5
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KO KONSE NSEP P DASA DASAR R MEDI MEDIS S
Dalam penulisan penulisan landasan landasan teori tentang Batu Ureter Ureter banyak referensireferensirefere referensi nsi yang yang dapat dapat diambi diambill untuk untuk dapat dapat memuda memudahkan hkan pemaha pemahaman man dalam dalam pemberian asuhan keperawatan, adapun konsep dasar ini terdiri dari: Pengertian, anatom anatomii fisiol fisiologi ogi,, Pemeri Pemeriksa ksaan an diagno diagnosti stik, k, penata penatalak laksan sanaan aan dan kompli komplikas kasi. i. Untuk klien dengan Batu Ureter. 1.
Anatomi dan Fisiologi
a. Ginjal Suatu kelenjar yang terletak dibagian belakang peritoneum pada kedua sisi vertebral lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdome abdomen. n. Bentuk Bentuknya nya sepert sepertii biji biji kacang, kacang, jumlah jumlahnya nya ada dua kiri kiri dan kanan. Fungsi ginjal terdiri dari:
Memegang peranan penting dalam mengeluarkan zat-zat toksis atau racun..
Mempertahankan keseimbangan cairan.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein, ureum, kreatinin amoniak.
b. Ureter Ureter terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal kekandung kemih vesika urinaria panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari:
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisa tengah lapisan otot polos.
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
6
Lapisa Lapisan n dindin dinding g ureter ureter menimb menimbulk ulkan an gerakan gerakan-ger -geraka akan n perist peristalt altik ik tiap tiap 5x/menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk kedalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir pertikal dibawah sepanjang fasia muskulus psoa dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter ureter meninggalka meninggalkan n pelvis pelvis renalis, renalis, pembuluh pembuluh darah, saraf dan pembuluh pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. c. Vesika Vesika urinar urinaria ia (kandu (kandung ng kemih) kemih) Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seprti kerucut dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikus medius. d. Uretra Merupakan Merupakan saluran sempit sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan berfun berfungsi gsi menyal menyalurk urkan an air kemih kemih keluar keluar.. Pada Pada laki-l laki-laki aki berjal berjalan an berkel berkelokok-kel kelok ok melalu melaluii tengah tengah-te -tengah ngah prosta prostatt kemudi kemudian an menemb menembus us lapisan fibrosa yang yang menembus tulang pubis kebagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra uretra pada wanita wanita terlet terletak ak dibela dibelakang kang simfis simfisis is pubis pubis berjal berjalan an miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3-4 cm (Syafudin,1992). 2.
Definisi
Batu ureter adalah keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, batu yang terbentuk ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalium, oksalat, kalium fosfat, dan asam urat meningkat (Sudarth & Brunner, 1997). Batu ureter adalah suatu keadaan terdapatnya batu disaluran kemih (Manjoer, 2000). Batu ureter adalah bentuk deposit mineral paling umum oksalat kalsium dan oksalat fosfat, namun asam urat dan lainya juga penyebab pembentukan batu (Doenges,2000) Definisi operasional; batu ureter adalah terdapat batu disaluran ureter. 3.
Etiologi
7
a)
Imobilisasi terlalu lama
b)
Dehidrasi
c)
Nefrolitiasis
d)
Kerusakan efitel ginjal
e)
Obstruksi aliran limfe ginjal
f)
Hiferkasemia
g)
Hiperkalsiura
h)
Penyakit mieloproliferatif, yang menyebabkan
priliferasi abnornormal sel darah merah dari sum-sum tulang. i) 4.
Perubahan ph urine (Sudarth & Brunner, 1997). Patofisiologi
Batu terbentuk ditraktus urinarius ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang seca secara ra norm normal al menc menceg egah ah kris krista tali lisa sasi si dala dalam m urin urin.. Kond Kondis isii lain lain yang yang memperlaju pembentukan batu mencakup ph urin dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien (dehidrasi). Batu dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai kekandungvkemih, faktor faktor terten tertentu tu yang yang mempen mempengar garuhi uhi pemben pembentuk tukan an batu batu mencaku mencakup p infeks infeksi, i, statis urine, periode imobilitas. Batu yang terjebak di ureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepaha dan genetalia. Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya mengand mengandung ung darah darah akibat akibat aksi aksi abrasi abrasive ve batu batu (kolik (kolik uriter uriteral) al).. Umumny Umumnya, a, pasien akan mengeluarkan batu dengan diameter 0,5 sampai 1 cm secara spontan. Batu dengan diameter lebih dari cm biasanya harus diangkat atau dikeluarkan secara spontan (Sudarth & Brunner, 1997)
8
Dehidrasi
Kerusakan efitel
Imobilisasi lama
Infeksi
Kristalisasi
Formasi batu di ginjal
Batu terjebak di ureter Batu ureter
Obtruksi
info yang adekuat Menekan syaraf sekitar
Kurang haluaran urine
Infeksi Gangguan pola eliminasi
Insisi bedah
Refluk diginjal
GGA
Nyeri
Gangguan rasa nyaman
Kerusakan intergritas kulit
Salah persepsi tentang penyakit
kurang imformasi
(Sumber: Brunner & sudarth, 1997)
8
8
9
5.
Manifestasi Klinis
Gelombang nyeri yang luar biasa, kolik, akut, yang menyebar kepaha dan genetalia.
Rasa panas dan terbakar dipinggang.
Nyeri ketok ginjal.
Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar
Hematuria (Suddarth & Brunner, 1997).
6.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Labo Laborrator atoriium
Terjadi hematuria secara makroskopik atau mikroskopik.
Sendimen urine mengandung eritrosit dan leokosit.
Proteinuria ringan. b. Radio diologi ogi Foto polos abdomen untuk melihat batu radiopak, pielografi intravena untuk melihat batu radiolusen dan menilai sekresi ginjal.. c. Ultrasonogr Ultrasonografi/ afi/ USG (Suddarth (Suddarth & Brunner Brunner,, 1997). 1997). 7.
Penatalaksanaan Medis
a. Atasi nyeri, nyeri, mandi mandi hangat hangat diarea diarea panggul panggul dapat bermanfaat bermanfaat.. b. Terapi Terapi nutrisi nutrisi dan medikas medikasi, i, masukan masukan cairan cairan yang yang adekua adekuatt dan menghin menghindar darii makanan tertentu dalam diet yang merupakan bahan utama pembentukan batu (mis: Kalsium) c. Lithotrip Lithotripsi si Gelombang Gelombang Kejut Kejut Ekstrakarpa Ekstrakarpareal, real, merupaka merupakan n prosedur prosedur non invasif invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu dan kaliks ginjal. Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir, sisa batu-batu tersebut dikeluarkan secara spontan. d. Ureter Ureteroli olitot totomi omi,, pembeda pembedahan han pengangk pengangkata atan n batu. batu. e. Peny Penyul uluh uhan an,, kare karena na resi resiko ko kamb kambuh uh yang yang ting tinggi gi,, peraw perawat at harus harus memb member erik ikan an pelajaran mengenai batu ureter dan mencegah kekambuhan (Suddarth & Brunner, 1997).
8.
Komplikasi
Hidronefrosis
10
Pionefrosis
Uremia
Gagal ginjal (Mansjoer,2000).
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1.
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu pro prose sess yang yang sist sistem emat atis is dala dalam m pengu pengump mpul ulan an data data berb berbaga agaii sumb sumber er data data untuk untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2000). Sumber data diperoleh dari pasien sendiri, dari keluarga dan orang terdekat, status pasien/catatan kondisi pasien dan informasi dari tim kesehatan yang merawat pasien (Nursalam, 2001) Dalam tahap pengkajian dilakukan pengumpulan pengumpulan data dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan dengan cara membaca ststus kesehatan klien (Taylor et all, 1996) Setelah Setelah pengumpulan pengumpulan data langkah langkah berikutnya berikutnya dalam pengkajian pengkajian adalah pengelompokan data yang terdiri dari: data fisiologi, psikologis, sosial dan spiritual. Pengel Pengelomp ompokan okan data data akan memudah memudahkan kan perawa perawatt dalam dalam pengel pengelomp ompoka okan n masala masalah h keperawatan klien. Untuk kasus post Op Batu ureter pengkajian yang dilakukan adalah: a. Iden Identi tittas kl klien ien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak. b. b. Riwa Riwaya yatt keseh kesehat atan an 1)
Riwayat penyakit sekarang
Kaji mengenai perkembangan penyakit dari tanda dan gejala pertama sampai sekarang termasuk upaya mencari pertolongan 2)
Riwayat pe penyakit da dahulu
Kaji riwayat penyakit yang pernah diderita, pengalaman operasi yang pernah dialami ataupun riwayat cidera yang pernah dialami. c. Peng Pengka kaji jian an fisi fisik k 1)
Aktivitas/istirahat
11
Gejala: kelemahan, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas atau kerja sehubungan dengan efek pembedahan. 2)
Sirkulasi
Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri). Tekanan darah hipotensi/termasuk Postural. 3)
Integritas kulit
Peka terhadap tanda-tanda dan gejala komplikasi. 4)
Eliminasi
Gejala: Ketidakmampuan defekasi atau flatus Tanda: Tanda: Disten Distensi si abdomen abdomen,, penurun penurunan an haluar haluaran an urine, urine, penurun penurunan an atau atau tidak tidak adanya bising usus (ileus), kekacauan abdomen. 5)
Makanan/cairan
Gejala: Haus Tanda: : Membran mukosa kering, turgor kulit buruk 6)
Nyeri/Kenyamanan
Gejala: nyeri abdomen, Tanda: nyeri tekan, otot tegang (abdomen), 7)
Pernafasan
Tanda: Takipnea. d.
Pemeriksaan di diagnostik
Urinal Urinalisa isa,, warna warna kuning kuning,, coklat coklat gelap, gelap, berdar berdarah: ah: secara secara umum umum menunj menunjuka ukan n SDM, SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat ), sepihan, mineral, bakteri, pus; ph mungkin asam meningkatkan sistin dan asam urat ) atau alkalin ( meningkatkan magnesium, fosfat, amonium, atau batu kalsium fosfat ).
Hb/Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau politemia terjadi (mendorong prepitasi pemadatan ) atau anemia ( pendarahan, p endarahan, disfungsi/gagal ginjal).
Foto Rongsent KUB, menunjukan adanya kalkuli dan/perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.
Sist Sistou oure rete tero roko kopi pi,, visu visual alis isas asii langs langsun ung g kand kandung ung kemih kemih dan dan uret ureter er dapa dapatt menunjukan batu dan/atau efek obstruksi.
12
Scan CT, mengidentifikasi/mengambarkan kalkuli dan masa lain: ginjal, ureter,
distensi kandung kemih. Ulta Ultara raso sound und ginj ginjal al,, untuk untuk mene menent ntuk ukan an peru perubah bahan an obst obstru ruks ksi, i, loka lokasi si batu batu
(Doenges, 2000). 2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari dari
kelo kelom mpok pok
atau atau
indi indivi vidu du
dima dimana na
per perawat awat
seca secarra
akun akunttabi abilita litass
dapa dapatt
mengid mengident entifi ifikasi kasi dan member memberikan ikan interv intervens ensii secara secara pasti pasti untuk untuk menjag menjagaa status status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito, 2000). Diagnosa keperawatan adalah pernyataan atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan klien atau pasien (Effendy Nasrul,1995). Sedangkan yang dikutif dari Gordon, 1976 (Nursalam, 2001) mendefinisikan bahw bahwaa diag diagno nosa sa keper keperawa awata tan n adal adalah ah masa masala lah h keseha kesehata tan n yang yang pote potens nsia iall dima dimana na ber berda dasa sark rkan an pendi pendidi dikan kan dan penga pengala lama mann nnya ya,, diag diagnos nosaa mamp mampu u dan dan memp mempun unya yaii wewenang untuk memberikan tindakan keperawatan. Pernyataan diagnosa keperawatan aktual terdiri dari tiga bagian yang meliputi PES (problem, etiologi, dan symptom). Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan kanker kolon adalah sebagai berikut: 1.
Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
2. Gangguan Gangguan mobilisa mobilisasi si fisik fisik berhubun berhubungan gan dengan dengan kelemah kelemahan. an. 3. Kura Kurang ng pera perawa wata tan n diri diri berh berhub ubung ungan an denga dengan n into intole lera rans nsii akti aktifi fita tas: s: Penur Penurun unan an kekuatan dan ketahanan nyeri / ketidaknyamanan. 4. Kurang pengetah pengetahuan uan (kebutuhan (kebutuhan belajar) belajar) kondisi kondisi dan prognos prognosis is penyakit penyakit dan kebutuhan kebutuhan pengobatan pengobatan berhubungan berhubungan dengan kurang imformasi imformasi yang adekuat (Doenges, 2000). 3. Pere Perenc ncan anaa aan n
Setelah Setelah merumuskan merumuskan diagnosa diagnosa keperawatan keperawatan langkah langkah berikutnya berikutnya adalah menentukan perencanaan keperawatan. Perencanaan meliputi perkembangan strategi desa desain in untuk untuk mence mencega gah, h, mengu mengura rang ngi, i, dan dan meng mengor orek eksi si masa masala lah-m h-mas asal alah ah yang yang diid diiden enti tifi fika kasi si pada pada diagn diagnos osaa keper keperaw awat atan an,, dima dimana na taha tahapan pan ini ini dimu dimula laii sete setela lah h
13
menen menentu tukan kan
diag diagno nosa sa
kepe kepera rawa wata tan n
dan dan
meny menyim impu pulka lkan n
renc rencan anaa
dokum dokumen enta tasi si
(Nursalam, 2001). Tahap Tahap perenca perencanaa naan n kepera keperawat watan an adalah adalah penentu penentuan an priori prioritas tas diagno diagnosa sa keperawatan, penetapan tujuan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan. Dikutip dari iyer, et al, 1996 dalam (Nursalam, 2001). Terdapat tiga rencana tindakan dalam tahap perencanaan yaitu rencana tindakan perawat, rencana tindakan pelimpahan (medis dan tim kesehatan lain) dan program medis untuk klien yang dalam pelaksanaanny pelaksanaannyaa dibantu dibantu perawat perawat (Capernito, (Capernito, 2000). Untuk menentukan prioritas kebutuhan dalam intervensi keperawatan, ada dua hirarki yang ada digunakan, yaitu: a.
Hira Hirark rkii “ Masl Maslow ow “ (196 (1960) 0) dal dalam am (Nu (Nurs rsal alam am,, 2001) 2001) memb membag agii kebut kebutuh uhan an dal dalam am lima tahap yaitu: kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, sosial dan harga diri Contoh hirarki yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan adalah:
Aktualisa si Diri
Harga Diri
Mencintai dan Dicintai
Rasa aman dan nyaman
Kebutuhan Fisiologis O2, H2O, Elektrolit, Makanan, Sex
Keterangan: a. Kebut Kebutuha uhan n Fisi Fisiol ologi ogiss Contoh: udara segar, air, cairan elektrolit, makanan, dan sex b. b. Rasa Rasa ama aman n dan dan nyam nyaman an Contoh: terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hukum c. Menci Mencint ntai ai dan dan Dici Dicint ntai ai Contoh: kasih sayang, mencintai, dicintai, diterima kelompok
14
d. Harga Di Diri Contoh: dihargai, menghargai (respek dan toleransi) e. Aktu Aktual alis isas asii Diri Diri Contoh: ingin diakui, berhasil dan menonjol. b. Hirark Hirarkii “Kalis “Kalish” h” (1983) (1983),, menjel menjelask askan an kebutuh kebutuhan an maslow maslow lebih lebih mendal mendalam am dengan dengan membag membagii kebutu kebutuhan han fisiolo fisiologis gis menjadi menjadi kebutuhan kebutuhan untuk bertahan bertahan
hidup hidup dan
stimulasi. Dikutip dari iyet, et al, 1996 dalam (Nursalam, 2000) Setelah penyusunan prioritas perencanaan diatas maka makalah selanjutnya adalah penyusunan rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Batu Ureter adalah sebagai berikut:
15
NO
1
Diagnosa keperawatan Gangguan rasa nyaman:
Tujuan dan kriteria hasil Tujuan: Menyatakan/
Intervensi Mandiri:
Nyeri berhubungan
menunjukan nyeri hilang.
dengan insisi bedah
Kriteria hasil:
misalnya lokasi, frekwensi,
derajat ke
-
durasi, dan intensitas (skala 0-
analgesik
Menunjukan kenyamanan.
10)
komplikas
1.
Kaji skala nyeri,
1.
-
ada secara
Mampu untuk tidur/istirahat. tidur/istirahat.
ke-4 pasc
2. .
2.
Jela Jelask skaan peny penyeb ebaab nye nyeri. ri.
data dasar kebutuha (Doenges,
3.
Dorong pasien menyatakan
3.
masalah, mendengar dengan
takut men
aktif pada masalah ini dan
kenyaman
berikan dukungan dengan menerima, tinggal dengan pasien berikan imformasi yang tepat.
4.
Dorong penggunaan tehnik
4.
Menurunk
relaksasi, (imajinasi,
meningka
visualisasi, aktivitas
meningka
terapeutik).
menurunk ketidakan
5.
Berikan tindakan kenyamanan
5.
contoh pijat punggung,
meningka
penguatan posisi (penggunaan
meningka
tindakan dukungan sesuai
dalam me
kebutuhan)
nyeri. (Do
Kolaborasi:
16 6.
Beri Berika kan n oba obatt ses sesua uaii ind indik ikas asi, i,
6.
contoh analgesik.
meningka meningka
2
Gangguan mobilisasi
Tujuan:
fisik berhubungan
Mempertahankan
dengan kelemahan.
mobilitas/fungsi optimal.
perhatikan
Kriteria hasil:
adanya/derajat/keterbatasan/
-
Mandiri:
1.
Menunjukan peningkatan
Kaji keterbatasan aktivitas,
1. intervensi.
kemampuan.
kekuatan dan bebas dari komplikasi (kontraktur, dekubitus)
2.
Jelask Jelaskan an penye penyebab bab kelema kelemahan han..
2. meningka (Doenges,
3.
Ubah posisi setiap 2 jam bila tirah baring: dukung bagian
4.
3.
tubuh yang sakit/sendi dengan
ketidakn
bantal, gulungan, kulit domba,
kekuatan
bantalan siku/tumit sesuai
meningk
indikasi.
kerusaka
Bantu dalam latihan rentang gerak aktif/pasif.
4. sendi, me membant keteganga
5.
Berikan pi pijatan ku kulit, pertahankan kebersihan dan kekeringan kulit. pertahankan
5. mencega
linen kering dan bebas kerutan.
6.
2000).
Berikan tempat tidur busa/kapuk.
6. dan dapat
17 sehingga iskemia/k 2000) 3
Kurang perawatan diri
Tujuan:
berhubungan dengan
Berpartisipasi pada aktivitas
intoleransi aktifitas:
sehari-hari dalam tingkat
kemampuan klien untuk
kekuranga
Penurunan kekuatan dan
perawatan diri.
berpartisipasi dalam aktivitas
2000).
Mandiri:
ketahanan nyeri /
Kriteria hasil:
kenyamanan.
- Penampilan rapi.
1.
Kaji
1.
kondisi da
perawatan diri.
- Tidak bau badan
2.
2.
Jelaskan
Meningkat melakukan
pentingnya higiene personal. Buat tujuan aktivitas realitas dengan klien.
3.
Menghem dan menin
3.
Dorong
untuk mel
atau gunakan tehnik penghemat energi, contoh duduk, tidak berdiri, mandi duduk; melakukan tugas
4.
dalam peningkatan bertahap.
4.
Anjurkan
Memperta (Doenges,
5.
Pendekata
untuk perawatan mandi
frustasi, m
ditempat tidur.
pasien, m (Doenges,
5.
Jadw Jadwal alka kan n akti aktivi vita tass yang yang memungkinkan pasien cukup waktu untuk menyelesaikan menyelesaikan tugas pada kemampuan paling baik.
4
Kurang tentang
pengetahuan
Tujuan:
Mengutarakan
kondisi, pemahaman proses penyakit.
prognosis, dan kebutuhan
Kriteria hasil:
pengobatan berhubungan - Melakukan prosedur yang dengan
kurang
imformasi adekuat.
diperlukan. - Memulai perubahan gaya hidup.
Mandiri:
1.
Kaji
pengetahuan
klien
1. Member Memberika ika
tentang penyakit dan harapan
dapat
me
masa datang.
informasi menjelaska situasi indi
18 2.
- Ikut serta dalam proses proses keperawatan.
2.
Kaji program diet sesuai
Pembi Pembilas lasan an kesempata
individual.
batu. cairan/dehi tambahan d (Doenges, 2
3. 3.
Imformasi
Jelaskan secara singkat dan
kerjasama
sederhana mengenai:
proses kepe
Pengertian batu ureter Penyebab batu ureter Tanda dan gejala Penanganan batu ureter Pencegahan batu ureter 4.
4. Obat-obatan
Diskusikan program obat
atau atau meng meng
obatan hindari obat yang dijual
pada penye penye
bebas dan membaca semua
makanan
label produk/kandungan dalam
secara indiv
makanan.
(Doenges,
.
5. 5.
Diet rendah oksalat, contoh pemba pembatas tasan an
coklat coklat,,
minuma minuman n
meng mengan andu dung ng kafe kafein in,, bit bit dan dan bayam.
Menurunka Menurunka oksalat. (Doenges, 2
20
4. Pelaksan ksana aan
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif inisiatif dari rencana rencana tindakan tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2000). Implementasi sebaiknya dibuat sesuai dengan situasi klien dan peralatan rumah sakit Pelaksanaan atau implementasi merupakan aplikasi keperawatan oleh perawat dan klien. klien. Hal-hal Hal-hal yang harus kita perhatikan perhatikan ketika ketika akan melakukan implementasi implementasi adalah inte interv rven ensi si yang yang dila dilakuk kukan an sesu sesuai ai denga dengan n renc rencana ana.. Sete Setela lah h dila dilaku kukan kan vali validi ditas tas,, pengasahan keterampilan interpersonal, intelektual, dan psikologi individu. Terakhir mela melaku kukan kan
pendo pendokum kument entas asia ian n
keper keperaw awat atan an
beru berupa pa
penc pencat atat atan an
dan
pela pelapor poran an
(Nursalam, 2001). Dalam tahap implementasi ini, perawat berperan sebagai pelaksana keperawatan, memb member erii
supp suppor ort, t,
pend pendid idik ik,,
advo advoka kasi si,,
dan dan
penc pencat atat atan an/p /pen engh ghim impu puna nan n
data data
(Carpenito,1999). 5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan yang intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang yang mena menanda ndaka kan n seber seberap apaa jauh jauh diagn diagnos osaa keper keperawa awata tan, n, renc rencana ana tind tindak akan an dan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam,2001). Evaluasi terdiri dari dua jenis yaitu Formatif dan Sumatif: a. Eval Evalua uasi si Form Format atif if Evalua Evaluasi si Format Formatif if disebut disebut juga juga evalua evaluasi si proses proses,, evaluas evaluasii jangka jangka pendek, pendek, atau atau eval evaluas uasii berja berjala lan, n, dima dimana na eval evaluas uasii dila dilaku kukan kan sece secepat patny nyaa sete setela lah h tinda tindaka kan n keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai. b. b. Eval Evalua uasi si Sum Sumat atif if Evaluasi Sumatif biasanya disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir, evaluasi jangka panja panjang. ng. Evalua Evaluasi si ini dilakuk dilakukan an pada akhir akhir tindak tindakan an kepera keperawat watan an paripu paripurna rna dilaku dilakukan kan dan menjad menjadii suatu suatu metode metode dalam dalam memoni memonitor tor kualit kualitas as dan efisie efisiensi nsi tindak tindakan an yang yang diberi diberikan. kan. Bentuk Bentuk evaluas evaluasii ini lazimn lazimnya ya menggu menggunaka nakan n format format “SOAP” (Nursalam, 2001). Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana kepera keperawat watan, an, nilai nilai serta serta mening meningkat katkan kan mutu mutu asuhan asuhan keperaw keperawata atan n melalu melaluii hasil hasil perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
21
Ada empat kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi terjadi dalam tahap evaluasi ini, yaitu: masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi, dan masalah baru. 6. Pere Perenc ncan anaa aan n Pul Pulan ang g
a. Nyeri Nyeri hilang/ hilang/ter terkont kontrol rol b. Keseimbangan Keseimbangan cairan cairan elektrolit elektrolit dipertaha dipertahankan nkan c. Kompli Komplikas kasii dicega dicegah/m h/mini inimal mal d. Proses Proses penyakit prognosis prognosis dan program program terapi dipahami dipahami (Doenges, 2000). 2000).