Presentasi Kasus
Kejang Demam
Pembimbing: Dr. Dianto, Sp.A
Nama: Putu Kharisma Ayu P. Sudina NIM: 030.12.217
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RS TNI AL dr. Mintohardjo Periode 8 Mei 2017 – 21 Juli 2017
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSAL MINTOHARDJO Dokter Pembimbing : Dr. Dianto, Sp.A Nama Mahasiswa
: Putu Kharisma Ayu P Sudina
NIM
: 030.12.217
Tanda tangan :
I. IDENTITAS PASIEN Nama
: An. M. Sakhirin
Suku Bangsa : Jawa
Umur
: 4 tahun 8 bulan
Agama
: Islam
Pendidikan
: TK
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat
: Jl Petamburan RT09/RW04, Tanah Abang, Jakarta Pusat
ORANG TUA/ WALI AYAH Nama
: Tn. Dede
Agama
: Islam
Tgl lahir(Umur): 33 tahun
Pendidikan
: SMA
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan
: PHL RSAL
Alamat
: Jl Petamburan RT09/RW04, Tanah Abang, Jakarta Pusat
Gaji
: Rp. 4.000.000/bulan
IBU Nama
: Ny. Capsah
Agama
: Islam
Umur
: 28 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Jawa
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/angkat/tiri/asuh
2
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
II. ANAMNESIS Alloanamnesis dengan ibu pasien pada hari ke-2 perawatan pada Kamis, 08 Juni 2017 pukul 11.00 WIB KELUHAN UTAMA Kejang selama 5 menit saat 30 menit SMRS KELUHAN TAMBAHAN Demam , batuk, pilek, mual, muntah RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Kejang selama 5 menit saat 30 menit SMRS, kejang kaku seluruh tubuh, mata mendelik keatas, gigi menutup rapat. Kejang tidak berulang, sebelum dan setelah kejang kesadaran pasien baik, hanya terlihat lemas. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi sejak 1 minggu SMRS, demam tinggi diukur dengan termometer namun ibu pasien lupa berapa suhunya. Lalu saat demam hari ke-3 pasien dibawa ke RS dan mendapatkan obat demam dan antibiotik, namun pasien tidak mau meminum obatnya sehingga demam tidak turun dan terjadi kejang. Selain itu pasien juga mengalami batuk dan pilek, batuk berdahak berwarna putih. Juga terdapat mual dan muntah, serta nafsu makan menurun. Berat badan juga menurun sebanyak 2 kg. Keluhan diare maupun kelainan pada BAK disangkal.
3
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN KEHAMILAN Perawatan Antenatal Penyakit Kehamilan
Rutin memeriksa kehamilan ke bidan Tidak ada penyakit selama kehamilan
KELAHIRAN Tempat Kelahiran
Rumah Bidan
Penolong Persalinan
Bidan
Cara Persalinan
Spontan
Masa Gestasi
Cukup bulan (39 minggu)
Riwayat kelahiran
Berat Badan : 2600 gram Panjang Badan Lahir : ibu pasien tidak ingat Lingkar kepala : ibu pasien tidak ingat Langsung menangis/tidak langsung menangis APGAR score : ibu pasien tidak tahu Kelainan bawaan : tidak ada
RIWAYAT PERKEMBANGAN Pertumbuhan gigi pertama
: 12 bulan
Psikomotor Tengkurap
: Ibu tidak ingat
Duduk
: 6
Berdiri
: 10 bulan
Berjalan
: 11 bulan
Bicara
: 15 bulan
Baca dan tulis
: 3 tahun
bulan
Perkembangan pubertas
:-
Gangguan Perkembangan
: tidak ada
Kesan Perkembangan :
4
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tidak terdapat gangguan perkembangan, tumbuh kembang pasien sesuai usia RIWAYAT IMUNISASI VAKSIN DASAR (umur) BCG 1 bulan DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan Campak 9 bulan Hepatitis B Saat lahir 1 bulan 6 bulan MMR 15 bulan TIPA Kesan : Imunisasi dasar pasien sudah lengkap
-
ULANGAN (umur) -
-
RIWAYAT MAKANAN Umur (Bulan) 0–2 2–4 4–6 6–8 8-10 10-12 Kesan :
ASI/ PASI ASI ASI ASI ASI+PASI ASI+PASI ASI+PASI
BUAH/ BISKUIT V V V
BUBUR SUSU
NASI TIM
V V V
V V
Pasien mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, berikutnya diikuti PASI secara bertahap
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA Nasi/ pengganti 2-3x/hari Sayur 1x/hari Daging 2-3 kali/minggu Telur 3-4 kali/minggu Ikan 3-4 kali/minggu Tahu 1x/hari Tempe 1x/hari Susu (merek/ takaran) Tidak minum susu Kesan : Makanan cukup bervariasi dan memenuhi kebutuhan gizi.
5
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA PENYAKIT UMUR PENYAKIT KETERANGAN Diare 3 tahun Morbili Otitis Parotitis Radang Paru Demam Berdarah Tuberculosis Demam Tifoid Kejang 2 tahun Cacingan Ginjal Alergi Seafood Jantung Kecelakaan Darah Operasi Difteri Herpes di ketiak Kesan: Pasien pernah mengalami kejang disertai demam sebelumnya, satu kali saat berumur 2 tahun serta diare saat berumur 3 tahun. Pasien juga memiliki alergi terhadap seafood.
RIWAYAT KELUARGA Corak Produksi Tgl Lahir (Umur) 5 th 8 bl 3 tahun
Sex
Hidup
Lahir Mati
Abortus
Laki-laki Perempuan
Hidup Hidup
-
-
Mati (sebab) -
Keterangan Sakit Sehat
DATA KELUARGA Perkawinan keUmur saat menikah Kosanguinitas Keadaan kesehatan/ penyakit bila ada
AYAH/ WALI 1 28 tahun Tidak ada
IBU/ WALI 1 19 tahun Tidak ada
Sehat
Sehat
6
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Riwayat Penyakit dalam Keluarga Riwayat hipertensi (-), kencing manis (-), asma (-)
Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga lain/ orang serumah Tidak ada keluhan serupa pada anggota keluarga/orang serumah
DATA PERUMAHAN Kepemilikan rumah: Rumah sendiri Keadaan rumah: Rumah berukuran 72m2 1 lantai dengan 2 kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi, dan dapur. Sirkulasi udara di dalam rumah kurang baik, cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah kurang. Untuk mandi dan mencuci memakai air PAM. Untuk minum dan memasak memakai air galon isi ulang yang direbus. Jarak septic tank ke rumah tidak diketahui. Rumah dibersihkan tiap hari. Sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah besar berjarak 15 meter dari rumah. Keadaan lingkungan: Rumah berada di pemukiman padat penduduk, di dalam gang dengan lebar 1,5m. Aliran got terbuka tidak tersumbat dan tidak berbau, tempat pembuangan sampah jauh dari rumah dan tidak tertutup. Tidak banyak motor yang lalu lalang di depan lingkungan rumah, Kesan: Kondisi rumah kurang baik dan lingkungan tempat tinggal cukup baik III. PEMERIKSAAN FISIK
7
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tanggal
: Kamis, 08 Juni 2017 (perawatan hari ke-2)
Pukul
: 11.00 WIB
PEMERIKSAAN UMUM Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan , cukup tenang
Kesadaran
: Compos mentis
Vital sign
: Nadi : 104 x/menit, reguler , isi cukup Suhu : 36,90C RR
: 24x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Data Antropometri
: BB
Lingkar kepala
: tidak diukur
Lingkar dada
: tidak diukur
Lingkar lengan atas
: tidak diukur
Status Gizi
: menurut kurva NCHS tinggi badan dibandingkan berat badan
: 15 kg
PB : 105 cm
BB/TB: (15/17) x 100% = 88,2 % o Kesan gizi: Gizi Sedang
PEMERIKSAAN SISTEMATIS KEPALA Bentuk dan ukuran : Normocephali Rambut dan kulit kepala : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut Mata : Palpebra tidak ada kelainan, konjungtiva kemerahan, kornea jernih, sklera putih, pupil bulat isokor diameter 2,5 mm, RCL +/+ RCTL +/+ Telinga : Normotia, nyeri tarik & tekan -/-, liang telinga lapang, serumen +/+, membran timpani intak Hidung : Normosepti, sekret +/+, deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-) Bibir : Warna kemerahan, mukosa tampak basah Mulut : Mukosa mulut tampak basah Gigi-geligi : Gigi geligi tumbuh baik, caries (-) Lidah : normoglotia, lidah bersih tampak basah, papil eutrofi 8
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tonsil : T1-T1 tenang Faring : faring hiperemis LEHER : tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid, tidak terdapat kaku kuduk THORAKS Dinding thoraks I : Bentuk datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis PARU I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak ada retraksi P : Vocal fremitus sama kuat di kedua lapang paru P: Sonor di seluruh lapang paru Batas paru kanan-hepar : Linea midclavikularis dextra setinggi ICS V Batas paru kiri-gaster: Linea axilaris anterior sinistra setinggi ICS VII A: Suara nafas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/JANTUNG I : Ictus cordis terlihat pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V P : Batas kanan jantung pada linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V Batas kiri jantung pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V Batas atas jantung pada linea parasternalis sinistra setinggi ICS II A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-) ABDOMEN I : bentuk datar, simetris, tidak tampak pelebaran vena A : Bising usus (+) 3-4x/menit P : supel, turgor kulit kembali cepat, nyeri tekan abdomen (-), tidak ada pembesaran organ P: Timpani pada seluruh kuadran abdomen ANUS
9
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tidak ada kelainan GENITAL Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan ANGGOTA GERAK Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada keempat ekstremitas KULIT Warna kulit sawo matang, kelembapan baik, tidak ada efloresensi bermakna KELENJAR GETAH BENING Tidak teraba pembesaran
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+ Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Tanda rangsang meningeal (-) IV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah tepi (07/06/2017) Leukosit
: 6,600 /mm3
Eritrosit
: 4,87 juta/mm3
Hemoglobin
: 12,9 g/dl
Hematokrit
: 38 %
Trombosit
: 192.000/mm3
LED
:-
Air seni Tidak dilakukan Tinja
10
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tidak dilakukan Lain-lain Tidak dilakukan
11
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
V.
RINGKASAN Pasien anak laki-laki usia 4 tahun 8 bulan dengan kejang selama 5 menit saat 30 menit SMRS, kejang kaku seluruh tubuh, mata mendelik keatas, gigi menutup rapat. Kejang tidak berulang, sebelum dan setelah kejang kesadaran pasien baik, hanya terlihat lemas. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi sejak 1 minggu SMRS, demam tinggi diukur dengan termometer namun ibu pasien lupa berapa suhunya. Lalu saat demam hari ke-3 pasien dibawa ke RS dan mendapatkan obat demam dan antibiotik, namun pasien tidak mau meminum obatnya sehingga demam tidak turun dan terjadi kejang. Selain itu pasien juga mengalami batuk dan pilek, batuk berdahak berwarna putih. Juga terdapat mual dan muntah, serta nafsu makan menurun. Berat badan juga menurun sebanyak 2 kg. Pasien pernah mengalami hal yang serupa saat berusia 2 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Nadi: 104x/menit regular , isi cukup , pernafasan: 24x/menit, suhu: 36,9oC. Pada status generalisata didapatkan faring hiperemis. Pemeriksaaan neurologis dalam batas normal . Pemeriksaan Lab dalam batas normal.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
VII.
Kejang Demam Simpleks Faringitis DIAGNOSIS BANDING
Kejang Demam Kompleks VIII.
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak perlu pemeriksaan penunjang lainnya.
IX.
PROGNOSIS Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
12
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
X.
PENATALAKSANAAN Medikamentosa IVFD RL 14 tpm Vometa 3x1 cth Ceftriaxone 1x1,5 gr Luminal oral 2x40 mg Puyer 3x1 Paracetamol 200 mg Diazepam 2,5 mg Non Medikamentosa : Rawat inap, tirah baring Edukasi untuk banyak mengkonsumsi air Kompres air hangat Edukasi diet cukup gizi Edukasi penatalaksanaan awal jika pasien mengalami kejang dan demam
XI. RESUME TINDAK LANJUT Pasien anak usia 5 tahun 8 bulan BB: 17 kg PB: 11 cm dengan diagnosis Kejang demam simpleks dan faringitis. Masuk ke bangsal anak RSAL 07 Juni 2017 di rawat di ruangan. Perawatan dilakukan dengan infus RL 14 tetes/menit, pemberian vometa sirup 3x1 cth , Ceftriaxone 1x1,5 gr, Luminal oral 2x40mg dan puyer campuran paracetamol 200 mg dan diazepan 2,5 mg 3x1. Perawatan hari ke-2,3 dan 4 keadaan umum pasien baik , tidak terdapat kejang , dan pengukuran temperatur 36,5ºC. Saat pulang diberikan obat vometa 3x1 cth, luminal oral 2x40 mg dan puyer campuran paracetamol serta diazepam 3x1 dan diberi edukasi jika sewaktu-waktu anak demam segera di kompres air hangat , minum banyak air dan berikan obat penurun panas.
13
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH LEMBAR FOLLOW-UP
Tanggal
S
Perawatan
Rabu 07/06/2017
O
Kejang selama 5 menit, 30
KU : Baik, tenang
menit SMRS. Demam, batuk
Kesadaran : CM o
dan pilek 1 minggu SMRS.
S: 36,4 C, N: 104 x/mnt,
Mual dan muntah serta
RR: 25 x/mnt
A
P
Kejang demam
IVFD RL 14 tpm
Simpleks
Vometa 3x1 cth
Faringitis
Paracetamol 3 x 1/3 cth
Kejang demam
IVFD RL 14 tpm
Simpleks
Vometa 3x1 cth
Faringitis
Ceftriaxone 1x1,5 gr
terdapat penurunan nafsu Kamis 08/06/2017
makan Demam dirasa sudah
KU : Baik, tenang
menurun, penurunan nafsu
Kesadaran : CM
makan, masih terdapat batuk
S: 36,5oC, N: 110 x/mnt,
dan pilek
RR: 24 x/mnt
Luminal oral 2x40 mg Puyer 3x1 Paracetamol 200 mg Diazepam 2,5 mg
14
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tanggal
S
O
Perawatan Jumat
Tidak terdapat demam dan
KU : Baik, tenang
09/06/2017
muntah lagi. Batuk dan pilek
Kesadaran : CM
(+)
o
S: 36,3 C, N: 106 x/mnt,
A
P
Kejang demam
IVFD RL 14 tpm
Simpleks
Vometa 3x1 cth
Faringitis
Ceftriaxone 1x1,5 gr
RR: 22 x/mnt
Luminal oral 2x40 mg Puyer 3x1 Paracetamol 200 mg
Sabtu 10/06/2017
Tidak terdapat demam dan
KU : Baik, tenang
muntah lagi. Batuk dan pilek
Kesadaran : CM
(+)
S: 36,3oC, N: 106 x/mnt, RR: 22 x/mnt
Kejang demam
Diazepam 2,5 mg IVFD RL 14 tpm
Simpleks
Vometa 3x1 cth
Faringitis
Ceftriaxone 1x1,5 gr Luminal oral 2x40 mg Puyer 3x1 Paracetamol 200 mg Diazepam 2,5 mg Boleh pulang
15
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
ANALISA KASUS
An. M, Laki-laki, usia 4 tahun 8 bulan, dengan Kejang demam simpleks dan faringitis. Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien anak laki-laki usia 5 tahun 8 bulan dengan kejang selama 5 menit saat 30 menit SMRS, kejang kaku seluruh tubuh, mata mendelik keatas, gigi menutup rapat. Kejang tidak berulang, sebelum dan setelah kejang kesadaran pasien baik, hanya terlihat lemas. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi sejak 1 minggu SMRS, demam tinggi diukur dengan termometer namun ibu pasien lupa berapa suhunya. Lalu saat demam hari ke-3 pasien dibawa ke RS dan mendapatkan obat demam dan antibiotik, namun pasien tidak mau meminum obatnya sehingga demam tidak turun dan terjadi kejang. Selain itu pasien juga mengalami batuk dan pilek, batuk berdahak berwarna putih. Juga terdapat mual dan muntah, serta nafsu makan menurun. Berat badan juga menurun sebanyak 2 kg. Pasien pernah mengalami hal yang serupa saat berusia 2 tahun. Dari anamnesis maka diagnosis mengarah ke kejang demam simpleks dengan kriteria adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºC , umumnya terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun, kejang tonik atau klonik , berlangsung kurang dari 15 menit , tidak berulang dalam 24 jam , umumnya berhenti sendiri , tanpa kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang. Diagnosis mengarah ke infeksi virus karena pasien mengalami pilek dengan sekret berwarna bening dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Pada pasien diberikan penatalaksanaan yaitu rawat inap, infus RL 14 tetes/menit, pemberian vometa sirup 3x1 cth , Ceftriaxone 1x1,5 gr, Luminal oral 2x40mg dan puyer campuran paracetamol 200 mg dan diazepan 2,5 mg 3x1. Edukasi untuk banyak mengkonsumsi air, kompres air hangat, diet cukup gizi. Pada kasus ini tidak perlu dilakukan EEG karena gejalanya khas, pasien mengalami demam terlebih dahulu dan beberapa hari kemudian terjadi serangan kejang. Pada saat kejang, pasien mengalami demam tinggi dan seluruh tubuh pasien kaku. Durasi kejang nya kurang lebih 5 menit. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya : kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.
16
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Pada kasus ini, diagnosa bandingnya adalah kejang demam kompleks dengan kriteria kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, berulang dalam satu periode demam, kejang fokal atau parsial atau kejang fokal yang menjadi kejang umum serta terdapat kelainan nurologis sebelum atau sesudah kejang.Selain itu kondisi ini juga harus dibedakan dengan kejang yang disebabkan proses intrakranial. Pada kasus kejang demam simpleks pasien memiliki prognosis yang baik. Selama penanganan cepat dan tepat. Orang tua pasien harus diedukasi agar memberikan obat penurun panas jika pasien panas tinggi, sedia thermometer.
17