VIRUS DAN SEL (PROKARIOT DAN EUKARIOT) MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel dosen pengampu Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd dan Dr. H. Saefudin, M.SI.
Oleh: Kelas A 2015 Kelompok 1 Ai Epi Nopiani
1506503
Asita Al Mufida
1506502
Bagustian Bayu Irianto
1507493
Dewi Utami Tuzzahra
1503625
Najat Almardhiyyah
1503879
Naufal Ahmad Muzakki
1505601
Qoriatul Zannah
1504984
Rosna Istarie
1401829
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan seluruh alam karena atas rahmat dan karunia-Nya yang tidak terkira, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel. Adapun makalah ini berjudul “Virus dan Sel (Prokariot dan Eukariot)”. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki karena tak ada gading yang tak retak. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah yang akan dibuat ke depannya. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca maupun bagi yang penyusun, serta dapat berguna dikemudian hari.
Bandung, 8 September 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................... ii Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1 C. Tujuan .................................................................................................. 2 Bab II Pembahasan A. Virus ..................................................................................................... 3 1. Ukuran Virus ................................................................................... 4 2. Stuktur Virus ................................................................................... 4 3. Klasifikasi Virus .............................................................................. 5 4. Daur Hidup Virus ............................................................................ 7 B. Pengertian Sel....................................................................................... 8 C. Sel Prokariot ......................................................................................... 9 1. Bakteri ............................................................................................. 9 2. Bentuk Bakteri ................................................................................. 10 3. Stuktur Bakteri ................................................................................. 12 4. Cyanobakteri .................................................................................... 13 D. Pneuropnemonia Like Organism.......................................................... 14 E. Sel Eukariot .......................................................................................... 15 1. Sel Eukariot Hewan ......................................................................... 15 2. Sel Eukariot Tumbuhan ................................................................... 17 Bab III Penutup A. Simpulan .............................................................................................. 19 Daftar Pustaka ................................................................................................ 20
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sel merupakan unit struktural dan fungsional dasar dari semua organisme. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan organisme multiseluler yang terdiri atas banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari pembelahan satu sel. Sel terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan ada dan tidaknya membran inti, yaitu prokariotik dan eukariot. Makhluk hidup yang termasuk prokariotik tidak memiliki membran inti, sehingga materi genetik berada di sitoplasma. Sedangkan, eukariot memiliki membran inti yang di dalamnya terdapat materi genetik dan anak inti. Selain itu, masih ada perbedaan struktur pada sel prokariot dan eukariot yang perlu diketahui untuk menjelaskan apa saja makhluk hidup yang termasuk prokariotik atau pun eukariot. Virus merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dibandingkan dengan sel. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Pada makalah ini penyusun akan membahas tentang virus, sel prokariot dan sel eukariot.
B. Rumusan Maasalah 1. Apa yang dimaksud dengan sel dan virus? 2. Bagaimana bentuk dan struktur bakteri? 3. Bagaimana perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan? 4. Bagaimana struktur, klasifikasi, dan daur hidup pada virus?
1
C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari sel dan virus. 2. Mengetahui bentuk dan stuktur bakteri. 3. Mengetahui perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan. 4. Mengetahui struktur, klasifikasi, dan daur hidup pada virus.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Virus Virus berasal dari bahasa Latin, yaitu venom yang berarti cairan yang beracun. Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat mengkristal, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang (Kusnadi, 2012). Sebenarnya, virus bukanlah organisme hidup. Hidup dapat didefinisikan sebagai sekelompok proses rumit yang berasal dari aktifitas protein yang dikode oleh asam nukleat. Asam nukleat sel hidup selalu aktif. Karena di luar sel inang virus tidak aktif maka virus tidak dianggap sebagai organisme hidup. Namun, begitu virus masuk ke dalam sel inang, asam nukleat virus menjadi aktif dan terjadi multiplikasi (Lucianus, 2003). Virus adalah suatu patogen obligat yang hanya bisa berkembangbiak di dalam sel hidup. Tidak seperti organisme hidup yang memiliki kromosom (DNA) dan enzim-enzim untuk proses replikasi, transkripsi, translasi, dan lain-lain, virus hanya terdiri dari asam nukleat (baik itu DNA ataupun RNA) dan coat protein untuk melindungi genomnya. Beberapa virus memiliki struktur tambahan seperti envelop dan membawa beberapa enzim seperti RNA-dependent DNA polymerase
3
yang diperlukan untuk siklus replikasinya dan yang tidak disediakan oleh inang (Lucianus, 2003). 1. Ukuran Virus Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan bakteri, antara 30 nm sampai 300 nm (1 nm = ). Ada pun virus yang lebih besar dari bakteri misalnya Psittacos, diameternya 0,75 μm (Winatasasmita, 1986). 2. Struktur Virus Bentuk luar virus bermacam-macam ada yang silindris, oval, memanjang, kotak atau berbentuk kecebong. Struktur virus umumnya terdiri atas bagian pusat yang mengandung DNA atau RNA yang dikelilingi oleh selubung atau kapsid dari protein. Kapsid dibangun oleh beribu-ribu molekul protein disebut kapsomer. Bentuk kapsomer macam-macam ada yang seperti prisma, heksagonal, pentagonal, dan lain-lain. Bentuk kapsomer inilah yang menentukan bentuk luar virus (Winatasasmita, 1986). Virus mempunyai struktur sederhana, yang hanya terdiri atas selubung atau protein pelindung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas asam nukleat berupa DNA atau RNA, dapat pula dilengkapi dengan pembungkus atau envelope dari lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari sel inang virus. Apabila pembungkus ini dibangun oleh subunit yang sama atau identik disebut kapsomer. Bentuk kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal. Gabungan kapsomer ini akan membentuk kapsid. Dengan demikian dapat diketahui, sebuah virus memiliki bagian-bagian, yaitu memiliki materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein yang dinamakan virion atau partikel virus (Kistinnah, 2009).
4
Gambar 1. Macam-macam Bentuk Virus (Yanti, 2017) 3. Klasifikasi Virus a. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, diantaranya: 1) Virus Tumbuhan Virus tumbuhan yaitu virus yang parasit pada sel tumbuhan. Virus yang masuk ke dalam sel tumbuhan dapat mengganggu metabolisme sel tersebut. Bagian pusat virus tumbuhan hanya mengandung RNA. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) sejenis virus yang menyerang daun tembakau, Beet Yellow Virus (BYV) Potato Yellow Dwarf Virus (virus kentang kuning) (Winatasasmita, 1986). 2) Virus Hewan Virus hewan ialah virus yang parasit pada sel hewan. Umumnya virus hewan dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Virus yang hidup pada hewan umumnya berbentuk polihidron atau berbentuk bola. Bahan genetiknya terdiri atas DNA atau RNA. Selubung bagian pusat juga terbentuk dari protein. Contoh virus yang parasit pada hewan: Poliovirus, virus Vaccinia, virus Influenza (Winatasasmita, 1986).
5
3) Virus Bakteri (Bakteriofage) Virus bakteri ialah virus yang hidup dalam sel bakteri. Bakteriofage mula-mula diketemukan oleh ilmuwan Prancis yaitu d‟Herelle. Bakteriofage yang terkenal yaitu Bakteriofage T4 yang hidup pada bakteri Echeria coli. Bentuk luar Bakteriofage T4 terdiri atas kepala berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Pada bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA dengan kromosom yang linier dan 74 gen. Panjang bagian kepala 1250 Ao dan lebar 850 Ao. Capsid dibangun oleh 200 kapsomer dan berat molekul tiap kapsomer 80.000. Bagian leher berfungsi untuk menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk mengeluarkan DNA ke mangsanya (Winatasasmita, 1986).
Gambar 2. Model Bakteriofage T (Fajrin, 2016) b. Berdasarkan Asn Nukleat yang terkandung dalam Virus, diantaranya: 1) Virus RNA, contohnya virus Influenza, virus HIV, Corona Virus (virus SARS), virus H5N1 (penyebab flu burung) dan sebagainya.
6
2) Virus DNA, contohnya Poxvirus, Herpesvirus, Adenovirus dan sebagainya (Kusnadi, 2012) 4. Daur Hidup Virus Untuk melangsungkan kehidupannya semua virus mengalami daur hidup. Sebagai contoh kita mengambil daur hidup pada Bakteriofage T4 yaitu virus yang parasit pada bakteri Echericia coli. Daur hidup virus dapat kita bagi dalam beberapa stadium yaitu: a) Mula-mula satu virus atau lebih menempel pada hospesnya (Escherichia coli) dengan ujung ekornya. b) Asam nukleat (DNA) dari virus memasuki hospes (Escherichia coli). c) DNA virus yang terdapat di dalam Escherichia coli memengaruhi metabolisme sel Escherichia coli, kemudian dibentuk protein baru dan asam nukleat (DNA) yang baru. d) Komponen-komponen virus yang baru terbentuk dalam Escherichia coli dirakit kembali dan terbentuklah bakteriofage yang baru. e) Membran sel bakteri pecah (lisis). f) Bakteriofage yang keluar dari bakteri kemudian memasuki sel bakteri lain yang akan diinfeksi (Winatasasmita, 1986).
Gambar 3. Siklus Litik dan Lisogenik Virus (Dayak, 2016)
7
B. Sel Teori sel muncul pada abad ke-17 dan yang menggunakan istilah sel pertama kali adalah Robert Hooke (1655) untuk menyatakan ruangan-ruangan kecil yang diamati pada sayatan gabus. Pada tahun 1674 Leeweunhock menemukan sel-sel tunggal yang bebas. Dua abad kemudian yaitu pada awal abad ke-19 banyak penelitian mengenai struktur jaringan tanaman dan hewan yang masing-masing dilakukan oleh ahli botani Schleiden (1885) dan ahli zoologi Schwann (1839) yang hasilnya menguatkan penemuan Hooke, dan menyatakan bahwa semua organisme tersusun atas sel. Pada tahun 1831 Brown menemukan inti, dan menamakan isi sel sebagai protoplasma. Dengan demikian konsep tentang sel menjadi massa protoplasma yang dibatasi oleh selaput dan mengandung inti. Teori sel berkembang pesat setelah penemuan dari Virchow (1855) yang menyatakan Omnis cellulae e cellula artinya semua sel berasal dari sel yang sudah ada. Penemuan lain yang juga penting adalah penemuan dari Hertwig (1855) yang menyatakan bahwa pertumbuhan embrio diawali dari peleburan inti sel telur dengan inti spermatozoa. Pada akhir abad ke-19 diketahui pada pembentukan gamet (sel telur dan sel spermatozoa) terjadi pembelahan reduksi, sehingga jumlah kromosom pada satu macam spesies selalu konstan dari generasi ke generasi berikutnya. Dari semua penemuan tersebut lahir teori sel yang lebih rinci, yang menyatakan bahwa: 1) sel adalah unit structural dan fungsional dari organisme; 2) sifat-sifat suatu organisme ditentukan oleh sifat sel penyusunnya; 3) sel hanya berasal dari sel sebelumnya; 4) sel merupakan unit kehidupan yang terkecil (Istanti, dkk, 1999). Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua organisme hidup. Sel memiliki sistem organisasi molekuler dan biokimiawi yang mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi untuk mensintesis molekul sel, serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan (Suryani, 2004). Pada beberapa kelompok organisme seperti kelompok organisme seperti bakteria dan protozoa, sel merupakan individu. Organisme sel ini bebas secara fungsional dan mampu menyelenggarakan seluruh kegiatan makhluk hidup. Pada organisme
8
multiseluler yang lebih kompleks kegiatan utama yang menopang kehidupan diselenggarakan kelompok-kelompok sel khusus (Suryani, 2004).
C. Sel Prokariot 1. Bakteri Dalam sel prokariot (prokaryotic cell, dari kata Yunani pro, sebelum, dan karyon), DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubungi oleh membran, disebut nukleoid. Interior sel prokariot disebut sitoplasma. Istilah ini juga digunakan untuk menyebut wilayah diantara nuleus dan membran plasma pada sel eukariotik( Campbell, 2008). Pada dasarnya sel hewan dan sel tumbuhan termasuk eukariot, sedangkan sel prokariot meliputi bakteria, ganggang biruhijau (cyanobakteria) dan Pleuropneumonia Like Organism(PPLO) atau mikroplasma(Suryani, 2004).
`
Gambar 1.1 Sel Prokariotik (Sinha, 2006) Bakteri adalah mikroorganisme unicelluler prokariot yang umumnya tidak
berklorofil meskipun mempunyai dinding sel, organisme ini bersifat kosmopolitan paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat. Di makanan, di udara, air tanah, maupun tubuh makhluk hidup.
9
2. Bentuk Bakteri Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk batang (basil), bulat (kokus) dan spiral (spirilia). 1. Bakteri Basil Bakteri basil(bacillus) merupakan bakteri yang berbentuk batang. Bakteri yang berbentuk basil juga memiliki beberapa bentuk diantaranya: a. Monobacillus Bakteri yang berbentuk batang dengan susunannya tunggal atau satu. Contoh bakteri bentuk monobacillus yaitu Lactobacillus bulgaricus, Salmonella typhosa, Eschericia coli. b. Diplobacillus Bakteri yang berbentuk batang yang tersusun berpasangan atau bergandengan dua-dua. Contoh bakteri Diplobacillus yaitu Diplobacillus pneumoniae. c. Streptobacillus Bakteri yang berbentuk batang yang tersusun berantai atau menyerupai rantai. Contoh bakteri yang berbentuk Streptobacillus yaitu Azotobacter (bakteri pengikat nitrogen yang hidup soliter), Bacillus antracis(penyebab penyakit antraks), Streptobacillus moniliformis(Fadhilah, 2017). 2. Bakteri Kokus Bakteri Kokus merupakan bakteri yang berbentuk bulat. Bakteri berbentuk kokus dibedakan menjadi beberapa yaitu: a. Monococcus Bakteri yang berbentuk bulat yang tersusun tunggal. Contoh bakteri yang berbentuk Monococcus yaitu Neisseria gonorrhoe (penyebab penyakit kencing nanah). b. Diplococcus Bakteri yang berbentuk bulat yang tersusun berpasangan. Contoh bakteri yang berbentuk Diplococcus yaitu Diplococcus pneumoniae. c. Tetrad/Sarcina
10
Bakteri yang berbentuk bulat dengan susunannya seperti kubus. Contoh bakteri yang berbentuk Tetrad/Sarcina yaitu Sarcina sp. dan Micrococcus luteus. d. Staphylococcus Bakteri yang berbentuk bulat dengan susunannya bergerombol membentuk buah anggur. Contoh bakteri yang berbentuk Staphylococcus yaitu Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru). e. Streptococcus Bakteri yang berbentuk bulat dengan susunannya seperti rantai. Contoh bakteri yang berbentuk Streptococcus yaitu Streptococcus thermophillus, Streptococcus
lactis,
Streptococcus
pyogenes(penyebab
sakit
tenggorokan) ,Streptococcus mutans(Fadhilah, 2017). 3. Bakteri Spirilia Bakteri yang berbentuk spiral(lengkung) biasanya tidak berkelompok, dibedakan menjadi : a. Vibrio Bakteri berbentuk koma(berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran, pendek, dan tidak lengkap). Contoh bakteri yang berbentuk Vibrio yaitu Vibrio cholerae(menyebabkan kolera). b. Spirillum Bakteri berbentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran. Selain itu spirillum memiliki bentuk spiral yang tebal, dinding sel yang kaku dan memiliki flagella sebagai alat gerak. Contoh bakteri yang berbentuk Spirillum yaitu Spirillum minor. c. Spiroseta Bakteri berbentuk mirip dengan spiral, hanya saja lebih berkelok dengan ujung yang lebih runcing. Spiroseta berbentuk spiral yang tipis, dinding sel fleksibel, tetapi tidak memiliki flagella. Contoh bakteri yang berbentuk Spiroseta yaitu Spirochaeta pallidum(penyebab penyakit sifilis)(Fadhilah, 2017).
11
3. Struktur Bakteri Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, nukleoid, membran plasma, sitoplasma, ribosom, plasmid dan DNA. 2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus dan fimbria, dan endospora. Strukrur dasar 1. Dinding sel Sel bakteria mempunyai dinding yang berbeda dengan sel tumbuhan; yaitu pada kandungan protein, lipid maupun polisakaridanya. Keberadaan peptidoglikan(suatu protein-karbohidrat kompleks)digunakan sebagai dasar pengklasifikasian pada bakteria. Bakteria “gram positif” mengandung peptidaglikan tinggi seperti pada Bacillus subtilis dan “gram negatif” rendah seperti pada Escherichia coli dan Simonsiella. Pada beberapa bakteria, pada dinding sel terdapat struktur tambahan yang dinamakan kapsul(Suryani, 2004). 2. Membran plasma Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel. Pada bakteria gram positif terdapat pelipatan membran plasma, memunculkan struktur yang dinamakan mesosom dan kondrioid. Mesosom berfungsi pada pembelahan sel. Membran plasma
juga
membentuk
organel
fotosintetik
pada
bakteria
fotosintetik(Suryani, 2004). 3. Nukleoid Bahan inti pada bakteria tidak dibungkus oleh membran inti. Bahan inti dinamakan nukleoid. Selama pembelahan sel bakteria, DNA nukleoid menjadi menambat pada membran plasma dan dibagikan pada sel tanpa pembentukan kromosom(Suryani, 2004).
12
4. Ribosom Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. Berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Bentuknya berupa butirbutir kecil dan tidak diselubungi membran. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri(Chris, 2012). 4. Cyanobacteria Sianobakteria/Cyanobacteria juga disebut algae-biru-hijau adalah prokariot fotosintetik; dapat sebagai sel individu, dapat sebagai koloni dan dapat seperti rantai panjang. Sianobakteria tidak mempunyai flagella, tetapi dapat meluncur karena pada permukaan sel terdapat sekresi seperti geletin(Suryani, 2004). Seperti halnya bakteri, ganggang biru juga merupakan organisme yang belum bermembran dan belum memiliki beberapa macam organel(mitokondria dan plastida) seperti yang telah dimiliki sel eukariotik. Ganggang biru merupakan salah satu contoh Eubacteria negatif, ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni bersel banyak membentuk untaian beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih sederhana, berwarna biru kehijauan, serta mengandung klorofil a (autotrof) dan pigmen biru (fikosianin). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, bukan pada kloroplas. Dengan adanya klorofil ini, ganggang biru dapat melakukan fotosintesis dan dapat membedakannya dengan bakteri. Umumnya, ganggang ini dapat mengikat nitrogen di udara. Pengikatan ini dilakukan oleh sel heterosista yang berbentuk benang, tetapi bisa juga bersifat racun karena mengeluarkan toksin yang dapat mematikan makhluk hidup lain di sekitarnya(Sulistyorini, 2009). Dalam tubuh ganggang biru, tidak ditemukan inti dan kromotofora. Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang kadang-kadang berlendir. Dinding lendir ini berlekatan dengan plasma. Di tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asam dioksi-ribonukleat dan ribonukleat. Kedua asam nukleat ini terkumpul di tengah sitoplasma seperti inti
13
dalam tumbuhan tinggi. Kromosom belum tampak dan belum bermembran plasma. Ganggang biru dapat hidup di atas tanah lembap, batu-batuan, kulit kayu, air tawar, air laut, dan dapat menempel pada tumbuhan atau hewan(Sulistyorini, 2009). Ganggang biru juga berkembang biak dengan pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet. Fragmentasi merupakan cara berkembang biak dengan jalan memutuskan salah satu bagian tubuh ganggang dan membentuk fragmen-fragmen. Fragmen tersebut kemudian akan berkembang menjadi individu baru. Pembelahan sel terjadi pada ganggang biru bersel tunggal, sedangkan fragmentasi terjadi pada ganggang biru yang berbentuk filamen. Beberapa ganggang biru dapat membentuk akinet yang berdinding tebal sehingga dalam kondisi yang kurang menguntungkan (kondisi gelap, kekeringan, sangat dingin) spora akinet dapat bertahan hidup jika kondisi lingkungan telah membaik, dinding spora tersebut akan pecah dan isinya akan berkecambah membentuk individu baru(Sulistyorini, 2009).
D. PPLO(Pneuropnemonia Like Organism) Mikroplasma atau PPLO(Pleuropneumonia Like Organism) dapat menyebabkan sejumlah penyakit pada manusia dan hewan; merupakan sel yang paling kecil dan paling sederhana yang mampu tumbuh secara otonom. Suatu Mikroplasma permukaannya dibatasi oleh membran yang terdiri atas protein dan lipid, tapi tidak mempunyai dinding sel. Komponen dalam sel tersebar. Satu-satunya keistimewaan yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah komponen genetik yang terdiri atas pita heliks-rangkap dari DNA sirkuler dan sejumlah ribosom (Suryani, 2004).
14
E. Sel Eukariot 1. Sel Eukariot Hewan Dalam sel eukariot, sebagian besar DNA berada dalam organel yang disebut nucleus, yang dibatasi oleh membran ganda yaitu membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus) dan umumnya berukuran lebih besar. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan tubuh, membran plasma ini membentuk lipatan-lipatan yang disebut mikrovili berguna untuk memperluas permukaan. Adapaun struktur dan fungsi komponen-komponen sel hewan sebagai berikut. a. Membran plasma Sel hewan maupun sel tumbuhan sama-sama memiliki membran plasma atau plasmalemma. Membran plasma ini bersifat semipermiabel, hidup dan sangat tipis. Plasmalemma berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sitoplasma dengan larutan di luar sel. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam berupa molekul protein dan lapisan tengah molekul lemak. b. Reticulum endoplasma (RE) Ada dua macam reticulum endoplasma yaitu, 1) Reticulum endoplasma yang granuler bila pada permukaan membran reticulum endoplasma ini menempel ribosom. 2) Reticulum endoplasma yang halus atau non granuler bila pada membran reticulum endoplasma tidak ada ribosom. Adapun fungsi dari reticulum endoplasma diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti sel. c. Badan golgi Badan golgi berfungsi menghasilkan secret berupa butiran getah, lisosom primer, menyimpan protein dan enzim yang akan disekresikan. Pada sel tumbuhan badan golgi disebut dictyosom.
15
d. Lisosom Lisosom ini hanya terdapat pada sel hewan, lisosom mengandung enzim yang berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik secara pinocytosis (makanan yang berupa cairan yang masuk secara ditelan) maupun secara phagocytosis (makanan padat yang masuk secara ditelan). e. Mitokondria Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan yaitu membran dalam dan membran luar. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan kedalam dan membentuk krista (cristae). Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria yaitu tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP). f. Ribosom Ribosom ini terdapat pada sitoplasma secara bebas atau menempel pada reticulum endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. g. Flagel dan silia Flagel dan silia terdapat pada makhluk hidup yang bersel tunggal (uniseluler). Struktur flagel terdiri dari dua fibril yang dikelilingi oleh Sembilan fibril yang terletak sebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein dinein dan adenosine tri phosphate (ATP). h. Sentrosom Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung dua sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk dari Sembilan set tabung yang masing-masing set terdiri dari tiga buah microtubule yang berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel.
16
i. Inti atau nucleus Umumnya sel makhluk hidup mengandung satu inti, tetapi ada juga yang berinti lebih dari satu misalnya sel otot lurik. Adapun bagian-bagian inti sel diantaranya. 1) Membran inti Membran inti terdiri dari dua lapisan membran dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membran yang sebelah luar berhubungan dengan reticulum endoplasma. 2) Nukleoplasma dan kromosom Inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia yang terdapat pada nukleoplasma yaitu larutan phosphate, gula ribosa protein, nukleotida dan asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu mengandung material genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan. 3) Nucleolus Setiap nucleolus mempunyai nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi dalam sintesa protein. 2. Sel Eukariot Tumbuhan Sel tumbuhan selain memiliki ciri yang dimiliki oleh sel hewan, sel tumbuhan juga memiliki beberapa struktur khas yang tidak dimiliki oleh sel hewan. Struktur tersebut berupa plastida, vakuola sentral, dinding sel dan plasmodesmata. Plastida hanya ditemukan dalam sel tumbuhan yang memiliki berbagai macam bentuk dan fungsi yang beragam. Bentuk-bentuk plastida yaitu kloroplas, leukoplas, proplastid, kromoplas, amiloplas, elaioplas, dan etioplas. Plastida biasanya berukuran 2µm kali 5µm. Vakuola sentral berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penguraian zat sisa, dan hidrolisis
17
makromolekul. Dinding sel pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan terluar yang mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dinding sel tumbuhan terbuat dari selulosa, polisakarida, dan protein. Sementara itu, plasmodesmata merupakan saluran yang menembus dinding sel yang menghubungkan sitoplasma dengan sel-sel yang bersebelahan atau biasa disebut juga dengan noktah.
18
BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua organisme hidup Sedangkan Virus adalah suatu patogen obligat yang hanya bisa berkembangbiak di dalam sel hidup. 2. Bentuk-bentuk bakteri: Bacillus, Coccus, dan Spiral. Bagian luar bakteri meliputi kapsula, dinding sel, dan membran plasma sedangkan bagian dalam bakteri meliputi sitoplasma mengandung ribosom, bedanya ribosom pada bakteri ribosom pada bakteri tidak menempel pada retikulum endoplasma. 3. Perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan meliputi: Sel Tumbuhan Sel Hewan a. Ukuran sel tumbuhan lebih besar a. Ukuran sel hewan lebih kecil dari dari sel hewan.
sel tumbuhan.
b. Umumnya memiliki plastid.
b. Tidak memiliki plastid.
c. Tidak memiliki lisosom.
c. Memiliki lisosom.
d. Tidak memiliki sentrosom.
d. Memiliki sentrosom.
e. Memiliki vakuola ukuran besar e. Tidak memiliki vakuola tetapi ada dan berjumlah banyak.
juga yang memiliki vakuola tetapi ukurannya kecil.
4. Struktur virus umumnya terdiri atas bagian pusat yang mengandung DNA atau RNA yang dikelilingi oleh selubung atau kapsid dari protein. Klasifikasi pada virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat (DNA atau RNA) dan jenis inang yang diinfeksinya (tumbuhan atau hewan).
19
DAFTAR PUSTAKA Campbell, neil A, Reece, jane B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Chris.
(2012).
BAKTERI.
[Online].
Diakses
dari:
http://makeyousmarter.blogspot.co.id/2012/04/bakteri-make-you-smarterblog.html Fadhilah, D. (2017). Ciri-ciri dan Bentuk Bakteri. [Online].
Diakses dari:
http://ilmuveteriner.com/mikrobiologi/. Istanti, A. dkk. (1999). Biologi Sel. Malang: Universitas Negeri Malang Lucianus. (2003). Introduksi genetika molekular virus. [Online]. Diakses dari: http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/41.pdf. Kusnadi. (2012). Virus. [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/ FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BAbV_I__R_U_S.OK.pdf. Suryani, Yoni. (2004). Biologi Sel dan Molekuler Common Textbook (Edisi Revisi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sulistyorini, Ari. (2009). Biologi 1. Jakart: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Winatasasmita, D. (1986). Biologi Sel. Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka Jakarta.
20
PERTANYAAN SOAL 1. Jelaskan perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan ? Sel Tumbuhan
Sel Hewan
f. Ukuran sel tumbuhan lebih besar f. Ukuran sel hewan lebih kecil dari dari sel hewan.
sel tumbuhan.
g. Umumnya memiliki plastid.
g. Tidak memiliki plastid.
h. Tidak memiliki lisosom.
h. Memiliki lisosom.
i. Tidak memiliki sentrosom.
i. Memiliki sentrosom.
j. Memiliki vakuola ukuran besar j. Tidak memiliki vakuola tetapi ada dan berjumlah banyak.
juga yang memiliki vakuola tetapi ukurannya kecil.
2. Jelaskan apa yang membedakan sel prokariot dengan sel eukariot? Jawaban : Apabila sel prokariot tidak jelas batas-batasannya dan bahan intinya berbatasan langsung dengan sitoplasma sedangkan eukariot inti dibatasi dengan membran inti dan bahan inti terdapat di dalam inti sel. 3. Jekaskan macam-macam retikulum edoplaplasma ? Jawaban : Retikulum endoplasma dibagi dua yaitu retikulum endoplasma yang granular bila pada permukaan retikulum endoplasma menempel pada ribosom dan yang kedua retikulum endoplasma yang halus atau non granular bila pada membran retikum endoplasma tidak menempel pada ribosom. 4. Apa yang membatasi sel hewan pada bagian luar ? Jawaban : Membranplasma atau plasmalemma 5. Bagaimana fungsi dari mitokondria ? Jawaban : Fungsi mitokondria tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan (ATP).
21
6. Sebutkan dan jelaskan apa saja bagian-bagian dari inti sel ? Jawaban :
a. Membran inti yang memisahkan inti sel dari sitoplasma. b. Nukleoplasma dan kromosom. Nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu mengandung material genetik umtuk pewarisan sifat-sifat yang diturunkan. c. Nukleolus mengandung RNA dan protein yang berfungsi sebagai sintesa RNA ribosom.
7. Apa saja yang terkandung dalam vakuola makanan? Jawaban : Yang terkandung dalam vakuola makanan yaitu berisi air, phenol, anthocyanin, alkaloid, dan protein. 8. Apa fungsi dari organel ribosom ? Jawaban : Tempat berlangsungnya sintesa protein. 9. Apa saja komposisi kimia dari membranplasma? Jawaban : Komposisi dari membranplasma yaitu lapisan luar dan dalam. Pada lapisan berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul yaitu lemak. 10. Jelaskan macam-macam plastida beserta fungsinya ? Jawaban : Plastida dibagi menjadi dua yaitu leukoplasma ( plastida yang tidak berwarna) yang berfungsi membuat amilum disebut amiloplas yang membentuk lemak
dan yang kedua kromoplas (Plastida yang
berwarna) yang mengandung klorofil disebut kloroplas 11. Apa saja organel-organel sel yang terdapat pada sel virus! 12. Apa saja organel-organel sel yang terdapat pada sel prokariotik! 13. Apa yang membedakan sel prokariotik dan eukariotik!
22
14. Organel sel mana yang berfungsi sebagai pembentukan energi pada sel prokariotik! 15. Bagaimana struktur sel virus! 16. Bagaimana struktur sel prokariotik! 17. Mengapa virus dibedakan dengan bakteri! 18. Apakah bakteri itu uniseluler atau multiseluler! 19. Apakah pembeda antara archaebacteria dan bakteri 20. Mengapa ada virus yang memakan bakteri
23