam suatu ketel uap atau boiler PLTU sehingga menghasilkan listrik
membakar bahan pembuat klinker di pabrik semen
sebagai bahan bakar di industri-industri kecil
Batubara menjadi bahan bakar yang mendukung industri aluminum. Bahan ini diperoleh sebagai hasil sampingan dari proses oksidasi besi pada industri baja. Batubara mendukung proses pengolahan oksidasi besi yang menghasilkan panas tinggi. Baja yang dihasilkan dari olahan besi akan dipisahkan sesuai dengan kualitas. Batubara juga menjadi bahan bakar utama untuk menjalankan sebuah industri kertas. Batubara menghasilkan panas yang stabil dalam sebuah mesin pengolahan serat untuk industri bahan baku kertas.
2. Kokas A. Pengertian Kokas
2.1.2. Diesel A. Pengertian Diesel Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Sebuah mesin diesel adalah jenis mesin termal yang menggunakan proses pembakaran internal (internal combustion engine) untuk mengubah energi yang tersimpan dalam ikatan kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna. B. Prinsip Kerja Diesel Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600ºC. Dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Adapun Prinsip kerja Diesel : 1. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup. 2. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik. 3. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap. 4. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar. C. Komponen- Komponen Diesel Kumpulan dari komponen-komponen (elemen) akan membentuk satu kesatuan dan saling bekerja sama disebut dengan engine. Engine tersebut akan bekerja dan
menghasilkan tenaga dari proses pembakaran kemudian mengubahnya menjadi energy gerak serta mengubah gerak lurus piston menjadi gerak putar. Engine merupakan bagian utama untuk penggerek, komponen-komponen tersebut adalah : 1. Crankcase dan Cyclinder Sleeve 2. Piston dan Ring Piston 3. Connecting Rod dan Connecting Rod Bearing 4. Crankshaft 5. Flywheel 6. Mekanisme Katup ( Kepala Katup, Batang Katup, Pegas Katup, Push Rod, Rocker Arm) D. Bahan Bakar Solar dan pembakaran motor diesel Sifat utama dari bahan bakar diesel, bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 200 sampai 340 C. Sebagian besar solar digunakan untuk menggerkkan mesin diesel. Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut.
Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.
Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding b ensin.
E. Syarat-syarat solar 1. Mudah terbakar : Waktu tertundanya pembakaran harus pendek/singkat sehingga engine mudah dihidupkan. Solar harus dapat memungkinkan engine bekerja lembut dengan sedikit knocking. 2. Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku) : Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga engine akan mudah dihidupkan dan berputar lembut. 3. Daya Pelumasan : Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh jarena itu harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik. 4. Kekentalan : Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor.
5. Kandungan Sulfur : Sulfur merusak pemakaian komponen engine, dan kandungan sulfur solar harus sekecil mungkin. 6. Stabil : Tidak berubah alam kualitas, tidak mudah larut selama disimpan. F. Keuntungan dan Kekurangan Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:
Desain dan instalasi relatif sederhana
Peralatan bantu ( Auxilary equipment ) relatif sederhana
Waktu pembebanan relatif singkat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:
Mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 300 bar (30 Mpa, 4.400 psi) Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak fosil yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.
G. Cara Kerja Mesin Diesel Sistem starting atau proses untuk mengoperasikan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu: 1. Sistem Start Manual Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya. 2. Sistem Start Elektrik Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.2.3. Steam turbin A. Pengertian Steam Turbin Steam Turbin merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. B. Prinsip Kerja Steam Turbin
Uap pada suhu tinggi dan tekanan mengandung energi potensial. Energi potensial uap diubah menjadi kerja mekanik melalui ekspansi di nozzle dan dampak atau reaksi dengan pisau.
Kerja Teknik dari banyak set pisau yang melekat pada poros menghasilkan tenaga rotasi. C. Komponen-komponen pada Steam Turbin 1. Cassing yaitu sebagai penutup (rumah) bagian-bagian utama turbin.
2. Rotor yaitu bagian turbin yang berputar terdiri dari : a. Poros Berfungsi sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu. b. Sudu turbin atau deretan sudu Berfungsi sebagai alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel. 3. Cakram Berfungsi sebagai tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros. 4. Nosel Berfungsi sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik. 5. Bantalan Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban. 6. Perapat Berfungsi untuk mencegah kebocoran uap, perapatan ini terpasang mengelilingi poros. Perapat yang digunakan adalah :Labyrinth packing & Gland packing 7. Kopling Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan D. Klasifikasi Steam Turbin 1. Berdasarkan Prinsip Kerja Steam turbin : Impulse turbines (action turbines) Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi menghasilkan putaran impuls dari turbin dan penurunan energi kinetik dari aliran fluida. Tidak ada perubahan tekanan yang terjadi pada fluida, penurunan tekanan terjadi di nozzle. Kecepatan uap yang keluar dari turbin bisa mencapai 1200 m/detik dan mampu beroperasi pada 30.000 rpm . Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel. Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
Reaction turbines
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas atau fluida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin
jenis ini diperlukan semacam sudu pada casing untuk mengontrol fluida kerja seperti yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam penuh pada fluida kerja (seperti pada kincir angin). Kecepatan pada turbin yaitu sekitar 100-200 m/detik ,Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak. Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
2. Berdasarkan pada Tingkat Penurunan Tekanan dalam Turbin: Turbin Tunggal (Single Stage) Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll. Turbin bertingkat (aksi dan reaksi) Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan. 3. Berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap Turbin Kondensasi Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor. Turbin Tekanan Lawan Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain. Turbin Ekstraksi Di dalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk proses pemanasan lain, misalnya proses industry E. Siklus Pada steam Turbin 1. Siklus rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. 2. Efisiensi siklus rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya dengan meningkatkan temperatur input dari siklus. F. Sistem Bahan Bakar Steam Turbin
2.2.4. Gas turbin A. Pengertian Gas Turbin Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
B. Komponen Turbin Gas Komponen utama : Air Inlet Section, Compressor Section, Combustion Section, Turbin Section, Exhaust Section. 1. Air Inlet Section Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari: a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara. b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk. c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house. d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial. e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor. f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan 2. Compressor Section . Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu: a. Compressor Rotor Assembly, Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya.
b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari :
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10. 3. Discharge Casing merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
4. Turbin Section. Tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. 5. Combustion Section Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Adapun bagian bagiannya : a. Combustion Chamber , berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk. b. Combustion Liners , terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran. c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar. e. Transition Fieces , berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. f. Cross Fire Tubes , berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. g. Flame Detector , merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi
6. Exhaust Section Bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu : a. Exhaust Frame Assembly
b. Exhaust Diffuser Assembly Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
C. Klasifikasi Turbin Gas 1. Berdasarkan siklusnya, dibagi menjadi 2: Gas turbine Siklus terbukadan Gas Turbine Siklus tertutup Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal 2. Berdasarkan konstruksi , Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft) Digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft) Turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses. D. Prinsip Kerja Turbin gas Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbine gas adalah sebagai berikut: 1. Pemampatan (compression) udara dihisap dan dimampatkan 2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar. 3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle) 4.
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.
E. Siklus-siklus pada Turbin Gas 1. Siklus Ericson merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). 2. Siklus Stirling merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isovolum). 3. Siklus Brayton merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk up -grading performance.
F. Bahan bakar turbin gas Bahan bakar yang digunakan pada gas turbin umumnya berupa hidrokarbon bisa berupa fasa liquid ataupun gas. Namun pada beberapa kasus, zat non hidrokarbon dapat digunakan akan tetapi dibutuhkan modifikasi dari mesin turbin untuk mengatur temperatur di combustion chamber dan komposisi kimia pada bahan bakar. Bahan bakar yang umum digunakan :
low heating value gas Natural Gas High Heating Value Gas Distilate Oil Crude Oil Residual oil
G. Kelebihan dan kekurangan Turbin Gas Sebagai pembangkit listrik dan penyedia panas di industri :
turbin gas mudah dipasang dengan cepat Proses kerja tidak rumit Dimensi kecil Cocok untuk menanggulangi beban puncak Biaya investasi lebih rendah dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel
Kekurangan :
Masih mahalnya biaya perakitan dan material komponennya
Lebih banyak menghabiskan bahan bakar saat mesin idle karena lebih banyak beroperasi pada beban kontan daripada fluktuatif