TUGAS BIOFA BI OFARMASI RMASI “INTRANASAL DRUG DELIVERY ” KELOMPOK 29
DISUSUN OLEH : 1. Basu! R!"a#$% 2. M!()a*+ A,-as!%
12&&'''1 12&&''99
PROGRAM STUDI FARMASI FARMASI FAKULT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ILM U PENGETAHUAN PEN GETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL AKARTA 2'1/
KATA KATA PENGANTAR PENGANTAR
Pujid Pujidan ansy syuk ukur ur danr danrid idho hoNy Nyal alah ah
kami kami kami kami
panja panjatk tkan anke keha hadir dirat atTu Tuhan han
Yang
Maha MahaEs Esaat aatas asbe berk rkat at,r ,rahm ahmat at,,
dapa dapatm tmen enye yele lesa saik ikan antu tuga gasm smak akal alah ahma mata taku kuli liah ahBi Biof ofar arma masi siya yang ng
membahastentang“I#$,a#asa+ D,u- D*+!0*,"”. Terimakasih Terimakasih kami ucapkan kepada : ! "bu#achmi$ut "bu#achmi$utabarat% abarat%!%i !%i , M!%i, M!%i, &pt &pt selakudosenm selakudosenmatakuli atakuliahBiof ahBiofarmasi armasi '! #ekan( rekan yang memberi memberikanmas kanmasukkandan ukkandan saran kepada kami! )ami menyadari bah*adalam penyusunanm akalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan!+ntuk itu, kritikdan saran sangat dinantikan guna penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang! )ami jugamemohonmaafapabiladalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami! %emoga makalah ini dapat memberikan *a*asan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun pembaca! %emoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua!
akarta , No-ember './
Penulis
Biofarmasi DAFTAR ISI– Drug Delivery Sistem Intranasal
Biofarmasi– Intranasal Drug Delivery
i
KATA PENGANTAR..
!
DAFTAR ISI.
!!
BAB I : PENDALUHUAN
! 0atarBelakang1111!111111111111111111111111!!!!
!' TujuanPenulisan 11111111111111111111111111!!!!!!!!
'
!2 #umusanMasalah 111111111111111111111111111!!!
'
BAB II : TINAUAN PUSTAKA
'! 3rug 3eli-ery %ystem "ntranasal!1111111111111111111111
2
'!!! Proses Penggunaan1111!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
4
'!!'! )elebihan 11111111111111111!!11111111111!
4
'!!2! )ekurangan111!!1!11111111!!!11111111111111!
5
'!' &natomidan6isiologi$idung 1111111111111!!!!!11111111!
5
BAB III : PEMBAHASAN
2!! Biofarmasi3rug 3eli-ery %ystem "ntranasal11111111111111111
.
2!!! Mekanisme&bsorpsi 11111111111111111!!111111!
.
2!!'!Pelepasan 7bat "ntranasal1111111111111111111111!
2!!2! Perjalanan 7bat "ntranasal1111111111111111111111
'
2!'! 6aktor yang Mempengaruhi &bsorpsi 33% "ntranasal111111111111!!!!!
/
2!2! %ediaan 33% "ntranasal1111111111111111111111111!
8
BAB IV : PENUTUP
/!! )esimpulan11111111111111111111111!!!111111!! ' DAFTAR PUSTAKA 11111111111!!!111111111111111!!
BAB I PENDAHULUAN
'' ii
1.1. La$a, B*+aa#Bermacam sistem mucosal dalam tubuh manusia 9nasal, pulmonal, rectal dan -aginal dapat dimanfaatkan untuk titik masuk system penghantaran obat! 3engan sendirinya system mucosal tersebut memiliki perbedaan dan persamaan! 6ormulasi sediaan ini seharusnya tidak hanya membahas aspek formulasi dan teknologi saja, tetapi juga perlu membahas aspek : fisiologi, biokimia, metabolisme mucosal obat dan absorpsi obat! %istem penghantaran obat nasal ini telah berlangsung sejak lama, dikenal dalam pengobatan &yur-edi di "ndia dan oleh orang "ndian di &merika %elatan, melalui cara penghisapan 9snuff obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh! Pemberian obat secara intranasal merupakan alternati-e ideal untuk menggantikan sistem penghantaran obat sistematik parenteral! )euntungan pemberian obat secara nasal ini meliputi : pencegahan eliminasi lintas pertama hepatic, metabolisme dinding saluran cerna atau destruksi obat disalur cerna : kecepatan dan jumah absorpsi, serta profil konsentrasi obat -ersus *aktu relati-e sebanding dengan pengobatan secara intra-ena, keberadaan -askulator yang besar dan struktur yang sangat permeabel mukosa nasal ideal untuk absorpsi sistematik, dan kemudian pemberian serta kenyamanan obat secara intra nasal untuk pasien! Pemberian obat menurut rute nasal merupakan sistem penghantaran obat yang menarik, seperti terbukti dengan introduksi bentuk sediaan yang dapat diterima misal kalsitonin untuk osteoporosis dan analog dari luteini;ing harmone(releasing harmone untuk endometrosis! %elain itu telah diteliti pula semacam obat untuk diberikan secara intranasal 9misal kartikosteroid,antibiotika, kardio-askular, histamine dan anti histamine dan lain sebagainya! Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
1
1.2. Tuua# P*#u+!sa# +ntuk mengetahui dan memahami ssstem penghantaran obat "ntranasal! Proses biofarmasi didalam tubuh serta faktor(faktor yang mempengaruhi proses biofarmasi tersebut!
1.&.Ru3usa# Masa+a) • • • •
&natomi fisiologi hidung Bagaimana sistem penghantaran obat intranasal dalam tubuh 6aktor(faktor yang mempengaruhi sistem penghantaran obat intranasal %ediaan obat intranasal
BAB II Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
TINAUAN PUSTAKA
2.1. D,u- D*+!0*," S"s$*3 I#$,a#asa+ 3rug 3eli-ery %ystem "ntranasal 933% "ntranasal merupakan sistem pengahantaran obat melalui hidung! Mukosa hidung telah dianggap sebagai rute pemberian obat untuk mencapai
2
absorpsi yang lebih cepat dan lebih tinggi karena dapat mengurangi akti-itas dari saluran pencernaan, mengurangi akti-itas pankreas dan akti-itas en;imatik lambung, p$ netral pada mukus hidung akan mengurangi akti-itas gastrointestinal 9)rishnamoorthy # et al, <<8=!! )isan # et al, '..>! 3alam beberapa tahun terakhir banyak obat telah terbukti mencapai bioa-ailabilitas yang lebih baik ke sistemik melalui rute pemberian hidung dibandingkan dengan rute pemberian oral! Pengobatan melalui hidung, telah diakui dalam sistem &yur-edic obat "ndia, yang disebut dengan ?N&%&Y& )M&? 9@hien YA et al!, <8<! K%#s*4 Dasa, P*#-)a#$a,a# O5a$. )etika obat digunakan oleh pasien, obat akan
menghasilkan efek tertentu yang disebut efek biologis! Efek biologis ini merupakan hasil interaksi obat dengan reseptor tertentu dari obat, dimana obat yang dihantarkan ke tempat kerja diatas pada kecepatan dan konsentrasi tertentu diharapkan dapat memberikan efek terapeutik yang maksimal dan dengan efek samping yang seminimal mungkin! 6aktor(faktor yang mempengaruhi absorbsi obat : a! )elarutan obat &gar dapat diabsorpsi obat harus dalam bentuk larutan! 7bat yang diberikan dalam bentuk larutan akan mudah diabsorpsi dibandingkan obat yang harus larut dahulu dalam cairan badan sebelum diabsorpsi! b! )emampuan obat difusi melintasi membrane sel 7bat yang berdifusi melintasi pori(pori membrane lipid kebanyakan obat diabsorpsi
c! d! e! f!
Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 3 dengan pasif )adar obat %emakin tinggi kadar obat dalam larutan semakin cepat obat diabsorpsi %irkulasi darah pada tempat absorpsi %emakin cepat sirkulasi darah maka obat yang diabsorpsi akan semakin besar! 0uas permukaan kontak obat +ntuk mempercepat absorpsi dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel obat! Bentuk sediaan obat +ntuk memperlambat absorpsi obat dapat dilakukan dengan penggunaan obat bentuk
kerja panjang g! #ute penggunaan obat
rute pemakaian obat dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat! Perkembangan obat akhir(akhir ini diarahkan pada bentuk sediaan obat alternatif dari parenteral dimana obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik melalui rute bukal, sublingual, nasal, pulmunory dan -aginal! #ute ini juga digunak an untuk pengobatan lokal dimana dosis obat dapat dikurangi dan juga mengurangi efek samping sistemik! +ntuk memahami teknologi penghantar obat terdapat beberapa hal yang harus dimengerti, antara lain : • • • • • •
)onsep Bioa-aibilitas Proses &bsorpsi obat Proses 6armakokinetik Aaktu untuk terapi yang optimal Penghantaran obat yang cocok untuk Ne* Biotherapeutis )eterbatasan dari terapi kon-ensional
3ari berbagai hal diatas, tiga hal yang merupakan unsur terpenting diantaranya Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery bioa-aibilitas, penghantaran obat dan pencegahan serta pelepasan obat terkontrol!
2.1.1.P,%s*s P*#--u#aa# O5a$ I#$,a#asa+
Proses penggunaan 33% "ntranasal dapat melalui penghantaran dua arah dengan laju nafas, sebagai berikut : •
)etika nafas dikeluarkan ke dalam alat, langit(langit lunak secara otomatis menutup rapat
• •
rongga hidung Nafas memasuki satu lubang hidung le*at mulut pipa yang menyegel 3an memicu pengeluaran partikel ke dalam aliran, memajukan partikel mele*ati klep
•
hidung untuk menuju tempat sasaran &liran udara mele*ati communication posterior ke sekat hidung dan keluar melalui bagian hidung yang lain di jurusan berla*anan! %ehingga proses tersebut akan menghasilkan :
•
C <. D dosis obat didepositkan melalui katup nasal
4
• • •
C >. D dosis didepositkan di ba*ah posterior '2 rongga nasal #eproducibility tinggi dari pendepositan melalui katup nasal Tidak ada endapan pada paru ( paru!
2.1.2. K*+*5!)a# D,u- D*+!0*," S"s$*3 I#$,a#asa+ • • • • •
• •
3osis yang diperlukan untuk efek farmakologinya dapat dikurangi )onsentrasi rendah dalam sirkulasi sistemik dapat mengurangi efek samping sistemik &rea permukaan untuk absorpsi luas 9 5. cm2 Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 7nset of action yang cepat &kti-itas metabolisme yang rendah dibandingkan peroral, menghindari reaksi saluran
5
cerna metabolisme hati Bentuk sediaan alternati-e, jika tidak dapat digunakan obat saluran cerna Mudah diakses untuk penghantaran obat
2.1.&. K*u,a#-a# D,u- D*+!0*," S"s$*3 I#$,a#asa+ • • • • • •
3ifusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus Mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat "ritasi lokal dan sensiti-isasi obat harus diperhatikan Mucociliary clearance mengurangi *aktu retensi obat dalam rongga hidung )urang reproduksibilitas pada penyakit yang berhubungan dengan rongga hidung $anya untuk obat yang poten 9dosis kecil dengan ukuran partikel 4 F . Gm
2.2.A#a$%3! 6a# F!s!%+%-! H!6u#&! &natomi hidung +ntuk mengetahui penyakit dan kelainan hidung, perlu diingat kembali tentang anatomi hidung! &natomi dan fisiologis normal harus diketahui dan diingat kembali sebelum terjadi perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat berlanjut menjadi suatu penyakit atau kelainan! 9%oetjipto 3 H Aardani #%,'..>
Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
6
B! Embriologi hidung Perkembangan rongga hidung secara embriologi yang mendasari pembentukan anatomis intranasal dapat dibagi menjadi dua proses! Pertama, embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang berbeda= kedua adalah bagian dinding lateral hidung yang kemudian berin-aginasi menjadi kompleks padat, yang dikenal dengan konka 9turbinate, dan membentuk ronga(rongga yang disebut sebagai sinus! 9Aalsh AE, '..' @! &natomi hidung luar $idung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam! $idung bagian luar menonjol padagaris tengah di antara pipi dan bibir atas= struktur hidung luar dibedakan atas tiga bagian : yang paling atas : kubah tulang yang tak dapat digerakkan= di ba*ahnya terdapat kubah kartilago yangsedikit dapat digerakkan= dan yang paling ba*ah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan!Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian(bagiannya dari atas ke ba*ah : pangkal hidung 9bridge, ' batang hidung 9dorsum nasi, 2 puncak hidung 3! &natomi hidung dalam Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os!internum di sebelahanterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari naso faring! )a-um nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka inferior! @elah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut meatus media
dan sebelah atas konka media disebut meatus superior! 9Ballenger ,< = 3hingra P0, '..>= $ilger P&,<<>
Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
7
E! 6ungsi 3ari $idung 6ungsi
dari
hidung
adalah
untuk
menghangatkan,
membersihkan,
dan
melembabkan udara yang anda napas serta membantu anda untuk membaui dan mencicipi! %eorang yang normal akan menghasilkan kira(kira dua Iuarts 9 Iuart J .,< liter cairan setiap hari 9lendir, yang membantu dalam mempertahankan saluran pernapasan bersih dan lembab! #ambut(rambut mikroskopik yang kecil 9cilia melapisi permukaan(permukaan dari rongga hidung, membantu menghapus partikel(partikel! &khirnya lapisan lendir digerakan ke belakang tenggorokan dimana ia secara tidak sadar ditelan! %eluruh proses ini diatur secara ketat oleh beberapa sistem(sistem tubuh! #ongga hidung ditutupi dengan selaput lendir yang dapat dibagi menjadi dua *ilayah, nonolfactory dan penciuman epitel, di daerah ini non penciuman mencakup ruang depan hidung yang ditutupi dengan kulit seperti stratifikasi sel epitel skuamosa, di mana sebagai daerah pernapasan, yang memiliki saluran udara epitel khas ditutupi
dengan banyak mikro-ili, sehingga luas permukaan besar yang tersedia untuk penyerapan obat dan transportasi 9%arkar M&, <<'! 3engan cara ini lapisan lendir dalam arah didorong dari anterior ke bangsal bagian posterior rongga hidung! %el(sel goblet yang hadir dalam selaput lendir yang meliputi konka hidung dan atrium, melainkan mengeluarkan mucus sebagai butiran lendir yang bengkak pada cairan hidung untuk Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
berkontribusi pada lapisan lendir!
8
%ekresi lendir terdiri dari sekitar <4D air, Mucin 'D, D garam, D protein lain seperti albumin, imunoglobulin, liso;im dan laktoferin, dan D lipid 9)aliner M et al!, <8/! %ekresi
lendir
memberikan
perlindungan
kekebalan
terhadap
inhalasi
bakteriofagria dan -iruses juga melakukan sejumlah fungsi fisiologis! ' 2 / 4
"ni mencakup mukosa, melindungi fisik dan en;imatis tersebut! lendir ini memiliki kapasitas menahan air! "ni menunjukkan permukaan kegiatan listrik! "ni memungkinkan perpindahan panas yang efisien! Bertindak sebagai perekat dan partikel transportasi menuju nasofaring 9Bernstein M et al!, <<>
BAB III Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
9
PEMBAHASAN
&.1. B!%7a,3as! DDS I#$,a#asa+ &.1.1. M*a#!s3* A5s%,4s! O5a$ I#$,a#asa+
7bat(obatan yang diserap dari rongga hidung harus mele*ati 0apisan lendir, itu adalah langkah pertama dalam penyerapan! 7bat kecil dengan mudah mele*ati lapisan ini tetapi obat besar tidak mudah atau sulit dikenakan untuk menyeberang lapisan tersebut! Prinsip protein lendir adalah musin,
melainkan memiliki
kecenderungan
untuk
mengikat
;at terlarut,
menghalangi
difusi! %elain itu perubahan struktural dalam lapisan lendir yang mungkin sebagai akibat dari perubahan lingkungan 9yaitu Ph, suhu, dll 9"llum et al, <<<! Mekanisme penyerapan Begitu banyak yang didirikan sebelumnya tapi hanya dua mekanisme telah dominan digunakan, seperti : •
Mekanisme pertama melibatkan rute berair transportasi, yang juga dikenal sebagai rute paracellular! #ute ini lambat dan pasif! &da korelasi log(log terbalik antara intranasal penyerapan dan berat molekul senya*a larut dalam air! )urang bioa-ailabilitas diamati untuk
•
obat dengan berat molekul lebih besar dari ... 3alton! Mekanisme kedua melibatkan transportasi melalui rute lipoidal juga dikenal sebagai proses transelular dan bertanggung ja*ab untuk pengangkutan lipofilik obat yang menunjukkan tingkat ketergantungan pada lipofilisitas mereka! 7bat juga lintas membran sel dengan rute transpor aktif melalui carrier(dimediasi berarti atau transportasi melalui pembukaan persimpangan ketat! %ebagai contoh, kitosan, suatu biopolimer alami dari kerang, membuka sambungan yang erat antara epitel sel untuk memfasilitasi transportasi obat!
Biofarmasi– Intranasal Drug Delivery
10
&.1.2. P*+*4asa# O5a$ I#$,a#asa+ A. B*#$u S*6!aa# O5a$ Da# P*35a8a
Bentuk sediaan obat yang ideal diantaranya harus meliputi hal(hal berikut ini : kenyamanan pasien, reproducibility, mudah di absorpsi, biokompabilitas dan tidak ada reaksitambahan, luas efektif area kontak, dan *aktu kontak yang di perpanjang! )lasifikasi rute sistem penghantaran obat diantaranya : sistem saluran cerna, parenteral, trans mukosa, trans nasal, pelepasan obat le*at paru(paru, pelepasan obat melalui kulit, pelepasanobat trans dan trans-agina! $al(hal yang mempengaruhi masuknya obat kedalam sirkulasi sistemik : •
Besarnya luas permukaan= contoh -illi dan microcilli pada usus kecil memperluas
•
permukaan sehingga memudahkan absorpsi obat! &kti-itas metabolik yang rendah, en;im dapat mendealtifas obat yang akan diabsorpsi,
•
bioa-aibilitas rendah dapat disebabkan oleh akti-itas en;im yang tinggi! Aaktu kontak= *aktu kontak dengan jaringan pengabsorpsi akan mempengaruhi jumlah
•
obat yang melalui mukosa! %uplai darah, darah yang cukup akan memindahkan obat dari tempat kerja ke tempat
•
absorpsinya! &ksebilitas, -ariasi rute penghantaran obat menunjukan berbagai daerah tertentu yang membutuhkan
• •
bahan
tambahan
atau
kondisi
tertentu
untuk
membantu
obat
mencapaitempat kerja! Kariabilitas yang rendah Permeabilitas, semakin permiabel suatu epitel maka daya absorpsinyapun se makin tinggi! %istem penghantaran obat dan penargetan obat yang ideal diantaranya : 7bat mempunyai
target yang spesifik, Menjaga obat pada jaringan yang bukan target, Meminimalisasir pengurangan kadar obat ketika mencapai target, Melindungi obat dari metabolisme, Melindungi Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 11 obat dari klirens dini, Menahan obat pada tempat kerja selama *aktu yang dikehendaki, Memfasilitasi transport obat kedalam sel, Menghantarkan obat ke target intraseluler, $arus biokompatibel, biodegradable dan non antigenik!
B. P*#-)a#$a,a# O5a$ I#$,a#asa+
7bat diberikan secara intranasal untuk efek lokal seperti obat tetes hidung atau spray,rongga hidung digunakan untuk pelepasan obat sistemik! Beberapa perusahaan farmasi bahkan mengembangkan pemberian insulin melalui hidung, %elain itu pemberian obat secara intranasal dikembangkan juga untuk -aksin, contohnya -aksin antraks yang menggunakan teknologi nano dapat diberikan melalui nasal, pemberian ini menguntungkan pasien yang takut terhadap jarum suntik, yang mana umumnya -aksin diberikandalam bentuk injeksi!Pada pemberian obat intranasal dibandingkan obat sistemik atau oral, yang perludiperhatikan adalah ukuran partikel yang didistribusikan dengan alat semprot atau spraynya!+kuran yang paling umum adalah '. F 4. Gm, ukuran lebih kecil akan memba*a obat sampaitrachea, sedangkan ukuran yang lebih besar dapat digunakan bila obat ingin disimpan dalamsaluran hidung, tetapi bisa jadi malah keluar dari lubang hidung atau bahkan tertelan!
&.1.&.P*,a+a#a# O5a$ I#$,a#asa+
&dapunperjalanansistempenghantaranobat
93rug
3eli-ery
%ystem
intranasal
dalamtubuh, adalahsebagaiberikut : a! Bentuksediaanobat nasal dengan;ataktif Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
sediaan nasal diformulasikan atau dirancang dengan sedemikian rupa untuk penggunaan efek lokal! b! 6ase biofarmasetik sistemik!
obat dihisap melalui rongga hidung masuk ke dalam sirkulasi
12
6ase ini meliputi *aktu mulai penggunaan sediaan obat melalui hidung hingga pelepasan ;at aktifnya ke dalam cairan tubuh! c! )etersediaan farmasi obat siap untuk diabsorbi 7bat dalam bentuk ;at aktif terlarut siap untuk diabsorpsi yang selanjutnya ;at aktif akan
didistribusikan keseluruh tubuh 9sistemik
d! 6asefarmakokinetik tidakterjadi &3ME
6aseinimeliputi*aktuselamaobatdiangkutke
organ
yang
ditentukansetelahobatdilepasdaribentuksediaan!
e! )etersediaanhayati
obatuntukmemberiefek
padatahapiniobatmulaimemberikanefekpadapasiendengancaraberikatandenganreseptor( reseptor yang adapadatubuh!
f! 6asefarmakodimanik interaksidenganreseptorditempatkerja
Bilaobattelahberinteraksidengansisireseptorbiasanya
protein
membrane
akanmenimbulkanrensponbiologik! Tujuanutamapadafaseiniadalahoptimisasidariefekbiologik!
g! Efekterapi Lobatpadaakhirnyamemberikanefekterapiataupengobatanpadapasien! Yang diharapkandapatmemberikankesembuhanpadapasien!
&.2. Fa$%, "a#- M*34*#-a,u)! A5s%,4s! DDS I#$,a#asa+ Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
13
&da berbagai faktor yang mempengaruhi bioa-ailabilitas sistemik dari obat yang diberikan melalui rute hidung! 6aktor(faktor ini dapat mempengaruhi terhadap sifat physiochemical dari obat, sifat anatomi dan fisiologis dari rongga hidung dan jenis dan karakteristik dari sistem pengiriman obat yang dipilih hidung! 6aktor(faktor ini memainkan peran kunci untuk sebagian besar obat untuk mencapai tingkat darah terapi efektif setelah pemberian hidung! 6aktor yang mempengaruhi penyerapan obat hidung dijelaskan sebagai berikut! ! %ifat fisiko kimia obat a! )eseimbangan0ipofilik(hidrofilik %ifat $0B dari obat mempengaruhi proses penyerapan! 3engan meningkatkan lipofilisitas, permeasi senya*a biasanya meningkat melalui mukosa hidung!Meskipun mukosa hidung ditemukan memiliki beberapa karakter hidrofilik, tampak bah*a mukosa ini terutama lipofilik di alam dan domain lipid memainkan peran penting dalam fungsi penghalang membran ini!7bat lipofilik seperti nalokson, buprenorfin, testosteron dan etinilestradiol hampir sepenuhnya diserap bila diberikan rute intranasal! b! 3egradasi en;imatik dalam rongga hidung 7bat seperti peptida dan protein memilikibioa-ailabilitas yang rendah di rongga hidung, sehingga obat ini mungkin memiliki kemungkinan untuk mengalami degradasi en;imatik dari molekul obat dalam lumen rongga hidung atau se*aktu mele*ati penghalang epitel!Pada ke dua bagian initerjadi eo(peptidases dan endo(peptidases, eo(peptidases adalah mono(aminopeptidases dan di(aminopeptidases! "ni memiliki kemampuan untuk membelah peptida pada mereka N dan @ termini dan endo( peptidases seperti serin dan sistein, yang dapat menyerang ikatan peptida internal! c! +kuran molekul Penyerapan obat melalui rute hidung dipengaruhi oleh ukuran molekul! 7bat lipofilik memiliki hubungan langsung antara MA dan permeasi obat sedangkan senya*a yang Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
14
larut dalam air menggambarkan hubungan terbalik! Tingkat permeasi sangat sensitif terhadap ukuran molekul untuk senya*a dengan MA 2.. 3alton! '! )arakteristik sediaan 7bat "ntranasal a! 6ormulasi 97smolaritas, p$, )onsentrasi 7smolaritas bentuk sediaan mempengaruhi penyerapan obatdi hidung! %ebagai • contoh ialahnatrium klorida yang mempengaruhi penyerapan hidung! Penyerapan maksimum dicapai dengan konsentrasi natrium klorida .!/5' M, konsentrasi yang lebih tinggi tidak hanya menyebabkan bioa-ailabilitas meningkat tetapi juga
•
mengarah pada toksisitas pada epitel hidung! p$sediaan obat dan permukaan hidung dapat mempengaruhi permeasi obat ini! +ntuk menghindari iritasi hidung, p$ sediaan obat harus disesuaikan dengan p$ /,4 ( 5,4 karena liso;im ditemukan di sekret hidung, yang bertanggung ja*ab untuk menghancurkan bakteri tertentu pada p$ asam! 3alam kondisi basa, liso;im tidak aktif dan jaringan yang rentan terhadap infeksi mikroba! %elain menghindari iritasi, itu menghasilkan memperoleh permeasi obat efisien dan mencegah pertumbuhan
•
bakteri! Oradien konsentrasi memainkan peran yang sangat penting dalam proses penyerapanpermeasi obat melalui membran hidung karena kerusakan mukosa hidung! @ontoh untuk ini adalah penyerapan 0(Tirosin, dimana konsentrasi obat dalam percobaan perfusi hidung! %edangkanpada absorpsi asam salisilat konsentrasi obatnyamenurun! Penurunan ini kemungkinan karena kerusakan mukosa hidung
yang permanen! b! 3istribusi 7bat dan deposisi Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 3istribusi obat dalam rongga hidung merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
efisiensi
penyerapan
hidung!
Modus
pemberian
obat
dapat
mempengaruhi distribusi obat di rongga hidung yang pada gilirannya akan menentukan efisiensi penyerapan obat! Penyerapan dan bioa-ailabilitas bentuk sediaan hidung
15
terutama tergantung pada lokasi disposisi! Bagian anterior hidung menyediakan *aktu perumahan
berkepanjangan
hidung
untuk
disposisi
dari
formulasi,
hal
ini
akanmeningkatkan penyerapan obat! 3an ruang posterior dari rongga hidung akan digunakan untuk pengendapan bentuk sediaan, melainkan dihilangkan oleh proses pembersihan mukosiliar dan karenanya menunjukkan bioa-ailabilitas rendah! %itus disposisi dan distribusi bentuk sediaan terutama tergantung pada pengiriman perangkat, cara pemberian, sifat fisikokimia molekul obat! c! Kiskositas Kiskositas yang lebih tinggi dari formulasi meningkatkan *aktu kontak antara obat dan mukosa hidung sehingga meningkatkan *aktu untuk permeasi! namun, formulasi sangat kental akan mengganggu fungsi normal seperti pergerakan silia atau clearance mukosiliar dan dengan demikian mengubah permeabilitas obat! 2! %ifat anatomi dan fisiologis dari rongga hidung a! Mukosiliar Partikel terperangkap dalam lapisan lendir yang yang akan terbersihkan dari rongga hidung! &ksi gabungan lapisan lendir dan silia disebut kliren mukosiliar!"ni adalahmekanisme pertahanan fisiologis saluran pernapasan untuk melindungi tubuh terhadap bahan berbahaya yang telah dihirup!Aaktu transit yang normal mukosiliar Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 16 pada manusia telah dilaporkan ' sampai 4 menit! 6aktor(faktor yang mempengaruhi i;in mucocilliary meliputi faktor fisiologis 9umur, jenis kelamin, postur, tidur, olahraga, polusi lingkungan umum 9sulfur dioksida dan asam sulfat, nitrogen dioksida, o;on, hairspray, dan asap tembakau, penyakit 9silia sindrom immotile, primary ciliary dyskinesia()artagener!s syndrome, asma, bronkiektasis, bronkitis kronis, cystic fibrosis, infeksi saluran pernapasan akut dan obat(obatan! b! #hinitis #hinitis adalah penyakit umum yang paling sering dikaitkan pada pengobatan intranasal, penyakit ini akan mempengaruhi bioa-ailabilitas obat! $al ini terutama
diklasifikasikan ke dalam rhinitis alergi dan umum, gejalanya adalah hipersekresi, gatal dan bersin terutama disebabkan oleh -irus, bakteri atau iritan!&lergi rhinitis adalah penyakit alergi saluran napas, yang mempengaruhi .D dari populasi!$al ini disebabkan oleh peradangan kronis atau akut selaput lendir hidung!)ondisi ini mempengaruhi penyerapan obat melalui selaput lendir akibat peradangan! c! Permeabilitas membran Permeabilitas membran hidung adalah faktor yang paling penting, yang mempengaruhi penyerapan obat melalui rute hidung!7bat yang larut air dengan berat molekul yang besar seperti peptida dan protein memiliki permeabilitas membran yang rendah! adi senya*a seperti peptida dan protein yang utama diserap melalui proses transportasi endocytotic dalam jumlah rendah! 7bat yang larut dalam air dengan berat molekul yang besar melintasi mukosa hidung secara difusi pasif melalui pori(pori berair! d! p$ 0ingkungan P$ lingkungan memainkan peran penting dalam efisiensi penyerapan obat intranasal!%enya*ayang larut dalam air seperti asam ben;oat, asam salisilat, dan Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 17 alkaloid menunjukkan bah*a penyerapan obat bergantungkepada nilai(nilai p$ dimana senya*a ini dalam bentuk tidak terionisasi! Namun, pada nilai p$ dimana senya*a ini sebagian terionisasi, penyerapan substansial ditemukan!"ni berarti bah*a bentuk lipofilik tidak terionisasi melintasi penghalang epitel hidung melalui rute transelular, dimana bentuk terionisasi yang lebih lipofilik mele*ati rute paracellular berair!
&.&. P*,5*6aa# I#$,a#asa+ DDS 6*#-a# K%#0*#s!%#a+ Pemberian obat secara nasal sekarang ini adalah cara yang popular untukmenangani penyakit pernafasan dan juga mengatur pemberian obat(obatan bebas97T@ pada kondisi sinus, seperti hidung mampet atau alergi! %emprotan nasal, botoltekan, atau obat tetes hidung adalah
sebagian dari metode pemberian obat langsungyang umum dan biasanya dipilih oleh konsumen pada s*amedikasi ataupun pada obatresep untuk pilek atau alergi! +ntuk pasien yang tidak menyukai cara spraysemprotkedalam hidung atau bagi pasien yang tidak memungkinkan adanya terapi nebulisasi,dapat digunakan cara oless*ab! Beberapa pabrik obat sedang mengembangkan carapenggunaan aplikator dosis tunggal, yang dapat melapisi lubang hidung dengan cairanatau gel! Pada pilek, selain untuk mengobati, s*ab juga dapat terserap oleh saluran hidung! Pada intinya, pemberian obat langsung ke hidungdaerah nasal adalah dosisyang digunakan adalah seminimal mungkin, karena tidak sperti oral, yang harusmemperhatikan metabolisme lintas pertama di hati! &lat penyemprotsprayer jugamemiliki peranan penting! Penggunaan sprayer tradisional akan memiliki perbedaan jika digunakan oleh remaja dan orang tua, karena kekuatan penyemprotan yang berbeda!+ntuk itu, banyak perusahaan farmasi Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery yang mengembangkan alat yang dapatmengukur jumlah obat yang dikeluarkan secara simultan! 18 N3& 9Ne* 3rug &pplicationmenentukan bah*a pemberian obar nasal untuk gejala ataupun penyakin radangselaput lendir, hanya untuk pasien ' tahun ke atas! Pada pemberian obat nasal menggunakan spray yang biasa, cairan berfungsisebagai pemba*a, obat;at aktif hanya sebagian kecil dari total keseluruhan cairantersebut! Tantangan formulasinya adalah mencari formula yang tidak akan merugikanpasien dan dapat diabsorpsi dengan baik oleh hidung, tetapi secara efektif dapatdipompa oleh pompa mekanik regular! Tantangan selanjutnya adalah membuat sediaan nasal yang juga dapat mele*atisa*ar darah otak! +mumnya, tradisional spray nasal, hanya mencapai sepertigamukosa nasal, untuk itu banyak perusahaan farmasi yang mengembangkan sistemdispersi yang dapat memungkinkan obat dapat mencapai seluruh permukaan mukosanasal hingga paranasal! Teknologi seperti ini juga dapat digunakan untuk obat topikalagar dapat berpenetrasi lebih dalam dan obat oral agar
dapat diasorpsi lebih baik lagi!%aat ini banyak dikembangkan obat nasal tanpa penga*et, yang dapat mengiritasihidung dan mukosa! %elain itu, dikembangkan juga alat yang dapat mengirimkan obatmenggunakan aktuator samping 9side actuator, bukan melaui bagian atas alat tersebut!3rug deli-ery system intranasal atau sistem penghantaran obat intranasal adalahsuatu teknologi penyampaian obat yang khas, diciptakan agar obat dapat mencapaitempat kerja di intranasal lebih optimal! Perbedaan 33% intranasal dengan sediaan oraluntuk penyakit nasal adalah tanpa proses &3ME 9absorbsi, distribusi, metabolisme,eksresi, sehingga efek obat akan cepat tercapai, karena pemberiannya yang langsungmencapai tempat kerjanya!
)E0EB"$&N 33% "NT#&N&%&0 3"B&N3"NO)&N %E3"&&N )7NKE%"7N&0 ! 3apat digunakan untuk berbagai macam terapi pengobatan, seperti: Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery )ulit
sistemik
7tak
Pengobatan : #hinitis #hinosinusitis Polip hidung %inusitis akut 6lu Kaksin Pengobatan : Migraine dan sakit kepala "nsomnia dan penenang 7besitas 3iabetes dan ' Migraine dan sakit kepala "nsomnia dan penenang 7besitas 3iabetes dan ' &l;eimer dan Parkinson
19
7bat : %teroid &ntihistamin "mmune modulators 3econgestan -aksin Neuroaktif protein dan polipepetida 7bat polar yang diabsorpsi sedikit pada O" Neuroaktif protein dan polipepetida 7bat polar yang diabsorpsi sedikit pada O"
'! Target pemberian obat pada penanganan penyakit melalui daerah sekitar saluran nasal 2! Pada bentuk obat kon-ensional, kerja tidak langsung pada tempatnya /! atuhnya obat langsung pada tempat kerja &lat 33% nasal modern9jatuhnya obat ditengah meatus •
•
&lat 33% nasal kon-ensional9obat harus di hirup terlebihdahulu, jadi obat tidak
menujutempat kerja langsung 4! 3osis obat dapat diabsorbsi pada saluran nasal dengan maksimum 9C <.D
&./. S*6!aa# DDS I#$,a#asa+ Pemilihan bentuk sediaan tergantung pada obat yang digunakan, indikasi, pasien dan pemeriksaan terakhir! Empat formulasi dasar yang harus dipertimbangkan, yaitu larutan, emulsi dan bubuk kering! %emprot hidung • )etersediaan pompa dosis terukur dan , nasal spray dapat memberikan dosis yang tepat Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery '4('.. um! +kuran partikel dan morfologi dari obat dan -iskositas formulasi menentukan pilihan pompa dan perakitan! •
Tetes hidung Tetes hidung adalah salah satu yang paling sederhana dan nyaman dikembangkan untuk penghantaran! )erugian utama dari ini adalah kurangnya presisi dosis tetes hidung mungkin tidak cocok untuk produk resep!
•
Nasal Oel )euntungan dari nasala gel yaitu pengurangan dampak rasa karena mengurangi menelan, pengurangan
kebocoran
anterior formulasi,pengurangan
iritasi
dengan
menggunakan eksipien menenangkan emolien dan sasaran pengiriman ke mukosa untuk penyerapan yang lebih baik! •
Nasal Bubuk "ni bentuk sediaan dapat dikembangkan jika solusi dan onionic bentuk sediaan tidak dapat dikembangkan misalnya, karena kurangnya obat stabilitas! )euntungan untuk bentuk
20
sediaan
serbuk
hidung
adalah tidak
adanya
bahan
penga*et
dan
stabilitas
superior formulasi! Namun, kesesuaian bubuk formulasi tergantung pada kelarutan, ukuran partikel, sifat aerodinamis dan iritasi hidung obat aktif dan atau bahan pembantu! tetapi iritasi mukosa hidung dan pengiriman dosis terukur adalah beberapa tantangan formulasi! +mumnya, penyerapan bertindak melalui salah satu dari mekanisme berikut: Menghambat akti-itas en;im= Mengurangi kekentalan lendir atau elastisitas= Penurunan pembersihan mukosiliar= melarutkan atau menstabilkan obat! "ntranasal mikroemulsi "ntranasal mikroemulsi merupakan salah satu pengiriman obat non(in-asif untuk sirkulasi Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery 21
•
sistemik! Qhang
dkk 9'../
mempelajari
serapan
otak
nimodipin
oleh
intranasal
dengan surfaktan berbasis mikroemulsi dan menemukan tiga kali lipat lebih tinggi dari nimodipin dan rasio yang lebih tinggi &+@ di jaringan otak dan cairan serebrospinal dengan yang di plasma! Kyas 9'..5 telah melaporkan bah*a formulasi mikroemulsi clona;epam digabungkan dengan agen mukoadhesif dipamerkan timbulnya tindakan lebih cepat diikuti dengan durasi berkepanjangan tindakan dalam pengobatan status epileptikus! 3alam penelitian lain, Kyas dkk dilaporkan cepat dan tingkat yang lebih besar dari transportasi obat ke dalam otak tikus setelah pemberian intranasal mukoadhesif mikroemulsi dari ;olmitriptan dan sumatriptan! Mukesh dkk 9'..8 mempelajari pengiriman intranasal risperidone dan menyimpulkan bah*a jumlah yang signifikan dari risperidone dengan cepat dan efektif disampaikan ke otak dengan pemberian intranasal nanoemulsion mukoadhesif risperidone!
Biofarmasi – Intranasal Drug Delivery
22
BAB IV PENUTUP
/.1. K*s!34u+a#
•
%istempenghantaranobat
93rug
3eli-ery
%ystem
"ntranasal
adalahsuatuteknologipenyampaianobatalternatif yang diciptakanuntukmencapaitempatkerja yang optimal di intranasal!
•
Mekanisme&bsorpsi
"ntranasal
Mekanismemelibatkanruteberairtransportasi
terbagidua, yang
yaitu
dikenaldengan
paraselulardanMekanismemelibatkantransportasimelaluirutelipodial
yang
: proses
dikenalsebagai
proses transelular
•
6aktor(faktor yang mempengaruhi 33% intranasal:
! %ifat 6isiko kimia 7bat : 0ipofilik(hidrofilik keseimbangan, 3egradasi en;imatik dalam rongga hidung, +kuran molekul!
'! )arakteristik sediaan 7bat "ntranasal : 6ormulasi 9)onsentrasi, p$, osmolaritas, 7bat distribusi dan deposisi, Kiskositas
2! %ifat anatomi dan fisiologis dari rongga hidung : Mukosiliar, 3ingin, rhinitis, Permeabilitas membran, p$ lingkungan
•
%ediaan "ntranasal dapat berupa semprot hidung, nasal gel, tetes hidung, nasal bubuk dan nasal mikroemulsi!
DAFTAR PUSTAKA Biofarmasi – Drug Delivery Sistem Intranasal
23
M!&lagusundaram, etal'..! Nasal 3rug 3eli-ery %ystem! 3epartment of Pharmaceutics, &nnamacharya @ollege of Pharmacy, "ndia! &khtar &li, et al ! '.'! intranasal drug deli-ery system! "nstitute of Pharmacy, Bundelkhand +ni-ersity, hansi 9+!P, "ndia %hargel!, leon, Yu!, &ndre*, Biofarmasetika dan 6armakokinetika Terapan, &"rlangga +ni-ersity Press, %urabaya! &N%E0 $!@! : Intro!u"tion to #$arma"euti"al Dosage %orm0ea 6ebiger! Philadelphia!<5
Biofarmasi – Drug Delivery Sistem Intranasal
24