Menyibak Rahasianya dengan Kopi Masih lamat-lamat kunimkati tiga seruputan pertama dari gelas kopi berwarna putih itu. Masih mengepulkan asap harum kopi murni. Hitam, pekat, pahit sedikit getir terasa di lidah. Di tepi sungai kecil kota yang ang kumuh, muh, warun arung g yuk sit siti –be –begit gitu kami ami para ara peni penikm kmat at kopi opi memanggil memanggilnya-. nya-. Titik-t Titik-titik itik air menggelay menggelayut, ut, tertahan tertahan oleh awan gelap pekat. esekali turun tertarik bumi. ore yang begitu syahdu, ditemani secangkir kopi cukup indah untuk melamun. !rama titik air yang "atuh semakin deras, menambah kenikmatan sore ini. Dala Dalam m
lamu lamuna nan n
data datang ng makh makhlu luk k
ber bernama nama kenan enanga gan, n, inda indah h
mengenang masa dimana dulu aku ditempa oleh keadaan yang sulit. erba erba terbat terbatas. as. #esantr esantren en menem menempak paku u men"a men"adi di seoran seorang g yang yang kuat, kuat, taha tahan n cemo cemooh ohan an dan dan meng menghor horma mati ti perb perbed edaan aan.. ala alah h satu satuny nya a dari dari beliau, $us abar. %%%% &hei ,melamun sa"a kau'( datang kawanku membuyarkan lamunan di depan bilik pesantren. &iya, leyehleyeh-leyeh ini, leyeh ini, setelah menyapu halaman.( )awabku spontan. &eh, &eh, kuli kulihat hat kau kau butuh butuh secang secangkir kir inspir inspirasi* asi* +etulk +etulkah*( ah*( meneb menebak ak raut raut mukaku yang kosong. ku hanya mengang angguk, & ayoo rek , ngopi ngopi'( '( kemud emudia ian n mena menari rik k tanganku. Meman Memang g hampir hampir tiap tiap sore, sore, kami kami bertig bertiga a selalu selalu menye menyempa mpatk tkan an wakt waktu u untu untuk k meni menikm kmat atii seca secang ngki kirr kopi opi dan dan bebe bebera rapa pa gor gorengan engan di warung abah kasim. arung yang tak terlalu besar –untuk memperhalus penyebutan kalau warung ini kecil- dengan luas /0 dan ruang belakang
rumahnya –ia sulap men"adi lesehan- selalu ramai penikmat kopi. +enar sa"a,
sesampainya
sudah
ramai
kawan-kawanku
sesama
santri
menyandarkan kepenatan kegiatan pondok disini. +anyak warung kopi berada di sekitar pondok, namun lidahku melabuhkan kecintaanya pada kopi disini. Mengambil
kursi,
kuseret
kebagian
depan
ruangan,
sambil
memandang "alan adalah posisi terbaik menurutku untuk menikmati kopi. Di sekelilingku sudah banyak kawan-kawan yang membuat 1orum sendiri-sendiri. Macam-macam perilaku santri di warung kopi, ada yang hanya bercanda ria, mengeluarkan gojlokan andalannya. 2ang lain berdiskusi serius mengenai masalah yang sulit tentang kehidupan, organisasi, masalah perihal pesantren serta tetek bengeknya, berkelit mencari inspirasi. Muthola’ah kitab, ngelalar nadhom al3yah ibnu malik untuk disetorkan pada kiai. 4amun aku memilih melamun, meskipun dua kawanku sedang berdiskusi seru tentang seorang putra kiai yang gemar main "udi dan sabung ayam. &kau lihat kan, tiap hari gus sabar selalu membawa ayam "agonya * ia tiap hari menyabungkan ayamnya dengan para penyabung ayam lain di desa tetangga, kadang ia "uga sampai berkeliling untuk mencari penantang yang sanggup mengalahkan ayamnya.( eru kawanku membuka obrolan. &iya aku tahu, gus sabar "uga sering nomboki togel di pasar legi. ku pernah melihatnya di pasar legi.( Tak kalah seru hamid menambahi omongan dul. &kalian tuh, kok kebiasaan burukmu mbokyo dimareni . menggun"ing sa"a dosa, apalagi $us –anak kiai- yang men"adi bahan gun"ingan. Kalian ini bagaimana* udah menga"i masih sa"a tetap kelakuanmu, sedikit-
sedikit diubah.( Mau tak mau aku ikut tenggelam dalam obrolan mereka, menghentikan bahan perbincangan yang semakin buruk. Tiga gelas kopi selesai disuguhkan, kepulan asap harum kopi menggoda hidung, menarik tangan untuk segera menyampaikan kepada lidah. roma kopi robusta dan arabika tercium oleh hidungku yang sudah hapal aroma dua "enis kopi ini. Racikan abah karim sungguh pas, perbandingan kopi arabika –menang dalam hal rasa- dengan kopi robusta –menon"ol dari segi aroma- yang serasi, intensitas masa penggorengan yang pas menghasilkan kopi matang sempurna, dengan tumbukan mekanik tangan. #aduan dua sendok kecil bubuk kopi dan setengah sendok kecil gula terasa pas untuk lidahku. Hitam pekat, pahit dan getir nyetak di lidah bagian belakang. &monggo, diunjuk dulu kang kopinya' Ben seger pikirane.( &begini
lho
kang,
melatarbelakangi
sampean-sampean
kelakuan
gus
sabar
belum itu.(
tahu
Dengan
apa serius
yang aku
men"elaskan kepadaku kawanku. &sampean kan tidak tahu alasan beliau begitu, sampean "uga harus ingat apa yang ada dalam kitab Ta’lim Muta’allim bahwa menghormati seorang pemilik ilmu itu suatu keniscayaan, dan "uga anak empunya ilmu "uga harus kita hormati. alah satunya dengan tidak menggun"ing beliau.( Kulirik gelas kopiku, masih mengepulkan asapnya. &sampean ingat tidak dawuh pak kiai* Dalam kitab Qowaidul Fiqhiyyah ada salah satu yang menyebutkan bahwa 5kemudhorotan kecil lebih baik dilakukan
untuk
menghindari
kemudhorotan
besar(.
Kalau
aku
memandang perilaku gus sabar mungkin dilandasi atas koidah 36h tersebut.
&+eliau melakukan sebuah kemudhorotan kecil seperti ber"udi dan sabung
ayam
untuk
menghindari
kemudhorotan
besar,
nah
kemudhorotan besar ini yang aku tak tahu. Kalau kang-kang ini bagaimana memandangnya*( &mungkin sa"a, tapi bagaimana dengan persoalan beliau tidak pernah terlihat menga"i, muthola7ah kitab* eharusnya beliau sebagai calon penerus pesantren harus bersiap diri. !ni malah peker"aannya sabung ayam, ngopi terus, nomboki togel. pakah ini cerminan pesantren*( kang hamid menyanggah seru setelah menghabiskan tegukan akhir kopinya. & kang, begini ya, kakang kan sudah menga"i lebih lama dari saya, dan llah melarang kita untuk su7udhon pada orang apalagi $us kita sendiri. +eliau berkelakuan begitu pasti ada alasannya, seumpama tidak pun beliau sudah punya cekelan Tirakatnya orang tuanya. 4ah, sekarang sampean bagaimana* pakah orang tua sampean tirakatnya sekuat tirakat abah yai untuk gus sabar*( lebih seru lagi aku membalas kang hamid. eperti sudah merasa tersudut, kang hamid menyulut rokok yang disete dengan lethek kopi untuk memperpan"ang masa berpikir. &ngomongin apa tho kang* Kok seru kelihatannya dari sini,( cak sundar tiba-tiba ikut perbincangan kami. &eh, ini lho kang temen-temen ngomongi perilaku gus kita. $us sabar itu.( Hamid kelihatan salah tingkah. Kang sundar adalah seorang abdi ndalem abah yai, dia sudah sepuluh tahun lebih ikut ngabdi. Kang sundar sedikit banyak mengetahui perilaku gus "abar yang nyeleneh atau dalam kha8anah pesantren disebut khoriqul adah.
&begini lho kang, tapi "angan sampai disebarkan in1ormasi dari saya ini.( Kang sundar ngewanti-wanti kami. &iya kang, insyallah "an"i( serempak men"awab. &memang saya belum mengerti apa alasan dari beliau melakukan itu, biarkan itu "adi rahasianya dengan !usti. 2ang saya tahu, dia tiap malam diatas "am 9: malam, selalu pergi ke makam masyayikh sini. Terus, asal sampean tahu, uang hasil menang tombo7an atau menang sabung ayam dia gunakan untuk memberikan makan seorang "anda desa sebelah yang peker"aan sehari-harinya cuma mengumpulkan barang bekas. +eliau seperti "obin hood atau si #itung dari +etawi.( Kang sundar men"elaskan dengan rona wa"ah meyakinkan. &begini sa"a, yang terpenting dari perilaku $us sabar adalah kepedulian sosialnya dan perilaku 8iarah kubur yang isti6omah-lah yang harus kita contoh. +ukan sabung ayamnya atau nombo7 togel atau gak nga"inya. eperti kopi ini, bagaimanapun sampean mencari kesempurnaan kopi, ia masih menyisakan rasa pahit dan getir yang sebelumnya terselimuti manis gula atau susu.( Kembali kang sundar menegaskan. %%%% Rintik hu"an sudah mereda, lamunan dan renungan sore ini harus diakhiri. ku yakin bahwa dibalik perilaku buruk $us sabar pasti ada alasan yang mendasari serta ada perbuatan baik yang dilakukannya. #erilaku gus abar tetaplah begitu dengan berbagai rahasia dan persepsi orang-orang yang menyelimutinya. +iarlah itu men"adi sirrulloh ;rahasia llah< dengan gus abar sendiri. allahu a7lam bis-showaab.