CONTOH SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF BAB III DAN BAB IV Dosen Pembimbing : Sahra’I. S.Pd Mata Kuliah : Statistik Inferensial
Oleh Kelompok 2 : Arif Rahman Hakim Farizal amir AliA ni’mAtul mAulA Anniswatun Nuroini Lailatul Inayah Wardatul Jannah Zulfa
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN dan ilmu pendidikan Program study pendidikan matematika Tahun 2013
Hubungan antara Pengelolaan Kelas dan Pemanfaatan Media Pengajaran dengan Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa MTs Al Maarif 02 Singosari Malang BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti berusaha memberi gambaran secara jelas tentang bagaimana sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren dan di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab. Untuk mengungkapnya peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti permasalahan yang ada pada saat penelitian berlangsung. Dilihat dari instrumen yang dipakai, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif . Hal senada diungkapkan oleh Moleong (2000: 16) bahwa perbedaan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dilihat dari segi instrumen adalah penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan kertas, pensil ayau alat-alat lainnya sedangkan penelitian kualitatif menggunakan orang sebagai peneliti.Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakikat gejala atau pertanyaan mengenai apa itu (what is), atau mendeskripsikan tentang apa itu. Melalui metode ini diperoleh informasi keadaan gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan masalah yang ada, masalah yang hangat atau masalah yang aktual. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif induktif. Pada pendekatan ini peneliti berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman yang didasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan- permasalahan beserta pemecahannya dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Berkaitan dengan penelitian deskriptif, Faisal
dan Waseso (1982: 121)
menyatakan bahwa metode deskriptif relevan digunakan dalam ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral sciences) karena bentuk tingkah laku yang menjadi pusat perhatian peneliti tidak dapat disengaja diatur dalam latar (setting) realistis, oleh karena itu peneliti tidak memberi anjuran-anjuran kepada responden dalam bersikap. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kausal komparatif karena peneliti membandingkan sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren dan di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Arikunto (2002: 108) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Komarudin (dalam Mardalis: 2002: 53) menyatakan bahwa yang dimaksud populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan data dalam penelitian. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Al-Ittihad pada tahun ajaran 2005/2006 yang berjumlah 15 kelas (I, II dan III). Kelas I, 5 kelas dengan jumlah siswa 175 orang, kelas II, 5 kelas dengan jumlah 163 dan kelas III, 5 kelas dengan jumlah 172, sehingga jumlah keseluruhan siswa adalah 510 orang. 2. Sampel Arikunto (1991:107) berpendapat bahwa populasi yang kurang dari 100 sebaiknya dijadikan sampel populasi, jika lebih besar, sampel dapat diambil 10%
sampai 25% atau lebih. Gay (dalam Sevilla, 1993: 163) mengatakan bahwa untuk penelitian deskriptif dapat diambil 10% dari populasi. Untuk populasi yang lebih kecil bisa diambil 20% nya sebagai sampel. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposif sampel/sampel pertimbangan,sampel ini digunakan berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu misalnya alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang lebih besar dan jauh, disamping itu sampel yang dipilih dianggap mewakili keseluruhan populasi yang ingin diteliti (Arikunto, 2002: 117) dan (Sudjana, 2002: 168). Sedangkan yang dijadikan sampel adalah siswa kelas II yang tersebar di dua kelas yang diambil secara acak.
C. Data dan Sumber Data Suatu penelitian memerlukan data-data yang lengkap dan sekaligus teknik pengumpulan data yang cocok, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren dan di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab yang diperoleh dari wawancara dan angket. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa MA Al-Ittihad yang tinggal di pondok pesantren dan di luar pondok pesantren serta guru bahasa Arab. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan wawancara. Angket yang digunakan dalam penelitian ini pengukurannya menggunakan skala Likert yang memuat sikap siswa terhadap sub-sub variabel pembelajaran bahasa Arab. Alasan digunakannya skala Likert ini karena tipe ini dipandang lebih mudah
dilakukan dan hasilnya sama dengan skalaThurstone yang penggunaannya lebih sulit (Kerlinger dalam Sevilla, 1993: 260). Untuk mencapai tujuan secara efektif, angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang terdiri dari item-item pernyataan terstruktur. Ciri-ciri angket tertutup menurut Arikunto (2002: 129) adalah sudah disediakannya jawaban sehingga responden tinggal memilih. Arikunto (2002: 128) menyatakan bahwa “ angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Selanjutnya Sanapiah (1981: 2) menerangkan bahwa “ ciri khas angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang”. Sedangkan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari ter wawancara (Arikunto, 2002: 132). Nazir (1999: 234) menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan sikap siswa baik yang tinggal di pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren.Untuk pengukuran dalam skala Likert, jawaban rentangan sekaligus skornya yaitu: (1) untuk pernyataan positif terdiri dari: (a) sangat setuju (SS) skor 5, (b) setuju (S) skornya 4, (c) ragu-ragu (RR) skornya 3, (d) tidak setuju (TS) skornya 2, (e) sangat tidak setuju (STS) skornya 1.
(2) untuk pernyataan negatif terdiri dari :(a) sangat setuju (SS) skor 1, (b) setuju (S) skornya 2, (c) ragu-ragu (RR) skornya 3, (d) tidak setuju (TS) skornya 4, (e) sangat tidak setuju (STS) skornya 5. Untuk analisis validitas butir soal menggunakan rumus sebagai berikut:
Rrx
N XY X Y
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
(Arikunto, 2002: 146)
Keterangan Rrx = koefisien korelasi N = jumlah responden X = skor total terhadap item Y = skor total terhadap keseluruhan item Koefisien tiap butir soal (item) dicari dengan menggunakan rumus diatas, lalu dibandingkan dengan r
tabel
product moment, bila r
hitung
> r
tabel
berarti item
tersebut dinyatakan valid. Sedangkan untuk analisis reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach 2 k B r 1 t 2 k 1
dengan keterangan r
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir soal/pernyataan
B t
2
2
= jumlah varians butir = varian total
(Arikunto, 2002: 171)
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini meliputi: tahap persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. 1. Tahap Persiapan a.
Pencarian permasalahan yang memungkinkan diteliti. Hal ini berdasarkan pengetahuan tentang suatu gejala atau kesenjangan antara kenyataan dengan konsep maupun untuk mengkaji sebuah prasangka yang dimiliki peneliti
b.
Pengajuan judul kepada dewan skripsi Jurusan Sastra Arab dan pembimbing
c.
Judul disetujui selanjutnya dibuat proposal penelitian
d.
Merancang instrumen sebagai alat pengumpul data
e.
Mengajukan surat izin penelitian dari Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab yang diteruskan ke MA Al- Ittihad
f.
Mengurus surat izin penelitian ke MA Al-Ittihad
2. Tahap Pelaksanaan a.
Menentukan sampel pada masing-masing kelas
b.
Penyebaran Kuesioner
c.
Mengolah data kuesioner untuk menguji validitas dan reabilitas setiap item soal
3. Tahap Analisis Data a. Data yang masuk dicek kembali, dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan dari masing-masing sampel dalam memberikan jawaban pada angket yang diberikan
b. Memberi kode untuk pengolahan data, misalnya X1 untuk skor siswa yang tinggal di pondok pesantren dan X2 untuk skor siswa yang tinggal di luar pondok pesantren c. Pemberian skor pada setiap jawaban responden d. Pengumpulan data e. Menganalisis data f. Menginterpretasikan hasil penelitian g. Penarikan kesimpulan 4. Pelaporan
F. Teknik Analisis Data Arikunto (1989) menyatakan bahwa data-data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan jalan antara lain : 1. dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh prosentasi 2. dijumlahkan, diklarifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data untuk selanjutnya dibuat tabel (Arikunto, 1989: 43) Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik uji t (beda) karena dalam penelitian ini perlu diketahui apakah ada perbedaan sikap antara siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan yang tinggal di luar pondok pesantren, sebelum data dianalisis guna menguji hipotesis, data tersebut lebih dulu diuji normalitas dan homogenitas data sebagai prasyarat analisis selanjutnya. Untuk menguji normalitas data
menggunakan penghitungan kolmogorov smirnov dengan bantuan komputasi SPSS 10. Sedangkan untuk pengujian homogenitas data digunakan rumus sebagai berikut: F
var ian terbesar var ian terkecil
Dengan keterangan : F
( Sudjana, 2002:160)
= uji homogenitas
Varians = kuadrat dari simpangan baku Menguji harga F menggunakan derajat bebas (db) = (n-1) dengan distribusi F sebesar 5%. Hasil F yang diperoleh dari penghitungan kemudian dibandingkan dengan tabel F, bila harga F hitung < F tabel berarti data dalam sebaran adalah homogen. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus uji T (beda) karena dalam penelitian ini perlu diketahui apakah ada perbedaan sikap antara siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab. Rumus tersebut adalah t
X1 X 2 S x1 x 2
(Nasir, 1999: 464)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Sikap Siswa yang Tinggal di Pondok Pesantren Dari analisis data tentang sikap siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab diketahui bahwa skor rerata yang di peroleh siswa yang tinggal di pondok pesantren adalah 118,13. Untuk mengetahui penghitungan skor rerata dan simpangan baku sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada lampiran
5.
Sedangkan untuk mengetahui deskripsi sikap siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.1 Deskripsi Sikap Siswa di dalam Pondok Pesantren N
Minimum Statistic
Maximum Mean Statistic Statistic
Std Statistic
24
104
136
8.60
Di dalam
118.13
Untuk pengelompokan keadaan sikap siswa yang tinggal dalam pondok pesantren
terhadap
pembelajaran
bahasa
Arab
dilakukan
dengan
cara
membandingkan skor rerata ideal analisis dengan skor rerata dari hasil observasi. Skor rerata hasil observasi sebesar 118,13 sedangkan skor rerata ideal analisis 109,48. Jadi skor rerata observasi lebih besar dari skor rerata ideal, ini berarti bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren tergolong siswa yang mempunyai sikap positif terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Sebaran data tentang sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab adalah 15 siswa berada pada klasifikasi positif, 4 orang pada klasifikasi cukup dan 5 orang pada klasifikasi negatif. Secara rinci sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada lampiran 6. Pada lampiran 6 diketahui bahwa sikap positif siswa yang dominan adalah pada metode sebesar 92,5% hal ini dikarenakan penggunaan metode yang bervariasi serta relevansi dengan materi yang diajarkan membuat siswa bersikap positif terhadap metode, sikap positif siswa terhadap guru sebesar 82,5%, dari indikator yang ada dapat diketahui bahwa penyampaian dan penampilan berpengaruh pada pembentukan sikap positif siswa. Sikap positif siswa terhadap interaksi dalam PBM sebanyak 85% ini dipengaruhi oleh pengelolaan kelas oleh guru hal ini dapat dilihat pada indikator yang ada yaitu penggunaan variasi metode serta media menjadikan siswa semangat dalam belajar. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab per sub varibel dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi data sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab per sub variabel Sikap siswa terhadap
Positif frek Materi (soal no 1-5) 88 Metode (soal no 6-10) 111 Media (soal no 11-15) 90 Guru (soal no 16-20) 99 Evaluasi (soal no 21-25) 90 Interaksi dalam PBM 102 (soal no 26-30)
% 73,3 92.5 75 82,5 75 85
netral frek 19 5 12 11 22 14
% 15,8 4,4 10 9,2 8,3 11,7
Negative frek % 13 10.8 4 3,3 18 15 10 8,3 8 6,6 4 3,3
Untuk ringkasan distribusi frekuensi data sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab secara umum dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Sikap Siswa yang Tinggal di Pondok
Skor 30-60 61-80 81-100 101-120 121-150
Sikap Sangat Negatif Negatif Cukup Positif Sangat Positif
Frekuensi % 0 0 5 20,83 4 16,67 10 41,67 5 20,83 24 100 Pesantren terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Uji normalitas data dilakukan sebagai prasyarat analisis data selanjutnya,
yaitu untuk menguji hipotesis yang dikemukakan. uji normalitas skor sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren ini dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk ringkasan uji normalitas sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini Tabel 4.4 Uji Normalitas data Tempat tinggal Di dalam Ponpes
Kolmogorov smirnov Df Sig. hitung 24 0.200
Sig. tabel 0.05
Dari penghitungan Kolmogorov smirnov, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren sebesar 0.200 > 0.05 maka dinyatakan data berdistribusi normal dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan uji homogenitas perlu juga
dilakukan sebagai salah satu
prasyarat analisis selanjutnya yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses
penghitungan uji ini dapat dilihat pada lampiran 8. Untuk ringkasan uji homogenitas sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini Tabel 4.5 Uji Homogenitas data Komponen F hitung F tabel 0.05
Skor F 1,17166 4, 02
Kriteria Data homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa harga F
hitung
tabel
maka data dalam
sebaran adalah homogen. 2. Deskripsi hasil penelitian sikap siswa di luar pondok pesantren Dari analisis data tentang sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab diketahui bahwa skor rerata yang di peroleh siswa yang tinggal di luar pondok pesantren adalah 100,83. Untuk mengetahui penghitungan skor rerata dan simpangan baku sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat di lihat pada lampiran 5, sedangkan untuk mengetahui deskripsi sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini Tabel 4.6 Deskripsi Data Sikap Siswa yang Tinggal di Luar Pondok Pesantren N
Minimum Statistic
Maximum Mean Statistic Statistic
Std Statistic
24
104
136
8.60
Di luar
100.83
Untuk pengelompokan keadaaan sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren
terhadap
pembelajaran
bahasa
Arab
dilakukan
dengan
cara
membandingkan skor rerata ideal analisis dengan skor rerata dari hasil observasi.
Skor rerata hasil observasi sebesar 100,83. Sedangkan skor rerata ideal sebesar 109,48. Jadi skor rerata observasi lebih rendah dari skor rerata ideal, ini berarti bahwa sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren mempunyai sikap yang cukup positif terhadap pembelajaran bahasa Arab. Sebaran data mengenai sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab adalah 10 siswa berada pada klasifikasi negatif, 6 siswa pada klasifikasi cukup, dan 8 siswa pada klasifikasi positif. Secara rinci sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada lampiran 6. pada lampiran 6 diketahui bahwa sikap negatif siswa yang paling dominan adalah pada materi sebesar 60%, dilihat dari indikator yang ada yaitu materi bahasa umumnya sulit dan materi yang diajarkan
sesuai dengan
kemampuan siswa padahal pada lkenyataannya siswa merasa kesulitan terhadap materi bahasa arab terlebih mereka yang berasal dari SMP, sehingga membentuk mereka untuk bersikap negatif terhadap materi yang diajarkan. Sedangkan sikap negatif siswa terhadap
metode 58% dapat dilihat pada indikator yang ada yaitu
metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi serta tidak menarik. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi data sikap siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab per sub variable Sikap siswa terhadap
Positif frek Materi (soal no 1-5) 26 Metode (soal no 6-10) 30 Media (soal no 11-15) 44 Guru (soal no 16-20) 40 Evaluasi (soal no 21-25) 37 Interaksi dalam PBM 39 (soal no 26-30)
% 21,7 25 36,7 33,3 30,3 32,5
netral frek 22 20 20 22 23 21
% 18,3 16,7 16,6 18,3 19,2 17,5
negatif Frek % 72 60 70 58,3 56 46,7 58 48,3 60 50 60 50
Untuk ringkasan distribusi frekuensi data sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Sikap Siswa yang Tinggal di Luar Pondok Pesantren terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Skor 30-60 61-80 81-100 101-120 121-150
Sikap Sangat Negatif Negatif Cukup Positif Sangat Positif
Frekuensi 0 10 6 5 3
% 0 41,67 25 20,83 12,5
Uji normalitas data perlu dilakukan sebagai prasyarat analisis data selanjutnya, yaitu untuk menguji hipotesis yang dikemukakan. uji normalitas skor sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren ini dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk ringkasan uji normalitas sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Tempat tinggal Di Luar Ponpes
Kolmogorov smirnov Df Sig. hitung 24 0,096
Sig. table 0.05
Dari penghitungan Kolmogorov smirnov, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren sebesar 0.096 > 0.05 maka dinyatakan data berdistribusi normal dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan uji homogenitas dilakukan sebagai salah satu prasyarat analisis selanjutnya yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses penghitungan uji ini dapat dilihat pada lampiran 8. Untuk ringkasan uji homogenitas sikap siswa yang
tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Komponen F hitung F tabel 0.05
Skor F 1,17166 4, 02
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa harga F
Kriteria Data homogeny
hitung
tabel
maka data dalam
sebaran adalah homogen. 3. Perbedaan sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap antara siswa yang tinggal di pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab maka dilakukan pengujian hipotesis
yang diajukan secara statistik. Yang berbunyi “ada perbedaan yang
signifikan antara sikap siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab”.Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus uji t. Uji t atas skor sikap terhadap pembelajaran bahasa Arab antara siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan yang tinggal diluar pondok pesantren diperoleh hasil sebesar 4,397. diketahui bahwa harga t tabel pada taraf kepercayaan 95% adalah 1,71. Jadi harga t hitung lebih besar dari t
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap antara siswa yang tinggal
di dalam pondok pesantren dan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab. Adanya perbedaan tersebut selain dapat diketahui melalui penghitungan t score, dapat juga diketahui dengan membandingkan nilai rerata dari siswa yang tinggal
didalam pondok pesantren dan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren. Siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren memiliki skor rerata 118,13, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren memiliki skor rerata 100,83. Dengan demikian rerata skor siswa yang tinggal didalam pondok pesantren lebih tinggi dari siswa yang tinggal diluar pondok pesantren sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren. B. PEMBAHASAN 1. Sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa siswa yang berdomisili di pondok pesantren mempunyai kecenderungan bersikap positif terhadap pembelajaran bahasa Arab, sikap positif siswa yang paling dominan ini terlihat pada metode, guru dan interkasi siswa dalam proses belajar-mengajar ( tabel 4.2, 62). Dari ketiga sub variabel tersebut yaitu metode, guru, dan interaksi dalam PBM memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Pemilihan metode yang sesuai berpengaruh dalam proses belajar mengajar, hal ini didukung Istarsydah (2003:26) menyatakan bahwa pemilihan metode yang tepat tersebut didasarkan atas banyak hal, antara lain kondisi siswa, materi yang akan diajarkan, kemampuan guru, kondisi lingkungan, ketersediaan bahan dan media. Sedangkan mengenai guru yang bukan hanya berperan sebagai fasilitator, maupun motivator akan tetapi seorang guru juga sebagai figur /contoh bagi siswanya. Dalam hal ini kemampuan dan keprofesionalan guru sangat berpengaruh dalam pembelajaran, Hal ini sependapat dengan Meger (1987: 55) bahwa sikap guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi penerimaan siswa
terhadap pelajaran, seorang guru yang mampu menciptakan suatu kondisi yang dapat mengarahkan siswa untuk menerima suatu objek, maka dengan sendirinya siswa menerima objek tersebut. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan metode yang tepat, keprofesionalan seorang guru mengakibatkan terciptanya interaksi yang positif dalam proses belajar-mengajar. 2. Sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa siswa yang tinggal di luar pondok pesantren memiliki sikap yang cukup positif terhadap pembelajaran, akan tetapi terdapat juga sikap yang negatif, sikap negatif siswa yang dominan adalah pada materi sebesar 60% dan metode sebesar 58%. Sikap negatif siswa yang muncul terhadap materi disebabkan karena kemampuan siswa. Hal ini di karenakan beban pelajaran bahasa Arab yang mereka dapatkan lebih sedikit dari pada siswa yang tinggal di pondok pesantren, terlebih siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang hanya mempelajari pelajaran umum saja. Untuk mengatasi masalah tersebut bukan hanya dengan memberi les tambahan saja akan tetapi pengelolaan kelas dan pemilihan metode yang tepat oleh guru setidak-tidaknya dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga ketika motivasi belajar mereka tumbuh maka dengan sendirinya siswa akan mulai berusaha menyukai bahasa Arab. Sedangkan sikap negatif siswa terhadap metode pembelajaran dikarenakan pemilihan metode yang tidak sesuai dengan kondisi siswa, karena siswa yang heterogen ada yang tinggal di pondok pesantren dan ada juga yang tinggal di rumah oleh karena itu perlu kejelian seorang guru dalam pemilihan metode yang akan digunakan sehingga siswa merasa semangat untuk belajar.
3. Perbedaan sikap siswa yang tinggal di pondok pesantren dan diluar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab Berdasarkan analisis uji t dapat diketahui bahwa ada perbedaaan sikap antara siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan di luar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab. Hal ini dimungkinkan karena beban belajar yang berbeda, siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren mendapatkan mata pelajaran agama yang lebih dari pada siswa yang tinggal di luar pondok pesantren khususnya mata pelajaran bahasa Arab, sehingga siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren merasa terbiasa dengan pelajaran bahasa Arab karena mereka sudah mendapatkan pengetahuan tentang bahasa Arab di dalam pondok pesantren. Sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren memiliki respon yang lebih rendah karena mereka lebih menekankan pada mata pelajaran umum dan mereka menganggap bahwa bahasa Arab tidak memiliki peran tenting sebagaimana bahasa Inggris yang merupakan bahasa komunikasi internasional. Selain itu juga karena lingkungan belajar yang tidak mendukung untuk belajar bahasa Arab. Hal ini di dukung oleh pernyataan Ahmadi (1989: 56) yang mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi, membentuk dan mengubah sikap yaitu: (1) faktor intern yang merupakan faktor dari dalam individu yang berupa daya pilih ( selektifitas) terhadap sesuatu, dan (2) faktor ekstern diantaranya interaksi sosial dan lingkungan Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru, pengelolaan kelas dan penggunaan variasi metode juga sangat mempengaruhi sikap siswa, akan tetapi lingkungan tempat tinggal siswa memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan
sikap mereka terhadap sesuatu. Hal ini sependapat dengan Hook dan Robinet (dalam Purwo, 1990: 92) yang menyatakan bahwa penampilan guru, cara mengajar, kemampuan dan semangatnya saat mengajar membangkitkan gairah minat dan keingintahuan siswa dalam belajar. Mengenai
lingkungan tempat
tinggal
berpengaruh terhadap pembentukan sikap, Meger (1987: 9) menyatakan bahwa bukan hanya figur seorang guru saja yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap siswa akan tetapi faktor lingkungan dan interaksi sosial juga mempengaruhi sikap siswa terhadap pembelajaran. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan sikap siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan diluar pondok pesantren terhadap pembelajaran bahasa Arab di pengaruhi oleh penampilan guru, pengelolaan kelas penggunaan metode dan yang lebih penting adalah lingkungan tempat tinggal mereka.