Critical Journal Review (CRJ) PENGANTAR FISIKA INTI
D I S U S U N
OLEH :
WARDATUL FIRDAUSI AMALIA FAISAL
(4152240008)
FMIPA FAKULTAS MATEMATIKA MATEMATIKA DAN ILMU ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018
PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE ANALISIS PENGAKTIFAN NEUTRON Nina Khairani1, M. Azam1, K. Sofjan F.1,Soeleman2 1). Laboratorium Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Diponegoro 2). Badan Tenaga Nuklir Nasional Yogyakarta Vol 10. , No.1, Januari 2007, hal 35-43 ISSN : 1410 – 9662
ABSTRACT
A determination of chromium which consisted in textile cesspool one of the company of textile residing in Ungaran using neutron activation analysis method.The sample has been threated in the form of sediment sample and liquid sample. The sample then an irradiated by Lazy Susan irradiation facility at Kartini reactor for six hours and then the counting is done by HPGe detector for 300 seconds. The qualitative results shown that samples contents Cr-51. The quantitatively sediment sample chromium element rate equal to 491. 67 ppm and liquid sample chromium element rate equal to 0.011 ppm Key words: Neutron Activation Analysis, irradiation.
METODE PENELITIAN
Spesifikasi alat yang digunakan : 1. Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Lazy Susan, fluks neutron 1 1011n cm-2dt-1, daya 100 kW dan kapasitas 40 kapsul untuk mengiradiasi neutron. 2. Seperangkat sistem cacah spektrometer-
yang berfungsi sebagai alat pencacah terdiri dari detektor
HPGe ( CANBERRA) tipe Coaxial seri GC 1018 untuk mendeteksi sinar- , pre amplifier (CANBERRA) seri 2002 C untuk membentuk pulsa baru, amplifier (ORTEC) seri 572 sebagai penguat, sumber tegangan tinggi (HV) dengan tegangan 3 kV (ORTEC) seri 495, cryostat (CANBERRA) seri 75000, penganalisis salur ganda (MCA) model Accu Spec/Aor/D dan Accu Spec/B, dan komputer dengan sistem operasi DOS untuk menampilkan spektrum dari unsur radioaktif.
Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Limbah tekstil, baik dalam sampel endapan maupun cairan. 2. Sumber-γ
yang
digunakan sebagai sumber standar adalah Eu-152 untuk kalibrasi energi dan
efisiensi. 3. Material standar endapan dengan kandungan Cr 3%. 4. Material standar cairan dengan kandungan Cr 20 ppm, Cd 20 ppm, Co 10 ppm, Zn 20 ppm, As 5 ppm, Sc 5 ppm.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kalibrasi Energi
Perangkat
spektrometer
yang
akan
digunakan
dikalibrasi
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan sumber multi gamma Eu-152 dan diperoleh hubungan garis lurus antara tenaga dengan nomor salur. Sumber multi gamma Eu-152 yang digunakan memiliki 10 energi. Dari pencacahan dimaksudkan agar nomor salur penganalisis saluran ganda sebanding dengan energi sinar-gamma. Dengan persamaan regresi linier hubungan antara energi gamma (Y) dengan nomor salur (X): Y = 0,46X -10,32
(9)
Kalibrasi energi tersebut dilakukan secara otomatis. Grafik hubungan antara energi sinardengan nomor salur dapat dilihat pada gambar 2.5. Kalibrasi Efisiensi
Analisis kuantitatif membutuhkan kalibrasi efisiensi. Kalibrasi efisiensi dilakukan karena sampel diukur pada jarak 4 cm terhadap detektor.
Gambar 2.5
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui unsur yang terkandung di dalam dalam sampel. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan kadar suatu unsur di dalam sampel lalu dibandingkan dengan titik baku mutu limbah. Pembahasan
Metode APN dapat diaplikasikan untuk menganalisis unsur dalam berbagai bentuk fisis (padatan, cair dan gas), disamping itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui seberapa besar kandungan unsur dalam sampel. Atom-atom dalam sampel akan menjadi radioaktif jika ditembak dengan neutron cepat. Atom yang berada dalam keadaan tidak stabil akan meluruh untuk mencapai kestabilan. Kesimpulan
Dari metode APN untuk limbah tekstil salah satu perusahaan tekstil di Ungaran dapat disimpulkan bahwa : 1. Dalam limbah tekstil pada sampel endapan maupun cair teruji mengandung Cr-51. 2. Kadar unsur krom yang terkandung pada sampel endapan sebesar (491,67
40,96) ppm
sedangkan pada sampel cair kadar kromnya (0,011 ± 0,004) ppm. Saran
1. Perlu dilakukan pengambilan data secara berkala untuk lebih mengetahui kadar krom dalam limbah tekstil. 2. Perlu dilakukan analisis dengan metode lain untuk melengkapi data yang diperoleh dari metode APN. Kekurangan
1.Dalam jurnal ini seharusnya lebih diperinci kembali masalah metode APN,karena metode inilah yang menjadi inti dalam penelitian
Kelebihan
1. Dalam jurnal ini sangat menarik untuk dibaca dan menjadi panduan mengenai partikel neutron dalam fisika inti dan radioaktif. 2. Metode ini sangat berguna dalam meneliti tentang suatu kandungan kimia yang terdapat dalam limbah sampah baik organik maupun non organik yang mencemari lingkungan masyarakat sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sunardi, Nuraini E., Supriyatni E., 2001 , Analisis Unsur yang Terkandung Dalam Air Buangan P3TM Dengan Neutron Cepat 14 MeV dari Generator Neutron Sames J-2, Prosiding. Yogyakarta: P3TM-BATAN [2] Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta: UIPress. [3] Palar, H., 1994 , Pencemaran dan Toksidan Logam Berat, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta [4] Suratman, 1996, Introduksi Proteksi Radiasi, Yogyakarta : P3TM-BATAN [5] Beiser, A., 1992, Konsep Fisika Modern, Edisi ke-4, Jakarta.: Penerbit Erlangga. [6] Saptaaji, 1991 , Pemetaan Kandungan Netron pada Beamport dan Iradiasi Reaktor Kartini, Yogyakarta: Karya Tulis Pendidikan Ahli Teknik Nuklir Pusat Pendidikan dan Latihan BATAN. p [7] Susetyo, W., 1988, Spektrometri Gamma, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. [8] Tsoulfanidis, N., 1992 , Measurement and Detection of Radiation: Herisphere Publishing Corporation. Wardhana, W.A., 2001, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta: Penerbit Andi. [9] Krane, K. S., 1992 , Introductory Nuclear Physic, New York: John Willey & Sons.
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DISEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAHSAKIT DI SEMARANG
Lely.N*,D.Yulianti,N.Hindarto JurusanFisikaFMIPA(Unnes)Semarang,Indonesia SejarahArtikel: DiterimaJanuari2012 DisetujuiFebruari2012 DipublikasikanAgustus 2012
Abstrak
Penelitian pengukuran radioaktivitas lingkungan di sekitar Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang bertujuan untuk mengetahui laju cacah radiasi cuplikan
yang
diambil
di
sekitar
Instalasi
Radiodiagnostikdan
untukmengetahuijenisradioisotopyangdibebaskandi lingkungan tersebut. Laju cacah cuplikan tanah, tanaman dan debu diukur menggunakan metode spektrometri gamma sedangkan untuk cuplikan air dianalisis menggunakan metode XRay Flourescence. Hasil dari masingmasing cuplikan menunjukkan adanya aktivitas zat r adioaktif yang dibebaskan di lingkungan sekitar Instalasi Radiodiagnostik. Laju cacah cuplikan debu yang diambil di ruang
radiodiagnostik
mempunyai
nilai
terbesar.hasilanalisisradioisotopyangterkandungdidalamcuplikantanah, debu
menunjukkan
adanya
kandungan
isotop
tanaman Cobalt
dan dan
Iodine.SedangkanpadacuplikanairmengandungisotopIndium. Katakunci: Radioaktivitas,lingkungan, radiodiagnostik,cacah.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pengambilancuplikan,preparasicuplikandan
analisis
cuplikan.
Tahap
pertama,
pengambilan cuplikan dilakukan dengan mengambil cuplikan tanah, tanaman, air dan debupadalokasiyangberbedayaitucuplikan
tanahdiambildibagiandepandanbelakang
Instalasi Radiodiagnostik, cuplikan tanaman diambil di bagian belakang Instalasi Radiodiagnostik, cuplikan air diambil di wastafel ruang Instalasi Radiodiagnostik, cuplikan debu diambil di ruang Instalasi Radiodiagnostik dan Ruang Rawat Inap Merak yang berdekatan dengan Instalasi Radioadiagnostik. Tahap kedua yaitu preparasi cuplikan.
Masingmasing cuplikan yaitu tanah, tanaman, dipreparasi dengan cara dikeringkan, kemudian
dihaluskan
dan
diayak.
Untuk
cuplikan
air
diambil
kerak
airnyadengancaramemanaskan15literair sampai dihasilkan 3 liter air. Sisa tersebut kemudian dikeringkan dan diambil keraknya. Sedangkanuntukcuplikandebudapatsecara langsung dianalisis. Tahap ketiga, yaitu analisis cuplikan menggunakan spektrometri gamma dan XRF. Cuplikan tanah, tanaman dan debu dianalisis menggunakan spektrometri gamma.
Sebelum
spektrometri
gamma
digunakan
dilakukan
terlebih
dahulu
pengkalibrasian yaitu kalibrasi energi dan kalibrasi efisiensi. Kalibrasi energi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nomor salur dan te naga. Bahan dan Alat
Dalam penelitian ini menggunakan spektrometri gamma dan XRF. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2
terkandung dalam cuplikan (Tabel 2), sebagian besar mengandung isotop Iodine danCobalt.Iodinebiasadigunakandirumah dantumorotak.Sedangkanuntukradioisotop
sakitsebagaisumberterapipengobatantiroid Cobaltdigunakanuntukmenyelidikikerjahati
(Bachtiar,2009).AktivitasIodinedanCobalt yang paling besar terdapat pada cuplikan debu yang diambil di dalam ruang radiodiagnostik. Penggunaan Iodine secara terusmenerus di dalam ruang tersebut menyebabkan terlepasnya radioisotop ke dalam lingkungan sekitar instalasi radiodiagnostik. Selain Iodine dan Cobalt, terdapat isotop berupa Tantalum, Krypton, Manganese,Bismuth,RhodiumdanBromine. Beberapa isotop tersebut merupakan radiosotop yang tidak digunakan secara langsung dalam bidang kedokteran. Adanya kandunganisotoptersebutdidalamcuplikan, agaknya disebabkan karena akibat radiasi alamiah
yang
terjadi
di
lingkungan
sekitar
rumahsakittersebut.
HasilspektrumXRFdaricuplikanair yang diambil di bagian radiodiagnostik menunjukkan adanya
kandungan
Indium.
IsotopIndiummempunyaiwaktuparo2,8hari
danmemilikienergi173247keV(Wiryosimin, 1995). Dalam bidang kedokteran Indium digunakan untuk pencitraan (imaging) pada infeksi selsel darah, tumor, dan infeksi pembuluhdarah. Secara umum keseluruhan aktivitas radioisotop yang tersebar ke dalam lingkungan sekitar radiodiagnostik rumah sakit Dokter Kariadi Semarang, mempunyai nilaiyangmasihdiperbolehkan.Berdasarkan Batas Masukan Tahunan (BMT) jumlah aktivitas suatu zat radioaktif yang diperbolehkan yaitu 50 mSv (Akhadi, 2000: 213).Nilaitersebutsetaradengan8333Bq.
SIMPULAN
Besarnya Laju cacah cuplikan yang diambil di sekitar Instalasi Radiodiagnostik dan Ruang Rawat Inap Merak menunjukkan adanya aktivitas zat radioaktif. Jenis Radioisotop yang dibebaskan di lingkungan sekitar Instalasi Radiodiagnostik yaitu Tantalum, Krypton, Cobalt, Bismuth, Rhodium, dan Indium. Selain dari isotop Iodine dan Cobalt, beberapa unsur
dihasilkan
dari
radioaktivitas
alamiah
di
lingkungan
sekitar
Instalasi
Radiodiagnostik. Keseluruhan aktivitas radioisotop yang tersebar ke dalam lingkungan sekitar radiodiagnostik rumah sakit Dokter Kariadi Semarang, mempunyai nilai yang masih diperbolehkan, sehingga dapat dikatakan penggunaan zat radioaktif yang digunakan di ruang radiodiagnostik rumah sakit dokter Kariadi Semarang masih aman.
Kelebihan
Setelah membaca isi jurnal ini,sangat menarik dalam mendeteksi sifat radioaktif dalam rumah sakit yang mana kita dapat mengetahui apakah bagian dalam rumah sakit ada yang telah terkontaminasi sifat radioaktif yang berbahaya bagi isi rumah sakit,dan dari pendeteksian tersebut ternyata rumah sakit tersebut dalam menggunakan zat radioaktif masih dalam level aman. Kekurangan
Dalam penelitian ini seharusnya juga dijelaskan bagaiamana solusi jika rumah sakit tersebut terkena zat radioaktif yang berlebihan dalam menggunakan bahan ataupun zat kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi,M.2000. DasardasarProteksiRadiasi. Jakarta:PTRinekaCipta Bachtiar,H.2009. PengantarDasarFisikadanRadiologiKedokteranGigi.Jakarta: UniversitasIndonesia Suhaedi,E.2004. AnalisisPemaparanRadiasiTerhadapProfilHematologiPekerja RadiasiDivisiRadiologiRumahSakitDr.KariadiSemarang .JurnalKesehatan lingkunganIndonesiavol.3:14. Sunardi,ST.2006.ValidasiMetodeAANC MenggunakanGeneratorNeutronUntuk PenerapanProgramJaminanMutu Pengujian.Yogyakarta:PTAPBBATAN. Wardhana,W.A.1994. DampakPencemaran Lingkungan.Yogyakarta:PenerbitAndi Offset. Wiryosimin,S.1995. MengenalAsasProteksi Radiasi.Bandung:JurusanFisika ITB. Wiyono,M.2006. PengukuranKontaminasi PermukaanDanLajuPajananRadiasi Di – BATAN. RSUDokter SoetomoSurabaya. Yogyakarta:PTKMR
KORELASI PENGUASAAN MATERI MATEMATIKA DASAR DENGAN PENGUASAAN MATERI PENDAHULUAN FISIKA INTI C. T. Kereh1*, Liliasari2, P. C. Tjiang3, J. Sabandar4 1.Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP - Universitas Pattimura, Indonesia 2.Program Studi Pendidikan IPA, SPS - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 3.Program Studi Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia 4.Program Studi Pendidikan Matematika, SPS - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia p-ISSN: 1693-1246 e-ISSN: 2355-3812 Juli 2014 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149 DOI: 10.15294/jpfi.v10i2.3350 Diterima: 12 Mei 2014. Disetujui: 16 Juni 2014. Dipublikasikan: Juli 2014
AB STR AK
Perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti (PFI) di Program Studi Pendidikan Fisika di suatu LPTK di Ambon terkendala oleh kurangnya penguasaan matematika dasar mahasiswa, juga tenaga dosen dan ruangan jumlahnya terbatas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka dilakukan perkuliahan berbasis web dengan memperhatikan matematika dasar terkait. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang: (1) konten matematika dasar yang berkaitan langsung dengan materi PFI, dan (2) korelasi antara penguasaan materi Matematika Dasar (MD) mahasiswa dan penguasaan materi PFI mereka setelah melalui suatu perkuliahan. Studi ini dilakukan secara kuasi eksperimen terhadap dua kelompok mahasiswa, masing-masing berjumlah 28 orang. Kelompok yang pertama diajarkan dengan menggunakan perkuliahan konvensional dengan tatap muka di dalam kelas selama delapan kali pertemuan sedangkan kelompok kedua menggunakan blended learning. Pada kedua kelompok mahasiswa dilakukan tes awal dan tes akhir materi MD dan PFI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang tinggi antara penguasaan materi Matematika Dasar dengan materi Pendahuluan Fisika Inti. Keywords: korelasi matematika dasar dan fisika inti; pembelajaran berbasis web
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen, pre-pos desain. Mendahului penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu kajian literatur untuk menentukan konten matematika dasar yang terkait dengan materi Pendahuluan Fisika Inti. Hasil kajian tersebut selanjutnya menjadi dasar penyusunan instrumen tes matematika dasar. Subjek penelitian adalah para calon guru fisika di perguruan tinggi di Indonesia bagian timur. Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok belajar dan diajarkan dengan cara yang berbeda. Ada 35 mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
konvensional, yaitu bertatap muka dengan pengajar di dalam kelas, dan 42 mahasiswa yang masuk dalam kelompok blended (online + tutorial sebanyak dua kali). Analisis yang dilakukan hanya pada 28 mahasiswa untuk masing-masing kelompok belajar. Sebelum kegiatan perkuliahan berlangsung, dilakukan pertemuan secara umum untuk membahas mekanisme perkuliahan untuk kedua kelompok dan penentuan masing-masing mahasiswa dalam kelompok. Penentuan kelompok ini awalnya dilakukan dengan mengacu pada hasil tes awal matematika dasar. Jika ada dua mahasiswa yang sama nilainya, dilakukan penawaran pada mereka siapa yang mau ikut kelompok tertentu (jadi bersifat sukarela). Kelompok yang pertama diajarkan dengan cara pembelajaran langsung (direct instruction), dan diwajibkan hadir 8 kali tatap muka. Dalam delapan kali tatap muka tersebut, dibahas topik-topik: (1) Struktur Inti, (2) Radioaktivitas, (3) Reaksi Inti, dan (4) Peluruhan Alfa, Beta, dan Gamma. Masing-masing topik terdiri dari beberapa sub topik terkait. Selain presentasi materi dan diskusi, dalam perkuliahan juga dilakukan kajian bersama atas tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh mahasiswa. Kelompok yang kedua diajarkan berbasis web dan membahas topik yang sama dengan kelompok pertama, yang materinya tersaji pada web yang telah disiapkan dengan tutorial dalam kelas sebanyak dua kali.Tutorial pertama dilakukan pada pertengahan perkuliahan berjalan, sedangkan tutorial kedua pada akhir perkuliahan. Pada bagian tutorial dilakukan kegiatan yang serupa dengan yang dilakukan pada kelompok pertama, yakni membahas kesulitan yang dihadapi mahasiswa terkait dengan konten perkuliahan, dan mengkaji soal-soal latihan yang telah dibuat mahasiswa. Selain tutorial dengan tatap muka langsung, setiap mahasiswa diperkenankan melakukan tanya jawab dengan pengajar melalui web (facebook) dan telepon (baik lisan maupun pesan singkat).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil kajian literatur ditemukan bahwa dalam materi perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti yang mencakup topik-topik Struktur Inti, Radioaktivitas, Reaksi Inti, dan Peluruhan, terdapat materi Matematika Dasar tertentu, yaitu operasi bilangan bulat, operasi bilangan pecahan, operasi bilangan berpangkat, fungsi eksponensial, logaritma, tabel, dan grafik. Tidak dimasukkannya materi kalkulus dalam hal ini disebabkan perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti yang dilakukan hanya menggunakan aljabar dasar. Berbagai materi tersebut sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya diakomodasikan dalam instrumen tes yang disusun.
Grafik Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Tes Matematika Dasar Kelompok Konvensional (a) dan Kelompok Blended (b)
Penelitian ini menunjukkan dengan jelas tentang kondisi para calon guru fisika yang harus dibenahi. Hasil kelompok blended yang tak berbeda secara signifikan dengan hasil kelompok regular membuat dapat disimpulkan bahwa perkuliahan berbasis web dapat dilakukan sebagai alternatif perkuliahan tatap muka biasa. Akan tetapi, perlu juga dilakukan tutorial sebagai bentuk reinforcement bagi mahasiswa. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa mahasiswa harus proaktif dalam perkuliahan, antara lain dengan cara membaca konten terkait di situs lainnya dan bukan hanya pada materi perkuliahan yang disiapkan pengajar, dan berdiskusi dengan pengajar mengenai kesulitan yang dihadapi ketika mempelajari materi yang ada. Selain itu, mereka harus berlatih menyelesaikan soal-soal lain yang terkait agar terbiasa menerapkan konsep yang sama pada situasi serupa ataupun situasi yang berbeda. Jika dilakukan sebagaimana mestinya, melalui perkuliahan berbasis web yang diikutinya, mahasiswa dapat menjadi pebelajar mandiri dan akan memiliki kemampuan-kemampuan tambahan seperti yang dikatakan oleh Bybee dan Fuch, (2006).
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti berbasis web yang dirancang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti perkuliahan tatap muka yang biasa. Sebelum mengikuti perkuliahan ini, konten matematika dasar mencakup operasi bilangan bulat, operasi bilangan pecahan, operasi bilangan berpangkat, logaritma, fungsi eksponensial, tabel, dan grafik, sangat esensial untuk dikuasai mahasiswa calon guru fisika terlebih dahulu. Ketidakmampuan dalam menguasai materi-materi matematika dasar tersebut akan mengakibatkan kesulitan yang sangat dirasakan ketika perkuliahan berlangsung. Akan tetapi, jika mahasiswa mau bersikap proaktif dan mengikuti perkuliahan sebagaimana mestinya, penguasaan matematika dasar mereka tersebut akan meningkat seiring dengan meningkatnya penguasaan mereka dalam materi dasar Fisika Inti.
Kelebihan
Setelah membaca dan memahami isi jurnal ini,metode ini menurut saya cukup efektif karena dengan metode ini dapat memudahkan siswa memahami fisika inti dengan matematika dan berbasis web yang berhubungan dengan teknologi. Kekurangan
Dalam penelitian ini menurut saya ada beberapa kekurangan diantaranya,penelitian ini kemungkinan tidak dapat diterapkan keseluruh sekolah maupun siswa diseluruh tempat,karena kemungkinan dari fasilitas,jaringan maupun alat yang dibutuhkan dalam proses ini.
DAFTAR PUSTAKA
Angell, C., Guttersrud, Ø., Henriksen, E. K., & Isnes, A. (2004). Physics: Frightful, but Fun, Pupils and Teachers Views of Physics and Physics Teaching [Electronic version]. Science Education, 88, 683-706. Blumenthal, R. H. (1961). Multiple Instruction and Other Factors Related to Achievement in College Physics. Science Education, 45, 336 – 342 Brekelmans, M., Van den Eeden, P., Terwel, J., & Wubbels, Th. (1997). Student Characteristics and Learning Environment Interactions in Mathematics and Physics Education: A Resource Perspective. International Journal of Educational Research, 27(4), 283 – 292. Bybee, R.W., & Fuch, B. (2006). Preparing the 21st Century Workforce: A New Reform In Science and Technology Education. Journal of Research in Science Teaching , 43, 349. Bynner, J., & Parsons, S. (1997). It Doesn’t Get Any Better: The Impact of Poor Numeracy Skills on the Lives of 37-Year-Olds. London: Basic Skills Agency. Cohen H. D., Hillman, D. F., & Agne, R. M. (1978). Cognitive Level and College Physics Achievement. American Journal of Physics, 46, 1026 – 1029. Diseth. A. (2002). The Relationship between Intelligence, Approaches to Learning and Academic Achievement. Scandinavian Journal of Educational Research, 46(2). Ebel, R. L,. & Frisbie, D. A. (1991 ). Essensials of Educational Measurerement, 5th Ed. New Delhi: Prentice Hall. Garnett, K. (1998). Math Learning Disabilities. Division for Learning Disabilities Journal of CEC, November 1998. LD Online. http://www.ldonline.org/ld_indepth/math_skills/garnett.html [1 Juni 2013] Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2007). Fundamentals of Physics 8th Ed. Canada: John Wiley & Sons Canada. Halloun, I. A., & Hestenes, D. (1985). The Initial Knowledge State of College Physics Students. American Journal of Physics, 53, 1043 – 1055. Hudson H. T., & McIntire W. R. (1977). Correlation Between mathematical skills and success in physics. American Journal of Physics, 45, 470 – 471. Hudson, H. T., & Rottmann, R. M. (1981). Correlation between Performance in Physics and Prior Mathematics Knowledge. Journal Of Research In Science Teaching, 18(4), 291