Konsep Intervensi DWH [ Judul intervensi ]
contoh: Pengembangan DWH di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat / Pengembangan DWH di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat Daftar isi 1. Latar Belakang (background)
constraints) 2. Peluang dan Permasalahan Pengembangan (Opportunities and constraints) beneficiaries) 3. Mitra/Partner dan Penerima Manfaat Intervensi (Intervention partner/s and beneficiaries) 4. Ringkasan Intervensi (Brief description of intervention) 5. Hasil-hasil yang Diharapkan (Expected outcomes)
(Activities and schedule of implementation) 6. Kegiatan dan jadual implementasi (Activities Untuk panduan penulisan materi tiap-tiap bab, berikut penjelasannya:
(jangan lupa untuk selalu menyebutkan sumber data/informasi penting yang dikutip untuk konsep dokumen ini, dan cantumkan sebagai footnote). 1. Latar belakang Gunakan materi dibawah ini untuk semua DWH. Update data kunjungan bias dilakukan jika data tersedia.
Sektor pariwisata diperkirakan oleh banyak pihak akan menjadi sektor potensial di masa depan. selain
Pertumbuhan jumlah hotel ini tidak saja berdampak pada penyerapan tenaga kerja, namun juga memunculkan permintaan terhadap pasokan kebutuhan hotel (makanan, minuman, perlengkapan dan lainnya). 2. Peluang dan permasalahan pengembangan •
•
Uraikan secara singkat peluang yang dimiliki oleh desa pilot project untuk dikembangkan sebagai DWH. Peluang mencakup didalamnya peluang pasar wisatawan/pembeli/buyer dan potensi yang dimiliki oleh desa untuk ditawarkan kepada pihak luar. Uraikan secara singkat permasalahan mendasar (core problem) yang dihadapi oleh desa, yang selama ini menghambat terciptanya manfaat ekonomi bagi masyarakat desa, sosial dan lingkungan desa. Perlu diingat, tuliskan hanya yang merupakan permasalahan mendasar saja (core problem).
Contoh: Kota Mataram merupakan salah satu homebase bagi kunjungan wisatawan ke Pulau Lombok. Pada tahun 2010 jumlah hotel (bintang dan non bintang) di Kota Mataram tercatat sebanyak 72 dengan jumlah kamar mencapai 1.749 kamar. Pada tahun 2015 jumlahnya sudah mencapai 116 (tumbuh 61% dari tahun 2010) dengan jumlah kamar tercatat sebanyak 4.000 an kamar (tumbuh 129% dari tahun 2010). Dengan jumlah hotel dan kamar hotel yang cukup besar akan membutuhkan pasokan yang besar pula, baik berupa bahan baku makanan, minuman, buah-buahan, sayuran, bunga potong, kerajinan, dan sebagainya. Sampai saat ini keterkaitan antara petani dan para pelaku usaha mikro di Lombok dengan hotel di Kota Mataram masih sangat kecil. Sebagian besar kebutuhan hotel di Kota Mataram masih dipenuhi dari para pemasok besar yang mendatangkan produknya dari daerah-daerah di Lombok maupun luar Lombok. Hal ini disebabkan
yang dihajatkan untuk dapat menampung hasil produk HKm dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani HKm dalam menentukan harga jual produk.6 Penerima manfaat tidak langsung adalah: 5000-an orang petani buah7 dan 10 pemilik homestay di Desa Sesaot.
4. Ringkasan Intervensi Uraikan secara ringkas apa yang akan dilakukan oleh SREGIP bersama dengan mitra untuk mengatasi masalah mendasar (core problem) yang dihadapi oleh desa pilot project, dan bagaimana peran masingmasing pihak. Jika ada, sertakan skema bisnis model yang disepakati bersama mitra/partner, dan uraikan secara ringkas skema bisnis model tersebut. Contoh: Intervensi ini akan mendukung mitra swasta, yaitu Hotel Santika Mataram untuk menyediakan akses kepada petani dan pelaku usaha kecil di Lombok dan memberikan jasa berupa pengetahuan dan ketrampilan tentang manajemen pemasokan, standar kualitas, pembukuan sederhana, kontrak bisnis, dan manajemen pengelolaan homestay kepada koperasi/kelompok usaha/champion yang ada di desadesa di Lombok, agar kedepan para petani/pelaku usaha mikro dan kecil di desa mampu memasok kebutuhan hotel secara berkelanjutan. Program SREGIP akan membantu Hotel Santika Mataram dalam penyediaan data desa-desa potensial, sharing pendanaan untuk kegiatan penguatan kapasitas koperasi/kelompok usaha dan diseminasi kegiatan.
Diagram Model Bisnis “Menciptakan keterkaitan bisnis antara petani/perusahaan mikro dengan industri perhotelan di Kota Mataram, NTB”
Model bisnis ini akan menghubungkan antara Hotel Santika Mataram dengan para petani/pelaku usaha mikro di Desa Sesaot dalam bentuk pemenuhan pasokan kebutuhan hotel (khususnya produk buahbuahan dan pengelolaan homestay), melalui Koperasi Sugih Enggar sebagai perantara (intermediary service provider). Hotel Santika Mataram akan memberikan pelatihan kepada pengurus dan staf koperasi (pelatihan manajemen pemasokan, standar kualitas, pembukuan sederhana, kontrak bisnis, dan manajemen pengelolaan homestay). Selanjutnya, koperasi akan mengelola pengumpulan buah dari para petani sesuai persyaratan yang dibutuhkan oleh hotel, memantau standar kelayakan homestay, dan menjamin kualitas buah dan layanan homestay sesuai dengan standar yang diberikan oleh hotel. Terkait dengan homestay, guna menjamin keberlanjutan dan perluasan penerima manfaatnya, Hotel Santika Mataram akan membantu koperasi untuk memberikan pendampingan teknis kepada pemilik homestay. Melalui pilot model bisnis ini diharapkan bisa menciptakan model keterkaitan antara desa (rural) dan kota (urban) dalam sektor kepariwisataan di Lombok. Model ini diharapkan dapat direplikasi oleh hotelhotel lainnya di Lombok (maupun NTB secara lebih luas), sehingga kedepan pemenuhan kebutuhan hotel di daerah ini dapat dipasok dari para petani/pelaku usaha mikro dan kecil di daerah-daerah di NTB. 5. Hasil yang diharapkan Tuliskan apa hasil yang diharapkan dari intervensi SREGIP di DWH pilot. Usahakan untuk menuliskan hasil yang kuantitatif agar dapat diukur saat evaluasi nantinya.
Contoh: Intervensi ini berupaya untuk: ! Memberikan manfaat bagi 50 petani pada tahun 2016/2017
8. Kegiatan dan Jadual implementasi Buatlah matrik kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah mendasar dan mencapai indicator yang telah ditetapkan. Lengkapi dengan waktu pelaksanaannya.
Contoh: NO. BOX A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
KEGIATAN SREGIP dan Hotel Santika Mataram (Santika) memfinalisasi dan menandatangani kesepakatan kerjasama di Lombok SREGIP mengidentifikasi desa wisata yang potensial sebagai pemasok bagi Santika SREGIP mengidentifikasi BDS/Service Provider/Champion yang potensial sebagai intermed iari dengan pelaku usaha di desa SREGIP bersama Santika mengidentifikasi pelatih SREGIP bersama Santika melakukan pemilihan desa yang akan dijadikan sebagai pemasok SREGIP melakukan assessment terhadap BDS /Service Provider/Champion yang telah teridentifikasi SREGIP memfasilitasi Santika menyusun modul pelatihan bersama dengan pelatih
A8
SREGIP melakukan koord inasi dengan tokoh kun ci/pengelola desa
A9
SREGIP bersama Santika melakukan pemilihan terhadap terhadap BDS /Service Provider/Champion yan g akan diajak kerjasama
A10
SREGIP memfasilitasi temu usaha antara Santika dengan pelaku usaha di desa dan BDS/Service Provider/Champion
A11
SREGIP memfasilitasi Santika menyiapkan kontrak bisnis dan dealing dengan pelaku usaha/BDS/Service Provider /Champion
B2
Santika menyelenggarakan pelatihan kepada BDS/Service Provider/Champion terseleksi
APR
MEI
JUN
WAKTU (TAHUN 2016) JUL AGT SEP
OKT
NOV
C3
BDS/Service Provider/Champion memberikan pelatihan (tentang standar produk, pembukuan, h ousekeeping, hospitality) kepada para pelaku d i desa