LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS KTK
IDENTITAS Nama
: Mursidah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 40 th
Hari/Bulan/Tahun
: 5 April 2016
Nama KK
: Ridwan
Agama
: Islam
Anak ke
:2
No. MR
: 010067
Alamat
: KTK
Tujuan Poli
: Umum
JUDUL PENYAKIT
: RABIES
No. ICD-10-CM A82.9
Masalah Kesehatan
Rabies merupakan penyakit virus akut dari sistem saraf pusat yang mengenai semua mamalia dan ditularkan oleh sekresi yang terinfeksi biasanya saliva. Sebagian besar pemajanan terhadap rabies melalui gigitan binatang yang terinfeksi, tapi kadang aerosol virus atau proses pencernaan atau transplantasi jaringan yang terinfeksi dapat memulai proses penyakit.
1
ANAMNESA :
Seorang pasien perempuan datang ke puskesmas KTK pada tanggal 05 april 2016 dengan keluhan pasien telah di gigit jari tanggan kirinya oleh kucing betina, pasien di gigit saat sedang menolong persalinan kucing tersebut, kemudian kucing tersebut mati pada masa observasi, yaitu pada hari ke 2 setelah gigitan, dan hasil lab (+) pada pasien. RPS: Demam tidak ada Badan lemah tidak ada Mual dan rasa nyeri di tenggorokan tidak ada Rasa panas serta rasa kesemutan pada bekas luka tidak ada Perasaan cemas tidak ada Hipersalivasi tidak ada Hidrofobia tidak ada
RPD :
Pasien tidak pernah digigit oleh hewan sebelumnya
RPK :
Keluarga tidak ada yang berhubungan
R.Sosial :
Pasien seorang ibu rumah tangga
R. penggobatan :
Sebelumnya pasien belum pernah berobat Status Generalisata :
Tanda Vital Frekuensi denyut jantung
: 80x/menit, reguler, kuat
Frekuensi nafas
: 20x/menit, reguler
Tensi
: 140/100
Kepala dan Leher a. Ukuran
:normosefal 2
b. Rambut
:warna hitam, tidak mudah dicabut
c. Wajah
:simetris, tidak ada ruam, tidak ada sianosis
d. Mata
:konjungtiva :konjungti va anemis (-), sklera ikterik (-),palpebra (-),palp ebra edema (-)
e. Telinga
:bentuk normal, posisi normal, tidak ada sekret dan massa
f. Hidung
:tidak ada sekret, tidak ada deviasi , tidak ada cuping hidung
g. Mulut
: Mukosa bibir kering (-) , gigi dan gusi normal
Lidah
: tidak ada atropi papil lidah
h. Leher
:Inspeksi
: tidak ada massa
Palpasi : pembesaran kelenjar leher (-), kaku kuduk (-) Status internus :
Thorax Inspeksi Umum : bentuk dada kesan normal, simetris, tidak ada retraksi, tidak ada deformitas Jantung: Inspeksi
: ictus cordis tidak cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus cordis teraba cordis teraba di linea midclavicularis RIC V sinistra. Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, gallop reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru: Inspeksi
: gerakan dinding dada kanan-kiri saat bernafas simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : gerakan dinding dada kanan-kiri saat bernafas simetris, stem fremitus fremitus D D = S.
Perkusi :
kanan | kiri
:
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Rhonki tidak ada, Wheezing tidak ada
Abdomen Inspeksi
:
tampak datar
Auskultasi
:
bising usus (+) normal.
Perkusi :
pekak, shifting dullness (-), meteorismus meteorismus (-)
Palpasi :
hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal
3
Ekstremitas : Edema(-) 2.5 Diagnosis
Rabies Penatalaksanaan
Penderita gigitan anjing, kucing, kera, segera :
Cuci luka gigitan dengan sabun, deterjen lain di air mengalir selama 10 – 15 menit dan beri antiseptic dan alcohol 70%
Segera ke puskesmas/ rabies center rumah sakit/ untuk mencari pertolongan selanjutnya
Penangganan di puskesmas / rumah sakit, dilakukan :
Ulangi cuci luka gigitan dengan sabun/ deterjen di air mengalir selama 10 – 15 menit dan beri antiseptic dan alcohol 70 %. Anamnesis (apakah didahului tindakan profokatif, hewan yang menggigit menunjukan gejala rabies, penderita gigitan hewan pernah di vaksinasi dan kapan, hewan penggigit pernah di vaksinasi dan kapan) Identifikasi luka gigitan Dosis dan cara pemberian vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) adalah sebagai berikut: A. Vaksinasi anti rabies (VAR) Kemasan : Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml 1. Dosis dan cara pemberian setelah di gigit : Disuntikan secara intramuscular (IM) di daerah deltoid/lengan atas (anak – anak anak di daerah paha) Dosis : Vaksinasi Dasar
DOSIS ANAK 0,5 ml
DEWASA 0,5 ml
Ulangan
-
-
Waktu pemberian 4x pemberian : Hari ke 0, 2x pemberian (deltoideus kanan dan kiri) Hari ke 7 dan 21 -
4
2. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan den gan SAR sesudah digigit Cara pemberian sama dengan pemberian vaksin diatas Dosis Vaksinasi Dasar
DOSIS ANAK
DEWASA
Waktu pemberian 4x pemberian : Hari ke 0, 2x pemberian (deltoideus kanan dan kiri) Hari ke 7 dan 21
B. Dosis dan cara pemberian serum anti rabies (SAR) 1. Serum homolog Kemasan : vial 2 mL (1 mL = 150 IU) Cara pemberian :
Disuntikan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya di suntikan intramuscular
Dosis Jenis serum Serum Homolog
Dosis 20 IU/kgBB
Waktu pemberian Bersamaan dengan pembarian VAR hari ke 0
Keterangan Sebelumnya tidak perlu dilakukan skin test
5
Kejadian Luar Biasa RABIES Ditemukan satu atau lebih kasus Rabies (pada manusia) di daerah tertular.
Langkah-langkah PE : Petugas Puskesmas/Koordinator P2M/Petugas Peternakan setelah menerima laporan
adanya kasus GHTR segera mencatat dalam bukucatatan harian penderita rabies serta menyiapkan peralatan survei. Petugas peternakan melacak keberadaan hewan penggigit untuk dilakukan observasi
selama 10 hari apakah hewannya menderita rabies. Apabila hewan penggigit mati terbunuh atau menderita gejala rabies agar diambil
spesimen. Bila hewan penggigit mati < 10 hari dalam masa observasi dengan tanda rabies
dinyatakan POSITIF RABIES. Petugas Puskesmas melakukan PE kemungkinan kasus gigitan yang lain.
Instrumen PE harus menggambarkan : Jumlah kasus gigitan, cakupan vaksinasi anjing, kronologi kejadian.
Spesimen yang diperlukan untuk konfirmasi kasus yaitu spesimen otak (hipocampus)
dikirim ke BPPH Baso
DOKTER MUDA
Aulia Kamil
PEMBIMBING
dr Peppy Ledy Sofiani
6