CRITICAL BOOK REPORT
SISTEM OTOT
NAMA : NOVIA ELDA NANCY NAPITUPULU
NIM : 4153141037
KELAS : BIOLOGI DIK D'15
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya tugas Critical Book Report ini dapat saya selesaikan dengan tepat waktu. Critical Book ini saya selesaikan karena cukup banyak buku Biologi dengan materi Sistem Otot yang tersedia. Namun meskipun demikian, Critical Book ini masih belum sempurna dan masih tetap memerlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Dalam kesempatan ini, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Kepada dosen saya, terima kasih karena telah memberi tugas ini. Dengan adanya tugas seperti ini, saya menjadi mengerti bagaimana mengkritik suatu bacaan maupun buku. Bahkan saya jadi lebih mudah mengingat pelajaran karena membaca dan meringkas isi buku tersebut.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.
Medan, 16 Maret 2017
Novia Elda Nancy Napitupulu
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, pengetahuan kini semakin luas dan berkembang. Begitu juga dengan penafsiran-penafsiran beberapa orang tentang Sistem Otot sebagai bentuk pelaksana gerakan dan pemeliharan postur tubuh. Berbagai macam buku telah ikut berkembang untuk menyeimbangkan pengetahuan dan perkembangan zaman sekarang ini. Mulai dari buku yang singkat, maupun yang panjang dan detail.
Dengan demikian, kita juga bisa menelaah buku-buku yang beredar sekarang, yaitu dengan Critical Book Report seperti ini. Hal ini akan membantu untuk menilai buku-buku yang beredar. Tiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mulai dari cara penulisan buku, penjelasannya, maupun penjabarannya tiap bab.
I.2 Tujuan
Tujuan penulisan Critical Book Report yaitu sebagai berikut :
Untuk mempermudah mengingat pelajaran.
Untuk menilai kualitas suatu buku.
Untuk mencari tiap perbedaan dan persamaan penjelasan beberapa buku tentang suatu permasalahan atau materi pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Identitas Buku
Buku Utama (Buku 1 )
Judul buku : ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
Pengarang : Erlintan & Melva Silitonga
Penerbit : UNIMED
Tahun terbit : 2011
Kota terbit : MEDAN
ISBN : 978-602-8848-52-7
Tebal buku : 227 halaman
Ukuran buku : 24 x 17 cm
Buku Pembanding (Buku 2)
Judul buku : Anatomi
Pengarang : Gardner, dkk.
Penerjemah : Zunilda S. Bustami
Penerbit : UI PRESS
Tahun Terbit : 1995
Kota Terbit : Jakarta
Tebal buku : 555 halaman
Ukuran : 23 x 15.5 cm
II.2 Ringkasan Isi Buku
Buku Utama (ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA)
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruhan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolisme dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas ini disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin.
Dengan kemampuannya berkontraksi, otot mengemban 3 fungsi utama, yaitu melaksanakan gerakan, memelihara postur tubuh dan memproduksi panas. Gerakan yang dihasilkan oleh otot pada dasarnya ada 2, yaitu gerakan tubuh yang mudah diamati meliputi gerak berpindah tempat dan gerakan bagian tubuh tertentu, sedangkan gerakan yang tidak mudah diamati adalah gerakan organ-organ dalam tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya otot dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
Otot Rangka
Rangka tubuh mampu bergerak karena aktivitas kontraksi dan relaksasi dari otot rangka. Oleh karena itu rangka tubuh disebut alat gerak pasif, sedangkan otot rangka disebut alat gerak aktif. Otot rangka bekerja di bawah kendali sistem saraf sadar, artinya otot rangka bekerja atas kemampuan kita. Setiap otot rangka ppada umumnya memiliki satu atau lebih hubungan perlekatan dengan tulang. Pada umunya otot melekat pada tulang yang berbeda. Ujung otot yang melekat pada tulang disebut tendon. Ujung otot yang melekat pada bagian tulang yang lebih diam disebut origo, sedangkan ujung otot yang melekat pada bagian tulang yang bergerak disebut insersio. Di bawa mikroskop sel otot rangka tampak bergaris-garis melintang.
Otot Polos
Otot polos pada vertebrata termasuk manusia dapat dijumpai pada dinding organ-organ dalam dan pembuluh darah. Di samping itu, otot polos dapat dijumpai pada irisan mata dan otot pergerak rambut. Di bawah mikroskop, sel otot polos tidak tampak memiliki garis-garis melintang seperti otot rangka. Sel otot polos berbentuk gelendong dengan satu ini terletak di tengah sel, memiliki penampang antara 2-10 nm, sedangkan panjangnya 50-200 nm. Sering sel-sel otot polos satu dengan yang lain dihubungkan secara kelistrikan melalui gap junction (persambungan renggang), sehingga sekelompok sel pada suatu area tertentu dapat berkontraksi sebagai unit fungsional tunggal.
Otot Jantung
Otot jantung menyusun organ jantung, mempunyai sifat anttara otot rangka dan otot polos. Serabutnya mirip otot rangka tetapi disarafi oleh saraf otonom, dan dapat berkontraksi tanpa stimulasi saraf sama sekali. Sel otot jantung sering bercabang-cabang dan membentuk anyaman (anastomosis). Di baah mikroskop cahaya, sel otot jantung tampak bergaris-garis melintang seperti otot rangka, mempunyai inti terletak di tengah-tengah sel.
Struktur Otot Rangka
Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabut-serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multinuklei) yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel.
Anatomi Mikroskop Sel Otot
Di bawah mikroskop akan terlihat bahwa setiap serabut otot merupakan suatu silinder panjang yang dibungkus oleh suatu plasma membran yang disebut sarkolema, memiliki inti yang banyak yang terletak di daerah tepi sel. Jika diamati lebih lanjut, maka di bagian dalam setiap serabut otot tersusun atas serabut-serabut halus yang disebut miofibril.
Struktur Suatu Sarkomer
Setiap sarkomer tersusun atas filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tipis (penampang 8nm), tersusun atas aktin, tropomiosin, dan tropomin. Filamen tebal (penampang 12-16nm), tersusun terutama atas miosin. Dalam suatu sarkomer, filamen tebal terletak di bagian tengah sarkomer, sedangkan filamen tipis terletak di bagian pinggir sarkomer.
Struktur Filamen Tipis (Filamen Aktin)
Filamen tipis tersusun terutama atas aktin, tropomiosin, dan troponin. Aktin berada sebaga filamen panjang (aktin F) tersusun atas monomer aktin globuler (aktin G). Setiap filamen tipis terdiri dari dua filamen aktin yang saling terpilin dalam suatu bentukan spiral ganda. Suatu sifat khusus dari semua molekul aktin G adalah struktur asimetrinya. Bila molekul aktin G berpolimerisasi untuk membentuk aktin F, maka mereka saling berikatan belakang dengan depan, sehingga menghasilkan suatu filamen dengan polaritas yang berbeda. Di samping itu setiap aktin G mengandung suatu tempat perlekatan miosin (myosin binding site).
Struktur Filamen Tebal (Filamen Miosin)
Suatu filamen tebal tersusun atas molekul-molekul miosin. Miosin merupakan suatu molekul besar seperti batang tipis yang tersusun atas dua spiral peptida yang saling terpilin. Setiap molekul miosin pada salah satu ujungnya memiliki bulatan kecil yang disebut jembatan silang (cross bridge) yang menonjol keluar filamen tebal.
Kelebihan :
Menjelaskan secara umum dan mudah dimengerti
Penulisan dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami
Disertai dengan gambar sehingga mempermudah pemahaman
Kekurangan :
Tidak dijelaskan cara pengujian otot
Pendalaman bahasan materi kurang
Buku Pembandingan (Anatomi)
Gerakan dilaksanakan oleh sel-sel khusus yang disebut serabut otot yang energi latennya dikendalikan oleh sistem saraf. Serabut otot dikelompokkan atas serabut otot rangka (lurik), jantung, dan polos.
Serabut otot rangka adalah sel-sel panjang dan berinti banyak yang pada mikroskop tampak bergaris-garis melintang. Sel-sel ini disarafi oleh serabut motorik dari sel saraf di sistem saraf pusat. Otot jantung juga tersusun dari serabut yang bergaris melintang, tetapi kegiatannya dikendalikan oleh sistem saraf autonom. Dinding kebanyakan alat dalam dan pembuluh darah mengandung serabut otot berbentuk kumparan yang tersusun membentuk lembaran, lapisan, atau berkas. Sel-sel ini tidak bergaris melintang dan karenanya disebut serabut otot polos.
Kerja dan Fungsi Otot
Bila saraf sebuah otot diberi rangsang listrik maka otot akan berkontraksi atau mengerut. Bila perangsang bertubi-tubi, kontraksi akan bertumpuk-tumpuk (sumasi), membentuk kontraksi yang berkepanjangan (tetani). Gaya total yang dihasilkan oleh otot merupakan penjumlahan gaya yang dihasilkan oleh tiap serabutnya. Jadi, otot yang jumlah serabutnya lebih banyak akan lebih kuat.
Otot tidak dapat berkontraksi lebih pendek dari batas minimal (insufisiensi aktif); usaha untuk berkontraksi lebih pendek daripada batas ini biasanya menimbulkan nyeri. Contohnya, otot-otot yang menghubungkan sendi pinggul dan semdi lutut tidak dapat memendek sedemikian sehingga pinggul ekstensi dan lutut fleksi sempurna pada saat bersamaan.
Pergerakan Utama
Otot pergerakan utama adalah otot atau kelompok otot yang melaksanakan gerak yang dimaksud (contohnya fleksi jemari). Gaya berat juga dapat merupakan pergerakan utama.
Antagonis
Otot antagonis atau penentang langsung melawan gerak yang dimaksud. Jadi, biseps brakii yang sebagai penggerak utama menyebabkan ekstensi lengan bawah, melawan otot fleksor lengan bawah. Gaya berat juga sering berperan sebagai antagonis, misalnya ketika lengan bawah fleksi pada sikap anatomi.
Otot Pancang
Pada umumnya otot pancang mengukuhkan sendi atau bagian tubuh sehingga mempertahankan bentuk atau sikap tubuh ketika otot penggerak utama bekerja.
Sinergis
Ini merupakan otot pancang yang khusus. Bila penggerak utama menyebrangi dua atau lebih sendi, otot sinergis mencegah gerak yang tidak diharapkan dari sendi-sendi yang di tengah.
Pengujian Otot
Cara anatomi
Kerja otot dilihat langsung dari letak origo dan insersinya. Otot dibebaskan kemudian diperiksa dengan menariknya, misalnya paa pembedahan. Cara anatomi biasanya merupakan satu-satunya cara untuk menentukan kerja otot yang letaknya amat dalam.
Cara Perabaan
Dengan cara ini subjek diminta untuk melakukan gerak tertentu kemudian pemeriksa melihat dan meraba otot mana yang aktif. Gerak itu dapat dilakukanntanpa beban dan deggan pengaruh gaya berat sekecil mungkin. Cara ini tentu ada kerugiannya. Otot yang letaknya dalam tidak dapat diperiksa.
Perangsangan Saraf
Perangsangan listrik pada titik motorik otot akan menyebabkan otot berkontraksi, dan bila perangsangan berulang-ulang otot akan teruss berkontraksi. Cara ini dapat digunakan pada subjek yang hidup, tetapi otot yang letaknya dalam mungkin tidak tercapai oleh rangsang.
Elektromiografi
Berkerutnya serabut otot didahului oleh hantaran impuls yang dapat direkam melalui berbagai alat. Bila sebuah otot aktif secara keseluruhan, maka kegiatan listriknya dapat ditentukan dengan meletakkan elektroda di dalam otot atau pada kulit di atasnya.
Cara Klinik
Pada kelainan susunan saraf pusat, otot dapat lumpuh dalam satu gerak tetapi masih berperan dalam gerak lainnya. Bahkan pada cedera saraf tepi atau kerusakan otot, pasien dapat mempelajari ggerak kiat (trick) dengan otot-otot lain untuk mengatasi atau menutupi kelemahan atau kelumpuhannya
Refleks dan Tonus Otot
Kebanyakan kerja otot bersufat refleks, artinya terjadi karen impuls sensorik yang mencapai medula spinalis dan menggiatkan sel-sel motorik.
TENDO DAN APONEUROSIS
Melekatnya otot pada tulang biasanya melalui urat yang panjang berbentuk mirip kawat, atau melalui aponeurosis yang relatif tipis dan lebar. Kedua bangun ini tersusun dari berkas-berkas serat kolagen yang sejajar. Tendo diselubungi oleh epitendineum, selaput jaringan ikat fibroelastik yang tipis yang melanjut ke dalam di sela-sela berkas.
BURSA
Bursa (kantung), seperti halnya sarung sinovial tendo, adalah kantung jarigan ikat yang permukaan dalamnya licin, dan berisi cairan sinovial. Bursa terdapat pada tendo yang bergesekan dengan tulang, ligamen, atau tendo lain, atau terdapat di tempat kulit bergesekan di atas tonjolan tulang.
FASIA
Fasia adalah jaringan ikat yang merupakan bahan pengemas, terdapat di daerah antara jaringan khusus, seperti otot. Fasia membentuk membran fibrosa yang memisahkan otot dari otot lainnya, dan masuk ke dalam otot membentuk apa yang dulu disebut fasia dalam. Fungsinya antara lain membentuk origo dan insersi otot, dan membentuk sabuk khusus (retinakulum) dan sarung fibrosa pada tendo. Fasia ini merupakan tempat lalunya pembuluh dan saraf dan melapisi bangun dalam sarung neurovaskuler. Dengan demikian, masing-masing dapat saling meluncur.
Kelebihan :
Menjelaskan secara detail tentang materi otot
Menjelaskan hal yang tidak dijelaskan di buku utama
Menggunakan contoh untuk mempermudah pemahaman
Bahasa yang digunakan cukup mudah dimengerti
Kekurangan :
Gambar yang disertakan tidak terlalu jelas
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Jaringan otot atau biasa disebut otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruhan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Dengan kemampuannya berkontraksi, otot mengemban 3 fungsi utama. Yaitu melaksanakan gerakan, memelihara postur tubuh dan memproduksi panas. Umumnya otot merupakan bagun tersendiri yang berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan gerak pada sendi tersebut. Serabut otot dikelompokkan atas serabut otot rangka (lurik), jantung, dan polos. Serabut otot rangka adalah sel-sel panjang dan berinti banyak yang pada mikroskop tampak bergaris-garis melintang. Sel-sel ini disarafi oleh serabut motorik dari sel saraf di sistem saraf pusat. Otot jantung juga tersusun dari serabut yang bergaris melintang, tetapi kegiatannya dikendalikan oleh sistem saraf autonom. Dinding kebanyakan alat dalam dan pembuluh darah mengandung serabut otot berbentuk kumparan yang tersusun membentuk lembaran, lapisan atau berkas. Sel-sel ini tidak bergaris melintang dan karenanya disebut serabut otot polos.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, dkk. 1995 . Anatomi . Jakarta : UI PRESS
Sinaga, Erlintan & Melva Silitong . 2011 . ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA . Medan : UNIMED PRESS
LAMPIRAN
Buku Utama
Buku Pembanding