Dasar-dasar Biopsi
Biopsi adalah pengangkatan jaringan dari individu hidup untuk keperluan diagnosis.
Terdapat empat tipe besar biopsi di dalam dan sekitar rongga mulut, yaitu: a. Sito Sitolo log gi Or Oral
Terdapat dua bentuk utama sitologi oral yang dibedakan berdasarkan metode pengumpulan seluler dan diagnosisnya, yaitu: 1)
Exfoliative Exfoliative
cytologic cytologic
untu untuk k peme pemeri riks ksaa aan n
selsel-se sell
tumo tumor. r.
Pemeriksaan dengan cara ini sebagai alat bantu untuk biopsi insisi dan eksisi. 2)
Oral brush cytology (oral brush biopsy). biopsy) . Pemeriksaan dengan
cara ini mengg menggunak unakan an sikat sikat khusus khusus untuk untuk mengum mengumpul pulkan kan sel-sel sel-sel epitel. epitel. Teknik Teknik ini lebih lebih baik daripad daripadaa teknik teknik exfolia exfoliative tive cytolog cytologic ic kare karena na hasi hasiln lnya ya yang yang sang sangat at akur akurat at dala dalam m mend mendet etek eksi si selsel-se sell prakanker prakanker dan kanker. kanker.
Teknik oral brush cytology •
Sikat disapukan pada epitel mulut dan diputar dengan tekanan sedang 5-
10 kali. •
Sel-sel Sel-sel yang yang telah telah terkum terkumpul pul dipind dipindahk ahkan an ke slide slide mikrosk mikroskop op lalu
diaplikasikan bahan fiksasi. •
Setelah slide kering, slide dikirim ke laboratorium khusus dimana slide
itu akan dievaluasi oleh ahli patologis dan sistem komputer untuk pertama ditentu ditentukan kan apakah apakah sikat sikat telah telah berhasi berhasill mengu mengumpu mpulka lkan n sel-sel sel-sel dari ketiga ketiga lapisan epitel mulut. •
Bila sampel telah cukup, sampel akan dianalisa oleh sistem komputer
dan ahli patologis patologis akan mengklasifikasikan mengklasifikasikan spesimen brush cytology cytology dalam tiga kategori yaitu, negatif, positif, dan atipikal. •
•
Negatif Negatif tidak ada abnormalitas epitel mulut yang terdeteksi. Positif terbukti terbukti adanya epitel dysplasia dan karsinoma. karsinoma. Jika hasilnya
positif pasien akan dirujuk untuk untuk dilakukan dilakukan biopsi dan histologi histologi scalpel untuk menentukan derajat lesi.
•
Atipikal
telah telah terjad terjadii peru peruba bahan han epite epitell yang yang abnorm abnormal. al. Sel-s Sel-sel el
abnormal tersebut seringkali berasal dari lesi prakanker dan kanker, namun sel-se tersebut juga mungkin berasal dari lesi inflamasi benign seperti lichen planus. Karena itu hasil atipikal memerlukan memerlukan rujukan biopsi dan histologi histologi scalpel. Indikasi •
Sebagai Sebagai alat yang yang baik untuk untuk memoni memonitor tor pasien pasien dengan dengan perubah perubahan an
mukosa mukosa kronis, kronis, seperti seperti leukop leukoplaki lakia, a, lichen lichen planus planus,, postirr postirradia adiation tion,, dan pasien dengan dengan riwayat kanker kanker yang membutuhk membutuhkan an pengawasan pengawasan jangka jangka panjang terhadap terhadap perubahan perubahan mukosa mukosanya. nya. •
Keuntungan terbesar oral cytology adalah tes ini tidak membutuhkan
anestesi topikal atau lokal dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan dan perdarahan perdarahan yang minimal. minimal. Dapat dilakukan dilakukan hanya dalam beberapa beberapa detik dengan frekuensi yang sering bila dibandingkan dengan biopsi insisi dan eksisi. •
Oral cytology bersifat sebagai pemicu bagi biopsi dan histologi scalpel
karena spesimen dari oral bruch cytology tidak dapat menentukan derajat lesi. Derajat lesi hanya dapat ditentukan oleh biopsi dan histologi scalpel. Karena Karena itu pulalah pulalah,, hasil hasil oral brush cytolo cytology gy yang yang positif positif dan atipikal atipikal meme memerlu rluka kan n peme pemerik riksaa saan n biop biopsi si dan dan histo histolo logi gi scalp scalpel el lanjut lanjutan an untu untuk k mengevaluasi karakteristik lesi. b. Bios Biosps psii Aspi Aspira rasi si •
Biop iopsi
aspi aspira rasi si
adal adalaah
peng pengg gunaa unaan n
jaru jarum m
dan dan
syri syring ngee
dalam alam
mempenetrasi lesi untuk mengaspirasi isi lesinya. Terdapat dua macam biopsi aspirasi utama, yaitu: 1) Biopsi aspirasi untuk untuk menentukan menentukan apakah lesi berisi cairan atau atau udara udara 2) Biopsi Biopsi aspirasi aspirasi untuk untuk mengan mengangka gkatt materi materi seluler seluler untuk untuk pemerik pemeriksaan saan
diagnosis bagi ahli patologis (teknik fine fine needle needle aspiration aspiration = FNA) FNA) Pasien yang menjalani FNA umumnya dideteksi memiliki massa jaringan lunak di bawah permukaan kulit atau mukosa selama pemeriksaan klinis. Massa leher dapat dideteksi dengan teknik ini. Karena massa yang dalam sulit dibiopsi, FNA biopsi dapat sangat membantu.
Ketid etidak akma mamp mpua uan n
•
aspi aspira rasi si
cair cairan an
atau atau
udara dara
mung ungkin
mengindikasikan bahwa lesi berisi massa padat. Aspi Aspira rasi si lesi lesi memb member erik ikan an info inform rmas asii yang yang sang sangat at pent pentin ing g
•
mengenai asal lesi tersebut. Lesi radiolusen rahang yang mengandung cairan berwarna berwarna kekuningan kekuningan umumnya umumnya merupakan merupakan lesi cystis. Jika aspirasinya aspirasinya berisi pus maka lesi tersebut merupakan merupakan abses. Aspirasi udara menunjukka menunjukkan n adanya adanya trauma rongga tulang. Aspirasi darah menunjukkan beberapa lesi, yang paling penting adalah adanya malformasi malformasi vaskular vaskular dalam rahang. Aneurysmal Aneurysmal bone cysts cysts,, cent central ral gian giantt cell cell granu granulo loma ma,, dan dan lesi lesi lain lain juga juga dapa dapatt menu menunj njuk ukka kan n aspirasi darah. Massa fluktuan juga perlu untuk diaspirasi untuk mendeteksi isinya sebelum dilakukan perawatan. Radiolusensi pada tulang atau rahang harus diaspirasi sebelum
•
tindaka tindakan n bedah bedah untuk untuk mendet mendeteks eksii adanya adanya lesi vaskular vaskular yang yang mungk mungkin in akan akan menyebabkan perdarahan fatal apabila diinsisi. Mate Materia riall yang yang dida didapa patk tkan an dari dari aspira aspirasi si dapat dapat diki dikirim rim untu untuk k
•
pemeriksaan pemeriksaan patologis, patologis, analisis kimia, kimia, atau kultur mikroba. mikroba. Indikasi •
Aspir Aspiras asii dapa dapatt dilak dilakuk ukan an pada pada semu semuaa lesi lesi yang yang dicur dicurig igai ai beris berisii caira cairan n
(kecuali mucocele) ataupun lesi intraosseous sebelum dilakukan tindakan bedah. Teknik •
Sebuah 18-gauge needle dihubungkan dengan 5-10 ml syringe.
•
Area Area lesi dianest dianestesi esi dan 18-gau 18-gauge ge needle needle dimasuk dimasukkan kan ke dalam dalam massa massa
selama aspirasi. •
Ujung Ujung jarum jarum seringk seringkali ali harus harus direpo direposisi sisi untuk untuk menentu menentukan kan lokasi lokasi pusat pusat
cairan. •
Untuk lesi intraosseous, jika telah terjadi ekspansi dan penipisan tulang
kortika kortikal, l, jarum jarum harus harus diaplik diaplikasik asikan an melewat melewatii mucope mucoperios riosteu teum m tulang tulang lalu dibelokkan (twisted) ketika telah menembus tulang kortikal. Jika hal tersebut gagal, maka sebuah flap mucoperiosteal kecil dielevasi dan bur digunakan untuk mempenetrasi tulang kortikal. Jarum lalu dimasukkan melalui lubang-lubang kortikal. c. Biop iopsi In Insisi •
Biopsi insisi adalah biopsi yang hanya mewakili bagian tertentu dari lesi.
•
Jika lesinya lesinya besar besar atau memiliki memiliki karakte karakteristik ristik berbeda berbeda pada pada lokasi lokasi yang yang
berbeda, berbeda, maka perlu diambil diambil sampel sampel dari dari beberapa beberapa area yang yang berbeda. berbeda. Indikasi •
Untuk area sulit dieksisi karena ukurannya yang besar (diameternya lebih
dari 1 cm), lokasinya berbahaya, atau pada area yang dicurigai klinisi sebagai malignancy. Prinsip-prinsip •
Area Area biopsi biopsi adalah adalah area area yang yang paling paling menunj menunjukk ukkan an perubah perubahan an jaringa jaringan n
(lesinya meluas ke jaringan normal pada dasar dan atau tepi lesi). •
Jaringan nekrosis harus dihindari karena jaringan tersebut tidak berguna
dalam diagnosis. •
Mate Materi riny nyaa diam diambi bill dari dari tepi tepi lesi lesi untu untuk k mend mendap apat atka kan n juga juga jari jaring ngan an
normalnya. •
Lebih baik mendapatkan sampel biopsi yang kecil tetapi dalam daripada
sampel yang lebar tetapi dangkal karena perubahan superfisial dapat berbeda dengan yang terjadi pada jaringan bagian dalam. d. Biop iopsi Eksisi sisi
•
Biopsi eksisi adalah pengangkatan seluruh lesi pada saat dilakukan prosedur diagnosis bedah.
•
Jaringa Jaringan n normal normal disekit disekitar ar lesi juga juga sedikit sedikit ikut ikut diangk diangkat at untuk untuk memastik memastikan an bahwa seluruh jaringan abnormal abnormal telah terangkat. terangkat.
Indikasi •
Lesi Lesi deng dengan an ukur ukuran an keci kecill (dia (diame mete terr kura kurang ng dari dari 1 cm) cm) yang yang dala dalam m
pemeriksaan pemeriksaan klinis klinis didiagnosis didiagnosis berupa berupa benign. benign. •
Lesi yang dapat diangkat diangkat seluruhnya tanpa memutilasi pasien, misalnya lesi
vaskular kecil. Prinsip-prinsip •
Seluruh lesi dengan 2-3 mm jaringan normal disekitarnya dieksisi.
2. Tekn Teknik ik Biopsi Biopsi Jaringa Jaringan n Lunak Lunak dan dan DasarDasar-dasa dasarr Bedah Bedah
Alat-alat yang diperlukan adalah:
Seluruh mukosa mulut dapat dibiopsi, tekniknya dibedakan dari anatomi
lokal, ukuran dan tipe lesi.
Urutan tekniknya adalah sebagai berikut: a. Anestesi •
Gunakan anestesi blok lokal di tempat yang memungkinkan.
•
Bila anestesi blok tidak memungkinkan, memungkinkan, gunakan gunakan anestesi infiltrasi lokal, tetapi larutan diinjeksikan paling tidak 1 cm dari lesi.
b. Stab Stabili ilisa sasi si Jari Jaring ngan an •
Biopsi jaringan lunak mulut biasanya dilakukan pada mukosa yang bergerak, sepe seperti rti bibir bibir,, palatu palatum m luna lunak, k, dan lidah. lidah. Untu Untuk k meng mengin insis sisii deng dengan an akura akuratt dibutuhkan stabilisasi jaringan.
•
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menstabilisasi jaringan lunak, diantaranya adalah dengan: 1) Jari asisten asisten mencubit mencubit bibir bibir pada pada kedua kedua sisi area yang yang akan akan dibiopsi. dibiopsi. 2) Heav Heavy y retr retrac acti tion on sutu suture re atau atau towe towell clip clipss dapa dapatt digu diguna naka kan n untu untuk k membantu menstabilisasi lidah dan palatum lunak.
Jari asisten asisten digunakan digunakan untuk untuk menstab menstabilisasi ilisasi jaringan jaringan sebelum sebelum dilakuka dilakukan n biopsi biopsi eksisi eksisi mucocele. Insisi elips dibuat disekitar lesi. Ahli bedah membuat eksisi submukosa pada kelenjar saliva minor yang terlibat. Mukosa kembali ditutup.
Stabilisasi Stabilisasi jaringan jaringan dengan alat mekanis. Stabilisasi jaringan dengan traksi suture. Dua suture silk digunakan untuk menstabilisasi lidah sebelum biopsi eksisi. Lesi diangkat setelah insisi elips dibuat disekelilingnya. Mukosa ditutup kembali dengan resorbable suture.
c. Hemostasis •
Gauze Gauze yang yang membun membungku gkuss ujung ujung low-vo low-volum lumee suction suction devise devise cukup cukup untuk untuk beberapa beberapa kasus, kecuali kecuali perdarahan perdarahan yang hebat telah telah terjadi. terjadi.
d. Insisi •
Scalpel yang ajam digunakan untuk menginsisi jaringan yang akan dibiopsi.
•
Dua Dua insis insisii yang yang memb memben entu tuk k elips elips pada pada perm permuk ukaa aan, n, dan dan berte bertemu mu untu untuk k membentuk huruf V pada dasar lesi menyediakan spesimen yang baik dan meninggalkan luka yang mudah menutup kembali.
•
Modifikasi ukuran elips dan porsi V tergantung pada kedalaman lesi.
A. Tampak Tampak permukaan. permukaan. Insisi elipsdibuat disekitar lesi. B. Tampak Tampak samping, samping, insisi dibuat dibuat dengan kedalaman kedalaman tertentu tertentu untuk untuk mengangkat lesi dengan sempurna.
•
Palpasi akan membantu menentukan kedalaman lesi di bawah mukosa.
•
Insisi harus sedemikian rupa paralel terhadap struktur saraf, arteri, dan vena normal. normal. Hal ini dilakukan dilakukan untuk menghindari trauma pada struktur-struktu struktur-struktur r tersebut.
•
Insisi yang kecil tetapi dalam lebih baik daripada yang lebar tetapi dangkal.
A. Jika terdapat terdapat sel-sel sel-sel malignant, malignant, insisi insisi yang yang lebar lebar tetapi tetapi dangkal dangkal tidak tidak akan memberikan memberikan spesimen diagnostik yang cukup. B. Pengambilan spesimen meluas ke jaringan normal disekitarnya akan meberikan informasi diagnostik yang lebih banyak daripada spesimen yang hanya diambil dari tengah lesi.
•
Jaringan periferal yang terlihat normal harus ikut dieksisi. Jika lesi terlihat benign, benign, 2-3 mm jaringan periferal ikut dieksisi. Jika lesi terlihat malignant, malignant, berpigmen, berpigmen, vaskular, vaskular, dan berbatas berbatas difus maka dibutuhkan dibutuhkan eksisi jaringan periferal sebanyak sebanyak 5 mm. mm.
e. Penan Penangan ganan an Jarin Jaringan gan (Ha (Handl ndling ing of Tiss Tissue) ue) •
Spesime Spesimen n jaringa jaringan n yang yang diambi diambill harus harus dalam dalam kondis kondisii yang yang baik agar dapat dapat dianalisis secara histopatologis.
•
Spesime Spesimen n yang yang rusak rusak tidak tidak dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk mendia mendiagno gnosis sis dan akan akan memperlambat terapi karena akan diperlukan biopsi ulang.
•
Penggu Penggunaa naan n tang jaringa jaringan n dengan dengan cerobo ceroboh h akan merusak merusak arsitekt arsitektur ur seluler seluler spesimen, terutama untuk biopsi kecil.
•
Penggunaan traksi suture adalah metode yang terbaik untuk menghindari trauma pada spesimen. spesimen.
Saat
lesi
diinsisi, traksi suture digunakan
untuk mengangka t
spes spesim imen en
dari dari
dasa dasar r
lukanya .
f. Iden Identi tifi fika kasi si Marg Margin in Be Beda dah h •
Spesime Spesimen n jinak jinak yang yang telah telah diambil, diambil, harus harus diberi diberi tanda tanda dengan dengan
benang sutera pada marginnya marginnya untuk memberi orientasi specimen kepada kepada pathologist. pathologist. •
Jika lesi didiagnosis memerlukan perawatan tambahan, pathologist
dapat menentukan margin mana yang memiliki residual tumor sehingga perawatan perawatan bedah berikutnya berikutnya dispesifikkan dispesifikkan pada area margin yang memiliki residual tumor. •
Orientasi lesi dan penjelasannya harus ditulis pada pathology data sheet.
g. Sp Spec ecim imen en care •
Setelah pengangkatan. Jaringan segera disimpan pada larutan formalin
10% 10% (form (formal alde dehy hyde de 4%) 4%) deng dengan an volu volume me cairan cairan 20 kali kali berat berat spec specime imen. n. Spesime Spesimen n harus harus terbena terbenam m pada pada larutan. larutan. Spesime Spesimen n tidak tidak boleh boleh menyen menyentuh tuh dinding wadah. Selanjutnya dilakukan penutupan luka. h. Su Surg rgic ical al Clo Closu sure re •
Mukosa Mukosa diunde diundermin rmined ed dengan dengan meletak meletakkan kan gunting gunting
yang yang ujung ujungny nyaa tertu tertutu tup p pada pada area area subm submuco ucosal sal,, lalu lalu ujun ujung g gunting dibuka untuk melebarkan jaringan •
Lalu lakukan ekstensi undermine mukosa, mengikuti
bentuk margin dan ukuran ukuran luka. luka. •
Pada Pada bibi bibir, r, pipi pipi,, dasa dasarr mulu mulut, t, dan dan pala palatu tum m luna lunak k
underm underminin ining g dilakuk dilakukan an mengik mengikuti uti margin margin berbent berbentuk uk ellips, ellips, sehin sehingg ggaa dipe diperki rkirak rakan an dalam dalam penu penutu tupa pan n jaring jaringan an hany hanyaa terdapat sedikit tegangan. •
Insisi kemudian ditutup dengan jahitan secukupnya.
•
Insisi Insisi pada pada permuk permukaan aan mukosa mukosa cekat cekat (palatu (palatum m dan gingiv gingival) al) tidak tidak
ditutup ditutup namun namun penyem penyembuh buhan an dilakuk dilakukan an dengan dengan periodo periodontal ntal dressing dressing dan selanjutnya diberi acrylic splint •
Luka biopsy pada dorsum dan lateral lidah memerlukan jahitan yang
dalam dalam dan dan juml jumlah ah jahit jahitan an yang yang bany banyak ak.. Hal Hal ini dilak dilakuk ukan an dika dikare renak nakan an pergerakan pergerakan lidah lidah yang menyulitkan menyulitkan retensi retensi jahitan. jahitan. i.
Biop iopsy Data Data Sh Shee eett •
Riwayat Riwayat dan deskrip deskripsi si klinis klinis (margin (margin dan lokasi) lokasi) lesi ditulis ditulis dalam dalam
biopsy data sheet. Kadang Kadang juga dilampirkan dilampirkan foto radiografik radiografik lesi. Spesimen Spesimen harus diletakkan pada wadah dengan label yang tepat sesuai lesinya. Informasi harus jelas diberikan pada pathologist untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. •
Dokter gigi selanjutnya membuat follow up appointment pada pasien
10-14 hari setelah bedah untuk mengontrol bekas luka dan memberitahu hasil biopsy. biopsy. •
Diagnosis final dibuat sebelum dan setelah biopsi
•
Jika hasil biopsy tidak menguatkan diagnosis dokter gigi, biopsy ulang
dapat dilakukan. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan specimen biopsy tidak mere merepr pres esen enta tasi sika kan n selu seluru ruh h lesi lesi atau atau path pathol olog ogis istt tida tidak k fami famili liar ar deng dengan an penampakan penampakan oral lesi tersebut. tersebut. Perlu diingat bahwa pathologist report bisa saja terjadi kesalahan/error. Spesimen berikutnya dikirim kepada pathologist
yang lebih ahli dalam oral pathology. •
Hasil diagnosis berupa kanker harus ditangani secara hati-hati. Dokter
harus harus berhati berhati-hat -hatii dalam dalam merujuk merujuk pasien pasien ke dokter dokter ahli/pu ahli/pusat sat terapi. terapi. Dalam Dalam penyampaian penyampaian hasil biopsy biopsy juga juga harus harus berhati-hati, berhati-hati, pasien pasien bias saja menjadi menjadi panic dan akhirnya menjadi depresi. Hal ini akan memperburuk prognosis 3. Tekn Teknik ik Biopsi Intrao Intraosseou sseouss atau Jaringan Jaringan Keras Keras dan Dasar Dasar-dasa -dasarr Bedah •
Lesi tulang yang berasal dari gigi dapat dihilangkan dengan perawatan dental yang tepat, tepat, namun namun lesi lesi yang yang tidak tidak bera berasal sal dari dari gigi gigi atau atau lesi lesi yang yang tidak tidak hilan hilang g setela setelah h dilakukan perawatan dental memerlukan pengangkatan lesi secara bedah.
•
Kasus Kasus lesi lesi intraoss intraosseou eouss yang yang sering sering terjadi terjadi adalah adalah granulo granuloma ma periapi periapical cal dan kista kista rahang. Perawatan dapat berupa pengangkatan kista menggunakan excisional biopsy. Jika lesi lebih besar atau berpotensi ganas, incisional biopsy merupakan indikasi.
•
Sebelum melakukan biopsy jaringan keras, dokter gigi berhati-hati melakukan palpasi area disekitar lesi. Akan lebih mudah dengan membandingk membandingkan an dengan sisi rahang lain. Tulang yang halus dan keras mengindikasikan lesi belum menyebar ke kortikal plate. Jika tulang terasa spongy, mengindikasikan erosi/penipisan tulang kortikal.
•
Prinsip biopsy jaringan keras hampir sama dengan jaringan lunak. a.
Biop iopsi Aspira irasi dar dari Lesi Radiolu iolussen
•
Lesi Radiolusen yang akan dibiopsi harus diaspirasi terlebih dahulu
•
Hal ini akan member informasi diagnostic dari lesi. Hasil aspirasi dapat menentukan apakah dokter gigi dapat melakukan perawatan atau merujuk ke dokter ahli
b. •
Flap Mucoperiosteal
Loka Lokasi si lesi lesi yang yang deka dekatt deng dengan an/pa /pada da tulan tulang, g, meng mengind indik ikasi asika kan n pemb pembuk ukaa aan n flap flap mucoperiosteal mucoperiosteal (seperti pembukaan pembukaan flap pada gigi impaksi). impaksi). Lokasi Lokasi flap menentukan menentukan dimana flap harus dibuat. Penting untuk menghindari struktur major neurovascular
•
Desain flap yang optimal berjarak 4-5mm dari tulang sekitar margin lesi. Lesi yang telah merusak tulang kortikal dapat dilakukan elevation flap pada area dari sekitar lesi. Insisi dilakukan menembus mukosa, submukosa dan periosteum. Pembedahan untuk mengekspos tulang dilakukan secara subperiosteal.
c. •
Osseous Window
Lesi pada rahang memerlukan dibuatnya kortikal window. Lesi yang merusak tulang kortikal akan memperlihatkan daerah yang merupakan kortikal window, lalu window dibuan dibuang g mengg mengguna unakan kan round round bur. bur. Window Window kemud kemudian ian dilebar dilebarkan kan mengg menggunak unakan an rongeur.
•
Spesimen osseous window juga disertakan dalam pemeriksaan histopathologic.
d. •
Removal Specimen
Tekn Teknik ik untu untuk k peng pengan angk gkat atan an spec specim imen en biop biopsy sy terg tergan antu tung ng pada pada jeni jeniss biop biopsy sy (insisi/e (insisi/eksisi ksisi)) dan konsiste konsistensi nsi jaringa jaringan n yang yang terlibat terlibat.. Lesi Lesi kecil kecil seperti seperti kista kista yang yang dikelilingi kapsul jaringan diangkat secara keseluruhan.
•
Jaringan diangkat menggunakan kuret. Bagian konkaf dari kuret harus berkontak dengan dengan tulang tulang osseous. osseous. Bagian Bagian yang yang konvek konvekss memisah memisahkan kan specime specimen n dari dari tulang. tulang. Teknik ini digunakan hingga specimen dapat diangkat. Lalu diirigasi menggunakan larutan saline steril. Sisa fragment jaringan lunak diangkat, lalu flap dikembalikan dan dijahit.
Ketika melakukan biopsy insisi, sebagian jaringan diangkat, sisanya dibiarkan, lalu
•
flap ditutup dan dijahit. e.
Specimen Care
•
Sama seperti jaringan lunak
•
Disertakan foto radiograf jika perlu
•
Diperlukan waktu lebih dari 2 minggu sebelum report pathology diterima karena menunggu jaringan mengalami dekalsifikasi Lesi jinak yang diangkat diangkat menggunakan menggunakan prosedur biopsy, memerlukan monitoring
•
radiograph untuk memantau penyembuhan osseous. 4. Referrals Referrals For Biopsy a.
Kesehatan Pasien
Pasien Pasien dengan dengan kondisi kondisi sistemik sistemik yang yang menyu menyulitk litkan an prosed prosedur ur bedah/ bedah/ menimb menimbulk ulkan an
•
bahaya bagi kesehatan kesehatan pasien. Jika dokter dokter tidak tidak nyaman nyaman/tid /tidak ak siap dalam dalam melaku melakukan kan biopsy biopsy pada pada pasien pasien yang yang
•
memerlukan pendekatan medis spesifik, pasien dapat dirujuk. b.
Surgical Di Difficulties
Jika basic surgical principle (akses, lighting, anesthesia, stabilisasi jaringan) menjadi
•
lebih sulit pada pasien, prosedur biopsy juga akan semakin sulit. Ukuran Ukuran lesi yang yang besar, besar, atau posisin posisinya ya yang yang mendek mendekati ati struktu strukturr anatom anatomis, is, dan
•
berpotensi berpotensi komplikasi komplikasi pasca bedah (perdarahan), (perdarahan), prosedur prosedur biopsy biopsy akan semakin susah. •
Dokter Dokter gigi gigi harus harus bisa menent menentuka ukan n apakah apakah biopsy biopsy yang yang diindik diindikasik asikan an ada dalam dalam lingkup kemampuan skill bedahnya. Jika tidak harus dirujuk
c.
Potential fo for Malignancy
•
Dokter gigi yang mencurigai keganasan, memiliki dua pilihan perawatan.
•
Pertama, biopsy dapat dilakukan setelah pemeriksaan klinis, termasuk pemeriksaan kelenjar limfa.
•
Kedua, pasien dirujuk kepada dokter ahli, sebelum dilakukan biopsy dimana dokter ahli tersebut dapat merawat pasien jika lesi tersebut merupakan keganasan. Sebelum melakukan rujukan ke dokter ahli, lesi tidak boleh dilakukan prosedur bedah apapun, agar agar dokte dokterr ahli ahli dapat dapat meng mengev evalu aluasi asi pasie pasien n apa apa adan adanya ya sehin sehingg ggaa memb memberi erika kan n informasi yang akurat dan mendapatkan diagnosis serta perawatan yang tepat.