BAB I PENDAHULUAN
A.
Pentingnya CJR Review jurnal jurnal ini berisi berisi tentang faktor-foktor yang yang mempengaruhi mempengaruhi seorang
menjadi pemimpin yang dicintai pengikutnya dan dapat memimpin sebuah organisasi yang unggul dalam segala bidang. Yang Yang di bahas dalam penelitian penelitian ini adalah tentang bagaimana
pemimpin di di korea pada masanya masanya dapat menjadikan negara korea korea
menjadi negara yang unggul dalam segala bidang mulai dari bisnis, olah raga, hiburan dan usaha religius. Dalam penelitiannya di jelaskan bahwa pemimpin mampu berperan dalam lintas budaya dan
berperan
di antar budaya. Analisis data
mengidentifikasi enam faktor kunci yang terbagi dalam dua kategori besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga, pertemuan penting, dan dan prestasi akademik akademik / sekolah, sedangkan disposisi internal terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Artikel ini diakhiri dengan rekomendasi untuk orang tua dan pendidik yang berkultivasi pemimpin antar budaya di generasi berikutnya. Maka penting untuk setiap orang mengetahui bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencadi seorang pemimpin yang berpengaruh baik di lingkungannya. li ngkungannya. B. TUJUAN CJR 1.
Sebagai penyelesaian penyelesaian tugas tugas akhir yang dapat membantu mahasiswa mahasiswa dalam dalam menulis tesis.
2.
Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
3.
Untuk
menambah
wawasan mahasiswa
dalam
memahami isu
yang
berkembang dalam mata kuliah kepemimpinan 4.
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar
5.
Untuk menguatkan pemahaman mahasiswa dalam memahami materi kuliah kepemimpinan.
1
C. MANFAAT CJR 1.
Menambah wawasan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
2.
Menambah wawasan mahasiswa dalam memahami isu yang berkembang dalam mata kuliah kepemimpinan
3.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar
4.
Menguatkan pemahaman mahasiswa dalam memahami materi kuliah kepemimpinan.
D. Identitas Jurnal Judul Artikel
: CULTIVATING INTERCULTURAL LEADER
Nama Journal
: IJLS ( International Journal Of Leadership Studies)
Edisi Terbit
: Volume 7 Issue 1
Pengarang Artikel
: Kyung Kyu Kim, Richard L. Starcher
Penerbit
: Regent University School of Business & Leadership
Kota Terbit
: London Britania Raya
No ISSN
: 1555-3145
Alamat Situs
: http://www.regent.edu/acad/global/publications/ijls/new/pr evious_issues.htm
2
BAB II RINGAKASAN ISI JURNAL
A. Pendahuluan Dalam beberapa dekade terakhir, Korea telah berhasil dalam perkembangan global dalam bisnis, Olahraga, hiburan, dan usaha religius. keterlibatan global yang meningkat ini di akibatkan pemimpin antar budaya yang kompeten. Namun, produksi pemimpin kultural Korea muncul tidak sesuai dengan industri dan potensinya yang nyata. Pendapat mereka
bahwa monolingual Korea, masyarakat mono-kultural
menuntut usaha yang disengaja untuk menumbuhkan pemimpin antar budaya di antara anggota generasi muda untuk menopang dan mendorong perkembangan global. Untuk lebih memahami bagaimana orang
asli kelahiran Korea menjadi
pemimpin antar budaya yang kompeten, mereka menjelajahi kehidupan dua belas orang kelahiran asli Korea yang telah mengatasi pengalaman di budayanya, dan linguistik untuk mencapai keunggulan sebagai pemimpin
yang unggul di
antarbudaya.
B. Deskripsi isi Penelitian ini menggunakan pendekatan teori grounded untuk pengumpulan dan analisis data dan Menggunakan strategi validasi yang umum untuk sejumlah pendekatan
penelitian
kualitatif,
Termasuk
pereview. Pengumpulan data didahului oleh
triangulasi,
cek
anggota,
dan
pemilihan dua belas peserta dalam
penelitian. Sampel dipilih sesuai dengan prinsip stratified purposeful sampling (Creswell, 2006). Para pemimpin Korea, semuanya memenuhi kriteria seleksi utama karena mereka menjalankan kepemimpinan secara lintas-budaya, multikultural, atau global. Selanjutnya, mereka sengaja dipilih dari tiga tingkat kepemimpinan yang berbeda-kewarganegaraan, nasional, dan internasional-dengan harapan keragaman itu akan terjadi membantu mengidentifikasi ciri-ciri umum yang penting (Creswell). Pengumpulan data dimulai dengan mempelajari buku dan dokumen yang berhubungan
dengan
peserta,
diikuti
3
wawancara
individu
dengan
enam
peserta. Wawancara
Informal
dengan
pertanyaan
terbuka. Data
tambahan
dikumpulkan dari tiga peserta yang di teliti kemudian memberi pertanyaan melalui email dan yang terakhir melakukan wawancara secara langsung. Analisis data menghasilkan terdapat enam faktor kunci yang muncul berpengaruh terhdap peserta studi yang dapat meningkatkan keberhasilan seorang pemimpin sebagai pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua kategori besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dari semua
objek yang diteliti
satu dari padanya menolak
mengungkapkan latar belakang keluarganya menjadi
pengaruh kepopulerannya
sebagai pemimpin antar budaya. Dua sampel lain mengungkapkan warisan keluarga muncul karena nilai yang di contohkan keluarganya. Seperti hasil wawancara yang di ungkapkan bahwa perbuatan baik orangtua atau kakek/ nenek berpengaruh secara kuat terhadap
keberhasilan seorang pemimpin. Seperti yang di contohkan pada
kasus ayah gimoon. Ayah Gimoon adalah orang yang baik dan murah hati. Ayahnya memperhatikan orang lain dan suka memberi kepada orang lain. Jadi, ketika orang datang ke ayahnya untuk meminta bantuan, Ayahnya tidak pernah menolaknya. Saat Gimoon adalah seorang siswa SMA, ayahnya juga menerima seorang teman yang diusir oleh keluarganya karena dia orang Hansen dan berpenyakit. Selama enam bulan dia melayani teman ini dengan cinta, memberinya makan dan dorongan, kemudian banyak lagi kebaikan ayah gimoon yang lain . (Shin, 2007, hlm. 100-101, 154-155) . Kemudian di jelaskan lagi contoh selanjutnya yaitu pada keluarga yonggi. Nenek Yonggi adalah wanita yang sangat hangat yang suka melayani orang lain. Banyak saudara dan tetangga miskin ingin tinggal bersama di rumah kakek neneknya karena mereka tidak punya makanan untuk dimakan kakek dan neneknya menampung mereka. Karena itu, 13 keluarga tinggal di rumah karena kemurahan hati kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya membantu mereka mengolah sawah dan pertanian. Selain itu, kakek dan neneknya memberi makan para pengembara dan wisatawan dan memberi mereka tempat untuk tidur. Oleh karena itu semua orang desa memuji nya. Kakek-nenek (Han, 2008, hal 61). Selanjutnya yang terjadi pada ayah Byungyoon. Ayah Byungyoon memberi sawah kepada desa untuk memperluas
4
jalan di desa, selain itu dia membantu siswa sekolah dasar sampai menengah yang miskin. Di desanya dia memberi makanan ,pakaian untuk orang m iskin, begitupun ibunya yang juga membagikan harta miliknya kepada orang yang miskin dan membagikannya dengan baik dan hangat. Dari cerita yang dipaparkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa berpengaruhnya warisan kebaikan ataupun sikap keluarga terhadap orang lain dalam membangun kepercayaan orang lain kepada calon pemimpin yang ingin membangun sebuah bangsa yang besar atau organisasi yang besar dalam mencapai tujuan yang ingin di capai. Masih banyak faktor lain terkait keberhasilan seorang pemimpin dalaam memimpin . selanjutnya pertemuan penting disebutkan dalam jurnal bahwa pertemuan penting mempengaruhi semua orang yang di teliti dalam menumbuhkan motivasi untuk bekerja keras, tertantang untuk menjadi pemimpin yang hebat, dan melanjutkan studi yang lebih tinggi.
Faktor lain seperti panutan, bantuan dan
bimbingan, prestasi akademik, keunggulan di sekolah dasar dan menengah, sukses di perguruan tinggi. Semua itu merupakan faktor eksternal yang dapat membuat seorang pemimpin di percaya oleh bawahannya sehingga dpat bekerja sama antara pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi. Kategori kedua yaitu : Disposisi Internal yaitu terdiri dari tiga faktor utama merupakan sikap, keterampilan yang di dapat, ciri kepribadian. Sikap pribadi dibagi dalam beberapa sikap yaitu ; 1. Percaya diri : Beberapa peserta mendapatkan kepercayaan diri melalui dorongan orang tua, ada juga melalui pertemuan yang sangat penting; Masih ada yang lain karena mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Seseorang mendapat kepercayaan dirinya melalui kemenangan telak dalam sebuah perlombaan politik. Dalam semua kasus, Peserta tidak terlahir dengan rasa percaya diri, yang memperolehnya melalui pengalaman hidup. Seorang peserta berkomentar, "Rasa percaya diri ditanamkan oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu percaya pada saya ayah saya selalu berkata kepada saya, kamu bisa bertahan di manapun berada. Kata-kata ayah saya membantu saya percaya diri dalam situasi apa pun. " 2. Dorongan. Semua peserta secara konsisten berusaha melakukan yang terbaik di setiap bidang, seperti belajar,doa, pekerjaan, dan pelayanan. Meskipun
5
semua orang berbakat tertentu, tidak berusaha
semaksimal
mungkin
untuk "cukup baik"akan
dalam
semua
hal
yang
tetapi mereka
lakukan. Misalnya, Gi-moon yang belajar di Harvard's Kennedy School sebagai lingkungan akademis yang tangguh, istrinya sempat mengatakan dalam telpon
“saya khawatir suami saya akan meninggal karena belajar. Dalam sehari, dia hanya tidur Selama dua atau tiga jam untuk belajar. Hari ini, dia bahkan pernah mimisan. Tolong hubungi suamiku Dan katakan padanya untuk tidak belajar terlalu banyak. 3. Gairah. Semua barangkali
responden
adalah
sikap
penelitian pribadi
yang
tampil
memiliki
paling
umum
gairah. Gairah diantara
para
peserta. Mereka bergairah dalam pekerjaan mereka, pelayanan, dan studi. 4. Optimisme. Data menunjukkan bahwa sikap optimis atau positif merupakan faktor
penentu
dalam
peningkatan
peserta
menuju
keunggulan
kepemimpinan. Saat ditanya bagaimana penanganannya terhadap kesulitan yang tak dapat diatasi dalam perjalanan hidupnya, salah satu
peserta
menjawab, pertama-tama, saya tidak pernah memikirkan kesulitan itu sebagai hal buruk.
Saya
memikirkan masalah itu sebagai kesempatan bagi
sayamencapai kesuksesan. 5. Keteguhan : Di antara 12 responden hanya satu orang yang menjawab, "Saya adalah orang
normal
karena saya terkadang tidak bisa bekerja secara
konsisten. "Sisanya 11 dilaporkan mengatakan Sangat konsisten
adalah ciri
khas saya.
Selanjutnya
faktor disposisi internal adalah Keterampilan yang Diakuisisi.
Lima keterampilan yang diperoleh muncul terkait erat dengan pencapaian kepemimpinan peserta: Kreativitas, kemampuan komunikasi, kemahiran bahasa Inggris, kompetensi budaya, dan interpersonal Kompetensi (atau kecerdasan sosial). Ke dua belas peserta itu sangat berbakat, tapi semuanyan kreatif. Orang yang ingin menjadi pemimpin terkemuka harus bisa berpikir kreatif atau secara strategis. Tanpa daya pikir kreatif, seseorang tidak bisa memimpin pengikutnya. Pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir kreatif yang maju yang lebih besar daripada keterampilan pengikutnya.
6
Dalam kasus dua belas pemimpin Korea dalam penelitian ini tidak tertutup kemungkinan memiliki kombinasi dari ketig anya, akan tetapi pengalaman hidup men dominasi kesuksesan mereka. Secara khusus, dua pengaruh eksternal di luar individu yaitu warisan keluarga dan pertemuan penting dan dua disposisi internal yang
mereka
bisa
tumbuhkan
(sikap
dan
keterampilan)
muncul
secara
universal. Memang, sifat kepemimpinan antarbudaya memerlukan sikap dan keterampilan
tertentu
yang
mungkin
kurang
penting
dalam
konteks
monokultur. Namun demikian, cerita-cerita mereka menggambarkan pentingnya nilai-nilai budidaya, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan para pemimpin antarbudaya.
7
BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Isi Jurnal Review jurnal yang ingin dibahas disini
adalah tentang faktor yang
mempengaruhi keberhasilan negara korea dalam berbagai bidang mulai dari bisnis, Olahraga, hiburan, dan usaha religius. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa keberhasilan yang di capai negara korea karena memiliki pemimpin yang tangguh. Adapun ciri pemimpin yang dikatakan dalam penelitian ini adalah pemimpin yang memiliki enam faktor kunci yang berpengaruh terhadap sampel yang di teliti pada penelitian ini. Pemimpin yang dikatakan disini adalah seorang pemimpin sebagai pemimpin antar budaya. Keenam
kunci itu terbagi dalam dua kategori besar:
pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dimana warisan keluarga merupakan kebiasaan keluarga , kebaikan keluarga yang menjadikan jati diri
menjadi baik karena kebiasaan baik
yang terus menerus
dilakukan keluarga sehingga bagian dari keluarga dipercaya oleh orang lain. Sedangkan pertemuan penting adalah hal yang membuat seorang terus termotivasi menjadikan dirinya besar, baik , cakap dalam memimpin seperti orang-orang hebat yang berada dalam pertemuan tersebut. Kemudian prestasi akademik juga menjadi hal penting
dalam memimpin karena dengan prestasi akademik seorang lebih
dipercaya oleh pengikutnya. Selain itu prestasi akademik juga menjadi bekal bagi pemimpim membangun jaringan dengan organisasi eksternal dalam membangun suatu organisasi. Adapun faktor disposisi internal meliputi sikap pribadi individu berupa : percaya diri, dorongan, gairah, optimisme, keteguhan. Selain itu keterampilan yang ada dalam diri pemimpin juga menjadi faktor yang mempengaruhi, dimana seorang pemimpin harus memiliki kreativitas , kemampuan komunikasi, kemahiran dalam berbahasa ingris, kompetensi budaya, dan memiliki kecerdasan sosial. Kemudian Sifat kepribadian pemimpin juga disebutkan dalam faktor disposisi internal yaitu sifat toleransi, kegigihan, ketetapan, dan empati.
8
Selanjutnya berkaitan dengan
bahasan ini yaitu membangun negara atau
organisasi yang baik terdapat pula dalam jurnal pembanding yaitu dengan tema membangun
organisasi yang kuat. Pada jurnal tersebut dipaparkan tentang
bagaimana seorang pemimpin
bisa produktif dalam mensukseskan sebuah
organisasi. Di jurnal tersebut memperkenalkan
model kepemimpinan berbasis
kekuatan yang disusun dan di populerkan oleh Tom Rath, Barry Choncie dan Donald Clifton. Dimana dalam tulisannya kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunjukkan kinerja yang hampir sempurna secara konsisten dalam aktivitas tertentu. Tujuan kepemimpinan berbasis kekuatan adalah untuk mengembangkan efisiensi, produktivitas, dan keberhasilan sebuah organisasi dengan memusatkan perhatian dan terus mengembangkan kekuatan orang-orang di dalam organisasi. Organisasi berbasis kekuatan tidak mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Pemimpin berbasis kekuatan selalu berinvestasi pada kekuatan -kekuatan individu dalam tim mereka. Kemudian pada jurnal dengan judul pengaruh kegiatan pemimpin dalam menciptakan pengetahuan di organisasi pada bahasannya di jelaskan bahwa pemimpin adalah orang yang dipercayakan dengan kekuatan
terbesar dalam
mpengambilan keputusan, yaitu mereka memiliki kekuatan untuk menghasut dan mempengaruhi aktivitas tertentu yang dapat mempengaruhi proses pengetahuan penciptaan di dalam sebuah organisasi, maka penting bagi seorang pemimpin menciptakan atau memberikan pengetahuan
bagi pengikutnya
sehingga dapat
membangun daya saing bagi organisasi . Dalam organisasi besar, karyawan sering datang dari beragam latar belakang yang berbeda dalam mengungkapkan pikiran mereka. Dalam kasus tersebut, menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk membuka banyak "pintu komunikasi," seperti forum publik, dan bentuk "ritual percakapan" . Komunikasi juga bisa berbentuk teknologi yang dimediasi proses komunikasi, seperti peran mereka dalam penyebaran pengetahuan yang ada dan baru yang benar telah mapan (Shu- Hsien, 2003). Akan tetapi yang lebih penting lagi adalah kehadiran saling percaya, karena kurangnya kepercayaan menghambat anggota organisasi untuk mengekspresikan pendapat mereka (Morrison & Milliken, 2000). Bahkan di tengahmasalah yang terjadi karyawan lebih memilih untuk tetap
9
diam jika mereka merasa kekurangan keamanan. Secara psikologis timbul keyakinan bahwa menyuarakan gagasan dan kekhawatiran akan membawa konsekuensi negatif (Detert & Burris, 2007). Seperti yang ditekankan oleh Detert dan Edmondson (2011), para pemimpin harus tetap proaktif dengan membangun keyakinan yang mendorong keheningan dan membangun lingkungan di mana ketika seorang berbicara harus dihargai, begitulah lingkungan harus dibangun, sistem yang tepat bisa diletakkan di tempat yang dapat membuat menjadi mudah untuk menyimpan representasi dari apa yang dipelajari dan membuat itu dapat diakses oleh semua (McInerney & Mohr, 2007). Terkait
kesuksesan
seorang
pemimpi dalam
buku
sun zhu(1995
:
256)menyebutkan Ada lima factor penting yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ingin maju: 1.
Kebijaksanaan,
visi,
wawasan,
kepandaian
dan
ilmu
pengetahuan.
Jika kita ingin berkembang semua hal ini mutlak diperlukan. Untuk dapat mengembangkan diri, harus memiliki visi jauh ke depan yang didahului dengan proses belajar. 2.
Kepercayaan.
Orang
dapat
dipercaya
bukan
karena
memiliki
kekayaan materi, tetapi karena memiliki kepribadian yang bias diterima dalam pergaulan. Kualitas
kepercayaan
diri,
kepercayaan
pada
orang
dan
kepercayaan dalam pergaulan perlu dipelihara. Dengan kepercayaan dari masyarakat kita akan memiliki banyak koneksi yang memberikan kesempatan untuk meraih rejeki. 3.
Kebajikan.
Dalam
kehidupan
kita
harus
mengandalkan
kebajikan,
bukan kekerasan. Hendaknya kita melihat kelemahan sebagai suatu proses untuk melihat, memahami dan mengagumi orang lain sehingga muncul wibawa kebesaran kita di atas orang lain. 4.
Keberanian. Keberanian untuk mencoba dan berusaha adalah semangat yang luar biasa. Orang yang mempunyai semangat keberanian akan dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
10
5.
Ketegasan. Kita hendaknya tegas terhadap diri sendiri. Jika kita keras dan tegas pada diri sendiri, maka hidup akan lunak pada kita. Tanpa adanya ketegasan dan focus yang akan dicapai, kita tidak akan berhasil dalam hidup.
dalam bukunya juga di jelaskan hukum tentang KEDISIPLINAN dan struktur organisasi yang jelas. Kita harus bias mendisiplinkan diri setiap saat dalam menjalankan hukum. Kalau hukum dapat berjalan dengan benar, maka kualitas yang ada dalam diri kita akan menyedot kekuatan yang ada di luar sehingga akan tercipta kekuatan yang luar biasa; kemajuan akan dicapai oleh mereka yang dapat mendisiplinkan diri sendiri. Apabila kita dapat memiliki jati diri dengan kualitas kepemimpinan tersebut, maka hidup akan menjadi cermelang, berkembang dan berhasil. Kedua, MEMPOSISIKAN DIRI. Setelah mengenal diri sendiri, maka kita harus dapat
menentukan
peranan
dimana
kita
telah
berada
(loyalitas),
memastikan target dengan jelas dan menguatkan tekad kita. Ada lima poin yang harus diperhatikan
bagi
orang
yang
memiliki
tekad,
yaitu:
Kesadaran,
Kebutuhan, Keputusan, Kesiapan, dan Perjuangan untuk sukses dan berkembang. Tanpa tekad yang kuat kemajuan tidak akan mungkin dicapai. Kita perlu berpikir strategis dalam mengambil keputusan dan berpikir matang dengan kekuatan yang dimiliki baru kemudian bertindak. Untuk meraih kesuksesan, kita perlu siap untuk menderita, siap untuk berkembang dan siap untuk berjuang dengan sungguhsungguh. Ketiga, MENDOBRAK DIRI. Dalam mendobrak diri guna meraih kesuksesan ada lima hal penting yang perlu dimiliki, yaitu: 1. Kecepatan bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja. 2. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kita jangan takut gagal. 3.
Kekuatan
komitmen.
Dengan
adanya
komitmen
untuk
maju
berkembang, maka kesuksesan akan diraih. 4. Kekuatan kegagalan. Jika ingin sukses, maka harus tahan pada kegagalan.
11
atau
5. Kekuatan belajar. Semangat belajar harus tinggi. Jika kita setiap hari menjaga semangat belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang mau sukses harus memiliki semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat sudah menentukan target kita tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu berani menghadapi apapun yang ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Orang berhak untuk menilai kita gagal apabila kita gagal, namun kita jangan memberikan kondisi bahwa kita gagal. Materi, nama harum, jabatan dan kekuasaan yang dimiliki tidak akan ada artinya, karena akan terkena hokum perubahan. Kekayaan sejati adalah kekayaan mental dan kekayaan yang paling luar biasa adalah kekayaan batin. Pribadi kitalah yang mendobrak diri untuk mengatur suasana di luar. Jika kita memiliki kelima hal tersebut tanpa semangat belajar, tidak mungkin kita bisa berkembang. Untuk itu kita harus memperkuat informasi untuk kemajuan kita. Tanpa filosofi kehidupan, tidak mungkin teori Sun Tzu dapat dijabarkan. Keempat atau yang terakhir, AKTUALISASI DIRI. Dalam hubungannya dengan aktualisasi diri ada lima hal yang hendaknya diperhatikan, yaitu: 1. Profesionalisme.
Dengan
melakukan
hal-hal
yang
bisa
dan
siap
dijalankan secara professional dijamin akan sukses. Untuk dapat sukses, kita harus berjuang dan bekerja keras sebelum mengambil hikmah dan hasilnya. 2. Kesempatan. Ada empat hal yang berhubungan dengan kesempatan ini, yaitu: tahu, tunggu, ciptakan dan manfaatkan kesempatan. Semua ini harus segera dilakukan secara cerdas, cermat dan cekatan. 3.
Koneksi. Tanpa koneksi dan pergaulan tidak mungkin dapat sukses. Untuk itu sikap bergaul ?menjadi orang? yang penting, dimana kita dapat bergaul secara fleksibel dengan siapa saja.
4.
Kekuatan meditasi dan doa. Setiap hari kita harus berlatih guna memperoleh ketenangan mental dan ketenangan pikiran sehingga muncul kekuatandari
12
dalam mental. Dengan kekuatan doa akan memunculkan kekuatan yang ?tidak terlihat? tadi. Kesuksesan tidak akan mungkin tanpa polesan spiritual. 5. Kekayaan
mental;
keteguhan
hati.
Kegagalan,
rintangan,
halangan
dan kesalahan hanya dapat diatasi dengan keteguhan hati yang diperoleh darihasil
proses
belajar.
Sikap
keteguhan
hati
mengandung
arti
keyakinan, keuletan, kesabaran, konsistensi, dan semangat juang terus menerus tanpa henti sampai tercapainya apa yang diinginkan. Dengan memiliki dan mempraktikkan keteuhan hati di dalam perjuangan kehidupan, niscaya usaha dan perjuangan yang dilakukan akan menghasilkan prestasi dan kehidupan yanglebih cermelang. Setelah empat proses yaitu mengenal diri, memposisikan diri, mendobrak diri dan aktualisasi diri; mungkin kita sudah mencapai suatu puncak keberhasilan; kita harus memiliki RASA PUAS DIRI dan BERSYUKUR. Kesimpulan saya dari ketiga pendapat di atas, terkait keberhasilan seorang pemimpin adalah : 1. Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah percaya pada
pemimpinnya dengan begitu pengikutpun
menjadikan tanggung jawab yang di amanahkan kepadanya menjadi sesuatu yang harus dilakukan dengan baik 2. Seorang
pemimpin
harus
memiliki
pengalaman
yang
cukup
dalam
keterlibatannya di suatu organisasi 3. Seorang pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya. 4. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian baik yaitu, memiliki rasa oleransi yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih. 5. Seorang pemimpin harus memberi pengetahuan pada pengikutnya sehingga terbinalah organisasi yang siap dalam bersaing. 6. Seorang pemimpin tidak boleh
mengabaikan kelemahan, melainkan fokus
Pada membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. 13
7. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap Disiplin, Mampu mendobrak diri artinya harus
cepat dalam
bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C).
Karena orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian kekuatan komitmen juga sangat di butuhkan
dengan
adanya komitmen untuk maju atau berkembang, maka kesuksesan akan diraih. Harus juga memiliki sikap berari gagal karena Jika ingin sukses, maka harus tahan pada kegagalan. Semangat belajar harus tinggi. Jika kita setiap hari menjaga semangat belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang mau sukses harus memiliki semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat sudah menentukan target kita tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu berani menghadapi apapun yang ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Review journal Aspek face value
Aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font Ruang lingkup isi artikel
Aspek tata bahasa
Kelebihan Penelitian langsung kepada objek yang bersangkutan sehingga data yang di dapat jelas kebenarannya Tata cara penulisan sudah baik
Kekurangan -
Ruang lingkup isi artikel jelas yaitu penelitian langsung dilakukan pada semua pemimpin yang pernah menjabat di korea Aspek tata bahasa sudah baik
-
14
-
-
15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah percaya pada
pemimpinnya dengan begitu pengikutpun menjadikan
tanggung jawab yang di amanahkan kepadanya menjadi
sesuatu yang harus
dilakukan dengan baik . Seorang pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya di suatu organisasi dan harus memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana
seorang pemimpin harus lebih kreatif dari
pengikutnya. kepribadian baik juga penting bagi pemimpin yaitu, memiliki rasa toleransi yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih. Seorang pemimpin harus memberi pengetahuan pada pengikutnya sehingga terbinalah organisasi yang siap dalam bersaing. Seorang pemimpin tidak boleh
mengabaikan kelemahan,
melainkan fokus Pada membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Kemudian harus memiliki sikap Disiplin, Mampu mendobrak diri artinya harus cepat dalam bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Karena orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian kekuatan komitmen juga sangat di butuhkan
dengan adanya komitmen untuk maju atau
berkembang, B. Rekomendasi 1. Seorang yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya di suatu organisasi 2. Seorang yang ingin pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya.
16
3. Seorang yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki kepribadian baik yaitu, memiliki rasa oleransi yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih.
DAFTAR PUSTAKA
Kyung Kyu Kim & Richard, L.Starcher (2012).Cultivating Intercultural Leaders. London Britania Raya: Regent University. David Burkus (2011). Building the strong Organization : Exploring the Role of Organizational Design in Strenghts-Based Leadrship. London Britania Raya: Regent University. Kunal Kamal Kumar, Kamal Kishore Jain, Rajiv Ranjan Tiwary(2013). Leadership Activities And Their Impact On Creating Knowledge In Organizations. London Britania Raya: Regent University. Wee Chow Hou,Lee Khai Sheang, Bambang Walujo Hidajar(1995). Sun Tzu Perang dan Manajemen. Jakarta :PT Gramedia.
17