PROPOSAL PENELITIAN
BIOETA BIOETANOL NOL DARI DARI KULIT KULIT PISAN PISANG G KEPOK KEPOK DENGA DENGAN N PROSES FERMENTASI DISTILASI
Diajukan oleh
NAMA
: DW DWI HARTONO
NIM
: 090140039
JURUSAN JURUSAN TEKNIK TEKNIK KIMIA KIMIA – FAKULTAS FAKULTAS TEKNI TEKNIK K UNIVERSITAS MALIKUSSALEH REULET 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan tingkat kebutuhan energi yang yang besar. Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis kebutuhan manusia seiring dengan berkembangnya
zaman,
mengakibatkan
kebutuhan
akan
energi
semakin
meningkat sehingga persediaan energi khususnya energi yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable (Unrenewable Energy) semakin berkurang kuantitasnya, bahkan lamakelamaan akan habis. Produksi minyak Indonesia tahun 2006 sebanyak 322,2 juta barel, dan pada tahun 2009 menurun menjadi 301,8 juta barel. Pada tahun 2012 produksi minyak Indonesia kembali mengalami penurunan menjadi 279,4 juta barel, hal ini menunjukan bahwa teori di atas adalah benar. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi di dunia namun sejak tahun 2003 sampai sampai saat ini masih mengimp mengimpor or bahan bakar bakar minyak minyak (BBM) untuk untuk mencuk mencukupi upi kebutu kebutuhan han nasional nasional (Yuh Yuhals als 201 2013) 3).. Untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional bahan bakar fosil (minyak/gas bumi dan batu bara) sebagai sumber energi yang tidak terbarukan terbarukan dengan dengan segala permasalahanny permasalahannya, a, terutama kenaikan kenaikan harganya harganya ( price price escalation) escalation) secara global setiap terjadinya krisis energi sebagai akibat dari faktor-faktor seperti cadangan yang berkurang sesuai dengan umur eksploitasinya, permintaan yang meningkat, jaminan pasokan ( supply ( supply security) security ) yang terbatas dan pembatasan produksi serta penilaian dampak lingkungan yang ketat terhadap pemanasan
global ( global global
warming ), ), yang semuanya dikaitkan dengan
kepentingan politik maka negara-negara pengguna bahan bakar fosil manapun termasuk Indonesia, tentu akan melihat kepada sumber-sumber energi lainnya sebagai bahan bakar alternatif atau pengganti asalkan potensi sumber dayanya mudah diperoleh secara lokal supaya harganya lebih murah dan terjangkau.
Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan, dimana memiliki keunggulan keunggulan mampu menurunkan emisi CO 2 hingg hinggaa 18 %. Menurut Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) ada 3 kelompok tanaman sumber bioetanol: tanaman yang mengandung pati (seperti singkong, kelapa sawit, tengkawang tengkawang,, kelapa, kelapa, kapuk, kapuk, jarak jarak pagar, pagar, rambutan, rambutan, sirsak, sirsak, malapar malapari, i, dan nyamplung nyamplung), ), bergula bergula (seperti (seperti tetes tebu tebu atau atau molase, molase, nira nira aren, aren, nira tebu, dan nira surgum manis) manis) dan serat selulosa (seperti batang sorgum, batang pisang, jerami, kayu, dan bagas). Seluruh bahan baku baku itu semuanya ada ada di Indonesia. Bahan yang yang mengandung pati, glukosa, dan serat selulosa ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Kulit pisang merupakan limbah yang banyak mengandung serat selulosa sehingga lebih efisien digunakan dari pada buahnya yang memiliki nilai jual yang tinggi. tinggi. Dari hal tersebut tersebut di di atas, maka maka penulis penulis merasa tertarik untuk berusaha berusaha mencoba pengadaan sumber energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan.
1.2
Perumusan Masalah
Kulit Kulit pisa pisang ng sehar seharus usny nyaa dapa dapatt dima dimanf nfaa aatk tkan an seb sebag agai ai baha bahan n bak baku u pembuatan bioetanol karena banyak mengandung selulosa. Selulosa yang terdapat pada kulit pisang jika difermentasikan dengan bakteri Saccharomyces akan menghasilkan etanol. Proses ini dilakukan dengan variabel waktu dan suhu pemasakan, konsistensi atau perbandingan antara kulit pisang dan larutan yang di tambahkan tambahkan dalam proses pemasakan pemasakan,, konsentrasi konsentrasi asam pada proses fermentasi. fermentasi. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan kondisi operasi yang optimal sehingga sehingga didapatkan didapatkan hasil yang maksimal. maksimal. Karena Karena pembentuka pembentukan n bioetanol bioetanol ini dipengaruhi oleh waktu peleburan dan juga dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa, maka dari dari itu peneliti peneliti akan memvar memvariasikan iasikan waktu fermentasi fermentasi selulosa selulosa tersebut. tersebut.
1.3
Batasan Masalah
Penelit Penelitian ian ini pernah pernah dilaku dilakukan kan sebelu sebelumny mnyaa dengan dengan cara cara dan dan metode metode yang yang berbeda, sehingga penelitian ini hanya menitik beratkan pada hasil bioetanol yang dihasilkan dihasilkan dengan dengan memvariasikan memvariasikan waktu waktu fermentasi dan yeast yang digunaka digunakan. n.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Meman emanfa faat atka kan n bioet ioetan anol ol dari dari kuli kulitt pisa pisan ng kep kepok seh sehingg inggaa dapa dapatt dijadikan dijadikan alternatif alternatif bahan bakar premium. premium.
2.
Mengetahui berapa persen bioetanol yang dihasilkan dari dari bahan baku kulit pisang kepok. kepok.
3.
Menguji bioetanol yang dihasilkan menggunakan kendaraan bermotor.
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi kulit pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. bioetanol.
2.
Sebagai
bahan
masukan
bagi
pemerintah
dan
masyarakat
agar
meng mengem emba bang ngka kan n bioe bioetan tanol ol dari dari kulit kulit pisa pisang ng kepo kepok k sebag sebagai ai sala salah h satu satu sumber sumber energi energi alternatif alternatif untuk mengantisip mengantisipasi asi mahalnya mahalnya minyak minyak premium premium di pasaran. 3.
Sebagai bahan referensi dan informasi pada penulis lainnya yang tertarik untuk mengk mengkaji aji dan meneliti meneliti proses proses pembuatan pembuatan bioetanol bioetanol yang ramah ramah lingkungan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Bioetanol
Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif alternatif yang diola dari tumbuhan, dimana me m emiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO 2 hingga gga 18 %. Ada Ada 3 kelompok tanaman umbe umberr bio bioet etan anol ol:: tan tanam aman an yang ang men menga gand nd ng pati (seperti singkong, kelapa sa it, tengkawang, ke kelapa, kapuk, jarak pa pagar, rambutan, sirsak, malapari, dan nyamplung), lung), bergula bergula (sepert (sepertii tetes tetes tebu tebu atau atau mola molasse, nira aren, nira teb tebu, dan nira sur surgu
manis) dan dan serat serat selulosa selulosa (seperti (seperti batang sorgum, batang
pisang, jerami, kayu, dan bagas) bagas) (M. Arif Arif 2011 2011). ). Bahan Bahan yang yang
engandung pati,
glukosa, dan serat selulosa ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan b kar. Tidak ada perbedaan antara etanol biasa dengan bioetanol yang membedakannya ha yalah bahan baku pembuatan pembuatan dan proses pembuatannya. Etanol adalah sejenis cairan cairan yang yang mudah mudah mengu menguap, ap, mudah mudah terbak terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam k hidupan seharihari. Senyawa ini merupaka rupakan n obat obat psiko psikoakt aktif if dan dapa dapatt ditemu ditemuka ka pada minuman beralkohol dan termometer ometer modern modern.. Etano Etanoll termas termasuk uk ke dala dala
alkohol rantai
tung tungga gal, l, deng dengan an rum rum us kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6 . Ia merupakan isomer konstitusional dari dari dimetil dimetil eter. eter.
Gambar. Gambar. Struktur Struktur molekul molekul etanol. Bahan bakar etanol adalah etanol (etil alkohol) dengan enis yang sama dengan yang ditemukan pada minuman beralkohol dengan pen gunaan sebagai bahan bakar. Etanol seringkali dijadikan bahan tambahan bensin sehingga menjadi biofuel. Produksi etanol dunia untuk bahan bakar transportasi
eningkat 3 kali
lipat da dalam ku kurun wa waktu 7 tahun, dari 17 miliar liter pada tahun
000 menjadi 52
miliar liter pada tahun 2007. Dari tahun 2007 ke 2008, komposisi etanol pada bahan bakar bensin di dunia telah meningkat dari 3.7% menjadi 5.4%. Pada tahun 2010, produksi etanol dunia mencapai angka 22,95 miliar galon (86,9 miliar liter), dengan Amerika Serikat sendiri memproduksi 13,2 miliar galon, atau 57,5% dari total produksi dunia (Industry Statistics: 2010 World Fuel Ethanol Production). Production).
2.2
Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya. Pisang merupakan buah buah yang berasal dari taksonomi: taksonomi: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Sp S permatophyta
Sub Di Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotiledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
: Musa paradisiaca
Famili Musaceae Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Rhodochlamys, Callimusa, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, Emusa, yaitu Musa yaitu Musa acuminata dan Musa dan Musa balbisiana (Rizal 2013). Tanaman Tanaman pisang termasuk termasuk dalam golongan golongan tanaman monokotil monokotil tahunan tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut
bonggol. Pucuk lateral muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 25 0 C-270 C dengan curah hujan hujan 2000-3000 2000-3000 mm/tahun mm/tahun (Rizal 2013). Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru. Pisang mempunyai batang semu s emu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan dan menyirip berwarna hijau.
2.3 2.3
Kandu andung ngan an Kimia imia Dalam alam Kulit ulit Pisa isang
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya.
Pisang
mempunyai
kandungan
khrom
yang
berfungsi
dalam
metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabk menyebabkan an gangguan gangguan toleransi toleransi glukosa glukosa (Kusnoputr (Kusnoputranto anto 1996). 1996). Umumnya Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit kulit pisang ternyata ternyata memiliki memiliki kandungan kandungan vitamin vitamin C, B, kalsium, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi
mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Dalam studi klinis yang dilakukan, para peneliti membandingkan efek ekstrak kulit pisang bagi retina mata pada dua kelompok. Pertama adalah kelompok kontrol dan kelompok kelompok kedua adalah responden yang diberi ekstrak kulit pisang dan mereka dipapari cahaya selama enam jam dalam dua hari. Hasilnya, yang tidak mendapat ekstrak kulit pisang sel retinanya menjadi mati, sedangkan kelompok lainnya retinanya tidak mengalami kerusakan. Sementara itu untuk mengatasi depresi, para peneliti menyarankan untuk meminum air rebusan kulit pisang atau membuatnya dalam bentuk jus segar selama beberapa kali dalam seminggu semi nggu karena dalam kulit pisang terdapat sumber vitamin B6 yang dibutuhkan untuk membuat serotonin dalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit, menekan nafsu makan, menimbulkan relaks, dan mengurangi ketegangan. Salah satu contoh gambar kulit pisang yang tidak dimanfaatkan lagi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kulit Pisang Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak, serta karboh karbohidrat idrat yang cukup (Sulffahri (Sulffahri 2008). 2008). Komposisi Komposisi lain lain kulit kulit pisang pisang dapat dilihat dilihat pada pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 komposisi kimia dari beberapa kulit kulit pisang Kulit pisang
Kulit pisang
Kulit pisang raja
nangka (%)
kepok (%)
(%)
Kadar air
11,07
11,09
11,46
Kadar abu
5,54
4,82
5,74
Kadar lemak
11,58
16,47
19,20
Kadar protein
9,87
5,92
7,29
Kadar serat kasar
14,61
20,96
19,49
Kadar karbohidrat
47,33
40,74
36,82
100
100
100
Kadar selulosa
17,36
14,04
13,53
Kadar lignin
20,90
33,79
32,24
Analisis
Total
Sumber : Direktorat Gizi Dept. Kesehatan RI, 1981 Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen dan oksigen yang berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap gramnya gramnya menghasilkan menghasilkan 4 kalori kalori (17 kilojoule) kilojoule) energi energi pangan per gram. gram. Pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H 2O. Di dalam tubuh, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat atau Hidrat Arang yang yang dikandung oleh kulit pisang adalah adalah amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama t erutama di negara berkembang oleh karena dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum (Pati) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 8090% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6). Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Amilopektin dapat memiliki jumlah molekul glukosa mulai dari ratusan sampai puluhan ribu.Sementara amilosa rata-rata terdiri dari 1000 molekul glukosa. Stuktur kimia amilum (pati) secara pasti belum diketahui namun diduga bahwa bagian luar dari butiran amilum sebagai amilosa sedangkan bagian dalam butirannya sebagai amilopektin (Johari, Rachmati, 2006) Amilum adalah jenis polisakarida (karbohidrat komplek). Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. disakarida. Pemecahan Pemecahan karbohid karbohidrat rat (misalnya (misalnya pati) menghasilkan menghasilkan monomono- dan disakarida, terutama glukosa. Glukosa (C6H12O6, berat molekul molekul 180.18) 180.18) adalah heksosa-m heksosa-monos onosakarid akaridaa yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus gugus -CHO). -CHO). Lima karbon karbon dan satu oksigenny oksigennyaa membentuk membentuk cincin cincin yang disebut disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom
kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH 2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0,0026% pada pH 7. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida. Glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya
sebagai
glikogen
("pati
hewan")
dan
sel
lemak,
yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah pernah secara langsung langsung dikonve dikonversi rsi menjadi menjadi glukosa. glukosa. Fruktosa Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
2.4
Ragi roti ( Saccharomyces Saccharomyces cerevisiae cerevisiae))
Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis ragi. Saccharomyces berasal dari bahasa Latin yang berarti gula jamur. Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae, yang digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Anggota lain dari genus ini termasuk Saccharomyces
bayanus , bayanus,
digunakan
dalam
pembuatan
anggur,
dan
Saccharomyces
boulardii , boulardii,
digunakan
dalam
obat-obatan.
Koloni
dari
Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari. Mereka rata, mulus, basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish dalam warna. Ketidak mampuan
untuk
memanfaatkan
nitrat
dan
kemampuan
untuk
berbagai
memfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas dari Saccharomyces. dari Saccharomyces.
Kingdom
: Fungi
Subkingdom : Dikarya Phylum
: Ascomycota
Subphylum
: Saccharomycotina
Class
: Saccharomycetes
Order
: Saccharomycetales
Family
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Species
: Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian terhadap gula, memberi aroma (alkohol). Saccharomyces cerevisiae juga cerevisiae juga telah digunakan dalam beberapa industri lainnya, seperti industri industri roti (bakery), (bakery), industri flavour, flavour, (menggunaka (menggunakan n ektrak ragi/yeast ragi/yeast extracts), industri pembuatan alcohol (farmasi) dan industri pakan ternak (Aguskrisno 2011).
2.5
Fermentasi
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan dihasilkan produk produk yang dikehend dikehendaki. aki. Mikrobia Mikrobia yang umumnya umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta s erta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran.
Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk pangan pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni. Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi dengan sifat dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara campuran. Contoh Contoh pengg penggun unaan aan kultu kulturr murni murni tunggal tunggal
pada pada fermenta fermentasi si kecap, kecap, yang yang
menggunakan Aspergillus menggunakan Aspergillus oryzae pada oryzae pada saat fermentasi f ermentasi kapang dan saat sa at fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus bakteri Pediococcus sp dan khamir Saccharomyces rouxii (Aguskrisno 2011).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Bahan Ya Yang Di Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini s ebagai berikut : 1. Kuli Kulitt pis pisan ang g kep kepok ok 2. Air 3. Ragi roti 4. Gula 5. Urea 6. NPK 7. CaO 3.2
Variabel Terikat
Kondisi Kondisi yang ditetapkan ditetapkan dalam penelitian penelitian ini sebagai sebagai berikut berikut : 1. volu volume me 1 kg/lit /liter er 2. suhu perebusan 1000C 3. suhu suhu ferm fermen enta tasi si 30 300C 4. PH 5-6 3.3
Variabel Bebas
Sedangkan kondisi yang diubah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Yeast yang digunakan : 100 ml, 300 ml, dan 500 ml. 2. Wa Wakt ktu u ferm fermen enta tasi si : 1 hari, 3 hari, dan 5 hari.
3.4 3.4
Pros Proses es Penu Penumb mbuh uhan an Star Starte terr (Yea (Yeast st))
Air 2550 ml
Starter
3.5
Gula Gula 450 gr
Urea 10 gr
Ragi Roti 100 gr
NPK 10 gr
Proses Pe Pembuatan Bi Bioetanol
Kulit Pisang
Pengecilan ukuran menja enjadi di 2 cm
Penambahan Air 1 liter
Perebusan
Bioetanol 90%
Distilasi I pada suhu 80C
Fermentasi selama 1,3, dan 5 hari 0 ada suhu 30 C
Penambahan yeast
Penambahan CaO
Filtrat I air dan ampas
Distilasi II pada suhu 80C
Filtrat II CaO dan Air
Bioetanol 99,9%