[Laporan Praktikum Baja]
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Baja adalah salah satu bahan dalam bidang keprofesian teknik sipil yang sangat penting peranannya dalam konstruksi-konstruksi. Kegunaan dari baja antara lain digunakan untuk pertulangan atau campuran beton. Baja dikenal memiliki ketahanan terhadap tarikan atau regangan. Seiring dengan makin banyaknya penggunaan baja dalam pengkonstruksian, maka perlu diketahui bagaimana sifat-sifat dan properti baja dalam menahan beban. Ada berbagai sifat baja yang harus diketahui terutama untuk dapat melakukan perhitungan kekuatan struktural suatu bangunan untuk menahan beban. Oleh karena itu, dalam praktikum ini dilakukan pengujian terhadap baja (uji tarik baja) untuk memperoleh nilai-nilai dan sifat-sifat baja agar selanjutnya dapat digunakan dalam menentukan dan memperhitungkan kekuatan suatu struktur bangunan.
1.2 Tujuan Praktikum a. Mengetahui cara pengukuran uji tarik langsung. b. Mengetahui cara pengoperasian alat uji tarik (Universal Testing Machine, UTM) c. Menghitung nilai-nilai parameter mekanik dari baja, seperti Modulus Young, tegangan leleh, dan kuat tarik. d. Pembacaan tegangan dan regangan dengan menggunakan strain gauge.
[Kelompok 07]
Page 1
[Laporan Praktikum Baja]
1.3 Teori Dasar Uji tarik langsung dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari material, seperti modulus Young, tegangan leleh dan kuat tarik. Pada praktikum ini hanya dipelajari sifat-sifat dari material baja dan mengamati perubahan geometri benda uji akibat gaya tarik tersebut (perubahan luas penampang dan panjang benda uji ). Benda uji yang digunakan adalah baja tulangan yang terdiri dari baja tulangan polos dan baja tulangan ulir dengan diameter sebagai berikut :
Baja tulangan polos : diameter 8,10, dan 12 mm
Baja tulangan ulir : diameter 10,13, dan 16 mm
Benda uji diberi beban tarik dengan pertambahan beban konstan. Besarnya yang bekerja pada benda uji dicatat dengan menggunakan load cell dan pertambahan panjang yang dicatat dengan menggunakan linier variable Displacement Tranducer ( LVDT ) pada setiap pertambahan beban. Pada praktikum ini benda uji yang akan diuji sebanyak 3 buah untuk masing-masing jenis tulangan. Tiga benda uji yang dites mempunyai luas penampang yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh luas penampang terhadap property baja tulangan dengan diameter 8 cm untuk baja polos dan D10 untuk baja ulir yang dibuat lebih panjang dari benda uji lainnya. Pada salah satu benda uji, yaitu baja polos d12 dipasang strain gauge yang berguna untuk mencatat tegangan dan regangan. Hasil tegangan dan regangan yang diperoleh dari strain gauge ini akan dibandingkan dengan tegangan dan regangan yang diperoleh dengan cara di atas. Uji tarik baja dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari material seperti modulus young, tegangan leleh, dan kuat tarik.
[Kelompok 07]
Page 2
[Laporan Praktikum Baja]
Tegangan (σ) adalah gaya yang dibaca pada load cell dibagi dengan luas penampang.
σ = P / Ao
Regangan (ε) adalah pebandingan pertambahan panjang dengan panjang awal beda uji.
ε = ∆L / Lo Modulus Young (E) merupakan kemiringan garis (daerah elastis) pada kurva tegangan regangan.
Tegangan leleh (σy) adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji mengalami leleh pertama dibagi dengan luas penampang.
σ y = Py / Ao
Kuat Tarik (σ maks) adalah tegangan tarik maksimum yang didapat dari gaya maksimum dengan luas penampang semula dari benda uji.
σ
[Kelompok 07]
max
= Pmax / Amax
Page 3
[Laporan Praktikum Baja]
1.4 Peralatan dan Bahan 1.4.1
Peralatan a.
Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang.
b.
Mesin uji Universal Testing Machine (UTM), berfungsi untuk memberi dan mengontrol laju pembebanan.
c.
Load Cell, berfungsi untk mengubah beban UTM dari analog menjadi digital.
d.
Linear Variable Displacement Tranducer (LVDT), berfungsi untuk mencatat defleksi atau perpanjangan.
e.
Data Logger, berfungsi sebagai alat pencatat data dari Load Cell dan LVDT
1.4.2
Bahan Benda uji yang digunakan adalah baja tulangan yang terdiri dari baja tulangan polos dan baja tulangan ulir dengan diameter sebagai berikut. a. Baja tulangan polos: diameter 8, 10, dan 12 mm. b. Baja tulangan ulir: diameter 10, 13, dan 16 mm.
[Kelompok 07]
Page 4
[Laporan Praktikum Baja]
BAB II METODOLOGI PENGUJIAN
1. Benda uji dipersiapkan a) Setiap benda uji diberi nomor atau nama b) Diameter dan panjang diukur dari masing-masing benda uji 2. Alat-alat dipersiapkan a) Semua alat yang akan digunakan dicek b) Alat dikalibrasi 3. Mesin UTM dipasangkan benda uji (sumbu alat penjepit harus berhimpit dengan sumbu benda uji) dan dipasangkan alat ukur. 4. Pengujian a) Benda uji ditarik dengan pertambahan beban yang konstan sampai benda uji putus. Besar perpanjangan yang terjadi setiap penambahan beban dicatat dan diamati. b) Perilaku benda uji diamati secara visual. c) Setelah putus, penampang pada daerah putus dan panjang akhir benda uji diukur besarnya.
[Kelompok 07]
Page 5
[Laporan Praktikum Baja]
BAB III HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
3.1 Properti Mekanik Benda Uji Diameter aktual dapat baja ulir diperoleh dari persamaan berikut.
sehingga didapat,
√
√
√
dengan,
D : diameter aktual (mm) m : berat baja (kg) L : panjang baja (mm) ρ : massa jenis baja 7840 kg/m3 7,84 x 10-3 gr/mm3 Sehingga diameter aktual yang diperoleh untuk masing-masing baja ulir yang diuji adalah: 1. Baja ulir Ø 10 diameter aktualnya adalah: √ √
√ √
√ √
√ √
2. Baja ulir Ø 13 diameter aktualnya adalah:
[Kelompok 07]
Page 6
[Laporan Praktikum Baja]
√
√
√
√
√
√
√
√
3. .Baja ulir Ø 16 diameter aktualnya adalah:
√
√
√
√
Tabel 3.1 Ukuran Baja sebelum Uji Tarik
No Urut Baja
Jenis Baja
Panjang (mm)
1
Polos Ø 8
100
2 3 4 5 6
Polos Ø 10
7,92 9,52 100 9,67 11,72 100
Ulir D 10
100
12,2
7 8 9
Ulir D 16
229
9,7126
235
9,719
393
12,659
402
12,77
569
15,487
100
10 11
Diameter Aktual (mm) 7,93
Polos Ø 12
Ulir D 13
Berat (gram)
100
Tabel 3.2 Ukuran Baja setelah Uji Tarik
[Kelompok 07]
Page 7
[Laporan Praktikum Baja]
No
Jenis Baja
Perubahan Panjang (∆L) (mm) 36
1 Polos Ø 8 2
20
3
33 Polos Ø 10
4
33
5
25 Polos Ø 12
6
35
7
25 Ulir D 10
8
19
90
24 Ulir D 13 25
10 11
Ulir D 16
19
1. Tegangan Leleh (σy) Tegangan leleh dapat diperoleh dari persamaan berikut.
dengan, σy: tegangan leleh (MPa) Py : beban maksimum (kg) A0 : luas penampang nominal (mm2) Tegangan leleh yang diperoleh untuk masing-masing baja yang diuji adalah:
[Kelompok 07]
Page 8
[Laporan Praktikum Baja]
4. Baja polos Ø 8 tegangan lelehnya adalah:
y y
Py A0 Py A0
2100x9,81 409,844MPa 50,265
2600x9,81 507,426MPa 50,265
5. Baja polos Ø 10 tegangan lelehnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
2150x9,81 268,545MPa 78,540
2300x9,81 287,281MPa 78,540
6. .Baja polos Ø 12 tegangan lelehnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
3750x9,81 325,273MPa 113,097
3800x9,81 329,610MPa 113,097
7. Baja ulir Ø 10 tegangan lelehnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
3200x9,81 399,695MPa 78,540
3200x9,81 399,695MPa 78,540
8. Baja ulir Ø 13 tegangan lelehnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
5500x9,81 406,495MPa 132,732
6000x9,81 443,449MPa 132,732
9. Baja ulir Ø 16 tegangan lelehnya adalah:
y
Py A0
[Kelompok 07]
8500x9,81 414,723MPa 201,062
Page 9
[Laporan Praktikum Baja]
Tabel 3.3 Perhitungan tegangan leleh/luluh baja
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Identifikasi
Diameter
Diameter
Benda
Aktual
Nominal
Uji
(mm)
(mm)
7.93 7.92 9.52 9.67 11.72 12.2 9.7126 9.719 12.659 12.77 15.487
8 8 10 10 12 12 10 10 13 13 16
Polos Ø 8 Polos Ø 10 Polos Ø 12 Ulir D 10 Ulir D 13 Ulir D 16
Luas Penampang Nominal (mm2) 50.265 50.265 78.540 78.540 113.097 113.097 78.540 78.540 132.732 132.732 201.062
Beban
Tegangan
Luluh
Leleh
(kg)
(MPa)
2100 2600 2150 2300 3750 3800 3200 3200 5500 6000 8500
409.844 507.426 268.545 287.281 325.273 329.610 399.695 399.695 406.495 443.449 414.723
2. Kuat tarik (σmax) Kuat tarik baja tulangan dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Dengan: σmax: tegangan maksimum (MPa) Pmax : beban maksimum (kg) A0 : luas penampang nominal (mm2) 1. Baja polos Ø 8 kuat tarik maksimumnya adalah:
y y
Py A0 Py A0
[Kelompok 07]
2700x9,81 526,942MPa 50,265
2700x9,81 526,942MPa 50,265
Page 10
[Laporan Praktikum Baja]
2. Baja polos Ø 10 kuat tarik maksimumnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
2825x9,81 352,856MPa 78,540
3000x9,81 374,714MPa 78,540
3. .Baja polos Ø 12 kuat tarik maksimumnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
5450x9,81 472,730MPa 113,097
5350x9,81 464,056MPa 113,097
4. Baja ulir Ø 10 kuat tarik maksimumnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
4200x9,81 524,600MPa 78,540
4000x9,81 499,619MPa 78,540
5. Baja ulir Ø 13 kuat tarik maksimumnya adalah:
y
Py
y
Py
A0
A0
7750x9,81 572,788MPa 132,732
8000x9,81 591,265MPa 132,732
6. Baja ulir Ø 16 kuat tarik maksimumnya adalah:
y
Py A0
[Kelompok 07]
12750x9,81 622,084MPa 201,062
Page 11
[Laporan Praktikum Baja]
Tabel 3.4 Perhitungan Kuat Tarik Maksimum
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Identifikasi
Diameter
Diameter
Benda
Aktual
Nominal
Uji
(mm)
(mm)
7.93 7.92 9.52 9.67 11.72 12.2 9.7126 9.719 12.659 12.77 15.487
8 8 10 10 12 12 10 10 13 13 16
Polos Ø 8 Polos Ø 10 Polos Ø 12 Ulir D 10 Ulir D 13 Ulir D 16
Luas Penampang Nominal (mm2) 50.265 50.265 78.540 78.540 113.097 113.097 78.540 78.540 132.732 132.732 201.062
Beban
Kuat Tarik
Maksimum Maksimum (kg)
(MPa)
2700 2700 2825 3000 5450 5350 4200 4000 7750 8000 12750
526.942 526.942 352.856 374.714 472.730 464.056 524.600 499.619 572.788 591.265 622.084
3. Regangan (ε) Regangan maksimum/elongasi dapat diperoleh dari persamaan berikut.
dengan, ε: regangan maksimum/elongasi ΔL : perubahan panjang (mm) L0 : panjang awal (mm) 1. Baja polos Ø 8 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 136 100 100% 100% 36% Lo 100
m
L' L0 122 102 100% 100% 19,6% Lo 102
[Kelompok 07]
Page 12
[Laporan Praktikum Baja]
2. Baja polos Ø 10 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 133 100 100% 100% 33% Lo 100
m
L' L0 133 100 100% 100% 33% Lo 100
3. Baja polos Ø 12 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 129 100 100% 100% 29% Lo 100
m
L' L0 135 100 100% 100% 35% Lo 100
4. Baja ulir Ø 10 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 125 100 100% 100% 25% Lo 100
m
L' L0 119 100 100% 100% 19% Lo 100
5. Baja ulir Ø 13 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 124 100 100% 100% 24% Lo 100
m
L' L0 125 100 100% 100% 25% Lo 100
6. Baja ulir Ø 16 elongasi maksimumnya adalah:
m
L' L0 119 100 100% 100% 19% Lo 100
[Kelompok 07]
Page 13
[Laporan Praktikum Baja]
Tabel 3.5 Perhitungan regangan maksimum/elongasi
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Identifikasi Diameter Diameter
Panjang
Panjang
Regangan
Benda
Aktual
Nominal
Awal
Akhir
maksimum
Uji
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(%)
7.93 7.92 9.52 9.67 11.72 12.2 9.7126 9.719 12.659 12.77 15.487
8 8 10 10 12 12 10 10 13 13 16
100 102 100 100 100 100 100 100 100 100 100
136 122 133 133 125 135 125 119 124 125 119
36 19.6 33 33 25 35 25 19 24 25 19
Polos Ø 8 Polos Ø 10 Polos Ø 12 Ulir D 10 Ulir D 13 Ulir D 16
3.2
Kurva Tegangan Regangan
3.2.1
Kurva Tegangan Regangan Berdasarkan Data Pengujian Menggunakan Load Cell dan LVDT
a. Baja polos Ø8mm (a)
Tegangan (MPa)
Tegangan vs Regangan Baja Polos D-8 (a) 600 500 400 300 200 100 0
Tegangan vs Regangan
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
Regangan
Grafik 3.1 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Polos Ø8mm (a)
[Kelompok 07]
Page 14
[Laporan Praktikum Baja]
b. Baja Polos Ø8mm (b)
Tegangan vs Regangan pada Baja Polos D-8 (b) Tegangan (MPa)
600 500 400 300 tegangan vs regangan
200 100 0 0
0.002
0.004
0.006
Regangan
Grafik 3.2 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Polos Ø8mm (b)
c. Baja Polos Ø10mm (a)
Tegangan vs Regangan Baja Polos D8 (a) 700 Tegangan (N)
600 500 400 300
Regangan vs Tegangan
200 100 0 0
0.002
0.004 Regangan
0.006
0.008
Grafik 3.3 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Polos Ø10mm (b)
[Kelompok 07]
Page 15
[Laporan Praktikum Baja]
d. Baja Polos Ø10mm (b)
Tegangan vs Regangan pada Baja Polos D-10 Tegangan (MPa)
400 300 200 tegangan vs regangan
100 0 0
0.002
0.004
0.006
0.008
Regangan
Grafik 3.4 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Polos Ø10mm (b)
e. Baja Polos Ø12mm
Tegangan vs Regangan Baja Polos D-12 Tegangan (MPa)
300 250 200 150 Tegangan vs Regangan
100
50 0 0
0.002
0.004
0.006
Regangan
Grafik 3.5 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Polos Ø12mm
[Kelompok 07]
Page 16
[Laporan Praktikum Baja]
f.
Baja Ulir Ø10mm
Tegangan vs Regangan Baja Ulir D- 10 600 Tegangan (MPa)
500 400 300 tegangan vs regangan
200 100
0 0
2
4
6
8
10
Regangan
Grafik 3.6 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Ulir Ø10mm
g. Baja Ulir Ø13mm
Tegangan vs Regangan Baja Ulir D- 13 700 Tegangan (MPa)
600 500 400 300
tegangan vs regangan
200 100 0 0
2
4
6
8
10
Regangan
Grafik 3.7 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Ulir Ø13mm
[Kelompok 07]
Page 17
[Laporan Praktikum Baja]
h. Baja Ulir Ø16mm
Tegangan vs Regangan Baja Ulir D-16 800 Tegangan (MPa)
700 600 500 400 300
tegangan vs regangan
200 100
0 0
2
4
6
8
Regangan
Grafik 3.7 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Ulir Ø16mm
3.2.2
Kurva Tegangan Regangan Berdasarkan Data Pengujian dari Strain Gauge Tabel Data Tegangan Baja Polos Ø12mm (Strain Gauge) Strain
[Kelompok 07]
(Regangan)
Beban (Kg)
Tegangan (N/mm2)
0
0
0
0.00000576
200
17.34090909
0.00013627
400
34.68181818
0.00023321
600
52.02272727
0.00038203
800
69.36363636
0.00044445
1000
86.70454545
0.00059141
1200
104.0454545
0.00069805
1400
121.3863636
0.00078646
1600
138.7272727
0.00089988
1800
156.0681818
0.00098064
2000
173.4090909
0.0010566
2200
190.75
0.00116719
2400
208.0909091
0.00125377
2600
225.4318182
Page 18
[Laporan Praktikum Baja]
0.00136345
2800
242.7727273
0.00145583
3000
260.1136364
0.00149336
3200
277.4545455
0.00147893
3400
294.7954545
0.00135671
3600
312.1363636
0.00130572
3800
329.4772727
0.00137884
4000
346.8181818
0.0013798
4200
364.1590909
0.00994181
4400
381.5
0.00485262
4600
398.8409091
0.00487976
4800
416.1818182
0.00362712
5000
433.5227273
0.00353722
5200
450.8636364
0.00358651
5400
468.2045455
0.00371317
5600
485.5454545
0.00352852
5800
502.8863636
Modulus Elastisitas Baja
Tegangan (Mpa)
300 y = 179746x R² = 0.9945
250 200 150
Tegangan vs Regangan
100
Linear (Tegangan vs Regangan)
50 0 -0.0005
0
0.0005 0.001 0.0015 0.002 Regangan
Grafik 3.8 Grafik Tegangan vs Regangan pada Baja Polos Ø12mm (Strain Gauge) Dari hasil trendline linear yang digunakan, didapatkan persamaan garis y=179746x. Gradien (kemiringan) garis tersebut merupakan Modulus Elastisitas
[Kelompok 07]
Page 19
[Laporan Praktikum Baja]
daripada baja tersebut. Maka didapat Modulus Elastisitasnya adalah 179746MPa. Nilai modulus elastisitas ini cukup jauh berbeda dengan modulus elastisitas baja yang bernilai sekitar 200000, perbedaan yang signifikan dapat terjadi karena faktor adanya perbedaan material sepanjang baja, hal ini dapat dilihat terdapat perbedaan warna di titik dimana baja tersebut putus. Perbedaan nilai modulus elastisitas baja juga dapat terjadi jika gaya tarik di kedua ujung baja berbeda dan menyebabkan baja tidak putus di tengah tengah. 3.3
Analisis Kurva
Tegangan (Mpa)
Tegangan vs Regangan Baja Polos untuk Berbagai Diameter 800 600
D8 (a)
400
D10 (a)
200
D12 (a) D-10 (b)
0 0
5
10 Regangan
15
D-8 (b)
Grafik 3.9 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada baja polos berbagai diameter
Grafik di atas menunjukkan perbandingan tegangan vs regangan pada baja polos dengan diameter yang berbeda. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa regangan leleh untuk setiap diameter sama. Namun tegangan leleh untuk setiap diameter berbeda.Padahal seharusnya titik leleh baja sama untuk mutu baja yang sama, dan tidak dipengaruhi diameter baja. Hal ini dapat terjadi karena adanya slip saat pengujian tarik baja. Dengan penambahan luas, penambahan beban menjadi tidak konstan. Hal ini menyebabkan tegangan leleh dan tegangan maksimum setiap baja polos berbeda-beda.
[Kelompok 07]
Page 20
[Laporan Praktikum Baja]
Tegangan vs Regangan Baja Ulir untuk Berbagai Diameter 800
Tegangan (Mpa)
700 600 500 400
ulir D10
300
ulir D13
200
ulir D16
100 0 0
2
4
6
8
10
Regangan
Grafik 3.7 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja Ulir untuk berbagai diameter
Grafik di atas menunjukkan perbandingan tegangan vs regangan pada baja ulir dengan diameter yang berbeda. Pada grafik tersebut dapat dikatakan bahwa untuk diameter yang berbeda titik leleh baja cenderung sama karena baja yang digunakan memiliki mutu yang sama. Baja dengan mutu yang sama akan memiliki modulus elastisitas yang sama sehingga memiliki kemiringan pada grafik tegangan vs regangan yang sama.
[Kelompok 07]
Page 21
[Laporan Praktikum Baja]
Tegangan vs Regangan pada Baja D-10 600
Tegangan (MPa)
500 400 300
ulir D-10
200
polos D-10 (b)
100 0 0
5
10
15
Regangan
Grafik 3.10 Grafik Tegangan vs Alat Skala Regangan pada Baja D-10mm
Grafik di atas menunjukkan perbandingan tegangan vs regangan pada baja polos dengan baja ulir berdiameter yang sama. Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa tegangan leleh pada baja ulir lebih tinggi dari tegangan leleh pada baja polos. Hal ini karena kandungan karbon pada baja ulir lebih tinggi daripada baja polos. Kandungan karbon inilah yang dapat meningkatkan sifat mekanik baja dan meningkatkan daktilitas baja. Peningkatan daktilitas ini yang membuat baja ulir lebih mudah patah daripada baja polos. Hal ini dapat dilihat dari grafik di atas yang menunjukkan bahwa regangan putus baja ulir lebih kecil dari regangan putus baja polos.
[Kelompok 07]
Page 22
[Laporan Praktikum Baja]
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Cara pengukuran uji tarik baja langsung adalah dengan menggunakan Mesin uji Universal Testing Machine (UTM), berfungsi untuk memberi dan mengontrol laju pembebanan dengan bantuan Load Cell, berfungsi untk mengubah beban UTM dari analog menjadi digital dan Linear Variable Displacement Tranducer (LVDT), berfungsi untuk mencatat defleksi atau perpanjangan 2. Mesin UTM dipasangkan benda uji (sumbu alat penjepit harus berhimpit dengan sumbu benda uji) dan dipasangkan alat ukur, lalu benda uji ditarik dengan pertambahan beban konstan hingga putus, penambahan beban ini akan mengakibatkan perpanjangan yang diamati. 3. Nilai parameter mekanik baja dari hasil percobaan adalah sebagai berikut:
[Kelompok 07]
i.
Modulus Young
ii.
Tegangan Leleh
: 179746 MPa
Page 23
[Laporan Praktikum Baja]
iii.
Kuat Tarik
iv. v.
4. Dalam praktikum kali ini kami dapat melakukan pembacaan tegangan dan regangan dengan menggunakan strain gauge. Dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Modulus Elastisitas Baja 300 y = 179746x R² = 0.9945
Tegangan (Mpa)
250 200 150
Tegangan vs Regangan
100
Linear (Tegangan vs Regangan)
50
0 -0.0005
[Kelompok 07]
0
0.0005 0.001 0.0015 0.002 Regangan
Page 24
[Laporan Praktikum Baja]
Tegangan (MPa)
Tengangan vs Regangan Polos 12 (Strain Gauge) 600 500 400 300 200 100 0
Tengangan vs Regangan Polos 12 (Strain Gauge) 0
0.005
0.01
0.015
Regangan
Dari hasil trendline linear yang digunakan, kita dapatkan persamaan garis y=178753x
yang
merepresentasikan
hubungan
.
Gradien
(kemiringan) garis tersebut merupakan Modulus Elastisitas daripada baja tersebut. Maka didapat Modulus Elastisitasnya adalah 178753 MPa. Hasil bacaan data logger digambarkan pada Grafik 3.2 dengan belokan tajam menandakan titik saat sensor hancur. Berdasarkan hasil percobaan, modulus elastis baja yang diperoleh berbeda dengan modulus elastisitas baja referensi yan bernilai 200000. Perbedaan ini terjadi karena adanya slip yang menyebabkan tarikan pada baja tidak merata.
4.2 Saran 1. Praktikan perlu mengumpulkan data denagn baik sehingga tidak ada data yang tercecer 2. Sebelum melakukan percobaan, praktikan perlu memahami langkah langkah pengerjaan dan tujuan praktikum dengan baik 3. Saat praktikum dilakukan perhatikan langkah langkah kerja terutama untuk hal hal yang tidak dilakukan langsung oleh praktikan namun dilakukan oleh petugas lab
[Kelompok 07]
Page 25